Gong Shim menatap ponselnya memikirkan akankah terjadi
masalah ketika melakukanya, lalu mencoba menyadarkan dirinya kalau ia harus
mencari segala informasi tentang Ahn Dan Tae untuk bosnya dan ia hanya . melakukan pekerjaannya saja. Ia
menelp Dan Tae dengan sengaja menutup satu hidungnya agar membuat suara sengau,
mengaku bernama Gong Shim. Dan Tae sedang minum sampai menumpahkan minumanya
mendengar suara Gong Shim yang sengau.
“Apa yang kau lakukan? Apakah kau terkena flu atau
sesuatu? Darimana
suara hidung itu?” keluh Dan Tae
“Aku tidak terkena flu.”
Kata Gong Shim masih menutup hidungnya.
“Lalu suara apa itu? Kau terdengar sangat aneh dan membuatku takut.” Komentar Dan Tae
“Apakah kau punya waktu malam ini?” tanya Gong Shim melepaskan tanganya dari hidung
“Tidak.. aku sibuk, karena Aku harus menemui seseorang.” Kata Dan Tae
Gong Shim nampak sedih, Dan Tae bertanya ada apa
memanggnya. Gong Shim mengatakan tak perlu dipikirkan, karena hanya
sedang ingin minum-minum. Dan Tae teringat dengan
kata-kata teman Gong Shim yang di tangga darurat.
“Kau dipekerjakan karena wajah
yang jelek dan
karakteristik yang mengerikan. Ini
semua karena kau bisa tetap mengawasi presiden.”
Ucap temannya yang sirik
Gong Shim beralasan karena mereka itu bertetangga, tapi tidak
pernah benar-benar saling mengenal dan merasa
kalau selama ini sangat tidak ramah pada Dan Tae.
Akhirnya Dan Tae langsung setuju untuk minum-minum bersama. Gong Shim
pikir sebelumnya Dan Tae mengatakan kalau sedang sibuk. Dan Tae beralasan Orang-orang
yang akan ditemui hari
ini tidak minum sama sekali jadi untuk minum
bersama itu sesuatu yang hebat. Gong Shim bertanya dimana mereka akan bertemu.
Gong Shim dengan lirikan penuh rencana mengajak Dan Tae
untuk minum bersama. Lalu Gong Shim seperti sudah tahu tentang
sekolah menengah, jadi ingin tahu tentang kehidupan
sekolah tinggimu dan bertanya apakah Dan Tae
itu pembuat onar dan meminta
untuk menceritakan lebih spesifik. Dan Tae membenarkan kalau ia belajar
dan pengacau.
“Ngomong-ngomong, kenapa kau tiba-tiba begitu
tertarik mendengar kisah hidupku?” tanya Dan
Tae heran
“Tentu saja, aku tertarik.... Kita hanya mengobrol sebagai
teman.” Kata Gong Shim lalu berusaha menyakinkan dengan
menuangkan segelas bir untuk Dan Tae.
“Kita butuh lebih banyak. Biar aku bawa lagi beberapa botol lagi. Aku harus pergi ke toilet
terlebih dulu.” Ucap Dan Tae lalu pergi meninggalkan
Gong Shim.
Gong Shim yang melihat Dan Tae sangat yakin pria itu bukan
tipenya sama sekali, tapi menurutnya tetangganya itu sangat
tertutup dan seorang peminum yang baik jadi ia harus membuat Dan Tae minum lebih banyak karena Tidak ada yang bisa menyimpan rahasia
ketika mabuk. Ia membuat ramuan minuman sedikit soju
untuknya dan juga gelas untuk Dan Tae dengan campuran Soju lebih banyak
dibanding bir, lalu memasukan sendoknya agar membuat buih.
Seorang bibi menghampiri Gong Shim memberitahu perlu
tambahan meja untuk kelompok dan meminta izin suapay
Gong Shim pindah ke meja yang lebih kecil. Gong Shim tidak
keberatan sama sekali. Bibi itu pun membantu
memindahkan, tapi terlihat gelasnya tertukar. Dan Tae pun kembali dari toilet
membaca sebotol soju dan Bir lagi.
Gong Shim pun mengajak Dan Tae untuk minum sekali teguk, dan memastikan agar Dan
Tae meminumnya sampai habis. Dan Tae dengan sangat yakin akan meminumanya
sampai habis. Gong Shim tersenyum melihat Dan Tae lebih dulu meminum gelas
ramuannya. Dan Tae selesai minum lebih dulu. Gong Shim seperti menyadari kalau
rasa minumnya terasa soju yang lebih banyak tapi ia harus tetap menghabiskanya.
“Seharusnya kau memasukan lebih
banyak Soju kedalam minumanku.” Kata Dan Tae
“Apa aku boleh melakukannya?” ucap Gong Shim lalu jatuh tak sadarkan diri diatas
meja.Gong Shim sempat panik melihatnya berusaha membangunkanya. Beberapa saat
kemudian, Gong Sim nampak sudah sadar, dan Dan Tae masuk ada duduk
didepanya.
“Jujur saja, aku biasanya tidak mengatakan ini
kepada orang lain. Tapi
aku sedikit... bodoh.” Akui Gong Shim, Dan Tae tahu Gong Shim itu memang terlihat bodoh.
“Aku tidak berbicara tentang
bagaimana aku terlihat bodoh. Apa kau tahu? Aku
masih belum sepenuhnya hapal tabel
perkalian. Berapa 7
kali 6?” ucap Gong Shim dan Dan Tae menjawab dengan cepat 42.
“Wow... kau pintar.Aku tidak tahu kenapa aku sangat
buruk dengan tabel perkalian, Ahn
Dan Taek.” Komentar Gong Shim
Dan Tae memberitahu kalau Gong Shim salah menyebutkan
namanya, Gong Shim tetap memanggilnya Dan Taek lalu bertanya Apakah Gong Shim
pernah melihat kakaknya. Dan Tae menganggu
pernah. Gong Shim pikir Dan Tae itu pasti menyukai kakaknya, Dan Tae pikir Gong
Shim itu sudah mabuk lalu mengajak untuk segera pergi saja.
“Semua pria... menyukai kakakku. Mereka semua
jatuh cinta kepadanya. Kenapa? Karena dia cantik. Apakah kau tahu apa kesalahan
terbesarku? Wajah
jelekku. Ini
adalah... kesalahanku.” Ucap Gong Shim, Dan Tae terdiam mendengarnya, terlihat
ikut merasa sedih.
“Apakah kau tahu permainan favoritku? Permainan Petak umpet. Sejak aku masih muda, orang tuaku tidak terlalu peduli
kepadaku. Mereka
hanya mencari kakakku dan hanya memanggilnya. Saat itulah... aku akan mulai bersembunyi
sendiri... ke suatu
tempat yang tidak bisa mereka temukan. Kemudian
mereka akan mencariku saat larut malam. Bahkan saat itu, aku... masih merasa senang karena mereka
datang mencariku. Itu
sebabnya aku terus bersembunyi. Kau
tidak tahu seberapa baik aku bisa bersembunyi. “ Cerita Gong Shim
Gong Shim pun melihat gelasnya sudah kosong dan ingin
nambah lagi, Dan Tae mengambil gelasnya karena sudah
cukup untuk hari ini dan mengajaknya pulang. Gong Shim merengek tak ingin pulang sambil menceritakan
makan ayam stik untuk pertama kalinya saat berusia 20
tahun. Lalu menceritakan alasan adalaha Setiap kali kami memesan
ayam, hanya
ayah dan kakak yang
boleh memakannya. Sementara ia tidak
tahu kalau rasanya itu ternyata sangat
enak. Dan Tae hanya bisa menatap sedih Gong Shim yang mendapat
perlakuan tak baik dari keluarganya.
Gong Shim berjalan terhuyung-huyung, Dan Tae dibelakang berusaha untuk menjaganya
agar tak terjatuh. Gong Shim kembali salah memanggil namanya lalu mengajak
untuk pergi pergi ke restoran Gamjatang dan minum satu botol lagi. Dan Tae merasa Gong Shim sudah cukup minum jadi lebih
baik pulang saja. Gong Shim menolaknya dengan melepaskan tangan Dan Tae yang
menariknya pulang
“ Dasar...
Kau payah sekali.... Baiklah.
Aku akan pulang jika kau bermain petak-umpet denganku, Hanya satu putaran. Aku akan
pulang setelah itu.” Ucap Gong Shim. Dan Tae pun
setuju mereka main petak umpet Hanya satu putaran saja
Gong Shim tersenyum, Dan Tae menyuruh Gong Shim untuk
cepat pergi dan berlari. Gong Shim berlari sambil menjerit bahagia, Dan Tae
mulai mencari-cari sambil memanggilnya dan terlihat kebinggungan kemana pergi
tetangganya itu. Ketika melihat di tumpukan sampah plastik. Dan Tae melihat
sesuatu yang bergerak diatas sampah, lalu menarik plastiknya. Gong Shim tertawa
dibalik plastik. Dan Tae hanya bisa melonggo melihat Gong Shim yang memilih
tempat sembunyinya.
“Kau tidak akan menemukanku jika
aku tidak tertawa.... Ini gila.... Aku perlu foto untuk
membuktikannya.”kata Gong Shim lalu meminta
agar memberikan kantung plastiknya.
Dan Tae dengan wajah terpaksa mengambil gambar Gong Shim
yang mengunakan aksesoris plastik di kepalanya. Gong Shim tertawa bahagia
karena melihat Dan Tae itu berjalan bolak-balik yang menurutnya lucu. Dan Tae hanya bisa
mengangguk-angguk setuju saja.
“Gong Shim... Kau tidak seharusnya
bersembunyi di tempat seperti ini. Aku
tidak bisa mengatakan apapun. Ini
salah.” Kata Dan Tae
“Lagi pula, kau terlambat
menemukanku, Kau harus
bermain lagi dan menghitung
sampai 10 terlebih dulu.” Ucap Gong Shim lalu kembali
berlari untuk bersembunyi. Dan Tae pun tak bisa menghalanginya.
Dan Tae kembali mencari di tempat-tempat yang aneh,
seperti di kolong mobil. Wajahnya nampak
kesal karena tak menemukanya dan mengajaknya untuk pulang saja. Tiba-tiba
langkahnya terhenti, wajahnya tersenyum lalu menyuruh Gong Shim untuk segera
keluar dan melangkah mundur.
“Kau tidak seharusnya bersembunyi
di tempat seperti ini. Gong Shim,
aku sudah menangkapmu.” Ucap Dan Tae melihat rambut Gong Shim yang keluar dari
rumah anjing.
Tapi ternyata yang keluar adalah anjing yang mengunakan
wig Gong Shim, Dan Tae menjerit kaget sampai terjungkal. Lalu kembali bangun
mencari Gong Shim, didepan sebuah ember besar telihat sepatu Gong Shim.
Perlahan membuka tutup ember dan betapa kagetnya melihat Gong Shim sudah ada
didalam ember dan tertidur. Dan Tae hanya bisa menghela nafas melihat tingkah
Gong Shim. Dan Tae pun mengajak pulang Gong Shim dengan
mengendongnya, Gong Shim kali ini memanggil Dan Tae “sopir penganti,” untuk
memintanya agar menurunkanya di toko di ujung jalan. Dan Tae mengerti dengan nada suara seperti melayani
majikanya.
“Supir penganti, Apakah kau pernah melihat
seseorang dipekerjakan karena jelek? Apa
pentingnya mendapatkan pekerjaan? Kenapa
mereka menyiksaku? Aku... tidak memiliki pendidikan yang
baik, keluarga
yang bergengsi, ataupun
pengalaman. Aku tidak
berguna Tapi aku
dipekerjakan... karena
wajah jelekku. Bukankah
itu menakjubkan? Aku
juga memiliki harga diri. Tapi... Aku tidak bisa mengatakan
apa-apa. Tidak ada
yang keluar dari mulutku.” Cerita Gong Shim, Dan Tae pun
tak banyak bicara.
“Tuan.... Bisakah kau membangunkanku
setelah kita sampai?” kata Gong Shim
Dan Tae terus berjalan mengendong Gong Shim melewati
taman, menaiki puluhan tangga melewati kantor Firma
Hukum Guleum miliknya.
Pagi harinya
Gong Shim nampak bergetar ketikan ingin mengoleskan
lipstik di bibirnya, mulutnya masih sangat mual. Gong Mi tanpa peduli menyuruh
adiknya minggir sambil mencari-cari baju pakaian yang cocok. Gong Shim berusaha
menahan rasa mualnya, Gong Mi mengeluh adiknya itu sangat bau
alkohol. Gong Shim mengeluh merasa sekarat.
“Kupikir kau akan bekerja. Kenapa
kau minum banyak sekali?” komentar Gong Mi
“Aku juga menyesal, jadi jangan
memarahiku.” Balas Gong Shim kesal berdiri untuk
mencari pakaianya.
“Hei.... Apakah kau dekat dengan Direktur
Seok Joon Soo?” tanya Gong Mi penasaran.
“Maaf, tapi aku tidak bisa
mengatakan apapun tentang dia.” Kata Gong Shim
mengingat ucapan Nyonya Yum
Gong Mi mengejek adiknya itu konyol, Gong Shim pun balik
bertanya bagaimana kakaknya bisa tahu Joon Soo. Gong Mi menceritakan Joon Soo adalah
salah satu yang melawan perusahaan lain dalam
sebuah kasus. Gong Shim pun bisa mengerti lalu mencari
bajunya, terdengar bunyi suara ponsel. Gong Mi melirik ada pesan masuk dari Seok
Joon Soo. Gong Shim langsung berlari melihatnya, dengan senyuman
membawa pesan dari Joon Soo. Gong Mi berusaha mengintip.
“Apakah kau ingat tempat
kursus mebel yang kuceritakan? Salah satu siswanya
keluar, jadi mereka memiliki tempat kosong. Kau bisa
mendaftarkan diri saat makan siang. Lokasinya terletak
di belakang kantor pos Seogyo-dong. Namanya,
"Beetle Furniture". Aku akan menemuimu di sana malam ini.”
Ibu Gong Shim masuk kamar meminta anak bungsunya
mencicipi sup yang dibuatnya. Gong Shim pun meluar dari kamar. Gong Mi mencari
kesempatan dengan membaca pesan yang dikirim Joon Soo ke ponsel adiknya.
Dan Tae tersenyum bahagia melihat makanan “Hwangtaeguk” instant dalam microwive dan makan di luar minimarket.
Gong Shim baru keluar rumah berpura-pura acuh, berjalan begitu saja. Dan Tae
pun memanggilnya, lalu bertanya apakah sudah makan sup pereda mabuk, karea tahu
tadi malam sudah makan banyak sekali.
“Tolong lupakan apa yang terjadi
kemarin. Aku sangat menghargainya.” Kata Gong Shim
“Tentu saja. Aku akan melupakannya dan juga harus menghapus semua
fotonya.” Ucap Dan Tae melihat ponslenya, Gong Shim mengingat
kejadian semalam, seperti menyadari ditempat tempat sampah mengunakan
plastiknya dan meminta Dan Tae mengambil gambarnya.
Ia langsung mengambil ponsel dari tangan Dan Tae yang
sedang duduk, Dan Tae langsung berdiri menghalangi Gong Shim yang ingin
mengambilnya. Gong Shim bertanya apakah Dan Tae belum menghapusnya. Dan Tae
mengatakan belum karena akan mengirimkannya kepada Gong Shim sebelum menghapusnya.
“Semuanya cukup bagus jadi Kau harus melihatnya dan Kau bisa menghapusnya sendiri
setelah itu.” Kata Dan Tae.
“Aku ingin melihat kau
menghapusnya.” Balas Gong Shim dengan wajah penuh
pengharapan
“Jangan khawatir. Apakah kau pikir aku akan
menyimpannya... dan
mengirim mereka ke Joon Soo atau yang lainya?”
kata Dan Tae lalu menekan tanda send.
“Pada Joon Soo, Aku tidak akan mengatakan apapun. Kita akan menyimpannya sebagai
rahasia.” Ucap Dan Tae dengan mengunci mulutnya seperti
risleting.
Gong Shim menyuruh Dan Tae segera mengirimkanya lalu
menghapus semuanya. Dan Tae mengatakan sudah mengirimkanya. Gong Shim melihat
ponselnya belum menerimanya, tapi Dan Tae yakin sudah mengirimkanya, lalu
melihat ternyata fotonya malah tak sengaja terkirim ke Joon Soo. Gong Shim
melihat wajah Dan Tae yang berubah dan bertanya apa yang terjadi.
“Saat berbicara tentang Joon Soo,
aku tidak sengaja mengirim kepadanya.” Akui Dan
Tae, Gong Shim menjerit dan langsung mengambil ponsel dari tangan Dan Tae.
Terlihat Joon Soo membalas dengan tawa yang banyak, Gong
Shim panik apa yang akan dilakukanya sekarang. Dan Tae berpura-pura tak terjadi
sesuatu dengan bersikap tenang, ketika akan melangkah pergi rambutnya langsung
ditarik oleh Gong Shim dengan penuh amarah. Gong Shim berteriak mengajak Dan Tae
untuk mati bersama saja. Dae Tae sambil menjerit kesakitan menyuruh Gong Shim
untuk segera pergi kerja saja.
Dae Hwang pun menerima laporan kalau Gong Shim tidak
menemukan apapun tentang Ahn Dan Tae. Gong Shim
pun hanya bisa meminta maaf, Dae Hwang
mengerti lalu mengangkat dua jarinya dan menjelaskan kalau itu
bukan tanda perdamaian tapi akan
memberikan waktu dua
hari.
“Cari tahu apa yang dilakukan Ahn
Dan Tae dan
laporkan kepadaku secara rinci. Jika
kau tidak melakukan ini dengan baik, kau akan berada di posisi yang kurang menguntungkan. Ingat itu.” Ucap Dae Hwang memberi peringatan. Gong Shim pun tak
bisa protes lalu keluar dari ruangan.
Gong Mi memainkan pulpenya dan nampak gelisah, teringat
kembali pesan Joon Soo yang dikirimkan pada ponsel adiknya.
“Apakah kau ingat tempat kursus mebel yang aku ceritakan? Salah satu siswanya keluar, jadi mereka memiliki tempat kosong. Kau bisa pergi untuk mendaftarkan diri saat makan siang.” Lalu melihat jam tanganya sudah pukul 12 siang.
Gong Shim melihat jam di ponselnya tepat jam 12, lalu
nampak kebinggungan sambil bergumam sendirian.
“Ini sudah jam makan siang. Jika aku mendaftar untuk kelas
itu, maka aku
akan bertemu dengan Direktur
Seok nanti malam.” Gumam Gong Shim
Ketika berjalan ke keluar kantor ponselnya berdering,
Gong Mi menelp adiknya menanyakan keberadanya. Gong Shim memberitahu kalau ia
sedang berkerja. Gong Mi tahu sekarang sudah
jam makan siang, lalu meminta tolong adiknya
agar mampir ke rumah dan mengambilkan stempel miliknya. Gong Shim mengatakan harus
pergi ke Seogyo-dong dan ayah ibunya juga ada
dirumah jadi bisa meminta tolong.
Gong Mi mengatakan kalau ini penting dan ingin membawa
langsung ke kantornya, Gong Shim menegaskan dirinya juga sibuk menyuruh untuk
mengambilnya sendiri. Gong Mi mengatakan kalau klien ada diruangan jad tak mungkin meninggalkanya, dan
adiknya itu tidak akan memakan waktu lama. Gong Shim mengumpat kakaknya itu sangat menjengkelkan yang melakukan hal ini padanya. Gong Mi tersenyum licik
setelah menutup telpnya.
Gong Shim sampai rumah langsung ke kamar kakaknya untuk
mencari stample, menanyakan dimana kakaknya menyimpanya. Wajahnya nampak kesal ternyata kakaknya itu
sudah menemukan di kantornya, kembali mengomel kakaknya yang tidak
mencarinya dengan benar bahkan memintanya datang ke
rumah. Dengan wajah penuh amarah memilih untuk menutup telpnya saja.
Di tempat kursus
Gong Shim datang untuk mendaftar, si pengajar meminta
maaf karena kelasnya sudah penuh. Gong Shim kaget karena sebelumnya diberitahu
kalau ada tempat yang kosong. Si pengajar membenarkan tapi baru saja ada
seseorang yang mendaftarkan kursus ditempat mereka. Gong Shim tampak sedih
mendengarnya.
Si pengajar juga meminta maaf karena baginya yang pertama
kali datang maka yang akan dilayaninya. Gong Shim bisa mengerti dengan wajah
sedih keluar dari tempat kursus.
Di sebuah taman.
Joon Soo duduk ditaman bersama Dan Tae sambil minum kopi
merasa udaranya sangat nyaman. Dan Tae mengutarkan ingin
meminta bantuannya, yaitu menghapus gambar
Gong Shim di tempat sampah dengan plastik sebagai penutup kepalanya. Joon Soo
tertawa mendengarnya.
“Kau orang yang mengirimkannya
kepadaku. Kenapa
aku harus menghapusnya? Aku
tidak bisa melakukannya, karena Aku
menyimpannya agar bisa melihatnya saat sedang sedih.” ucap Joon Soo
“Gong Shim hampir menarik semua
rambutkukarena mengirimkan gambar itu. Aku
mengirimnya secara tidak sengaja. Tidak
bisakah kau menghapusnya untukku?” kata Dan
Tae memohon.
“Aku akan memikirkannya.” Kata Joon Soo dengan senyumanya.
“Ahh.. Jangan terlalu keras kepadaku. Aku bahkan membelikanmu makan
siang.” Ucap Dan Tae
Joon Soo mengeluarkan dompetnya berpikir Dan Tae ingin membayarnya kembali. Dan Tae menjelaskan bukan itu maksudnya, ketika ingin
menjelaskan tentang foto itu seperti tak bisa mengungkapkan dengan katanya dan
kembali meminta agar Joon Soo menghapusnya saja.
“Ngomong-ngomong, bagaimana dia
bisa ada dalam tumpukan itu?” tanya Joon Soo heran
dan ingin tertawa lagi mengingat foto Gong Shim
“Gong Shim... ingin bermain petak umpet.” Cerita Dan Tae, Joon Soo pikir itu pasti
menyenangkan, Dan Tae memberitahhu kalau semua itu
karena alkohol.
“Aku juga ingin mabuk dan mengila. Aku tidak pernah melakukan itu
sebelumnya.” Cerita Joon Soo
Dan Tae pun menyarankan Joon Soo minum
dengan Gong Shim. Keduanya pun tertawa bersama. Joon Soo memberitahu akan menemui Gong Shim nanti malam dan tidak tahu apakah bisa
mengendalikan dirinya. Dan Tae terlihat sedikit
merubah mimik wajahnya mengetahui Joon Soo akan bertemu Gong Shim lalu bertanya
akan bertemu dimana. Joon Soo mengingatkan tentang cerita kalau menyukai furniture dan Gong Shim juga tertarik jadi akan belajar bersama dan akan bertemu nanti di tempat kursus. Dan Tae
mengangguk mengerti walaupun dari wajahnya nampak terlihat kekecewaan.
Dan Tae mulai menyerut kayu dan mengukurnya terlihat
tanganya sudah mulai terbiasa melakukannya, lalu melihat meja kosong yang belum
terisi, berpikir Gong Shim itu datang terlambat dalam kelas. Si pengajar datang
dengan Gong Mi masuk ke dalam kelas.
“Perhatian, semuanya... Kita memiliki siswa baru yang
bergabung kelas kita hari ini Dia
akan memperkenalkan dirinya.” Ucap Si pengajar
“Halo... senang bertemu denganmu. Namaku
Gong Mi. Aku
datang karena tidak senang dengan kursi di pasaran. Aku berharap untuk belajar
bersama dengan dengan kalian.” Kata Gong Mi
Si pengajar pun menujukan meja yang akan digunakan Gong
Mi selama mengikuti kursus, sambil menjelaskan semua fungsinya. Gong Mi nampak
tak peduli memilih untuk melirik ke arah Dan Tae yang ada di dalam kelas.
Sementara Dan Tae terlihat asik dengan kayu-kayunya dan tak begitu tertarik
dengan Gong Mi, karena yang diharapkan itu Gong Shim.
Gong Shim datang ke kantor Dan Tae tapi tak melihat ada
orang didalam ruangan, lalu bertanya-tanya kenapa kantornya dibiarkan kosong
begitu saja. Ia pun berjalan ke meja Dan Tae melihat ada beberapa foto seperti
sebuah tindak kekerasanya dan sebagi buktinya, tiba-tiba kaca jendela kantor
Dan Tae pecah karena di lempar batu. Gong Shim yang kaget memilih untuk jongko
didepan meja. Beberapa orang datang dengan membawa balok kayu, dan langsung
menghancurkan semua barang yang ada didalam ruangan. Gong Shim ketakutan dan
tak tahu harus berbuat apa.
“Apakah kau bekerja di sini?
Dimana Ahn Dan Tae?” tanya si preman berjas,
Gong Shim menjawab kalau ia tidak bekerja di sini.
“Kemana perginya Dan Tae? Dimana dia? Katakan kepadaku!!!” teriak si preman berjas dengan menjatuhkan telp dan
ingin memukul Gong Shim
“Aku tidak tahu. Kenapa kau
melakukan ini? Kau... seharusnya tidak melakukan hal
ini.” ucap Gong Shim berusaha berdiri
Si pria nampak marah dan ingin memukulnya, tiba-tiba
tanganya ditahan oleh seorang, Dan Tae datang menahan agar si pria tak memukul
Gong Shim. Lalu ia mendekati Gong Shim untuk menanyakan keadaanya dan
memastikan kalau orang –orang itu tak melukai sebelumnya. Gong Shim nampak
ketakutan menganggukan kepalanya.
“Apakah kau Pengacara Ahn? Kami sudah memperingatkanmu untuk tidak terlibat dalam urusan
kami. Apa Kau ingin mati?” ucap si preman mengancam.
“Minta maaf karena sudah membuat
kantorku berantakan dan
karena sudah menakut-nakuti wanita ini. Dasar Kau
sembrono!! “ ucap Dan Tae melihat seluruh ruangan yang berantakan
dan Gong Shim yang berdiri dibelakangnya nampak ketakutan.
Si pria berpikir Dan Tae itu minta dihajar, Dan Tae bertanya apakah pria itu ingin
melakukan ini melalui hukum atau
dengan tinju, dengan mata penuh amarah. Akhirnya Dan
Tae keluar seorang pria ingin memukul dengan balok kayu, dimatanya seperti
sudah bisa memprediksi kemana arah si pipa dan bisa menghindarinya.
Gong Shim yang melihatnya nampak makin ketakutan, karena
Dan Tae harus melawan beberapa preman. Dan Tae pun bisa melumpuhkan satu preman
dengan memilitir tanganya, lalu preman keduanya dilumpukan dengan melemparnya ke
arah dinding.
Si preman yang membawa pipa besi ingin memukul bagian
kepala tapi Gong Shim dengan matanya bisa menghindarinya seperti gaya Matrix,
dan ia pun bisa dengan cepat melumpuhkan dua orang sekaligus dengan membuat
tamparan dengan kakinya.
Setelah itu ia mendekati Gong Shim yang nampak duduk
lemas, dibawah tangan dengan memastikan kembali keadaanya. Gong Shim mengangguk
dan Dan Tae nampak tersenyum mendengarnya. Sebuah mobil polisi datang, bersama
Ji Won yang berlari ke kantornya, untuk memastikan Dan Tae baik-baik saja. Dan
Tae mengatakan baik-baik saja.
“Kupikir lebih baik kau
menyelesaikan masalah di sana terlebih dulu.” Kata Ji
Won nampak terengah-engah. Dan Tae pun menemui kepala polisi yang membawa
preman.
“Aku minta maaf karena sudah
menyebabkan masalah. Apakah
aku harus pergi bersamamu?” ucap Dan Tae, Polisi
membenarkan.
Gong Shim nampak sedih melihat Dan Tae, sementara Dan Tae
menatap kearah Gong Shim sambil tersenyum memberikan lambaian tanganya untuk
pamit pergi ke kantor polisi. Gong Shim dan Ji Won pun melihat mobil polisi
yang membawa Dan Tae dan anak buahnya pergi.
Gong Shim sambil membereskan barang-barang yang jatuh di
kantor Dan Tae, tak percaya ternyata tetangganya itu adalah
mantan narapidana. Ji Won mengatakan kalau
lebih tepatnya Dan Tae adalah seorang
pengacara dengan catatan kriminal.
“Tidak lama setelah dia masuk
sekolah tinggi, dia
terlibat perkelahian dengan seorang pengganggu. Si pengganggu itu adalah anak
dari salah satu dewan direksi di sekolah dan Hanya
Dan Tae yang dikirim masuk ke penjara. Dia
tidak dilindungi oleh hokum karena
dia miskin dan tak berdaya.”Cerita Ji Won
Jadi
itu sebabnya dia menjadi seorang pengacara. Dia ingin membantu orang-orang
yang diperlakukan tidak adil. ” kata Gong Shim
seperti merasa bersalah dengan pikiran negatif tentang Dan Tae.
“Tidak, kurasa itu karena dia
merasa bersalah.” Pikir Ji Won, Gong Shim
binggung
“Saat Dan Tae...di penjara, ibunya meninggal. Dia merasa bersalah karena tidak ada untuk ibunya
saat dia meninggal. Jadi
dia mencoba untuk menebusnya dengan membantu orang yang membutuhkan.” Cerita Ji Won, Gong Shim melihat sebuah figura yang
pecah dan foto kelulusan Dan Tae dengan semua keluarganya.
Dan Tae pun baru pulang memanggil Bibi Choi Ji Won, dan
bertanya apakah sudah merapihkan semua barang diruangan mereka. Ji Won
mengangguk karena Gong Shim yang juga membantunya.
“Ahh.. yah.. Kalian berdua hidup di
rumah yang sama. Kenapa
kalian tidak pulang bersama-sama? Hari
ini cukup melelahkan jadi Kau
harus pulang.” Ucap Ji Won.
Gong Shim mengerti dan Dan Tae pun pamit pulang oleh bibinya,
didepan pintu terlihat standing banner bertuliskan (Penasihat Hukum Gratis
Nasihat Masyarakat)
Keduanya berjalan ditaman, dengan wajah letih Gong Shim
merasa anak mati tadi, bahkan mungkin saja mereka berdua bisa
saja mati. Dan Tae balik bertanya kenapa Gong Shim
malah menantang si pria dan sangat berani.
“Mereka tiba-tiba masuk dan mulai menjatuhkan
barang-barang. Aku tidak
bisa hanya duduk dan menonton.” Ucap Gong Shim lalu
merasakan sakit dibagian tanganya.
Dan Tae bertanya ada apa, tapi Gong Shim menutupnya kalau
tak ada apa-apa. Dan Tae yakin pasti ada sesuatu lalu menarik tangan Gong Shim
untuk melihatnya dan melihat ada luka dibagian pengelangan tangan. Gong Shim
menariknya mengaku baik-baik saja, tapi Dan Tae bersikeras untuk melihatnya
kembali.
“kau tidak baik-baik saja dan Kau berdarah. Jika kau terluka, seharusnya kau
mengatakannya kepadaku.” Jerit Dan Tae marah lalu
mengenggam tangan Gong Shim untuk mengajaknya pergi.
Gong Shim tiba-tiba menarik tangan Dan Tae dan meminta
untuk menunggu sebentar, tanganya langsung memegang wajah Dan Tae dan menjerit.
Dan Tae nampak kaget dan seperti merasakan sesuatu yang bergejolak dalam
dirinya. Gong Shim terus memegang wajah Dan Tae sambil di putar atas bawah dan
menjerit kebinggungan. Ia membuka rambut yang menutupi dahi Dan Tae kalau ada
luka goresan.
Dan Tae melirik binggung, Gong Shim tersadar kalau ia
memegang wajah Dan Tae dan terlihat khawatir lalu berjalan mundur, Keduanya
saling menatap terlihat nampak canggung.
bersambung ke episode 4
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Sebel sm gong mi
BalasHapusSeru bgt cerita y,makasih sinopsisy d tunggu kelanjutan y.
BalasHapusLanjutkan oennii,,fighting!
BalasHapusLanjutkan oennii,,fighting!
BalasHapusceritanya keren...sederhana tapi bikin aq senyum-senyum terus...suka sm interaksi Gong Shim sm Dan Tae and Joon So..kasihan Gong Mi, cantik tapi nggak tulus kayaknya
BalasHapusTlg tetep lanjutin sinopnya ya unnie
Semangat terus ya nulisnya!!cerita ini bagus kok...konflik keluarga yang ada pe diskrimanisian aku rsa ckup mnarik utk d tinton.Hwaiting!
BalasHapus