Soo Kyung menelp seeorang terlihat gugup, lalu ia
menyururi jalan dan melewati jembatan melihat sosok orang yang selama ini ingin
ditemuinya. Pria itu menungu di pinggir jembatan. Keduanya saling menatap lalu
sang pria berjalan ke arah yang sama dan Soo Kyung mengikutinya, keduanya
berjalan tanpa berbicara. Soo Kyung memegang baju di lengan kiri si pria dan terlihat
tersenyum bahagia.
Soo Kyung sudah ada direstoran dan terlihat gugup dengan
menekan jari-jarinya, Pria itu menanyakan keadaan Soo Kyung yang sudah lama tak
bertemu, Soo Kyung mengangguk dengan wajah seperti bersemu merah, keduanya
menikmati minum kopi bersama, lalu So Kyun menikmati cerita si pria dengan
bahasa korea yang terdengar sangat fasih.
“Kau ingat kejadian
Seine ? Dulu ... kau tidak suka
wine. Jadi kita harus
mencari tempat yang menjual minuman Korea. Kita masih muda sekali. Kita mabuk dan meminta mereka membawakan soju. Padahal sudah disajikan soju. Dulu, aku kesulitan sekali. Kau muntah di Seine.”
Jin Sang keluar dari hotel dan masuk ke dalam mobil
sambil mengeluh tak ada kamar kosong juga di hotel itu, terlihat kesal karena malam
ini mereka terasa sulit sekali. Si wanita pikir mereka kerumah Jin Sang saja. Jin Sang
menghela nafas tapi akhirnya menyetujuinya, keduanya terlihat sangat
bersemangat meninggalkan pelataran hotel.
Jin Sang sudah memarkirkan mobilnya, dengan melangkah
bahagia sambil bernyanyi masuk sambil memeluk pacarnya akan masuk ke dalam
apartementnya. Ketika berbelok terdengar jeritan histeris si wanita, lalu
berlar terbirit-birit. Jin Sang panik melihat pria yang membawa kapak masih
menunggu dan mengejarnya dari belakang.
Dalam parkiran kejar-kejaran pun terjadi, Jin Sang
berusaha berlari sekencangnya untuk menghindari si paman kapak. Si wanita
terlihat ketakuan dan bersembunyi.
Beberapa saat kemudian, Jin Sang sudah berbaring di jok
belakang dan pria yang memegang kapak mulai melucutinya dari sepatu sampai
celana. Jin Sang memohon untuk meminta maaf, si pria terus berusaha
melucutinya. Jin sang berteriak meminta tolong dengan baju yang masih utuh.
Seorang wanita menuruni tangga melihat di layar rumahnya
ada wajah Jin Sang yang ketakutan, memohon agar ibunya tak membuka pintu. Tapi
ibunya tak melihat langsung membuka pintu rumahnya, Jin Sang menyuruh ibunya
masuk saja dan mengunci pintu.
Ibu Jin Sang kaget melihat anaknya hanya mengunakan
pakaian dalam dan kemeja dengan tali yang mengikat badanya dengan kardus di
dadanya. Jin Sang meminta ibunya masuk karena ia baik-baik saja. Ibunya
berusaha membaca tulisan di dada anaknya.
“Aku main-main dengan
wanita menikah. Bagaimana kau mendidik anakmu ?”
Ibu Jin Sang langsung jatuh lemas melihat tulisannya, Jin
Sang menjerit panik melihat ibunya Si pria membiarkan ibu Jin Sang untuk
mengetahui tingkah anaknya. Ji Sang pun pasrah.
Jin Sang menari-nari dengan irama musik Prancis didalam
rumah sambil memegang botol wine, Soo Kyung datang dengan mengetuk pintu dan
sepatu yang sudah dikalungkan pada lehernya.
“Kapan kau mau ikut denganku ? Apa Kau ketemu dia ?” ucap Jin sang, Soo Kyung menyandarkan badanya di sofa
“Lelaki itu ...sudah ... melanjutkan hidupnya. Hanya
aku yang terjebak di masa lalu. “ cerita Soo
Kyung lalu menjatuhkan tubuhnya di sofa dengan kepala dibawah.
“Makanya aku menyuruhmu temui
dia. Wanita
suka sekali tinggal di masa lalu. Tapi Lelaki ? Tidak begitu. “ kata Jin Sang kembali minum wine dari botolnya.
Soo Kyung mulai minum langsung satu gelas dengan
mulutnya, Jin Sang pun mengajak Soo Kyung untuk hari ini mereka akan melihat siapa
yang paling kuat. Keduanya mulai bersulang, Jin
Sang pun meminta untuk satu teguk lagi.
Keduanya terus minum dan minum bahkan sampai melakukan love shot.
Tapi keduanya masih tetap kuat, Jin Sang mulai
menari-nari begitu juga Soo Kyung berputar-putar seperti penari balet. Keduanya
kompak melakuan tarian dada setelah itu, Soo Kyung bisa masuk ke dalam kolong
kaki Jin Sang dengan sempurna.
Soo Kyung menjerit kalau bisa terbang, Jin Sang menahan
tubuh Soo Kyung yang melakukan push up denga pijakan kaki diatas rak. Beberapa
saat kemudian Soo Kyung tergeletak di lantai, Jin Sang mulai menghitung seperti
pertarungan tinju. Soo Kyung langsun terbangun. Keduanya kembali minum, Jin
Sang pikir mereka tak butuh gelas dan langsung minum dari botolnya. Keduanya
menikmati minum wine dari botol sambil menari-nari.
Soo Kyung merasakan ada bagian badan yang menyentuh
lehernya dan menciumnya, lalu tersadar saat membuka matanya ternyata kaki yang
menyentuh badanya, wajahnya panik menarik selimut dan melihat ternyata Jin Sang
tertidur dengan mengunakan bertelanjang dada dan mengunakan pakaian dalamnya.
Dengan mata melotot terkejut berusaha untuk menutup
mulutnya, lalu menarik kain yang ada didekatanya dan menutupi badannya dengan
kain. Pelahan berjajan jongkok mengambil pakaiannnya lalu keluar dari kamar.
Soo Kyung sudah ada didalam kamar jatuh lemas mengetahui sudah tidur dengan Jin
Sang, teman dari adiknya.
Pagi harinya
Jin Sang meminum kopi dan merasakan kepalanya terasa
sangat sakit. Soo Kyun keluar kamarnya dengan wajah gugup. Jin Sang melihat Soo
Kyung pergi ke kantor bertanya Semalam
mereka minum sampai jam berapa. Soo Kyung tak menjawab karena merasa gugup dan memilih
untuk pamit pergi saja. Jin Sang heran dengan sikap Soo Kyung kembali meminum
kopinya.
Soo Kyung sudah ada didalam lift tiba-tiba menjerit
histeris “Memalukan!” sampai
semua pegawai menjauh ketakutan. Soo Kyung langsung memukul dinding lift, lalu
jatuh lemas dan menyuruh semuanya keluar dari lift. Pegawai pun berhaburan
keluar dari lift. Soo Kyung tak percaya bisa tidur dengan si bocah kecil itu.
Ibu Tae Jin sangat marah dengan ibu Hae Young yang sudah
gila, karena berani sekali bicara dengan berteriak padanya.
Padahal sebelumnya bertemu tak bisa menatap matanya.
“Dia diam saja dan menundukkan
kepalanya! Tapi sekarang malah membentakku ! Dia bilang, meskipun putrinya
harus sendiri sampai tua, dia tidak akan ijinkan menikah denganmu ! Dia bilang, akan mencabik-cabik
dirimu !” teriak Ibu Tae Jin melotot sambil menunjuk-nunjuk pada anaknya.
“Kenapa melakukan itu tanpa
bertanya dulu ?!” teriak Tae Jin sangat
marah, sampai semua pengunjung cafe menatapnya.
Ibunya mengumpat anaknya itu sudah gila dan menyuruh untuk memelankan
suaranya.
“Jangan menelpon rumahnya lagi... Jangan lakukan apapun.... Cukup diam saja sampai kembali ke
Amerika.”pinta Tae Jin berusaha mengontrol emosinya.
“Apa sesuatu terjadi diantara
kalian ?” ucap Ibu Tae Jin curiga, Tae Jin tak menjawab memilih
untuk pergi meninggalkan cafe.
Tae Jin gelisah di dalam kamarnya, lalu melihat ponselnya
mengetik nama Hae Young, tapi terlihat ragu untuk menelp.
Flash Back
Tae Jin duduk sendirian dalam bar, pelayan melihat Tae
Jin heran karena harus mencemaskan hal itu, menurutnya Tae
Jin Bilang saja, "Eh, kau bau!", maka
perempuan akan langsung pergi. Tae Jin berteriak marah
sambil melempar makanan.
“Apa itu perkataan tepat pada perempuan ?” teriak Tae Jin
“Hyungnim, kau tidak bisa berkata
halus jika
ingin putus dengan perempuan. Kalau dengan perempuan, kata
"aku tidak suka lagi padamu" tidak cukup. Dia
akan terus tanya padamu apa alasannya, Perempuan suka berhalusinasi. Dia
akan berpikir "pasti ada yang salah
dengannya". Kalau
dengan perempuan harus
berikan jawaban detil. Contohnya "Aku
tidak suka dengan cara makanmu".” Jelas Si
pelayan dengan wajah serius
Tae Jin pun mengatakan pada Hae Young tak menyukai cara
makannya, Hae Young tampak terlihat shock dengan menahan
tangisnya.
Sipelayan yang mengusulkan cara itu mengartikan kata-kata
tadi itu tidak suka lagi padanya, maka akan langsung mundur. Tae Jin terlihat tak begitu yakin dengan ucapanya.
Setelah Tae Jin mengatakan tak menyukai cara makan calon
istrinya, Hae Young hanya menangis lalu keluar cafe dengan membawa tasnya. Tae
Jin menatap kepergianya, Hae Young sempat berhenti melangkah. Tae Jin seperti
berharap Hae Young memalingkan wajahnya, tapi Hae Young terus berjalan. Tae Jin
hanya bisa tertunduk dengan mengepalkan tanganya.
Hae Young sedang sibuk mengetik di mejanya, saat itu
masuk pesan dari Tae Jin “Harusnya dari awal kau bilang kau yang batalkan. Kenapa cerita yang
sebenarnya ?” Tapi Hae Young tak peduli setelah membacanya tak
membalasnya dan menelungkupkan ponselnya lalu kembali serius mengetik.
“Karena aku tidak
bisa bersandiwara lagi. Aku ingin menangis sekali saja. Aku ingin berkata jujur dan menangis tersedu-sedu. Makanya aku
menangis sepuasnya. Sekarang aku lega. “ gumam Hae Young dengan tatapan kosong masuk ke dalam
lift untuk pulang bekerja.
Hae
Young tiba-tiba berhenti melangkah melihat didepanya sudah ada Tae Jin yang
menunggunya. Tae Jin membalikan badanya melihat Hae
Young dengan sedikit tersenyum.
Akhirnya keduanya berdiri ditaman, Tae Jin
mengajak Hae Young pergi kesuatu tempat karena pasti belum makan.
“Kau mau makan apa ? Nanti aku belikan yang enak. “ ucap Tae Jin
“Kau kejam, Mana bisa aku makan di depanmu
Tae Jin ssi ?Semakin kita bicara aku semakin marah, Sampai disini saja. Mulai
sekarang kita tidak perlu bertemu lagi.” Kata Hae
Young dengan mata berkaca-kaca beranjak pergi.
“Aku masuk penjara. Aku ditahan
sehari setelah kita putus.” Ucap Tae Jin, Hae
Young terhenti langsung membalikan badanya.
“Aku tidak ingin ditangkap saat
kita menikah. Kalau kulakukan, maka keluargamu
bisa hancur dan Kau juga
akan hancur. Aku kira akan lama ditahan, Setidaknya beberapa tahun, aku yakin Kau akan berkata mau
menunggu.” Jelas Tae Jin, Hae Young menatap
terlihat matanya makin memerah
“Tapi... Hae Young, putus denganmu adalah
keputusan yang tepat. Aku
pikir hanya ... perlu berkata sesuatu
padamu. Sesuatu yang bisa membuatmu
meninggalkan aku. Makanya
aku melakukan itu… Maaf....” kata Tae Jin dengan wajah sedih dan merasa menyesal
Hae Young menatapnya tanpa berkata-kata, lututnya terasa
lemas lalu menangis sesungukan. Tae Jin berjalan mendekatinya ingin memegang
lenganya, Hae Young langsung menghempaskan lalu berjalan pergi. Tae Jin
mengejarnya ingin memegang tanganya, Hae Young kembali menghempaskan dengan
mata marah, Tae Jin pun membiarkan Hae Young pulang sambil menangis.
Hae Young berjalan pulang sambil menangis seperti anak
kecil yang kehilangan balon, lalu masuk ke rumah memanggil ibunya sambil
menangis memberitahu ibunya kalau Tae Jin itu dipejara. Keduanya orangnya
melonggo kaget.
“Makanya dia melakukan itu.... Bukan karena dia benci aku ! Dia bersikap seperti karena
dia ingin aku bahagia! Dia
tidak benar-benar benci kepadaku !” jerit Hae
Young lalu menangis histeris lalu jatuh lemas, Ibunya langsung memeluk anaknya.
“Tentu saja.... Putriku memang putri yang hebat.” Kata Ibu Hae Young mengelus rambutnya.
“Kenapa dia dipenjara ?” tanya Tuan Oh penasaran, istrinya pikir tak perlu
memperduikan itu, sambil memenanngkan anaknya meminta untuk tak menangis.
Do Kyung mondar mandir didepan rumah, seperti menunggu
seseorang tapi tak kunjung datang. Lalu ia duduk bersandar dikamar Hae Young
dan sempat sedikit tertidur tapi Hae Young belum juga pulang, lalu mengetik
pesan dari ponselnya “Hari ini, apa kau tidak pulang lagi ?” pada Hae Young.
Tapi ia memilih untuk tak mengirimnya memilih untuk
menaruh kembali ponslenya dimeja, lalu sambil tertunduk terus menunggu Hae
Young pulang. Matanya melihat boneka tertawa yang suka didengar Hae Young agar
bisa tertawa. Do Kyung pun mengambilnya dengan menatap boneka tertawa, senyuman
terlihat seperti mengingatkan pada Hae Young.
Do Kyung duduk didepan meja rekamanya kembali memutar
suara Hae Young yang tak sengaja didengar.
“Ternyata menyukainya tetanggamu,
ada kelebihannya. Aku jadi ingin pulang rumah lebih cepat. Dulu aku tidak mau pulang cepat sebelum
aku mabuk. Pikirkan aku dan pulang lebih cepat ! Aku tidak minta kau suka padaku ! Aku hanya kesepian sekali !” jerit Hae Young saat dirumah sendiria sambil menangis
didepan pintu, lalu mengeluh karena
belum malam tak tahu yang harus dilakukan.
Do Kyung mengingat Hae Young yang berlari kearahnya lalu
meloncat kepelukanya dan berbisik meminta untuk berputar di depan temanya, dan
ia mengikuti permintaanya. Setelah itu mereka berjalan sambil berpelukan dan
Hae Young meminta untuk senyuman dengan penuh cinta. Do Kyung pun bisa
tersenyum seperti mengikuti kegilaan Hae Young.
Lalu Do Kyung mendengar suara Hae Young yang memanggil
“sayang” berpura-pura ketika menerima paket atau makanan yang dipesannya supaya
dianggap tinggal bersama suaminya. Setelah itu mengaduh kesakitan karena kesandung
meja dalam kegelapan.
“Tuhan dan Budha sedang sibuk
menjaga orang kurang beruntung di dunia ini ... Tapi jika kalian punya waktu luang dan sudah ada disini. Ada
lelaki bermata indah yang memilih hidup menderita. Tolong bantu dia sadar dan kembali
ke dirinya.”
Do Kyung mendengarkan dengan serius, Hae Young yang
mendoakan dirinya padahal ia juga sedang menderita.
Hae Young baru saja menutup telpnya, ibunya yang sedang
mencuci piring bertanya siapa yang menelpnya. Hae Young mengatakan dari Tae
Jin, Ibunya bertanya kenapa menelp. Hae Young menjawab Tae
Jin ingin datang.
“Kemana ? Mau apa kemari ? Kau Bilang saja tak perlu kemari. Jangan
temui dia. Lepaskan Tae Jin itu. Dia
sudah membuangmu sehari sebelum menikah, Apapun alasannya tidak bisa. Jangan temui dia, Putuskan. Kau
bisa hidup sendiri.” Ucap ibunya tak rela
“Aku hanya bertemu sebentar saja.” Kata Hae Young, Ibunya pikir untuk apa menurutnya lebih
baik menyudahi saja semuanya.
“Ibu.... Aku bosan.” Kata Hae Young dengan wajah melas, Ibunya bertanya
kenapa bosan karena punya ibu dan ayah, dan tetap tak menginginkan anaknya menemuinya denan
mengancam akan membunuhnya kalau sampai bertemu lalu melepask sarung tanganya.
Hae Young sedang bermain pingpong dengan pria lainya,
sepertinya keahilanya bisa mengalahkan lawan teman prianya. Wajahnya terpaku
ketika melihat Do Kyun yang akhirnya datang.
Keduanya pun mulai bermain pingpong sama seperti saat
mereka berpacaran, permain terlihat sangat serius, dua kali Do Kyung kehilangan
bola dan akhirnya bisa membalasnya walaupun nafasnya terengah-engah karena
sudah lama tak bermain. Hae Young menatap Do Kyung dengan senyuman dan terlihat
juga nafasnya terengah-engah.
Hae Young memberikan sebotol minuman berkomentar Do Kyung
terus bermain ping-pong kalau lebih
baik darinya, lalu menceritakan berhenti
main ping-pong setelah putus. Do Kyung mengaku kalau
ini juga pertama kali setelah setahun, Hae Young terdiam sejenak lalu mengajaknya untuk makan
sesuatu. Do Kyung menolak karena harus pergi.
“Apa kau punya janji?” tanya Hae Young, Do Kyung
membenarkan
“Aku kira kita bisa makan malam
dulu. Kapan mau datang lagi ?” tanya Hae Young
“Tidak lagi. Aku
kemari karena kau pasti menunggu
terus. Aku sudah baik-baik saja. Kalau
kita bertemu di jalan, aku
bisa menyapamu sambil tersenyum. Terima kasih sudah menemuiku lebih dulu.” Kata Do Kyung lalu mengulurkan tanganya
Hae Young terkaget karena Do Kyung tak ingin main
pingpong denganya lagi, menurutnya Do Kyung tak perlu seperti ini. Do Kyung
merasa Kalau lebih dari ini maka akan
aneh jadi Sebaiknya sampai disini saja. Hae Young pun menyambut tangan Do Kyung dengan menahan
tangisnya, Do Kyung pun pergi meninggalkan Hae Young terlihat tanpa penyesalan.
Do Kyung berada di dalam mobil menelp Hae Young, terlihat
Hae Young yang menelp sudah tahu kalau yang menelp itu Tetangga prianya. Do Kyung mengajak Hae Young pulang, Hae Young
menarik nafas panjang mendengarnya. Do Kyung mengajak Hae Young untuk Pulang kerumah. Hae Young heran dengan sikap Do Kyung yang tiba-tiba
mengajaknya pergi.
“Ada yang ingin kukatakan, Pulanglah denganku. Keluar sekarang. Aku sudah didepan. ” Kata Do Kyung penuh semangat sudah memarkir mobilnya.
Hae Young keluar rumah masih menempelkan ponselnya,
mencari-cari diluar rumah. Do Kyung terlihat memberikan sedikit senyuman, tapi
senyumanya hilang ketika melihat Tae Jin yang keluar rumah pamit dengan Hae
Young. Hae Young menurunkan tangannya dengan wajah binggung, Do Kyung pun
melepaskan hands freenya terlihat kecewa.
Do Kyung memacu mobilnya dengan wajah penuh amarah sambil
mengumpat Tae Jin sibajingan, setelah di jalan yang kosong. Mobil Do Kyung dari
belakang tiba-tiba ditabrak yang membuat sedikit terbanting di stirnya. Do
Kyung keluar dari rumah dan merasakan kesakitan dibagian perutnya sambil
mengumpat marah.
Tapi setelah melihat ke arah belakang tak ada yang mobil
siapapun, mobilnya dibagian belakang pun nampak baik-baik saja. Do Kyung
kebingungan melihat sekeliling hanya ada mobilnya saja tak ada mobil lain. Tiba-tiba
merasakan kembali sakit dibagian perutnya, lalu dimatanya melihat dirinya yang
terkapar di aspal dengan kepalanya penuh dengan darah.
Do Kyung membuka matanya dan sudah terbaring di tempat
tidurnya.
Dokter mondar mandir terlihat kebinggunga, beberapa saat
kemudian dia menjerit kalau sudah mengerti. Lalu duduk dibangkunya
mengatakan Sepertinya
tahu, alasannya. Do Kyung sudah duduk didepanya terlihat
bersemangat.
“Aku tahu apa yang kau lihat
selama ini. Aku mengerti.” Ucap Dokter, Do Kyung menatap Dokternya dengan mata
memerah dan berkaca-kaca.
Do Kyung berjalan pulang dengan tatapan kosong, seperti
memikirkan tentang kata-kata dokter. Hae Young yang juga baru pulang berjalan
disampingnya, menyapanya yang baru pulang kerja. Lalu memberitahu mau
mengambil barangnya hari ini dan Barang yang besar akan dibawa
oleh perusahaan pindahan. Do Kyung hanya diam saja, Hae
Young meminta agar menanggapinya. Do Kyung tetap diam saja
“Kau mau berkata soal apa ? Kau bilang ada yang ingin
dibicarakan.” Kata Hae Young
“Uang jaminannya sudah siap.” Ucap Do Kyung, Hae Young mengucapkan syukur
“Tapi kenapa kau sepertinya marah
?” kata Hae Young melihat sikap Do Kyung
“Apa Kau pacaran lagi dengan lelaki
itu ?” tanya Do Kyung sinis, Hae Young membenarkan. Do Kyung
mengejek Hae Young itu gampangan sekali. Hae Young membenarkan kalau memang gampangan.
“Aku mulai tidak suka padamu. Dia
sudah mencampakkanmu, tapi kau kembali?” ungkap Do
Kyung dengan saling menatap
Hae Young menegaskan Tae Jin itu punya alasan
yaitu ada di penjara. Do Kyung berteriak tak terima Hae Young
memaafkannya karena itu, Hae Young juga ikut
berteriak dengan sikap Do Kyung yang bisa
memaafkan Oh Hae Young padahal sudah menghancurkan hatinya dan ingin bertemu lagi denganya. Do Kyung menegaskan Hae
Young itu punya alasan yang jelas.
“Tapi bajingan itu malu mengaku
kalau dia bangkrut ! Jadi
dia menusukmu dengan kata-kata dan melarikan diri. Apa itu lelaki sejati ? Kalau dia sungguh cinta padamu, harusnya
dia tidak begitu.” Tegas Do Kyung
“Aku juga tahu ! Dia lebih mementingkan harga
dirinya dibandingkan aku ! Saat
ini aku tidak masalah dengan siapapun. Aku
butuh dia meskipun dia sudah membuangku Agar bisa menahan diriku dan tidak
melemparkan diriku kepadamu!!! Aku
merasa bingung sekali! Semua
karena kau!! Agar hatiku tidak meledak !!!” teriak Hae Young Do Kyung tak berkomentar memilih
untuk pergi, sambil melepaskan jasnya.
“hei..... lelaki jahat ! Kau lelaki paling kejam ! Kau paling pengecut !” teriak Hae Young penuh amarah.
Do Kyung tak mengubrisnya memilih untuk terus berjalan,
Hae Young berlari mengejarnya dan langsung memukulnya. Do Kyung menariknya
mengumpat Hae Young sudah gila. Hae Young berteriak marah tak ingin disentuh.
Do Kyung tetap ingin memegangnya, Hae Young mendorongnya dengan meluapkan rasa
kesal sambil memukul dan berteriak.
Akhirnya Do Kyung memeluk pinggang Hae Young agar bisa
tenang, tapi Hae Young merontah meminta untuk melepaskanya, dan mengigit tangan
Do Kyung agar bisa terlepas. Tangan Do Kyung pun terlepas sambil mengaduh
kesakitan. Hae Young ingin memuku lagi tapi tanganya sudah dipegang oleh Do
Kyung dan akhirnya hanya bisa menjerit histeris. Do Kyung meminta Hae Young
untuk menghentikanya.
Nafas keduanya terengah-engah, Do Kyung akan berjalan
pergi dan Hae Young kembali memukul dengan tas bahkan ingin mencengrkamnya. Do
Kyung bisa memegangnya dan mendorong ke dinding dengan memegang dua tanganya, Hae
Young mendorong ingin melepaskanya, tapi tangan Do Kyung lebih kuat dan
membuatnya tak bisa bergerak.
Do Kyung melihat bibir Hae Young yang luka, keduanya
terlihat kelelahan dengan nafas yang tak beraturan, mata mereka tiba-tiba
bertemu. Do Kyung langsung mencium Hae Young, dan Hae Young pun membalasnya,
terlihat keduanya berciuman melampiaskan semua perasaan yang tertahan. Tangan Do
Kyung merasa bagian pinggang Hae Young seperti merasakan kenyamanan, Hae Young
pun mengalungkan tanganya di leher Do Kyung.
Keduanya saling berpelukan dengan sangat erat, Hae Young
pun merasakan seperti kehangatan dipelukan Do kyung dan Do Kyung pun memeluknya
dengan erat lalu matanya tiba-tiba terbuka seperti teringat sesuatu dan
langsung melepaskanya. Ia memegang kepalanya dan tertunduk seperti merasa sudah
kehilangan pikiranya.
Hae Young binggung melihat sikap Do Kyung yang terlihat
kebingungan, Do Kyung mengambil jaketnya dan langsung pergi dengan memegang
kepalanya. Hae Young menatap punggung Do Kyung yang pergi meninggalkanya begitu
saja setelah menciumnya.
Flash Back
Dokter
mengatakan Sepertinya sudah tahu
apa yan selama ini dilihatya dan sudah
mengerti. Do Kyung dengan mata memerah dan
berkaca-kaca bertanya apa itu namanya, lalu meminta dokter untuk tak
melihat dengan pandangan aneh dan menyuruhnya untuk mengatakan saja
bersambung ke episode 10
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
that is love Do Kyung.. :D
BalasHapusWhoa... Whoa.. Penasaran.. Lanjut oenni..
BalasHapusD tunggu kelanjutan y..terimakasih.
BalasHapusAwalnya sy ragu bca apa ndak sinopsis ini..
BalasHapusPas udah baca eee.. mlh ga isa brhnti,crita'ne seru..
Mksh mb..
eeee... ma kasih mbak... seru... binggo
BalasHapuswaaaah mkin seru ja,,smgt ya n jgn lama2 updatenya
BalasHapus