PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 09 Desember 2016

Sinopsis Weightlifting Fairy Kim Bok Joo Episode 7 Part 1

PS : All images credit and content copyright :MBC
Si Ho terlihat gelisah di ruang latihan senam, setelah mondar mandir akhirnya memilih untuk pergi ke gedung atlet angkat besi. Terlihat Pelatih Choi yang sudah memegang buku diary diet milik Bok Joo, ia seperti merasa menyesal melakukanya.
Bok Joo masuk ke dalam rumah sambil mengeluh ayahnya yang menyuruh datang padahal masih pagi, dan dikagetkan dengan dua pelatihnya sudah duduk didepan ayahnya.  Tuan Kim memperlihatkan buku diary diet milik anaknya, Bok Joo melotot kaget melihat buku itu berada ditangan ayahnya.
Tuan Kim benar-benar marah pada Bok Joo, dengan terus meneriakinya. Dae Ho menenangkan kakaknya agar tak langsung berteriak padanya karena itu pasti menakutikan untuk Bok Joo, lebih baik mendengar penjelasannya dulu. Tuan Kim tak bisa menahan emosi menyuruh adiknya itu lebih baik diam saja.
“Namamu tertulis disini. Kenapa ada namamu disini? Aku dengar tempat ini adalah klinik berat badan. Jelaskan kenapa ada namamu disini!” teriak Tuan Kim, Bok Joo hanya bisa tertunduk binggung menjelasakanya. Pelatih Yoon pun meminta agar Tuan Kim bisa lebih tenang.
“Dia sudah tidak waras. Aku harus memberinya pelajaran.” Teriak Tuan Kim mengambil kayu dari pengepel lantai dan siap memukul anaknya. Dae Hoo dan pelatih Yoon menahanya Tuan Kim yang tak bisa mengontrol emosinya.
“Ayah. Aku benar-benar minta maaf.” Ucap Bok Joo memohon, Dae Hoo meminta kakaknya agar tenang karena Tekanan darah akan naik  dan bisa pingsan. Pelatih Choi menyuruh Bok Joo segera pergi saja, Bok Joo pun akhirnya keluar bersama dengan Pelatih Choi meninggalkan restoran 


[Episode 7, Selamat Ulang Tahun..]

Bok Joo mendapatkan hukuman dengan melakukan Squat up mengunakan beban di pundaknya, Pelatih Yoon ikut mengomel dengan bertanya apa yang ada dipikiran Bok Joo sampai pergi ke tempat klinik penurunan berat badanya.
“Apa itu karena rasa penasaranmu Atau apa kau ingin menurunkan berat badanmu seperti gadis lain dan menggunakan rok mini? Apakah karena itu?” ucap pelatih Yoon, Bok Joo hanya diam
“Bok Jooo Kau seorang atlet angkat besi, mengerti? Kau bukan hanya gadis mahasiswa biasa. Ayahmu, Pelatih Choi, dan aku punya harapan yang tinggi untukmu. Bagaimana bisa kau membiarkan kami seperti ini? Kau harusnya mencoba dengan keras untuk menaikkan berat badanmu.” Ucap Pelatih Yoon merasa Bok Joo sedang memberontak dan sudah  tidak peduli pada angkat besi sekaranga
Bok Joo hanya bisa meminta maaf Pelatih Yoon pun menyuruh agar melakukan Squat 100 kali adan memperingatakan untuk Jangan mencoba curang dan menyelesaikan hukukman, lalu mengeluh Bok Joo yang  pergi ke tempat konyol itu bahkan kehilangan ototnya. Di depan pintu, Nan Hee sedih melihat Bok Joo yang mendapatkan hukuman dari pelatih mereka. 


Sun Ok keluar gedung bersama dengan Nan Hee, bertanya-tanya Apa yang sebenarnya terjadi, menurutnya  Bok Joo pasti sudah gila dan pergi ke klinik berat badan. Nan Hee membela kalau  Bok Joo mungkin pergi kesana karena penasaran.
“Jangan konyol. Kau tidak bisa melakukan  sesuatu hanya karena rasa penasaranmu. Dia seorang atlet angkat besi dan... dia ingin mendapatkan medali emas di Olympic.” Ucap Sun Ok benar-benar tak percaya dengan tingkah temanya dan berpikir kalau mungkin sedang ditipu masuk ke klinik itu.
“Mungkin dia memutuskan untuk mempercantikdiri karena Joon Hyung menolaknya...” pikir Sun Ok, Nan Hee mengatakan kalau itu tak benar, Sun Ok heran karena Nan Hee memikirkan kalau itu tak bena.
“Aku hanya bilang... kalau dia tidak terlihat terlalu menyukainya sampai seperti itu.” Ucap Nan Hee membuat Sun Ok agar tak mencurigai kalau ia mengetahui alasan Bok Joo pergi ke klinik. 


Joon Hyung menerima telp dari ibu Jae Yi,  mengatakan kalau ingat ulang tahun kakaknya itu. Ibu Jae Yi mengajak makan malam bersama,  Joon Hyung pikir mereka akan makan akhir minggu ini tapi melihat jadwal yang tak padat menyanggupi ajakan ibunya lalu menutup telpnya.
“Ahh.. Benar. Aku teman yang setia. Aku harus berbagi... informasi penting seperti ini dengan si Gendut.” Kata Joon Hyung mengetik pesan untuk Bok Joo.
“Ini hadiahmu yang kedua. Hari ini adalah hari ulangtahun kakakku.”tulisan Joon Hyung

Pesan masuk ke dalam ponsel Bok Joo, tapi Bok Joo masih melakukan hukuman squat dari Pelatih Yoon sampai 100 kali. Pelatih Choi memberikan minuman dan menyuruh agar memijat tubuhnya nanti kalau tidak besok  tidak akan bisa latihan besok. Bok Joo mengerti.
“Menurutku kau tidak kesana hanya  karena rasa penasaranmu semata. Kau tidak sebodoh itu atau tidak bertanggung jawab. Bahkan Kau sangat berdedikasi pada angkat besi. Aku tidak mengerti kenapa kau melakukan hal seperti itu dan aku khawatir padamu.” Ucap Pelatih Choi ingin tahu alasan Bok Joo. Bok Joo hanya diam.
“Kau pasti punya alasan!Kenapa kau pergi kesana?Mungkinkah...itu bukan klinik berat badan,melainkan adalah tempat yang menggunakangadis-gadis polos untuk sesuatu yang lain?” ucap Pelatih Choi curiga, Bok Joo mengelengkan kepala karena bukan seperti itu.
“Lalu apa kau benar-benar pergi  kesana untuk menurunkan berat badanmu?” tanya pelatih Choi, Bok Joo tetap diam.
“Aku pikir kita lebih dari sekedar... pelatih dan seorang murid. Sekarang aku tahu kebenarannya. Apapun itu, latihanmu untuk menaikkan berat badan harus tetap berlanjut. Kau akan berada di bawah pengawasanku selama sehari penuh. Kau tidak diperbolehkan meninggalkan kampus. Jika kau harus pergi, maka minta izin. Aku tidak suka menggunakan kekerasan, tapi jika kau tidak menurut, aku mungkin menggunakannya. Apa Kau mengerti?” tegas Pelatih Choi, Bok Joo menganguk mengerti. 


Sun Ok dan Nan Hee masuk ruangan melihat Bok Joo yang duduk lemas. Keduanya pun ada dikamar Bok Joo dengan memijat kaki temanya, Bok Joo hanya berbaring dibalik selimutnya. Sun Ok memarahi Bok Joo yang pergi ke klinik berat badan menurutnya itu sudah tak waras.
“Kenapa kau melakukan squat 100  kali hanya karena mereka menyuruhmu? Lihat betapa keras ototnya.” Ucap Nan Hee memijatnya, saat itu Si Ho masuk kamar mendengar pembicaraan ketiganya dan memilih untuk keluar dari kamar seperti merasa sangat menyesal.
Sun Ok ingin tahu kemana sebenarnya Bok Joo selama ini, Nan Hee menangkan temanya agar bisa memberikan Bok Jo waktu untuk memberitahu semuanya karena tidak bisa membicarakan dan perlu perawatan untuk ototnya. Sementara Si Ho berdiri didepan gedung asrama dengan wajah tak karuan.
“Sampai sejauh mana kau akan berbuat seperti ini, Song Si Ho?” ucap Si Ho seperti merasa sangat menyesal. 




Terjadi kemacetan di jalan keluar kampus, ternyata Si Ho berjalan ditengah jalan tanpa memperdulikan klakson mobil yang terus berbunyi. Ah Young berada didalam mobil melihat dari kejauhan, setelah satu mobil melewati Si Ho sambil mengumpat. Ah Young memangil Si Ho dari dalam mobilnya.
Keduanya pun duduk bersama di sebuah cafe, Ah Young membawakan segelas teh  padahal harap mereka bisa minum bir bersama, tapi hari ini adalah hari ulang tahun temanya jadi minum teh saja. Si Ho pun bisa menerimanya. Ah Young menatap Si Ho seperti memendam masalah, lalu meminta izin untuk bertanya kenapa ia terlihat sangat kesal.
“Ini karena aku. Aku membenci diriku sendiri... Aku melakukan sesuatu yang buruk pada seseorang dan Itu karena aku cemburu.” Akui Si Ho
“Cemburu bisa jadi hal yang berbahaya. Aku juga pernah cemburu pada seorang pria dulu. Apakah ini tentang pria yang kau sebutkan terakhir kali? Apakah ini Cinta segitiga ?” ucap Ah Young
“Ini bukan cinta segitiga dan Aku tidak tahu apa ini.” Kata Si Ho
“Jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri.” Pesan Ah Young lalu mengajak agar mereka bersulang, Si Ho bisa sedikit tersenyum mendengar Ah Young yang mengatakan “Sesama orang yang pernah cemburu.”


Pegawai di klinik memberitahu kalau Bok Joo tidak mengangkat teleponnya. Jae Yi meminta mereka menunggu sebentar lagi dan pulang. Pegawai mengerti, sementara Jae Yi memikirkan Bok Joo karena  tidak pernah absen tanpa memberitahu dulu sebelumnya.
Keluarga Jung akhirnya makan malam bersama untuk merayakan ulang tahun Jae Yi,  Ayah dan ibu Jae Yi merasa makanan direstoan pilihan Jae Yi sangat enak. Jae Yi pun memberitahu kaalu Makanan di restoran memang yang terbaik.
“Tentu saja. Buatanku tidak akan terasa seperti ini. Tidak ada untungnya memasak dan membersihkannya sangat menyebalkan.” Keluh ibu Jae Yi
“Aku juga suka ini. Kita makan sup rumput laut saat sarapan.” Kata Tuan Jung.

Saat itu telp Jae Yi berdering, Ah Young bertanya keberadan Jae Yi sekarang karena pergi ke kliniknya tapi ternyata sudah pergi. Jae Yi  mengatakan pulang lebih cepat dan mengeluh karena tidak memberitahu sebelumnya.
“Apa kau ada di pesta ulangtahunmu? Bisakah aku bertemu denganmu sebentar?” ucap Ah Young
“Aku sedang makan malam dengan keluargaku.” Ucap Jae Yi
Nyonya Lee penasaran siapa yang menelp, lalu menyuruh teman Jae Yi itu datang juga untuk makan bersama mereka.  Jae Yi seperti tak enak hati, Nyonya Lee mengaku tak masalah kedatangan satu tamu lagi, Joon Hyung mengejek kakaknya kalau yang menelp pasti wanita. Jae Yi pun meminta agar Ah Young datang ke restoran tempat ia sedang makan. 


Ah Young akhirnya duduk bersama dengan keluarga Jung. Nyonya Lee mengaku selama ini hanya mendengar tentang Ah Young dan akhirnya bisa bertemu, dengan memujinya sangat cantik. Ah Young merendah dengan memuji Ibu Jae Yi itu lebih cantik, Tuan Jung pun mengoda istrinya yang dianggap cantik. Ah Young pun memuji Tuan Jung yang ternyata sangat lucu.
“Aku penasaran kenapa Jae Yi dan Joon Hyung... sangat berbeda satu sama lain. Joon Hyung pasti mirip denganmu.” Ucap Ah Young yang tak tahu apa-apa. Joon Hyung tertunduk sedih karena memang bukan anak kandung dari keduanya.

Suasana tiba-tiba hening sejenak, Jae Yi buru-buru mengalihkan dengan mengajak Ah Young mulai makan. Ah Young kembali berbicara dengan kedua orang tua Jae Yi sementara Jae Yi  berbicara dengan Joon Hyung kalau temanya tiba-tiba tidak datang dan tak tahu alasanya.
“Apa Maksudmu Bok Joo?” tanya Joon Hyung binggung.
“Dia tidak pernah melakukan itu.” Ungkap Jae Yi terlihat khawatir, Joon Hyung bertanya apakah kakaknya sudah menelp. Jae Yi mengatakan kalau Bok Joo tak mengangkatnya.
“Apa dia sibuk bermain cello?” ungkap Jae Yi, Joon Hyung terdiam memikirkan karena Bok Joo juga sebelumnya tidak membalas pesannya. 


Jae Yi mengantar Ah Young pulang dengan meminta maaf karena pasti merasa tak nyaman. Ah Young pikir ini menyenangkan dan menyukai orangtuanya, Jae Yi merasa ibunya itu khawatir akhir-akhir ini walaupun  tidak mengatakannya, tapi  merasa penasaran tentang setiap pelanggan wanita di apoteknya dan selalu bersikap seperti itu karena kebiasaan.
“Baiklah, memang aku mengatakan apa padamu? Kau sangat defensif. Semua ibu seusianya berbuat seperti itu. Ibuku menganggap setiap kolega dan temanku yang pernah dia dengar... sebagai calon suami potensialku. Ini bukan masalah besar. Jangan terlalu menganggapnya serius. Kau melukai perasaanku.” Keluh Ah Young
“Aku tidak menganggapnya seserius itu.” Kata Jae Yi
“Apa kau takut kalau aku akan  berharap sesuatu yang lain? Kalau aku mungkin mencoba membuatmu jadi suamiku?”ucap Ah Young, Jae Yi mengatakan tidak seperti itu.
“Aku hanya tidak ingin kau merasa tidak nyaman.” Ungkap Jae Yi
“Kau membuatku semakin merasa tidak nyaman.Kau sangat paranoid.” Keluh Ah Young kesal lalu pamit pergi dengan memanggilnya “teman”
Jae Yi merasa tak enak, Ah Young sebelum turun mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan sebuah hadiah, Jae Yi makin tak enak hati saat membuka beberapa CD musik klasik yang disukainya. 



Joon Hyung berjalan pulang merasa kalau Bok Joo pasti akan pergi kalau tahu hari ini hari ulang tahun kakaknya, dan berusaha menelp tapi ponselnya tak aktif, merasa Bok Joo sedang mengabaikan panggilannya. Ia pun berpikir kalau terjadi sesuatu pada temanya.
Akhirnya Joon Hyung sampai di depan restoran ayam Bok,  melihat dari depan berpikir sedang ada di dalam. Dae Ho baru selesai mengantar melihat Joon Hyung dengan sebutan “pencuri kerang. Joon Hyung binggung tapi Dae Ho buru-buru mengalihkan dengan bertanya kenapa datang ke restoran.
“Apa Bok Joo ada di rumah? Dia tidak mengangkat teleponnya.” Ucap Joon Hyung khawatir
“Itu karena dia tidak bisa mengangkat teleponnya. Dia dapat masalah, jadi semua orang mengawasinya.” Kata Dae Ho, Joon Hyung kaget bertanya masalah apa maksudnya. Dae Ho meminta agar Joon Hyung bisa lebih mendekat dan merahasiakanya.
“Bok Joo selama ini... diam-diam pergi ke klinik berat badan atau apalah itu namanya. Dia ketahuan, dan itu jadi masalah besar. Profesornya dan pelatihnya muncul di restoran kami, lalu ayahnya hampir saja memukulnya. Jika aku tidak menghentikannya, dia pasti sudah dipukul sampai mati.” Ucap Dae Hoo, Joon Hyung melonggo kaget mendengarnya.
“Ayahnya Bok Joo cukup tempramental. Ketika dia masih jadi seorang atlet,orang-orang biasa memanggilnya Anjing Gila.Dia seperti anjing gila yang sudah tua.” Ungkap Dae Hoo kalau kakaknya adalah mantan atlet. 


Joon Hyung berdiri didepan asrama menatap kearah kamar Bok Joo dengan berbicara sendiri “ Kenapa kau bisa sampai ketahuan? Kau sangat tidak berhati-hati, Bok Joo.” Lalu mengetik sebuah pesan
Bok Joo berbaring di kamarnya mendengar bunyi suara ponsel diatas meja, dengan kaki yang terasa pegal duduk di depan meja membawa pesan dari Joon Hyung dan yang terakhir adalah “Apa kau baik-baik saja?” Bok Joo tak membalas kembali berbaring lalu menangis. 

Bok Joo mengambil satu sendok nasi di piringnya, Pelatih Choi memarahinya karena tahu Bok Joo itu sebelumnya mengambil nasi lebih banyak dari itu. Semua pun duduk dengan meja dengan wajah tegang, Pelatih Choi melihat Bok Joo sudah menyelesaikan makanya dan menyuruh agar menambah satu porsi lagi. Bok Joo terdiam 
“Ada apa? Apa klinik itu membuatmu... berpikir kalau makanan adalah racun atau sejenisnya? Kau biasanya dengan mudah memakan 2 sampai 3 piring. Apa kau tidak akan menaikkan kelas beratmu?” kata Pelatih Choi kembali memarahinya, Bok Joo pun mengambil piring lain, Sun Ok dan Nan Hee pun hanya bisa diam melihat Bok Joo yang sangat diawasi dengan ketat. 

Joon Hyung dan Tae Kwon masuk ke kantin lalu melihat Bok Joo dkk sedangmakan. Tae Kwon bertanya –tanya Kenapa semua orang terlihat tegang terlihat seperti adegan film horror Bahkan pelatih mereka pun terlihat marah. Joon Hyung menatap sedih dan mengetahui pasti  Pelatihnya mengawasi dengan ketat.

Bok Joo mulai menimbang berat badanya,  Pelatih Choi mencatat beratnya sekarang naik 0,53kg lalu memperingatka kalau kehilangan bahkan 0,01kg maka akan menaikkan programnya, jadi menyuruhnya agar makan mie instant saatmalam atau lakukan apapun untuk menjaganya, serta melakukan 3 set squat. Bok Joo mengangguk mengerti. Pelatih Yoon datang.
“Bukankah sesi latihannya dimulai dalam 30 menit? Dimana yang lainnya?” ucap Pelatih Yoon semua hanya bisa diam
“Woon Gi... Semua orang seharusnya pemanasan sekarang. Dimana yang lainnya?” tanya pelatih Yoon, Woon Gi akan menyuruh mereka berkumpul sekarang.

“Dasar Anak-anak nakal... Aku sudah terlalu baik pada kalian. Kalian harus didisiplinkan, apa begini caramu mengatur timmu?” ucap pelatih Yoon mengomel dan memanggil Jung Woo
“Jung Woo. Apa kau sudah mendapat X-ray untuk lututmu?” kata Pelatih Yoon
“Ini sudah lebih baik sekarang, jadi aku akan melakukannya setelah pertandingan.”kata Jung Woo
“Setelah pertandingan? Kapan? Bagaimana jika lututmu akhirnya patah? Apa kau akan keluar dari angkat besi? Kenapa aku susah-susah bicara pada kalian? Lagipula kalian tidak pernah mendengarkanku.” Kata pelatih Yoon seperti uring-uringan dengan memarahi semua anggota timnya dan memilih pergi. Pelatih Choi pun mengikutinya.  


Tim Senior mendekati Bok Joo karena mendengar sedang mendapat masalah, Sang Chul bertanya apakah pelatih Yoon itu memarahi mereka karena tingkah Bok Joo. Bok Joo hanya tertunduk diam. Jung Wo pikir Bok Joo itu mabuk sampai membuat kekacauan. Bok Joo mengelengkan kepalanya.
“Tolong biarkan kami hidup dengan tenang, Bok Joo.Mengkhawatirkan tentang masadepanku yang tidak stabil sudah cukup membuatku sakit kepala. Kumohon, Bok Joo. Jangan membuat masalah lagi, oke?” ucap Jung Woo, Bok Joo hanya bisa tertunduk sedih karena semua masalah diawali dari dirinya lalu tiba-tiba pamanya menelp. 

Joon Hyung berdiri didepan gedung angkat besi merasa kalau Bok Joo pasti dalam masalah besar, ketika akan masuk memilih untuk membalikan badanya karena merasa tak perlu terlibat tapi dirinya tidak bisa berhenti mengkhawatirkannya.
Saat itu Bok Joo keluar dengan terburu-buru,  Joon Hyung sempat ingin memanggilnya, tapi pelatih Choi lebih dulu keluar dan  akan ikut mengantar pergi. Joon Hyung kesal berpikir dirinya sekarang seperti tak terlihat  lalu bertanya-tanya kemana Bok Joo pergi terburu-buru merasa kalau pasti sangat sibuk. 

Bok Jo datang ke restoran melihat pamanya yang sibuk mengoreng ayam, Lalu bertanya apakah ayahnya ada di dalam kamar. Dae Ho seperti enggan  menanngapinya. Bok Joo melihat mata Dae Ho yang memar,  Dae Ho akhirnya mengaku muak dan lelah pada sisi tempramen kakaknya.
“Dia terus melakukan itu, mengatakan kalau dia tidak seharusnya melakukan.... cuci darah ketika putrinya bahkan tidak menghargainya. Dia meninjuku ketika aku mencoba menyeretnya ke rumah sakit.” Ucap  Dae Ho, Pelatih Choi mendengarkan dari depan pintu, Bok Joo pun meminta Pelatih Choi menunggu sebentara.
Ia pergi menemui ayahnya yang ada dikamar, Tuan Kim sengaja berbaring dengan wajah cemberut, Bok Joo merengak meminta agar ayahnya bangun karena harus pergi ke rumah sakit karena kalau tak pergi akan semakin menyakitkan untuk Ayahnya.
“Apa pentingnya untukmu?Kau bahkan tidak peduli padaku! Aku Mau mati atau tidak,urusi saja urusanmu sendiri.Lagipula aku tidak bisa membayar biaya pengobatanku.  Jadi Baguslah. Jika aku mati, kau bisa membayar sesi konselingmu di klinik itu.... dengan uang duka cita itu.” Ucap Tuan Kim duduk dengan wajah penuh amarah
“Bagaimana bisa kau mengatakan itu pada putrimu? Kau tidak bisa protes dengan melewatkan janji berobatmu di rumah sakit.” Kata Bok  Joo akhirnya mengaku pergi ke klinik berat badan dan itu tak ada beda dengan ayahnya yang tak mau kerumah sakit.
“Apa? Beraninya kau menjawabku? Dimana kliniknya? Itu klinik yang dekat persimpangan jalan, kan? Aku harus bicara pada dokternya. Dia menggoda murid yang naif... untuk menghasilkan uang. Aku harus memberi penipu ini pelajaran!” ucap Tuan Kim bergegas keluar, Bok Joo panik mengejar ayahnya. 



Dae Ho membawa sebotol soda sambil mengeluh Duo ayah-dan-anak itu benar-benar membunuhnya dan menawarkan minuman pada Pelatih Choi. Pelatih Choi menolak karena tidak minum dengan perut kosong. Dae Ho menganguk mengerti lalu mencari pembuka botol sampai dikolong meja bahkan membenturkan kepalanya.
Pelatih Choi menahan amarah akhirnya membuka botol dengan pinggiran meja mengunakan tanganya, Dae Hoo hanya bisa melonggo dengan menerima segelas Soda dari tangan pelatih Choi. 

Bok Joo menahan ayahnya sebelum pergi agar tak pergi ke tempat itu, Tuan Kim tetap ingin menghancurkannya jadi dokter itu tidak bisa membuka kliniknya lagi. Bok Joo memohon dan melarang ayahnya kalau tidak bisa pergi kesana. Tuan Kim meminta Bok Joo agar melepaskan tanganya.
“Kau tidak melakukan kesalahan apapun. Semua ini adalah kesalahan dokter yang serakah uang itu! Kau dulu hanya peduli pada angkat besi. Dia pasti sudah menggodamu. Pasti itulah alasan kenapa kau pergi kesana padahal kau tidak bisa membayarnya. Lepaskan, anak nakal!” teriak Tuan Kim
“Itu tidak benar, Ayah. Aku kesana karena keinginanku sendiri. Ayah, kumohon. Aku  janji tidak akan pernah kesana lagi bahkan tidak akan mendekati klinik itu.” Kata Bok Joo, Tuan Kim akan kembali berteriak tapi tubuhnya langsung jatuh pingsan.
Bok Joo panik, Pelatih Choi dan Dae Hoo pun akhirnya keluar  mencoba menyadarkan Tuan Kim lalu berusaha untuk mencari taksi. Bok Joo menangis melihat ayahnya dan meminta maaf karena melakukan kesalahan. 

Si Ho melakukan putaran senam dengan mengangkat satu kakinya mengunakan pita, Pelatih Sung melihatnya berkomentar kalau Posturnya tidak stabil dan memarahinya karena terus melakukan kesalahan. Si Ho pun kembali mencobanya dengan benar.
“Kau harus stabil dalam posisi berputarmu.  Apa kau akan bisa ikut kompetisi besok? Cepat Lakukan lagi.” Jelas Pelatih Sung, Si Ho kembali mencoba tapi tetap saja gerakanya salah.
“Kenapa kau tidak bisa menjaga keseimbanganmu? Ini menghancurkan ritmenya.” Ucap Pelatih Sung merasah Si Ho membuatnya stress, Si Ho hanya bisa tertunduk diam menerima omelan dari pelatihnya. 

Tuan Kim akhirnya melakukan cuci darah, Bok Joo keluar ruangan dengan wajah sedih, Pamanya menenangkan kalau Tuan Kim sudah melakukan cuci darah jadi  akan baik-baik saja dan harus kembali ke latihannya. Bok Joo seperti tak bisa meninggalkan ayahnya begitu saja.
“Tidak apa-apa. Ini akan menghabiskan waktu berjam-jam.” Kata Dae Ho menenangkan
“Pelatih Choi.... Tolong bawa dia kembali ke sekolah bersamamu.Maafkan kami karena membuatmu terkena masalah.” Ucap Dae Hoo, pelatih Choi pikir merasa tak masalah. 

Keduanya  duduk diminimarket bersama,Pelatih Choi memberikan minuman pada  Bok Joo, dengan memberitahu kalau sikap Ini normal untuk ayah Bok Joo sampai  berbuat seperti itu karena selama ini sudah mengabdikan hidupnya untuk menjaganya, jadi Bok Joo harus berbakti pada ayahnya. Bok Joo menganguk mengerti.
Pelatih Choi menerima telp dengan memberitahu  sudah memberikan catatan pengeluaran dan pemasukannya kemarin, tapi seperti tak terkirim. Akhirnya Ia menyuruh Bok Joo kembali ke tempat latihan, dan siapkan peralatannya karena ia harus pergi ke kantor administrasi. Bok Joo mengangguk mengerti dan memperlihatkan wajah sedih dengan nasibnya. 

Bok Joo akan berjalan pulang, saat itu melihat bagian toko hadiah dengan tanaman didalam pot. Pelatih Choi akhirnya kembali ke tempat latihan dan melihat hanya ada Woon Gi lalu menayakan keberadaan Bok Joo. Woon Gi mengatakan Bok Joo tak datang karena berpikir sedang bersama pelatihnya. Pelatih Choi geram merasa Bok Joo kembali pergi ke Klinik diam-diam.
Sun Ok duduk dikamarnya merasa tidak bisa menemukan jawaban dari semua yang terjadi, karena Bok Joo itu menaikkan kelas beratnya dan tidak peduli dengan menurunkan berat badannya sama sekali. Menurutnya pasti Bok Joo  berbohong  tentang terkena ambeien waktu itu dan menyelinap keluar untuk pergi ke klinik itu.
“Kenapa dia melakukan itu?Apa kau tahu tentang itu?” Ucap Sun Ok, Nan Hee mengelak kalau tak mungkin bisa mengetahuinya.
“Sesuatu yang aneh. Aku pikir sangat mengenal Bok Joo. Tapi Aku sedikit kecewa karena dia berbohong pada kita.” Ucap Sun Ok
“Dia pasti punya alasan.” Kata Nan Hee membela, Sun Ok bertanya apa alasanya karena ia bahkan tidak bisa mengira-ngira apa alasannya.
“Sebenarnya, apa buruknya dengan dia pergi ke klinik berat badan? Yang buruk adalah kita adalah seorang atlet angkat besi.” Kata Nan Hee
Sun Ok pikir tak ada yang salah dengan atlet angkat besi, Ponsel Nan Hee berdering, Pelatih Choi menanyakan keberadan Bok Joo. Nan Hee mengatakan temanya tidak ada di kamarnya jadi berpikir sedang latihan. 


Bok Joo berjalan sendirian dengan membawa sebuah tanaman yang dibelinya, sambil berjalan bergumam di dalam hati.
“Dr. Jung... Apa kau merayakan ulang tahunmu kemarin? Sepertinya... aku tidak akan bisa bertemu denganmu lagi. Jika saja aku jujur sejak awal denganmu, apa mungkin aku bisa mengucapkan selamat ulangtahun langsung padamu?”
“Aku Kim Bok Joo, mahasiswa Universitas Olahraga Haneol. Aku seorang atlet angkat besi. Aku selalu memiliki kekuatan yang bagus sejak aku kecil. Dibandingkan dengan musik klasik, aku lebih menyukai lagu Big Bang. Aku suka sosis. Aku suka melakukan olahraga pagi saat musim dingin. Aku juga suka bau tanahnya saat hujan turun. Dan... Aku... menyukaimu.”

Saat itu Bok Joo sudah ada didepan klinik melihat ruangan Jae Yi yang masih menyala dan buru-buru menghindar ketika melihat bayangan Jae Yi yang pergi keluar dari ruangan.
“Tidak masalah.. Aku hanya orang bodoh dan berpikiran pendek. Aku akan cepat melupakanmu. Aku akan... terus bersedih..., hanya sampai hari ini.”
Jae Yi akan pulang dan melihat sebuah pot yang tertinggal diatas mobilnya, dengan pesan “Dr. Jung. Meskipun terlambat, selamat ulang tahun. Ini sudah terlambat sehari, tapi selamat ulang tahun.”Lalu melihat sekeliling seperti tak tahu kalau Bok Joo yang mengirimkan hadiah untuknya.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar