Do Kyung di ruangan kaget mendengar suara pecahan kaca,
di rumah Hae Young duduk dilantai sambil berteriak “pulanglah
lebih cepat! Aku
bukannya memintamu untuk membalas perasaanku. Aku cuma kesepian
saja.”
Si Cantik Hae Young sedang berjalan tiba-tiba kakinya
terasa lemah dan sangat sakit, Do Kyung kembali merasakan bunyi pecahan tapi
kali ini dalam pengelihatanya ada Hae Young yang menatap marah padanya. Si
cantik Hae Young nampak masih menjerit kesakitan, seorang wanita yang
melihatnya panik sambil menelp untuk meminta bantuan.
Hae Young duduk dengan wajah pucat dirumah sakit,
tanganya sudah ditusuk oleh jarum infus. Dokter melihat catatan kesehatan,
melihat kalau Sebelum Hae Young mengalami
hiperventilasi, lalu bertanya apa
yang terjadi. Hae Young nampak sedikit kebingungan.
Flash Back
Hae Young masih berdiri didepan toko barang-barang kuno,
pandanganya tertuju pada sebuah mesin tik ukuran lama. Pikiranya melayang,
Sebuah foto dirinya dengan Do Kyung berada diatas meja, terdengar bunyi suara
mesin tik. Do Kyung dengan bahagia mengetik dengan mesin tik.
“Bukankah suara ini sangat elegan?” ucap Do Kyung terus mengetik
“Suara ini mengingatkanku padamu.” Kata Do Kyung dengan wajah tersenyum menengok ke arah
Hae Young lalu mendekatinya.
“Setiap kali aku
memikirkannya...kepahitan terdalam yang tersembunyi dalam diriku tiba-tiba keluar begitu saja. Kepahitan yang tak bisa kuceritakan pada siapa pun. Aku ingin cerita semuanya pada dirinya. Menceritakan semuanya alas
an aku mencampakkannya. Tapi sepertinya dia tidak tertarik mendengar alasanku.” Gumam Hae Young
Hae Young sudah menyandarkan kepalanya diatas tempat
tidur lalu terlihat gelisah melihat ponselnya karena tak mungkin menelp Do
Kyung.
[Episode 6: Setengah Rasa Cinta, Setengah Rasa Kasihan]
Ibu Hae Young nampak marak anaknya mau
pergi kencan
buta dengan pria seperti itu, dalam pikiranya
anaknya itu terlalu tua jadi
berkencan seperti tak ada yang ada dalam pikiranya.
“Kita ini bukannya sengsara dan
harus menyerahkan anak kita ke seorang
pria. Kau
harusnya merobek mulut orang
itu. Bagaimana
kau langsung setuju? Kau bilang akan mendiskusikannya dengan Hae Young tentang
hal itu? Dasar
bajingan itu. Katakan
padanya jangan khawatir! Hae Young kita
tidak harus menikah. Dia
bisa hidup sendiri.” Ucap Ibu Hae Young geram
“Dia harus segera menikah.” Ucap suaminya, tapi Ibu Hae Young tak setuju, tapi Tuan
Oh menegaskan anaknya harus menikah.
“Kenapa? Untuk apa Hae Young menikah?” kata Ibu Hae Young menjerit kesal
“Itulah bagaimana rasanya ketika aku
melihat kembali pada diriku sendiri. Jika
aku tidak memilikimu dalam hidupku... maka aku
tak akan punya apa-apa di dunia ini.” Ucap Tuan Oh, Ibu Hae Young langsung melepaskan sarung
tangan untuk mencuci piring lalu keluar dari rumah. Ia menaiki bus terlihat tenang tapi setelah
menjauh dari rumah, tangisnya pun tak bisa ditahan.
Hae Young berlari masuk ke dalam bus ketika datang, tanpa
disadari ibunya turun dari pintu belakang. Hae Young duduk didepan pintu keluar
tapi karena sedang sibuk memasukan ponselnya tak melihat ibunya berjalan
diluar. Ibu Hae Young sudah sampai di rumah anaknya membereskan pakaian yang
bergeletakan di lantai.
“Jika aku bertemu kau hari ini, maka kau akan mati... Berantakan sekali rumahmu ini! Jika rumahmu masih seperti ini kalau aku datang lagi, aku akan
membakarnya!” jerit Ibu Hae Young di telp sambil
mengambil barang-barang yang berantakan di lantai.
“Haduh... Suamiku dan putriku menyedihkan
sekali...” ucap Ibu Hae Young melihat kamar
anaknya yang berantakan sambil menangis membereskanya.
Do Kyung baru pulang ke rumah, lalu mematikan alat
perekamnya dan mendengar bunyi suara yang berisik ditelinganya. Lalu gambaran
pecahan kaca terdengar kembali dan wajah kemarahan dari Hae Young setelah itu
pergi dari tatapanya.
Suara seorang bersenandung semakin kencang, Do Kyung
mengetuk pintu kamar Hae Young tapi tak ada sahutan, akhirnya Do Kyung masuk
kamar melihat Hae Young yang sedang berbaring dengan mengunakan masker diatas
tempat tidur sambil mendengarkan lagu.
“Kau sudah nyanyi-nyanyi pagi-pagi
begini, Apa Kau tidak berangkat kerja? Aku ingin istirahat. Bisakah kau jangan berisik?” tegas Do Kyung, Ibu Hae Young terlihat kaget dan
tubuhnya langsung kaku hanya bisa menganggukkan kepala.
Do Kyung pun kembali ke kamar dengan menutup pintu, Ibu
Hae Young masih shock duduk diatas tempat tidurnya. Tiba-tiba Do Kyung kembali
masuk dan ibu Hae Young langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
“jangan masuk ke rumahku tanpa ijin selagi aku tidak di rumah.” Perintah Do Kyung, Ibu Hae Young pun mengangguk-angguk
dari balik selimutnya. Do Kyung kembali menutup pintu kembali ke kamarnya.
Ibu Hae Young bisa mendengar Do Kyung yang mengeser rak
untuk menutupi jalan, lalu membuka maskernya tak percaya kalau sampai anaknya
bisa seperti itu
Beberapa saat kemudian ibu Hae Young sudah ada di kantor
pemasaran, Si Nona Kim mulai mengoceh kalau pemilik dan Do Kyung harus
bertengkar soal siapa
yang harus pindah.
“Rumah itu memang dulunya satu
unit. tapi sang
pemilik menyewakan lantai pertama dan lantai kedua rumah itu secara terpisah. Dia juga menyewakan ruang
penyimpanan di lantai
dua secara terpisah. Tapi
dia hanya menghalangi pintunya dengan triplek. Seharusnya rumah itu dikonstruksi. Kudengar
mereka mengganjalnya
dengan batu bata.” Cerita Nona Kim, Ibu Hae
Young nampak terdiam,
“Lalu Kenapa? Apa Anakmu mau pindah lagi?” tanya Nona Kim
“Tidak. Bukan itu maksudku. Aku hanya ingin tahu orang macam apa yang tinggal
bersamanya. Semoga
tetangganya itu baik.” Kata Ibu Hae Young
“Mereka memang baik, Adiknya yang tinggal di lantai
pertama seorang
direktur perusahaan besar dan
orang yang tinggal di lantai dua adalah CEO beberapa perusahaan juga. Pria itu dulu tinggal di rumah
itu sejak dia
masih kecil. Jadi
semua orang di daerah ini tahu kelakuan
mereka sangat baik” cerita Nona Kim sangat
lancar, Ibu Hae Young melonggo mendengarnya.
“Ibu mereka memang sedikit aneh, tapi anak-anaknya sangat ramah. Maksudku mereka berusaha membeli
kembali rumah itu, setelah Ibunya menggadaikannya... dan mereka tinggal disana, jadi anak-anaknya tumbuh dengan baik.” Cerita Si Nona Kim,
Ibu Hae Young duduk diam dengan tatapan kosong, berbicara dengan suaminya kalau Mengusir
Hae Young adalah hal
terbaik yang bisa mereka lakukan. Suaminya nampak binggung menatap istrinya yang bisa
berkomentar seperti itu.
Jin Sang kaget dua Oh Hae Young bertemu di tempat
yang sama, Do Kyung nampak asik makan mie
ramennya. Jin Sang merasa tubuhnya mulai merinding dan cemas seperti kemarin
dan tiba-tiba ingin buang
air kecil, tapi akhirnya kembali duduk berbicara
dengan temannya.
“Hei, kau harus pindah ke negara
lain. Tidak ada
jalan keluar. Kau tidak bias pindah
rumah lagi, Tidak
akan berhasil. Lalu Oh Hae
Young berkata apa? Kenapa
dia menghilang?” tanya Jin Sang penasaran
“Aku tidak tahu dan tidak bertanya.” Kata Do Kyung sambil makan ramennya.
“Bukankah dia ingin bertemu untuk menjelaskan
alasannya?” ucap Jin Sang
“Kami tidak punya waktu untuk
berbicara tentang hal itu. Aku meninggalkannya disana.” Jelas Do Kyung
Jin Sang kesal sendiri karena harusnya Do Kyung bertanya
padanya. Do Kyung pikir untuk apa harus
bertanya hal seperti itu. Jin Sang menegaskan itu
karena Penasaran dan sangat yakin temanya itu pasti penasaran juga, Menurutnya Kecuali
kalau kepalanya ditembak, tidak
ada alasan baginya, mendadak
menghilang hilang begitu saja di
hari pernikahan.
“Lagipula, Apa yang ada di pikiran Oh Hae Young sebelah? Dia itu ceroboh. Kenapa dia mendadak pura-pura jadi pacarmu? Mereka berdua memang gila. Apa semua Oh Hae Young seperti
itu? Mungkin
ada aura buruk dari nama
itu. Jika
mereka bersekongkol, aku yakin mereka mendiskusikan tentang segala sesuatu.” Keluh Jin Sang
“Lalu bagaimana jika Oh Hae Young
sebelah tahu apa
yang telah kau perbuat? Ah... Park Soo Kyung-lah yang gila. Kenapa dia memperkerjakan Oh Hae Young, mantan pacarmu?” kata Jin Sang heran
“Aku yakin itu diputuskan oleh jajaran direksi. Bukan kakakku.” Kata Do Kyung
“Dia
harusnya menghentikannya. Apa pun yang terjadi!”
tegas Jin Sang
Soo Kyung masuk ke dalam rumah dengan mabuk, Jin Sang yang melihat kakak temanya itu memang panjang umur, Do Kyung memperingatkan temanya untuk menutup mulutnya. Jin Sang berkomentar Soo Kyung sangat hebat bisa pulang dengan keadaan mabuk, berpikir seperti Soo Kyung punya GPS tertanam di tubuhnya. Soo Kyung pun ke dapur dan langsung mengambil sebotol air.
“Penampilanmu sempurna untuk acara sirkus.” Komentar Jin Sang melihat cara Soo Kyung minum dengan
menunggikan botolnya dan dihitungan ketiga Soo Kyung menurunkan botol air minumnya.
“Aku mau bertanya.” Kata Soo Kyung, Jin Sang menyuruh Soo Kyung segera
masuk ke kamar dan tidur.
“Apa menurutmu alien akan datang Atau tidak?” ucap Soo Kyung, Do Kyung lewat dibelakang meminta agar
temanya tetap diam, Jin Sang pun langsung pergi begitu saja.
Soo Kyung langsung mengejar Jin Sang berteriak kalau ia
sedang bertanya, dan kembali bertanya Apa menurutnya alien akan datang atau
tidak dengan mengunakan cekikan dileher. Jin Sang akhirnya
menjawab kalau Mereka akan datang untuk menjemputnya. Soo Kyung kembali bertanya kapan alien anak datang
sambil mengangkat rambut yang menutup rambutnya.
“Maaf, Noona. Aku tidak punya
teman alien. Jadi aku akan menanyakannya kalau aku melihat alien.” Ucap Jin Sang
“Jika kau bertemu dengan mereka, minta mereka untuk menghancurkan
bumi ini. Aku ingin
menghadapi kematianku!” kata Soo Kyung menahan agar
Jin Sang pergi.
“Tidak bisakah Noona mati sendiri
saja? Jangan
ajak aku.” Pinta Jin Sang
“Aku tidak mau sendirian!!! Ayo kita semua menghadapi
kematian ini bersama-sama. Jadi
tidak ada satu orang yang tersisa! Semuanya!” teriak Soo Kyung naik ke atas sofa, Jin Sang hanya bisa
melonggo melihat tingkah kakak temanya semakin aneh.
“Jin Sang, aku hanya ingin minum bareng
alien.” Kata Soo Kyung, Jin Sang merasa kalau Soo Kyung memang sudah
gila.
Soo Kyung duduk diam disofa dengan rambut masih
acak-acakan. Pikirannya melayang pada dirinya yang minum wine sendirian di
restoran.
“Sejak kau pergi
meninggalkanku... aku selalu minum setiap hari. Duduk sendiri di restoran langganan kita... aku menunggumu”
Soo Kyung dengan bahasa prancis, mengucapkan selamat
malam dan mengungkapkan perasaanya “Aku mencintaimu.”
“Meskipun aku sangat
merindukanmu.... aku
terlalu takut untuk menunjukkan keanehan
diriku... aku
membiarkan rambutku terurai dan
menyembunyikan wajahku.”
Soo Kyung langsung menutupi wajahnya dengan rambutnya,
sambil berkata “Aku merindukanmu.” Dengan
mengintip dua pria disampingnya. “Tapi aku tidak merindukanmu.” Kembali
menyembunyikan wajahnya di balik dinding.
“Dengan pola pikirku
yang gila... aku duduk di kursi ini setiap hari. Aku ingin tahu
keberadaanmu dan apa yang kau lakukan. Apa kau juga memikirkanku?”
Soo Kyung mencoba minum kembali tapi malah membuatnya
tersedak dan memuntahkan minumnya.
Air mata Soo Kyung terkena diujung matanya, pikirnya
seperti kembali melayang, terlihat sebuah kegaduhan dengan orang yang berlari
kesana kemari dan asap-asap berhamburan seperti ada sebuah terjadi gempa. Di
sudut tempat lain, seperti sebuah gudang Soo Kyung melompat-lompat kegirangan
diatas tempat tidur.
“Alien telah menyerang bumi.... Ini kiamat.” Kata Soo Kyung berbisik pada kamera dan terlihat
seorang pria duduk diatas tempat tidur.
“Aku tidak lagi harus kesakitan karena ada kau. Yang aku butuhkan hanyalah
mati. Aku akan
mati dan Kau akan mati.” Kata Soo Kyung sambil mengajak pria itu untuk berdiri.
“Sebelum kita mati, mari kita lakukan ini terakhir
kali. Sekali
saja.” Ucap Soo Kyung melihat membuka baju si pria dan
langsung menidurkan, lalu ia pun buru-buru membuka jubah tidurnya dan
menjatuhkan tubuhnya ke atas tubuh pria.
Soo Kyung membanting tubuhnya ke atas tempat tidur, lalu
menangis tersedu-sedu. “Alien harus datang.... Bumi harus dihancurkan.” Dibelakang foto nampak Soo Kyung masih muda terlihat
sangat cantik.
Ibu Hae Young dan suaminya seperti menunggu sesuatu,
dengan membawa banyak barang ditanganya. Terdengar bunyi sebuah pintu terbuka,
keduanya langsung berlari. Do Kyung berjalan keluar dari rumahnya. Ibu Hae
Young dan suaminya berjalan ke depan pintu rumah. Setelah itu keduanya
berpura-pura baru datang dan tak sengaja berpapasan dengan Do Kyung.
“Halo... Kurasa kita pernah bertemu
sebelumnya. Kusen
jendela...” kata Ibu Hae Young pertama kali
menyapa, Do Kyung mengingatanya.
“Terima kasih sudah memasangnya.” Ucap Ibu Hae Young ramah, Do Kyung pun mengangguk
“Hari ini adalah hari ulang tahun putri kami. Dia sekarang berusia 32 tahun dan tidak ada teman yang
merayakannya. Jadi aku
setidaknya harus merayakannya dengan
dia sebagai ibunya.” Ucap Ibunya dengan
memperlihatkan termos berisi sup dan suaminya membawa banyak makanan.
Ia pun pamit pergi permisi lebih dulu, Ayah Hae Young
melihat dari atas kebawah penampilan dari Do Kyung, sang istri langsung menarik
suaminya untuk cepat pergi. Do Kyung pun berjalan keluar dari rumah.
Semua menu makanan lengkap tersedia diatas meja, ada ayam
pedas, japchae, kimchi dan tak lupa sup rumput laut untuk orang yang berulang
tahun. Ibu Hae Young membagikan nasi ke dalam mangkuk untuk makan bersama.
Hae Young baru selesai mandi berkomentar Banyak
sekali makanannya hanya untuk sarapan. Ibu Hae Young mengatakan kalau hari ini adalah ulang
tahun anaknya jadi menurutnya menunya tak terlalu banyak dan
menyuruh agar segera duduk bersama. Hae Young sibuk memasukan barang-barangnya
ke tasnya.
Tuan Oh menatap pintu yang bisa tembus ke kamar sebelah
seperti bisa membayangkan Do Kyung datang ke kamar anaknya lewat pintu. Ibu Hae
Young melihat tatapan suaminya dan langsung menegurnya agar tak membuat anak
mereka curiga tapi tatapan kembali tertuju pada pintu yang masih tertutup.
Hae Young bertemu dengan temanya Hee Ran disebuah cafe.
Hee Ran meminta maaf karena ada kerjaan mendadak sambil mengumpat atasannya yang memberitahunya secara
tiba-tiba. Hae Young pikir tak perlu di
permasalahkan karena menurutanya sudah terlalu tua untuk rewel tentang ulang
tahunya.
“Apa Park Do Kyung tahu hari
ini hari ulang tahunmu?” tanya Hee Ran, Hae Young
pikir tahu dari mana Do Kyung bisa tahu ulang tahunya.
“Haruskah aku kasih petunjuk
hadiah apa yang kau sukai?” kata Hee Ran, Hae Young mengatakan tak perlu, Hee Ran
hanya bisa menghela nafas.
“Aku serius kau tak boleh memberitahukanya! Aku
harusnya tidak bicara
tentangnya padamu. Kau juga tak perlu khawatir. Aku akan mengakhiri hubungan ini.” kata Hae Young
Hee Ran berkomentar Hae Young itu tak serius, Hae Young
menegaskan kalau dirinya itu serius. Hee Ran heran kenapa Hae Young harus
mengakhirinya, Hae Young sempat diam memikirkanya lalu memberitahu alasanya
adalah Karena dulu pacar Do Kyung itu adalah si cantik Oh Hae Young.
“Terus kenapa? Siapa yang belum pernah
jatuh cinta sebelumnya?” kata Hee Ran menurutnya tak
ada yang salah
“Tidak, aku tidak mau menjalani hubungan dengan mantannya Oh Hae
Young.” Tegas Hae Young
Do Kyung berjalan di trotoar telihat binggung dengan
menatap ponselnya nampak ragu untuk
menelp “Tetangga Sebelah”
Sementara Hae Young sedang memakan sup rumput laut dan makanan yang sudah
dibawakan ibunya. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu rumahnya, Hae Young sempat
bertanya siapa yang datang. Ketika membuka pintu ternyata Do Kyung sudah ada
didepan rumahnya memberikan sekantung makanan.
“Kudengar ini ulang tahunmu, Ayo kita minum dan merayakannya, Siapkan mejanya. Aku akan ke tempatmu.” Kata Do Kyung menaruh kantung belanjaan ditangan Hae
Young dan langsung kembali berjalan kerumahnya.
Hae Young sempat melonggo tapi wajahnya tersenyum karena
Do Kyung bisa mengetahui ulang tahunya, lalu melihat mejanya yang sudah penuh
dengan makanan, akhirnya buru-buru membereskanya. Setelah itu merapihkan tempat
tidurnya, menyemportkan prafum agar kamarnya wangi.
Ia juga melepaskan kacamatanya dan memastikan tak ada
tanda ceplakan di sekitar matanya, setelah selesai buru-buru mengeluarkan isi
makanan ke atas meja.
Do Kyung masuk ke dalam kamarnya, suasana nampak terasa
berbeda. Hae Young nampak tak bisa menutupi rasa bahagia ketika Do Kyung masuk
ke kamarnya dari pintu rahasia. Do Kyung juga nampak sedikit canggung saat
masuk ke kamar Hae Young, tapi berusaha untuk tenang.
“Tahu darimana hari ini ultahku? Apa Hee Ran yang memberitahumu?” tanya Hae Young saat Do Kyung duduk di depanya.
“Aku melihat Ibumu tadi pagi.” Kata Do Kyung
“Ini Konyol sekali. Kenapa dia
mengumbar-umbar ulang
tahun putrinya?” keluh Hae Young lalu
melihat sekotak pie yang diberikan Do Kyung.
Hae Young tahu Do Kyung itu tak enak hati jadi membelikan
snack berbentuk kue dan minuman lalu memujinya yang perhatian. Do Kyung nampak tak bisa
menatap Hae Young hanya mengalihkan pada pandangan yang lain sambil membuka
kaleng birnya. Hae Young pun mengeluarkan semua makanan diatas meja.
Do Kyung tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari celananya
dan menaruh diatas meja, Hae Young binggung. Do Kyung mengaku sudah lama
memiliki benda itu , Hae Young terlihat tersentuh mendapatkan hadiah. Do Kyung
menjelaskan sengaja memberikan agar Hae Young berhenti
mendengarkan boneka yang tertawa aneh itu,lalu kembali minum untuk menutup rasa gugupnya. Hae
Young terus menatapnya dengan senyuman, Do Kyung mengatakan hadiah sebagai
gantinya karena membuatkan sup
antimabuk.
“Kau takut, aku akan salah paham mengenai
hadiah ini. Aku tahu
ini Sesuatu yang kau punya.” Ucap Hae Young lalu
mulai memutar boneka kelinci yang dibelikan Do Kyung.
Terdengar bunyi suara yang sangat romantis, seperti kotak
musik yang bisa diberikan sebagai hadiah, Hae Young terus menatapnya mengatakan
suaranya cantik
sekali. Do Kyung sempat meliriknya lalu ponsel Hae Young
tiba-tiba bergetar cukup keras.
Sepertinya Hee Ran menelpnya, Hae Young mengaku sudah
makan lalu terlihat agak gugup mengaku hanya sendirian dirumah dan masuk ke
dalam kamar mandi untuk bisa berbicar dengan bebas. Ponsel Do Kyung juga
bergetar di kamarnya, adiknya menelp.
Park Hoon seperti ingin meminjam mobil. Do Kyung menanyakan
untuk apa sambil memutar kembali kaset rekamanya, setelah itu seperti percaya
dengan yang dikataka adiknya dan menyuruh untuk menunggu dibawah karena akan
memberikan kuncinya.
Park Hoon sudah menunggu dibawah menyuruh kakaknya segera
melemparkan kunci mobilnya. Do Kyung langsung melemparkanya, Park Hoon pun
mengucapkan terimakasih karena sudah mau meminjamkan mobil untuknya. Tiba-tiba
An Na muncul dengan mengandang lengan pacarnya mengatakan hanya ingin
jalan-jalan dan berjanji tak melakukan hal yang aneh.
Do Kyung sempat kaget, An Na dan Park Hoon melambaikan
tangan bahagia karena bisa mengelabuhinya lalu berlari keluar rumah untuk
segera pergi dengan mobil kakaknya.
Do Kyung kembali ke kamarnya , terdengar suara Hae young yang
terekam pada kasetnya terdengar sangat marah “Berapa lama lagi kau akan menghalangi pintu ini? Apa Kau takut aku ambil keuntungan darimu?” lalu suara Hae Young terdengar sedih. Do Kyung pun
terdiam mendengarkan suara Hae Young tanpa sengaja direkam.
“Menyukai tetangga
sebelah ada untungnya juga. Aku jadi pulang lebih cepat. Dulu aku biasa
belum pulang sebelum aku mabuk. Demi Tuhan, puanglah lebih cepat! Aku bukannya memintamu membalas perasaanku. Aku cuma bosan! Ini bahkan belum malam. Apa yang akan kulakukan?”
Do Kyung terdiam mendengarnya suara Hae Young yang
menangis, lalu tersadar Hae Young sudah ada didepan pintu bisa mendengarkan
rekaman juga. Suasana nampak terdiam sejenak, Hae Young lalu masuk ruangan dan
mencoba mematikan rekaman suaranya, tapi tak juga berhenti. Do Kyung pun
berjalan untuk mematikan alat rekamanya.
“Apa kau merekam untuk memata-mataiku Selama ini?” tuduh Hae Young
“Ini kebiasaanku. Produser sound film merekam
semuanya. Untuk
melihat jenis suara yang dihasilkan di
rumah kami kalau kami sedang di luar... banyak produser sound film
menyalakan perekamnya
sebelum berangkat kerja. Aku tidak
punya maksud tertentu.” Jelas Do Kyung
“Kau harusnya tidak perlu
melakukan itu lagi karena aku tinggal di sebelah.” Kata
Hae Young marah
“Kebanyakan aku menghapusnya dan tidak mendengar suaranya. Bagaimana bisa aku mendengarkan rekaman selama 12 jam? Sejak kau pindah, aku tak pernah mendengar rekaman.” Tegas Do Kyung
Suasana kembali berubah hening, keduanya tanpa bisa
saling menatap.
“Aku hanya mengatakan itu karena
aku mabuk. Ketika aku mabuk, aku memang begitu terhadap semua pria. Aku berkata seperti itu tanpa
alasan.” Akui Hae Young
“Berhentilah minum dan jangan seperti itu pada laki-laki. Dan Jangan juga kau dekati pria seperti aku. Bangun dan sadarlah. Berhenti menyakiti dirimu sendiri
seperti orang bodoh.” Kata Do Kyung sinis membalikan
badannya.
Hae Young akhirnya mengejar Do Kyung tak terima karena malah
yang marah-marah. Dengan berdiri di depan Do Kyung menegaskan Do Kyung bukanlah
satu-satunya pria yang
ingin didekati karena Setidaknya ada lima orang rekan
kerjanya yang ingi didekati dan tak perlu khawatir dan marah
karena Do Kyung itu berhasil membuat merasa seperti sampah.
Do Kyung menatap Hae Young seperti berbicara dengan
menahan tangisnya, terdengar bunyi bel rumahnya. Hae Young melihat dilayar ada
si cantik Hae Young yang datang kerumah lalu menatap Do Kyung akhirnya memilih
untuk kembali ke rumahnya. Do Kyung terlihat tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Hae Young sudah berjalan keluar rumah terlihat menangis,
si cantik Hae Young sudah ada didalam rumah sambil melihat deretan kaset rekam
yang tersusun rapih dalam rak.
“Aku suka mendengar rekaman suara kamarmu... di sore hari. Dari suara penjual sayur sampai suara orang bertengkar... suara itu memang bukan sesuatu
yang istimewa. Tapi aku sungguh menyukai suara itu. Rasanya seperti kita kembali ke
waktu yang dulu. Aku
juga mulai merekam di rumah...” cerita Hae Young lalu
terhenti dengan perkataakn Do Kyung
“Katakan padaku kenapa kau datang
kemari lalu pergi dari sini.” Kata Do Kyung
“Kalau begitu aku harus menginap malam ini.” ucap Hae Young seperti mengoda.
Flash Back
Satu tahun lalu, Do Kyung mengantar Hae Young sampai di
pinggir jalan, terlihat Hae Young yang termenung melihat ke jendela. Do Kyung
melihat pacarnya itu kelihatan lelah. Hae Young mengaku memang sedikit lelah karena Banyak
urusan.
Do Kyung mengatakan akan
menjemputnya besok
pagi. Hae Young pikir tak perlu karena bisa
datang sendiri jadi mereka bertemu di salon saja. Do Kyung pun mengucapkan selamat malam dan bisa mimpi
indah. Hae Young membalas supaya pacarnya bisa mimpi dengan indah lalu menuruni
mobilnya. Do Kyung pun turun dari mobil melihat punggung Hae Young yang semakin
menjauh.
“Saat itu adalah
saat terakhir kita. Aku terus memikirkan kenapa kau melakukan
sesuatu seperti itu. Kenapa?”
“Aku tidak tahu kenapa kau bertindak seperti
itu...tapi ada satu alas an yang
bisa membuatku memaafkanmu. Yaitu
kalau kau terkena penyakit parah dan
berusaha membuatku menjauh darimu. Kupikir
aku bisa memaafkanmu jika
alasannya seperti itu. Dengan
begitu aku bisa memberitahu yang
lain tentang dirimu.” Kata Do Kyung berbicara
dengan membalikan tubuhnya, Hae Young nampak duduk disofa menahan rasa
sedihnya.
“Aku selalu berkata dalam hati "Dia
sudah mati. Karena penyakit
yang parah." Dengan
begitu aku bisa memulihkan harga diriku dan juga memperingati kematianmu. Katakan padaku. Apa karena penyakit? Apa kau sudah pulih dari
penyakitmu dan
memutuskan kembali kesini?” ucap Do Kyung
membalikan badanya.
Hae Young mengatakan tidak karena penyakit, Do Kyung
dengan sinis menyuruh Hae Young harusnya mati saja. Hae Young seperti tersenyum sambil tertunduk. Do Kyung
menegaskan ketiak melihat mantan pacarnya kembali dengan wajah bahagia membuatnya begitu marah. Hae Young tetap tersenyum, Do Kyung menyuruh Hae Young
menyuruh tak boleh tersenyum.
“Kau tahu betul itu kebiasaanku. Tersenyum sekali pun aku sedang
menangis. Kau
bilang benci wanita yang menangis. Aku
tidak ingin kau membenciku. Jadi
aku tersenyum sekali pun aku sedang
menangis. Bukankah kau tahu itu?” jelas Hae
Young dengan menahan tangis.
“Kau masih saja menyalahkan orang
lain. Jangan
pernah datang kemari lagi. Itu
membuatku malah lebih membencimu” tegas Do
Kyung murka
“Kenapa harus dia? Kenapa Hae Young? Apa kau
tertarik padanya karena
dia dan aku punya nama yang sama?” kata Hae
Young
Do Kyung menegaskan agar Hae Young tak perlu membahasnya,
Hae Young tetap membahas nama dan sekolah yang sama, menurutnya Terlalu banyak kebetulan. Do Kyung mengartikan dirinya itu sengata berkencan dengan
nama yang sama karena tidak bisa melupakannya. Hae
Young pikir Selalu
terjadi seperti itu dulu, Banyak pria
berusaha mendekatinya melalui
diri Hae Young. Do Kyung berteriak marah.
Hae Young yakin Do Kyung itu orang yang jahat pada
temannya, tiba-tiba terdengar suara pecahan kaca yang dilemparkan. Do Kyung
berlari ke kaca jendela yang pecah dan terlihat wajah Hae Young di lantai bawah
menatap marah ke arahnya sambil menangis. Si cantik Hae Young nampak
benar-benar kaget melihat kaca jendela yang pecah. Do Kyung pun melihat Hae
Young yang pergi meninggalkan rumahnya.
Hae Young mengendarai sepedanya keluar dari rumah sambil
menangis, menyusuri pinggir jalan raya cukup ramai. Si cantik Hae Young pun
keluar dari rumah Do Kyung dan pergi ke masuk ke dalam mobilnya. Do Kyung masih
terdiam dalam kamarnya, menatap kaca yang bolong karena dilempar oleh Hae
Young. Ia lalu merapihkan pecahan kaca di lantai dan melihat batu yang
dilemparkan Hae Young ke dalam kamarnya.
Akhirnya Hae Young sampai di rumah Hee Ran dan meneka bel
beberapa kali, Hee Ran nampak kaget melihat temanya datang ke rumahnya
malam-malam terlihat seorang pria yang baru selesai mandi.. Hae Young meminta
maaf karena tak menelpnya lebih dulu, lalu memilih untuk pergi saja.
Hee Ran menahan Hae Young tak perlu pergi dan memintanya
agar menunggu sebentar. Beberapa saat kemudian pria itu nampak keluar luar
ruangan Hee Ran dengan wajah kesal. Hae Young berjongkok didepan rumah
menunggunya.
Hee Ran membuatkan secangkir teh mengejek temanya itu
seperti anak kecil yang harus Memecahkan jendela, lalu memarahi
karena Hae Young yang lari dari rumah bahkan menjauhi keduanya.
“Jika aku jadi kau, aku akan
berkata... "Kami
memang seperti ini. Memangnya
kenapa?" Kau itu
memang tidak tahu caranya
berkelahi!” komentar Hee Ran kesal sendiri
“Kau tahu sendiri, aku tidak berkuasa di
hadapannya.” Kata Hae Young
“Lupakan itu! Itu karena waktu itu kau masih
SMA. Sekarang
kau berusia 32 tahun. Apa
yang perlu ditakutkan? Apa
dia akan memakanmu hidup-hidup?” keluh Hee Ran geram
“Dan jujur saja, kau sekarang sudah menang melawan
dia. Apa Kau pikir dia bisa menang
melawanmu? Kau
tinggal sebelahan dengan pria itu!” tegas Hee
Ran
Hae Young mengatakan akan pindah, Hee Ran merasa Hae
Young itu sudah membuatnya frustasi dan menyuruh agar langsung tidur saja
karena mereka tingga bersebelahan.
“Dia sudah tahu kalau aku
menyukainya!” ucap Hae Young yang membuat Hee Ran berhenti
mengoceh dan membuatnya melonggo.
“Dia merekamnya. Dia punya kebiasaan merekam
kamarnya ketika
dia sedang keluar. Dengan
cerobohnya... aku
berkata, "Kapan kau pulang? Kenapa
kau belum pulang juga? Aku
bosan. Aku menyukaimu." Seperti
orang bodoh, aku terus mengoceh.”cerita Hae
Young menahan malu, Hee Ran merasa sudah menduga ocehan mulut temanya akan membawa masalah.
“Menyukai seseorang itu hal yang sangat memalukan dan . Menjengkelkan.” Keluh Hae Young dengan menahan tangisnya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
ditunggu part 2nya 😃 terimakasih
BalasHapusDyah deedee-ssi part2nya kapan di update
BalasHapus