Hae Young dan Kim Hee Ran duduk didepan minimarket dengan
sedikit mabuk. Hae Young mengajak temanya untuk taruhan apa yang akan dilakukan
temanya jika minum dalam satu kali tegukan. Hee Ran yakin temanya itu pasti tak akan bisa, Hae
Young menantang kalau ia bisa melakukanya. Hee Ran pun akan memberikan
10.000 ₩ kalau memang Hae Young bisa
melakukanya, keduanya menaruh selembar uang 10ribu won.
Pertama-tama Hae Young
membuka botol lalu langsung mengambil dengan mulutnya dan meminumnya, beberapa
detik kemudian Hae Young langsung memuncratkan semua minuman karena tak bisa
minum satu kali teguk. Hee Ran menjerit terkena muncrat air. Hae Young mengeluh
padahal sebelumnya bisa memasukkan semuanya dalam mulutnya sekaligus.
Hee Ran mengambil tissue merasa pasti akan ada orang yang
mengejeknya yang dilakukan temnnya yang sudah berumur 32 tahun. Hae Young merasa sedang
tak bisa mengontrol pernapasannya, karena sebelumnya berhasil melakukanya. Akhirnya Hae
Young penasaran mencoba minum kembali, tapi yang terjadi tubuhnya malah
terjungkal dari kursi. Hee Ran kembali menjerit kaget dan beberapa orang yang
melihatnya hanya melihat saja. Hae Young mulai menjerit kesakitan.
Do Kyung mencari keyword
[Déjà vu] dengan
melihat beberapa artikel yang ditemukan dilayar komputernya lalu ia berdiri
sendirian didepan gedung. Jin Sang baru datang menyapa Do Kyung yang tiba-tiba
mengajaknya untuk minum lalu bertanya apa yang ingin diminum Soju, bir.
Tiba-tiba Do Kyung melihat sesuatu yang terjadi didepanya.
Jin Sang melihat wajah Do Kyung hanya diam saja, berpikir
ingin minum “some”(campuran Soju dan Bir) Do Kyung melihat ke arah atas gedung
lalu menyuruh Jin Sang agar memindahkan parkiran mobilnya ke tempat lain. Jin
Sang pikir tak masalah karena tidak akan dapat kartu tilang jam
segini. Do Kyung berteriak mendorong Jin Sang agar temanya itu
memarkir mobilnya di tempat lain, Jin Sang heran temannya menyuruh memindahkan
parkirannya.
“Aku hanya punya firasat buruk, jadi tolong parkirkan saja di tempat
lain.” Kata Do Kyung
“Do Kyung.... Apa aku harus dapat kartu?” keluh Jin Sang akhirnya berjalan pergi
Do Kyung menariknya temanya agar tak pergi karena
menurutnya lebih berbahaya. Jin
Sang makin binggung karena sebelumnya menyuruh memindahkan
mobilnya dan sekarang tidak
memindahkan mobilnya. Beberapa detik kemudian, papan nama di atas gedung jatuh
dan langsung menimpa mobil Jin Sang. Alarm mobil pun berbunyi, Jin Sang
melonggo melihat mobilnya yang rusak.
Mobil Jin Sang pun diderek dan melapor pada polisi yang
datang kalau papan nama jatuh dengan tiba-tiba. Do Kyung hanya terdiam diujung
jalan, Ji Sang mendekati temanya, merasa sebelumnya Do Kyung sudah melihat
papan itu jatuh. Do Kyung hanya diam saja.
Do Kyung mandi dan kembali melihat bayangan seorang
wanita yang mengibaskan rambutnya, ketika membalikan badanya terlihat hidung
wanita itu berdarah, seperti mimisan mengaku hanya
melihatnya saja. Selesai mandi, Do Kyung meminum
air minum kembali melihat wanita yang berjalan ditengah jalan dengan mobil yang
lalu lalang, lalu menatapnya seperti dan mengatakan sesuatu. Ia mulai gelisah
memikirkan apa yang terjadi dengan dirinya sekarang.
Do Kyung pergi ke dokter menceritakan hanya melihat saja,
dan sebelumnya berpikir itu déjà vu tapi yang diraksan berbeda
dari déjà vu. Karena bisa melihat
hal-hal yang akan terjadi lalu kemudian apa yang dilihatanya
terjadi begitu saja, si dokter seperti tak profesional malah mengambar wajah di
dalam berkasnya.
“Sekarang aku terus dapat penglihatan
akan wanita ini.” cerita Do Kyung
“Apakah wanita itu adalah wanita
yang akan kau nikahi?” tanya dokter
“Bukan.... Aku belum pernah bertemu dengannya sebelumnya.” Cerita Do Kyung
Lalu Do Kyung berjalan di sebuah trotoar dengan banyak
orang yang lalu lalang.
“Aku belum pernah
bertemu dengannya selama hidupku. Tapi...dia tampaknya seperti
seseorang yang pernah kukenal.”
Do Kyung berhenti melangkah melihat ke arah depan ada
wanita yang dikenalnya, Hae Young dengan tangan di gips berjalan dari arah
berlawannya.
“Aku melihat potongan-potongan wajahnya sepanjang hari. Aku berfirasat
kalau dia dan aku akan bertemu entah bagaimana. Jalan kami mungkin masti terbentang panjang”
Keduanya berpapasan, Do Kyung sempat menatapnya tapi Hae
Young hanya berlalu begitu saja karena tak mengenalinya. Baru beberapa langkah
Hae Young berhenti lalu membalikan badanya, keduanya sama-sama menatap. Hae
Young seperti tetap tak mengenalnya lalu kembali berjalan, tapi Do Kyung terus
saja menatapnya.
Ibu Hae Young baru pulang dari pasar, Hae Young melihat
ibunya akan pulang langsung memanggilnya, tapi ibunya memilih terus berjalan dan
mengacuhkanya. Hae Young mengejar ibunya melihat membeli tulang iga sapi untuk
menu makan mereka.
Penjual buah menyapa keduanya yang baru lewat, melihat
tangan Hae Young yang digips. Hae Young menceritakan terjatuh
saat sedang minum. Langka ibu Hae Young
terhenti mendengarnya, bibi penjual buah sempat melonggo tapi setelah itu
langsung tertawa bersama.
“Orang jadi dewasa dan merasakan sakit, 'kan?” komentar bibi penjual buah
“Aku menyukai itu, bahkan tidak tahu dimana
aku terjatuh.” Kata Hae Young lalu mengejar ibunya
yang sudah berjalan dengan langkah cepat.
Hae Young masuk rumah langsung mengambil apel dilemari es
lalu masuk kamar sambil mengatakan sangat lapar. Ibu Hae Young dengan tatapan
kosong berkata mungkin akan membunuh anaknya hari ini. Tuan Oh membuka pintu kamar Hae Young memintanya untuk
keluar. Hae Young binggung tiba-tiba ayahnya menyuruhnya keluar. Tuan Oh
meminta sekarang juga tapi istrinya sudah datang.
“Apa aku sudah memberitahumu
jangan pergi
kemana pun? Apa aku
sudah memberitahumu jangan sampai
kau dilihat oleh tetanggamu?” teriak ibu Hae Young
sudah membawakan kaki sapi ukuran besar. Hae Young berlari menghindarinya,
keluar dari kamarnya.
“Apa kau
bilang "Aku jatuh saat sedang minum"? Dasar bodoh!!! Apakah kau tahu yang orang
katakan saat kau sedang berjalan di sekitar lingkungan ini? Orang-orang bilang kau itu gila. Kau keluar sekarang!” teriak ibu Hae Young sudah siap memukul anaknya dengan
kaki babi
Hae Young berlari keluar dari rumah, kaki babi melayang
akhirnya mengenai figura lalu menjatuhkan origami bintang yang ada dalam gelas
kaca dan akhirnya pecah berantakan. Hae Young sudah ada didepan rumah, hanya
mengunakan sandal dan tak bisa mengunakan jasnya dengan benar karena satu
tanganya di gips.
Park Hoon membuka sebuah kotak ada sepatu, buku dan yang
lainnya lalu memasukan semua ke dalam tong besar lalu menyalakan korek tapi
koreknya malah tak mau menyala. Dengan penuh amarah mencoba agar menyala korek
lalu membakar semua barangnya.
Diatasnya ada sebuah kartu “Sekarang marilah kita ingat ini sebagai kenangan indah kita. Jika kita saling
bertemu di jalan... ada baiknya kita tersenyum dan saling menyapa. Ah, kuharap kau mengembalikan hadiah yang
kuberikan padamu.”
Park Hoon ke sebuah kedai kopi dengan membawa kotak besar
lalu menumpahkan semua diatas meja, berisi abu sisa bakar mengatakan sudah
membawa barang-barangnya, dan mempersilahkan kalau
memang mau mendaur ulangnya karena menurutnya itu mengucapkan
perpisahan.
“Kau ingat saja kita sebagai
kenangan yang indah. Bagaimana
kau bisa bicara tentang semua omong kosong itu? Dasar kau Menyebalkan sekali Aku
seperti orang tolol yang kau mainkan, apa kau mengerti? Kau bilang "Jika kita saling
bertemu, tersenyumlah?" Dasar
jalang...” jerit Park Hoon dengan mata melotot
Mantanya terlihat hanya tersenyum, Park Hoon makin
melotot menyuruh agar tak tersenyum sambil menjerit histeris dan menendang
kursi, beberapa pasangan yang lain ikut tersenyum. Park Hoon semakin histeris
menyuruh semua tak tersenyum padanya.
Seorang pelayan minimarket dengan rambut ombrenya,
bernama Yoon Ahn Na menyusun barang-barang dalam rak. Park Hoon masih sangat
marah memakan kimbap semuanya, Ahn Na melihatnya berpikir Park Hoon sehabis
bertengkardengan seseorang
“Hari ini... Aku putus dengan pacarku. Aku harus memikirkan siapa
yang harus kudekati sekarang.” Kata Park Hoon
“Siapa yang lebih baik? Aku bukan salah satu dari
kandidatmu, 'kan?” ucap Ahn Na dengan bergaya
genit.
Park Hoon melihat dari bawah kaki Ahn Na yang jenjang
mengetukan sepatunya kelantai dengan rak mini. Ahn Na pun mengodanya dengan
memberikan kecupan jauh serta kedipan mata. Park Hoon terdiam melihatnya
seperti terpana, memuji kalau Ahn Na itu keren.
Hae Young melihat di dahinya ada bekas memar, Soo Kyung
memakai jasnya sambil berjalan mengatakan
akan keluar ke cabang took untuk melakukan pemeriksaan
dadakan. Semua terlihat panik , Hae Young terlihat melamun tak
mendengarnya, Manager memanggilnya memberitahu Pemeriksaan
dadakan. Hae Young langsung bangun dan sibuk dengan ponselnya.
“Jangan menghubungi mereka. Apa Kau tidak dengar kalau itu pemeriksaan dadakan?” Teriak Soo Kyung sinis, Hae Young pun hanya bisa
mengedumel sendirian.
Di restoran
Semua pelayan berkumpul menyambut Soo Kyung yang datang,
Manager restoran mengeluh Hae Young tidak menghubunginya karena tak tahu mereka cara menyenangkan
hatinya. Hae Young hanya
bisa mengucapkan permintaan maafnya.
“Ini 10 menit sebelum toko dibuka. Kenapa ada benda ini disini?” ucap Soo Kyun melihat standing banner.
“Ketika terlihat bagus maka makanan itu baik untuk
dimakan. Apa kau
tidak akan menempatkan
makanannya sesuai warnanya?” kata Soo Kyung melihat
jejeran makann
“Siapa bilang untuk membuatnya
sebanyak ini? Buat yang
segar dan jangan terlalu
banyak. Bukankah
aku sudah memberitahumu supaya
makanannya harus siap terus?” komentar Soo Kyung
marah sambil melempar selada ke arah pegawai.
Di bagian pasta
Ada bercak saus yang berceceran, Soo Kyung menarik salah
satu pegawai yang bertanggung jawab dengan slayernya untuk
mengusap bekas sausnya dan harus memeriksanya
setiap lima menit. Pegawai itu hanya bisa maaf.
Soo Kyung pindah ke bagian Pangsitnya, baru mengigit sedikit langsung melepehkanya,
berkomentar isi pangsit yang dingin dan langsung menyuapi ke mulut Manager
sampai penuh, mengatakan kalau Suhu di dalam dan luar ruangan berbeda. Hae Young hanya bisa melonggo, Soo Kyung juga menyuapi
yang pria yang lainya sampai mulutnya penuh pangsit.
“Cabang nomor satu kita adalah barometer nama dagang kita. Tapi kenapa banyak keluhan di
toko ini?” ucap Soo Kyung mengangkat berkas sambil
membaca komentarnya.
"Stafnya terlalu baik bagi kami untuk mencerna makanan, Mereka bertanya apakah kami membutuhkan yang
lain dan bagaimana makanannya, Mereka terlalu banyak bertanya.” Semua pegawai dan Hae Young mengikuti Soo Kyung yang
berjalan dengan cepat. Manager Restoran mengaku sudah mengikuti buku panduan. Soo Kyung mengatakan kalau semua pelanggan meminta hal yang sama keesokan harinya.
“Aku kebetulan pergi kesana tiga hari berturut-turut dan ditanyai pertanyaan yang sama selama tiga hari.Itu membuatku
tidak nyaman sekali."” Kata Soo Kyung membaca
komentar sambil pundak Manager dengan berkas.
“Apa Kau tidak ingat pelanggan yang
datang kesini tiga hari berturut-turut? Tapi kau mengulang pertanyaan
itu seperti robot. Apa
itu namanya keramahan?” omel Soo Kyung kembali
membaca komentar lainnya. Jadi aku harus menunggu di
belakangnya." "Seorang karyawan
menghalangi makanannya selagi dia merapikan makanannya
“Sudah kubilang jangan menghalangi jalan pelanggan. Ketika ada banyak pelanggan, apa yang harus kau lakukan? Bawakan aku buku panduannya.
Cepat!” jerit Soo Kyung yang membuat semua pegawai berlai
berhampuran untuk mengambil buku panduan.
Soo Kyung mulai menyindir Hae Young kalau semua akan baik
selama beras yang akan buat langsung dan tidak
peduli bagaimana menyajikan hidangan
lainnya.
“Apa begini caramu mengontrol
tokonya, hah?” teriak Soo Kyung sambil melempar semua
berkas diwajah Hae Young.
Semua bersulang dengan Soo Kyung, semua menjerit bahagia
karena Direktur mereka akan mentraktir sampai ronde kedua. Soo Kyung tersenyum
bahagia, sementara Hae Young terlihat menahan amarah melihat semuanya bahkan
seluruh pegawai melawaninya dengan menyuapi selada dan juga daging.
“Apa dia memarahimu seharian?” tanya Manager, Hae Young hanya diam terlihat menahan
emosi. Manager meminta Hae Young melupakn karena sudah tahu kebiasan Soo Kyung.
“Bukankah aku terlihat menyedihkan? Lihatlah lenganku. Kurasa aku sedikit menyedihkan. Ah... Tidak.... Kurasa aku sangat menyedihkan.” Kata Hae Young melihat semua pelayan melayani Soo Kyung
bahkan sampai memberikan tissue juga. Hae Young memilih untuk meminum soju
langsung dari botol untuk menghilangkan amarahnya.
Soo Kyung keluar restoran dengan jalan terhuyung-huyung
sambil minum air. Hae Young sudah duduk diluar mengejek karena Soo Kyung
kembali pergi sebelum semua orang pulang. Soo Kyung terus berjalan, Hae Young menegurnya kalau
seseorang memulai perkelahian dengan orang lain aka dunia akan berakhir besok.
“Jadi kau tidak perlu memikirkan apa yang akan terjadi
selanjutnya. Jika kau
ingin membunuh orang itu, kau
bisa melakukannya. Jadi
dengan orang itu...Tidak masalah
untuk membunuh orang itu. Aku
akan menganggapnya sebagai
rasa kemanusiaan.” Ucap Hae Young dengan
tawanya karena mabuk,
“Dengan manusia itu dan aku... Jika aku memulai perkelahian dengan manusia itu... Apakah aku akan dipukuli? Aku yakin tidak akan ditepis.” Jerit Hae Young menantang
“Aku ragu bahwa dunia akan berakhir besok. Dan Aku akan menerima tantanganmu, sekarang Gulung salah satu lengan bajumu.” Ucap Soo Kyung melempar tasnya dan memberikan tendangan
dengan kakinya.
Hae Young bisa menghindarinya, Soo Kyung pun menantang
untuk mereka bertanding karena ia juga tidak akan
ditepis. Hae Young menayakan alasan Soo Kyung melakukan semua ini
padanya. Soo Kyung memberikan botol air minumnya karena Hae Young yang pertama
kali ingin bertanding.
Soo Kyung dengan gaya memutar bisa menendang botol air
minum sampai terjatuh, Hae Young menjerit menanyakan alasan Soo Kyung yang
selalu memarahinya. Soo Kyung mengatakan kalau Hae Young yang tidak melakukan
dengan baik bahkan tidak mengelola toko dengan baik membatalkan pernikahan pada hari
itu.
Hae Young berteriak tidak
membatalkannya pada hari H. Soo Kyung mengaku menerima
smsnya pada hari H sambil memberikan tendangan pada angin. Hae Young heran
karan Soo Kyung bukan orang yang akan menjadi kakak iparnyan dan ini adalah
pernikahannya, dan apa
pentinya kalau ia mau menikah. Soo Kyung
berjongkok mengaku menantikan pernikahannya karena akan ada Prasmanan
di hotel jadi ia tidak makan malam sebelumnya, lalu mendapat sms keesokan harinya bahwa pernikahannya dibatalkan.
“Kau!! Apakah kau pernah membuat empat
porsi ramen jam
tujuh pagi?” ucap Soo Kyung, Hae Young pun meminta
maaf. Soo Kyung dengan mata berkaca-kaca merasa Hae Young itu pasti
sangat menyesal lalu kembali memberikan
tendang dan pergi meninggalkan restoran.
“Aku juga tidak berniat membatalkannya.” Kata Hae Young.
Hae Young berjalan di pinggir jembatan dengan jalan
terhuyung-huyung, tiba-tiba langkahnya terhenti, pikiran kembali satu bulan
yang lalu.
Flash Back
Han Tae Jin mengutarakan kalau mereka tidak
jadi menikah saja. Hae Young berkaca-kaca
mendengarnya, Tae Jin meminta maaf karena merasa belum
cukup mencintainya sampai
harus menikah. Hae Young bertanya apakah ia melakukan
sesuatu yang salah. Tae Jin mengaku tak ada, Hae Young pun menanyakan alasan
pembatalan pernikahanya.
“Aku tiba-tiba tidak tahan
melihatmu makan.” Akui Tae Jin, suasana lalu
lalang di cafe yang ramai seperti sangat sunyi untuk Hae Young dengan menahan
air matanya.
“Tapi bisakah kau bilang pada
semuanya kalau aku yang
membatalkan pernikahannya? Tolong
beritahu semuanya kalau aku yang
tidak mau menikah. Silahkan
lakukan saja seperti itu, Aku
sangat malu.” Ucap Hae Young akhirnya menangis
Hae Young menangis histeris di pinggir jembatan seperti
meluapkan semua kesedihan yang ditahanya selama ini. Sementara Do Kyung sengaja
memasang mic dan juga earphone ditelinganya, matanya kembali melihat bayangan
sosok wanita berjalan ditengah jalan dan Hae Young berbicara kalau ia tak
sekarat. Do Kyung bertanya-tanya siapa sebenarnya wanita yang tak dikenalnya
itu.
Ahn Na berlari dengan tasnya dan langsung mengandeng
tangan Park Hoon dari belakang, meminta agar mengingat hari pertama mereka
berkencan, jadi mereka harus merayakan 100 hari dan membuat perayaan sederhana pada hari ke-100, setelah itu membuat
perayaan luar biasa
pada hari jadi satu tahun. Park Hoon hanya tersenyum
melihat Ahn Na yang berjalan didepanya.
“Aku belum bertemu dengan pria yang bisa berkencan lebih
dari setahun. Jadi Aku tidak
punya peringatan satu tahun. Mari
kita lakukan kali ini, Aku ingin
melakukannya. Mari kita
tetap bersama selama setahun, oke?” ucap Ahn
Na
“Aku bilang Setahun? Harusnya lebih lama
lagi.” Kata Park Hoon.
“Aku sampai bosan kalau bertemu
dengan seorang pria tua., tapi aku
tidak percaya kau jadi
pacarku sekarang.” Ucap Ahn Na bangga dengan menaruh kepalanya di pundak Park Hoon
Park Hoon tersenyum lalu bertanya apakah Ahn Na
menyukainya, Ahn Na menganguk. Park Hoon bertanya apa yang disukai
dari dirinya, Ahn Na melihat Park Hoon itu jujur, Park
Hoon dengan bangga mengatakan kalau ia juga lucu. Ahn Na bertanya apa yang
harus mereka lakukan untuk merayakan hari pertama mereka berkencan. Park Hoon
menjawab ciuman, Ahn Na pun mencondongkan kepalanya membiarkan Park Hoon untuk
menciumnya.
Do Kyung memasang segelas es lemon tea, Hee Ran yang
sudah menunggu memanggilnya. Do Kyung heran melihat Hee Ran yang datang lebih
awal karena seharusnya bertemu jam tiga. Hee Ran memang sengaja datang
lebih awal untuk menemui seorang temannya, yan pernah diceritakan sebelumnya yaitu teman
SMAnya.
“Dia akan menikah dengan si orang jagoan itu... Tapi dia membatalkan pernikahan sehari sebelumnya. Aku pernah melihat pasangan yang
membatalkan pernikahan mereka selama persiapannya. Tapi ini pertama kalinya aku
melihat pembatalannya
sehari sebelumnya. Dia
sangat lembut dan baik di sekolah. Kalau
dipikir-pikir, ternyata orang
yang selalu diam bisa
mengejutkan semua orang.”cerita Hae Young,
Do Kyung tiba-tiba terdiam dan terlihat gelisah, Hae
Young melihat ponselnya bergetar lalu memberitahu kalau itu temanya yang
menelp. Do Kyung terlihat makin gelisah mendengar namanya Hae Young dan
melambaikan tanganya. Hae Young dilantai bawah pun bisa melihat temanya dari
jendela berjalan masuk.
Do Kyung memilih untuk pergi, Hee Ran terlihat binggung memanggilnya,
Do Kyung terus berjalan menuruni tangga cafe dengan cepat dan langsung
bertabrakan dengan Hae Young baru masuk cafe. Tubuh Hae Young sempat berputar,
Do Kyung seperti merasakan gambaran yang sama saat seorang wanita membungkuk.
Hee Ran datang dengan wajah panik menanyakan keadaan temanya,
Hae Young mengangkat wajahnya dan terlihat hidungnya yang berdarah, Do Kyung
bisa melihat gambaran yang sama dengan yang dilihat sebelumnya. Hee Ran pun
memberikan tissue agar Hae Young bisa mengelap hidungnya, lalu menyuruh untuk
menyapa Do Kyung sebagai direktur dari studio rekaman suara.
“Apa yang kalian bicarakan? Apa yang dia katakan tentangku?” kata Hae Young binggung, Do Kyung tak menjawab memilih
untuk keluar dari cafe dengan mengingat ucapan Hae Young.
Akhirnya Do Kyung pergi ke studio, terdengar ponsel bergetar
dan ada nama “Oh Hae Young” terlihat
di layar ponsel. Do Kyung melihat sosok wanita yang cantik berbaring diatas
dadanya.
“Suara detak
jantungmu... adalah hal terbaik di dunia.“ terdengar suara Hae Young, dan akhirnya panggilan Hae
Young pun menjadi miss call. Hee Ran masuk kedalam ruang studio, Do Kyung
memberitahu kalau tadi ada ponselnya bergetar.
Hae Young pun melihat ponselnya sambil bercerita temanya
itu terus
saja bicara betapa
senangnya bertemu dengan si pria
tampan, saat berada di
berita koran ekonomi yang bernama Direktur Han Tae Jin. Do Kyung terdiam mendengarnya, Hae Young pun menelp
balik tapi masih bicara dengan Do kyung.
“Ketika dipikir-pikir.. semakin sukses seorang pria maka semakin besar rasa cinta si wanita. Dia bilang dia bertemu belahan jiwanya atau apalah itu” ucap Hae Young, Do Kyung kembali membayangkan
sosok Hae Young yang tersenyum manis padanya.
Do Kyung sudah berjalan dengan cepat melewati taman,
dengan mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Do Kyung bertanya pada Hee Ran apakah mereka berteman
dekat, Hee Ran menceritakan mereka SMA di sekolah yang sama jadi kehilangan kontak lalu saling bertemu lagi di reuni tahun lalu. Do Kyung bertanya nama SMA Hee Ran, Hee Ran
menjawab SMA Jin
Kyung.
-end-
Do Kyung membuka buku tahunan SMA Jin Kyung, lalu
menemukan foto Oh Hae Young dibagian bawah dan dibaliknya ada nama yang sama
dengan wajah berbeda. Ia teringat cerita Hee Ran kalau itu temanya yang bernama
Oh Hae Young dan sebelumnya ditabrak olehnya sampai membuat hidungnya berdarah.
Flash Back
Jin Sang memberitahu kalau dibelakang mereka duduk adalah
orang yang bernama Han Tae Jin dan
akan ingin menikah dengan Oh Hae Young dan melihat mendapat investasi besar dari Direktur
Jang, jadi ini kesempatan terbaik untuk menghancurkannya.
“Dia meninggalkanmu di altar dan menikahi laki-laki lain
sekarang. Apa kau
baik-baik saja? Apa
ada yang membuatmu terganggu? Kau
ingin menghancurkan mereka, kan?” jerit Jin
Sang, Hae Young melihat sosok pria dibelakanganya.
-end-
Do Kyung sudah keluar dari perpustakaan, lalu memberikan
buku tahunan pada Ji Sang yang sudah menunggunya. Ji Sang melihat foto Oh Hae
Young, Do Kyung menyuruh Ji Sang untuk membalikan lembarannya. Ji Sang kaget
melihat nama yang sama dengan wajah berbeda.
“Oh my god.... Jadi kita sudah menghancurkan
pria yang akan
dinikahi oleh wanita ini?” ucap Jin Sang shock, Do
Kyung tak banyak berkata-kata.
“Jadi memang benar. Ini nama yang pasaran dan Bisa ada satu lagi. Kenapa aku tidak memikirkannya?” keluh Jin Sang kesal sendiri.
Hae Young mengompres hidungnya dengan es, Hee Ran
mengomel karena temanya tak mau pergi ke dokter. Hae Young mengumpat kesal menurutnya Jika
Do Kyung membuat hidungnya berdarah harus memberikan uang ganti rugi atau mentraktir minum tapi malah pergi begitu saja. Hee Ran memberitahu Do
Kyung itu tak minum.
“Bagaimana bisa dia tidak minum? Lalu bagaimana dia
bersenang-senang?” kata Hae Young, temanya
meminta agar memelankan suara karena orang pasti berpikiran yang lain.
“Tidak, maksudku jika dia tidak minum darimana dia mendapatkan
kesenangan?” jelas Hae Young lalu bertanya apa yang
dikerjakan Do Kyung.
Hee Ran memberitahu Do Kyung itu berkerja sebagai Sound
film. Hae Young pikir Do Kyung itu membuat Lagu-lagu
dalam film, Hee Ran membenarkan kalau Do Kyung
bagian editing suara di film. Hae Joon bisa mengerti seperti Yoo Ji
Tae dari
"One Fine Spring Day."
“Hei.. Katakan padanya bahwa aku ingin dia mentraktirku. Jadi kita bisa pergi keluar
minum-minum. Ah....Tidak,
katakan padanya bahwa
hidungku patah dan harus
dioperasi hidungnya. Berapa
biaya operasi hidung sekarang
ini?” ucap Hae Young bersemangat, Hee Ran membisikan kalau
itu Tiga juta won
Di pinggir sungai Han
Do Kyung berdiri dengan helaan nafas sementara Jin Sang
berbicara ditelp dengan wajah sedikit binggung lalu memberitahu Do Kyung kalau
Tae Jin memutuskan
wanita itu sehari
sebelum pernikahan karena usahanya
bangkrut dan akan
masuk penjara.
“Kau tahulah sifat pria. Mereka lebih suka menjadi orang
jahat dibandingkan
orang yang tidak kompeten. Itu
yang terjadi. Dia
bilang tidak menyukainya lagi dan menghancurkan hati si wanita. Dia sangat malu, jadi...si wanita
ingin kalau wanita itu yang
membatalkan pernikahan.” Cerita Jin sang sambil
mengeluh kesak karena semuanya menjadi kacau.
“Bagaimana bisa kita tahu kalau ada gadis lain... yang namanya sama dengan Oh Hae
Young? Kurasa
kau sudah mendapatkan balas
dendammu. Tapi Kita
malah akhirnya menghancurkan kehidupan
wanita lain.... Pasti dia
sakit sekali.” Ucap Ji Sang seperti merasa bersalah
“Aku pernah melihatnya sebelumnya...” ucap Do Kyung, Ji Sang menanyakan dimana.
“Aku baru melihatnya...di dalam
penglihatanku.” Kata Do Kyung, Ji sang pikir temanya
itu punya kemampuan psikis.
Hae Young sedikit mabuk memuji temannya karena Ada
orang yang ingin pergi ke
bioskop dengannya lalu menanyakan siapa orangnya, Hee
Ran tak memberitahunya, Hae Young mengejek kalau pria itu seorang sutradara terkenal. Hee Ran dengan bangga mengatakan kalau mereka berkerja
denganya maka akan menjadi terkenal, Hae Young yang mendengarnya terlihat ingin
muntah.
“Dalam bidangku... aku punya reputasi untuk membuat direktur bintang.” Kata Hee Ran lalu berjalan pulang sambil berpesan pada
temanya agar berhati-hati saat pulang. Hae Young juga meminta agar Hee Ran bisa
bahagia dan selalu ceria sambil melambaikan tanganya lalu berjalan ketengah
jalan yang ramai tapi hatinya seperti terasa sepi.
Do Kyung menatap keluar jendela mobil, Ji Sang merasa
khawatir kalau nanti menurunkan di kantor apakah mungkin temanya itu masih bisa
berkerja jadi lebih baik pulang saja. Do kyung meminta agar menurunkanya saja
karena ingin berjalan saja. Ji Sang menolak hanya ingin mengantar temanya
sampai ke rumah. Do Kyung berteriak hanya ingin berjalan kaki sekarang.
Akhirnya Ji Sang memberhentikan mobilnya, sebelum turun
menyakinkan mereka bisa
memperbaiki dan akan cari
tahu jadi memohon tak perlu memikirkan dan pergi tidur dengan
nyenyak. Do Kyung menganguk mengerti lalu turun dari mobil.
Ji Sang baru saja memutar balik mobilnya untuk kembali
kerumah, lalu tersadar dengan dompet Do Kyung tertinggal dikursi. Akhirnya
menelp Do Kyung memberitahu dompetnya tertinggal jadi meminta untuk
menunggunya, Do Kyung seperti tak menyadari kalau ponselnya tertinggal.
Mobil Ji Sang berhenti di seberang jalan, karena banyak
mobil yang mengantri dibelakangnya, dengan terpaksa melemparkan dompetnya, tapi
Do Kyung tak bisa menangkapnya dan tergeletak ditengah jalan. Ji Sang tak bisa
menunggu karena bunyi klakson mobil dibelakanganya terus terdengar lalu
melajukan dengan mobilnya, berjanji akan menelp Do Kyung nanti.
Do Kyung tak bisa mengambil dompetnya karena mobil yang
lalu lalang dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba sosok wanita berjalan didepanya
tanpa rasa takut mengambil dompet Do Kyung lalu kembali ke pinggir jalan. Do
Kyung menatap Hae Young yang berani ke tengah jalan untuk mengambil dompetnya. Do
Kyung menatapnya kembali mengingat dengan pengelihatanya kalau Hae Young
mengatakan “Aku tidak sekarat.” dan
itu sama dengan yang dikatakan Hae Young yang tepat didepanya.
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar