PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 10 Desember 2016

Sinopsis Goblin Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Kim Sun memanggil Eun Tak bertanya apakah ia semalam tidur dalam restoran, Eun Tak pun tak bisa mengelak dan minta maaf karena  tidak bisa menemukan waktu yang tepatuntuk mengatakannya. Lalu bertanya bagaimana Kim Sun bisa mengetahuinya. Kim Sun mengeluarkan sebuah sikat gigi.
“Aku tidak menyikat gigiku di toko tapi Aku punya bukti lain.” Ucap Kim Sun mengeluarkan beberapa lembar note.
Flash Back
Eun Tak ingin menuliskan pesan untuk atasanya “Nona  Kim.Aku sebenarnya tidur di restoran...” tapi merobeknya, dengan menuliskan kata yang lain “Nona Kim.. bolehkah aku tinggal di sini sementara waktu?” kembali merobeknya merasa tak cocok.
Esok harinya, Eun Tak mencoba menuliskan lagi “Nona Kim... Aku sudah tidur di sini selama beberapa hari...Terima kasih karena mengizinkanku tinggal di sini. Aku sudah diusir dari rumah. Kumohon tolong aku.” 
Eun Tak akhirnya meminta maaf, Kim Sun bertanya apakah ini berhubungan dengan bibinya. Eun Tak membenarkan dan beberapa hal yang terjadi padaku. Kim Sun bisa mengerti, Eun Tak bertanya apakah Kim Sun ingin menayanyakan pertanyaan lain. Kim Sun pikir untuk apa karena ia juga tak mau  menyelesaikannya saja dan hanya ingin melakukan sebisanya. 
“Ini upahmu selama seminggu.” Ucap Kim Sun, Eun Tak binggung karena diberi gaji mingguan.
“Kalau aku menggajimu secara bulanan,  kau mungkin tidak akan dapat apa-apa. Bahkan kalau kau tidur di sini,  jadi pergilah ke kamar mandi umum untuk mandi.” Kata Kim Sun dan menyuruh Eun Tak juga mengambil cemilanya.
Eun Tak mengucapkan terimakasih, Kim Sun pikir tak perlu karena memang Eun Tak yang berhak atas itu, dan menurutnya kalau Eun Tak itu akan dianggap gampangan. Eun Tak menjelaskan kalau  tidak berterima kasih karena uangnya tappi berterima kasih karena Kim Sun sangat mengagumkan.
“Itu karena uang begitu mengagumkan, Sekarang kau Mandilah. Sebelum kau pergi, panggangkan cumi untukku.” Ucap Kim Sun, Eun Tak pikir Kim Sun ingin minum.
“Tidak, cumi saja dan Aku tidak minum karena Aku akan mabuk kalau minum.” Kata Kim Sun, Eun Tak binggung karena minum itu pasti mabuk. 



Kim Shin sedang membaca ditoko buku, Eun Tak memanggang cumi sambil melamun mengingat saat memeluk erat Kim Shin karena ketakutan, tanpa sadar cuminya malah terbakar akhirnya membuatnya harus meniup api sambil menjerit panik karena semua adalah kesalahan. Kim Shin seperti mendapatkan sinyal untuk pergi. Eun tak pun membalikan badanya melihat Kim Shin sudah berdiri dengan membaca buku.
“Apa yang kau baca?” tanya Eun Tak, Kim Shin mengaku  selalu punya buku di sampingnya, serta tertarik pada musik dan seni.
“Aku minta maaf karena mengganggumuyang sedang membaca.” Kata Eun Tak, Kim Shin membenarkanya dengan mengeluh karena mengangguknya.
“Aku tidak bisa memanggilmu. Itu kesalahan. Aku sedang memanggang cumi dan terbakar. Jadi aku harus meniupnya. Kenapa kau di sini? Kupikir kau sudah pergi.” Kata Eun Tak seolah tak peduli.

“Aku sedang mengemasi bukuku. Buku adalah yang terpenting. Jadi Aku sebaiknya kembali dan berkemas.” Ucap Kim Shin akan pergi,
Eun Tak memanggilnya, Kim Shin mengeluh Eun Tak yang  selalu saja mengajakku bicara saat akan pergi. Eun Tak pikir itu terbalik karena Kim Shin yang selalu pergi saat ia sedang bicara. Eun Tak menjelaskan kalau ada  sesuatu yang dinginkanya, Kim Shin langsung menyela kalau tak ada memberikan uang 5juta won.
“Kupikir kau mau bilang,  kau tidak akan "menembak"ku. Itu karena kau suka menebak-nebak dan mengatakan sesuatu yang aneh.” Keluh Eun Tak, Kim Shin pun tak terima diangap kalau itu jadi salahnya.
“Sejak kapan kau mengatakan harusnya aku melihat sesuatu. Jadi apa yang tepatnya harus kulihat... agar aku bisa berguna untukmu?” kata Eun Tak
“Kalau aku memberitahumu, apa kau akan bilang kalau bisa melihatnya?” ucap Kim Shin penasaran
“Tidak. Aku akan bilang tidak bisa melihatnya walaupun bisa melihatnya. Bagaimana kalau kau mendadak jadi baik karena aku bisa melihatnya? Kau mungkin saja akan memberikanku uang 5000 dolar dan membelikanku steik. Kau mungkin saja akan bertanya apakah aku ingin sesuatu. Kemudian aku akan capek karena kau sangat menjengkelkan.” Ucap Eun Tak dengan memalingkan wajahnya 
“Aku tidak pernah mendengar hal semacam itu Aku bersumpah. Aku tidak pernah mendengarnya.” Tegas Kim Shin memarahi Eun Tak yang tak menatapnya padahal sedang bicara
Eun Tak pikir Kim Shin Jangan jawab kalau memang tak mau, Kim Shin ingin tahu apakah Eun tak melihat sesutu yang spesial, seharusnya kelihatan menyakitkan. Eun Tak seperti melihat sesuatu, merasa kalau tahu sekarang dan akhirnya pamit pergi karena sedang sibuk.
Kim Shin merayunya dengan bertanya apa yang dinginkanya, Eun Tak meminta 5000 dolar.  Kim Shin menolak dengan berpikir kalau Eun Tak sedang sibuk, Eun Tak akhirnya meminta agar makan daging.  

Mereka makan di restoran daging panggang, Kim Shin memberitahu kalau itu daging panggang yang terakhir lalu bertanya apakah memang bisa melihatnya. Eun tak membenarkan, lalu mengucapkan terimakasih atas makananya. Kim Shin masih penasaran apakah Eun Tak memang bisa melihatnya, Eun tak  merasa Kim Shin seperti sedang  menggertaknya.
“Aku minta maaf.” Kata Kim Shin tak enak hati lalu menawarkan jus agar Eun Tak tak marah. 

Keduanya pun sudah ada di depan counter, Eun Tak mengaku sudah sangat kenyang karena makan banyak daging.  Kim Shin mengatakan kalau akan membelikan dengan harga yang paling mahal. Eun Tak menunjuk jus dengan gelas ukuran besar. Kim Shin mengejek kalau itu tandanya Eun Tak tak kenyang.
Tiba-tiba Wang Yeo datang ingin minum jus juga, Pelayan bertanya apakah Kim Shin akan membayarnya juga. Kim Shin dengan senyuman mengatakan kalau Wang Yeo yang akan membayarnya. Eun Tak berada disamping Kim Shin terlihat ketakutan melihat Wang Yeo yang ada didekatnya. 
Wang Yeo heran dengan Kim Shin karena selama ini benci buah-buahan. Kim Shin balik bertanya berpikir kalau Wang Yeo  baru saja membunuh orang. Wang Yeo memberitahu kalau datang sebagai pelanggan, Eun Tak sedih berpikir kalau ia yang akan mati sekarang.
“Apa aku... disuap dengan daging dan ditangkap dengan jebakan jus? Apa kalian berdua benar satu tim?” ucap Eun Tak.
“Tidak, itu hanya kesalahpahaman. Aku sebenarnya ada di pihakmu. Kau bisa melihat pedangnya maka Cabut pedangnya.” Kata Wang Yeo sambil berbisik memberikan kata-kata hipnotis.
“Apa yang kau bicarakan? Kenapa juga kau ada di pihakku?” balas Eun Tak heran.
“Kenapa dia dan Kenapa aku tidak bisa mengontrolnya?” ucap Wang Yeo binggung,  Kim Shin tersenyum  karena Eun Tak itu bukan seseorang yang bisa diprediksi.
“Itu artinya aku akan dapat banyak dokumen pendukung untuk diserahkan.” Keluh Wang Yeo lalu pamit karena harus pergi ke sebuah pertemuan.

Eun Tak tak percaya Wang Yeo memang datang untuk minum jus dan bertanya kenapa Wang Yeo mengatakan kalau ada di pihaknya, Kim Shin menjawab kalau itu bukan urusanya.  Eun Tak lalu berkomentar kakau Wang Yeo itu terlalu tampan?
“Apa karena manusia akan jadi penurut  kalau malaikat mautnya tampan? Mungkin saja mereka hanya mempekerjakan yang tampan. Apa semua malaikat maut itu tampan?” kata Eun Tak memuji
“Kau bilang itu tampan? Lalu Bagaimana dengan aku?” tanya Kim Shin, Eun Tak menjawab kalau biasa saja.  Kim Shin kesal menyuruh Eun Tak berhenti minum,
“Pria itu juga tampan.Sepertinya hanya orang tampanyang datang ke sini.” Kata Eun Tak menunjuk salah satu pria didepanya. 

Kim Shin pun melihatnya dan Eun Tak mengambil kesempatan meminum jusnya. Seorang pria sibuk dengan ponselnya akan bertemu dengan pacarnya, lalu seroang wanita masuk ke dalam cafe berbicara dengan pacarnya kalau baru sampai di cafe. Hanya dengan satu tanganya, Kim Shin membuat earphone si wanita tersangkut pada tas pria yang akan keluar dari cafe. Si wanita terlihat sangat marah mengambil ponslenya yang terjatuh.  Eun Tak melihat tatapan Kim Shin bertanya apa yang sedang dilakuanya.
“Semua orang berharap itu terjadi pada mereka.” Kata Kim Shin, Eun Tak pun melihat dua pria yang tak sengaja saling bertabrakan.
Kim Shin mengatakan kalau ini sihir, si wanita yang tadinya akan marah seperti terpana melihat si pria dan berusaha melepaskan earphone dari tas pria. Kim Shin menekuk jari telunjuknya si wanta membungkuk akan pamit pergi, tapi terjatuh dan rambutnya tersangkut pada kancing baju si pria. Eun Tak melonggo mendengarnya.
Sihir Kim Shin kembali dilakukan dengan sengaja menjatuhkan Si wanita kepelukan pria dengan mendorongnya, karena seorang pria dibelakangnya. Si pria pun menangkap si wanita sebelum terjatuh, keduanya pun saling menatap si wanita merasa kalau hari yang aneh karena seperti tersihir dan pria itu berani bertanya apakah wanita itu memiliki pacar. Si wanita mengaku tidak karena sifat orang tuanya sangat keras. Si pria juga Tidak pernah seumur hidupnya memiliki pacar dan  sudah menunggu saat-saat seperti ini. Eun Tak yang melihatnya meminta agar mereka berciuman. 


Keduanya akhirnya keluar dari cafe, Eun Tak pikir Kim Shin punya kerja sampingan sebagai cupid.  Kim Shin menjelaskan Satu atau dua dalam seaba ada yang bereinkarnasi dengan wajah yang sama dengan kehidupan mereka yang sebelumnya jadi ia kenal dengan pria itu di kehidupan sebelumnya dan tidak sanggup kehilangan wanita itu.
“Bagaimana kehidupan pria itu yang sebelumnya?Apa dia menyelamatkan negara saat sedang genting?” tanya Eun Tak
“Di kehidupan sebelumnya, dia adalah pemilik lahan pertanian. yang menjadi lintah darat bagi petani miskin.” Cerita Kim Shin, Eun Tak kesal karena Kim Shin malah menolongnya karena tidak adil.
“Aku bukan peri penolong mereka. Tapi Aku adalah penolong dari seorang  pria dan wanita yang sudah hilang dari hidup mereka.” Jelas Kim Shin
Sebelumnya si pria sedang mengirim pesan pada pacarnya begitu juga sang wanita dengan pacarnya. Kim Shin tahu pria itu  adalah pembohong dan pengecut dan Wanita itu angkuh dan tidak tahu berterima kasih jadi keduanya akan jadi mimpi buruk satu sama lain. Eun Tak memuji Kim Shin yang memang keren.

“Dari waktu ke waktu.. aku ikut campur.. dalam hidup manusia dengan menyihir mereka.” Ucap Kim Shin
“Omong-omong, kenapa kau bicara seperti seorang aktor dari drama sejarah?” komentar Eun Tak, Kim Shin juga tak tahu alasanya.
“Seperti yang dikatakan, itu karena aku sudah melakukan dosa besar.. di kehidupanku sebelumnya makanya aku dihukum seperti ini? Apa hukumanku.. adalah lahir sebagai pengantinnya goblin?” tanya Eun Tak
“Aku tidak ada hubungannya denganmu di kehidupanmu sebelumnya. Kau masih terlalu muda untuk menilai hidupmu. Dan kau juga bukan pengantin goblin.” Tegas Kim Shin
“Kupikirbisa menipumu. Aku tahu kalau punya masa sulit tapi suka karena masih hidup. Aku sangat disayangi oleh ibuku bahkan punya payung sekarang. Aku pernah senang bertemu denganmu.” Ucap Eun Tak memberikan penekanan kalau “pernah senang”
“Kau punya dendam rupanya.Dan kau tidak menjawab apakah kau bisa melihat pedangnya atau tidak. Jadi Apa kau melihatnya?” kata Kim Shin masih penasaran
“Ini yang dikatakan ibuku. "Kita harus melihat di mana kita meletakkan kaki sebelum mulai melangkah dan ketahuilah ke mana arah kita melangkah."Kau tahu maksudnya kan?” ucap Eun Tak, Kim Shin mengaku tak tahu.
“Maksudnya, kita berpisah di sini saja dan Aku akan ke sana.” Kata Eun Tak menahan kesal lalu pergi ke arah depan. 

Eun Tak berjalan beberapa langkah dan kembali membalikan badan, saat itu masih melihat Kim Shin ada dibelakangnya. Keduanya terlihat seperti dalam sebuah lukisan yang bagus sebagai pasangan kekasih.  Kim Shin sudah ada dirumah, tersenyum sendiri dengan pujian Eun Tak kalau ia sangat keren. 

Duk Hwa datang melihat Kim Shin yang berdiri seperti sebuah lukisan,  karena berdiri depan kaca jendela, lalu  bertanya kemana Wang Yeo. Kim Shin mengatakan kalau sedang tak dirumah dan mungkin lembur. Duk Hwa mengaku kalau ia memiliki ide.
“Sepertinya aku harus jadi malaikat maut kalau  mati nanti. Di tengah perjalanan di ujung kehidupan, kematian sedang menungguku. Aku yang akan menyambut malaikat maut itu sendiri.” Ucap Duk Hwa penuh semangat, Kim Shin menyuruh Duk Hwa untuk mimpi saja.
“Dosamu masih kurang banyak untuk jadi malaikat maut. Aku tidak mau mengatakannya padamu, tapi hanya orang yang punya dosa sangat besar yang bisa menjadi malaikat maut.” Jelas Kim Shin, Duk Hwa penasaran dosa sebesar apa
Kim Shin binggung bagaimana bisa Duk hwa mengetahuinya. Duk Hwa berpikir kalau Wang Yeo memang sudah membunuh seseorang menurutnya mereka tidak bisa menilai seseorang dari luarnya saja. Kim Shin ingin Duk Hwa menjawab bagiaman tahu kalau Wang Yeo adalah malaikat kematian.  Duk Hwa pikir terlalu terlambat untuk menanyakan hal itu, lalu memingtakan waktu Kim Shin membuat ruangan jadi berkabut dan penuh petir.

“Aku sangat takut melihat dia keluar dari ruangannya. Tapi dia bahkan tidak bergeming sedikitpun.” Ucap Duk Hwa melihat Wang Yeo dengan santai menanyakan ada apa dengan Kim Shin.
“Kudengar dia bicara tentang.. bagaimana malaikat maut bisa melihat masa depan dan segalanya.” Kata Duk Shim.
Saat itu Kim Shin menyuruh Wang Yeo untuk diam dan menjaga mulutnya. Wang Yeo  memperingatakan Jangan meremehkan kekuatannya  untuk melihat masa depan. Duk Hwa pun belum semuanya karena bisa melihat  kulitnya yang pucat dan bibirnya yang merah sambil mengejek karena selalu mengunakan pakaian warna hitam. Saat itu Wang Yeo sudah duduk didekatnya dengan tatapan sinis.
“Kupikir dia kelihatan gagah.” Ungkap Duk Hwa tak ingin mencari masalah dan pamit pergi.
“Hei.. Kau.. Darimana kau tahu kalau aku malaikat maut?” ucap Wang Yeo menanyakan lebih dulu.

“Bagaimana bisa aku tidak tahu kalau kau melakukan ini dan itu? Kau baru saja melakukan teleportasi ke sini. Kalian berdua harus lebih hati-hati karena terlalu bebas.” Ucap Duk Hwa sempat ketakutan
“Kau membongkar penyamaranku. Kau bicara di belakangku, Goblin.” Ucap Wang Yeo menunjuk ke arah Kim Shin
“Bagaimana bisa kau menyalahkanku dengan kelakuanmu itu? Kau pasti pernah membunuh di kehidupanmu sebelumnya.” Ucap Kim Shin menunjukanya.
Wang Yeo melonggo tak percaya, Duk Hwa berjalan menjauh dengan wajah ketakutan. Wang Yeo pikir kalau Kim Shin memang dihukum karena tidak bersalah sama sekali lalu pergi meninggalkan dengan wajah kesal. Duk Hwa merasa kalau Kim Shin pasti sudah menyakitinya dan bertanya apa yang dilakukanya. Kim Shin pikir Duk Hwa bisa melihat kalau tak memiliki petunjuk yang harus dilakukanya.


Wang Yeo duduk dimeja kerjanya, lalu menuliskan tentang dosa besar “ Tidak patuh, Tidak setia, Angkuh, Tidak bermoral. Tidak bisa dipercaya.” Tapi akhirnya terhenti berpikir kalau bukan itu masalahnya. Kim Shin datang berdiri didepan pintu mengatakan kalau memang bukan itu yang ingin dilakukanya.
“Apa ini? Apa yang mau kau lakukan sekarang?” kata Wang Yeo sinis
“ Bersikaplah penuh tanggung jawab, Kemauan untuk menjadi lebih baik. Orang menyebutnya, "permintaan maaf." Aku minta maaf karena lidahku salah bicara.” Kata Kim Shin
“Apa yang tidak kulakukan di antara semua itu?” kata Wang Yeo, Kim Shin menyebut  Ketidakpatuhan. Wang Yeo pun  menyuruh Kim Shin segera keluar saja. Kim Shin mengaku kalau melakuanya karena berpikir Wang Yeo akan tertawa. Wang Yeo menyuruhnya segera keluar.
“Kehidupanmu sebelumnya tidak penting Aku tidak peduli apa yang kau lakukan dan siapa dirimu di kehidupanmu sebelumnya.”ucap Kim Shin, Wang Yeo tak percaya tapi Kim Shin menyakinkanya.
“Tidak peduli apapun, aku akan tetap membencimu.” Kata Kim Shin, Wang Yeo tertawa mendengarnya lalu tersadar kalau seharusnya tidak tertawa. 

Duk Hwa bercerita pada kakeknya kalau Saat pertama keduanya bertemu, berpikir Kim Shin akan langsung mengusirnya tapi anehnya malah terlihat sangat akrab.  Kakek Duk Hwa mengatakan kalau Yang satu kehilangan ingatan dari kehidupan sebelumnya dan Yang satu menderita karena tidak bisa lupa, menurutnya keduanya bergantung satu sama lain.
“Kau dan aku.. adalah perhentian tempat beristirahat.. dalam hidup mereka yang panjang.” Ucap Kakek, Duk Hwa mengangguk mengerti lalu tersadar dengan sesuatu.
“Tunggu, apa kau juga tahu itu? Aku khawatir mereka akan membongkar penyamaran di luar sana.” Kata Duk Hwa, Kakek menyuruh Duk Hwa mencemaskan saja dirinya lalu menghukum dengan mengangkat tangan dengan benar.  Duk Hwan mengeluh tidak bisa jadi cucunya karena tega melakukan ini padanya. 

Duk Hwa turun dari mobilnya, menunjuk sebuah restoran tempat Duk Shin berkerja, dibelakangnya juga turun dari mobil. Duk Hwa pikir Tuan Kim tahu kalau  Bangunan ini adalah hadiah di hari ulang tahunnya yang ke delapan. Tuan Kim mengetahuinya dan bertanya apa yang didapat dari ulang tahunmu yang ke-9, Duk Hwa mengaku  Kebencian walaupun tidak lama dan sekarang sudah dewasa
“Kau tahu mereka masih membencimu, kan? Kau menghabiskan banyak sekali uang, seperti orang dewasa.” Ucap Tuan Kim.
“Makanya kau memblokir kartu kreditku, kan. Oleh karean itu aku berencaa menghasilkan uang dari gedung ini. Jadi Suruh penyewanya keluar.  Semakin sedikit masalah, semakin baik. Kita akan Mulai dengan menyingkirkan bisnis restoran ayamnya.” Ucap Duk Hwa
“ Ada beberapa hal yang harus kau tahu. Pertama, apa kau melihat tanda "tutup" didepan pintu. Tokonya belum buka, jadi tidak ada bisnis di situ. Kedua, aku ke sini tidak untuk menjadi perwakilanmu. Aku membuntuti mu karena Pak Presdir yang menyuruhku.” Ucap Tuan Kim, Duk Hwa tak percaya Tuan Kim mengikutinya secara terang-terangan dan berpikir kalau ada dipihaknya 
“Kalau begitu, lakukan ini. Kau akan segera mendapat telp dan Seorang wanita akan bertanya apakah aku bekerja di situ. mKa Kau hanya harus menjawab ya, Itu saja yang harus kau lakukan.” Ucap Duk Hwa, Tuan Kim pikir Duk Hwa tak berkerja ditempat itu.
Duk Hwa mengeluh Tuan Kim yang terlalu jujur, dan tahu kalau kakeknya pasti senang bekerja denganya, lalu memohon agar mau melakuanya karena harus membuat kartu kredit baru. Tuan Kim seperti tak ingin membantu. 


Wang Yeo keluar kamar melihat Kim Shin sedang duduk berusah mengendap-ngendap, Kim Shin tahu Wang Yeo akan keluar bertanya mau pergi kemana, Wang Yeo mengaku akan pergi ke swayalan.  Wang Yeo mengejek alasannya makin lama makin aneh saja. Wang Yeo menunjukan tas belanja yang dibawanya.  Kim Shin mengaku kalau tidak tahu apa gunanya.
Akhirnya Wang Yeo mendorong trolly dan Kim Shin mengambil beberapa potong daging, Wang Yeo tidak percaya kalau Kim Shin akan ikut, dan merasa kalau sikapnya itu tak mempercayainya. Kim Shin malah bertanya-tanya apakah ia bisa mempercayai Wang Yeo.
“Kau mau menemuinya tapi malah ke sini karena aku ikut. Kau mau ke kafe untuk menangkapnya, tapi kau sudah ketahuan olehku.” Ucap Kim Shin

“Aku tidak akan mengambilnya. Tapi Aku sebenarnya mendukungnya.” Ucap Wang Yeo, Kim Shin pun menanyakan alasan Wang Yeo bisa  mendukungnya
“Aku ada di pihaknya. Kau akan mati kalau pengantinnya  menarik pedangmu. Jadi Lebih baik kau menghilang saja daripada harus pindah ke luar negeri.Dia belum bisa melihat pedangnya,tapi aku berharap ada keajaiban dan  dia bisa melihatnya nanti. Aku akan mempertaruhkan segalanya untuk itu.” Ucap Wang Yeo penuh semangat
Kim Shin terlihat marah mulai memperlihatkan akan mengeluarkan petir, Wang Yeo mengingatkan Kim Shin kalau orang-orang bisa melihatnya. Kim Shin pun menghembuskan nafas menenangkan hatinya lalu mengajak Wang Yeo membuat janji, yaitu Wang Yeo tidak akan mengganggunya kalau ia tidak ada nanti. Wang Yeo kaget mendengarnya karena Kim Shin pergi

“Bagaimanapun juga, kalau kau mencoba mengambilnya, maka aku akan kembali. Jadi Tinggalkan dia sendiri.” Ucap Kim Shin
“Jadi Kapan kau akan pergi? “ tanya Wang Yeo, Kim Shin mengaku dua hari lagi. 

Kim Shin keluar dari swayalan lebih dulu melalui pintu dan Wang Yeo dibelakangnya. Wang Yeo binggung karena tak melihat Kim Shin dada didepanya. Kim Shin sudah ada di halaman depan rumah Eun Tak dengan barang belanjaanya, Eun Tak baru masuk rumah kaget melihat Kim Shin dan langsung menariknya keluar. 

“Apa seseorang melihatmu? Kau mana bisa datang ke rumahku begini. Bibiku akan membunuh kita berdua. Apa dia melihatmuApa dia tidur?” tanya Eun Tak, Kim Shin mengelengkan kepala,
“Kau membuatku takut, lalu  Apa yang kau lakukan di luar rumahku? Apa kau ke sini mau menemuiku?” ucap Eun Tak, Kim Shin mengaku itu mungkin, Eun Tak kaget mendengarnya pengakuan Kim Shin
“Aku mungkin sedang memikirkanmu sebentar dan Mungkin karena itu aku bisa ada di sini.” Kata Kim Shin
“Kenapa bisa seperti itu?  Aku kan buka pengantinmu dan aku juga tidak cantik. Aku hanya tumpukan masalah  Dan kau harus selalu menyelamatkanku. Kenapa kau mau menemuiku?” ucap Eun Tak sengaja menyindirnya.
“Sepertinya aku merindukan hal itu darimu.Aku sudah melihatmu, sekarang aku bisa pergi dan Bibimu sudah menghilang. Jadi Rumahnya sudah kosong dan kau masuk saja.” Ucap Kim Shin, Eun Tak kaget bibinya bisa menghilang dan kapan perginya.
Kim Shin mengeluh Eun Tak  yang datang bahkan tak mengetahui hal itu. Eun Tak mengaku datang ke rumah karena  harus mengambil barang yang tertinggal dengan melihat bunga kering dikamarnya, menurutnya Kim Shin tak perlu tahu akan hal itu. Kim Shin pun terlihat tak peduli lalu pamit pergi. Eun Tak hap nya bisa menatap sedih kepergian Kim Shin
Bersambung ke part 3

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar