PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 09 November 2014

Sinopsis Birth of Beauty Episode 21 Part 2

font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sa Ra hanya bisa tersenyum mendengar pemintaan dan pesan nenek. 

Chae Yoon sudah siap dengan kopernya untuk melanjutkan sekolah diluar negeri. Ji Hoon membawa koper lainnya keluar dari kamar Chae Yoon dan bersiap-siap untuk pergi. Chae Yoon melihat jam tangannya kalau ia masih ada waktu. Ji Hoon bertanya memang Chae Yoon ada sesuatu yang tertinggal dan harus dibeli.
“Aku mau mampir di pernikahannya Tae Hee oppa dan ingin memberikan selamat. Oppa sudah melakukan banyak hal pada kita. Tapi, aku tak sekalipun pernah membalasnya.” ungkap Chae Yoon menahan tangisnya.
Dengan mata memerah dan air mata yang tergenang, ia hanya ingin memberikan selamat dengan sepenuh hatinya pada Tae Hee. Ji Hoon mengangguk setuju. 


Ketua Choi yang ada di luar mengangkat dua jempolnya pada Tae Hee karena terlihat seperti pengantin pria yang terbaik, ia memuji Tae Hee sebagai Terlahirnya pria ganteng. Tae He tertawa mendengarnya menurutnya ia biasa saja dan tak berbeda dari biasa saja. Ketua Choi tetap mengangkat jempolnya untuk Tae Hee
“Ketua Tim Choi. Aku mau menemui pengantinku yang cantik, yah? Untuk melihat betapa cantiknya dia.” ucap Tae Hee berpamitan
“ CEO. Jika kau melihat pengantin wanita sebelum pernikahan, bisa sial.” ungkap Ketua Choi khawatir
“ Kami tidak khawatir dengan hal seperti itu. Aku sama sekali tidak takut.” tegas Tae Hee sambil memegang lengan ketua Choi seperti menganggapnya sebagai teman. 


Tae Hee berjalan membuka pintu ruangan, di dalam ada Kyung Joo bersama nenek dan Ibu Geum Ran. Seorang fotographer juga sedang mengambil gambar Sa Ra yang mengunakan gaun pengantin.
Sa Ra berdiri menatap Tae Hee yang mendatanginya, keduanya saling mengumbar senyum bahagia. Tatapan mereka terlihat penuh cinta yang sangat dalam. Sa Ra sempat tertunduk malu, Saat itu Chae Yoon melihat dari pintu, Tae Hee dengan Sa Ra yang menatap bahagia.
Chae Yoon seperti tak kuat untuk mendatangi keduanya, ia memilih untuk pergi meninggalkan keduanya begitu juga Ji Hoon yang hanya melihat dari jauh lalu pergi. 


Sa Ra dan Tae Hee berjalan berhadapan saat akan masuk ke dalam ballroom. Salah satu pegawai memberitahu sudah saatnya mereka masuk ke dalam.
“Wanita tercantik di dunia... menjadi pengantinku. Karena tak ada yang sekuat maupun sedewasa... aku ingin memanggilnya wanita tercantik di dunia.” gumam Tae Hee
Ia mengingat saat dirinya terkena sindrom patah hati, Sa Ra yang memeluknya dan menenangkan dirinya. Mereka juga pergi ke pasar bersama dan tertawa melihat kepala babi. Sa Ra juga yang membuat dirinya tersadar dari koma dan menyelamatkanya saat akan ditabrak oleh Min Hyuk.
“Pria terkeren di dunia... menjadi suamiku. Tak seorangpun yang bisa lebih tulus. Aku ingin mengatakan dialah pria terbaik di dunia.” gumam Sa Ra
Ia juga mengingat saat Tae Hee yang memeluknya ketika harus berhadapan langsung dengan Kang Joon yang ternyata adalah sengaja ingin membunuh dirinya. Tae Hee juga yang membiarkan Sa Ra untuk meluapkan marahnya.
Tae Hee juga yang mendukungnya menjadi artis dengan membelikan baju untuk menunjang penampilannya. Membantunya memasak saat ia sakit, mengajak berdansa sesuai dengan yang ia impikan. 


Lalu Tae Hee mengulurkan tangannya dan Sa Ra pun memberikan tangannya dan saling berpegangan tangan bersama-sama.
“Apapun masa depan kami...kami akan selalu...bersama.” gumam Tae Hee
Dengan bergenggam tangan, keduanya masuk ke dalam ballroom bersama-sama. 

THE END 

Komentar 

Sayang banget nih akhirnya ga ada adegan kiss ala pengantin. Ga diliatin pula orang-orang yang datang saat mereka menikah. Kaya adegan di Fated to love deh paling ga. Jadi kaya kurang gereget gitu. 

Cuma ada yang berkesan dari pesannya Sa Ra buat ga ikutin operasi plasti kaya dia. Yang kita butuhkan adalah kepercayaan diri untuk melihat kecantikan kita di cermin. Kita membutuhkan itu, bukan dioperasi.

Oh yah ibunya Kang Joon udah ga maen di episode terakhir mungkin dia udah mulai syuting kill me heal me yah. hihihihi... Sekarang menunggu drama yang dibintangi Jang Sang Wook, setelah main di cunning single lady, aku suka sama karakternya. ^_^ Makasih yah yang udah ngikutin sinopsis Birth of a beauty. 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Sinopsis Birth of Beauty Episode 21 Part 1


Tae Hee duduk di depan meja kerjanya sambil memegang jam tangan sebagai barang bukti saat terjadi ledakan di pabrik. Ia menduga-duga pria yang ia lihat dari belakang sebelum terjadi ledakan tapi ia juga belum begitu yakin.
Ia mengingat kembali suara yang terekam saat mendengar telp dari pria yang melakukan penyerangan.
“Apa yang terjadi?”
“Siapa yang tahu aku yang menyuruh penyerangan itu?”
“Kenapa kau tidak menjawab?” 


Chae Yoon dan Ji Hoon duduk di ruang keluarga apartement. Wajahnya tertunduk sementara bunyi ponselnya terus saja berbunyi, Ji Hoon mengambil ponsel adiknya memberitahu itu telp dari PD Yeo, Chae Yoon enggan untuk mengangkatnya.
“aku oppanya Chae Yoon, Gyo Ji Hoon. Sekarang dia tidak bisa bicara. Akan kusampaikan pesanmu padanya.” ucap Ji Hoon yang mengangkat telpnya.
Air mata Chae Yoon mengalir mendengar ucapan Jin Hoon dengan PD Yeo. Setelah menutup telpnya, Chae Yoon tahu kalau itu dari acara Birth of Chef. Ji Hoon pikir kalau memang sudah seharusnya adiknya itu mengundurkan diri.
“Dari mana aku hidup sekarang?” ucap Chae Yoon sambil terus menangis
“Begitu banyak hal sulit dalam hidup ini dan Kau masih muda dan sehat. Kumpulkan lagi kekuatanmu dan pikirkan bagaimana cara untuk hidup.” pesan Ji Hoon menasehati adiknya.
Chae Yoon semakin menangis karena sekarang karirnya terpuruk karena Sa Ra. 


Kyung Joo melihat berita dalam ponselnya, kalau Chae Yoon sudah keluar dari semua program dan ia pikir karirnya sebagai selebriti benar-benar berakhir. Ibu Geum Ran merasa itu pantas karena ia melakukan perzinahan.
“Cukup mengerikan dia bertingkah tidak melakukannya.” komentar Ibu Geum Ran
“Dan sekarang tak ada lagi yang mencaci maki Geum Ran.” cerita Kyung Joo melihat komentar Netizen
“Kalau begitu... Geum Ran akan baik-baik saja?” ucap Ibu Geum Ran
“Ya, sekarang dia sudah tak punya masalah. Sebaliknya, dia menjadi musuh publiknya Gyo Chae Yoon.” jelas Kyung Joo
Ibu Geum Ran tersenyum lalu mengajak Kyung Joo datang menemuinya. Kyung Joo setuju karena ia yang akan menelp Sa Ra segera. 


Tae Hee kembali mengulang kembali panggilan pada direktur, mendengar dengan jelas suara dari orang yang di duga sebagai orang yang menyerangnya bersama Sa Ra di meja makan.
“Apa yang terjadi?”
“Siapa yang tahu aku yang menyuruh penyerangan itu?”
“Kenapa kau tidak menjawab?”
Setelah itu memberhentikan rekaman dan yakin benar kalau ia pernah mendengar suara tersebut saat ledakan pabrik kimia. Dengan ini semua Tae Hee memutuskan untuk menemui neneknya. Sa Ra mengangguk setuju, ponselnya berbunyi. 


Ibunya menelp menanyakan keadaannya. Tae Hee mendengar pembicaraan keduanya sebelum pergi. Ibu Geum Ran menginginkan untuk datang, Sa Ra yang merasa tak enak merasa seharusnya dia saja yang menemuinya.
“Tidak, panggil Ibu datang. Bagaimanapun aku tidak tenang meninggalkanmu sendirian.” ucap Tae Hee yang memilih supaya ibu Geum Ran datang kerumahnya.
Sa Ra tersenyum mendengarnya lalu memberitahu ibunya untuk datang bersama Kyung Joo kerumahnya. Sementara Tae Hee pergi menemui neneknya.
***
Sa Ra masuk ke dalam kamar Tae Hee untuk menaruh beberapa jaket dan kotak P3K yang kemarin dipakai. Ketika memasuk ke dalam laci, ia melihat kotak cincin dan saat membukanya, sepasang cincin masih di simpan oleh Tae Hee.
Ia teringat dengan cincin yang ia kembalikan pada Tae Hee dan meminta untuk putus saja. Sa Ra kembali menaruh kembali kotak cincin di dalam laci, matanya tak sengaja melihat kotak besar yang ada didekatnya, ia membuka dan di dalamnya adalah gaun pengantin yang pernah ia pakai untuk pernikahannya.

“Aku punya keinginan lama saat Natal. Aku ingin merayakan Natal bersama keluargaku. Sekarang keinginan itu menjadi kenyataan. Aku menikahi pengantin yang cantik.” ucap Tae Hee saat melihat Sa Ra yang mencoba gaun pengantinnya.
Sa Ra menatap sedih gaun pengantin yang seharusnya ia pakai untuk menikah dengan Tae Hee. Terdengar bunyi bel rumahnya, Sa Ra kembali menutup kotaknya dan keluar dari kamarnya.


Ibu Geum Ran dan Kyung Joo datang dan duduk di meja makan bersama Sa Ra
“Kau melakukannya dengan baik, Geum Ran. Sekarang kau bisa tenang.” ucap Ibu Geum Ran dengan bangga pada sikap anaknya.
“Benar, para wartawan di depan rumah juga sudah tak ada. Semua tuduhan padamu berbalik mengarah pada Gyo Chae Yoon.” cerita Kyung Joo, Sa Ra ikut tersenyum mendengarnya.
“Aku menipu orang itu memang benar, jadi Aku tak bisa mengharapkan pengampunan dari semua orang.” ucap Sa Ra merendah
Kyung Joo bertanya keberadaan Tae Hee karena ia pikir bisa bertemu dengannya dan menduga keduanya bisa kembali seperti dulu lagi. Sa Ra pun mengakui dirinya yang tak bisa hidup tanpa Tae Hee.
“Jika kau bahagia,..Ibu tak masalah.” ujar Ibunya yang mendukung Sa Ra untuk Tae Hee
“Terima kasih, Ibu. Kali ini, aku takkan mengecewakanmu Semua yang pernah kulakukan hanya menerima dari Han Tae Hee. Sekarang... aku ingin memberi kembali.” cerita Sa Ra.
“Rupanya kau punya rencana yang sudah disiapkan.” goda Kyung Joo pada sahabatnya. 


Tae Hee sudah bertemu dengan neneknya, Madam Park meminta Tae Hee tidak keluar sampai Rapat Umum Pemegang Saham dan bertanya kenapa Tae Hee datang menemuinya. Tae Hee tersenyum mengatakan dirinya yang mengkhawatirkan neneknya.
“Mungkinkah... nenek mengenali jam ini?” tanya Tae Hee menyerahkan barang bukti yang ia simpan.
“Jam ini... milik pegawai Grup Winner.” ucap Neneknya yang melihat jam yang dibawa oleh Tae Hee
“Dulu, jam ini diberikan sebagai hadiah pada pegawai. Inisialnya mewakili huruf pertama dari nama pegawai itu.” cerita Nenek sambil melihat huruf yang tertera di samping jam tangan
“ Huruf "J"... apa nenek tahu siapa pemiliknya?” tanya Tae Hee penasaran
“Ada beberapa penerima.” jawab neneknya


Direktur Kim datang menemui Tae Hee, Nenek memperkenalkan Direktur Kim pada Tae Hee karena ini baru pertama kalinya keduanya bertemu.
“Aku melihatmu sekilas di rapat direksi tapi tak punya kesempatan untuk bicara. Aku Direktur Kim Joon Chul.” sapa Direktur Kim
Tae Hee mengingat suara yang sama saat ada di pabrik dan juga suara dari rekaman itu. Direktur Kim memberikan dokumen tambahan pada nenek untuk pesidangan nanti. Ponsel Tae Hee berbunyi, Ketua Choi memberikan kabar padanya.
“CEO. Aku sudah tahu siapa di telpon itu. Direktur Grup Winner, Kim Joon Chul.” ucap Ketua Choi
Terlihat wajahnya Tae Hee yang kaget berusaha untuk tetap tenang lalu menatap Direktur Kim yang berdiri didepannya. Direktur Kim sempat menatapnya setelah itu ia kembali menatap nenek. 


Tae Hee kembali kerumah, di dalam mobil ia tak percaya kalau Direktur Kim adalah orang yang menyuruh orang untuk melakukan penyerangan. lalu berpikir sebenarnya apa yang terjadi sekarang.
Sa Ra selesai menuliskan kartu lalu tersenyum sendiri melihatnya, ia menelp Tae Hee yang belum pulang.
“Kau dimana, Dokter? Apa Kau telat? Aku sedang menunggumu.” ucap Sa Ra malu-malu
“ 20 menit lagi aku tiba. Aku akan segera tiba.” balas Tae Hee menerima telp dengan Hands Free


Tae Hee masuk ke dalam rumah sambil berteriak memanggil Sa Ra tapi ia malah melihat lantai rumah yang sudah di beri taburan bunga dan lilin saat ia masuk, saat berjalan terlihat balon-balon yang sudah berjejer juga. Ia berjalan mengikuti jalur terlihat arahnya kearah kamar dan tangga juga diberikan lilin.
Ia masuk ke dalam kamarnya, melihat sudah ada lilin dan juga balon dengan bertuliskan “i love you” lalu matanya melihat ada sebuket bungan berwarna ungu dan boneka sepasang pengantin. Tae Hee mendekati bunga lalu mengambil surat yang terselip sana.
“Arti dari bunga stratis adalah cinta yang abadi. Kulihat kau masih menyimpan cincin dan gaun pengantinnya.”


Gambar Flash back saat Tae Hee yang menemani Sa Ra saat sedang menangis histeris karena Kang Joon yang tega mengusir ibunya dari rumah yang selama ini mereka tinggali. Ketika Tae Hee bisa melihat Sa Ra dengan tubuh Geum Ran dan ia tetap mencintainya.
Lalu ia memberikan ciuman sebagai hadiah ulang tahu Sa Ra dan juga Sa Ra yang menyenderkan kepalanya pada bahunya setelah Tae Hee menceritkan semua tentang keluarganya.
“Aku pernah gagal sekali... dan putus denganmu sebelumnya memang benar aku jadi lebih enggan. Tapi tetap, aku ingin menanyakan ini padamu. Maukah kau menikah?”
Sa Ra datang setelah suratnya dibaca oleh Tae Hee. Keduanya saling menatap satu sama lain.
“ Kali ini... aku ingin melamarmu.” ucap Sa Ra terus menatap Tae Hee.
“Kalau begitu, kali ini giliranku yang menjawab?” tanya Tae Hee, Sa Ra pun mengangguk.
Tae Hee memberikan jawabannya,  ia dengan  memberikan jeda waktu beberapa lama. Akhirnya ia memberikan jawaban “Yes... Mari kita menikah.” Sa Ra tersenyum mendengar jawaban Tae Hee lalu Tae Hee memeluknya dengan erat, ia pun berbisik mengucapkan terimakasih pada Sa Ra. 

Jin Young dan Min Young pulang kerumah, sang ayah yang duduk di ruang keluarga bertanya tentang ibunya dan apa kata dokter.
“Karena shock soal Kang Joon, jadi dia kena serangan panik. Untuk sementara, dia harus nginap di rumah sakit.” cerita Jin Young
“lalu Dimana oppa?” tanya Min Young
“Dia buronan polisi. Tapi masih belum tertangkap.” jawab ayahnya.
Ayah Kang Joon berkaca-kaca memikirkan nasib anak dan keluarganya, begitu juga Jin Young dan Min Young karena keluarga mereka yang semakin kacau. 



Tae Hee memakai jaketnya lalu bercermin di dalam matanya. Ia duduk kembali melihat bunga pemberian dari Sa Ra dan wajahnya tersenyum sumringah. Tapi ia mengingat kembali dengan ajakan Kang Joon.
“Sara istriku yang sah. Han Tae Hee tak peduli betapa kau menginginkannya, kalian tak bisa menikah. Aku akan membebaskan Sara. Ayo bernegosiasi.”
Tae Hee terlihat sedih memikirkan apa sebenarnya yang dikatakan Kang Joon padanya.
Kang Joon yang ada didalam kamar hotel yang berbeda, menelp Tae Hee ternyata Tae Hee yang ada di dalam kamar memang sudah menunggu telp darinya. Kang Joon mengejek Tae Hee yang tak sabar untuk menikahi Geum Ran.
“Apa yang kau inginkan?” tegas Tae Hee
“Aku butuh paspor palsu, sebelumnya Kau pernah memalsukan identitas, Aku yakin Kau pasti bisa melakukannya dan juga Uang, Aku butuh sedikit uang untuk tinggal di luar negeri.” ucap Kang Joon dengan tatapan liciknya
“bagaimana dengan dokumen perceraiannya?” tanya Tae Hee
“Bawakan sekalian. Setelah mendapat uang dan paspor, aku akan segera menandatanganinya.” ujar Kang Joon.
Tae Hee menutup telpnya dengan wajah tegang, Kang Joon juga menutup telp dengan wajah liciknya ia bergumam.
“Tapi Han Tae Hee... kau harus mati setelah semua ini selesai” gumam Kang Joon. 


“Kenapa menelpon saat kau ini buronan?” usik Min Hyuk dengan wajah dinginnya saat menerima telp Kang Joon.
“Kau mau Han Tae Hee, kan? Aku memanggilnya keluar ke lokasi rahasia. Sebaliknya, tolong bantu aku. Aku berencana untuk kabur. Tolong bantu aku menetap di luar negeri.” pinta Kang Joon.
“Baiklah..  Sebaliknya, pastikan beresi dia untuk selamanya. Aku yang putuskan waktu dan tempatnya.” tegas Min Hyuk.
Wajah Min Hyuk semakain sinis dan dingin untuk bisa menyingkirkan Tae Hee. 


Min Hyuk dan Direktur Kim bertemu dalam mobil. Min Hyuk meminta Direktur Kim untuk mengurus Tae Hee sebelum Rapat Umum Pemegang Saham besok,
“Ini takkan mudah dengan Rapat Umum Pemegang Saham yang semakin dekat. Banyak mata yang mengawasi.” jelas Direktur Kim enggan.
“Han Tae Hee punya kelemahan abadi yaitu Sara. Kang Joon akan menggunakan Sara sebagai umpan untuk memanggil Han Tae Hee. Saat itu... buatlah ledakan lain seperti di pabrik kimia. Dalam pengalamanku, ledakan itu sempurna.” ucap Min Hyuk.
Direktur Kim kaget karena Min Hyuk menginginkan hal yang sama saat ia membuat ledakan di pabrik kimia untuk membunuh ayah dan Ibu Tae Hee. Min Hyuk melirik pada Direktur Kim untuk menjalankan semua perintahnya. 


Direktur Kim sedang ada di lorong menerima telp dari Tae Hee. Sementara Tae Hee yang sedang ada diruangannya mengajaknya untuk bertemu. Mereka bertemu di ruangan Tae Hee. Lalu Tae Hee memperlihatkan jam sebagai barang bukti saat ledakan pabrik. Direktur Kim bertanya apa sebenarnya yang diberikan Tae Hee padanya.
“20 tahun yang lalu, ini jam tersangka yang ditemukan di lokasi ledakan pabrik. Ini milikmu, kan?” ucap Tae Hee. Direktur Kim tak menjawab sambil memalingkan wajahnya.
“Saat itu aku memang masih kecil. Tapi aku mengingat suaramu. Nenek menganggapmu layaknya keluarga. Bagaimana bisa kau melakukannya?” kata Tae Hee tak percaya.
Direktur Kim tetap saja terdiam, Tae Hee mengeluarkan foto yang menyerangnya.
“Kau mengenal pria ini, kan? Kau menggunakan pria ini untuk menyerangku. Aku takkan segera melaporkanmu ke polisi, demi mendapatkan pelaku sebenarnya dari ledakan itu. Han Min Hyuk, Son Ji Sook. Mereka berdua yang menyuruhnya, kan?” tanya Tae Hee mencoba mencari informasi.
“Aku tak tahu apapun.” ucap Direktur Kim
Tae Hee menilai Direktur Kim tak mudah berbicara, jadi dengan begitu ia sendiri yang akan mencari tahu. Direktur Kim hanya melirik Tae Hee tanpa memberikan sepatah katapun. Setelah keluar dari ruangan Tae Hee, ia menelp seseorang mengajaknya bertemu karena ada masalah yang serius. 


Direktur Kim kembali bertemu dengan Ji Sook.
“Han Tae Hee... tahu mengenaimu?” teriak Ji Sook kaget.
“Di hari kecelakaan itu, dia punya jam tanganku yang hilang.” cerita Direktur Kim.
Ji Sook menyuruh Direktur Kim untk menyangkalnya, Direktur Kim mengatakan bukan itu saja karena anak buahnya yang menyerang Tae Hee sudah menangkapnya. Lalu Tae Hee juga bertanya padanya kalau ia dan Min Hyuk yang menyuruh ledakan itu. Ji Sook pun kaget mendengar cerita Direktur Kim.
Direktur Kim meminum Winenya untuk menangkan diri. Ji Sook meminta Direktur Kim untuk bertahan sekali lagi karena besok adalah Rapat Umum Pemegang Saham.
“Sebelum rapat,... singkirkan Tae Hee dan buat Min Hyuk menjadi CEO. Dengan begitu, kita akan menjadi tim selamanya.” pinta Ji Sook.
“Hentikan!!! Dalam situasi begini, kau sama sekali tidak mengkhawatirkanku. Ledakan pabrik itu terjadi karena dirimu.”ucap Direktur Kim terlihat kesal 


Ji Sook pun menemui anaknya di kantor kalau ada  masalah besar karena Direktur Kim sudah semakin gelisah dan ia tak bisa mengendalikan lagi. Ia semakin panik karena Tae Hee bisa secepat itu mengetahui.
“Besok... akan ada ledakan di gudang Winner Food dan Han Tae Hee targetnya. Suruh orang lain selain Direktur Kim.” ucap Min Hyuk yang terlihat tenang
“Bagaimana dengan pria yang tertangkap itu?” tanya ibuny merasa masih belum tenang
“Kita akan mencarikanpengacara dan mengeluarkannya. lalu Direktur Kim sepenuhnya diasingkan.” perintah Min Hyuk. 


Direktur Kim datang ke kantor polisi memberikan kartu namanya kalau ia adalah Kim Joon Chul dari Grup Winner.
“Aku datang untuk menugaskan pengacara untuk Kim Kwang Mo.” jelas Direktur Kim
“Dia sudah punya pengacara dan Pengacara yang ditunjuk oleh Grup Winner.” jawab Detektif Oh
Direktur Kim binggung karena ada orang dari Grup Winner, pikirannya langsung tertuju pada Min Hyuk yang sudah melakukannya. 


Ji Hoon menegur adiknya yang mau keluar dari rumah. Chae Yoon merasa akan gila karena terus menerus berada di rumah. Ji Hoon bertanya kemana Chae Yoon akan pergi menurutnya lebih baik adiknya itu istirahat saja.
“Aku mau mencari Tae Hee oppa.” ucap Chae Yoon .
“Kenapa kau mencari hyung?” tanya Ji Hoon
“Aku mau memintanya menolongku dan Tae Hee oppa takkan menolakku.” tegas Chae Yoon sombong
“Chae Yoon. Seharusnya sekarang ini kau instropeksi diri dengan benar Atau kau selamanya takkan pernah membaik.” balas Ji Hoon mencoba menyadarkan adiknya.
Chae Yoon yang sombong tak mau mendengarkan omongan kakaknya memilih untuk pergi. Ji Hoon hanya melonggo melihat adiknya yang pergi begitu saja. 


Sa Ra masuk ke dalam Gedung sambil menelp Tae Hee memberitahu kalau ia mengantarkan makan siang penuh cinta dan mengataka ia baru saja dari Studio dan berada di depan lift. Chae Yoon yang baru masuk mendengar Sa Ra yang sedang berbicara di dengan Tae Hee.
“Aku juga mau menemui Tae Hee oppa.” ucap Chae Yoon yang berdiri disamping Sa Ra
“Kau mau bergantung padanya? Gyo Chae Yoon, kau tidak berubah.” sindir Sa Ra, keduanya saling menatap di depan lift.
“Bagaimana kau bisa begitu percaya diri? Kau juga berbohong dan bersalah. Kenapa orang hanya toleran padamu? Ini tidak adil.” ucap Chae Yoon sinis dengan mata berkaca-kaca.
"Mereka bukan hanya toleran padaku. Aku mengakui kesalahanku dan meminta pengampunan. Apa aku dimaafkan atau tidak, bukan keputusanku. Yang bisa kulakukan adalah melakukan sebaik mungkin. Sebaliknya kau masih belum mengakui kesalahanmu."
"Aku mengakui masa laluku dan melangkah maju. Kau bahkan tak bisa mengakui kesalahanmu dan berkubang dengan masa lalu. Itulah perbedaan diantara kita." jelas Sa Ra
Bibir Chae Yoon bergertar mendengar ucapan Sa Ra, pintu lift terbuka. Sa Ra masuk ke dalam dan Chae Yoon hanya menatapnya dengan menahan air matanya. Setelah pintu lift tertutup, air matanya pun mengalir di pipinya. 


Sa Ra membuka bekal buatannya di meja Tae Hee.
“Bagaimana kau bisa tahu pria berimajinasi kekasih mereka membawakan makanan untuk mereka? Aku senang 100x  karena aku menikahimu.” puji Tae Hee bangga
“Apa hanya Karena bekal makan siang saja ? Ayo Coba cicip.” ucap Sa Ra dengan mata yang mengoda Tae Hee.
Tae Hee tertawa mendengarnya, lalu Sa Ra menyuapi sandwich yang ia bawa untuk Tae Hee. Dengan wajah sumringah, Tae Hee mengangkat jempolnya memuji masakan Sa Ra yang sesuai dengan dugannnya. Sa Ra tersenyum lalu ikut mencoba saat Tae Hee menerima telp. 


“Aku sedang rapat, jadi Langsung saja.” ucap Tae Hee
“Besok jam 11 pagi... datang ke gudangnya Winner Food.” perintah Kang Joon.
Tae Hee terlihat gelisah dan mengatakan ia mengerti, setelah menutup telpnya ia masih binggung tapi di depan Sa Ra ia berusaha tersenyum dan menerima suapan kembali dari calon istirnya. 


Min Hyuk memberitahu ibunya kalau Han Tae Hee besok akan ke gudang. Ji Sook bertanya bagaimana dengan Rapat umum Pemegang Saham Besok. Min Hyuk menegaskan Tae Hee tak akan hadir karena saat itu mungkin Tae Hee tak akan bisa hidup.
Keduanya memang lurus dengan tatapan licik dan penuh keyakinan rencana mereka akan berhasil tanpa bantuan dari Direktur Kim. 


Pagi hari
Di dalam kamar Tae Hee sudah menyiapkan uang dalam tas untuk Kang Joon. Ia juga mempersiapkan paspor yang ia simpan dalam saku jasnya dan juga surat “Pengajuan Perceraian” dalam amplop.
Kenapa harus sebelum Rapat Umumu Pemegang Saham? Pasti ada tujuan lain.”gumam Tae Hee melihat surat cerai yang akan di tandatangi oleh Kang Joon. 


Ketukan pintu terdengar, Sa Ra masuk ke dalam kamarnya. Ia datang dengan wajah tersenyum, memasangkan saputangan kuning di kantung jas Tae Hee.
“Kau berzodiak Aquarius, jadi warna kuning untuk keberuntungan. Jadi Kau akan menerima berita baik.” ucap Sa Ra berharap
Lalu ia melihat dasi Tae Hee yang miring dan segera memperbaikinya. Tae Hee merasa seperti mendapatkan dukungan dari seorang istri, ia jadi tahu alasan orang itu menikah. Sa Ra tersenyum mendengarnya. Tae Hee bertanya kemana rencana Sa Ra hari ini.
“Bumbu alaminya Winner Food sudah selesai. Aku mau periksa.” ucap Sa Ra
“kau akan pergi Sendirian?” tanya Tae Hee yang terlihat sangat khawatir.
“Biasanya juga aku bekerja sendiri.” kata Sa Ra
“Pergilah ke Sewondang. Aku mau kau bersama nenek. Aku harus mampir ke gudang sebelum Rapat Umum Pemegang Saham. Hari ini Aku sangat sibuk, jadi Kau harus di Sewondang agar aku tak khawatir. Dan juga... aku akan memberimu sebuah surat. Berikanlah pada nenek.” pesan Tae Hee. Sa Ra mengangguk mengerti. 


Direktur Kim duduk sendirian didalam mobilnya, ia teringat saat ada dirumah Nenek Park
Flash Back
“Ibumu punya demensia... ...pasti berat bagimu. Sakit berkepanjangan tidak baik buat anak. Jagalah dia baik-baik.” ucap Madam Park sambil menyerahkan amplop pada Direktur Kim.
“Aku... sudah kehilangan keluargaku. Sekarang Fakta kau masih punya keluarga untuk dijaga... membuatku iri.” ungkap Madam Park sangat sedih.
Direktur Kim menatap Madam Park dengan mata berkaca-kaca, tapi Madam Park menatapnya dengan penuh senyuman yang tulis.
Flash Back end
Direktur Kim mengingat kebaikan Madam Park padanya tanpa mencurigainya sedikit pun. Ponselnya berbunyi, ia melihat itu adalah telp dari Madam Park dengan rasa gelisahnya ia memilih untuk menutup ponselnya tanpa mengangkatnya. 


Madam Park binggung karena Direktur Park tak bisa di hubungi, ia bertanya pada seketaris yang lainnya kalau Direktur Kim itu tidak pergi ke Rapat Umum Pemegang Saham. Seketarisnya membenarkan bahkan bagian kantor juga tak bisa menghubungi Direktur Kim.
“Jadi Sebenarnya kenapa dia tidak menjawab telpon?” teriak nenek kesal
Sa Ra datang menemui Nenek memberitahu kalau ia datang itu diutus oleh Tae Hee. Nenek Seperti masih belum bisa menerima Sa Ra tapi mendengar Tae Hee yang menyuruhnya ia seperti tak bisa marah.
“Dia ingin aku memberikan surat ini pada nenek.”ucap Sa Ra memberikan surat pada Nenek. Dengan helaan nafasnya nenek menerima surat dari tangan Sa Ra 


Tae Hee menyetir mobil dengan sedikit gelisah, ia melihat paspor, surat cerai dan tas sudah ia siapakan untuk Kang Joon. Sepertinya ia berusaha untuk tenang dan melajukan mobilnya dengan cepat.
Akhirnya disampai ke gudang milik Winner Food, Kang Joon sudah menunggunya di dalam. Tae Hee membawa permintaan Kang Joon.
“Serahkan dulu uang dan paspornya. Baru dokumen perceraian.” perintah Kang Joon, Tae Hee melempar begitu saja uang didalam tas.
“Aku sudah mengisi tas ini dan Ini paspornya.” ujar Tae Hee memberikan paspos palsu buatanya.

Kang Joon melihat paspor palsu buatan Tae Hee dengan nama Park Gyung Chul dengan foto dirinya, ia pun tersenyum karena Tae Hee sudah membuat paspor palsu untuk dirinya. Tae Hee mengeluarkan surat cerai yang sudah ia bawa meminta untuk Kang Joon menandatanginya. Kang Joon malah tersenyum licik padanya.
“cepat Tanda tangan.” perintah Tae Hee dengan mata yang serius.
“Baiklah. Aku harus menepati janjiku.” ucap Kang Joon membubuhkan tandatangannya pada kertas yang dibawa Tae Hee.
“Dengan ini, Sa Geum Ran dan aku... mengakhiri pernikahan kami? Ahh.... Sayang sekali. Beritahu Geum Ran untuk berbahagia.” pesan Kang Joon dengan nada mengejek.
Tae Hee merasa dirinya tak ingin bertemu lagi dengan Kang Joon, dan Kang Joon juga berharap tak akan bertemu lagi. Ketika Tae Hee akan pergi, Kang Joon berteriak beberapa orang keluar dari persembunyiannya. 
Beberapa orang langsung mengepung Tae Hee, Kang Joon mengambil tas dan berjalan mendekati Tae Hee.
“Ini bukan aku yang rencanakan. Tapi Han Min Hyuk tak bisa membiarkanmu hidup. Maaf. Aku pergi dulu.” ucap Kang Joon meninggalkan Tae Hee sendirian.

Tae Hee semakin terdesak karena empat orang pria semakin mendekatinya. 


Nenek yang ada dirumah membawa surat dari Tae Hee yang dibawa oleh Sa Ra
“Nenek... Saat kau membaca surat ini jika kau tak bisa menghubungiku hubungi Detektif Oh di Kantor Polisi Seongbuk. Direktur Kim Joon Chul adalah pelaku peledakan pabrik 20 tahun yang lalu. Jam tangan yang kutunjukkan padamu miliknya Kim Joon Chul.”  tulis Tae Hee pada suratnya.
Nenek Park kaget membaca surat dari Tae Hee lalu bertanya keberadaan Tae Hee. Sa Ra memberitahu Tae Hee akan pergi gudang Winner Grup sebelum datang ke Rapat Umum Pemegang Saham. Nenek Park mengumpat Direktur Kim yang berkhianat padanya, Sa Ra binggung tak mengerti kenapa nenek terlihat sangat marah.
Direktur Kim datang menemui Madam Park, dengan mata penuh amarah Madam Park menatap Direktur Kim yang datang dengan mata berkaca-kaca. Direktur Kim langsung berlutut di depan Madam Park dan rela untuk di bunuh oleh Nenek Park.
“Tae Hee sedang dalam bahaya. Mereka memintaku untuk melakukan ledakan yang sama dengan 20 tahun yang lalu.” ujar Direktur Kim jujur.
Sa Ra melotot kaget dan Nenek Park masih sangat marah karena Direktur Kim adalah penyebab ledakan yang terjadi di pabrik kimia. 


Min Hyuk dan Ji Sook masuk ke dalam gedung untuk datang ke Rapat Umum Pemegang Saham. Terlihat wajah Ji Sook yang tegang, Min Hyuk meminta ibunya untuk santai karena ia nanti akan menjadi CEO tanpa ada halangan apapun.
“Aku gugup. Banyak pemegang saham yang berbalik arah. Kita tak tahu apa yang mungkin Han Tae Hee katakan.” ucap Ji Sook sedikit panik. Min Hyuk berhenti melangkah.
“Han Tae Hee... takkan datang.” ucap Min Hyuk dengan wajah tlicik.
“Meskipun begitu, cobalah konfirmasi, Min Hyuk” pinta ibunya yang khawatir.
Min Hyuk pun mengambil ponselnya dari Sek. Jung menelp di bagian gudang. Anak buahnya memberitahu mereka sudah berhasil. Ji Sook yang mendengarnya tersenyum karena rencana untuk menyingkirkan Tae Hee selamanya berhasil.
Bersambung ke Part 2  

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Sinopsis Birth of Beauty Episode 20 Part 2

Tae Hee yang baru masuk rumah berteriak memanggil Sa Ra, melihat Sa Ra yang ada didepan pohon natal ia merasakan perasaan yang sesungguhnya seperti Sa Ra yang sedang menunggunya pulang berkerja. Sa Ra tersenyum mendengar ungkapan Tae Hee.
“Ahjumma. Aku punya hadiah untukmu” ucap Tae Hee
Sa Ra binggung hadiah apa yang dibawakan Tae Hee untuknya. Tae Hee memperlihatkan tas yang ia bawa di depan wajah Sa Ra. 



Isinya adalah Toppoki,  kimbap dan odeng dan juga sosis, mereka memakannya bersama-sama. Sa Ra menanyakan alasan Tae Hee membawa makanan itu untuknya, Tae Hee mengatakan karena ia tahu Sa Ra menyukainya  dan besok adalah acara yang penting jadi ia harus makan yang ia suka. Sa Ra tersenyum bahagia.
“Tapi kenapa kau suka kimbap, Toppoki dan sosis darah?” tanya Tae Hee penasaran.
“Masa aku paling percaya diri adalah saat aku masih SMA karena Aku selalu kuat. Aku punya kepercayaan diri di judo. Meskipun mereka menggodaku dengan mengatakan aku ini King Kong ataupun babi aku sama sekali tidak terpuruk. Karena aku melakukan judo, Makanan yang paling kusukai saat itu kimbap,Toppoki dan sosis, Saat aku membutuhkan semangat, aku memakannya.” cerita Sa Ra
“Jika kau membutuhkan semangat, kau tak perlu makan makanan itu lagi.” tegas Tae Hee
“Kenapa begitu?” tanya Sa Ra
“Karena kau sudah kuat. Ahjumma yang sebelumnya, Sa Geum Ran, lemah dan bergantung pada orang lain. Tapi sekarang kau orang yang berbeda. Kau mandiri dan proaktif. Kemampuanmu mengatasi kesulitan mengejutkanku Aku merasakannya lagi saat konfrensi persmu. Sekarang kau ini orang yang kuat.” ucap Tae Hee.
Sa Ra memberika senyuamannya begitu juga Tae Hee yang memberikan senyuman bahagianya.
“ Tapi... apa rahasiamu menjadi sekuat itu?” tanya Tae Hee
“Aku punya rahasia. Tapi nanti saja kuberitahu. Untuk sementara, aku akan fokus di acara talk show  dan makanan enak ini. Mungkin karena kau yang membelinya, rasanya begitu enak.” puji Sa Ra
Tae Hee tak percaya tapi Sa Ra menyakinkan kalau ia katakan itu benar. Tae Hee pun menyuapi Sa Ra sosis yang ia beli begitu juga Sa Ra yang menyuapi Tae Hee odeng yang ia beli. 


Pagi hari di kantor Winner Grup.
“Kenapa Sara... ada di daftar tamu?” tanya Chae Yoon panik.
“Bukannya bagus? Sara duluan yang menelpon kami. Fokuskan pertanyaanmu pada Sara hari ini, mengerti?” perintah PD Kim.
Chae Yoon berlari ke ruang make up, lalu bertanya pada dua karyawan. Apa mereka melihat Sara. Keduanya mengelengkan kepalanya lalu keluar dari ruang make up. Wajah Chae Yoon panik mencoba menelp Sa Ra tapi ponsel Sa Ra mati.

Ia mencoba menelp Kang Joon dan Kang Joon sedang minum di kedai pagi hari. Kang Joon mengangkat telp Chae Yoon lalu Chae Yoon memberitahu kalau mereka itu ada dalam masalah besar.
“Sara ada di acara talkshow hari ini.” ucap Chae Yoon panik
“Sudah kubilang padamu kita harus melakukan sesuatu.” teriak Tae Hee kesal 



Ketua Choi memperlihatkan foto yang diambil dari CCTV dengan wajah pelaku penyerangan, lalu memberitahu kalau plat nomornya itu tidak jelas. Tae Hee meminta Ketua Choi bisa mendapatkan plat nomornya dan ia yang akan tetap menjaga Sa Ra. Ketua Choi mengerti lalu keluar dari ruangan. 


Chae Yoon gelisah mondar mandir di depan ruang make up, buru-buru ia menelp Tae Hee meminta bantuan sebagai kakak tertuanya.
“Tae Hee oppa,  Hentikan Sara.” pinta Chae Yoon dengan wajah ketakutan
“Sara akan memberitahu yang sebenarnya.” ucap Tae Hee. Chae  Yoon tak percaya Tae Hee bisa bersikap tak peduli padanya.
“Chae Yoon. Bertanggungjawablah jika kau memang harus. Saat semuanya sudah pada tempatnya, aku akan membantumu sebagai oppa.” tegas Tae Hee.
Chae Yoon semakin panik dan menahan tangis karena Tae Hee sekarang tak berpihak padanya seperti dulu. 


Studio acara Interview dengan Chae Yoon.
Chae Yoon mencoba untuk tenang membaca draft pertanyaanya. Sa Ra datang diantar oleh FD duduk di dekat Chae Yoon. Melihat FD yang pergi, Chae Yoon mulai berbicara pada Sa Ra.
“Segera hentikan ini!!!” perintah Chae Yoon dengan mata melotot
“Kau sendiri yang menginginkan aku ikut talk show ini” ucap Sa Ra tanpa memandang Chae Yoon
“Kau mau bangunannya? baiklah akan kukembalikan padamu.” tegas Chae Yoon
“Tidak perlu. Aku akan mendapatkannya sendiri.” balas Sa Ra
Salah seorang pembawa acara lainnya datang dan juga Chef saingan Sa Ra. Chae Yoon berusaha untuk tersenyum di depan keduanya termasuk juga Sa Ra yang dingin melihat Chae Yoon.
Chae Yoon memulai acaranya, Tae Hee melihatnya dari TV yang ada di dekat kantin.
“Di acara hari ini, kita kedatangan partisipan dari Brith of  Chef, Sara dan Oh Kyung Hee. Kita akan membicarakan hidup dan makanan dengan dua tamu ini.” ucap Chae Yoon
Sa Ra pun memberikan salam pada semuanya, Tae Hee yang melihat Sa Ra dari layar bergumam supaya Sa Ra untuk kuat. 


Di Studio Interview bersama Chae Yoon.
“Kita sudah membicarakan tentang masakannya Oh Kyung Hee untuk keluarganya. Sekarang gilirannya Sara. Subjek dari masakan Sara adalah makanan untuk para tamu. Bisa kita mulai?” ucap Chae Yoon melirik pada partner pembawa acaranya.
Sa Ra memalingkan wajahnya pada Chae Yoon karena sekarang giliran dirinya berbicara.
“Lebih daripada semuanya, aku tahu bagaimana rasa penasaran pemirsa terhadap Sara. Cerita yang belum selesai di konfrensi pres... bisakah kau menceritakan lebih jauh?” tanya Partner Chae Yoon bertanya pada Sa Ra.
Chae Yoon yang mendengar pertanyaan Partnernya panik karena Sa Ra bisa membongkar semua kejahatan yang sudah ia lakukan padanya.
“Pertama-tama,... aku ingin minta maaf lagi. Maafkan atas ...penampilanku yang salah.” ucap Sa Ra
“Kurasa sulit bagi Sara untuk membicarakan masalah pribadi. Bagaimana jika membicarakan soal masakan lebih dulu?”  ujar Chae Yoon berusaha mengalihkan pembicaraan Talk Show.
“Tidak masalah... Aku merasa baik-baik saja. Bagaimanapun, suatu saat nanti aku juga harus membicarakannya.” jawab Sa Ra dengan tatapan mengarah pada Chae Yoon.
“Jika tidak apa, kami akan menanyakan beberapa pertanyaan. Sara, siapa namamu yang sebenarnya?” tanya partner pembawa acara Chae Yoon.
Chae Yoon terlihat ketakutan dengan pertanyaan partnernya yang semakin menjurus. Sa Ra menatap kamera memberitahu kalau nama sebenarnya adalah Sa Geum Ran.
“6 bulan yang lalu, aku peserta dalam program berat badan yang disebut Change.” cerita Sa Ra, penonton yang ada distudio saling berpandangan satu sama lain saling berbisik.
“Jadi kau memang ingin ikut dalam operasi plastik?” tanya si partner pria  Sa Ra mengakui dirinya itu memang salah.
Tae Hee tetap menonton acara Sa Ra dengan berdiri dan tetap melihat ke layar TV.
“Kukira... aku harus menjadi cantik agar dicintai. Tapi agar dicintai, aku tidak perlu menjadi cantik. Aku harus... mencintai diriku sendiri lebih dulu.” ucap Sa Ra, Tae Hee terus menatap layar kaca. 



Kembali ke Studio, terlihat Chae Yoon semakin gelisah karena Sa Ra akan membongkar semuanya.
“Dan Aku mempelajarinya setelah itu. Jika pemirsa sekalian kenal Sa Geum Ran lain disekitar kalian, mohon cintai dia. Karena dia tak seharusnya berpikiran bodoh sepertiku. Dan dengan hidup bodoh tidak harus terbunuh sepertiku.” cerita Sa Ra
Semua kru, penonton saling berbisik mendengar cerita Sa Ra, Chae Yoon melotot karena Sa Ra berani menceritakan kalau ia pernah di bunuh.
“Apa barusan kau mengatakan "dibunuh", Sara?” tanya partner Pria mencoba menyakinkan.
“Sara. Tiba-tiba mengatakan sesuatu seperti itu di acara langsung membuatku merasa takut.” komentar Chae Yoon. Sa Ra menatap Chae Yoon.
“Apa ceritaku membuatmu merasa tak nyaman,... Gyo Chae Yoon?” ucap Sa Ra dengan nada menyindir.
Suasana terlihat sangat tegang mendengar ucapan Sa Ra, dengan wajah tersenyum dipakas Chae Yoon menjawab tidak dan merasa dirinya tak perlu merasa tak nyaman. Partnernya kembali bertanya tentang di bunuh lalu bertanya siapa berani membunuh Sa Ra.
“Dia adalah Suamiku.” ucap Sa Ra, Chef Oh yang duduk disamping Sa Ra melonggo mendengar jawaban Sa Ra. Penonton semakin kaget dan Chae Yoon semakin ketakutan.

“Suamiku punya 'simpanan'. Mereka berdua berselingkuh. Suamiku mencuri propertiku.” cerita Sa Ra 

Ia mengingat saat tubuhnya masih gemuk melihat sendiri suaminya yang berselingkuh dan juga surat tanahanya yang sudah diganti setelah ia melakukan operasi plastik.
“Aku hidup bersama keluarga mertuaku selama 8 tahun... dan menyokong suamiku yang belajar di luar negeri. Sebaliknya yang kudapatkan adalah perceraian.” cerita Sa Ra dengan mengingat ketika Kang Joon mengembalikan cincin pernikahan mereka di rumah sakit.
“Suamiku dan simpanannya... sangat keji. Saat aku menolak diceraikan,  suamiku merancang kecelakaan mobil... dan mencoba membunuhku.” lanjut Sa Ra.
Didalam ingatannya kembali ketika ia bertengkar dengan Kang Joon lalu ia kecelakaan dan mobilnya tenggelam di dalam laut.
“ Sara... kau Bisa bermasalah membuat pernyataan yang belum dikonfirmasi.” ucap Chae Yoon dengan nada tinggi.
“Saat aku sekarat di tempat kejadian, simpanannya juga ada disana. Wanita itu menyaksikan suamiku membunuhku, tapi tidak menghentikannya. Dia menyaksikan aku tenggelam begitu saja di laut.” tegas Sa Ra yang kembali membuat penonton bergemuruh
“Sebenarnya siapa wanita itu?” tanya partner Chae Yoon
“Wanita itu... sekarang ada di studio ini.” jawab Sa Ra. Penonton yang mendengar jawaban Sa Ra terlihat merinding ketakutan.
“Dia adalah... Gyo Chae Yoon.” ucap Sa Ra dengan tatapannya mengarah pada Chae Yoon

Chae Yoon menahan air matanya, ia panik karena semua kamera menyoroti wajahnya dan penonton saling berbisik tentang dirinya.
 *** 
Kang Joon menonton acara Chae Yoon dari kedai tempat minum,
“Kalau begitu,... suaminya Sa Geum Ran... adalah CEO HBS...Lee Kang Joon?” tanya si partner pria dan Sa Ra pun membenarkan.
Beberapa bibi yang menonton saling berkomentar tak percaya seorang suami yang tega membunuh istrinya sendiri. Kang Joon menghela nafas mendegar pengakuan Sa Ra di siaran langsung.
“Si bangsat pembunuh itu. Seperti apa tampangnya? Coba cari tahu dia.” pinta salah satu bibi yang penasaran.
Kang Joon memilih untuk keluar dari kedai diam-diam, sementara bibi yang ada disana masih tak percaya dengan dunia yang menurutnya begitu menakutkan sambil mencari tahu CEO HBS dalam ponselnya.

Tae Hee yang melihat Sa Ra selesai berbicara, menelp Detektif Oh membicarakan tentang kasus Kang Joon dan memintanya untuk menonton siaran HBS sekarang. 


Ayah Kang Joon masuk ke dalam rumah sambil menelp, ia berteriak kaget karena baru mengetahui kalau Sa Ra adalah Geum Ran. Min Young dan Jin Young panik melihat ayahnya yang berteriak karena sudah mengetahui tentang Geum Ran yang sebenarnya.
“Kudengar Geum Ran ada di TV. Coba nyalakan.” perintah Ayah Kang Joon pada anaknya.
Ibu Kang Joon keluar dari kamarnya ikut kaget mengetahui Geum Ran ada dalam TV.
Ji Hoon melihat berita online dari tabnya. “Penyiar HBS Gyo Chae Yoon, kaki tangan pembunuhan?” Ia kaget melihat adiknya yang dianggap sebagai kaki tangan seorang pembunuh dan Sa Ra adalah Geum Ran.
Ia mengingat saat Chae Yoon memperlihatka foto wanita gemuk dan ia memberitahu kalau Tae Hee yang memintanya untuk mengoperasi plastik tanpa meninggalkan jejak. Ji Hoon tak percaya kalau orang itu adalah Geum Ran dan ia mengubahnya menjadi Sa Ra. Dengan wajah penuh kepanikan ia mencoba menelp adiknya. 


Chae Yoon berlari masuk ke dalam kamar mandi, badanya terlihat lemas karena Sa Ra mengungkapnya dalam acaranya yang ia bawakan sendiri dan itu secara langsung. Ia duduk di atas WC mencoba menenangkan dirinya. Terdengar suara dua karyawan yang membicarakannya.
“Penyiar Gyo Chae Yun bermuka dua. ternyata Dia seorang penzinah”
“Beraninya dia bermain sebagai korban saat dia yang menghancurkan pernikahan. Aku merasa sedih untuk Sa Geum Ran”
Chae Yoon yang mendengar komentar karyawan semakin panik karena semua rahasianya sudah terbongkar.
***
Tae Hee berlari masuk ke ruang make up, menemui PD Kim menanyakan keberadaan Sa Ra. PD Kim merasa tak melihat Sa Ra masuk ke ruang make up jadi ia piki Sa Ra masih ada di studio. Tae Hee mengerti lalu pamit pergi. 



Sa Ra duduk sendirian dalam studio, ia mengingat kembali saat pertemuaan pertamanya dengan Chae Yoon setelah ia mengetahui Kang Joon selingkuh.
“Kalau begitu, putuslah dengan suamiku. Akhiri semuanya dengannya.” pinta Geum Ran
“Apa kau pikir kalian berdua sepadan bersama? Apa kau tak pernah bercermin?” sindir Chae Yoon melihat tubuh Geum Ran yang gemuk.
Ia mengingat saat dirinya jatuh di pasar, mengejar bis dan juga harus terjatuh di dalam bis tanpa ada orang yang menolongnya. Ia pun menangis karena selama ini tidak pernah melihat wajahnya di cermin dengan mengunakan lipstik yang ia punya. Lalu melihat dari kejauhan ibu mertuanya yang menyambut Chae Yoon sebagai selingkuhan Kang Joon.

Geum Ran menangis sendirian di bawah rintikan hujan, lalu mobilnya tengelam di laut tapi ia bisa selamat menaiki karang dan juga lorong panjang. Ia melihat Kang Joon yang tak menangisi dirinya.


Tae Hee masuk ke dalam studio dengan wajah tersenyum karena melihat Sa Ra lalu berjalan mendekatinya.
“Semuanya sudah selesai.” ucap Sa Ra dengan wajah tersenyum
“Aku sudah menonton semuanya dan menunggu di luar.” ujar Tae Hee
 Sa Ra pikir Tae Hee tak perlu melakukannya, Tae Hee seperti tak perlu meminta Sa Ra untuk mengikutinya. Ia menarik tangan Sa Ra mengajaknya keluar dari studio. 

Min Hyuk kembali bertemu dengan Direktur Kim dalam restoran.
“tiga hari lagi hingga rapat pemegang saham. Singkirkan Han Tae Hee.” perintah Min Hyuk,
Ia juga menyerahkan jadwal Tae Hee meminta Direktur Kim untuk tidak membuat kesalahan. Direktur Kim melihat jadwal mingguan Tae Hee lalu menaruh disampingnya.
“Sekarang situasinya berbeda, Kau bisa dicurigai. Sebenarnya seberapa jauh kau akan melangkah?” tanya Direktur Kim dengan wajah datarnya.
“Hingga aku mendapatkan Grup Winner. Aku punya seseorang yang bisa disalahkan yaitu Lee Kang Joon. Dia punya alasan lebih dari cukup untuk membunuh Han Tae Hee. Dan Aku akan mengurusnya. Pertama-tama, Direktur Kim, kau mulailah” perintah Min Hyuk
Min Hyuk memberikan senyuman liciknya sambil meminum teh, Direktur Kim hanya menatapnya dengan tatapan datarnya tanpa bereaksi apapun. 


Direktur Kim baru saja selesai bertemu dengan Min Hyuk, tak sengaja ia melihat Ji Sook ada di parkiran. Terlihat sikap cueknya melihat Ji Sook dan ingin masuk ke dalam mobil tapi Ji Sook memanggil dan menghampirinya.
“Anggaplah ini untuk menolongku. Kumohon padamu, Joon Chul.” ucap  Ji Sook memohon.
“Waktu itu juga kau berkata begitu dan Selalu seperti ini.” tegas Direktur Kim, ia mengingat saat itu dirinya yang menyulut api membuat pabrik terbakar.
“Kejadian pabrik kimia, aku melumuri tanganku dengan darah demi dirimu. Sebenarnya apa yang kudapatkan?” ungkap Direktur Kim.
“Saat Min Hyuk menjadi CEO,dia takkan mengabaikanmu. Aku akan bertanggung jawab untukmu. Kumohon padamu, Joon Chul.” ucap Ji Sook. Direktur Kim hanya memandang Ji Sook dengan tatapan dinginnya. 


Tae Hee ternyata mengajak Sa Ra untuk pergi ke pantai. Sa Ra merasa sudah lama tidak pergi ke tempat itu. Tae Hee bertanya  Bagaimana perasaannya melihat pantai. Sa Ra mengatakan hatinya merasa lebih lapang. Tae Hee tersenyum karena itulah ia membawanya ke pantai.
Tiba-tiba Tae Hee memberikan sebucket mawar putih untuk Sa Ra lalu memberikannya. Sa Ra menerimanya permberian bunga dari Tae Hee. 


“Mawar putih itu  artinya hormat.” ucap Tae Hee. Sa Ra bertanya kenapa Tae Hee mengartikan dengan hormat
“Memperhatikanmu, membuatku sering meletakkan diriku diposisimu. Kau selalu melampui perkiraan. Aku menghormatimu  yang selalu bangkit menerima tantangan.” jelas Tae Hee.
“Kau bertanya padaku... apa rahasiaku mengatasi semua kesulitan itu, kan? Apa masih penasaran?” tanya Sa Ra. Tae Hee menganguk dengan wajah tersenyum.
“Rahasianya adalah dirimu. Pujian dan doronganmu yang merubahku Kau selalu memujiku dengan hal kecil. Kau mendorongku bahkan di saat aku tak bisa. Kau terkejut pada hal yang sudah jelas. Sa Geum Ranbutuh penyembuhan, Dia terluka begitu banyak. Tapi, kau menyembuhkanku dengan pujianmu.” jelas Sa Ra
“Kurasa karena itulah, tidak aneh jika memanggilmu Dokter meskipun dirimu bukan..” puji Sa Ra
Tae Hee semakin tersenyum mendengarnya, ia menghembuskan nafas panjang dengan tersenyum. Sa Ra begitu juga, dengan sinar matahari pantai keduanya sepertinya sudah kembali seperti dulu. 


Sa Ra masuk ke dalam kamarnya dengan wajah tersenyum membawa bunga mawar putih dari Tae Hee. Ia duduk di depan cermin lalu mencium wangi bunga dalam-dalam, ingatannya kembali saat Tae Hee berbicara di pantai.
“Aku menghormatimu yang selalu bangkit menerima tantangan” ucap Tae Hee
Ia tersenyum sumringah mengingat itu semuanya, terdengar suara Tae Hee yang memanggilnya apabila sudah selesai berganti pakaian. Sa Ra berteriak dengan wajah tersenyum kalau ia akan turun segera. 


Sa Ra sudah menemui Tae Hee di ruang bawah tanah, melihat Tae Hee yang sedang di depan laptop tak percaya dengan plat nomor mobil pria yang datang ke Rumah sakit bisa mengetahui nomor telpnya. Tae Hee membenarkan dan tetap serius menatap laptopnya.
“Dokter, kau memang keren.” puji  Sa Ra, Tae Hee gugup mendengar pujian Sa Ra untuk pertama kalinya setelah mereka berpisah.
“Ini apa yang kulakukan setiap hari. Dan ini juga yang kulakukan saat aku mengirimkan email massal tentang Lee Kang Joon.” ucap Tae Hee
“Aku tidak melihatmu melakukannya waktu itu.” ungkap Sa Ra
“Saat itu aku terlihat lebih keren. Aku berjuang begitu keras demi dirimu. Sekarang Wajahku bertambah jelek dan Pori-poriku membesar.” keluh Tae Hee sambil memegang pipinya.
Sa Ra tersenyum lalu meminta ia melihat wajah Tae Hee untuk memeriksanya, ia ingin melihat wajahnya masih sama atau bertambah parah. Tae hee pikir Sa Ra tahu sebelum dan sesudahnya jadi ia mengizinkan Sa Ra untuk melihatnyanya.
“Dokter... kurasa bulu matamu bertambah panjang. Terlihat berembun.” goda Sa Ra, Tae Hee tertawa mendengar godaan Sa Ra.
“Kalau begitu... aku lebih ganteng dari sebelumnya?” tanya Tae Hee bangga, Sa Ra mengangguk tersipu malu. Lalu gantian Tae Hee yang melihat wajah Sa Ra.
“Matamu terlihat berbeda. Mata seseorang mencerminkan perjuangan mereka. Kau tak bisa membuatnya dengan operasi plastik.” puji Tae Hee. Sa Ra pun tersenyum mendengarnya.
“Pada akhirnya, kau dan aku berpisah dan bertemu lagi dan kita semakin ganteng dan cantik’kan?” ungkap Sa Ra
“Setelah berjuang begitu lama, kita menjadi ganteng dan cantik. Ahjumma, kau benar-benar bertambah cantik.” puji Tae Hee kembali, Sa Ra juga mengagumi Tae Hee yang juga semakin ganteng.
Keduanya saling menatap, terdengar bunyi dari laptop Tae Hee, terlihat alamat di layar komputer.
“Kota Seoul... Gangseogu Hwagokdong nomor 47.” ucap Tae Hee. Keduanya saling menatap dengan wajah terkejut. 


Detektif Oh masuk ke dalam rumah keluarg Lee bersama pasukannya, Jin Young yang sedang membawa teh untuk orang tuanya binggung begitu juga Min Young yang berdiri disebelahnya.
“Aku Detektif Oh dari Kantor Polisi Seongbuk. Dimana Lee Kang Joon?” tanya detektif Oh
“Sekarang dia sedang tak disini. Dia meninggalkan rumah beberapa waktu yang lalu, tapi... ada masalah apa?” tanya ayah Kang Joon yang duduk di ruang keluarga.
“Dia duga atas usaha pembunuhan Sa Geum Ran.” jawab Detekti Oh.  Ayah dan ibu Kang Joon langsung lemas dan bersandar di sofa.
Detektif Oh datang ke hotel tempat Kang Joon menginap tapi ternyata Kang Joon suda melarikan diri dan tak berhasil mereka tangkap. 


Tae Hee baru selesai menerima telp. Sa Ra bertanya apakah polisi kehilangan Kang Joon. Tae Hee menceritakan Kang Joon yang sudah tahu kalau polisi mencarinya jadi ia memilih untuk kabur. Suasana rumah sangat tegang karena bisa saja Kang Joon datang untuk menyerang mereka.

Ketua Choi duduk di dalam mobil sambil melihat foto pelaku penyerangan bosnya, ia melihat dengan jelas si pelaku yang keluar dari mobil lalu berjalan keluar dari pakiran. Setelah itu ia memberitahu Tae Hee kalau si pelaku sudah masuk ke dalam rumah.
“Apa Kau juga mau ikut? Ini urusan yang genting.” teriak Tae Hee tak mau Sa Ra ikut dengannya
“Aku satu-satunya orang yang mengetahui wajahnya, jadi Aku harus ikut.” tegas Sa Ra
“Ini bisa berbahaya.” ucap Tae Hee khawatir
“Untuk apa kekuatanku ini? Rasanya sia-sia saja. Kita harus selalu bersama.” ucap Sa Ra
Tae Hee tersenyum mendengar Sa Ra yang selalu ingin bersama dirinya, Sa Ra pun mengoda kalau sudah seharusnya mereka selalu bersama. Tae Hee akhirnya setuju dan mereka harus pergi bersama dengan memberika semangatnya untuk pergi. 



Keduanya sampai di parkiran bertemu dengan Ketua Choi, Tae Hee kembali meyakinkan apakah si pria itu memang tinggal di tempat itu. Ketua Choi memberitahu si pelaku sudah masuk kedalam rumah dua jam yang lalu.
“Kerja yang bagus dan kau Beristirahatlah. Kami yang akan mengawasinya.” ucap Tae Hee, Ketua Choi mengerti lalu pergi.
Sa Ra dan Tae Hee saling bertatapan seperti akan menyusun rencana. 


Beberapa saat kemudian Sa Ra menelp dari depan mobil si pelaku.
“Apa kau pemilik mobil nomor 6172?” tanya Sa Ra, ia langsung memandang Tae Hee karena yang ia telp itu benar pemiliknya.
“Tak sengaja, aku menabrak mobilmu. Apa yang harus kulakukan? Bisakah kau keluar sebentar?” ucap Sa Ra mencoba memancing pria itu keluar.
Si pria akhirnya keluar memeriksa bagian depan mobilnya lalu mengeluarkan ponselnya. Sa Ra melihat pria yang datang dan mengingat dengan pria yang datang kerumah sakit. Lalu ia membenarkan kalau pria itu adalah pelakunya.
Tae Hee mengingat saat dirinya dipukul oleh balok kayu saat di gudang, dengan keberaniannya ia mendatangi si pria.


“Han Tae Hee.” ucap Si Pria yang mengenali Tae Hee.
“Aku khawatir kau akan berpura-pura tidak mengenalku. Syukurnya kau mengucapkan namaku. Tak perlu bertanya apa kau yang menyerangku.” ucap Tae Hee
Si pelaku mencoba memberikan pukulan tapi Tae Hee bisa menghindarinya lalu memelintir tangan si pelaku dan mengatakan dirinya takkan menjadi korban untuk yang kedua kalinya. Ia mendorong pria itu, lalu Sa Ra yang tepat ada dibelakanganya memberikan pukulan dengan tasnya.
Tae Hee memberikan pukulan pada perut si pelaku lalu membantingnya, si pria pun berbaring di parkiran, lalu Tae Hee mencengkram jaket si pria.
“Siapa yang menyuruhmu untuk membunuhku Lee Kang Joon atau Han Min Hyuk?” tanya Tae Hee
Si pria malah memalingkan wajahnya, tak mau menjawab. Tae Hee pun melepaskan cengkramannya, Sa Ra mendekat melihat si pelaku yang tergolek lemas.
Tae Hee mencoba mencari sesuatu dalam jasnya, si pria mencoba menghalanginya akhirnya Tae Hee kembali memukul wajahnya yang membuat si pria pingsan. Ia mengambil ponsel milik si pria, lalu menatap Sa Ra dengan wajah tegang. 


Si pria pun akhirnya dibawa ke kantor polisi.
“Sebenarnya siapa yang menyuruh penyerangan pada Han Tae Hee?” teriak detektif Oh.
Si pria hanya mengangkat wajahnya lalu tersenyum mengejek dan tak mau menjawab pertanyaan polisi. 


Tae Hee dan Sa Ra sudah kembali ke rumah dengan membawa ponsel si pelaku.
“Tak peduli seberapa banyak aku mencari data telponnya, aku tak bisa menemukan nama Lee Kang Joon maupun Han Min Hyuk.” ucap Sa Ra binggung
“Apa ada orang tengah?” pikir Tae Hee
Ia mengajak Sa Ra untuk membuat perangkap, Sa Ra terlihat binggung. Tae Hee menjelaskan ia akan membuat orang yang menyuruh penyerangan itu keluar. Sa Ra bertanya bagaimana caranya, Tae Hee mengambil pesan Tae lalu menuliksan pesan dalam ponsel.
“Ada orang yang tahu kalau akulah orang yang menyerang Han Tae Hee.” tulis Tae Hee
“ jika kau mengirimkan pesan grup....” ucap Sa Ra
“maka Pelaku sebenarnya akan menjawab.” lanjut Tae Hee
“Dokter, kau benar-benar jenius.” puji Sa Ra.
“Hal seperti ini hanya... ...ide ringan yang sering kulakukan” ungkap Tae Hee rendah hati, lalu ia mengirimkan pesan pada Grup. 


Direktur Kim sedang makan bersama Ji Sook
“Aku akan menyingkirkan Han Tae Hee sehari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham.” ucap Direktur Ki memberikan keputusan.
Ponselnya berbunyi, ia membaca pesan grup dalam ponselnya [Seseorang tahu aku yang menyerang Han Tae Hee.] Matanya langsung melotot kaget membaca pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Ji Sook bertanya apa sebenarnya yang terjadi.
“Seseorang tahu aku yang menyuruh... menyerang Han Tae Hee.” ucap Direktur Kim. Ji Sook ikut kaget mendengar berita dari Direktur Kim. 


Direktur Kim menelp si pelaku, ponselnya yang ada dirumah Tae Hee pun berdering. Tae Hee dan Sa Ra melotot karena ada orang yang menelp mereka. Tae Hee menyuruh Sa Ra tak bersuara, lalu merekam dan menekan speaker untuk mendengarnya.
“Apa yang terjadi? Siapa yang sudah tahu aku yang menyuruh penyerangan itu? Kenapa kau tak menjawab?” ucap Direktur Kim dengan ponselnya.
Setelah menutup telpnya terlihat tulisan nama sipenelp adalah Direktur dan meminta konfirmasi untuk menyimpanya. Sa Ra dan Tae Hee semakin binggung dan menebak-nebak siapa orang itu.
Direktur Kim merasa kalau Semuanya menjadi berbelit. Ji Sook memincingkan matanya seperti tak percaya. 


Sementara Sa Ra bertanya ada apa dengan Tae Hee yang terlihat binggung setelah menerima telp dari orang yang menyuruh untuk menyerangnya.
“Aku pernah... mendengar suara itu sebelumnya.” ucap Tae Hee, Sa Ra kaget mendengarnya. 


Kang Joon berjalan ke depan rumah Tae Hee lalu menelpnya. Tae Hee pun menjawabnya, Kang Joon bertanya kenapa dirinya yang menjadi buronan. Tae Hee menyuruh Kang Joon untuk menyerahkan diri saja.
“Sara istriku yang sah. Tak peduli betapa kau menginginkannya, kalian takkan bisa menikah. Aku akan memberi Sara kebebasan. Ayo bernegosiasi.” ucap Kang Joon. 

Tae Hee menutup telpnya, Sa Ra sudah tahu kalau Kang Joon yang menelpnya. Menurutnya itu bagus karena ia bisa mengajak Kang Joon untuk mendapatkanya. Ia merasa lebih puas kalau mereka yang menangkapnya di banding polisi. Tae Hee terlihat khawatir tapi Sa Ra merasa dirinya tak ada masalah.
“Sekarang, aku tidak lagi sendirian. Tak ada yang perlu kita takutkan di langit dan bumi selama bersama.” tegas Sa Ra dengan wajah tersenyum.
“Tentu saja. Selama kita bersama, tak ada yang perlu kita takutkan.” ucap Tae  Hee
Keduanya saling tersenyum menatap di meja makan.

“Kami bertemu dan berubah begitu banyak. Ahjumma menjadi orang yang kuat. Aku tidak lagi takut akan masa laluku. Kami lemah jika sendirian Tapi kami tidak takut apapun jika bersama. Inilah kekuatan cinta.” gumam Tae Hee.
Bersambung ke episode 21 
Komentar
Maaf yaah lama mempostingnya karena menyelesaikan drama Pride and prejudice episode genap hihihih... Ini Sa Ra sama Tae Hee kalo udah kompak keliatan banget jeniusnya, btw hubungan Ji Sook sama si direktur Kim tuh dulu pacaran kali yah. Apa mungkin Min Hyuk itu sebenarnya anak dia bukan anak bapaknya Tae Hee. hihihihi... 
Episode terakhir akan ketahuan Direktur Kim sama Madam Park, gimana tuh rasanya hati Madam Park yang di khianatin sama anak buahnya sendiri. Ckckckc... Tega... 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09