PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 15 Mei 2016

Sinopsis Beautiful Gong Shim Episode 1 Part 1

Mahkamah Agung
Pria bernama Ahn Dan Tae berada dalam ruang sidang berbicara pada Hakim untuk membela.
Yang mulia, apa yang dilihat oleh kebanyakan pasien di ruang gawat darurat, tepat sebelum mereka meninggal adalah wajah dokter mereka di ruang gawat darurat. Dokter mereka adalah harapan terakhir. Mereka mungkin bergantung pada dokter karena perasaan putus asa.” Ucap Dan Tae lalu membalikan badan ke arah orang-orang yang menonton sidang
Pengadilan ini, juga, adalah ruang gawat darurat untuk yang lemah.” Kata Dan Tae, Seorang anak kecil membuka bungkus biskuitnya tapi malah jatuh bergelinding dan mata Dan Tae tertuju padanya, lalu kembali berbicara pada Hakim. 
Ini adalah pasienmu, yang duduk tepat di depanmu. Dia dengan putus asa mencari untuk keadilan darimu. Jangan berpaling dari orang ini. Kami berharap untuk mendengar keputusan yang bijaksana darimu. Terima kasih, Yang Mulia.” Kata Dan Tae menyudahi pembelaaanya.
Hakim pun memberitahu Pengadilan akan mencapai putusan akhir pada tanggal  26 Mei, pukul 14:00. Dan Tae sempat mendatangi seperti istri terdakwa dengan anaknya, ketika membungkuk mengambil biskuit yang jatuh, si anak menatapnya. Dan Tae meniupnya untuk menghilangkan debu-debu lalu langsung memakanya dengan senyuman bahagia. Semua orang heran melihat Dan Tae makan biskuit yang sudah terjatuh. Si anak menangis melihat Dan Tae keluar dari ruangan sidang sambil makan biskuitnya. 

Dan Tae berjalan dengan celana pendek, sandal jepit dan hooddie, dengan memegang selembar note ditanganya. Seorang wanita berambut pendek dan berponi, bernama Gong Shim menatap bunga di kamarnya lalu keluar membawanya. Dan Tae terus berjalan menyusuri taman dengan senyuman seperti tanpa beban.
Gong Shim menaruh bunga dipinggir atap rumahnya. Dan Tae berhenti dibawah dengan melihat alamat ditanganya (Penthouse 1031, Pyeongchang-Ro, Jongno-Gu, Seoul) lalu menatap ke atas.
Deretan pot bunga yang ada di pinggir atap dengan pita-pita, Ini adalah pot-pot bunga untuk teman-teman senior dan juniorku di sekolah. Aku membuat semuanya sendiri sebagai hadiah pindah rumah untuk mereka. Aku pergi ke pernikahan mereka. Tapi aku tidak diundang ke pesta pindah rumah mereka.  Itu sebabnya mereka masih di sini. Mereka semua, Aku berharap mereka menjalani kehidupan yang baik.
Gong Shim melepaskan otot-otot punggungnya lalu menutup wajahnya ketika menyilaukan matanya, melihat hari cerah yang sempurna untuk melakukan selfie, lalu merapihkah rambutnya dan mulai selfie dengan kameranya. 

Dan Tae keluar dari mini market sambil memakan es krim, di depan ada seorang anjing, dengan baik hatinya Dan Tae memberikan ditanganya. Tiba-tiba ia merasakan sensasi geli karena dijilat-jilat oleh anjing. Gong Shim diatap masih asyik selfie, Mata dan telinga Dan Tae seperti merasakan sesuatu peringatan tanpa sengaja tanganya menyenggol pot bunga dan membuatnya terjatuh.
Gong Shim panik melihat pot bunganya jatuh, Dan Tae sudah bisa menduganya langsung menendang pot agar menjauh darinya lalu menunjuk ke lantai atas karena melihat Gong Shim dilantai atas. Gong Shim ketakutan langsung bersembunyi. Dan Tae tak terima melihat pelaku bersembunyi berpikir ini seperti aksi tabrak lari lalu berlari menaiki tangga. 

Gedung Ilshin
Gong Shim berlari turun kebawah karena tahu akan mendapatkan masalah, Dan Tae akan sampai di lantai atap dan bertemu dengan Gong Shim, dengan  nada marah memperingatinya tak boleh pergi karena hampir saja membunuhnya.
“Aku tidak melarikan diri, tapi Aku sedang dalam perjalanan untuk memeriksa apakah kau baik-baik saja.” Ucap Gong Shim membela diri.
Jika kau tidak melihatku datang ke sini, kau pasti sudah kabur.” Kata Dan Tae sengaja naik satu langkah untuk mendesaknya.
Itu tidak benar, walaupun begitu... apa kau baik-baik saja?” ucap Gong Shim, Dan Tae menyindir seharusnya Gong Shim bertanya lebih cepat sambil memakan habis es krimnya setelah itu membuang sticknya dan langsung naik ke atap. 
Gong Shim mengejarnya bertanya apa yang dilakukan Dan Tae menyelonong masuk ke lantai atap. Dan Tae melepaskan tangan Gong Shim yang memegangnya lalu berjalan ke pinggir atap merasa Sekarang tahu apa yang terjadi.
Kau mengambil salah satu pot bunga ini dan mengarahkannya begitu saja secara acak kepada seseorang. Kau menjatuhkannya dengan sengaja.” Ucap Dan Tae melihat banyak deretan pot

Tidak, itu ketidak sengajaan. Kenapa aku harus melakukan itu?” kata Gong Shim menyangkal
“Apa Kau pikir aku mengarangnya? Sudah jelas bahwa wajahmu penuh dengan keluhan terhadap dunia. Ini adalah kejahatan terhadap orang-orang di sekitarmu.” Ucap Dan Tae menunduh
Itu tidak benar. Aku mengambil foto selfie di sebelah pot, dan aku mendorongnya secara tidak sengaja, Aku minta maaf jika itu membuatmu takut. Aku benar-benar menyesal.” Kata Gong Shim sambil menundukan kepala meminta maaf. Dan Tae seperti masih bisa terima
Tidak aman untuk bermain sendiri di atap seperti itu. Bergaul dengan teman-temanmu di kafe atau sesuatu Dan gaya rambutmu cukup...” komentar Dan Tae melihat rambut Gong Shim yang kaku dengan tawa mengejek.
Dan Tae lalu berjalan ke depan pintu, Gong Shim memanggilnya.  Dan Tae menatapnya berpikir Gong Shim  tidak perlu meminta maaf lagi dan mempersilahkan untuk pergi sekarang. Setelah itu mengetuk pintu bertanya apakah ada orang didalam.
Gong Shim bertanya apa yang diinginkan Dan Tae karena ia yang tinggal di rumah itu, Dan Tae tersenyum mengetahui kalau Gong Shim ternyata yang tinggal diatap. Gong Shim kembali bertanya apa sebenarnya yang dilakukan Dan Tae. Dan Tae tahu Gong Shin yang memasang iklan secara online untuk  Menyewakan ruangan atap dan sengaja datang untuk melihatnya lalu membuka pintu yang ternyata tak dikunci.
Ia langsung melihat-lihat sekeliling ruangan, Gong Shim panik masuk ke dalam rumannya dan menyembunyi bra yang sedang dijemur di balik lemari, sambil memarahi Dan Tae yang masuk sembarang ke dalam rumah dan seharusnya menelpnya lebih dulu. Dan Tae pikir Gong Shim itu ingin cepat menyewakannya Tapi ternyata semua barang-barangnya masih didalam rumah. 
Tidak akan lama untuk berkemas. Kapan kau akan pindah?” tanya Gong Shim
Mungkin besok? Tapi ruangan ini tidak cukup besar.” Kata Dan Tae melihat ruangan
Ini cukup besar untuk satu orang. Kau akan hidup sendiri, kan?” ucap Gong Shim
Tidak ada wastafel Dan juga tidak ada cukup ruang untuk kompor.” Komentar Dan Tae
Gong Shim mengatakan kalau sudah menjelaskan bahwa tidak ada dapur di sini dan pasti Dan Tae tak membacanya. Dan Tae pikir ia juga tak akan memasak jadi mungkin tidak perlu wastafel dan kompor, lalu takjub melihat lukisan Gong Shim sebuah pemandangan dari atap lalu bertanya apakah Gong Shim yang mengambarnya. Gong Shim mengambilnya dengan sinis bertanya apakah Dan Tae sudah selesai melihat-lihat.

Apa kau benar-benar menyesali tentang apa yang kau lakukan kepadaku hari ini?”ucap Gong Shim berdiri tepat didepan Gong Shim, tapi Gong Shim merasa sudah meminta maaf sebelumnya.
Kalau begitu sewanya adalah 200 dolar per bulan.” Kata Dan Tae dengan mata melotot dengan jarak semakin dekat.
Itu tidak mungkin. Aku sudah membayar 2.500 dolar di muka, Sewanya adalah 250 dolar per bulan. Aku tidak boleh kehilangan uangku atau Kau harus mencari tempat lain.” Kata Gong Shim mendorong Dan Tae untuk keluar.
Tunggu dulu.... Kau hampir membunuhku. Jadi dengan mempertimbangkan itu, Bagaimana kalau 230 dolar? Aku akan melupakan apa yang kau lakukan kepadaku tadi.” Kata Dan Tae memberikan penawaran
Itu tidak ada hubungannya dengan harga sewa. Harganya tidak bisa lebih rendah dari 250.” Tegas Gong Shim
Dan Tae mencoba melototinya agar bisa menakutinya, tapi Gong Shim tak mau kalah dengan melotot menantangnya. Dan Tae mengeluh Gong Shim itu  keras kepala dan mengajak untuk langsung tandatangan kontraknya karena akan pindah besok jadi Kosongkan ruangan dengan tepat waktu.

Gong Shim tiba-tiba menarik Dan Tae yang akan keluar sambil menadahkan tanganya meminta uang deposit,  Dan Tae  nampak binggung. Gong Shim memberitahu Depositnya adalah 25 dolar, dari 10 persen dari harga sewa. Dan Tae mengerti karena tak memilih uang tunai jadi hanya memiliki kartu saja dengan memperlihatkan kartu di saku celananya.
Bukankah ini kartu metro untuk transportasi umum?” ucap Gong Shim melihat kartu yang diperlihatkan Dan Tae
Apa kau memiliki masalah dengan itu? Aku bisa membeli apapun di setiap toko dengan ini. Coba lihat dengan baik. Ini adalah kartu VIP, Benda ini sangat langka dan berharga.” Kata Dan Tae
Itu bukan urusanku, jadi silakan pergi. Ada banyak orang yang ingin melihat tempat ini.” ucap Gong Shim
Apakah sepenting itu untuk membayar deposit di muka?” ucap Dan Tae kesal
Gong Shim membenarkan dan ia tidak punya waktu untuk bercanda seperti ini, Dan Tae menegaskan dirinya itu bukan bangkrut  Hanya saja tidak punya uang tunai sekarang. Gong Shim terlihat tak peduli menyuruh Dan Tae keluar karena akan berganti baju, Dan Tae mengerti lalu keluar dari kamar. 

Telp disebuah rumah yang cukup besar berdering, seorang wanita tua meminta pelayan agar ia saja yang mengangkat telpnya. Terdengar seorang pria berbicara di telp bertanya “Apakah ini rumah Seok Joon Pyo?”  si wanita nampak kaget mendengarnya lalu  memastikan siapa yang dicari oleh pria itu dan bertanya Apa yang dikatakan.
Apakah ini rumah... Seok Joon Pyo?” kata si pria, wanita tua itu langsung membenarkan.
Ya, ini adalah rumah Joon Pyo. Apakah kau mengenal Joon Pyo? Aku nenek dari Joon Pyo.” Kata Nyonya dengan mulut bergetar
Aku memohon padamu. Aku tidak akan menyalahkanmu atau apa pun. Kau Hanya beritahu kami di mana Joon Pyo sekarang. Aku tidak akan membencimu. Yang aku inginkan adalah untuk menemui Joon Pyo lagi. Aku mohon padamu. Dimana dia? Apakah dia masih hidup?” ucap Si nyonya sambil berlutut 

Sepasang suami istri menuruni tangga, melihat Nyonya Nam Soon Chun bertanya siapa yang diajak bicara oleh ibu mertuanya. Nyonya Nam memberitahu Seseorang menelepon dan bertanya apakah ini adalah rumah Joon Pyo. Tuan Song nampak kaget, Sang istri Nyonya Yunm Tae Hee, bertanya apa lagi yang dikatakan pria itu.
Dia terdengar sudah cukup tua, Suaranya gemetar. Dia jelas bertanya apakah tempat ini adalah rumah Suk Joon Pyo.” Kata Nyonya Nam
Ya ampun.... Ada telepon juga seperti itu antara 7 sampai 8 tahun yang lalu. Orang yang menipu kita dengan mengatakan dia akan membantu kita bertemu Joon Pyo. Tapi dia lari membawa uangnya.” Kata Tuan Song nampak geram
Tidak.... Kali ini berbeda. Aku punya perasaan bahwa Joon Pyo masih hidup.” Ucap Nyonya Nam merasa yakin dan duduk dengan wajah panik
Apakah dia mengatakan bahwa Joon Pyo masih hidup?” tanya Nyonya Yum nampak ketus
Aku bertanya lagi dan lagi. Lalu dia menutup teleponnya. Jika dia benar-benar menginginkan uang kita, Dia mungkin sudah mengklaim bahwa dia tahu di mana Joon Pyo sekarang.
Aku yakin dia hanya mencoba untuk membuatmu percaya kepadanya. Dia akan menelepon lagi besok, lalu Dia akan memberitahumu bahwa Joon Pyo masih hidup dan meminta uang. Tolong berhenti menjawab panggilan telepon seperti itu. Ini sudah membuang-buang uang.” Ucap Nyonya Yum mengeluh
“Jadi Kau pikir Joon Pyo sudah mati, kan? Bukankah itu yang kau inginkan?” kata Nyonya Nam marah , Nyonya Yun heran ibunya bisa berkata seperti itu menginginkan hal seperti itu.
Tolong tenanglah, Ibu. Sudah 25 tahun sejak dia diculik, memang akan bagus sekali jika dia masih hidup. Tapi kita terima saja kenyataannya.” Kata Tuan Song
Apakah kau peduli jika dia mati atau hidup? Dia bukan anak biologismu.” Teriak Nyonya Nam
Tuan Song merasa tetap menganggap Joon Pyo itu anaknya juga dan mendiang ayah Joon Pyo adalah kakeknya jadi saling terhubung, tapi akhirnya meralat kalau mereka tidak terhubung secara langsung, walaupun begitu ia adalah pamanya jadi tak mungkin berpikiran seperti itu.

Nyonya Yun memberitahu kalau Nyonya Nam memiliki cucu yang tampan dirumah jadi meminta agar memikirkanya, karena bisa mencintai Joon Soo sebagai gantinya. Joon Soo meminta ibunya untuk tenang, lalu berbicara pada neneknya akan mencari tahu nomor yang menelp ke rumah besok dan akan segera memberitahunya.
Aku bersumpah. Kali ini berbeda, Joon Pyo masih hidup. Cari tahu siapa yang menelepon dan beritahu secepat mungkin, Joon Soo.” Kata Nyonya Nam yakin, Joon Soo berjanji akan melakukan perintahnya.
Nyonya Nam masuk ke dalam ruang kerjanya kembali melihat selembaran dengan foto anak kecil yang sedang tersenyum (Mencari anak yang hilang) Nyonya Nam menangis sambil memanggil nama Joon Pyo bertanya dimana keberadaan cucunya itu. 

Diatap
Gong Shim mengendong Gong Mi dipunggungnya, melakukan pereganga ototnya. Gong Mi mengaku Rasanya enak dan sudah merasa cukup, Gong Shim pun menurunkanya. Setelah itu keduanya duduk dimeja, Gong Mi meminta Gong Shim untuk memegang kakinya dengan benar lalu mulai mencium lututnya.
Eonni, bisakah kau membantuku? Bisakah kau meminjamkan uang untuk biaya lesku?” kata Gong Shim pada kakaknya,
Bukankah karena itu kau menyewakan atapmu?” ucap Gong Mi, Gong Shim pikir akan tetap tinggal diatap.
Aku menanggung biaya hidupku dan menyisihkan untuk ibu dan ayah. Aku bahkan membayar hutang ayah, jadi Aku tidak bisa menanggung biaya akademismu sekarang.” Jelas Gong Mi, Gong Shim bisa mengerti.
“Aku sudah menduganya dan Aku minta maaf karena menjadi sudah membebanimu.” Ucap Gong Shim tertunduk sedih.
Gong Mi bertanya untuk apa uang yang di pinjam adiknya,  Gong Shim mengatakan ingin belajar bahasa Italia. Gong Mi tak bisa menahan tawanya lalu bertanya alasan adiknya perlu belajar bahasa Italia, sambil mengejek Apakah ada seorang pria Italia tampan yang mampir di SPBU. Gong Shim hanya terdiam, lalu pamit pergi karena harus membuat sarapan. 

Foto seorang wanita yang mengunakan selempang pemenang, dengan mahkota dikepalanya di tahun 89.  Disampingnya ada foto keluarga Gong, nampak Gong Shim yang tak ceria berdiri dibelakang ayahnya. Nyonya Joo Jae Boon membaca koran diruang tengah, sementara Tuan Gong Hyuk berusaha ikut membaca dengan mengintipnya, tapi istrinya malah melirik sinis seperti tak ingin suaminya ikut membaca.
Gong Shim membuat jus tomat lalu membawakan ke kamar kamar kakaknya yang sedang menghias diri. Setelah itu menyiapkan seluruh makanan sup kedelai dengan memulai memotong labu dan tahu lalu mencicipnya.  Setelah itu ia menyiapkan makanan meja sendirian untuk makan empat orang. 

Apakah kau sudah mendapat kabar dari perusahaan tempatmu melamar, Gong Shim? Apakah kau akan dipanggil untuk wawancara?” tanya ibunya duduk dimeja setelah semua makanan siap.
Kurasa aku tidak berhasil melalui pemeriksaan dokumen.” Kata Gong Shim membawa sup ke atas meja.
Apakah kau tahu sebutan untuk hal seperti ini? Kita bisa mengatakan bahwa dia dieliminasi secepat kilat.” Komentar Tuan Gong
Kau sangat pintar.... Kau sangat pintar sampai akhirnya kau menjadi penunggak kredit, kan?” sindir Nyonya Joo pada suaminya, Tuan Gong pun tak bisa berkata-kata lagi, terlihat sangat takut dengan istrinya lalu memanggil anak sulungnya untuk sarapan bersama. 
Apakah kau pikir belajar bahasa Italia akan membuatmu mendapatkan pekerjaan?” tanya Gong Mi pada sang adik saat sampai di meja makan. Nyonya Joo heran apa sebenarnya yang dikatakan anak sulungnya.
Apakah kau memiliki uang untuk itu? Apakah kau meminta kakakmu untuk membayarimu lagi?” kata Nyonya Joo terdengar tak menyukainya.
Tidak, aku akan menggunakan uang sewa atap saja.” Ucap Gong Min. Nyonya Joo mengeluh memang sejak awal Gong Mi itu tak harus hidup di atap.

Kamarnya digunakan sebagai ruang baju kakaknya. Itu sebabnya dia memutuskan untuk membayar tempatnya sendiri.” Ucap Tuan Gong membela
Dia bisa tidur di ruang baju kakaknya dan Terlebih lagi, dia pengangguran. Apakah dia mendapatkan satu sen? Dia bisa tidur di mana saja. Kau benar-benar gadis yang aneh.”ejek Nyonya Joo seperti sangat tak menyukai Gong Min layaknya anak tiri.
“Aishhh.... Dia yang aneh, mengambil dua kamar untuk ruang bajunya.” Kata Gong Min kesal
Jangan berani-berani menyamakan dirimu dengan kakakmu, karena Kakakmu yang memberi kita makan. Siapa yang membayar sewa untuk rumah ini? Bagaimana dengan hutang untuk pinjaman dan pension ayah? Kau harus bersyukur, jadi Perhatikan sikapmu.” Kata Nyonya Joo
Gong Mi meminta agar ibunya tetap tenang karena terlalu berlebihan dan masih pagi. Ibunya langsung menurut, lalu melayani anak sulungnya dengan memberikan daging. Tuan Gong pun ikut menyuapi Gong Shim dengan ikan asin. 

Dikamar atapnya, Gong Shim menatap cermin lalu membuka wignya terlihat ada bulatan di bagian kepalanya, seperti mulai mengalami kebotokan.
Flash Back
Dokter melihat kebotakan yang dialami oleh Gong Shim dibagian kepalanya, sambil bertanya apakah Gong Shim sedang mengalami banyak tekanan. Gong Shim membenarkan karena  ingin sekali mendapatkan pekerjaan secepatnya.
Kau memiliki masalah rambut rontok sebagian. Stres adalah alasan utama untuk hal itu.” Jelas Dokter setelah melihat seperti pitak di kepala Gong Shim
Apakah Rambutnya akan tumbuh lagi setelah aku mendapatkan pekerjaan?” ucap Gong Shim sendirian sambil mengoleskan salep di tempat kebotakanya.
Setelah itu ponselnya berbunyi, ada pesan masuk [Aku ingin melihat atapmu.] Wajah Gong Shim tersenyum bahagia sambil membalas pesannya Ada seseorang yang sudah melihat tempat itu. Tetapi jika kau membayar sewa terlebih dahulu, aku bisa menandatangani kontrak.Setelah itu pesan kembali masuk [Aku bisa membayar hari ini.]


Dan Tae sedang bermain basket dilapangan dengan beberapa orang pria, beberapa kali ia bisa mencetak angka. Gong Shim berjalan ke taman, melihat pria yang dikenalnya kemarin menerobos rumahnya, dengan berpikir pria itu tingal di lingkunganya juga.
Benar-benar pertunjukan yang bagus. Ejek Gong Shim dalam hati melihat Dan Tae dkk gembira karena bisa menang. 
Tapi kenapa dia tidak muncul? gumam Gong Shim mencari-cari orang yang akan menyewa atap.
Tiga orang pria bermotor dengan wajah menakutkan datang ke lapangan, Dan Tae mendekatinya lalu bertanya apakah mereka sudah membawa uangnya. Gong Shim yang melihatnya berpikir kalau Dan Tae itu mengambil uang dari orang-orang itu.
Aku bertanya apakah kau sudah membawa uangnya.” Ucap Dan Tae, salah satu pria ingin memberika pejelasan tapi Dan Tae menyelanya.
Terserahlah, Berikan saja uangnya kepadaku.” Kata Dan Tae tak peduli.
Akhirnya tiga pria itu memberikan uang masing-masing 70 dollar, Gong Shim melirik sinis berpikir Dan Tae itu pengganggu. Dan Tae lalu menyuruh ketiganya untuk segera pergi saja. Ketiganya nampak binggung, Dan Tae seperti seorang preman menyuruh ketiganya untuk segera pergi saja. Gong Shim merasa seharusnya tidak terlibat dengan pengganggu itu lalu berjalan melewati Dan Tae dengan menutup wajahnya dengan tangan.

Dan Tae bisa melihat Gong Shim langsung berteriak memanggilnya, Gong Shim sempat berhenti tapi berusaha untuk tak memperdulikanya. Dan Tae akhirnya mengikuti Gong Shim berjalan sambil memanggilnya “ wanita yang melemparkan pot bunga.” Gong Shim menjerit dalam hati agar tak mendekat, tapi akhirnya Dan Tae bisa menariknya dan Gong Min Shim pun berhenti berjalan.
Kenapa kau pergi? Kau harus mengambil uangmu, biaya sewa.” Ucap Dan Tae,
Biaya sewa apa maksudmu? Apakah kau orang yang mengirim pesan teks kepadaku?” kata Gong Shim menduganya. 
Dan Tae membenarkan dan membayar uang sewa sebesar 250 dollar, Gong Min memulangkanya, karena kamarnya tidak disewakan. Dan Tae denga tatapan dingin, berpikir kalau Gong Shim itu sedang bercanda lalu kembali tersenyum agar Gong Shim mengambil uangnya saja, setelah itu mengeluarkan ponselnya untuk foto.

Gong Shim terlihat kesal heran apa yang dilakukannya, Dan Tae mengatakan mereka tidak menulis kontrak apapun, jadi ia memerlukan semacam bukti untuk berjaga-jaga dan menyuruh untuk Gong Shim untuk memegang uangnya kalau ia sudah membayar uang sewa. Gong Shim menurunkan ponselnya karena tidak ingin hal seperti itu.
Dan Tae pikir dirinya juga tak mau,  tapi Dunia adalah tempat yang menakutkan jadi butuh bukti, lalu menyuruhnya untuk mendekat agar bisa foto bersama. Gong Shim menutupi wajahnya, Dan tae bisa melihatnya dan menyuruh agar tangannya turun segera. Dan Tae tersenyum dengan foto sebagai bukti membayar uang sewa, dengan beberapa kali gaya.
Setelah menemukan foto yang Kelihatannya cukup baik sebagai sebuah kontrak lalu bertanya siapa namanya. Gong Shim menyebutkan namanya. Dan Tae mengetik nama “Kong Shim” akhirnya Gong Shim kembali menyebut namanya dengan benar, keduanya pun mengulang berkali-kali sambil saling menatap. Dan Tae kembali menuliskan nama di ponselnya
Aku tidak punya pilihan karena aku benar-benar membutuhkan uang sekarang. Gumam Gong Shim tak punya pilihan lain,

Dan Tae selesai menuliskan nama Gong Shim dengan tulisan Khong Shim” setelah itu ponselnya bergetar. Lalu sedikit menjauh mengangkat telpnya  dengan kalimat “Dasar Kau kurang ajar. Apakah kau ingin kubunuh? Beraninya kau mengabaikan teleponku!!” Gong Shim yang mendengarnya langsung melotot kaget lalu mengeleng-gelengkan tak percaya.
Apakah kau super sibuk? Apakah kau ingin tahu seperti apa rasanya sibuk di wajahmu? Itu akan terasa sakit.” Ucap Dan Tae di telp lalu berbicara pada Gong Shim yang masih menunggunya.

“Permisi... Pastikan kau mengosongkan ruangan ini pukul 10:00 besok pagi.” Pinta Dan Tae pada Gong Shim, Gong Shim mengerti dan Dan Tae kembali ke lapangan sambil menelp.
Gong Shim akan pergi melihat seorang bapak tua yang menarik gerobak terlihat kesusahan, lalu membantu dengan mendorongnya. Melihat Dan tae dkk terlihat tak peduli mengumpat dalam hati “pria rendahan” 

Suasana sangat cerah sekali, Gong Shim berjalan menyusuri sungai, lalu terlihat kesusahan melewati jalan di antara pasangan yang berjalan sambil bergandengan.
Apakah orang-orang ini tidak punya otak? Bagaimana bisa kalian bergandengan di jalan sempit seperti ini? umpat Gong Shim kesal sendiri.
Akhirnya Gong Shim mengeluarkan bel sepeda dan sengaja mengangkat dan membunyinya, orang-orang didepanya langsung minggir memberikan jalan. Beberapa orang berkomentar kalau Gong Shim itu bukan sepeda dan merasa sudah pasti gila. Ia terus menyalakan bel sepeda sambil terus berjalan tanpa peduli tatapan orang padanya.
Gong Shim sudah ada dikelas bahasa italia, Gurunya bernama Tony Pacino dari Roma dengan fasih bahasa italia, mengajarkan mulai-mulai kalimat saa-sapaan, Gong Shim nampak serius mengikuti kalimat Selamat pagi, Selamat malam dalam bahasa Italia. 

Joon Soo minum sendirian di bar, wajahnya nampak lesu, teringat kembali dengan kejadian sebelumnya.
Flash Back
Joon Soo melapor pada neneknya setelah memeriksa penelepon semalam yaitu panggilan yang dibuat dari Manila di Filipina dan berasal dari telepon umum. Nyonya Nam binggung  karena telpnya itu Orang Filipina. Joon Soo membenarkan.
Ada banyak pembohong dan penipuan melalui telepon belakangan ini. Kurasa kau bisa mengabaikan telepon itu.” Kata Joon Soo
Apa kau bilang Mengabaikannya?!!! Apakah kau pikir kau tetap akan menjadi cucuku jika Joon Pyo ada di sini? Apakah kau tidak tahu kenapa anakku dan menantuku meninggal? Dan Apakah kau tidak tahu kenapa cucuku satu-satunya diculik? Itu semua karena pesta ulang tahunmu, Joon Soo.  Bagaimana bisa kau berkata seperti itu?”teriak Nyonya Nam tak terima
Joon Soo kembali menuangkan winenya, setelah itu meninggalkan bar. Tak sengaja tubuhnya bertabrakan dengan seorang pria yang akan keluar juga dari tempat duduknya. Pria itu nampak marah, Joon Soo pun mengangkat tangan tanda meminta maaf lalu pergi. Pria itu pun ditahan temanya agar tak cari masalah. 

Dan Tae membuka microwave wajahnya terlihat sumringah melihat ayam pedas yang dibelinya, lalu makan di dalam minimarket dengan minuman jus. Ponselnya bergetar, terlihat pesan kalau ia ada pesanan untuk Hannam-dong.  Lalu ia memastikan dengan menelp orang yang memesan sopir penganti untuk ke Hannam-dong

Gong Shim memakan mie ramennya dengan udara yang cukup dingin, sebuah mobil mewah datang, Gong Shim menyapa dengan ramah dan bertanya  Berapa banyak bensin yang di inginkanya. Nyonya dengan sinis menjawab untuk mengisi sampai penuh. Gong Shim pun mengerti dan memasukan selang bensin ke dalam mobil.
Nyonya. Maaf, tapi bisa kau mematikan mesinnya sebentar saja?” kata Gong Shim kembali mendekati jendela.
Tidak masalah... Isikan saja.” Kata si wanita sinis. Gong Shim meminta agar hanya akan sebentar saja.
Nyonya nampak kesal mengambil bekas minuman dan tissue lalu menyuruh untuk membuangnya. Gong Shim nampak binggung, lalu kembali meminta Nyonya untuk mematikan mesin mobil karena ada dalam Undang-undang Kebakaran dan pom bensin harus membayar denda jika tertangkap. Nyonya tak mengubrisnya menyuruh Gong Shim untuk membuang sampahnya segera.

Gong Shim mengucapkan sendiri kalau kelalukan wanita itu tidak baik. Si wanita langsung melemparkan bekas minumnya ke wajah Gong Shim, langsung sengaja membuka pintu sampai Gong Shim terbentur, setelah itu berteriak tak terima dengan yang dikatakn Gong Shim sambil mendorong-dorong terlihat semena-mena, layaknya orang kaya yang sombong.
Aku tidak menyumpah Dan jangan memukulku.” Kata Gong Shim, si Nyonya malah menoyornya. Gong Shim melotot tajam pada wanita yang semena-mena padanya.
Beraninya kau menatap langsung ke mataku? Kau dalam masalah. Apakah kau tahu siapa aku?” ucap si Nyonya
Berhenti menunjuk ke arahku!!” kata Gong Shim tak terima
Beraninya kau! Jangan menjawabku, Dasar... Kau anak kurang ajar.” Teriak si wanita langsung memukul kepala Gong Shim dan langsung mendorongnya.
Gong Shim terjatuh, Si wanita terus menoyor kepala Gong Shim sambil berteriak marah, Gong Shim hanya bisa menutup kepalanya tanpa bisa melawan. Manager SPBU, datang menahan si nyonya agar bisa tetap tenang dan menyuruh Gong Shim untuk segera masuk. Si nyonya memarahi Manager SPBU yang tak becus mengajarkan anak buahnya. Gong Shim pun hanya bisa menangis menerima perlakukan semena-mena. 


Joon Soo berjalan ke parkiran mobil, pria yang sebelumnya tak sengaja di tabrak Joon Soo mendatangia merasa tak bisa terima dan harus memberikan pelajaran. Dua anak buahnya pun sudah memegang tangan Joon Soo untuk tak melawan.
Jika kau menyesal, jangan mengangkat tanganmu. Kau harus meminta maaf dengan mulutmu. Apa kau mengerti?” ucap si pria, tapi Joon Soo nampak tak peduli memilih untuk melepaskan tanganya.
Si pria makin marah dan langsung memberikan pukulan pada perutnya, sampai akhirnya terjatuh. Dan Tae berteriak menanyakan apakah ada orang yang memanggil supir panggilan, Si pria berhenti saat akan menendang Joon Soo.
Permisi.... Apakah ada yang meminta supir untuk ke Hannam-dong?” kata Dan Tae dengan tersenyum seperti berusaha berpura-pura tak melihat kejadian sebelumnya.
Tidak, di sini tidak ada yang memanggil sopir penganti, Lebih baik kau pergi jika tidak ingin terluka.” kata si pria

Itu tidak benar. Dia menyuruhku untuk parkir di sini.” Ucap Dan Tae mengeluarkan ponselnya untuk menelp.
Ia mendengar ada bunyi ponsel bergetar dan mendekati Joon Soo yang terkapar dan mengambil ponsel Joon Soo di dalam jas. Dan memastikan kalau memang itu telp darinya, kalau Joon Soo adalah pelangannya. Si pria langsung menarik Dan Tae memperingatkan pergi selagi memiliki kesempatan. Dan Tae mengatakan kalau Joon Soo itu pelanggannya jadi  tidak bisa pergi begitu saja.
“Dia mabuk, Tidak adil untuk laki-laki yang sehat seperti kalian berempat untuk memukuli dia. Sebaiknya kau pergi.” Kata Dan Tae sambil menepuk pundak si pria. Si pria nampak kesal memberikan pukulan, Dan Tae kembali bisa melihat arahnya dan hanya diam saja terlihat bisa menghindarinya.
Dengarkan dengan seksama. Apakah kau ingin melakukannya dengan hokum atau dengan tinju?” kata Dan Tae memperingati

Pria itu kembali ingin memberikan tinjuan dengan tangan kirinya, Dan Tae pun bisa menghindarinya. Pria lain mencoba melawan, Dan Tae dengan mudah menangkap tangan lalu menendang kakinya lalu terjatuh. Pria lain juga di pelintir dan dorong kearah dinding. Terakhir Dan Tae bisa membanting pria yang akan memukulnya.
Setelah itu mendekati Joon Soo mengulurkan tanganya untuk membantunya bangun dan menanyakan keadaanya. Joon Soo sempat hanya menatapnya tapi setelah itu meraih tangan Dan Tae agar bangun. Tiba-tiba pria dibelakang mereka mengeluarkan pistol, Dan Tae memeluk Joon Soo untuk menghindar lalu bisa menangkap pisau dengan tanganya dan membuangnya. Ia kembali memastikan Joon Soo itu baik-baik saja dan tak ada yang terluka. Joon Soo mengatakan ia baik-baik saja.
Pria itu berteriak, Joon Soo memberitahu ada botol yang terlempar. Dan Tae kembali bisa merasaka dan langsung memukul botol dengan tanganya, Empat pria itu binggung melihat Dan Tae terlihat aneh. Akhirnya ke empatnya kembali berkelahi. Dengan seketika, Dan Tae pun bisa melumpuhkan semuanya.
Dan Tae mengambil ponsel dan jas yang masih tergeletak dilantai, mengembalika ponsel Joon Soo lalu bertanya apakah harus ke dokter. Joon Soo pikir tak perlu karena baik-baik saja. Dan Tae pun meminta Joon Soo untuk memberikan kuncinya karena akan menyetir mobil ke  Hannam-dong
bersambung ke part 2


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



3 komentar:

  1. ditunggu lanjutannya Dyah deedee ssi ,, ghamsahabnida

    BalasHapus
  2. min judul lagunya apa,kayakya pernah denger.
    ost drama apa?
    di jawab ya min,please...!

    BalasHapus
    Balasan
    1. jonghyun(SHINee)~ beautiful lady ost. oh my venus

      Hapus