Do Kyung keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang
dada, Hae Young menatap dari bawah ke atas tubuh Do Kyung setengah telanjang
dan langsung terpana. Mata Do Kyung terlihat mengingat kejadian yang pernah ada
di pengelihatanya kalau Hae Young masuk kamar dan langsung terpana.
‘’Bagaimana
kita bisa bertemu seperti ini lagi? Apa kau tinggal disini?” ucap Hae Young binggung
“Kau bilang tidak tahu dimana
tempat tinggalku” kata Do Kyung dengan nada
kesal, Hae Young menegaskan memang tak mengetahuinya. Do Kyung bertanya
bagaimana caranya Hae Young bisa masuk kamarnya.
“Aku pindah ke tempat baru hari
ini tapi aku
penasaran dengan temboknya, Karena ada sebuah pintu. Kupikir
pintu itu satu unit dengan tempat yang
kusewa.” Cerita Hae Young, Do Kyung langsung berjalan masuk ke
dalam ruangan yang disewa oleh Hae Young dengan pintu yang ada depanya.
“Banyak barang untuk persiapan
pernikahanku tapi aku
belum membereskannya.” Kata Hae Young menutupi
semua barang yang masih berantakan.
Do Kyung melihat sekeliling ruangan, Hae Young masih tak
percaya mereka bisa bertemu seperti sekarang. Do Kyung melihat kalau itu
ruangan penyimpanan lalu
bertanya sejak kapan ruangan itu bisa jadi seperti kamar. Hae Young baru tahu
ternyata kalau sebelumnya itu ruang penyimpanan, menurutnya pantas saja karena terasa dingin dan
suasananya aneh dan bisa dimengerti kalau harga sewanya sangat murah.
“Aku bilang sejak kapan tempat ini
direnovasi?” tanya Do Kyung, Hae Young juga tak tahu
karena baru pindah hari ini.
“Jadi kau bukan pemilik tempat
ini? Apakah
kau juga penyewa tempatmu ini?” tanya Hae Young, Do
Kyung tak menjawab kembali lagi ke kamarnya, Hae Young pun mengintip bari balik
tanganya karena melihat Do Kyung bertelanjang dada didepanya.
Do Kyung berbicara di telp, sambil mengumpat pemilik
rumah itu tak waras karena merombak ruang penyimpanan
dan menyewakannya begitu saja, karena itu ilegal dan
membiarkan pintu dikamarnya begitu saja.
“Dia tidak mau memberesi pintunya karena tidak ingin memberitahuku! Sudalah... Tendang saja dia keluar
segera.” Ucap Do Kyung kesal. Hae Young didalam rumah sedang
melihat ruangan Do Kyung.
Do Kyung mengingat sebelumnya melihat buku tahuna, Jin
Sang pun mengerti mereka sudah menghancurkan kehidupan tunangannya Hae Young dan salah sasaran, lalu pesan Jin Sang apabila
bertemu Hae Young lagi lebih baik kabur dan tidak menladeninya.
“Setelah dia tahu kalau kaulah yang menghancurkan
pernikahannya... ini Menakutkan
sekali.” Kata Jin Sang sambil bergidik tak bisa membayangkanya.
Do Kyung yang mengingat semuanya berusaha untuk melupakan
dengan mengelengkan kepalanya.
Hae Young melihat sebuah alat pemutar kaset lalu
dikagetkan dengan bantingan pintu saat Do Kyung masuk rumah. Do Kyung berjalan
mendekat mengajak bertemu di kantor perusahaan real estate
besok. Hae Young menanyakan untuk apa.
“Kita tidak bisa hidup seperti
ini.” kata Do Kyung,
“Oh begitu. Karena pintu ini ‘kan? Ini memang sedikit tidak masuk
akal. Dia
bilang akan menutup p pintu
itu 'kan?” ucap Hae Young, Do Kyung menyuruh Hae
Young membatalkan kontrak sewa. Hae Young menanyakan alasanya.
“Aneh kalau kita tinggal disini
seperti ini.” kata Do Kyung mencari alasan
“Kalau pintunya sudah di tutup, tidak akan terjadi masalah. Kita bisa menjadi
tetangga. Bukankah
akan baik-baik saja nanti?
Aku Tidak
masalah Lagi pula
kita 'kan saling mengenal.” Kata Hae Young
“Karena itulah tidak nyaman, kita saling mengenal.” Ucap Do Kyung
Hae Young sempat terdiam tak percaya ternyata Do Kyung
itu orang yang langsung terus terang, menurutnya mereka tidak
boleh saling bersikap kasar. Do Kyung tak banyak komentar menyuruh Hae Young segera
kembali ke rumahnya. Hae Young mengejarnya mengetahui situasi
ini memang
pantas dipermasalahkan lalu menghadang Do Kyung
berjalan.
“Ketika kau bertanya saat itu apakah aku tahu di mana rumahmu, kau sudah menduga hal ini akan terjadi 'kan? Dan saat itu, aku bahkan tidak mencari
sebuah rumah. Jadi
bagaimana bisa kau bahkan menanyakan hal itu, Seolah-olah
kau tahu ini akan terjadi?” kata Hae Young, Do
Kyung tak bisa menjawabnya
“Tapi aku sungguh tidak tahu kalau tempat tinggalmu disini. Bukannya aku jatuh cinta padamu pada pandangan pertama lalu menemukan
di mana kau tingggal, dan
diam-diam pindah ke tempat ini. Aku
bukan orang yang menakutkan seperti itu. Ini murni suatu kebetulan. Aku saja sangat terperangah.” Ungkap Hae Young, Do Kyung menatapnya saat Hae Young
berbicara.
“Aku harus segera menemukan tempat
tinggal. Seorang
peramal bilang padaku
kalau namaku "Oh Hae Young"
tampaknya nama yang rapuh. Jadi
dia menyuruhku untuk menemukan tempat yang penamaannya kuat seperti
"Pyungchang-dong." Itulah
sebabnya aku ada di daerah sini dan Kuharap
tidak ada kesalahpahaman disini.” Jelas Hae
Young
Do Kyung tak banyak komentar menyuruh Hae Young kembali
ke rumah dan akan menemuinya besok lalu menunjukan jalan agar Hae Young segera kembali. Hae
Young pun berjalan ke dalam kamarnya dengan wajah kesal menutup pintu, saat itu
Do Kyung mendorong rak agar bisa menutupi pintu dan Hae Young tak mudah masuk.
Hae Young hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Do Kyung.
[Episode 3: Mencintailah jika kau ingin hidup]
Hae Young terdiam melihat Do Kyung yang sedang berbicara
dengan seorang pria tua didepan kantor real estate. Si pria nampak kesal karena Do Kyung itu
peduli dengan siapa menyewakan rumahnya dan harus
memilih penyewa sesuai dengan keinginan Do Kyung. Hae Young memilh untuk membalikan badanya tak
ingin melihatnya.
“ Ah.... Aku mengerti. Apa kau tidak
menyukai wanita itu?”ucap si pria tua, Hae Young
melotot mendengarnya ikut dibawa-bawa
“Aku tidak tahu kalau akan ada
orang yang pindah. Tempat itu dulunya ruang penyimpanan.” Teriak Do Kyung tak terima
“Entah tempat itu dulunya ruang penyimpanan atau tidak, sekarang aku telah merenovasi tempat itu
dan ingin menyewakannya. Kenapa kau yang marah-marah disini? Aku
juga telah menegaskan hal itu kepada
kantor distrik dan juga sudah mengirim sms
padamu berkali-kali supaya kau memperbaiki pintu itu.” ucap si pria, Do Kyung hanya bisa diam tak bisa
membalas
“Tapi...Kenapa kau tidak mau mengangkat teleponku? Itu karena pikirmu, kalau aku akan menendangmu keluar.
'Kan?” kata si pria, Do Kyung menagatakan akan
menggunakan ruang penyimpanan itu juga.
Pria itu mengumpat Do Kyung itu orang gila, Do Kyung
mengatakan akan membayar deposit keamanan dan menyewa tempat itu
juga. Pria tua itu menegaskaan dirinya telah
menyewakan tempat untuk Do Kyung tanpa mengetahui siapa Do Kyung dan sudah merasa muak dan lelah pada
keluarganya.
Seorang wanita yang sedari tadi mendengar adu mulut dua
pria mendatangi Hae Young memberitahu Do Kyung tinggal
di rumah ini sejak masih
kecil tapi Ibunya meminjam uang dari si pria makelar itu untuk membuat film, tapi semuanya gagal total.
“Makelar jadi merugi dan melelangkan rumah itu. Karena dia juga sangat
membutuhkan uang maka dia
menyewa lantai pertama dan kedua dan ruang penyimpanan semua secara terpisah. Dan sejak pria itu tinggal di
rumah itu, dia ingin
menyewakan tempatnya.” Cerita si wanita melirik ke
arah Do Kyung.
Hae Young terlihat bisa mengerti, Si wanita tau ibu Do
Kyung itu cukup cantik seperti dirinya, akhirnya si Pria tua masuk ke dalam
kantor memanggil Nyonya Kim agar memaanggil kontraktor renovasi
aga bisa menutup pintu, Nyonya Kim dan Hae Young terlihat
mengangguk mengerti. Si makelar terlihat kesal dan ingin segera Do Kyung
mengakhiri sewa tempat secepatnya. Hae Young terlihat merasa tak enak hati
melihat Do Kyung berdiri diluar kantor.
Do Kyung berjalan lebih dulu dan Hae Young berjalan
dibelakangnya, tiba-tiba Do Kyung berhenti yang membuat Hae Young juga ikut
berhenti, lalu bertanya Berapa banyak uang jaminannya rumahnya, Hae Young binggung tiba-tiba Do Kyung bertanya
itu.
“Aku akan membayar uang jaminan dan biaya pindahannya.” Kata Do Kyung
“Kenapa kau malah jadi repot-repot
hanya karena masalah ini? Dia bilang akan mengganjal
pintunya. Apa Kau benci
punya tetangga Atau
karena aku yang jadi tetanggamu?” ucap Hae
Young heran
“Aku akan membayar uang jaminanmu dua kali lipat. Pindahlah ke tempat yang lebih
besar, lagipula Perabotanmu juga banyak” ucap Do Kyung
“Kukira kau orang baik saat itu menyuruhku untuk tetap
hidup, Tidak peduli seberapa
menyakitkannya hidup itu, Tapi Kau
mendadak begitu berubah. Aku
heran kenapa bisa berubah secepat itu.
Kenapa kau berusaha
keras untuk mengusirku?” kata Hae Young heran
“Itu Kau seorang wanita dan aku seorang pria.” Ucap Do Kyung beralasan
Hae Young mengartikan Do Kyung takut kalau mereka akan
tidur bersama, Do Kyung berteriak marah, Hae Young bertanya apakah ia tampak
seperti tipe wanita yang selalu menempel setelah tidur dengan seorang pria, menurutnya Do Kyung
pasti mengira dirinya
orang bodoh yang menangis di jalanan setelah pernikahannya dibatalkan
sehari sebelumnya. Do Kyung hanya menatapnya.
“Itu benar. Aku memang bodoh. Aku terobsesi dengan cinta
pertamaku dan
selalu ngeyel. Jadi jika
kau takut padaku, maka
kau saja yang pindah.” Kata Hae Young lalu
berjalan pergi, baru beberapa langkah ia kembali mendekati Do Kyung.
“Aku sudah mengatakan semuanya padamu apa yang telah kulalui ini
karena... kupikir
aku tidak akan pernah
bertemu denganmu lagi. Jika
ada yang tahu, maka aku akan
tahu segera kalau kau
yang memberitahu mereka. Jika
kau mulai bilang ke yang lain kalau
kau ditusuk dari belakang bilang
saja kalau itu semua karenaku.” Tegas Hae Young lalu
berjalan meninggalkan Do Kyung.
Hae Young sampai di rumah langsung mendorong pintu agar
menghalangi pintu. Do Kyung sudah pulang mengambil beberapa kaset lalu segera
pergi dengan membanting pintu. Hae Young mendengar bunyi bantingan pintu dengan
keras lalu mengumpat kesal.
Soo Kyung tidur seperti kepompong membalut seluruh
tubuhnya dengan selimut, lalu bangun sambil mengeluh adiknya yang memindahkan
perabotan di
pagi hari begini, tapi Do
Kyung tak melakukan apapun bersiap pergi ke kantor. Park Hoon memberitahu
akalu Pemilik
merenovasi ruang penyimpanan dan
menyewakannya.
“Dia semakin lama mengubah tempat
ini menjadi
tempat buruk.” Keluh Soo Kyung sambil mengambil botol
air minum.
“Yah
memang benar, tapi Ibulah yang menghancurkan hidup pemilik
rumah ini. Jadi pemilik rumah itu mungkin butuh uang.” Kata Park Hoon sambil sarapan.
Soo Kyung satu liter air sampai habis dan botolnya
mengerucut, menurutnya seharusnya meninju pria baru itu. Park Hoon menyuruh kakaknya agar menemui pria itu dengan
wajah kakaknya yang baru bangun tidur maka nanti pria itu pasti akan lari. Soo
Kyung dengan kesal langsung meniup kembali botol minum kembali lurus.
Do Kyung kembali menemui dokter menceritakan sebelum
wanita muncul di ruangan itu, sudah melihatnya lebih dulu kalau ini
akan terjadi, walaupun hal itu tidak
persis seperti yang dilihatnya tapi hanya
ada dalam pikirannya dan bisa
melihatnya dengan jelas di kepalanya.
“Seolah-olah aku bisa meramalkan
masa depan, Aku bisa
melihat hal-hal yang akan terjadi. Jika
menurutmu aku sudah gila, jujur
saja denganku. Orang
yang sudah kehilangan akal pikiran mereka selalu menyangkal kalau itu benar
terjadi. Tapi aku
akan mengakuinya. Hal ini tidak mungkin
kecuali kalau aku sudah
gila.” Ucap Do Kyung mengebu-gebu, dokter yang sedari tidur
mendengarkan cerita pasiennya akhirnya terbangun.
“Kau biasanya tidur berapa jam dalam sehari? Orang yang tidak cukup tidur...biasanya mulai memiliki khayalan tersebut. Cobalah membiasakan tidur malam selama tujuh jam. Lalu kita akan lihat nanti apakah kau tetap memiliki gejala-gejala
tersebut.” Kata Dokter akhirnya duduk didepan
pasienya. Do Kyun terdiam bisa melihat dokter yang terkejut didepanya.
“Dalam beberapa detik lagi, kau
akan kaget.” Ucap Do kyung
Dokter melihat sekeliling seperti tak percaya, lalu
tiba-tiba terlihat sepasang kaki di jendela. Dokter langsung menjerit kaget
ketakutan sampai mengangkat kaki ke atas kursi. Seorang pria turun dari tali
membersihkan kaca jendela. Dokter pun bisa bernafas lega ternyata bukan orang
yang bunuh diri.
Do Kyung langsung keluar dari ruangan dokter dengan wajah
kesal, Dokter terlihat binggung dan langsung berteriak memanggilnya,
memberitahu kalau Do Kyung itu tak gila karena semua tes yang dilaluinya itu
normal. Do Kyung terus saja berjalan menuruni tangga.
“Kami hanya bisa tahu kapan kami berbicara dengan pasien. Kau itu dalam normal. Kau bilang kau
mendapatkan penglihatan ini pada seorang wanita saja. 'Kan? Mari kita bicara tentang wanita ini dan cari tahu kenapa dia terus muncul.” Ucap Dokter, Do Kyung memilih untuk terus menuruni
tangganya.
“Kau tidak gila! Pasti ada sesuatu yang lain yang
terjadi!” teriak Dokter, Do Kyung terus saja melangkah pergi.
Do Kyung pergi ke sebuah pasar, lalu menaruh mic di
lantai atas dengan earphone. Di lantai bawah sudah banyak orang lalu lalang
yang sedang berbelanja, Do Kyung mulai menyalakan alat perekamnya.
“Di Seoul bagian Selatan, lantai tiga dept. store.” Ucap Do Kyung agar bisa mengetahuinya.
Do Kyun sudah pindah diatas gedung sambil berbicara “Di
atas bangunan SH dengan pemandangan
Sungai Hangang, Jam 2
siang. Do Kyung seperti merasakan bunyi hembusan angin sambil
memejamkan matanya.
Tiba-tiba bayangan Hae Young kembali datang dengan
memakai kalung berkata “Kenapa kau datang telat sekali? Aku sudah menunggu lama sekali.” Do Kyung membuka matanya melihat dengan jelas Hae Young
yang berdiri didepanya.
Hae Young membuat kopi dengan penuh amarah, sambil
melempar sendoknya. Tiga orang temanya hanya bisa mengeleng tak mengerti dengan
sikap Hae Young selalu marah-marah. Hae Young bertanya apakah ia boleh
mengajukan satu pertanyaan. Si Manager terlihat lelah mendengarnya bertanya apa
lagi sekarang.
“Kau bisa menganggap aku pindah sebagai tetangga sebelahmu. Apa kau jadi menggila dan
langsung mengusirku? Apakah aku sungguh
seburuk itu?” ucap Hae Young heran,
Managernya bertanya apakah tetangganya itu tampan. Hae
Young mengingat saat melihat Do Kyung bertelanjang dada, tapi teringat kembali
saat Do Kyung terlihat kesal didepan kantor real estate, menurutnya ketampanan
pria itu tergantung.
“Kalau dia orang tampan, memang wajar saja melakukannya. Karena kecantikan adalah masalah
subjektif. Dengan
standar yang sudah ditetapkan.” Kata Manager
“Manager, Yang benar saja kau berkata seperti itu, Banyak
orang bilang kalau aku
ini cantik.” Kata Hae Young percaya diri, dua wanita
langsung tertawa mendengarnya.
Hae Young mengejek dua wanita itu sebenarnya tak lebih
cantik dari dirinya, seorang pria masuk berteriak memberitahu Soo Kyung datang.
Semua langsung berhamburan kembali meja kerja. Soo Kyung masuk kantor dengan
segelas kopi dan kacamata,yang terlihat necis, tak seperti saat ada dirumah.
Nyonya Heo Ji Ya, ibu Do Kyung baru membaca beberapa
lembar naskah dengan cepat, lalu berbicara pada anak muda didepanya memberitahu
kalau ia sudah rabun jauh karena usia menua, jadi tidak bisa membaca dengan
baik.
“Aku sudah mengusahakan segala
upaya untuk
melalui semua itu. Aku
kecewa sekali dengan naskahnya. Tidak
bisakah kau membuatnya terlihat kutu
buku dan dangkal?” keluh Nyonya Heo mendekati
anak muda.
“Kau itu super kutu buku!
Menulislah seperti dirimu. Sama seperti dirimu sendiri! Jangan berusaha menjadi dingin.”
Jerit Nyonya Heo, sambil melempar naskah dengan judul [Perceraian Selama Pernikahan]
“Kau pikir kenapa aku mau kontrak
denganmu? Itu
karena aku melihat dirimu yang kutu buku. Aku ingin kau menonjolkannya. Kenapa kau terus berusaha menghilangkan kekutu bukuanmu
itu?” kata Nyonya Heo dengan nada tinggi
Si pria muda merasa kalau naskah itu masih
sebuah film. Nyonya Heo merasa pria itu Ada
sesuatu yangtidak tahu, menurutnya jika memang pria
itu benar-benar kutu buku, maka itu sebuah mahakarya. Si pria hanya bisa melonggo diam.
Do Kyung akan menuruni tangga, Nyonya Heo melihat anaknya
bertanya apakah ia punya waktu luang karena ingin berbicara denganya. Do Kyung
memilih untuk menghindar, Nyonya Heo mengejar anaknya padahal sedang
bicara, Do Kyung terus berjalan menghindarinya.
“Hei.... Apa kau terus mengabaikanku? Do
Kyung!” teriak Nyonya Heo memanggil, Do Kyung masuk ruangan dan
langsung menguncinya
Nyonya Heo berteriak memanggilnya sambil mengedor-gedor
pintu, Do Kyung tak peduli langsung sibuk berkerja dengan layar laptopnya,
Nyonya Heo mengomel sendiri didepan pintu.
Dua anak buah Do Kyung melihat Nyonya Heo langsung
membungkuk memberikan salam. Nyonya Seo memilih untuk segera pergi karena tak
ingin terlihat rendah. Pria gemuk melihat Nyonya Seo pasti
butuh uang lagi dan terlihat sangat meminta
uang dari anak yang telah berkerja semalaman.
“Ada orang yang dilahirkan untuk
menghasilkan uang sementara yang lain menghabiskan uang. Itulah dua orang itu.” Ucap pria gemuk
“Aku berharap bisa menghasilkan
dan menghabiskan uang juga.” Kata si pria kurus,
pria gemuk juga berharap seperti itu.
Seorang pria sudah membawa bor dan melihat dibalik pintu
kamar Hae Young, lalu Hae Young meminta untuk menutupnya disisi yang lainya.
Pria itu mengatakan tak bisa karena mereka harus
menghapus seluruh kerangka rumah ini dan menempatkan semennya di depan pintu juga.
Akhirnya Hae Young menekan pintu rumah Do Kyung tapi tak
ada sahutan dan berpikir sedang tak ada
dirumah. Lalu ia menelp Hee Ran meminta agar mengirimkan nomor telp Do Kyung,
si produser sound film dan Orang
yang menabrak hidungnya, dan berjanji akan
menceritakan nanti.
Di studio, Park Hoon dengan temannya sedang mengedit
volume suara. Salah satu temanya melihat ponsel disampingnya bergetar dan
terlihat nomor yang belum disave. Park Hoon bertanya kenapa tak diangkat telpnya,
Temanya menjawab kalau itu ponsel milik Do Kyung. Park Hoon bertanya siapa yang
menelpnya, pria itu melihat nomor yang tak dikenal. Di depan rumah Hae Young
mondar mandir berharap agar Do Kyung segera mengangkatnya.
Si pria yang mendengar bunyi suara getaran terlihat kesal
karena sedang sibuk seharusnya menelp nanti saja, akhirnya mengangkat telp
milik Do Kyung, memberitahu kalau Do Kyung tak ada diruangan jadi meminta agar
meninggalkan pesan saja. Park Hoon langsung bertanya siapa yang menelp kakaknya,
si pria menjawab “Oh Hae Young”
Mata Park Hoon langsung melotot, mulutnya melongongo
sangat lebar. Si pria nampak bingung menanyakan siapa dan kenapa Park Hoon
sampai bersikap seperti itu.
“Dia si Jalang yang akan dinikahi Hyung dan menghilang pada hari pernikahan.” Kata Park Hoon, si pria bergantian melonggo
mendengarnya. Park Hoon tiba-tiba kesal sendiri dan berdiri dari tempat
duduknya.
“Dia pasti sudah gila dan tanpa punya malu meneleponnya!” jerit Park Hoon dengan bertolak pinggang, si pria
berkumis berpikir keduanya kembali berpacaran.
“Tidak mungkin! Apa kau gila?” teriak Park Hoon, Si pria melihat ponsel Do Kyung
Park Hoon meminta agar memberikan padanya, tapi si pria
tak ingin memberikan karena takut nanti Do Kyung pasti marah. Park Hoon merampasnya,
si pria tak mau tanggung jawab nantinya dan akan berpura-pura tak
mengetahuinya.
Hae Young melihat ponselnya berdering dan Do kyung
menelpnya balik, Park Hoon menyapa Hae Young yang sudah lama tak bertemu. Hae
Young binggun siapa pria yang menelp dengan mengunakan ponsel Do Kyung. Park
Hoon merasa tersinggung, karena Hae Young melupakannya dengan cepat. Hae Young masih tak mengenal siapa pria yang berbicara
denganya.
“Aku Park Hoon. Adiknya Park Do Kyung.” Kata Park Hoon, Hae Young heran untuk apa Park Hoon
menelpnya.
“Jangan hubungi kakakku lagi. Kau pasti mengira kalau kakakku
itu mudah diperalat. Tapi
aku dan kakakku akan menghancurkanmu perlahan-lahan, dasar jalang! Kau pikir kau sebagus itu hah? Dasar jalang mengerikan!!! Kau adalah tipe wanita yang
paling dibenci kebanyakan pria! Apa kau
tahu?!!!” teriak Park Hoon, Hae Young melonggo mendengarnya.
“Sebaiknya Tutup mulutmu! Jika kau menghubungi kakakku
lagi, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!!! Kecuali
jika kau ingin terbongkar secara umum, tetaplah disana jangan muncul kembali!
Dasar jalang!!!” teriak Park Hoon histeris.
Tiba-tiba ponselnya diambil, Do Kyung mengeluh hanya istirahat
lima menit saja. Si pria kumis langsung
berjalan keluar menghindarinya. Do Kyung
bertanya siapa yang menelpnya, Park Hoon memberitahu kalau siapa lagi yang akan
membuatnya marah dan menyebut nama “Oh Hae Young” Park Ho melihat ponselnya ada
nomor yang tak dikenal.
“Jangan angkat teriak itu!
Itu semua karena kau
tetap menanggapinya.” Teriak Park Hoon, tapi Do
Kyung tetap mengangkatnya.
“Hei... Katakan padaku kenapa kau
melakukan hal ini. Apa
ada rumor nasional yang bilang kalau Oh
Hae Young adalah orang yang bodoh? Hah? Kenapa kau bersikap kasar
kepadaku?” teriak Hae Young marah. Do Kyung menghela
nafas menutup telpnya, Hae Young makin kesal karena Do Kyung kembali menutup
telpnya.
“Jika kau bahkan tidak bisa
mengatakan sepatah kata apa pun, kenapa kau mengangkat teleponnya. Apa kau ingin mendengar suaranya? Dia sudah menduganya dan mengambil keuntungan karena
itu!” teriak Park Hoon kesal, Do Kyung memberikan kode pada
anak buahnya, si pria pun langsung menutup pintu studio.
“Kau harus mati hari ini.” kata Do Kyung dengan tatapan dingin
“Kenapa harus aku? Bunuh sajadia! Bukan aku! Bunuh si sundal itu! Bukan aku! Kau selalu saja melampiaskannya
padaku! Kenapa
aku harus mati? Kenapa?” jerit Park Hoon ketakutan
melihat kakaknya sudah membuka jaketnya dan siap melampiaskan amarahnya.
Do Kyung berlari keluar dari gedung dengan cepat,
teringat kembali kenangan dengan Hae Young.
Flash Back
Hae Young baru saja menerima surat tapi menurutnya aneh karena tidak
pernah ikut klub buku
di SMA, setelah melihat namanya menurutnya Oh Hae Young si
gadis yang satu lagi karena mereka memiliki nama yang sama
“Jadi ini surat dari Klub
buku? Lucu
sekali bagaimana dia bergabung dengan klub
yang sungguh menyerupai dirinya.” Komentar Hae
Young sambil berbaring membaca surat. Do Kyung bertanya seperti apa wanita yang
memiliki nama yang sama dengan pacarnya itu.
“Kau tahu... seperti kebanyakan orang Dia tidak punya karakter dirinya dan tampak sedikit membosankan juga. Kau pasti sudah tahu, Tipe orang dengan kehidupan yang malang. Itulah dia.” Cerita Hae Young
Hae Young duduk di minimarket sambil membuka bir tapi
busa dalam bir muncrat membuat wajahnya semuanya basah, seperti memang
kemalangan terjadi padanya. Akhirnya Hae Young pulang kerumah dengan membanting
semua barang belanja dan juga mengeluarkan pengorengan diatas kompor.
Do Kyung bisa mendengar kegaduhan dikamar sebelah, Hae
Young terlihat kesal melampiaskan dengan menendan rak buku yang menutupi
pintunya. Do Kyung bisa dengan jelas mendengarnya, Hae Young melotot kaget
karena tiba-tiba Do Kyung mengeser rak lemari dan masuk ke dalam kamarnya.
“Kau yang urus untuk menutup pintunya dan Cari tahu kapan kau bisa ada
waktu. Aku tidak
punya barang berharga dan tidak peduli jika kau mencurinya.” Ucap Hae Young sambil mengoreng telur
“Maaf.... Adikku yang salah. Itu karena dia salah mengira dirimu dengan orang lain. Setelah aku pergi, tak usah dikhawatirkan
konstruksinya. Aku yang
akan pindah.” Kata Do Kyung merendahkan diri.
“Kau memang benar-benar membuatku
merasa seperti sampah. Apa
kau memberitahu adikmu kalau aku ini suka menempel pada seseorang?” ucap Hae Young kesal, Do Kyung mengatakan bukan begitu
maksudnya.
“Lalu kenapa kau terus membuat
semuanya seperti kalau aku itu menempel terus
padamu? Apa aku
ini pindah dengan maksud tertentu?”ucap Hae
Young dengan nada tinggi
“Aku tahu kau tidak begitu. Hanya
saja aku... Aku punya
beberapa masalah. Ini
semua salahku. Aku bersumpah.” Kata Do Kyung
“Apa masalahmu? Apa kau membunuh seseorang setiap malam atau apa?” ucap Hae Young penasaran, Do Kyunga menjawab dan
mengatakan Hae Young tak usah mengkhawatirkan
konstruksinya lalu kembali menutup dengan raknya. Hae
Young terlihat kesal akhirnya tak bisa membuat telur ceplok dengan benar.
Jin Sang akan makan sushi akhirnya hanya melonggo sampai
sushinya jatuh, merasa temanya itu bercanda, tak percaya
kalau Hae Young pindah ke ruang penyimpanan Yang biasa digunakan ayahnya. Do Kyung tak banyak berkata-kata hanya terus
makan, Jin Sang berteriak tak percaya sampai membuatnya merinding dan panik.
“Aku benci merasakan seperti ini... Tapi Mungkin dia tahu segalanya. Setelah mengetahui bahwa kaulah yang telah merusak hidupnya makanya mungkin dia menempel
padamu. Untuk membuatmu merasa bersalah dan membunuhmu!” Kata Jin Sang yakin
“Kau Tidak bisa lihat dari wajahnya, aku yakin Bukan begitu, jadi Aku yang akan pindah.” Ucap Do Kyung
“Apa? Tapi kau sudah berusaha keras
untuk pindah
kembali ke rumah ini!” kata Ji Sang tak setuju.
“Aku akan melihat dia sepanjang
waktu. Bagaimana aku bisa hidup seolah-olah tidak ada yang terjadi? Aku bukan seorang psikopat. Aku akan tetap menyewa lantai pertama dan pindah dari lantai
dua.” Tegas Do Kyung
Jin Sang memastikan kalau Hae Young itu
tidak akan pindah, Do Kyung merasa tak bisa
memaksa pindah, tiba-tiba terdengar suara sepatu wanita masuk ke dalam rumah.
Jin Sang melihat So Kyung yang baru pulang dengan keadaan mabuk tak bisa
membuka tali sepatu high hellsnya.
“Wow. Dia memang punya daya tahan yang bagus, Bagaimana
bisa dia mabuk terus seperti
itu setiap hari?” komentar Jin Sang
“Hei... Lalu Bagaimana Han Tae Jin? Apa kau sudah menengoknya?” tanya Do Kyung
“Kurasa mengeluarkanny hal yang sulit. Dia sedang
mempersiapkan untuk sidang pertamanya. Tapi
untuk sekarang, akan menjadi kasus yang sulit kecuali CEO Jang yang
bersaksi.” Jelas Jin Sang
So Kyung tak bisa melepaskan sepatunya dan langsung masuk
ke dalam rumah, Do Kyung berteriak menyuruh kakaknya melepaskan sepatu anehnya
sebelum masuk rumah. So Kyung duduk disofa langsung mengangkat kakinya dan
melepaskan sepatu lalu menaruh diatas meja. Do Kyung langsung membuangnya
jauh-jauh. Jin Sang mengajak temanya segera pindah, saat itu juga Soo Kyung
langsung berbaring disofa. Dua pria pun memilih untuk meninggalkanya.
Hae Young minum bir sambil menonton acara tentang
makanan, lalu melihat foto keluarga yang dipanjang didepanya. Akhirnya ia
menelp ibunya, protes kalau ibunya itu tidak
penasaran tentang keadaan anaknya yang telah
diusir. Ibu Hae Young pikir untuk apa, karena ia yang menginginakn anaknya menghilang
dari pandangannya.
“Ibu.... Kau tidak perlu melakukan ini padaku. Jika aku sukses nanti, kau tidak kebagian apa pun.” Kata Hae Young
“Tentu.... Kuharap kau menjadi sukses.” Balas ibu Hae Young lalu menutup telpnya, Hae Young
kesal sendiri dengan ibunya yang tak peduli menurutnya sangat kejam lalu makan
telur ceplok tanpa bentuk dan kimchi.
Tuan Oh berjalan mendekati istirnya, memastikan kalau
tempat yang mereka datangi itu memang yang ditinggali oleh Hae Young. Ibu Hae
Youn yakin karena Perusahaan real estate yang mengatakan padanya. Tuan Oh memastikan pintu yang
sudah terkunci dan tak bisa terbuka dari luar, lalu memeriksa tralis yang
menutupi jendela, tapi yang terjadi tralisnya malah jatuh.
Hae Young mendengar kegaduhan dari luar rumahnya,
akhirnya keluar rumah dan melihat tralisnya copot, dengan mengumpat kesal
berteriak kalau ia itu tak memiliki barang berharga dan bertapa teganya sampai
mengambil tralis jendela miliknya. Dibawah jendela, Orang tua Hae Young
bersembunyi dengan memegang tralis yang jatuh.
Do Kyung seperti melihat kegaduhan diluar dan melihat dua
orang pria dan wanita yang membawa tralis lalu memanggilnya. Ibu Hae Young
mengatakan kalau tidak mencurinya. Do Kyung menunjuk tralis jendela yang dibawanya, Ibu Hae
Young mengataka kalau itu dari tempat putrinya.
“Kami datang untuk memeriksa
keadaanya setelah
mengusirnya dari rumah.” Kata Ibu Hae Young, Tuan Oh
memilih untuk pergi meninggalkanya.
“Ini jatuh selagi kami memeriksa
untuk melihat
apa ini aman atau tidak. Kami
akan memanggil seseorang besok dan
menyuruhnya meletakkannya kembali. Pergilah
dan tanyakan saja padanya, Nama anakku Oh Hae Young. Tapi jangan katakan padanya kalau kami berada disini.” Kata Ibu Hae Young membawa tralis jendela.
Do Kyung memanggilnya meminta agar diberikan padanya
saja, karena akan
memasangnya besok. Ibu Hae Young melihat Do
Kyung yang membawa kembali dengan menaiki tangga. Diluar, Ayah Hae Young
terlihat gemetaran, istrinay keluar rumah mengejek suaminya itu bijaksana
sekali. Tuan Oh menanyakan tentang tralis jendela yang mereka
bawa tadi. Ibu Hae Young memilih untuk berjalan pergi.
Pagi hari
Hae Young duduk diam sambil melihat pesan dari ponselnya [Pemesanan
Anda di Before Sunset...]
Flash Back
Hae Young berbaring di paha Tae Jin sambil melihat
ponselnya dan merasa terpana melihat pemandangan kafe yang sangat menakjubkan.
Tae Jin pun melihatnya.
Hae Young melihat agendanya ada sebuah tulisan [Kafe Before
Sunset dengan cintaku] lalu
nelp temanya memberitahu hari ini jam 5, tapi Hee Ran seperti tak bisa ikut
karena sibuk.
“Kau akan menyesal jika kau tidak
datang. Sulit
untuk memesan tempat disini. Apa Kau
serius tidak bisa datang?” ucap Hae Young sedih karena
temannya masih berkerja di hari libur, akhirnya menutup telp lalu menatap
wajahnya di cermin.
Tae Jin masih mengunakan baju tahanan seperti sangat
lelah, Pengacaranya bertanya apakah Tae Jin mengenal Park Do Kyung Orang
yang membuat
CEO Jang menarik investasinya, lalu memberitahu
kalau Salah
satu temannya adalah seorang pengacara dan pria itu adalah salah satu teman kuliah pengacara yang ada difirma hukum.
“Dan rupanya dia mengatakan
sesuatu yang aneh pada pertemuan mereka. Setelah dia tahu firma hukum kita yang
mewakilimu... dia
merasa tidak enak sekali tentang
kasusmu.” Cerita pengacara yang membuat Tae Jin kaget.
Flash Back
Jin Sang sedikit mabuk menceritakan Do
Kyung tahu tentang Oh Hae Young dan
Han Tae Jin mau menikah Tapi
dia tidak tahu kedua
orang itu sudah menentukan tanggal pernikahan, dan
menurutnya itu murni kesalahpahaman.
“Dia bilang itu
semua salah paham, tapi aku tidak tahu apa
maksudnya.” Ucap si
pengacara.
Teman pengacara Jin Sang merasa kalau semua ini bukan salah paham, karena memang semuanya benar kalau keduanya sudah
menentukan tanggal pernikahan. Jin Sang tetap menegaskan kalau semua ini adalah
kesalahpahaman karena Do Kyung tidak
tahu kalau ternyata itu adalah wanita itu yang akan
menikah, Temanya merasa Jin Sang itu bisa membuatnya gila
“Dia tidak tahu kalau Oh Hae Young adalah Oh Hae Young.”ucap Jin San
Pengacara Tae Jin merasa Jin Sang memang biasanya
sedikit aneh tapi memang benar kalau Tae Jin dan Hae
Young akan menikah, jadi Jin
Sang bilang itu murni kesalahpahaman dan itulah sebabnya semua ini
terjadi lalu bertanya-tanya apa sebenarnya maksud ucapanya. Tae Jin
terdiam sejenak lalu meminta Pengacaranya mencari tahu tentang Park
Do Kyung.
Do Kyung melonggo melihat Hae Young berbeda dari biasanya
dengan mini dress, berdandan sangat rapih. Lalu terlihat kembali bayangan Hae
Young yang berjalan sendirian lalu berkata “Kenapa kau
telat sekali?” Do Kyung melihat kalung dan anting Hae
Young dipakai sepasang serta pakaian yang sama dengan pengelihatanya.
Hae Young langsung pergi mengacuhkan Do Kyung, sementara
Do Kyung memilih masuk kedalam mobil tapi menatap kembali Hae Young dengan
wajah khawatir.
Hae Young masuk sebuah restoran, seorang pelayan bertanya
apakah sudah pesan tempat, Hae Young
mengangguk. Pelayan mengantar Hae Young ke meja yang ada diluar, terlihat ada
pemandangan rumah berjejer.
Flash Back
Hae Young berbaring di atas paha Tae Jin merasa kaget
melihat foto Kafe yang punya
pemandangan menakjubkan lalu memperlihatkan fotonya pada pacaranya. Ia pikir Menyenangkan
sekali pasti makan dicafe itu sambil melihat matahari terbenam.
“Kita bisa pergi kesini. Haruskah
kita pergi hari ini?” kata Tae Jin
“Kau harus memesan tempat ini sebulan sebelumnya.” Ucap Hae Young, Tae Jin pikir mereka bisa memesannya
sekarang dan meminta nomor kontaknya.
Hae Young menuliskan di agendanya, [Kafe Before Sunset dengan
cintaku]
dengan senyuman bahagia memberitahu kalau tanggal pemesanan itu adalah sekitar sebulan setelah pernikahan mereka, dan merasa
penasaran akan seperti apa mereka nanti, Akankah
masih saling menyukai seperti sekarang.
“Aku yakin kita akan lebih saling
mencintai karena
kita akan hidup bersama.” Ucap Tae Jin berbaring
sambil memeluk pacarnya. Hae Young mengodanya merasa tak percaya.
Tae Jin ingin menciumnya, Hae Young menjauh karena ada
ibunya dirumah. Tae Jin pikir tak masalah karena mereka tak akan berisik. Hae
Young menolaknya langsung duduk diatas tempat tidurnya, tapi Tae Jin malah
sudah siap membuka bajunya, Hae Young tertawa berpikir pacarnya itu sudah gila.
Tae Ji langsung memeluk Hae Young dan berbaring ditempat tidur.
Sepiring steak terlihat sudah dingin, Hae Young duduk
sendirian ternyata semua sudah berubah tanpa ada Tae Ji didepanya. Pemandangan
sunset hanya dinikmati sendiri saja.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
sedih banget pas lihat adegan yang ini, kasihan Oh Hae Young... T_T
BalasHapus