Do Kyung memeluk erat Hae Young ketika melompat padanya,
Hae Young nampak kaget seperti merasaka bunyi jantung yang degup. Beberapa
detik kemudian, Hae Young langsung melepaskan tangannya dan merosot turun
kebawah.
“Apa kau sudah gila?” umpat Do Kyung kesal
Hae Young tak banyak bicara, kembali berjalan balik ke
arah Soo Kyung layaknya seorang model yang mengibaskan rambutnya. Soo Kyung dan
Jin Sang masih melonggo melihat yang dilakukan Hae Young pada Do Kyung. Didepan
Soo Kyung, Hae Young sedikit melompat tanda ia berhasil melakuan tantangan yang
diberikanya lalu mengambil tas yang dilemparnya.
Soo Kyung memanggilnya, Hae Young menenggokan badanya.
Soo Kyung memberitahu bra gelnya jatuh. Hae Young melotot kaget melihat branya
jatuh di tepat di kaki Do Kyung dan memegang dadanya yang polos tanpa bra.
Ia mengingat saat melompat branya pun lepas dan langsung
melayang, Soo Kyung dan Jin Sang menahan tawa. Hae Young berjalan sambil
menutup wajah yang malu sampai didepan Do Kyung langsung buru-buru mengambilnya
dan kabur.
Do Kyung terlihat nampak binggung, Hae Young langsung
bersandar di tembok yang jatuh dari rumahnya sambil mengenggal bra gel yang
lepas mengumpat pada dirinya kalau sangat memalukan.
Do Kyung tertidur dikamarnya, matanya terpejam tapi bibirnya
tersenyum. Akhirnya ia tak bisa lagi menahan tawa dan langsung tertawa
terbahak-bahak mengingat kejadian sebelumnya.
Hae Young berbaring di tempat tidurnya dengan mata
terpejam bisa mendengar suara tawa Do Kyung, terlihat kesal langsung menutup
kepalanya dengan selimut. Do Kyung masih tertawa sampai terbangun dan
memukul-mukul bantal.
“Berhenti tertawanya!” teriak Hae Young kesal bangun dari tempat tidurnya, Do
Kyung masi terus tertawa tanpa henti.
“Tapi Ini pertama kalinya aku mendengarmu tertawa.” Ungkap Hae Young juga merasa heran. Do Kyung tertawa
sampai air matanya keluar.
[Episode 5: Hati yang tersayat]
Hae Young terburu-buru pergi ke kantor, sambil makan jeli
kacang berlari untuk pergi ke kantor. Do Kyung mengendarai mobilnya tiba-tiba
kembali mundur lalu berhenti tepat disamping Hae Young, mengajaknya masuk
karena akan mengantarnya
ke stasiun kereta. Hae Young tak menolak, naik
ke dalam mobil dan memasang sabuk pengamanya.
“Traktir aku makan malam, Karena aku sudah membuatmu
tertawa Aku mau Traktirnya yang mahal, karena Aku banyak membuatmu tertawa. Pertunjukan dengan bra gel yang jatuh. Itu jarang sekali terjadi. Di atas semua itu, aku malu
sekali.” Kata Hae Young sambil mengunyal jeli kacangnya, Do
Kyung kembali tertawa mengingatnya.
“Berhenti tertawa. Kau pernah
bilang padaku kalau kau bukan tipe orang yang mudah tertawa.” Perintah Hae Young, Do Kyung kembali tertawa
“Berhenti memikirkan hal itu.” Tegas Hae Young, Do Kyung mencoba berhenti tapi tak
bisa karena kembali lagi tertawa. Keduanya pun tertawa dengan kaca mobil
terbuka dengan udara musim semi yang sangat cerah dan bunga sakura yang
bermekaran.
Hae Young melihat berkas laporan dengan grafik, merasa Ada
kesenjangan penjualan yang besar antara perusahaan mereka dan perusahaan
lain pada bisnis ini. Pria berkaca mata membenarka
maka dari itu perusaahn sangat berhati-hati
membentuk tim baru ini.
“Mereka mengkhawatirkan apakah
kita harus hanya berusaha tetap mempertahankan tempat kedua. Tapi Direktur Park Soo Kyung
sedang dalam kesulitan besar.” Jelas Si pria
kacamata, Hae Young pikir Soo Kyung memang seperti itu sifatnya.
“Bukankah menurutmu akan terlalu
sulit bagi kita untuk berusaha menjadi nomor satu?” kata Si pegawai wanita.
“Apakah
kalian pernah mengalami saat-saat seperti ini? Kau
berpikir, "Mungkin sudah waktunya aku harus menyerah. Saatnya untuk
menyerah." Kemudian kau dapat pesan dari
orang lain, yang menyemangatimu.” Cerita Hae Young sambil menatap ke arah
jendela
Flash Back
Hae Young mengingat kembali saat berlari marathon
terlihat kelelahan, pikirannya melayang pada saat menelp Do Kyung yang
mengungkapkan merasa senang karena mantan pacarnya masih mengingat namanya.
“Inilah sebabnya kenapa manusia
tidak bias saling
berbuat baik. Teganya kau... Kau
pikir aku gampangan, 'kan? Kaulah
satu-satunya orang yang akan menghubungiku dan membuat semuanya jadi runyam lagi. Apa Kau tahu itu?” ucap Do Kyung geram
“Aku merindukanmu.” Kata Hae Young. Do Kyung langsung mengumpat Hae Young
sudah gila dan berteriak histeris sambil melempar ponselnya
“Mungkin aku
seharusnya tidak menghubungi lagi
saat itu. Kau berpikir,
"Mungkin mengakhirinya seperti ini adalah hal yang harus dilakukan."”
Hae Young yang terlihat patah semangat, mendengar
teriakan seseorang dari dalam mobil “Oh Hae Young! Fighting!”
“Pada saat yang
paling tak terduga... kau mendapatkan kekuatan dari dukungan orang lain. Rasanya seperti seluruh planet sedang... menyorakiku supaya aku tidak menyerah.” Saat itu Hae Young kembali bersemangat melanjutkan lari marathon.
Hae Young mencoba menelp Do Kyung dari ponselnya tapi
ternyata ponselnya tak aktif, setelah itu menelp ke kantor “Movie Sound”. Do
Kyung baru kembali ke kantornya langsung mengecash ponselnya, pesan masuk dari
“Wanita tetangga sebelah” (Oh Hae
Young)
“Makanan yang lezat
dan mahal. Kenapa kau tidak balas sms-ku? Traktir aku makan malam. Aku ingin makanan
yang berminyak. Daging.” Do Kyung
tersenyum membacanya lalu melihat note yang tempel di layar monitornya.
[Steak House di
Cheongdam-dong jam 7 malam. Dari Oh Hae Young. Aku akan menunggu.]
Hae Young baru kembali ke mejanya membaca pesan dari Do
Kyung dengan senyuman “Jam 7 terlalu cepat, lebih baik Jam 7:30 saja.”
“Dimana jadi
tempatnya?” balas Hae
Young
“Bukankah kau ingin
bertemu di Steak House di Cheongdam-dong?” balas Do Kyung, Hae Young yang membacanya bisa tersenyum
karena tempatnya sangat mahal dan melihat Do Kyung itu orang yang baik sekali.
Hae Young langsung berlari saat baru keluar lift,
terlihat wajah senyuman bahagia. Do Kyung juga baru keluar dari kantornya dan
masuk ke dalam mobil untuk pergi menuju restoran steak.
Sementara Hae Young cantik nampak menunggu seseorang
dengan gelisah melihat jam di ponselnya sudah pukul jam 7 lewat 20 menit. Hae
Young masuk ke dalam restoran, si cantik Hae Young tersenyum melihat teman
kantornya dan langsung datang mendekati. Hae Young nampak tak begitu nyaman
harus ada satu restoran dengan si cantik Hae Young.
“Kurasa kita ini terhubung secara khusus, Apa kau mau bertemu seseorang
disini?” kata si cantik Hae Young, Hae Young membenarkan
“Dengan siapa? Apa dengan Pacar?” tanya si cantik Hae Young. Hae Young mengaku hanya
seorang teman pria biasa saja.
“Apa kalian berdua mulai
berkencan?” goda si cantik Hae Young, Hae Young
hanya bisa menanggapi “Yah begitulah”
“Senang sekali rasanya mendengarnya. Kau tahu masa pacaran itu
masa yang indah. Aku
ingin tahu seperti apa orangnya dan Aku
yakin dia orang yang sangat baik Karena
kau juga orang yang baik.” Ungkap Si cantik Hae Young
nampak berlebihan
Hae Young bertanya balik siapa yang akan ditemui mantan
teman SMA, Si cantik Hae Young mengatakan Seorang
pria juga tapi sepertinya
tidak datang jadi merasa seperti sudah dicampakkan,
menurutnya walaupun pria itu tak datang ia akan
berusaha datang kerumahny karena tahu tempat tinggal si pria itu. Hae Young
berkomentar temanya itu masih percaya diri sekali.
Si cantik Hae Young seperti tak menyadari kalau dulu
sangat percaya diri, tapi merasa senang karena ada orang yang mengatakan kalau
dirinya itu percaya diri, lalu
memeluk Hae Young sambil mengucapkan terimakasih pada Hae Young. Keduanya lalu
berpisah dan Hae Young memilih duduk di deretan bangku belakang, Si cantik Hae
Young menolehkan kepalanya sambil mengucapkan selamat makan.
Mobil Do Kyung masuk parkiran, Si cantik Hae Young nampak
tak percaya melihat Do Kyung datang ke restoran. Do Kyung pun masuk
mencari-cari Hae Young, saat itu Hae Young langsung mengangkat tanganya
memberitahu tempatnya duduk. Do Kyung pun berjalan mendekati Hae Young yang
sudah berdiri, tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya “Oppa”
Do Kyung seperti sangat mengenal suara orang yang
memanggilnya, lalu membalikan badanya melihat si cantik Hae Young, mantan calon
istrinya yang kabur tepat ada didepannya. Tangan si cantik Hae Young meremas
roknya seperti menahan rasa gugupnya. Hae Young nampak binggung melihat
keduanya yang nampak sudah saling mengenal sebelumnya.
Saat itu juga Do Kyung mengingat nama di ponselnya itu [Wanita
Tetangga Sebelah] dan note yang tertempel adalah [Oh
Hae Young] lalu baru menyadari tenyata orang yang
berbeda. Si cantik Hae Young menatap Do Kyung dengan mata berkaca-kaca. Do
Kyung pun mengajak Hae Young untuk pergi ke tempat lain saja, karena tahu
tetangga sebelahnya itu bukan tipe orang yang makan di
tempat seperti ini. Si cantik Hae Young
memanggil Do Kyung “oppa” tanpa bisa menghalanginya.
Akhirnya si cantik Hae Young mendekati teman SMA tak
percaya ternyata yang dipacarinya adalah Do Kyung. Hae Young nampak diam dan
terlihat ikut binggung, si cantik Hae Young tak pecaya dengan situasi aneh
seperti sekarang.
“Aku meninggalkannya pesan dan memintanya
untuk bertemu disini. Dia
pasti mengira itu darimu jadi
dia bingung karena nama kita. Tampaknya hal seperti ini terus
terjadi yah?” komentar si cantik Hae Young
“Lalu Bagaimana kalian berdua saling
kenal?” tanya Hae Young,
Si cantik Hae Young belum sempat menjawabnya, karena Do
Kyung kembali masuk ke restoran dan langsung menarik tangan Hae Young untuk segera pergi. Si cantik Hae
Young shock karena Do Kyung menarik tangan Hae Young bukan dirinya.
Do Kyung langsung memasukan Hae Young kedalam mobil. Si
cantik Hae Young mengejarnya dan meminta maaf mengakui semua kesalahanya. Do
Kyung belum sempat masuk mobil pun berhenti untuk mendengarkanya.
Kau
boleh memakiku. Aku tidak bisa menyalahkanmu bahkan jika kau memukulku. Aku mohon Tunggu.” Ucap Si cantik Hae Young sambil menarik tangan Do
Kyung, tapi Do Kyung memilih untuk pergi tapi setelah itu kembali berbalik. Hae
Young hanya bisa melihat dari dalam mobil.
“Kau pikir aku akan datang
menemuimu begitu
kau memintaku? Jangan
berkhayal. Aku datang untuk menemui wanita itu, bukan kau.” Teriak Do Kyung
“Huff... Pantas saja. Kenapa restoran yang dia pilih berbeda. Kau makan steaknya saja sendiri, Dengan anggun.”sindir Do Kyung yang membuat Hae Young melotot kaget
lalu berjalan kembali ke dalam mobilnya.
“Aku merindukanmu... Sungguh... Sangat merindukanmu..... Setiap hari.” Kata si cantik Hae Young
Do Kyung langsung memukul kaca mobilnya sangat keras, Hae
Young dan si cantik Hae Young menjerit sambil menutup wajah karena ketakutan.
Ada berkaca darah yang tertinggal diatas retakan kaca mobil, Do Kyung masuk
mobilnya dan Hae Young terlihat ketakutan langsung memasang sabuk pengamannya.
Si cantik Hae Young hanya bisa diam melihat sikap Do Kyung benar-benar marah
padanya.
Di dalam mobil nampak suasana tegang, Hae Young melirik
melihat tangan Do Kyung yang terluka karena memukul jendela dan memegang stir
mobilnya dengan sangat kencang. Ketika berhenti di lampu merah, keduanya pun
masih diam tanpa banyak berkata-kata.
Hae Young mengingat kata-kata Do Kyung sebelumnya saat
menceritakan kegagalan menikah
“Bagaimana bisa itu
bukan masalah besar? Rasanya seperti dunia telah memberiku hukuman mati. Rasanya aku sudah diasingkan dari
alam semesta. Rasanya seperti mengucapkan hal-hal
yang baik dan meminta belas kasihan dari dunia yang sudah mengasingkanku. Bagaimana itu bukan masalah
besar? Aku dicampakkan pada hari H pernikahanku.”
Pikiran Do Kyung kembali teringat dengan kebersamaan si
cantik Hae Young di pinggir sunga Han mendengarkan suara bersama-sama, Hae
Young memberikan kecupan di pipinya. Lalu mengambil foto wajahnya saatnya
berbaring bersama dan berciuman sangat mesra.
Hae Young hanya menatap Do Kyung yang terus minum soju
tanpa henti, sampai di botol ketiga mulutnya mulai berbicara kalau si cantik
Hae Young itu orangnya. Do Kyung yang akan minum tiba-tiba terhenti dan
tanganya nampak bergetar. Hae Young meminum bir dan langsung tertawa terbahak-bahak
sambil megang perutnya.
“Ini
benar-benar sangat menyebalkan.”
Ungkap Hae Young lalu keduanya sama-sama menghabiskan minuman dalam gelas
“Dari awal kupikir ini aneh, melihat dari Caramu memandangku.” Kata Hae Young mengingat saat mereka bertabrakan dan
membuat hidungnya mimisan.
“Aku akhirnya mengerti
sekarang. Wanita
yang punya nama yang sama dengan
wanita yang kau cintai
sampai mati. Pasti
tidak nyaman bagimu. Tapi
kenapa kau tetap tenang setiap kali aku
bercerita tentang si cantik Oh
Hae Young? Kenapa
kau hanya diam mendengarkanku? Kenapa
kau tidak memberitahuku kalau
wanita yang menghilang pada
hari pernikahanmu adalah
si cantik Oh Hae Young?” kata Hae Young marah
“Kenapa aku harus memberitahumu?” balas Do Kyung
“Kenapa kau membuatku terlihat
seperti orang bodoh? Aku
sudah mengoceh sendiri seperti
idiot. Apa itu lucu bagimu? Setiap
kali aku menceritakan padamu tentang
tiga tahun yang menyakitkan yang
kulalui saat aku SMA karena dibandingkan dengan si cantik Oh Hae Young, apa kau puas?” ucap Hae Young , Do Kyung hanya diam tanpa bisa
berkata-kata
“Kau pasti berpikir, "Memang
benar. Wanita yang kucintai adalah seorang wanita yang luar biasa." Apakah kau menikmatinya?” ucap Hae Young, Do Kyung nampak kesal menurutnya itu
tak masuk akal.
“Jadi kenapa kau tidak cerita
padaku?” teriak Hae Young, Do Kyung makin marah dan tak ingin
menatap Hae Young
“Apa yang telah kau lakukan di restoran itu? Ucap Hae Young Do
Kyung bertanya apa yang dilakukan dengan nada marah.
“Kau memegang tanganku. Apa aku ini semacam property bagi kehidupan cintamu? Ini Pergelangan tanganku! Apa tanganku ini properti untuk membuat si jalang itu marah?” teriak Hae Young dengan mata berkaca-kaca menahan
amarah, lalu setelah itu berjalan mendekati Do Kyung.
“Apa kau ingin aku mengatakan padanya kau kita pernah tidur bareng? Haruskah aku katakan padanya kita saling mencintai? Apa kau ingin aku untuk membuat dia jadi
gila dan membuatnya sangat putus asa?” ucap Hae
Young dengan nada mengejek dan jarak wajahnya sangat dekat.
“Maaf kalau aku sudah meraih
tangamu. Aku benar-benar minta maaf!!!!” teriak Do Kyung lalu berjalan pergi,
“Jangan coba-coba kau memanfaatkanku
seperti itu lagi! Kau
memang harus minta maaf! Karena
itu sangat kekanak-kanakan!” teriak Hae Young dan
membiarkan Do Kyung pergi darinya.
Hae Young duduk di dalam kamar tanpa menyalakan lampu,
didepanya ada boneka tertawa tapi tetap saja wajahnya sedih tanpa bisa tertawa
sedikitpun. Bahkan sampai boneka jatuh berguling-guling tetap saja Hae Young
tak tertawa.
Dikamar Do Kyung masih kosong, sepatu didepan pintu kamar
Hae Young masih berjajar rapi. Hae Young melihat sudah pukul setengah tiga
pagi, akhirnya ia menelp Do Kyung seperti meninggalkan pesan.
“Kenapa kau tidak pulang? Apa kau
begini untuk menunjukkan kemarahanmu? Kenapa
kau begini? Pulanglah.” Kata Hae Young
Beberapa saat kemudian Hae Young keluar rumah seperti
menunggu Do Kyung pulang, mobil Do Kyung datang dikemudikan oleh sopir
pengantin. Hae Young pun melihat Do Kyung duduk dibelakang seperti tak sadarkan
diri setelah mabuk.
“Masuk ke dalam rumahmu dan tidur
disana.” Ucap Hae Young mengetuk jendela mobil tapi Do Kyung
nampak tak sadarkan diri.
Ketika Hae Young membuka pintu, tubuh Do Kyung yang
bersandar malah jatuh dan Hae Young pun bisa menahannya agar tak jatuh sambil
mengembalikan bersandar di kursi mobilnya. Ia berlari masuk ke dalam kamarnya
dan mendorong rak untuk bisa masuk ke kamar Do Kyung, lalu bisa mengendong Do
Kyung dari pintu rumahnya.
Sesampai diatas tempat tidur dan membaringkan tubuh Do
Kyung, Hae Young berusaha membuka jaket. Di mata Do Kyung seperti melihat
bayang-bayang Hae Young yang membantunya, bahkan melepaskan sepatunya. Hae
Young membuat kompresan air panas dan menaruh di punggung Do Kyung ketika
tertidur.
“Kau nanti kedinginan.... Tetaplah hangat meskipun kau sedang tidur.” Ucap Hae Young menatap Do Kyung yang sudah berbaring,
Akhirnya Hae Young ikut berbaring disamping Do Kyung
karena kelelahan, Do Kyung memiringkan badannya dengan kaki yang memeluk kaki
Hae Young, matanya seperti melihat bayangan Hae Young. Lalu Hae Young berhasil
menendang kaki Do Kyung agar menjauh, setelah itu duduk dan melihat tangan Do
Kyung yang terluka.
Pagi hari
Hae Young berjongkok didepan Do Kyung yang masih
tertidur, Do Kyung membuka matanya dan bisa melihat Hae Young tepat didepan
wajahnya. Hae Young tersenyum melihat Do Kyung akhirnya bangun juga lalu
meninggalkan kamar Do Kyung.
Do Kyung membersihkan tubuhnya dikamar mandi, ketika
memakaikan penyebar untuk wajahnya tersadar tanganya yang luka sudah ditutup
plester, lalu menatap ke arah kamar Hae Young , bisa menduga tetangga
sebelahnya pasti yang melakukanya.
Hae Young dikamarnya sibuk memasak sup touge dengan telur
dan juga daun bawang serta memberikan irisan cabe diatasnya. Setelah selesai
dengan nampan membawanya ke kamar Do Kyung mengajak untuk sarapan bersama,
sambil berkomentar Do Kyung biasanya tidak minum karena punya darah rendah. Do Kyung hanya melihat Hae Young yang membereskan meja
sambil mengoceh.
“Saat kau sedang pusing karena
mabuk, maka kau harus muntah, tidur di tempat yang hangat, makan yang panas-panas, dan
keringatan. Setelah itu kau akan merasa baikan. Ini saran dari seorang wanita yang selama hidupnya minum
alkohol.” Kata Hae Young lalu mengajak Do Kyung untuk cepat
makan, keduanya pun duduk menyantap sup touge bersama.
“Karyawan laki-laki yang tak
pernah bicara padaku sebelumnya, mengajakku
makan malam dan minum
bareng setelah
mengetahui kalau aku
adalah teman sekelasnya Oh Hae Young. Mereka
mencoba mendekatinya melalui diriku, padahal Aku
ini bukan jembatan.” Cerita Hae Young
“Kau pasti senang. Sudah pernah berpacaranya dengan
wanita impian semua pria.” Ejek Hae Young, Do Kyung menatap sinis. Hae Young
memperingati agar Do Kyung tak memandangnya seperti itu.
“Kau yang salah.... Kau seharusnya jangan membuat dia
marah. Kau
harusnya pura-pura senang
dan baik. Kau
bahkan menghancurkan kaca mobilmu. Dasar... Buang-buang
uang saja. Kau tidak
punya kemampuan untuk cepat beradaptasi. Kau pasti sudah gila.” Keluh Hae Young
Do Kyung menatap plester yang menempel ditanganya lalu
menaruh sumpit meminta agar Hae Young menyudahi ucapanya. Hae Young mengerti
akan berhenti bicara dan menyuruh Do Kyung segera makan. Keduanya kembali
makan, lalu Hae Young bertanya Apa
Do Kyung tidak mau melupakan itu semua dan pura-pura bahagia karena ia bisa membantunya.
“Kau bingung kemarin karena
mendadak bertemu dengannya secara tak
sengaja. Ayo kita balas dia. Kau pura-pura saja sudah melupakannya dan kau
baik-baik saja. Aku
akan membantumu di depan si cantik Oh Hae Young. Aku sudah melempar umpan padanya, karena Aku sudah bilang padanya kita
baru saja mulai berkencan.” Cerita Hae Young
membuat Do Kyung sedikit melirik dan kembali merasakan plester yang menempel
ditanganya.
“Aku belum pernah bersaing dengannya. Ini Pasti seru. Melihat Si cantik Oh Hae Young cemburu padaku.” Kata Hae Young dengan senyuman bahagia hanya
memikirnya.
Ia teringat ada makan malam dengan rekan kerjaku hari ini jadi meminta DoKyung menjemputnya setelah selesa maka
karena pasti tahu si cantik Oh
Hae Young dan dirinya kerja di
tempat yang sama. Do Kyung hanya diam saja
sambil mengaduk-ngaduk supnya, Hae Young dengan senyuman tak bisa membayangkan
ekspresinya ketika Do Kyung datang menjemputnya, tapi sangat ingin melihatnya pasti sangat
menyenangkan.
“Ini pasti seru. Datang jemput aku
yah. Aku akan berpura-pura dan membuat dia panik.” Ucap Hae Young penuh semangat, Do Kyung meminta Hae
Young menyudahi rencana gilanya.
“Kau tidak perlu melakukan
apa-apa. Lagipula
aktingmu itu jelek.” Kata Hae Young
“ Lupakan saja. Kenapa juga aku mau
melakukan itu? Jangan
lakukan itu.” Ucap Do Kyung enggan
“ Kau yang balas dendam dan aku menang melawan dia. Ini situasi yang sama-sama
menguntungkan.” Kata Hae Young kesal
“Kenapa aku harus melakukan semua
itu hanya
untuk orang seperti dia? Apa
kau tidak mengerti itu malah membuatku
terlihat lebih menyedihkan? Jika
aku ingin balas dendam maka aku
hanya harus menghilangkan dia dari pikiran dan kehidupanku. Kenapa aku harus melakukan
saranmu? Jadi Percuma saja.” Kata Do Kyung kesal
Hae Young dengan wajah cemberut berpikir dengan rencana
itu maka lebih menyenangkan. Do Kyung menegaskan kalau itu tak menyenangkan jadi tak perlu melakukannya. Hae Young bisa mengerti
tapi memberikan kesempatan apabila keputusan Do Kyung berubah, maka telp saja karena ia sangat terbuka melakukanhal itu,
sambil membawa mangkuk supnya menyuruh Do Kyung mengembalikanya setelah makan
Seorang wanita keluar dari kamar dengan baju dalam warna
hitam, Soo Kyung baru keluar kamar binggung melihat seorang wanita yang ada
dirumanya. Si wanita yang nampak muda menyapanya, Jin Sang dengan celana boxer
dan kaos dalam keluar kamar merasakan kepalanya sangat sakit.
“Mungkinkah kau istrinya?” kata si wanita, Jin Sang melihat Soo Kyung bertanya
apakah ia ingin pergi berkerja.
Soo Kyung melirik begitu juga si wanita, Jin Sang
binggung bertanya siapa wanita yang ada didepanya itu. Soo Kyung nampak tak
banyak bicara langsung mengambil pemukul baseball dan langsung menyeret di
lantai. Jin Sang dan si wanita langsung berlari masuk ke dalam kamar dengan
wajah panik.
“Apa dia benar istrimu? Apa kau sudah menikah?” tanya si wanita panik
“Dia itu orang yang lebih menakutkan daripada seorang
istri. Tapi Memangnya kita pernah bertemu
dimana ya? Kau
sedikit berbeda dari
wanita yang kutemui kemarin.” Kata Jin Sang sambil
menahan pintunya dan memakai baju dan celananya.
Si wanita mengaku mereka bertemu di club, Jin Sang kaget
tak percaya kalau ia pergi ke klub. Soo Kyung berusaha mendobrak pintu dengan
menendangnya beberapa kali, sampai akhirnya mengambil ancang-ancang berlari
mendobrak pintu. Akhirnya pintu terbuka dan Soo Kyung mendarat diatas tempat
tidur.
Jin Sang dan wanita langsung mengambil kesempatan untuk
keluar dari kamar, Soo Kyung terus memukul dengan jeritaan amukan. Do Kyung
akan pergi kerja sedikit menyingkir melihat Jin Sang dengan seorang wanita
terbirit-birit keluar dari rumahnya. Jin Sang nampak binggung mencari mobilnya.
Soo Kyung sudah keluar membabi buta memainkan stik baseballnya.
Keduanya pun berlari disepanjang jalan komplek, Do Kyung
melihat dari kejauhan. Jin Sang mengajak si wanita berlari lebih cepat karena
mereka akan mati kalau sampai tertangkap, lalu menjerit meminta maaf pada kakak
Do Kyung. Sementara Do Kyung sudah ada di dalam mobil, mengendari mobilnya
dengan melihat kejar-kejaran didepannya.
Soo Kyung memutar tongkat baseballnya lalu melemparkanya,
Jin Sang terjatuh dan didepanya tepat tongkat
baseball yang terbelah, sambil menjerit panik memegang bagian selangkangan dan
akhirnya kembali berlari.
“Berani-beraninya dia membawa
seorang wanita ke rumah
suciku?” kata Soo Kyung marah berdiri dari posisi seperti baru
melempar bola bowling. Lalu melihat si wanita yang bersembunyi dengan memegang
sepatu high heelsnya.
Jin Sang terus berlari, sampai akhirnya mobil Do Kyung
lewat, Jin Sang meminta untuk berhenti untuk menyelamatkanya. Nafas Jin Sang
masih terengah-engah dan memastikan Soo Kyung tak lagi mengejarnya.
“Diteror saat aku di rumahku sendiri lebih baik daripada dibunuh oleh kakakmu. Dia membawa pemukul itu untuk
membunuh seseorang. Jika pemukul itu kena ke aku, maka aku bakalan mati.” Ucap Jin Sang
“Lalu kenapa kau membawa seorang wanita ke rumah
kami?” komentar Do Kyung
“Aku juga tidak tahu kenapa.” Ungkap Jin Sang juga masih binggung bisa pulang dengan
seorang wanita sambil merapihkan rambut dengan menatap ke jendela mobil
Hae Young masuk ke dalam kantor dengan penuh semangat dan
senyuman benar-benar lebar, dilehernya memakai sebuah syal warna merah. Beberapa
pria melihat Hae Young di dalam lift nampak terpana dan berkomentar kalau
nampak berbeda. Hae Young mengaku ini karena urusan pribadinya.
Si cantik Hae Young tiba-tiba berteriak agar menunggunya,
Hae Young melotot melihat saingan memakai syal juga dan ingin menekan tombol
menutup pintu tapi pintunya tak tertutup. Pria yang disampingnya ternyata menekan
tombol buka pintu disisi kanan
“Ketika dua tombol itu ditekan,
maka tombol
pintu terbuka malah yang berfungsi.” Kata si
pria
Hae Young pun pasrah membuat Si cantik Hae Young masuk
lift bersama, Si cantik Hae Young mengucapkan terimakasih pada Hae Young dan
menyapanya dengan ramah. Ketika pintu di tutup, pria yang berdiri dibelakang si
cantik Hae Young membahas keduanya yang satu SMA. Si cantik Hae Young membenarkan.
“tapi sepertinya kalian berdua tidak dekat?” komentar pria lain, si cantik Hae Young tetap mengaku
kalau mereka dekat.
“Ah... Sepertinya tidak. Sulit bisa dekat dengan seseorang yang namanya sama. Aku juga tidak suka Jung Woo
Sung. Dia dan
aku punya nama yang sama, yaitu Jung Woo Sung. Tapi dia jauh lebih sukses
dariku, jadi dia
lebih bagus dari aku. Betul
'kan?” ucap Woo Sung yang berdiri disamping si cantik Hae
Young.
Hae Young seperti sudah bisa menduganya, si cantik Hae
Young nampak gugup. Woo Sung melihat keduanya punya nama yang sama bahkan
mengunakan syal juga, Tapi rasanya beda sekali. Si cantik Hae Young keluar lebih dulu dar lift, tiga pria
langsung mengucapkan selamat tinggal ketika Hae Young baru keluar langsung
terdorong oleh pria yang berlari masuk ke ruangan.
Si cantik Hae Young
bertanya apakah Hae Young kembali ke rumah dengan selamat
kemarin, Hae Young mengangguk. Si cantik Hae Young tahu pasti
Do Kyung marah sekali, Hae Young
mengatakan kalau memang Sedikit marah, Si cantik Hae Young tahu sudah
berbuat salah padanya. Hae Young mengaku sudah
mengetahuinya.
“Apa Do Kyung menceritakan semuanya?” tanya si cantik Hae Young tak percaya
“Ya... Kudengar
kau tidak
muncul di hari
pernikahan.” Kata Hae Young
“Do Kyung tidak tahu penjelasanku, Alasan kenapa aku melakukannya.” Jelas Si cantik Hae Young
“Jadi kenapa kau melakukannya?” tanya Hae Young penasaran
Si cantik Hae Young mengalihkan pembicaraan bertanya Bagaimana
mereka berdua bisa bertemu. Hae Young mengaku hanya Kebetulan
saja Di jalan dan mereka menjadi lebih dekat karena
tetanggaan. Si cantik Hae Young bertanya kembali
sudah berapa lama, Hae Young pikir belum terlalu
lama.
“SeJujurnya...sepertinya kalian berdua tidak
dekat. Bagaimana
bisa dia berkencan dengan Oh Hae Young lagi? Bagaimana bisa dia berkencan
dengan wanita yang namanya sama denganku? Jadi aku tidak perlu merasa bersalah padamu, 'kan? Jujur saja , ketika Do Kyung marah... aku malah sangat bersyukur. Sepertinya aku masih berharga di matanya.” Ungkap si cantik Hae Young, Hae Young yang mendengarnya
hanya bisa diam dan terlihat melonggo.
Direktur Choi lewat di lorong berteriak memanggil si
cantik Hae Young untuk ikut denganya. Si cantik Hae Young pun pamit pergi dan
berlari pergi menemui Direktur Choi. Hae Young nampak terlihat menahan amarah
berjalan ke ruanganya.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
ditunggu part 2nya 😃 terimakasih
BalasHapusCeritanya bagus.. semangat utk part 2 nya..dan episode2 slanjutnya ka.. trimakasih
BalasHapussemangat mb. i can't hardly wait to follow the next episode
BalasHapus