PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 22 Desember 2016

Sinopsis The Legend of the Blue Sea Episode 11 Part 2

PS : All images credit and content copyright : SBS

Tuan Cha dan Jin Joo duduk dimeja makan, suaminya bertanya apakah tak bisa menghubungi Nam Doo dkk, Jin Joo dengan wajah lemas mengatakan  Ayah Goo Baek telah mengabaikan panggilanya, dan Tuan Cha sudah menelp ke kantor Tuan Kim dengan meninggalkan pesan tapi tak menghubunginya lagi.
“Hari itu, apa yang kita melakukan kesalahan?” pikir Jin Joo bahkan sampai selesai makan semua berjalan sempurna.Tuan Cha juga melihat CEO Kim yang makan dua piring telur gulungan.
Setelah itu, apa masalahnya?” ucap Jin Joo binggung, Nyonya Moo menyahut kalau mereka itu terburu-buru. Jin Joo tak mendengarnya bertanya apa yang dikatakanya.
“Saat aku mengantar makanan, sepertinya... suamimu agak terburu-buru. Suamimu melihat tamumu seperti orang baru pertama bertemu..., Aku saja bisa melihat niat tersembunyinya. Dari perspektif lain, mereka pasti merasa terbebani.”jelas Nyonya Moo
Jin Joo langsung melirik sinis pada suaminya yang berbuat kesalahan,  Tuan Cha merasa menyembunyikan niatnya, tapi apakah memang kelihatan. Nyonya Moo mengatakan  bisa melihatnya seperti bertanya-tanya mereka orang seperti apa dan sebagainya.  Jin Jo yakin kalau CEO Kim itu pasti merasa terbebani lalu memarahi suaminya padahal sudah susah payahmerencanakan ini semua. Nyonya Moo hanya bisa menutup wajah dengan piring karena melihat keduanya main pukul-pukulan. 


Joon Jae masuk ke rumah sambil ngedumel, kenapa Sim Chung itu pergi dari rumah yang hangat dan tidur di sauna, Nam Do melihat Joon Jae yang datang bertanya apakah sudah menemukan Sim Chung atau dia tak mau pulang. Joon Jae membanting tubuhnya di tempat tidur. Nam Do mengatakan akan tidur dikamar Joon Jae karena pemanas kamarnya tak menyala.
“Maksudku, jika ada masalah..., kau harusnya saling berhadapan di satu ruangan dan menyelesaikannya melalui komunikasi!” ucap Joon Jae kesal, Nam Do kembali bertanya dengan mata terpejam apakah Sim Chung  tidak mau pulang.
“Darimana dia belajar minggat dan kebiasaan jeleknya itu?” keluh Joon Jae, Nam Do menasehati tak boleh berbicara seperti itu karena Joon Jae juga melakukan saat masih SMA.
“Apa? Apakah Dia tidak mau pulang?” ucap Joon Jae, Nam Do bertanya Sim Chung mengatakan itu pada siapa. Joon Jae mengatakan pada si bajingan gila itu. 

Joon Jae tiba-tiba teringat saat maen ski bertanya apakah pria itu baik padanya,  Sim Chung mengatakan pria itu memayunginya waktu hujan, dan menggenggam tangannya waktu sendirian dan juga membuat ramyeon untuknya.
Joon Jae bisa mengingat kenangan saat di spanyol melakuan semuanya untuk Sim Chung, lalu berbicara sinis pada Sim Chung kalau seorang pria mengajaknya makan ramyun itu pasti orang cabul. Tiba-tiba Joon Jae tertawa seperti orang gila, karena pria yang dimaksud Sim Chung adalah dirinya.

Nam Do heran melihat Joon Jae, Joon Jae Teringat kembali kalau memperingatkan Sim Chin agar Jangan bergaul dengan orang-orang seperti itu dan harus berwaspada kalau ada orang-orang seperti itu karena pasti aslinya penuh nafsu. Nam Do masih binggung apa yang sebenarnya dengan Joon Jae yang tertawa sendiri mengaku itu dirinya, Joon Jae tertawa seperti orang gila karena bahagia, Nam Do yang ketakutan akhirnya memilih tidur dikamarnya saja walaupun dingin, lalu menyuruh Joon Jae agar minum obat saja. 


Joon Jae pergi ke sauna, menemakan Sim Chung yang sudah tertidur pulas, dan melihat seorang pria yang berpura-pura dengan mengeser mendekatinya, Joon Jae yang marah langsung menginjak badanya dan berpura-pura tak melihatnya. Si pria pun menjerit kesakitan.
Akhirnya Joon Jae berbaring disamping Sim Chung dengan menatapnya, lalu menopang kepala dengan wajah bahagia. Joon Jae pun tertidur pulas, Sim Chung terbangun saat membuka mata tersenyum melihat Joon Jae ada didepanya.
“Jangan buka matamu, Heo Joon Jae... Jangan bangun, Heo Joon Jae.Tetaplah seperti ini, Agar aku bisa melihatmu, Agar aku bisa menebus saat-saat dimana aku tidak bisa melihatmu. Aku tidak perlu bertanya padamu Dan kau juga tidak perlu merahasiakan apapun dariku. Jangan buka matamu, Heo Joon Jae.” Gumam Sim Chung terus menatapnya.
Sim Chung merasakan dingin, Joon Jae yang tertidur menendang selimutnya ke arah Sim Chung, Sim Chung khawatir kalau nanti Joon Jae yang malah kedinginan. Joon Jae seperti mengingau kalau udara panas sekali dan memiringkan tubuhnya, Sim Chung pun memakai selimut Joon Jae mengatakan dalam hati kalau sangat hangat, Joon Jae seperti tak tertidur dengan senyuman bisa mendengar suara hati Sim Chung. 

Si Ah memangil Bibi Moo dengan mencarinya ke dapur lalu berdeiri didepan pintu kamar tapi tak ada, dan bertanya-tanya kemana perginya si pembantu rumah tangga mereka. Ia melihat sebuah bingkai foto keluarga Nyonya Mo dan menaruh melihatnya, lalu berkomentar kalau Anaknya tampan juga.
Tiba-tiba Nyonya Moo datang bertanya apa yang dilakuan Si Ah dalam kamarnya. Si Ah kaget mengatakan kalau sedang  mencari kimchi dan ingin memberikannya buat seseorang. Nyonya Moo menyindir memangnya kimchi ada dalam kamarnya, Si Ah pun bergegas pergi keluar dari kamar. 

Beberapa makanan berada diatas meja, Si Ah mengatakan kalau Joon Jae, suka lauk buatan rumahnya jadi sengaja membawakanya. Nam Doo membenarkankalau makanan di meja rumah Si Ah itu memang enak. Joon Jae melirik kalau kedok mereka aka ketahuan, tapi Si Ah seperti tak sadar dengan menawarkan agar makan dirumahnya nanti jadi tetap hangat.
“Kalau makanan...,aku lebih suka yang dingin dan bisa makan di sini saja.” Ucap Joon Jae. Nam Do juga merasa seperti itu.
“Apa Sim Chung sudah pergi selamanya?” tanya Si Ah tak melihat sosok Sim Chung.
“Sepertinya dia akan kembali setelah berbaikan dengan Joon Jae.” Kata Nam Doo, Tae O melirik sinis pada Joon Jae karena membuat Sim Chung pergi, tapi Si Ah melihatnya berpikir kalau Tae O itu cemburu karena dirinya. 

Akhirnya Si Ah menarik Tae O sampai ke depan balkon,  memberitahu tak boleh terang-terangan di depan orang lain. Tae O binggung, Si Ah pikir Tae O itu pintar tapi menurutnya cinta itu membuat semua orang tak berdaya, lalu menrasa kalau tadi Tae O cemburu pada Joon Jae dan melotot, pasti karena dirinya.
“Apa sesulit itu melihat wajahku?” ucap Si Ah, Tae O mengaku tidak bahkan sudah melupakan yang tadi.
“Apa Kau ingin membuatku nyaman, walaupun dengan kebohongan? Cinta bukanlah hal yang bisa dihancurkan dengan mudahnya. Kenapa aku jugatidak sadar kau melakukannya?” kata Si Ah lalu meminta Tae O memberikan ponselnya untuk memberikan ponselnya.
Tae O pikir tak perlu, tapi tetap saja Si Ah ingin memberikanya nomornya dan berpesan kalau memang perasaanya terlalu berat maka jangan ditahan lagi, dan menelpnya karena kalau terlalu merindukanseseorang, nanti bisa sakit. Selain itu meskipun ia tak bisa membalas perasan Tae O tapi tetap bisa mentraktirknya minum. Tae O hanya bisa tertunduk diam karena kejadian tadi membuatnya jadi serba salah. 

Sim Chung melihat genangan air kolam sambil bergumam kalau Orang menganggap situasi di hadapanny ini menggiurkan, tapi tak bisa dipenuhi. Saat itu terlihat orang yang berjalan terburu-buru dan menyenggol Sim Chung, Sim Chung pun kehilangan keseimbanganya.
Joon Jae menariknya dan langsung memeluknya dengan erat,  Dan bisa mendengar suara hati Sim Chung kalau jatuh ke air pasti Joon Jae akan tahu semuanya. Joon Jae bersikap seperti sebelumnya memarahi Sim Chung kalau terpeleset dan jatuh  bisa kena gegar otak jadi memintanya agar berhati-hati. 
Seorang yang ada diperahu karet bermain dengan saling menyiram, Joon jae pun menyelamatkan Sim Chung kembali. Sim Chung khawatir melihat baju Joon Jae yang basah karena menyelamatkanya. Joon Jae langsung memarahi wanita yang main air dengan menyuruhnya main dikolam renang saja. 

Sim Chung duduk sendirian, lalu tiba-tiba anak kecil tak sengaja menjatuhkan gelasnya ketika ingin mengambil air. Kaki Sim Chung lagsung buru-buru ditarik, Joon Jae yang melihatnya langsung mengendong sim Chung dan  memarahi si anak sampai akhirnya menangis, berkata kalau air itu berbahaya, Ibu dari si anak akhirnya datang merasa kalau air tak berbahaya.
“Mana mungkin air tidak berbahaya? Airlah yang paling berbahaya. Kalau salah sedikit, air itu bisa kena saluran listrik. Kalau kau memasukkan hidungmu dalam mangkuk air, orang bisa mati!” teriak Joon Jae, Ibunya pun menyuruh anaknya pergi saja. Seorang ahjumma melihat tingkah Joon Jae terlihat menahan amarah. 

Joon Jae melihat anak-anak yang sedang bermain tembakan air dan kembali memarahinya, menyuruhnya untuk Main sana di ruangan es. Si Bibi yang sedang makan melihat Joon Jae sepertinya tidak normal. Akhirya Joo Jae pergi ke bagian depan bertanya apakh  menyediakan celana panjang untuk wanita. Si pgawai binggung karena semua mengunakan celana pendek.
“Apa Satu pun tidak ada? Celana panjang atau rok panjang, apapun itu.  Banyak hal-hal berbahaya di sana.” Ucap Joon Jae. Si  pegawai benar-benar heran dengan tingkah Joon Jae. 

Joon Jae akhirnya sibuk memindahkan dispenser agar menjauh dari Sim Chung yang membuat semua orang merasa risih. Si Bibi akhirnya mendekati Sim Chung bertanya kapan akan pulang, lalu menceritakan dulu juga pernah bertengkar dengan suaminya ditempat ini dan mengatakan kalau sangat risih dengan tingkah suami Sim Chung dengan menunjuk pada Joon Jae. Sim Chun binggung maksud dengan suaminya. 
“Tentu saja suamimu, bukan suamiku. Suamimu itu aneh sekali.Kami kesal sekali disini! Apa Kalian tidak bisa pulang saja? Aku tidak tahu apa alasannya, tapi berbaikanlah dengan dia. Serta Pulanglah waktu dia mengajakmu pulang.” Ucap Si Bibi, Sim Chung hanya diam menatap Joon Jae yang sibuk sendirian. 

Jin Joo menjemput anaknya, dengan memanggil Elizabeth saat baru keluar dari sekolah. Lalu bertanya keberdaan Yoo Na, Elizabeth dengan kesal mengatakan tak tahu, Jin Joo memberitahu anaknya kalau harus berteman denganya karena itu peluang besar tersembunyi dari CEO Kim.
Elizabeth ingin tahu apa maksudnya, Jin Joo pikir anaknya tak perlu tahu, lalu melihat Yoo Na yang berjalan sendirian langsung menghampirinya, Yoo Na pun membuangkan badan menyapanya, sementara Elizabeth terlihat sinis melihat Yoo Na.
“Oh, katanya kau mau belajar berenang, Beritahu ibumu kalau kau masuk ke tim renang Elizabeth.” Ucap Jin Joo, Yoo Na pun mengucapkan terimakasih.
“Ah, dan juga. Unni yang di minimarket itu. kalau kau bertemu dia lagi, beritahu dia tentang aku.” Kata Jin Jo, Yoo Na mengangguk mengerti, lalu bertanya apa yang akan dikatakan Yoo Na nanti.
“Ada Ahjumma yang anehnya, baik sekali padaku belakangan ini.” Kata Yoo Na polos, Jin Joo pikir Yoo Na memang anak yang jujur lalu meminta agar memberitahu kalau ibunya Elizabeth bersikap baik padanya karena itu aku tak sabar ingin sekolah


Yoo Na bertemu dengan Sim Chung disuna dengan menceritakan hal yang disampikan ibu Elizabeth padanya. Sim Chung tak menyangka mendengarnya. Yoo Na mengaku kalau Jin Joo yang menyuruhnya padahal ia tidak mau pergi sekolah. Sim Chung menayakan alasanya.
“Sebentar lagi ada acara sekolah, kami disuruh mengundang keluarga masing-masing. Tapi, aku tidak suka itu. Tidak ada orang yang mau datang melihatku di sekolah.” Cerita Yoo Na, Sim Chung bertanya apakah ibunya sibuk

“Tahun lalu, dan saat aku masih TK pun. Walau aku bernyanyi dan menari pun, tidak ada yang mau datang melihatku dan Tidak ada yang mendukungku. Ini Membosankan sekali.” Keluh Yoo Na, beberapa anak sedang mengerubingi santa yang ada didalam sauna.
“Aku melihatnya di TV. Saat Natal, Santa memberikan hadiah dan mengabulkan permohonanmu.” Kata Sim Chung yang percaya, Yoo Na pikir dirinya bukan anak kecil, karena sudah menangis berkali-kali, tapi tak ada hasilnya juga. Sim Chung pun sadar kalau sudah menangis beberapa kali lalu mengusulkan untuk memohon pada pria itu


Yoo Na pun mendekati si paman untuk menyampaikan permohonanya pada Santa,  Paman itu memberitahu tidak akan menyampaikannya padanya tapi menulisnya dikertas dan menggantungnya di pohon, santa pasti akan membacanya.
“Apa Kau sungguh tak bisa menyampaikan padanya?” tanya Sim Chung, Si paman terlihat binggung.
“Aku ingin kau juga menyampaikan permohonanku pada Santa. Aku menangis beberapa kali, tapi itu karena situasinya.  Jadi, aku ingin menjelaskan padanya. Apa aku bisa menghubungi dia?” kata Sim Chung polos. Pria itu pun mengambil kesempatan dengan meminta nomor telp Sim Chung kalau nanti ia yang akan menghubunginya.
Yoo Na pun menuliskan permohonannya “Kuharap Ibu dan Ayah datang ke acara pertunjukan” dan mengantungnya pada pohon natal, lalu melihat ke Sim Chung yang menuliskan juga permohonanya untuk mengharapkan keingiannya.

Elizabeth dengan gayanya memang sebuket bunga dan berpose pada ibunya, beberapa orang pun terlihat bahagia datang dengan orang tuanya. Yoo Na datang sendirian, Jin Joo pun langsung menghampirinya,  bertanya apakah ibunya akan datang hari ini,
“Ibu Yoo Na biasanya tidak datang ke acara seperti ini. Itu karena ibunya sibuk.” Kata Elizbeth sinis, tiba-tiba Sim Chung dengan gayanya terlihat seperti wanita kaya raya berjalan dengan anggun memanggil Yoo Na.
“Ibumu minta bantuan padaku. Dia memintaku untuk mendukungmu, memotretmu, dan bersorak bagimu.” Kata Sim Chung, Jin Joo pun mengambil kesempatan menyapa Sim Chung dengan berkomentar  cukup dekat dengan Ibu Yoo Na. Sim Chung mengatakan kalau mereka bersahabat dekat.

Joon Jae tiba-tiba datang melihat Sim Chung yang sudah datang, Jin Joo kaget melihat “CEO Kim” yang dikenalnya juga datang. Sim Chung berbisik darimana Joon Jae bisa mengetahui keberadaanya. Joon Jae berisik kalau tahu segalanya, dengan Nam Doo dan Tae O mengikuti dibelakangnya. Joon Jae dengan penuh kasih sayang mengendong Yoo Na memujinya anak cantik.
Jin Joo menyapa Nam Do yang mengaku sudah menelpnya berkali-kali, Nam Do berusaha tenang dengan membawa buket bunganya, Jin Joo pun bersikap santai karena tak ingin terburu-buru. Saat penampilan Yoo Na diatas panggung, Sim Chung dan Joon Jae seperti layaknya sepasang ayah dan ibu mendukung anaknya. 


Setelah acara selesai, Nam Doo serta Tae O duduk bersama dengan Jin Joo dan orang tua lainya. Sementara Sim Chung dan Joon Jae sibuk mengambil foto Yoo Na seperti orang tua lainya. Yoo Na lalu mengambil ponsel Sim Chung karena ingin mengambil foto mereka berdua, Joon Jae terlihat gugup berdiri disamping Sim Chung, Yoo Na mengeluh pada Unnie dan Oppa agar menyuruhnya lebih berdekatan.
Joon Jae heran dengan panggilan Yoo Na dulu Ahjussi sekarang Oppa, Yoo Na kembali menyuruh keduanya berdekatan, Joon Jae pun memeluk erat Sim Chung seperti tak mau kehilangan. Sim Chung pun tersenyum dengan bergumam kalau ia bahagia dan Joon Jae pun bisa mendengarnya dan keduanya pun foto dengan wajah bahagia. 

Sebuah taksi diparkir depan sekolah, Seorang ibu meminta agar diantar ke Chungdamdong, tapi sopir taksi dengan suara Dae Young mengatakan kalau sedang tidak berkerja dan melihat Sim Chung dan Joon Jae keluar sekolah langsung mengikutinya.
Akhirnya mereka berempat pun minum jus bersama direstoran,  Nam Do berkomentar kalau Suasana rumah ini jadi bagus kalau Sim Chung sudah pulang, karena sebelumnya terasa hampa. Sim Chung sambil membuka antingnya kalau hari ini berbohong demi Yoo Na, Nam Do pun menyakinkan kalau  Di dunia, ada namanya kebohongan demi kebaikan.
“Tapi kalian itu lebih banyak berbohong dan membahayakan orang.” Ungkap Sim Chung tak menyetujui perkerjaan mereka.Nam Do tak percaya Sim Chung bisa pintar berbicara sekarang.
“Heo Joon Jae. Kau bisa berjanji padaku? Kalau kau akan berbohong yang baik-baik saja dan Berjanjilah kau tidak akan berbohong yang akan menyakiti orang lain.” Kata Sim Chung, Joon Jae kaget karena diminta berjanji didepan dua orang temanya.
Sim Chung menatapnya, akhirnya Joon Jae pun mengatakan berjanji, tidak akan berbohong yang menyakiti orang. Nam Doo kaget dengan mengodanya kalau itu yang didengar hanya kebohongan saja.  Joon Jae melirik ke arah mesin boneka didepan minimarket, lalu menyuruh keduanya pulangs aja karena ingin pergi bersama Sim Chung ke suatu tempat bersama. 


Mereka pergi ke sebuah taman dengan banyak lampu yang meneranngi seperti sebuah pohon yang besar, Joon Jae meminta agar Sim Chung menunggunya. Sementara di tempat lain, Deketif Ho bersama dengan anak buahnya memastikan kalau sudah hubungi tim bantuan. Anak buahnya mengatakan sudah dan takut kalau kali ini informasi yang mereka temukan itu salah.
Detektif Ho seperti yakin karena  Ada seseorang yang melaporkan melihat Ma Dae Young tempat ini. Anak buahnya melihat banyak sekali orang yang ada ditaman, mereka pun akhirnya berpencar untuk mencarinya. 

Joon Jae kembali dengan membawakan sebuah boneka cumi berwarna pink yang dingikan Sim Chung selama ini, saat akan melangkah telinganya kembali mendengar suara hati Sim Chung yang membuatnya menghentikan langkahnya.
“Heo Joon Jae.. Saat aku menyeberangi lautan demi menemukanmu..., aku melihat bintang-bintang indah setiap malam. Tapi aku kesepian karena sendirian. Aku lelah dan takut. Tapi sekarang, apa tak masalah bila aku gelisah seperti ini? Apa aku tetap bahagia? Apakah aku tetap mencintaimu?” gumam Sim Chung
Joon Jae akan mendekatinya, tapi seseorang menepuk bahunya, Detektif Ho akhirnya bisa menangkap Joon Jae dan langsung memborgol tanganya, boneka yang dipegang Joon Jae pun terjatuh.
“Aku harusnya menangkap harimau sekarang, tapi.. yang kudapat malah kelinci, Ini tak jadi masalah.” Kata Detektif Ho
“Aku akan ikut denganmu diam-diam, tapi jangan hubungi siapa pun.” Ucap Joon Jae pasrah pergi.


Saat itu Joon Jae kembali mendengar suara hati Sim Chung yang meminta agar cepat datang, Joon Jae hanya bisa menatap Sim Chung dari kejauhan dan harus dibawa ke kantor polisi  
"Anak laki-laki itu itu mencintai putri duyung, dan bisa mendengar suaranya. Meskipun dia menghapus ingatannya berulang-ulang..., meskipun dia terlahir lagi di dunia lain..., Memang itulah nasibnya untukmencintai putri duyung lagi. Jadi..., Pada akhirnya, dia bisa mendengar suara putri duyung itu lagi. Ternyata...akulah anak itu.”
Sebuah mobil taksi berhenti, seperti Dae Young dengan mimpinya bisa mengetahui kalau Sim Chung adalah Putri duyung dan ingin menangkapnya dengan melihat Sim Chung yang berdiri sendirian. 

Epilog
Sim Chung memberitahu ingin akan pria itu menyampaikan permohonanknya pada Santa. Akhirnya si pria pun meminta agar memberikan nomor ponselnya agar bisa menghubungi, Sim Chung yang polos pun memberikanya.
Ketika si pria sudah selesai berkerja, Joon Jae sudah menunggu didepan pintu, karena mengetahui kalau sudah memiliki nomor telp pacarnya dengan alasan bisa menghubungi santa, Si pria kelihatan ketakutan dan memberikan kertasnya, Joon Jae pun langsung merobeknya dengan memastikan tidak merobeknya.
Sementara di pohon tertulis harapan Yoo Na “Kuharap ayah dan ibuku datang ke acara Natal sekolah.” Lalu Sim Chung “Kuharap aku bisa kencan dengan Heo Joon Jae di bawah pohon yang indah. Untuk tahun ini, tahun depan, dan tahun-tahun berikutnya.” Sementara Joon Jae menuliskan “Kuharap aku bisa menepati semua janjiku padamu.”
bersambung ke episode 12

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar