Ji Nu memeriksa kebagian lemari, tiba-tiba terdengar
suara dari balik pintu lemari “Kita bertemu lagi” Ji Nu benar-benar kaget melihat Ha Nul datang ke
tempatnya dulu dijebak
“Memang benar kalau seorang
penjahat selalu datang kembali ke TKP. Kenapa? Apa Kau takut kalau meninggalkan
bukti?” ucap Ha Neul sinis, Ji Nu terlihat tampak shock.
“Ternyata kau 'kan. SMS tentang tato di leherku.” Ucap Ji Nul
“Apa kau takut sekarang? Kau tadi dirawat di rumah sakit. Sekarang kau bahkan datang
jauh-jauh kesini.” Kata Ha Nul dingin
“Kau dan aku......bisa menjadi
korban. Kau pasti tidak percaya ucapanku tadi,
'kan?” ucap Ji Nu
Ha Nul mengepalkan tanganya sangat keras dengan berjalan
mendekati Ji Nu, merasa musuhnya itu sedang bercanda. Ji Nu menjelaskan tidak
datang untuk memeriksa TK, tapi saat Hari itu ia sungguh tidak ingat apa yang
terjadi.
“Aku baru ingat apa yang Lee
Ji Young lakukan. Apa
yang ada di dalam sana? Kenapa dia membuka pintu itu? Aku penasaran. Itu sebabnya aku datang kembali.” Kata Ji Nu
Ha Nul sempat menatap Ji Nu lebih dalam, lalu Ji Nu
keluar dari ruangan Ha Nul seperti kesal sendiri karena tak bisa mencegah
pergi, karena seperti ragu haruskan mempercayai Ji Nu.
Ia pun membuka pintu lemari dengan senternya mencari
sesuatu yang mungkin bisa jadi petunjuk, lalu menemukan sebuah gantungan kunci
robot yang tertinggal di ujung lemari.
Flash Back
Kyung Soo nampak sangat bahagia melihat gantungan robot
ditanganya, Ha Nul duduk didepanya sambil menopang dagu bertanya kenapa Kyung
Soo senang sekali. Kyung Soo menceritkan Ada
orang yang disukainya, tapi ia merasa wanita itu menyukainya juga karena memberikan gantungan kunci itu sebagai
hadiah.
Ha Nul tersenyum seperti tak percaya, Kyung Soo dengan
bangga gantungan kunci miliknya itu memang sangat keren. Ha Nul mengodanya
kalau itu tak seperti itu.
Ha Nul kembali melihat gantungan kunci milik Kyung Soo
tertinggal di lemari, seperti tak percaya dan wajahnya nampak kebinggungan bertanya-tanya
kenapa gantungan kunci punya Kyung Soo ada didalam lemari.
Flash Back
Ha Nul berteriak histeris memanggil Ji Young saat di bawa
oleh polisi, Kyung Soo mengintip dari balik gerobak seperti ketakutana. Ha Nul
berusaha melepaskan tanganya karena Bukan pelakunya, lalu matanya melihat Kyung Soo yang ada di dekat rumah.
“Aku
tidak
mungkin salah.... Aku memang melihat Kyung
Soo.” Kata
Kyung Soo yakin dengan ingatanya
Ha Nul berjalan keluar rumah sambil melihat gantungan
kunci ditanganya, lalu melihat dari kejauhan mobil Ji Nu menabrak trotoar dan
seperti merasa kesakitan sambil memukul mobilnya melampiaskan amarahnya. Ia
ingin tak peduli berusaha untuk membiarkan saja, tapi Ji Nu memegang kepalanya
seperti mulai merasakan sakit, akhirnya mengeluarkan ponselnya.
Suk Ho sedang tertidur menerima telp Ha Nul ditengah
malam, bertanya Kenapa menelepon di larut malam. Ha Nul memberitahu sedang ada di Busan sekarang. Suk Ho binggung Kenapa Ha Nul pergi ke busan malam hari.
“Ada yang perlu kuperiksa, tapi Itu tidak penting sekarang. Jinu pingsan di dalam mobil. Kurasa dia mengalami kecelakaan dan tidak bisa mengemudi.” Kata Ha Nul, Suk Ho langsung berbangun dan duduk
disofa.
“Aku tidak tahu... apa aku harus panggil 911 atau
manajernya.” Kata Ha Nul
“Kembalilah dulu ke Seoul, Aku yakin manajernya akan
menjemput dia. Aku akan
kesana, jadi kembalilah kau kesini.” Ucap Suk
Ho nampak panik
“Jangan datang.... Kenapa CEO dari Entertainer Band yang malah datang kesini?” kata Ha Nul melirik ke arah Ji Nu yang terlihat
kesakitan.
Ha Nul pun mendekati Ji Nu menanyakan apa nama perusahaan asuransi mobilnya. Ji Nu menyuruh Ha Nul tak perlu
memperdulikanya dan menyuruhnya pergi saja dengan wajah ketus.
“Apa lebih baik kalau polisi saja yang datang... daripada agen asuransi yang dating dan menangani hal ini?” ucap Ha Nul dengan nada marah, Ji Nu pun mengumpat
“Aku juga tidak berniat
membantumu. Aku hanya
melakukan ini karena Suk Ho Hyung peduli padamu..., jadi lepaskan harga dirimu itu
dan berikan aku kontak perusahaan
asuransimu.” Tegas Ha Nul
Beberapa saat kemudian, perusahan asuransi datang dan
akan membawa mobil ke bengkel setelah selesai akan menghubunginya. Ha Nul pun
mengangguk mengerti, lalu melihat dari kejauhan Ji Nu hanya bisa duduk di
trotoar dengan memakai topinya.
Di dalam taksi
Ha Nul duduk disamping sopir sementara Ji Nu duduk
dibelakang terlihat sudah tertidur. Ha Nul sempat melirik seperti ingn
memastikan tak terjadi masalah, lalu menelp Suk Ho dengan memanggilnya “Hyung”
memberitahu akan membawa Ji Nu sekarang jadi tak perlu mengkhawatirkannya, karena sudah ada di taksi.
“Datanglah ke Mango. Aku akan mengantarnya, lalu apa Kau baik-baik saja?” tanya Suk Ho siap-siap memakain bajunya dan terlihat
akan pergi.
Ha Nul tak menjawab hanya menyudahi pembicaran dan akan
bertemu nanti di seoul. Ji Nu membuka matanya medengar pembicaraan Suk Ho
dengan Ha Nul dan menatap jendela terlihat nampak sedih.
Pagi Hari
Suk Ho sudah ada didepan Mango memegang sebuah amplop dan
nampak gelisah, sebuah taksi datang. Suk Ho langsung membuka pintu depan dan Ha
Nul turun lalu membuka pintu belakang, menarik Ji Nu untuk keluar. Setelah itu
Ha Nul mengatakan akan menunggu di dalam. Suk Ho pun mengatakan mereka akan bicara nanti.
“Kita kembali ke rumah sakit saja.” Ajak Suk Ho, Ji Nu menolak karena bisa pergi sendiri
sambil berjalan pergi,
“Wajahmu itu minta dirawat... Berhenti jadi keras kepala.” Kata Suk Ho kesal sendiri menarik Ji Nu agar tetap
berdiri dihadapanya.
“Lalu Kenapa kau pergi kesana? Sudah kubilang serahkan saja
dirimu ke polisi jika itu membuatmu gelisah. Ini mungkin terdengar agak
kejam bagimu tapi aku
harus membersihkan nama
Ha N ul. Aku tidak akan menyangkal kalau aku juga peduli pada Jo Ha Nul..., dan dia artisku. Tapi... hidup seseorang dipertaruhkan
disini.” Tegas Suk Ho, Ji Nu pun menatap Suk Ho penuh arti.
“Hyung... Ha Neul...memanggilmu "Suk
Ho Hyung." Bagaimana
takdir kita bisa seperti ini, Hyung?” ucap Ji Nu, Suk Ho hanya bisa diam tanpa banyak
berkata-kata.
Suk Ho masuk ke dalam rumah dan mengeser pintu kamar,
terlihat Ha Nul yang tertidur lelap dikamarnya. Akhirnya ia masuk dan duduk
disamping tempat tidur sambil menatap Ha Nul yang tertidur lelap dan menarik
selimutnya. Ha Nul terbangun melihat Suk Ho datang bertanya kapan datang, Suk
Ho mengatakan baru saja datang.
“Apa Kau sudah makan?” tanya Suk Ho, Ha Nul pikir dirinya bisa makan kalau
matanya sudah bisa terbuka 100%
“Berapa lama kau sudah tahu kalau
pelakunya Jinu?” tanya Suk Ho
“Apa Hyung ingat... saat aku datang ke Seoul sebelum
kau menghilang?” ucap Ha Nul, Suk Ho pikir
Ha Nul sudah tahu saat itu.
“Saat itu..., aku hanya tahu kalau pelakunya salah satu anggota Jackson. Kupikir kau pasti terluka ada di
pihakku dan Jackson dan
kau ingin menenangkan dirimu,
makanya kau pergi. Ketika
acara radio pertama kita dibatalkan..., aku melihat tato di leher Jinu. Saat
itulah aku tahu kalau
Jinu... adalah
pelakunya. Aku
ingattatto yang kulihat sebelum aku
pingsan di TKP.” Cerita Ha Nul
“Tapi......kenapa kau tidak memberitahuku?” tanya Suk Ho
“orang yang bernama Shin Suk
Ho, orang itu tahu
kalau Jinu pelakunya....tapi dia bertekad untuk membersihkan
namaku. Aku
membayangkan betapa sulitnya pasti memutuskan hal itu. Dalam pikiran ku "Aku
pura-pura tak tahu saja. Jika
dia tahu kalau aku mengetahuinya..., dia
pasti sangat malu dan marah." Membersihkan
namaku berarti Jinu akan
terluka.” Jelas Ha Nul
“Hyung..., ...akankah kau baik-baik saja?” tanya Ha Nul khawatir
Suk Ho mengatakan kalau
Itu masalah yang berbeda dan membenarkan
kalau ia juga peduli dengan JiNu, Tapi tidak bisa membiarkan Ha Nul hidup...sebagai mantan napi
padahal tidak
melakukan apa pun. Ha Nul meminta satu
permintaan agar Geu Rin tak perlu tahu masala ini.
“Aku tidak ingin dia tahu sampai
semuanya terselesaikan. Dia
sudah cukup terluka.” Jelas Ha Nul
“Baiklah. Kita pastikan Geu Rin dan yang lainnya tidak tahu. Setelah masalah ini
terselesaikan, mereka akhirnya tahu.” Kata Suk Ho, keduanya pun sama-sama tersenyum
Suk Ho tiba-tiba menatap Ha Nul dengan tatapan serius,
memanggil namanya dan mengatakan Adiknya Sung Hyun adalah adiknya, dimatanya Ha Nul adalah penyanyi dari agensinya dan
juga sebagai adiknya. Ha Nul nampak terharu berusaha untuk memalingkan
wajahnya. Suk Ho meminta izin untuk memeluknya, Ha Nul langsung menolak karena Kekanakkan
sekali. Suk Ho mengajak mereka berjabat
tangan saja.
Ha Nul mengalihkan kalau merasa lapar, Suk Ho mengejek Sikap Ha Nul dingin sekali, lalu menyuruh untuk cuci muka karen akan menyiapkanya.
Ha Nul mengulurkan tanganya, Suk Ho mengejek Ha Nul yang mengatakan yang tidak mau
berjabat tangan. Ha Nul mengaku kalau ia
memang tak mau tapi ingin meminta Suk Ho membantunya untuk bangun karena lelah
duduk di mobil lama
sekali.
Suk Ho hanya bisa tersenyum melihat tingkah adik temanya,
lalu menariknya. Keduanya pun saling mengengam tangan dan saling menatap. Saat
itu Ha Nul langsung memeluk erat Suk Ho, tangisnya tumpah Suk Ho pun mengelus
punggung Ha Nul seperti layaknya adik sendiri.
Geu Rin masuk ke sebuah gedung, dengan tas berisi CD dan
juga minuman berenergi, disepanjang lorong memberikan CD Entertainer Band dan
juga minuman tiap ada orang yang lewat. Tiba-tiba wajahnya nampak panik dan
matanya kebinggungan seperti akan ketahuan masuk kegedung.
Tapi ternyata Geu Rin melihat sosok orang yang dikaguminya,
penyiar radio yang lewat didekana, lalu
berusaha untuk menyapanya, mengaku sebagai penggemar
beratnya dan mengirim cerita yang banyak ke
acara radiomu, tapi tidak
pernah membacanya. Walaupun begitu tetap
saja masih menyukai. Penyiar itu pun mengucapkan
terimakasih.
“Aku penggemarmu, tapi aku juga manajer
Entertainer Band. Tolong
putar lagu mereka di acaramu.” Kata Geu Rin
memberikan CD, Si penyiar sempat melihatnya lalu berjanj akan memutarnya.
Si manager pun meminta izin agar mereka pergi lebih dulu,
Si penyiar pun pergi mengikuti jalan managernya. Geu Rin yang melihatnya
semakin terpana berharap bisa seperti manajer penyiarnya yang bisa memberikan jalan pada artisnya.
Si penyiar berjalan ke lorong tak percaya kalau Geu Rin
itu seorang
manajer, menurutnya itu bohong dan cuma berkeliaran saja di
gedung ini. Managernya membenarkan kalau Geu Rin
itu manajer
Entertainer Band, menurutnya agensinya itu tampaknya
memilih siapa saja jadi manajer.
“Manajer-manajer baru biasanya tidak memenuhi kualifikasi. Mereka itu dari pedesaan, jadi lebih tahu tentang beternak sapi. Kurasa dia membesarkan sapi di
Busan.” Ucap si manager meremehkan
“Bukankak Busan lebih maju daripada
kampung halamanmu? Oh
iya, kau dulu lahir dimana?” kata si penyiar.
Manager pun hanya bisa tertawa mengalihkan pembicaraan akan
membelikan iced
americano. Si Penyiar hanya bisa menghela nafas
melihat tingkah managernya. Geu Rin mengintip dari balik dinding merasa terpana
tak percaya manager Si penyiar sangat Luar biasa.
Geu Rin masuk ke dalam mini market, dengan bangga
mengatak pernah bekerja di mini market selama 2 tahun 3 bulan. Si pemilik mengartikan kalau ia memutar lagu saat banyak pelanggan maka Geu Rin akan bekerja selama dua jam
sehari secara gratis. Geu Rin membenarkan kalau
itu tak akan mungkin rugi.
Setelah itu Geu Rin dengan cepat menyusun Kimbap dengan
jejer lima lalu membuatnya bentuk gulung tanpa ada kesalahan sedikitpun. Si
pemilih toko nampak kagum melihatnya. Geu Rin pun tak lupa memmberikan sebuah
CD [Entertainer Band] agar bisa
memutar di toko mereka.
Kayle dkk berkumpul di meja makan, ia mengaku terus
memikirkannya kalau Band mereka itu kacau sekali. Dengan sombongnya mengatakan semua anggotaanya membuat
masalah, kecuali dirinya. Lalu menunjuk Ha Nul
sebagai Seorang mantan narapidana dan Yun Soo adalah ayah tunggal lalu Jae Hee adalah dan anak
mama., Chan Hee dan Ha
Nul nampak kesal mendengar ejekan Kayle.
“Kupikir kau sudah berubah. Tapi
kau memang tak bisa berubah..., Bener'kan,
Lee Bang Geul?” kata Ha Nul mengejek, Yun Soo binggung
siapa yang di panggil “Lee Bang Geul” Kayle menjerit kesal
“Kau sendiri memberitahu Jae Hoon tentang
Geu Rin Noona. “ kata Ha Nul balas dendam
“Aku bilang, itu cuma berbagi informasi
antara anggota.” Kata Ha Nul membela diri
“Itu sama saja. Nama aslinya Kayle adalah Lee Bang Geul.” Ucap Ha Nul memberitahu Yun Soo dengan memberitahu
artinya seperti senyuman.
Yun Soo tertawa sampai wajahnya memerah mengertahui nama
Kayle sebenarnya “Lee
Bang Geul” menurutnya namanya itu sangat
berbeda. Kayle mengeluh kalau Mengejek
nama itu hal yang kekanakkan. Yun Soo menjelaskan
maksud ucapanya itu nama
yang bagus, karena Sungguh
berbeda dari kepribadian, jadi Alangkah
lebih baik kalau Kayle tersenyum
seperti namanya
“Bukan itu pembahasan
kali ini.” rengek Kayle berusaha mengalihkan
pembicaraa
“Aku bilang, namamu itu bagus tapi Kepribadiannya yang buruk.” Ejek Ha Nul,
“Dasar Kalian ini... bagaimana nasib drummer kita? Aku sampai memohon pada temanku dan kita akhirnya dapat
publisitas..., tapi
sekarang drummer kita malah dihukum oleh Ibunya.” Keluh Kayle kesal
“Apa menurutmu Jae Hoon bisa
kembali?” tanya Yun Soo ragu
Kayle mengatakan Hanya
ada satu cara. Yun Soo bertanya apa rencananya. Kayel
mengajak untuk membawa Kayle keluar dari rumahnya. Yun Soo mengartika kalau mereka akan menculiknya. Ha Nul hanya bisa mengelengkan kepala lalu berajak
pergi, Kayle berteriak belum selesai bicara dan bertanya mau kemana. Ha Nul
menegaskan Jika penculikan jalan keluarnya, maka ia tidak
mau melalukannya,
lalu mengodanya agar Kayle bisa tersenyum seperti namanya.
Ha Nul sudah ada dikantor Suk Ho memperlihatkan kunci
yang ditemukanya. Suk Ho nampak masih kaget mengetahui gantungan kunci punya
Lee Kyung Soo, adiknya Lee Ji Young. Ha Nul mengatakan tidak bisa memberitau karena belum
begitu yakin.
“Tapi setelah aku ingat-ingat sepertinya memang benar punya
Kyung Soo. Kurasa
aku melihat dia ketika di TKP. Awalnya Kupikir itu cuma imajinasiku
saja.” Cerita Ha Nul
“Ini tidak masuk akal. Jadi menurutmu mungkin dia
meminta adiknya
merekam semuanya?” kata Suk Ho
“Kyung Soo anak yang baik. Kenapa dia.....” ucap Ha Nul masih tak percaya Kyung Soo begitu tega.
Suk Ho meminta izin untuk menyimpanya, Ha Nul bertanya
apa rencananya. Suk Ho menagatakan akan menanyakan Ji Young soal gantungan kunci ini lal mereka lihat berapa lama Ji Young
bisa bertahan dengan kebohongannya. Ha Nul pun memberitahu semua anggota khawatir apa yang akan terjadi pada Jae
Hoon.
“Jangan khawatir. Sama seperti kau tidak bisa berhenti
bernyanyi, dia juga begitu.” Kata Suk Ho penuh
arti, Ha Nul hanya bisa mengejek melihat sikap bosnya nampak percaya diri.
Suk Ho sudah ada didepan pintu kampus, lalu melihat
sekeliling seperti menunggu seseorang. Saat melihat mobil Jae Hoon datang, Suk
Ho langsung bersembunyi. Ibu Jae Hoon mengantar anaknya sampai ke depan pintu
kampus memastikan anaknya masuk ke dalam kampus. Suk Ho hanya mengintipnya dari
balik tanaman. Beberapa saat kemudian,
Suk Ho sudah masuk ke kesal dan duduk disamping Jae Hoon, Jae Hoon nampak kaget melihat Suk Ho
bisa datang dan masuk ke kampusnya.
“Karena keamanan yang ketat di
rumahmu, cuma ini satu-satunya cara.” Jelas Suk Ho, Jae Hoon pun meminta maaf.
“Apa Kau sudah bicara dengan Ibumu?” tanya Suk Ho, Jae Hoo mengaku tapi ibunya masih
menentangnya.Suk Ho merasa sudah menduganya.
“Aku datang untuk memeriksa
sesuatu. Tentang Entertainer Band. Apa kau berhenti sekarang Atau apa kau ingin melakukannya,
tapi kau tidak bisa?” kata Suk Ho
“Tidak ada yang berubah kalaupun
aku berhenti..., karena
aku juga tidak
tahu. Saat aku
berada di Entertainer Band..., aku
sangat menikmatinya. Aku
menyadari bahwa hidup bisa menyenangkan... dan ada cara yang berbeda
untuk menikmatinya.” Cerita Jae Hoon
“Baiklah... Apa
pekerjaan Ayahmu?” tanya Suk Ho, terlihat Jae
Hoon nampak binggung.
Suk Ho masuk ke sebuah restoran dan menyapa salah satu
pria untuk memberitahu sedang mencari ayahnya Seo Jae Hoon. Pria itu nampak kaget lalu mengaku kalau ia adalah ayah
dari Jae Hoon. Suk Ho pun memberikan salam lebih dulu. Keduanya lalu duduk
bersama di sebuah meja restoran.
“Apa Jae Hoon senang berada di
band?” tanya Tuan Seo
“Iya. Dia bilang dia menyadari
bahwa hidup ternyata bisa menyenangkan.” Jelas Suk
Ho
“Jae Hoon memang sudah dewasa, tapi Ibunya takkan mau mengijinkannya. Itu karena aku.” Kata Tuan Seo penuh penyesalan, Suk Ho pikir Tuan
Seo tidak
suka musik.
“Band memang hal yang bagus, tapi Itu bukan intinya. Aku memulai bisnis setelah lulus
dari sebuah perguruan tinggi. Ibunya dan aku mulai tinggal bersama di apartemen. Kupikir.... penghasilan kami sudah cukup
baik, tapi dia tampaknya masih belum
puas Bahkan
jika kami punya uang, dia lebih peduli tentang
pendidikan. Membuat
studi Jae Hoon belajar adalah segalanya, Kami sering sekali bertengkar
karena masalah bagaimana anak kami harus dididik. .”
Cerita Tuan Seo
“Jae Hoon pasti anak yang baik. Bahkan jika Ibunya menyuruhnya, dia
tetap saja menurut.” Komentar Suk Ho
“Dia memang anak yang baik dan tak pernah minta perhatian. Tapi selama TK...,dia tidak pernah tersenyum
kalau sedang difoto.” Cerita Tuan Seo, Suk Ho
nampak merasa dalam mendengarnya.
Suk Ho keluar dari restoran nampak kebinggung, ponselnya
berdering Detektif
Yoo dari
kantor Kejaksaan Pusat Seocho.Wajah Suk Ho pun nampak
tegang.
Suk Ho sudah ada diruang interogasi, Detektif
Yoo memberikan sebuah berkas
mengatakan Suk Ho boleh saja berkata itu adalah KTP palsu. Karena tahu Suk Ho seorang profesional, mungkin Suk Ho sudah tahu sebelumnya.
“Hal ini sering terjadi dengan para penggemar ketika lagu baru
dirilis. Ini bukan
terjadi pada Jackson saja.” Jelas Suk Ho membela
diri
“Bayaran 100.000 dolar untuk membuat
mereka di urutan
10 besar selama 2 minggu..., dan
300.000 sampai 500.000 dolar untuk membuat lagunya... urutan 5 besar selama 2 minggu. Berapa uang yang kau berikan pada Tn. Kim, si broker itu?” kata Detektif Yoo
“Perusahaan takkan pernah berbuat seperti itu.Sepertinya
kau berusaha menyalahkanku dan pekerjaanku. Aku tidak punya pilihan lagi
selain menunjukkanmu kalau aku ini seorang yang miskin.” Jelas Suk Ho memberikan buku tabunganya.
“Coba Lihatlah. Aku tidak pernah punya saldo
sebanyak 300ribu
atau 400ribu di rekeningku. Jika
aku mencintai pekerjaanku sampai menjual rumahku demi
Jackson..., kenapa juga
aku berencana untuk membawa mereka membangun agensi baruku?” tegas Suk Ho
Detektif
Yoo mengejek Suk Ho itu Pandai sekali bicara, menurutnya mereka bisa melihatnya nanti dam ingin
tahu apa Suk Ho kau masih bisa bicara seperti ini bersama Tn.
Kim, lalu beranjak pergi tapi teringat sesuatu dan kembali
berjalan di belakang Suk Ho.
“Apa kau tahu bahwa weselnya sedang dipersiapkan...karena artikelmu
waktu itu? Itu akan
segera berlalu, Kaulah yang pertama yang akan ditahan. Persiapkan dirimu.” Ucap Detektif Yoo berdiri dibelakang Suk Ho untuk memperingatinya. Suk Ho
nampak sedikit gelisah.
Ibu Jae Hoon memberikan sepotong iklan di sendok anaknya,
Jae Hoon melihatnya hanya diam saja. Ibu Jae Hoon berpikir kalau ikanya masih
ada duri dan ingin melihatnya
“Di antara teman-temanku..., aku satu-satunya yang punya Ibu yang menghilangkan duri ikan.” Ucap Jae Hoon
“Ibu akan marah jika kau
menafsirkan rasa cintaku padamu seperti itu.” Komentar Ibu
Jae Hoon, Jae Hoon pun menaruh sendoknya.
“Bagaimana menurutmu kalau aku mendaftar wamil ? Ibu tidak akan bisa bersamaku kalau aku jadi tentara. Aku hanya khawatir, maksudku Bagaimana kau akan membiarkanku
pergi?” kata Jae Hoon
“Lihatlah dirimu. Kau pulang kembali ke rumah, namun sikapmu aneh. Kau bisa Lihat apa akibatnya karena kau bergaul dengan
anak-anak hina itu. Apa
kau sedang menyindir Ibumu?” kata Ibu Jae Hoon
marah
“Ibu, aku......aku... ...cuma ingin bicara denganmu. Aku mengatakan apa isi pikiranku. Tapi Ibu berkata kalau aku
yang menentangmu...,melawan perkataanmu dan sekarang..., kau bilang aku sedang menyindir.” Ucap Jae Hoon sedikit gugup,
Ibu Jae Hoon menyuruh untuk berhenti makan saja kalau
memang anaknya tidak
punya nafsu makan, karena tak ingin sakit
perut lalu berdiri dari kursinya. Jae Hoon memberitahu ingin
bermain drum. Ibu Jae Hoon berterik marah kalau Jae
Hoon itu ingin melihat ibunya akan mati
“Anak macam apa yang menginginkan
hal itu?” teriak Jae Hoon, Ibunya nampak tak percaya dengan yang
dikatakan anaknya.
“Aku melakukan segala perintahmu
Ibu.. Belajar, belajar dan belajar.” Keluh Jae Hoon
“Memangnya apa arti drum bagimu?” tanya Ibu Jae Hoon kembali duduk di kursinya.
“Satu-satunya hal yang
menyenangkan.” Kata Jae Hoon
Ibu Jae Hoon mengerti kalau memang anaknya suka drum, mka akan membiarkan bermain dan mereka temukan studio yang bagus. Ia memperbolehkan Jae Hoon main disana saat merasa
stress. Menurutnya itu bukan permintaan yang sulit dan tidak harus bergabung dengan
gelandangan itu.
“Ibu!!! Aku dapat teman.... Aku ingin bermain drum... dengan teman-teman yang ku suka.”jerit Jae Hoon dengan mata berkaca-kaca
“Jae Hoon... Sejak lahir... sampai kau berusia 20 tahun
sekarang..., Ibu pun
tidak punya teman. Kenapa? Itua Karena membesarkanmu dengan baik
adalah kebanggaanku dan
sukacitaku.” Jelas Ibu Jae Hoon sambil duduk didekat
anaknya sambil memegang tanganya.
“Apa aku harus hidup seperti
itu..., tanpa
teman yang bias menemaniku
tertawa? Apakah aku harus hidup seperti itu” ucap Jae
Hoon langsung menarik tanganya tak di pegang oleh ibunya
“Semua orang punya pergaulan dan perkumpulan masing-masing. Ada berbagai tingkat kelas
sosial. Apa
Kau tahu?” Jerit Ibu Jae Hoon, tiba-tiba Tuan Seo
berdiri dibelakang mereka.
“Berhenti bicara kelas sosial. Jae Hoon dan aku bisa gila
karena omong kosong "kelas"-mu itu.” Teriak
Tuan Seo nampak frustasi. Jae Hoon memilih untuk naik ke kamarnya.
Tuan Seo tiba-tiba masuk kamar sambil membawa koper, Jae
Hoon binggung tiba-tiba melihat ayahnya datang. Tuan Seo menyuruh untuk Diam karena Jae Hoon bisa membangunkan Ibumu, lalu bertanya apa yang sedang dilakuan anaknya.
“Kau harus.. ...mengemasi bukumu. Kau harus belajar meskipun bermain drum.” Jelas Tuan Seo sambil membuka koper yang dibawanya.
“Apa kau ingin aku lari dari
rumah?”tanya Jae Hoon kaget
“Kau harus melakukan apa yang kau inginkan. Kau berusia 20 tahun sekarang. Aku tahu kau belajar terus untuk menghentikan
Ayah dan Ibu bertengkar. Ibu
akan menjalani hidupnya, Ayah juga begitu. Jadi Kau
harus menjalani hidupmu.” Ucap Tuan So mengajak
anaknya mulai berkemas. Jae Hoon terdiam melihat ayahnya sibuk memasukan barang
ke dalam koper, tiba-tiba ia menghentikan tangan ayahnya yang akan memasukan
kebutuhnya ke dalam koper.
“Ayah.... Aku juga berpikiran mau kabur
saja. Tapi jika
aku melakukan ini..., apa
yang akan Ibu lakukan? Aku
hanya belajar selama 20 tahun ini. Ibu
juga, terus memperhatikanku selama
itu. Jika aku
melakukan ini, hidup Ibu akan hampa.” Kata Jae Hoon, Ibu Jae Hoon mendengar kata-kata anaknya
hanya bisa diam dibelakang pintu.
“Apa Kau
menyesalinya?” tanya ayahnya, Jae Hoon hanya diam tanpa
bisa menjawabnya
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar