PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 28 Februari 2017

Sinopsis Strong Woman Do Bong Soon Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JTBC
Bing Soon kesal karena orang berpangkat tinggi selalu menyalahgunakan kekuasaan mereka dan juga kenapa menyuruhnya datang.  Mata Bong Sook tiba-tiba melihat sosok orang yang membuat hatinya berbunga-bunga, Gook Doo sedang duduk didepan kamar pasien
“Ini aku, apa Kau tahu...Aku melihatmu.Aku di rumah sakit, sedang mengunjungi seseorang Dan melihatmu.” Ucap Bong Soon tersipu malu, Gook Doo melihat kesana kemari lalu menemukan Bong Soon seperti dengan nada tak peduli.
Bong Soon pun mendekati Gook Do bertanya kenapa ada dirumah sakitu, Gook Doo mengatakan sedang menjagakorban lalu balik bertanya. Bong Soo mengaku kalau mengunjungi seseorang. Gook Doo ingin tahu siapa orangnya. Bong Soo kebinggungan menceritakanya. Saat itu seorang dokter masuk ke ruangan menyuntikan sesuatu pada tubuh korban.

“Pokoknya, dia habis main adu ayam, tapiia terjatuh dan tulang ekor nya patah.” Cerita Bong Soo, Gook Doo binggung karena hanya bermain seperti itu bisa membuat tulang ekor patah.
“Apa Kau yang jadi lawannya?” ucap Gook Doo, Bong Soo menyangkalnya.
“Lalu mengapa kaudatang mengunjunginya?Di siang seperti ini seharusnya bekerja! Cepat Cari pekerjaan!Kenapa kau malah datang ke sini?”ucap Gook Do seperti meremehkan Bong Soon.
“Aku sudah dapatpekerjaan, Gook Doo” kata Bong Soon, Gook Doo pun memuji walaupun dengan nada datar.
Akhirnya Gook Doo meminta tolong pada Bong Soon agar menjaga pasien sebentar karena ingin pergi ke toilet lalu meminta agar menelp kalau melihat melihat siapa punyang masuk jika bukan dokter atau perawat.Bong Soon mengangguk mengerti. 


Pasien bernama Kim Ji Won, tiba-tiba mengalami kejang, Bong Soon sempat panik, seorang dokter langsung masuk ruangan membawa Nona Kim dengan tempat tidur trolly memberitahu kalau akan memindahkannya ke ruang operasi karena pasien dalam keadaan kritis. Bong Soon menganguk mengerti.
Saat itu Gook Doo selesai dari toilet sempat berpapasan dengan dokter yang menbawa Nona Kim dengan wajah tertutup kain. Bong Soon langsung memberitahu Gook Doo kalau dokter membawa Nona Kim karena akan di operasi darurat. Gook Doo kaget.
Dokter yang sebenernya datang dengan perawat bertanya keberadaan pasienya. Bong Soon pun memberitahu tentang dokter sebelumya, Dokter itu bilang beradadi ruang operasi sebelumnya. Bong Soon teringat kalau suaranya berbeda dengan dokter sebelumnya walaupun mengunakan kacamata yang sama. Gook Doo bertanya sejak kapan wanita itu dibawa pergi. Bong Soon pikir sudah sekitar lima menit yang lalu. 

Gook Doo langsung berlari ke arah lift tapi si Nona Kim dan Dokter Gadungan sudah masuk lift lebih dulu. Gook Doo mengejarnya dari tangga darurat sambil menelp atasanya kalau Tersangka telah munculdengan membawa korban dan melarikan diri.
Nona Kim dan Dokter berganti dengan mengunakan kursi roda. Gook Doo tak bisa menemukan si Korban dan pelaku, sampai akhirnya tersadar saat melihat di lobby, Nona Kim dibawa dengan kursi roda.
Ia pun berlari masuk ke lobby dan melihat CCTV yang merekam saat Nona Kim dibawa ke parkiran bawah tanah. Gook Doo berlari sementara si pelaku mengendong Nona Kim menuruni tangga. Sampai di pakiran Gook Doo kehilangan jejak karena banyaknya mobil yang keluar. Dan si pelaku bisa membawa Nona Kim ke ruangan bawah tanah. 
Gook Doo akhirnya pergi ke ruangan CCTV meminta agar ditunjukan saat si dokter membawa si pasien keluar, seperti si pelaku bisa tahu arah kemera tak menunjukan wajahnya.  Ia terlihat sangat marah karena tak bisa menangkap si pelaku, Bong Soon yang melihatnya melihat seperti tak enak hati karena membuat Gook Doo kesusahan sekarang. 

“Maafkan aku, Gook Du. Ini semua salahku.” Ucap Bong Soon setelah berjalan keluar dari ruangan CCTV. Gook Doo tak ingin menyalahkan Bong Soon karena memang tadi dirinya yang pergi ke toilet.
“Aku minta maaf... Apa menurutmu wanita itu akan baik-baik saja?” kata Bong Soon khawatir.
“Jangan khawatir. Aku yakin dia tidak membawanya pergi untuk bisa membunuhnya. Aku akan menemukannya, tidak peduli apapun.” Kata Gook Doo penuh amarah.
Bong Soon seperti ingin sekali membantu Gook Doo, lalu teringat dokter itu memberitahu kalau akan memindahkannya ke ruang operasi karena dalam keadaan kritis. Ia memberitahu Gook Doo kalau mendengar suara tersangka.
“Apa Kau ingat bagaimana suaranya? Apa kau akan mengenalinya jika mendengarnya lagi?” tanya Gook Doo memastikan, Bong Sook yakin bisa mengingatnya.
“Aku harus kembali ke kantor, jadi Cepat pulanglah, Kau harus pulang naik taksi saja. Aku akan memanggil taksi untukmu.”ucap Gook Doo.
Bong Soon seperti masih merasa bersalah dengan teman masa kecilnya itu. Gook Doo menatap Bong Soon menyakinkan kalau ini bukan salah Bong Soon dan Jangan terlalu khawatir.

Si pelaku menaruh ona Kim pada tempat tidur dengan menganti baju mengunakan dress putih. Bong Soon menyadarkan kepalanya di di di taksi memikirkan Gook Doo kalau nanti kena marah, karena kehilangan tersangka. Gook Doo hanya bisa hanya bisa tertunduk kena marah ketua Yook.
“DasarBrengsek! Kita bisa saja diberhentikan karena ini! Korban diculik Dan juga ada polisi yang tengah mengawal di rumah sakit!” teriak Ketua tim Yook.
“Ini semua salahku, Pak. Aku akan menerima hukuman apa pun yang mereka putuskan padaku.” Ucap  Gook Doo mau bertanggung jawab.
“Tidak ada yang bisa kita lakukan selain menangkap orang itu. Aku akan mencoba supaya hukumanmu dihentikan, jadi cepat segera periksa rekaman CCTV dari tempat parkir, dan cari nomor plat nya!” perintah Ketua Yook.

“Kekuatan pidana ini benar-benar bukan main, Pak.Ia tampaknya lebih mengandalkanotak dibandingkan otot.Bagaimana mungkin ia tidak meninggalkan sidik jari satupun di TKP? Bukankah itu aneh? Coba kalu Lihat saja dia. Beraninya ia merangkak ke rumah sakit! Dan juga Aku perlu izin supaya saksi dapat dilindungi.” Ucap Gook Doo penuh amarah.
Ketua Tim terlihat binggung, Gook Doo memberitahu kalau  Do Bong Soon. Orang itu melihat wajahnya. Ketua Tim Yook merasa kalau Nama itu terdengar akrab. Detektif Kim mengetahui itu nona  Avengers tapi melihat Bong Soon memukuli tujuh preman sendirian. Gook Doo mengatakan kalau Bong Soon pasti berada dalam bahaya dan hanya seorang wanita yang lemah. Ketua Tim pun mulai mengumpat kesal. 
Bong Soon terdiam menatap langit didepanya, saat itu Bong Ki keluar melihat kakaknya yang berdiri sendirian dan belum tidur. Bong Sook melihat adiknya memastikan kalau korban baik-baik saja dan  tidak akan membunuhnya.
“Dia tidak akan membawanya jika itu yang ia rencanakan. Dia masih membutuhkan perawatan, selain itu juga Aku jadi mengkhawatirkannya.” Ucap Bong Ki
“Meskipun aku punya kekuatan super, kekuatan itu tidak ada gunanya di saat seperti ini. Apa menurutmu, ada hal yang bisa kulakukan dengan kekuatanku untuk membantunya?” kata Bong Soon merasa dirinya tak berguna. Bong Ki hanya diam saja lalu sebuah bintang jatuh pun terlihat. 

Bong Soon masuk kantor heran melihat jadwal Min Hyuk yang banyak sekali, Saat itu Min Hyuk datang melihat kalaua tidak ada pesan menakutkan yang menunggunya hari ini dengan mengejek kemampuan hacking si pelaku yang Menyedihkan sekali dan hanya seorang amatir karena sudah mengubah kata sandinya. Bong Soon pun mengikut Min Hyuk masuk.
“Oh ya, katanya ada insidenlain di lingkungan rumahmu.” Kata Min Hyuk mulai membahasnya.
“Dia diculik saat aku berada di rumah sakit.” Kata Bong Soon sedih, Min Hyuk kaget dan langsung menyalakan TV diruanganya.
“Ny. Kim, guru SMA yang menjadi korban insiden penyerangan, Seorang pria, yang berpakaian seperti dokter, menculiknya dari rumah sakit Polisi melihat ke dalam rekaman dashcam dan rekaman CCTV dalam upaya untuk mengetahui plat nomor tersangka, dan...” 

Min Hyuk langsung mematikan Tvnya merasa kalau kejadian ini sangat menarik. Bong Soon binggung karena Min Hyuk merasa senang saat ada  seseorang diculik. Min Hyuk merasa kalau  Kriminal ini sungguh sangat sesuatu dan ingin si pelaku ditangkap.
“Tapi... Mereka tidak akan mampu. Karena dia mungkin jauh lebih pintar dari polisi. Wah, ini gila. Kenapa dia membunuh satu orang, dan membiarkan yang satu nya lagi hidup?” kata Min Hyuk penasaran.
“Apa menurutmu, pelaku itu orang yang sama, di balik kedua insiden ini?” kata Bong Soon, Min Hyuk yakin tentu saja itu sudah pasti.
“Polisi mengatakan bahwa itu bukan orang yang sama.” Kata Bong Soon.
“Itu yang mereka pikirkan. Mereka harus berpikir apa yang akan penjahat lakukan. Pelakuanya orang yang sama.” Jelas Min Hyuk yakin
“Menurut seorang Profiler (Seseorang yg mencatat & memeriksa karakteristik psikologis & prilaku seseorang, biasanya utk mengidentifikasi kriminal). Dia mengatakan di TV bahwa tersangka kedua ingin menunjukkan, kalau dia sangat lebih berbahaya dibandingkan pembunuh yang sebenarnya itulah sebabnya ia merusak TKP yang pertama.” Ucap Bong Soon.

“Dia salah... Polisi membawa bukti sebisa mereka setelah insiden pertama. Lalu apa guna nyamenghancurkan TKP setelah itu?Pembunuh yang sebenarnyatidak akan melakukan itu.Mereka lebih menelusuri siapa yang melakukan kejahatan dengan lebih kejam, maka pembunuhan bisa jadi lebih masuk akal.” Jelas Min Hyuk.
“Dia tidak membunuhnya. Jadi Kenapa menurutmu? Itu Karena dia tidak pernah bermaksud untuk membunuh siapa pun. Jika dia melakukannya, dia pastinya akan menikam jantung atau leher wanita itu lebih dulu. Dan tidak berniat melakukan penyerangan secara seksual. Dia mengancam wanita dengan pisau karena melawan. Karena dia tidak ahli memakai pisau,  maka ia akhirnya membunuhnya.” Jelas Min Hyuk sambil mengambil minumnya
Bong Soon terdiam mendengarnya ucapan Min Hyuk, Min Hyuk yakin kalau si pelaku membunuhnya secara tidak sengaja.Bong Soon heran karena Min Hyuk seperti tahu banyak dan rasanya, sama saja dengan seorang kriminal. Min Hyuk memberitahu kalau Saat  kecil, impianya menjadi seorang penjahat. Bong Soon kaget mendengarnya.
“Apa Sekretaris Bong masih berbaring di tempat tidur itu?Kudengar, tulang ekor nya patah” kata Min Hyuk mengalihkan pembicaraaan merasa tak percaya kalau Bong Soon memang sesuatu.
“Lalu, kenapa juga kau memaksa kita untuk main adu ayam, padahal kami sudah menolak dan membuatnya menderita seperti itu?” keluh Bong Soon kesal 


Bong Sook melihat ponselnya wajahnya langsung berbinar melihat siapa yang menelpnya, Gook Doo memberitahu kalau nanti ada polisi yang akan  mengawalnya jadi tidak perlu khawatir, lalu menanyakan keberadaanya sekarang. Bong Soon pikir dirinya baik-baik saja jadi Gook Doo tak perlu  mengkhawatirkannya.
“Hei, apa kau mau tanggung jawab kalau ada yang tidak beres? Menolak adalah obstruksi keadilan, Jadi Lakukan saja seperti yang kukatakan. Kau dimana? Aku akan mengirim dia sekarang.” Kata Gook Doo dengan nada tinggi.
“Gook Doo. Aku mendapatkan pekerjaan dan bekerja sebagai sekretaris di Ainsoft.” Ucap Bong Soon.
“Ahh.. Benarkah? Kalau begitu, apa kau akan berada di gedung perusahaan sepanjang hari?”tanya Gook Doo
“Tidak, aku pergi ke berbagai tempat. Presdirku adalah orang yang sangat sibuk.” Jelas Bong Soon.
Min Hyuk yang mendengar ucapan Bong Soon seperti terdengar kalimat  penghinaan. Gook Doo memberitahu kalau Nama polisi nya Choi Shi Won jadi segera menelp kalau Polisi Choi sudah datang, Bong Soon mengerti dengan wajah tersenyum bahagia berpesan agar makan tiga kali sehari.

Min Hyuk bertanya siapa yang menelp pengawalnya itu. Bong Soon mengaku itu dari temanya yang lulus sebagai murid terpintar kelasnya di akademi polisi. Min Hyuk bisa menebak kalau itu In Gook Do. Bong Soon kaget Min Hyuk bisa mengetahuinya. Min Hyuk mendengar kalau tadi Bong Soon menyebut nama Gook Do dengan nada manis. Bong Soon pikir tak menyembut nama depanya.
“Apa Kau tidak ingat kita pertama kali bertemu dimana? Dia polisi waktu itu, kan? Cara bicaramu padanya dan padaku sangat berbeda sekali.” Ejek Min Hyuk
“Karena kau adalah bosku dan dia adalah temanku. Tentu saja aku berbicara kepadamu secara berbeda.” Ucap Bong Soon. 
“Tapi kau memperlakukan dia seperti Bos-mu, dan kau memperlakukan atasanmu seperti sampah.” Kata Min Hyuk  Bong Soon menyangkal dan itu hanya perasaan Min Hyuk saja.
“Kau suka polisi itu, kan?” ucap Min Hyuk blak-blakan, Bong Soon makin terkejut Min Hyuk mengetahuinya lagi.


Min Hyuk bisa membaca semuanya dan sikap Bong Soon yang kelihatan sangat jelas. Bong Soon mengaku kalau Gook Doo itu tampan. Min Hyuk mengakui kalau Gook Doo itu benar-benar tipenya. Bong Sook kaget dengan komentar Min Hyuk.
“Pria tidak akan tertarik padamu jika kau menunjukkan perasaanmu terlalu jelas. Dan aku yakin itu terlihat sangat jelas di matanya, karena aku menyadari itu juga.” Ucap Min Hyuk
“Katamu kau tidak suka polisi! Kalau begitu Terus saja benci mereka!” ucap Bong Soon dongkol
“Aku tidak membenci polisi yang seksi.” Ungkap Min Hyuk, Bong Soon pun   memberitahu kalau ada seorang polisi yang akan menempel dekat mereka. Min Hyuk binggung. 

Wajah Min Hyuk terlihat kesal karena  Polisi Choi yang akan mengikuti Bong Soon sepanjang hari. Polisi Choi membenarkanya, Min Hyuk tak habis pikkir karena Do Bong Soon akan mengikutinya kesana-kemari lalu poisi Choi juga akan mengikutinya.
“Maaf, Pak Polisi... Kau tidak perlu untuk mengikutinya sepanjang hari. Dia jauh lebih kuat darimu. Jika tidak percaya, coba adu panco dengan nya Atau main adu ayam.” Kata Min Hyuk mengajak bicara dengan polisi yang tinggi besar.
“Aku sedang menjalankan tugas sekarang.” Kata Polisi Choi tak peduli. Min Hyuk terlihat benar-benar kesal mengambil jaket dan pergi keluar ruangan, Bong Soon mengikutinya begitu juga Polisi Choi. 

Min Hyuk mengemudikan mobil dengan Bong Soon duduk disamping dan Polisi Choi dibelakang, lalu membahas tentang  Tulang ekor SekretarisGong yang masih belum sembuh. Bong Soon pikir sudah memberitahu kalau belum sembuh.
“Ahh.. ini Tak heran, karena kau mematahkannya jadi tiga bagian, bukan hanya dua. Manusia tidak boleh kehilangan ekor mereka selagi tumbuh.” Ucap Min Hyuk langsung membahas tentang film avatar dengan semua pemainya mengunakan ekor agar Polisi Choi ketakutan. Seperti polisi Choi tak begitu peduli.
“Jadi, berapa lama kau akan terus mengikutinya?” tanya Min Hyuk kesal, Polisi Choi menjawab sampai menerima perintah baru.
“Alasan nomor satu mengapa aku tidak suka polisi: karena kesetiaan mereka. Dan Juga, mereka hanya bertindak setelah fakta. Alasan ketiga: mereka melakukan hal-hal yang tidak berguna seperti itu. Dan alasan keempat... mereka tidak mendengarkan, bahkan saat aku memberi mereka peringatan.” Ucap Min Hyuk kesal 

Saat itu Nona Kim sudah mengunakan dress putih dengan tangan diikat, si pelaku yang menutupi wajanya melihat Nona Kim sudah terbangun, Nona Kim terlihat ketakutan ingin melepaskan tanganya. Si pelaku menyuruh berhenti kalau sangat sulit membawa si wanita hidup-hidup ke dalam ruanganya.
“Pengantin pertamaku” ucap Si Pelaku, Nona Kim meminta agar bisa diselamatkan dan tetap hidup.
“Kau hampir mati, tapi aku menyelamatkanmu! Jadi Diamlah.” Ucap Si pelaku, Nona Kim terus meminta agar bisa dilepaskan.
“Berhenti berkata seperti itu, Apa Kau pernah melihat seorang pengantin laki-laki menggoda pengantinnya?” ucap si pelaku Lalu mengambil sebuah gambar dengan menyuruh nona Kim agar tersenyum. Beberapa figura sudh disiapkan dan foto Nona Kim tertempel disana. 

Min Hyuk duduk sebagai pengisi acara dalam suara event tentang game online. Bong Soon melihat sekeliling karena takut ada yang akan melukai Min Hyuk. Saat itu Bong Soon melihat sosok pria yang mencurigakan didepan pintu dengan masker.
Ia pun ingin mengikutinya, Polisi Choi pun juga ikut dibelakanganya. Bong Soon merasa tak nyaman memberitahu kalau dirinya akan baik-baik saja jadi lebih baik tinggal diam. Polisi Choi menolak karena ini adalah tugasnya. 

Saat itu Min Hyuk keluar dari ruangan ballroom, Bong Soon bertanya mau kemana atasanya itu. Min Hyuk memberitahu akan pergi ke Toilet. Bong Soon sudah siap mengikutinya. Min Hyuk tak percaya Bong Soon ingin ikut juga, lalu menyuruh Polisi agar mengikutinya masuk ke dalam toilet.  Bong Soon pun heran karena dirinya itu bertindak sebagai pengawal.
Dalam toilet Min Hyuk terus mengoceh agar mengadu ayam dengan Bong Soon, Si polisi kembali menegaskan sedang menjalankan tugas sekarang. Min Hyuk memberitahu kalau Wanita dari insiden Dobong-dong yang diculik masih hidup dan yakin si pelaku pasti tidak akan membunuhnya Jadi meminta agar berhenti menelusuri orang-orang yang menjadi penjahat berulang atau orang yang didakwa dengan penyerangan, pemerkosaan, atau pembunuhan karena itu hanya buang-buang waktu.


Bong Soon pun melihat si pria mencurigakan berjalan tak jauh darinya dan mencoba mengikutinya. Saat itu seorang pria mencuci tangan dengan mengunakan maskernya, Min Hyuk pun keluar tak melihat Bong Soon lalu berteriak memanggilnya dengan suara panik. Bong Soon pun berlari datang menghampirinya dengan wajah kesal karena kehilangan dia. Min Hyuk pun bertanya siapa yang dimaksud.
“Ada orang yang mencurigakan. Tapi dia menghilangdalam sekejap mata!” ucap Bong Soon.
“Orang yang mencurigakan itu tidak terlihat mencurigakan. Apa Kau pikir semua orang yang memakai topi itu penculik dan  masker adalah pencuri? Mereka terlihat seperti orang-orang kebanyakan...” ucap Min Hyuk lalu bingung karena polisi Choi yang belum keluar juga.
Keduanya langsung menatap curiga ke dalam toilet saat itu seorang pria buru-buru keluar dari toilet dan sempat menabrak Min Hyuk, tanpa terlihat wajahnya. Min Hyuk masuk toilet melihat Polisi Choi yang sudah duduk lemas dengan bagian perut yang terluka. Bong Soon kaget melihat orang yang mengawalnya malah terluka. Min Hyuk menyuruh Bong Soon agar menelp 911 sekarang juga sambil menekan bagian luka agar tak terlalu banyak mengeluarkan darah. 

Keduanya berjalan dirumah sakit, Bong Soon tak enak hati meminta maaf karena seharusnya bisa menangkapnya dan tidak melakukan tugas sebagai pengawal Min Hyuk. Min Hyuk  tidak tahu mereka akan menggunakan pisau dan ingin membuat dirinya merasa lebih baik, dengan adanya Bong Soon disisinya.
“Tapi situasi nya malah semakin berbahaya, dari yang kubayangkan... Kau harus berhenti.” Kata Min Hyuk khawatir.
“Tidak, aku akan mempertimbangkan bahwa keselamatanmu lebih penting daripada diriku sendiri Jadi jangan memecatku, Aku akan melindungimu, Presdir.” Kata Bong Soon
“Ini berbahaya. Kau bisa saja tertusuk!” Tegas Min Hyuk seperti sangat mengkhawatirkan Bong Soon.
“Aku tidak akan pernah membiarkan sesuatu seperti itu terjadi padaku. Apa Tidak ada orang yang kau curigakan atas semua insiden ini?” tanya Bong Soon.

“Ada banyak orang yang datang ke pikiranku, yaitu Para kakak tiriku, Pesaing bisnisku Dan bahkan orang-orangyang menggunakan Game-ku. Ada banyak sekali yang berpotensi menjadi tersangka Karena satu-satunya anggota keluarga yang kupercaya adalah kakak tertua kedua-ku. Lalu Ibuku yang resmi secara hukum bukan Ibu kandungku. Selain itu aku juag  punya Ibu lain sebelum itu. Keluargaku berantakan, semua saudara-saudaraku punya Ibu yang berbeda.” Cerita Min Hyuk
“Aku bilang pada mereka kalau tidak tertarik pada semua itu, dan mandiri sendiri lalu mendirikan Ainsoft. Tapi Ayahku melihat itu dan menegaskan bahwa kekayaan konglomerat yang ia miliki akan diwariskan padaku. Maka saat itulah semua orang memperlakukanku seperti musuh di rumah”Ungkap Min Hyuk. Bong Soon menegaskan akan menangkap mereka, siapa pun itu.”
Dokter baru keluar dari ruang operasi memberitahu kalau  tikaman nya begitu tipis jadi akan baik-baik saja setelah luka nya dijahit dan disterilkan. Keduanya pun mengucapkan terimakasih. 

Hee Jin sedang berlatih viola lalu menerima telp dari Gook Doo, dengan senyuman mengatakan hampir selesai latihan dan akan segera berada di sana. Gook Doo datang ke sebuah cafe melihat Hee Jin sudah menunggunya. Hee Jin pun memberitahu kalau hari ini hari jadi mereka yang ke-100. Gook Doo seperti tak menyadarinya.
“Kau sangat sibuk akhir-akhir ini ‘kan?” kata Hee Jin seperti mengerti Gook Doo tak mengingatnya.
“Ada insiden tadi malam. Jadi tim kami tidur di kantor polisi, dan sudah menyelidiki itu sampai sekarang. Dan Aku harus kembali lagi esoknya. Jadi Maafkan aku.” Kata Gook Doo, Hee Jin merasa tak masalah
“Omong-omong, kau mungkin tidak bisa tidur dan itu tidak baik. Jadi Ayo cepat makan, lalu kau harus segera pulang dan tidur. Kau habis bertugas tadi malam, kan?” kata Hee Jin seperti sangat pengertian dengan sang pacar lalu mereka mulai memesan makanan. 

Min Hyuk dan Bong Soon naik mobil bersama, lalu Min Hyuk dengan wajah khawatir meminta agar Bong Soon. Tetaplah bersamanya hari ini karena mereka bisa sama-sama melindungi. Bong Soon terdiam seperti merasakan sesuatu yang aneh.
“Sepertinya kau berharap terlalu tinggi, karena aku mengajakmu untuk tetap bersama-sama. Tapi yang sedang kaupikirkan tidak akan terjadi. Jadi Bersihkan pikiran-pikiran kotormu itu.” Ucap Min Hyuk, Bong Soon malah bertanya memangnya apa yang diharapkanya.
“Kau pasti tahu, hal-hal yang terjadi ketika seorang pria dan seorang wanita bersama-sama.” Kata Min Hyuk, Bong Soon yang polos seperti tak berpikir seperti itu .
“Tapi Presdir. Untuk apa juga aku harus ke tempat tinggalmu? Aku tidak mau!” tegas Bong Soon menolak
“Kau benar-benar misterius... Apa Kau tidak memikirkan cara untuk menggodaku? Masuk ke rumahku akan menjadi kesempatan yang besar untukmu!” kata Min Hyuk bangga karena selama ini banyak wanita yang memujinya.
“Tidak, aku sama sekali tidak berkeinginan seperti itu dan untuk melakukan hal semacam itu! Dan Juga, menurut sumberku, katanya, kau tidak tertarik pada wanita.” Tegas Bong Soon.
“Memangnya kau wanita?” ejek Min Hyuk, Bong Soon makin kesal karena dianggap pria.
“Tinggallah dirumahku untuk saat ini! Dan Sudah tertera dalam kontrak kalau kau akan menuruti semua perintahku!” tegas Min Hyuk tak peduli.
Bong Soon pikir tinggal bersama tidak akan menjadi salah satu perintah! Min Hyuk bertanya jadi perintah apa yang diharapkan oleh pengawalnya itu, lalu memberitahu kalau dirinya itu  berada dalam bahaya dan memikirka kalau nanti ada penjahat yang menerobos masuk kerumahnya.  Bong Soon pikir tak mungkin ada "Penjahat”. Min Hyuk memohon agar Bong Soon tidur dirumahnya karena sangat takut.
Bong Soon menatap kasiha tapi tetap saja kalau  ingin pulang ke rumah selain itu juga orang tuanya sangat super konservatif. Min Hyuk seperti tak bisa merayu Bong Soon untuk tinggal bersama. 


Gook Doo makan bersama dengan Hee Jin lalu menanyakan tentang persiapan konsernya apakah berjalan lancar.  Hee Jin menganguk kalau waktunya tinggal beberapa minggu lagi dan melakukan yang terbaik, tapi jari-jariku sedikit terluka.
“Apa kau Tidak ingin diperiksakan ke dokter?” ucap Gook Doo khawatir
“Aku akan kesana minggu depan.” Ucap Hee Jin
Saat itu ponsel Gook Doo berdering, Detektif Kim menelp, karena tak enak hati meminta maaf pada Hee Jin karena semua  terkait dengan pekerjaan. Hee Jin pun mempersilahkan agar mengangkatnya. Detektif Kim memberitahu bahwa polisi yang melindungi Do Bong Soon ditusuk, Gook Soon kaget mendengarnya. 

Min Hyuk membahas tentang Bong Soon yang menyukai polisi itu dan bisa menebak kalau itu hanya Cinta sebelah pihak dan Bong Soon yang suka lebih dulu. Bong Soon binggung Min Hyuk bisa mengetahuinya juga. Min Hyuk mengatakan kalau tahu dari perilakunya.
“Kau terlihat seperti tipe yang memiliki perasaan yang tak terbalas dan Kau harus membuat dia cemburu padaku. Pria memang seperti itu. Mereka akan memberikan kesempatan pada wanita yang tidak disukai, lalu  dia berpikir "ooh, apa itu" bahkan jika mereka tidak tertarik, orang lain akan merasa tertarik.” Kata Min Hyuk, Bong Soon hanya menatapnya.
“Jadi, tetaplah bersamaku hari ini. Aku tidak ingin sendirian hari ini.” Ucap Min Hyuk berusaha kembali merayu, Akhirnya Bong Soon pun setuju.
“Tapi aku ingin bayaranku dilipatganda karena bekerja lembur, Presdir. Ini Supaya adil.” Ucap Bong Soon, Min Hyuk hanya bisa menghela nafas

Min Hyuk masuk rumah karena tahu Bong Soon pasti lapar dan menawarinya makanan atau sesuatu. Bong Soon megang perutnya karen memang belum makan apapun. Gook Do menelp Bong Soon,  terlihat Bong Soon kaget karena Gook Doo ingin datang lalu menatap Min Hyuk agar bisa memberitahu alamat rumahnya. Min Hyuk hanya bisa menatap kesal. 

Min Hyuk membuat ramen untuk makan bersama Bong Soon, lalu Bong Soon membahas tentang Pie kenari yang kemarin itu enak. Min Hyuk menganguk dan mengajak agar mampir kesana lagi. Bong Soon pikir rasanya biasa-biasa saja. Min Hyuk kesal karena Bong Soon  yang mengajaknya ke tempat itu.
“Karena itu toko orangtuaku dan Orang yang melayani kemarin itu adalah Ayahku.” Akui Bong Soon, Min Hyuk kaget mendengarnya.
“Kalau begitu harusnya bilang dari awal!” ucap Min Hyuk, Bong Soon pikir kenapa harus memberitahu. Min Hyuk beralasan maak tidak akan pergi kesana.
“Itu sebabnya aku tidak memberitahumu dan harus membuat kue kami laris.” Ucap Bong Hee.
“Tapi kau tahu, perasaan yang aneh ini. Makan ramen dengan wanita malam-malam begini sedikit...”ucap Min Hyuk mulai mengoda.
Bong Soon yang tak tertarik berpikir kalau pria itu bisa makan dengan pria, Min Hyuk yakin Bon Soon itu belum pernah pacaran. Bong Soon mengak kalau pernah dan dirinya itu seperti "fehomme fatale." Min Hyuk  sempat binggung tapi akhirnya mengerti kalau Bong Soon baru saja menggabungkan 'femme fatale' dan 'homme fatale' lalu mengejek si pengawal itu pandai sekali berkata-kata.
“Aku merasa kesulitan dengan kata-kata dengan empat suku kata. Tapi aku akan sangat menghargai jika kau tidak menganggapku bodoh karena itu.” Kata Bong Soon, Min Hyuk tak membahasnya menyuruh Bong Soon agar kembali makan saja. 


Bel pintu rumah terdengar, Gook Doo bertanya-tanya kira-kira siapa yang datang. Bong Soon kaget melihat Gook Doo yang datang. Gook Doo dengan nada penu amarah bertanya Rumah siapa ini. Bong Soon ingin menjelaskanya. Min Hyuk lebih dulu berbicara kalau Do Bong Soon. akan menetap dirumahnya. malam ini.
“Aku akan membiarkan dia menetap di sini, jadi tidak perlu khawatir.” Kata Min Hyuk
“Tempat apa ini? Siapa dia?” tanya Gook Doo dengan tatapan sinis, Bong Soon  tak sempat mengatakan apapun, Min Hyuk menarik tangan Bong Soon untuk segera pergi.
“Apa maksudmu, kau menginap di rumah seorang pria? Memangnya Kau gila? Ikut aku.” Ucap Gook Doo menarik tangan Bong Soon. Min Hyuk tak mau kalah menarik tangan Bong Soon.

“Biarkan dia di sini.” Tegas Min Hyuk, Gook Doo pun bertanya siapa pria yang ada didepanya itu.
“Aku membutuhkannya malam ini.” Ucap Min Hyuk, Gook Doo tetap ingin membawa Bong Soon.
Min Hyuk menegaskan kalau melarangnya, Gook Doo membalas kalau harus membawanya pulang. Min Hyuk mengatakan tidak bisa membiarkan Gook Doo melakukan itu. Gook Doo mengeluangi kalau akan membawanya pulang.Min Hyuk tetap melarangnya, keduanya saling menatap dingin memperebutkan Bong Soon. Bong Soon pun binggung berdiri diantara dua orang pria yang memperebutkanya.
Bersambung ke episode 3

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Sinopsis Ms Perfect Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Hye Ran baru saja selesai mandi lalu membuka jubah mandinya terlihat pakaian dalamnya, seorang pria mengodanya dengan setangkai bunga di mulutnya. Keduanya menari mengikuti irama lagu yang sedang dipuart, lalu terdengar suara bel kamarnya. Si pria mengatakan kalau itu room service.
Saat membuka pintu betapa kagetnya melihat sang istrinya yang bertubuh tambun datang dengan membawa pemukul baseball lalu masuk kedalam lamar. Hye Ran melihat sang istri teringat saat di tempat pilates wanita yang menatap sinis padanya dan memangilnya sebagai customer.
“Kau merayu suamiku dan memanggilku customer?” ucap si istri marah, Hye Ran kaget karena si pria mengaku kalau sudah bercerai. Si pria mengatakan kalau belum bercerai secara hukum.
“Aku sungguh tidak tahu, Aku kira dia sudah bercerai. Kurasa ku salah...” kata Hye Ran mulai panik saat melihat semua teman istrinya datang siap membantu mengharja keduanya.

Hye Ran pun berusaha kabur dari kepngan para wanita tambun yang berusaha memukulnya sampai keluar dari hotel hanya mengunakan jubah mandinya. Hye Ran pun bersembunyi di bawah tangga dan beberapa ahjumma terus mengejarnya. Setelah itu mengintip memastikan kalau tak ada lagi para wanita yang mengejarnya, saat itu matanya melihat sepasang pria dan wanita yang sedang bermesraan.
Betapa kagetnya melihat ternyata pria itu adalah Jung Hee, yaitu suami temanya sedang berjalan sambil memeluk wanita muda. Na Mi pun dengan gaya manjanya akan membuatkan makan siang untuk Jung Hee esok. Hye Ran benar-benar tak percaya ternyata Jung Hee selingkuh, lalu tersadar saat melihat ada dua anjing didepanya.
Si anjing yang melihat mangsanya langsung mengejar Hye Ran, Hye Ran berlari kabur dan terpaksa melepaskan jubah mandinya karena sudah digigit anjing, berlari hanya mengunakan pakaian dalamnya. 


Jung Hee pulang kerumah diberikan tatapan sinis oleh sang istri, lalu akhirnya hanya bisa mengatakan permintaan maafnya. Jae Bok sedang melipat pakaian melihat suaminya itu kelihatan baik-baik saja dan tidak minum banyak. Jung Hee menyangkal kalau minum banyak.
Jae Bok mendekat dengan melihat bibirnya, Jung Hee nampak panik dengan mengigip bibirnya. Jae Bok menyuruh suamianya agar memakailah lip balm karena Bibirnya pecah-pecah. Jung Hee mengerti terlihat sedikit lega bisa menutup perselingkuhanya.
“Hei... Berhentilah menjilati bibirmu.” Ucap Jae Bok melihat suaminya membahasahi bibir dengan lidahnya. Jung Hee pun memilih untuk pergi mandi saja. Tiba-tiba Jae Bok menghentikanya dengan mencium seluruh tubuh suaminya.

“Bauku seperti alkohol dan asap, kan?” ucap Jung Hee menutupi kebohonganya.
“Bukan. Apa kau pergi ke bar dan minum dengan perempuan?” kata Jae Bok curiga mencium bau parfum wanita , Jung Hee menyangkalnya dengan mengaku duduk di sebelah wanita saat di subway yang memakai parfum
“Oh iya, kita bisa mengecek rumahnya besok kan? Aku yang akan pergi.” Kata Jung Hee mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Rumahanya sudah disewa, Aku harus mencari tempat baru besok Kita akan baik-baik saja jika kau tidak menandatangani untuk pinjaman temanmu..” Kata Jae Bok, Jung Hee seperti merasa bersalah.
“Maaf. Aku akan melihatnya besok bahkan jika harus kerja setengah hari.” Kata Jung Hee.
Jae Bok pikir tak perlu karena tidak berharap apapun dari suaminya lagi lagi dan akan membersihkan semuanya. Jung hee menatap istrinya, lalu berkata kalau merasa dirinya yang selalu mengecewakan Jae Bk dan tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar.
“Kenapa kau seperti itu lagi? Apa Tn. Cho memarahimu lagi? Abaikan saja brengsek seperti dia! Mandi dan tidurlah sana.” Ucap Jae Bok seperti tak sadar dengan perasaaan tertekan suaminya, Jung He pun menganguk mengerti.
“Jangan sampai airnya berceceran di lantai kamar mandi.” Perintah Jae Bok, Jung Hee pun menganguk mengerti. 



Jung Hee mandi dengan shower dipegang oleh tanganya agar tak membasahi lantai luar, teringat kembali saat Tuan Jo memarahinya karena tak menghasilkan apapu dari bulan kemarin sampai bulan ini, ia pun mengumpat kesal dengan meninggikan showernya, lalu teringat kalau tak boleh membasahi lantai. Jae Bok masuk ke dalam kamar mandi lalu melihat punggung suaminya yang mandi dengan menurunkan shower agar tak membasahi lantai. 

Jae Bok berbaring di samping anak bungsunya mengingat ucapan suaminya yang terdenga sedih “Kurasa sepertinya aku selalu mengecewkanmu. Aku tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar.”  Ia seperti merasa kasihan lalu  keluar dari kamar, Jung Hee yang berbaring disofa buru-buru memejamkan matanya dan memiringkan badanya. Jae Bok berpikir suaminya sudah tidur lalu mengecup pipinya,
“Jangan terlalu stres. Kau baru saja masuk ke Departemen Penjualan dan akan melakukannya dengan baik setelah kau terbiasa.” Ucap Jae Bok lalu mengelus rambut suaminya yang sudah panjang.
Jae Bok kembali mencium suaminya berkali-kali seperti ingin mengodanya, dan mengetahui kalau Jung Hee itu pura-pura tertidur. Ia berpikir suaminya sebenci itu padanya, Jung Hee mengaku kalau hanya terlalu lelah. Jae Bok kesal memilih untuk kembali ke kamar anaknya.  Jung Hee pun serba salah karena sebelumnya sudah bersama dengan Na Mi. 

Jae Bok duduk dikamar anaknya terlihat sangat sedih,  Pesan dari Won Jae masuk “Jae Bok, aku tadi belum selesai bicara..,tapi istrinya Kyung Woo punya blog. Asistenku jadi pengikutnya.Aku akan mengirimu link-nya. Kudengar blog itu cukup terkenal di kalangan wanita yang sudah menikah.”
Akhirnya Jae Bok membuka link blog yang dikirimkan Won Jae, yang berisi postingan foto-foto perabotan rumah tangga yang cukup mewah, terlihat salah satu figura memperlihatkan pria berjas.
Jae Bok pikir kalau Kyung Woo Oppa baik-baik saja dan Istrinya pasti cantik. Ia pun membayangkan dirinya saat ada didapur dengan perabotan yang lengkap, lalu Kyung Woo datang memberikan ciuman didahinya.
“Cinta pertamaku, Cha Kyung Woo... Jika aku jadi istrinya bukannya wanita ini, akankah aku jadi lebih bahagia daripada sekarang? Akankah begitu?” gumam Jae Bok seperti merasakan penyesalan menikah dengan Jung Hee. 

Bong Goo masuk lift lebih dulu lalu melihat Jae Bok berlari dari parkiran dan buru-buru menekan tombol lift. Jae Bok yang berteriak agar bisa menunggu bisa menahan pintu lift dengan tasnya. Wajah Bong Goo pun terkena hantaman tas milik Jae Bok.
Keduanya pun desak-desak dalam lift yang penuh, Bong Goo seperti sangat kesal dengan Jae Bok sempat ingin menyelengkanya saat akan masuk ruangan. Tapi Jae Bok yang sigap bisa melompat. Bong Goo semakin dongkol, sebelum masuk ponselnya berdering dan harus bertemu dengan seseorang.
Jae Bok masuk ruangan dengan penuh semangat beberapa pegawai lain  memandang heran. Ia pun masuk ke ruangan Bong Goo dengan beberapa berkas menaruhnya diatas meja, merasa kalau atasanya itu akan terkejut karena bisa menyelesaikan ini semua. Seorang pria berdasi masuk dan memanggil  Shim Jae Bok untuk bicara.

Bong Goo bertemu dengan seorang pria terlihat kaget karena aakn dikeluarkan dari perusahaan. Atasanya pikir kalau bukan dikeluarga tapi  kontrak dengan firma hukum berakhir bulan depan dan mengatak kalau ini demi kebaikan Bong Goo.
“Kau bilang banyak firma yang menginginkanmu. Dan tawaranyya bagus juga.  Firma hukum kita tidak bisa membayar sebanyak itu.., jadi kami memutuskan untuk tidak serakah kepadamu.” Ucap Atasan Bong Goo.
“Anda bisa serakah... Aku tidak mengatakan harus digaji dengan yang sama seperti sekarang. Mengingat ikatan kita sudah terbentuk dari waktu ke waktu.., Aku berkeinginan untuk mengakomodasi.” Jelas Bong Goo dengan nada sedikit panik. 

Jae Bok kaget mengetahui kalau tak menjadi pegawai tetap. Si pria meminta maaf,  mengetahui Jae Bok yang bekerja keras lebih dari siapapun selama masa percabaanmu dan kerja sanga bagus, tapi.. Jae Bok pikir Jika bekerja keras lebih dari siapapun seharusnya bisa mengangkatnya.
“Apa ini dikarenakan aku dikeluarkan dari universitas dan statusku menikah?” kata Jae Bok. Si Pria menyangkalnya.
“Tapi Sepertinya begitu... Anda pasti membayangkan pekerja yang lebih muda yang belum bekerja agar mudah disuruh. Selama masa percobaan.., aku mengesampingkan keluargaku dan bekerja keras seakan bergantung kepada pekerjaanku ini. Aku percaya para pengacara menghargai pekerjaanku. Bagaimana bisa Anda menilai seseorang dengan begitu konyol?” ucap Jae Bok
“Aku sangat kecewa. Aku hanyalah pekerja kontrak yang tidak memiliki jalan lain bahkan jika aku melepaskannya... bahkan setelah jabatanku naik. Aku ingin berpikir lebih tinggi dan tidak menyalahgunakan situasi. Tapi... Apa Tn. Kang Bong Goo tahu bahwa aku takkan berhasil?” kata Jae Bok,  si pria pikir kalau Bong Goo mengetahuinya.

Beberapa karyawan memberikan selamat pada Mi Hyun yang diangkat menjadi pegawai tetap. Jae Bok menatap sedih dengan membereskan semua barang-barangnya lalu mengucapakn selamat dan keluar dari ruangan.
Bong Goo keluar ruangan dengan kesla karena selama ini sudah menjilatanya dan memberikan semua yang dimilikinya, saat itu melihat Jae Bok keluar dari gedung, ia pun berpura-pura sedang memainkan ponselnya. Jae Bok mendekat dengan tatapan sinis.
“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak bekerja?” tanya Bong Goo sinis, Jae Bok kesal dengan pertanyaan Bong Goo karena tak mengetahui dirinya dipecat. 
“Apa-apaan ini? Apa Dia tidak tahu kalau aku dipecat? Ah.... Dia belum tahu.” Gumam Bong Goo.
“Dokumen Biaya konstruksi di mejamu.” Ucap Jae Bok, Bong Goo mengaku kalau sudah melihatnya.
“Apa Kau sudah melihatnya? Apa Kau punya mata jadi  bisa melihat?” guma Jae Bok
“ini sangat tidak mudah untuk ikut. Dokumen untuk tempat inspeksi juga. Foto-fotonya harus dikkuti dengan cetak biru. Lalu, kau harus mencatat kenaikan biaya dengan jelas. Dan Kudengar kau pra-hukum di universitas.” Ucap Bong Goo.
Jae Bok menegaskan kalau dirinya tak lulus, Bong Goo pikir menurutnya hanya karena Jae Bok berkecimpung di dunia hukum sebelumnya maka tidak seharusnya pamer lalu memperlihatkan Pin-nya kalau dirinya seorang pengacara.
“Apa kau terganggu jika aku memamerkannya? Apa karena itu kau memanfaatkanku dan membuatku kerja lembur? Aku pamer karena itu benar. Kau tidak lebih baik dari aku, tapi kau berkepala besar hanya karena kau pengacara!” ucap Jae Bok berteriak mengeluarkan semua unek-uneknya.
“Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Apa Kau sakit?” kata Bong Goo heran melihat tingkah Jae Bok.
“Kau tahu aku tidak akan berhasil ‘kan? Kau membuatku lembur karena tahu aku akan dipecat, kan?” kata Jae Bok

Bong Goo kaget mengetahui Jae Bok juga dipecat, lalu berteriak kalau bawahanya itu berakting hanya karena ia dipecat. Jae Bok menegaskan bahwa diperbolehkan, mengingat semua sampah yang diberikan kepadanyad an iangi ingin membakar segalanya tapi dirinya masih baik. Bong Goo mengejak Jae Bok itu memang preman dengan cara bicaranya yang kasar.
“Kau lahir tahun 1987... 870411.” Ucap Jae Bok, Bong Goo kaget mengetahui Jae Bok yang mengingat nomor Idnya.
“Aku lahir tahun 1981, jadi Jangan main-main denganku. Dan Kau bahkan tidak bisa mengikat tali sepatumu.” Kata Jae Bok lalu berjalan pergi.
Bong Goo mengingat tali sepatunya dibuat binggung karena Jae Bok tak menjadi perkerja tetap padahalKerjanya bagus dan ia yang membuat kerjaanya jadi berhasil.
Jae Bok makan bimbimbap dengan ditemani  Hye Ran dengan muka masih memar.  Jae Bok mengaku kalau punya harapan tinggi kali ini. Hye Ran kasihan pada Hye Ran yang bekerja sangat keras. Jae Bok pikir harus melakukan yang terbaik.
“Aku selalu seperti ini, mau dalam masa percobaan atau temporer.” Keluh Jae Bok, Hye Ran mengelengkan kepala seperti makin kasihan.
“Khawatirkan dirimu sendiri, Hye Ran... Bagaimana bisa mereka memukulmu seperti itu?” kata Jae Bok merasa lebih kasihan pada temanya.
“Dia menerima penghakiman keadilan.” Ucap Won Jae masuk ke ruang makan, Jae Bok melihat temanya lalu berkomentar kalau datang untuk mengkonsultasi dirinya.
“Mereka bilang kesengsaraan datang bergandengan tangan.” Komentar Won Jae, Hye Ran meminta temanya agar tak banyak bicara.
“Jung Hee selingkuh.” Won Jae, Hye Ran meminta Won Jae tak mengatakanya. Won Jae pikir temanya itu harus tahu dan ingin memberitahu kejadian semalam.
Hye Ran langsung menutup mulut Won Jae berdalih salah lihat. Won Jae melepaskan tangan Hye Ran sambil berterik kalau Jung Hee selingkuh dan Gadis itu tinggal di dekat kantor, lalu buru-buru mengunci dikamar. Hye Ran mengejarnya tak bisa membuka pintu.
“Dasar pengkhianat.  Kau sudah berjanji untuk tidak memberitahunya!” teriak Hye Ran kesal
“Semalam, Hye Ran melihatnya sendiri dengan dua matanya!” teriak Won Jae dari dalam kamar. Jae Bok terdiam seperti merasakn sesuatu. 


Na Mi duduk disebuah cafe, Choi Duk Boon memberikan sebuah amplop tebal dengan nada dingin memberitahu kalau itu uang untuk bulan ini dan meninggatkan waktunya sudah hampir habis dan harus mengambil langkah.
Akhirnya Na Mi masuk ke dalam sebuah rumah sakit dengan tatapan kosong memegang amplop ditanganya, tiba-tiba Jung Hee datang dengan mengagetkan Na Mi sampai amplopnya terjatuh. Na Mi pun buru-buru memasukan ke dalam saku bajunya.  Seorang ibu memanggil Jung Hee memintanya agar mendekat, Jung Hee terlihat senang dekat dengan ibu itu dan Na Mi pun hanya menatapnya. 

Jae Bok mengingat dengan klien sebelumnya “Aku pergi ke rumah gadis itu dan ingin membunuhnya.” Ia pun masuk ke sebuah gang, tapi menyadarkan dirinya keluar dari gang. Seorang nenek tiba-tiba menyapanya, Jae Bok menrasa kalau salah rumah.
“Kau pasti kesini untuk melihat pengantin barunya. Apa kau kakaknya? Kau mirip seperti suaminya... Ayo ikut aku. Kakakmu tinggal disini.” Ucap si nenek, Jae Bok ingin menyangkal tapi si nenek sudah mengajak masuk lebih dulu.
Si nenek menunjuk sebuah kamar yang ada dilantai satu,  Jae Bok sudah ada di depan pintu dengan kebingugan. Si nenek pikir Jae Bok itu tak tahu tidak tahu kodenya, lalu menyuruh agar menelp kakaknya. Jae Bong mengaku tahu lalu menekan angkanya, dan dikagetkan saat pintu terbuka,  dalam hatinya bergumam kalau kodenya sama dengan rumah mereka.  Si nenek pun menyuruh agar Jae Bong segera masuk. 

Jae Bong masuk ke dalam rumah yang cukup rapih, lalu berjalan masuk ke dalam kamar dan melihat poster milik suaminya, dibuat kaget karena poster ibu dibawa ke rumah itu. Lalu dikagetkan dengan bingkai foto suaminya yang terlihat mesra dengan Na Mi layaknya sepasang kekasih.
“Jung Hee... Bagaimana bisa kau melakukan ini?” ucap Jae Bong benar-benar penuh amarah
Teringat kembali dengan nasehat pada klienya kalau  tidak boleh terbawa emosi, harus jadi rasional dan tenang. Ia mengumpatmarah kalau tak ada yang peduli dengan jadi rasional karena akan membunuh mereka berdua. Tiba-tiba terdengar suara dari luar, Jae Bok pun panik menuruh kembali bingkai fotonya.

Jung Hee mengangkat telp sebelum masuk rumah, memberitahu sedang keluar kantor sekarang dan akan menelpon saat kembali, lalu mengajak Na Mi masuk rumah.
Jae Bok sudah bersembunyi dalam lemari pakaian dan melihat saat Na Mi yang masuk kamar binggung karena membiarkan lampunya menyala.  Jung Hee pikir Na Mi itu lupa lalu memeluknya dari belakang kalau menyukai hanya berduaan saja. Na Mi pun mengaku menyukainya.
Jae Bong dalam lemari menutup mulutnya karena melihat sendiri suaminya yang berselingkuh di depan matanya. Jung Hee merasa bersyukur karena Ibu Na Mi sudah tidak kritis lagi. Na Mi memeluk Jung Hee kalau semua ini berkatnya dengan air maata haru. Jung Hee pun tak ingin elihat Na Mi menangis lagi dan memberikan ciumanya, Jae Bok benar-benar tak percaya melihatnya.
“Shim Jae Bok..,apa yang kau lakukan disini? Apa kau melakukan kesalahan? Kenapa kau bersembunyi? Keluar dari sini!!! Keluar dari sini dan bunuh mereka. Dengan begitu aku takkan bersembunyi di tempat pertama.  Tapi Jika aku keluar sekarang, akan terlalu memalukan.” Gumam Jae Bok

Jung Hee berhenti mencium Na Mi karena mendengar sesuatu, tapi Na Mi tidak dengar apa-apa. Jung Hee yakin mendengarnya dan berpikir Mungkin ada kucing liar masuk. Ponsel Jung Hee berdering dari Tuan Joo, Jung Hee pikir akan menjawabnya di luar. 
Na Mi meminta agar Jung Hee tak perlu mengangkatnya karena hanya akan memarahinya lagi. Jung Hee pikir kalau Lebih baik ini ditangani segera lalu bergegas keluar.
Akhirnya Na Mi membuka lemari pakaian dengan memilih pakainya, Jae Bok terdiam seperti Na Mi tak sadar kalau ada orang dalam lemarinya. Na Mi akhirnya memandang ke arah bawah lemari dan melihat ada sosok wanita dalam lemarinya. Keduanya pun langsung kaget dan berteriak sangat keras. Jung Hee yang ada diluar mendengar suara teriakan dari dalam kamar.
Bersambung ke episode 2

 FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09