Hae Young terus memainkan lampu pemberian dari Do Young,
sampai akhirnya Do Kyung berteriak “Berisik.” Akhirnya Hae Young memilih untuk mematikan lalu
tertidur dengan senyuman bahagia.
Do Kyung dalam kamarnya membereskan alat rekamnya, lalu
melihat kembali bayangan Hae Young yang mengatakan “Hangat....Tanganmu.”. Wajah Do Kyung nampak terlihat sudah terbiasa, lalu
melirik ke arah kamar Hae Young yang tak terdengar suara kembali.
Hae Young terbangun lalu menyalakan lampu mejanya,
melihat jam wekernya masih pukul setengah lima pagi. Lalu melangkah perlahan
keluar dari kamar dengan menyalakan lampu dan sepatu olaraganya dan berlari
keluar dari rumah.
Lalu ia datang dengan dengan mengunakan taksi dan dua
buah tas belanja penuh dengan makanan. Orang tua Hae Young kaget, pagi-pagi
buta mendengar teriakan anaknya yang meminta agar dibukakan pintu. Ibunya
bertanya ada apa, Hae Young memberitahu kalau harus membuat kotak makan siang.
Ibu Hae Young teringat saat ada dikamar anaknya, Do Kyung
masuk memperingatakan untuk tak masuk kamarnya kalau sedang tak ada dirumah.
Dengan gesit, Ibu Hae Young mengambil kotak makan bambu yang disimpan di rak
paling atas dengan mencucinya lebih dulu, Lalu Hae Young meminta bantuan
ayahnya memasangkan celemeknya.
Keluarga Oh pun mulai sibuk meracik semua bahan yang
dibawa Hae Young, bahkan Ayah Hae Young membuatkan kulit seperti mandu yang
berwarna hitam. Hae Young juga membuatkan telur gulung. Tuan Oh meminta rol
pin, ibu Hae Young langsung melemparkanya, tanpa melihat Tuan oh bisa
menangkapnya.
Tuan Oh layaknya chef profesional menaburkan tepung lalu
membuat kulit pangsit, ketiganya pun sudah duduk dimeja makan dengan mengisi
tahu yang sudah diberi bumbu dan sayuran lalu menambahkan satu ekor udang
diatasnya agar terlihat sangat cantik, dibentuk seperti Ekkado.
Matahari pun sudah mulai terang, Hae Young berlari keluar
rumah dengan kotak makan sianganya lalu menaiki taksi yang sudah menunggu
didepan rumah orang tuanya. Ibunya berpesan agar tak mengoyangka kotak makannya
nanti bisa hancur. Ayahnya pun tak lupa membawakan kotak makan yang lainnya
untuk sang anak.
“Apa tidak masalah kalau mengirim
undangan pernikahan dua kali dalam
setahun ?”tanya tuan Oh
“Nanti dikritik.... Setidaknya tunggu setahun.” Ucap ibu Hae Young nampak sangat berharap.
Do Kyung melotot kaget melihat Hae Young tiba-tiba datang
dengan membawa sekotak makanan tepat didepan wajahnya. Hae Young heran Do Kyung
yang nampak kaget, sambil memberitahu kalau yang dibawa itu bukan
bom Tapi
kotak bekal. Do Kyung tetap saja diam, Hae Young
akhirnya menaruh diatas meja.
“Ini sebagai penganti lampu
meja dan juga kaca jendela. Anggap ini impas. “ ucap Hae Young lalu kembali ke kamarnya, Do Kyung
terlihat kebinggungan melihat kotak bekal yang ada diatas mejanya.
Do Kyung akhirnya pergi berkerja dengan berjalan menuruni
tangga rumah, langkahnya tiba-tiba terhenti lalu kembali lagi, tapi hanya
beberapa langkah menaiki tangga ia kembali menuruni tangga. Wajahnya nampak
gelisah, sampai tiga kali mondar mandir menaiki dan menuruni tangga akhirnya ia
memilih untuk kembali ke kamarnya.
Kotak makan Hae Young ada didepan rumah, seperti sengaja
ditaruh dan mungkin ada orang yang akan mengambilnya. Lalu ia memastikan tak
ada orang yang melihat membawa kotak makan, menurutnya tak peduli lagi apapun
lebih baik dicoba saja dulu. Sesampai di mobil, Do Kyung pun menaruh disamping
kemudi dan menjaganya agar tak jatuh.
Episode 7
Seandainya aku wanita
satu-satunya di dunia.
Hae Young memejamkan matanya dengan tangan menopang
kepalanya diatas meja. Soo Kyung datang menemui Sung Jin memberikan berkas
dengan melepas agar bisa membuat review lagi laporanya dengan benar. Tiba-tiba
Hae Young terjungkal dari tempat duduknya yang membuat semuanya kaget.
“Oooh ... dasar.. Berhenti bikin
kaget. “ ucap Sung Jin dengan semua orang yang memegang dadanya.
“Maaf.... Aku kurang tidur. “ ucap Hae Young terlihat setengah sadar, Sung Jin
bertanya ada apa sebenarnya dengan bawahanya dan melirik pada Soo Kyung yang
ada dibelakang Hae Young.
“Apa Isadora belum datang ? Aku mau tidur dulu. Bangunkan
kalau sudah datang. “ ucap Hae Young kembali
tertidur.
Sung Jin membangunkan Hae Young kalau Soo Kyung sudah ada
dibelakangnya, Hae Young sempat bangun dan menengok ke arah kanan dengan kesal mengomel
pada Sung Jin kalau Soo Kyung itu belum datang dan kembali tertidur.
“Aku ada.... Dibelakangmu ...” ucap Soo Kyung mengetuk meja dan berdiri disamping. Hae
Young melotot kaget dan langsung menegakan badanya, Soo Kyung pun memberikan
pijatan di pundak Hae Young lalu pergi meninggalkanya.
Hae Young membuat secangkir kopir sambil menguap, Sung
Jin pikir mulut Hae Young bisa sobek. Hae Young mengaku sebelumnya
sudah pernah sobek, jadi tidak mudah sobek lagi,
lalu menawarkan kopi pada managernya. Sung Jin pun meminta es
Americano dingin. Hae Young pun membuat untuk
dirinya yang panas dan Sung Jin es kopi sambil bersenandung.
“Omong-omong, apakah Ada hal baik kemarin ?” tanya teman wanita yang berkumpul dengan teman yang
lainnya. Hae Young mengelengka kepala kalau Tidak ada
yang spesial.
“Tapi, hari ini kau terlihat gembira sekali. “ ungkap temanya.
“Pasti karena kopinya enak. Apa Kalian
mau juga ?” kata Hae Young mencoba berdalih dengan
menawarkan kopinya.
Di sebuah lapangan terbang
Do Kyung dan timnya berlari-lari membuat suara dalam
adegan lomba lari, langkah mereka harus sama dan pria tambun pun memegang mic
dibagian bawah. Bahkan Park Hoon mengikuti langkah perlari yang menyalip, lalu
Do Kyung berusaha untuk yang paling depan.
Semua nampak sangat kelelahan dan Do Kyung berteriak “Cut”,
nafas terengah-engah pun terdengar bahkan si pria berkumis sampai membuka
bajunya. Do Kyung mengomel pada adiknya karena Langkah
kakinya tidak singkron.
Park Hoon membela diri Tidak
bisa singkron kalau tidak kelihatan. Do Kyung
menegaskan kalau bisa dilihat dari bahunya bergerak. Nafas terengah-engah masih sangat terdengar, Do Kyung
menyuruh mereka mengulanginya, semua pun mulai kembali berlari. Do Kyung
berteria “cut” adiknya menjerit kesal, si pria tambun memberitahu ada pesawat
yang lewat. Salah satu pegawai meminta agar Do Kyung memberi waktu mereka untuk
makan lebih dulu.
Semua berjalan bersama-sama nampak kebinggungan karena
peta dari jalan mereka tak terlihat, Park Hoon mengeluh kalau kakinya sangat
sakit. Do Kyung pun berjalan paling belakang.
“Aku kira, kita mau mengambil proyek film dewasa.
Tapi
dia malah memilih proyek melelahkan begini. “ keluh Park Hoon
“Ada 1 restoran sundae-gukbab
dalam jarak 10km.” Kata si pria mencar
informasi tempat makan, salah seorang berpikir kalau itu kejauhan, tapi pria
yang menyupir tak begitu jauh karena mereka sedang dipinggir
kota.
Semua masuk ke dalam mobil, Park Hoon menyuruh kakaknya
untuk masuk mobil bersama. Do Kyung hanya diam sambil menatap ke belakang. Park
Hoon pikir kakaknya itu tak ingin makan, Do Kyung hanya menunjuk kesana, Park
Hoon rasa Do Kyung tak ingin makan sundae-gukbab.
Do Kyung mengatakan di mobil, Park Hoon tak mengerti
kenapa dengan mobil kakaknya. Do Kyung tetap menjawab “dimobil” . Park Hoon
emosi berteriak “Mobilnya kenapa ?!” Do Kyung pun membalas dengan berterak Di
mobilku ada kotak makan siang!” Semua melonggo mendengarnya dan akhirnya turun dari
mobil. Do Kyung mengeluarkan kotak makan dan langsung memberikan pada adiknya,
semua menjerit bahagia melihat ada kotak makan.
Di tumpukan pertama ada ekkado, daging, kimbap, nasi
bola, semua menjerit bahagia melihat isi kotak makan dan duduk diatas tikar, di
pinggir lapangan terbang. Semua terlihat senang tapi Do Kyung nampak tak peduli
memilih untuk minum saja.
Park Hoon tak percaya ada beef tenderloin.
Si pria berkumis pikir Do Kyung orang sibuk dan
bertanya-tanya kapan punya waktu mencari pacar, Si pria muda bertanya apakah wanita itu yang mereka
lihat sebelumnya Yang berlari,
memeluk dan melingkari kakinya kepada Do Kyung. Park Hoon pikir Aura dari wanita itu tidak meyakinkan, tapi ternyata pandai memasak.
“Apa pekerjaannya ? Bagaimana kalian bertemu ?” tanya Park Hoon penasaran
“Bukan seperti itu... Makan saja dan jangan berisik.” Kata Do Kyung dingisn
Pria tambun mengajak Do Kyung untuk makan bersama saja
karena rasanya sangat enak. Do Kyung menolaknya, Park Hoon memberitahu ada 2
hal yang tidak bisa dilakukanya, yaitu memakai
topi ulang tahun di hari ulang tahunnya dan memakan
bekal buatan pacarnya, karena itu bisa membuatnya
malu setengah mati.
Semua pun tertawa mengoda Do Kyung yang malu jadi tak mau
makan bekal, Park Hoon mengajak kakaknya untuk makan saja menurutnya wanita itu
akan tanya enak atau tidak Jadi Setidaknya
makan sedikit. Do Kyung hanya diam saja,
Park Hoon akhirnya mengambil tahu isi kalau tidak akan memasukan kedalam
mulutnya, Do Kyung pun mau tak mau memakanya.
“Dia malu sekali ! Dia tidak mengerti hati wanita !” ejek Park Hoon pada kakaknya dengan gaya bebek yang
mengoyangkan tanganya.
Semua tertawa bahagia mengejeknya, tangan Do Kyung pun
melayang dikepala adiknya yang membuat Park Hoon tersedak, tiga pria pun
mendapatkan muncratan makan. Si pria kumis mengomel membuat makananya yang ada
dimulut juga muncrat. Semua berteriak kalau itu jorok, Do Kyung membersihkan
nasi yang jatuh dan memakanya sendiri tanpa dipaksa.
Hae Young membuka kotak makannya yang sangat lengkap, dua
wanita temanya melonggo tak percaya semua makan yang sangat enak dan banyak
macam, berpikir Hae Young sendiri yang memasaknya. Hae Young mengaku membuat dengan ibu dan ayahku jadi menyuruh makan bersama. Sung Jin datang dengan
membawa nampan nasi, bisa mengerti temanya itu ngantuk karena membuat kotak
makan.
“Kau mungkin tidak membuatnya
untuk dirimu sendiri” kata Sung Jin
“ini memang Buat seseorang, sisanya
kubawa. “akui Hae Young. Sendok ditangan Sung Jin jatuh karena
tanganya terasa lemas.
“Jadi si brengsek itu yang kami
lihat waktu itu ?”ucap Sung Jin, Hae Young
membela kenapa harus memanggilnya “Si brengsek padahal managernya itu tidak
mengenalnya.
“Kau baru saja membatalkan
pernikahan. Gampangan
sekali.” Sindir Sung Jin
“Dia keren sekali. Apa
pekerjaannya ?” tanya salah satu wanita, Hae Young
dengan bangga menjawab Di bidang film. Semua langsung menjerit bahagia mendengarnya.
Si cantik Hae Young datang dengan nampak melihat banyak
sekali makanan diatas meja temanya. Sung Jin langsung menyuruh Si cantik Hae
Young untuk duduk, Hae Young melirik sinis karena Sung Jin malah menyuruh untuk
duduk bersama dengan sainganya.
“ini makanan dari orang tua Wakil Oh. Orang
tuanya bekerja keras agar putrinya bisa menikah.” Ejek
Sung Jin
“Tidak banyak orang tua yang mau
membuatkan bekal untuk pacar putrinya.” Balas pegawai
wanita membela, dua Hae Young saling menatap.
“Mungkin mereka pikir dia tidak
akan bisa menikah lagi.” Ejek Sung Jin lalu mencoba
makan dan merasakan makanya enak, berpikir orang tua Hae Young punya restoran. Hae Young ingin bicara tapi si cantik Hae Young lebih
dulu menyela.
“Bekal Hae Young sudah terkenal
sejak jaman sekolah dulu. Agar tetap hangat, ibunya selalu
menunggu di depan gerbang sekolah untuk memberikan bekal makan siangnya Ayahnya juga sering datang.” Cerita Si cantik Hae Young dan mencoba satu kimbapnya,
lalu memuji makannya masih enak.
Kotak makan Do Kyung pun dengan cepat habis, Park Hoon
melihat masih ada sisa kimbap dan ingin mengambilnya. Si pria tambun
menghalanginya karena Yang terakhir, punya pemilik
bekal. Park Hoon melirik
kakaknya, Do Kyung pun mengambil sisa kimbap terakhir dan memakanya.
Semuanya tanpa banyak bicara terlihat tak percaya karena
Do Kyung memakan, setelah itu mereka berteriak mengucapkan terimakasih
makananya sambil menyusun kembali kotak makan. Do Kyung mengajak semua kembali
berkerja sebelum malam.
Si cantik Hae Young melihat isi kotak yang berisi foto
kenangan dengan Do Kyung selama pacaran lalu melihat ponsel yang masih
disimpanya, lalu menyalakanya.
Flash Back
Nyonya Heo menyuruh Hae Young mendengarkannya, menurutnya
Kalau calon menantunya itu menikah
tanpa mendengarnya, maka akan
menyesal seumur hidup.
Hae Young melihat lagi file rekaman di ponselnya lalu
menyambungkan ke dalam laptopnya.
An Na berteriak memanggil Park Hoon sambil berlari dan
Park Hoon pun turun dari mobil siap menangkapnya. An Na pun melompat ke pelukan
pacarnya. Do Kyung hanya bisa menghela nafas melihat pasangan beda usia, An Na
pun mendaratkan ciuman di pipi Park Hoon karena sangat merindukanya.
Park Hoon menurunkan An Na sebentar dan menyuruh kakaknya
tak pergi dulu, lalu mengambil bekas kotak makan dalam mobil dan menyuruh
kakaknya untuk membawanya. Do Kyung pikir mereka bisa membawanya saat nanti
kembali kerumah saja.
“Harusnya kau bawa dan bilang kau
menikmatinya. Kau bahkan tidak mengiriminya
foto. Wanita itu pasti penasaran, kau
makan bekalnya atau tidak. Cuci sampai bersih lalu
kembalikan ke dia. “ ucap Park Hoon, An Na tak
percaya ternyata Do Kyung itu sudah punya pacar.
“Undang saja ! Kita bisa kencan
ganda ! Ayo main
sama-sama !” ajak An Na penuh semangat
Do Kyung tak menjawab memilih untuk pergi sambil membawa
kotak makannya, Park Hoon mengajak pacarnya untuk segera pergi saja, An Na
merengek ingin tahu pacar dari kakak iparnya itu. Do Kyung berjalan pulang
melihat Hae Young ada diujung jalan melihat kearahnya, Akhirnya Hae Young
memilih berbalik arah ke jalan pulang.
Keduanya pun berjalan bersama, Hae Young meminta Do Kyung
memberikan kotak makanya agar membawanya, Do Kyung menolaknya. Hae Young tetap
memintanya dan Do Kyung tetap bersikeras untuk membawanya. Suasana nampak
sangat canggung.
“Aku menikmatinya… Rasanya enak. “ ucap Do Kyung
“Tentu saja, makanan siapa dulu yang membuatnya?” balas Hae Young bangga dan tersenyum bahagia, Do Kyung
melihat senyuman Hae Young.
Bunga sakura tiba-tiba jatuh didepan mereka sangat lebat,
keduanya pun berhenti berjalan melihat bunga sakura yang berguguran. Mata Hae
Young berkaca-kaca melihatnya, tak percaya bunga itu sangat cantik seperti si
brengsek, dan membuatnya ingin menangis. Do Kyung mengeluh Hae Young malah mengumpat. Hae Young
mengaku karena sangat menyukainya.
Keduanya pun terhanyut dengan bunga sakura yang guguran,
Do Kyung pun berjalan lebih dulu lalu Hae Young mengikutinya. Dari belakang
terdengar suara orang yang berbicara dengan bahasa Prancis, Do Kyung menengok
ke belakang dan langsung menarik Hae Young pergi, Hae Young binggung, Do Kyung
memberitahu ada kakaknya.
Di lorong yang gelap, Do Kyung dan Hae Young bersembunyi
agar tak ketahuan oleh Soo Kyung. Hae Young panik ketika merasakan tangan Do
Kyung kembali menyentuhnya dan membuat mereka berjalan mundur agar tak
ketahuan.
Suara Soo Kyung makin mendekat, dan Do Kyung makin erat
memegang tangan Hae Young untuk berjalan mundur agar tak terlihat. Soo Kyung
tepa berhenti didepan lorong, keduanya terlihat tegang dengan menyadarkan
badanya di dinding. Soo Kyung yang mabuk terus saja bicara sendiri, Do Kyung
kembali memegang tangan Hae Young seperti ingin membuatnya tenang, tapi Hae
Young nampak gugup dan berusaha mengontrol agar tak terlihat.
Sebuah motor datang dari arah berlawanan, Do Kyung panik
berpikir akan lewat didepan mereka dan langsung melindungi Hae Young agar tak
terserempet motor. Jantung Hae Young seperti berdegup sangat kencang karena berada sangat dekat, Do Kyung juga
terdiam melindunginya. Motor pun berbelok ke arah lain dan Soo Kyung pun pergi.
Keduaya terlihat masih membeku dengan saling berhadapan,
sampai akhirnya Soo Kyung benar-benar tak terlihat Do Kyung pun mundur, keduanya
sama-sama saling menatap tapi berusaha untuk memalingkan wajahnya karena merasa
sangat gugup. Lalu keduanya berjalan keluar dari lorong bersama-sama.
“Itu Hangat.... Tanganmu....” kata Hae Young, Do Kyung terdiam karena ucapan Hae
Young sama yang dilihat di matanya.
“Aku kira dingin. Tapi,
kenapa kita sembunyi ? Apa Kita ...
melakukan sesuatu ?” tanya Hae Young heran,
keduanya pun saling menatap. Do Kyung tak menjawabnya memilih untuk menatap ke
arah depan
Dari lorong terlihat seorang pria yang keluar, ternyata
Jin Sang meminta izin untuk lewat diantar keduanya. Hae Young sampai kaget
melihat Jin Sang dari arah belakang. Jin Sang mengaku ada dilorong karena sedang
buang air kecil.
Do Kyung nampak panik dan langsung menyembunyikan kotak
makan dibalik badanya, Jin Sang ingin bicara tapi Do Kyung memberi kode untuk
tak banyak omong, akhirnya Jin Sang dengan wajah kesal sendiri memilih pergi.
Hae Young binggung menatap keduanya, Jin Sang kembali menengok ingin bicara,
hanya dengan matanya Do Kyung bisa membuat Jin Sang segera pergi saja.
Do Kyung baru pulang, langsung menerima umpatan dari Jin
Sang kalau temanya itu sudah gila. Do Kyung menegaskan Jin Sang tak perlu
berlebihan dan marah karena
mereka berdua tidak melakukan apa-apa. Jin Sang bertanya
apa yang tadi mereka lakukan di lorong yang gelap. Do Kyung mengatakan mereka
bersembunyi dari kakaknya.
“Sembunyi ? Kenapa sembunyi ? Untuk apa Kalian sampai harus sembunyi ? Lalu, apa-apaan kotak bekal itu ? Apa Kalian berdua gandeng tangan dan
pergi piknik ?” ucap Jin Sang menahan Do Kyung tak
pergi.
“Wanita itu memecahkan kaca
jendelaku, jadi dia
menggantinya dengan memberiku bekal.” Jelas Do Kyung
“Apa Kau kira itu masuk akal? Dasar bocah
gila, Jangan
membodohi aku. Itu terlihat sekali ! Kapalnya sudah berlayar ! Kalian berdua pasangan ! Meskipun
aku sering mengacau, Tapi aku tidak gila sepertimu.” Tegas Jin Sang, Do Kyung terdiam seperti berusaha untuk
menahanya amarahnya.
“Apa kalian sedang bikin film "Romansa
Menggoda" ,"Cinta Terlarang" Atau "Tidur dengan musuh
?" Atau kau merasa bersalah sudah menghancurkan hidup wanita
itu ?Makanya kau kasihan dan tidak enak ? Bahkan tidak
sekali dua kali kau senyum padanya ?! Apa
jangan-jangan, bocah ini hanya napsu dengan orang bernama "Oh Hae
Young" ?” kata Jin Sang terus mengomel.
Do Kyung ingin memukul temannya, Jin Sang berteriak marah
kenapa harus “Oh Hae Young” lagi, lalu mengingatkan kalau Han
Tae Jin akan membunuhnya sedang ada penjara, bahkan Kalau
sampai dia tahu Do Kyung merusak
pernikahannya dan menggoda calon istrinya, maka
temanya itu bisa dicabik-cabik ditempat. Do Kyung hanya bisa diam saja mendengar temanya terus
mengoceh.
“Waah, wanita itu juga lucu ... Pernikahannya belum lama
dibatalkan. Tapi cepat sekali jatuh cinta, dan
membuatkan bekal ke tetangga lelakinya ...” keluh Jin
Sang dengan nada menyindir.
“Sudah kubilang berhenti !” teriak Do Kyung sudah tak bisa menahan amarahnya lagi.
“Apa Kau suka wanita itu ? Hei.. Sadarlah, Park Do Kyung. Han
Tae Jin akan dibebaskan. Lelaki yang akan dinikahi wanita
itu, sebentar lagi keluar penjara!” Tegas Jin Sang, Do Kyung terdiam seperti menyadari
sesuatu.
Hae Young berada dikamar sambil memainkan lampunya
kembali dengan senyuman bahagia. Do Kyung mondar mandir di balkon rumahnya
nampak sangat gelisah. Hae Young terus memainkanya, Do Kyung melirik ke arah
kamarnya yang bisa menembus kamar Hae Young disampingnya.
Sambil berbaring diatas tempat tidur, Hae Young
menyalakan musik box yang diberikan Do Kyung pada hari ulang tahunya,
senyumanya tak bisa dihentikan. Didepan mata Hae Young ada dua benda pemberian
dari Do Kyung.
Terdengar suara pintu terbuka, Hae Young mematikan
lampunya sambil berteriak “Selamat tidur.” Lalu tertidur. Do Kyung masih
nampak gelisah sambil memegang kepalanya dan kembali menatap ke arah kamar Hae
Young.
Hae Young minum jusnya dengan senyuman bahagia, Hee Ran
yang melihatnya masih ingat Hae Young yang ingin pindah dari rumahnya. Hae
Young pikir mereka bisa lihat nanti. Hee Ran hanya bisa menghela nafas mendengarnya.
“Hei, Park Do Kyung hati-hati sekali.
Saat
dia memberiku sesuatu, dia selalu bilang itu barang lama. Kotak musiknya barang
lama, dan Lampu mejanya juga barang lama.” Cerita Hae Young, Hee Ran pikir Do Kyung itu lugu, Hae
Young pikir juga sepertinya begitu.
“Maksudku, tadinya kukira dia
tidak akan mau karena pernah pacaran dengan Oh
Hae Young. Jadi Tidak
heran. Wanita licik, cenderung memilih lelaki naïf Agar mudah dimanipulasi. “ pikir Hee Ran
“Berhenti membahas soal Oh Hae
Young.” Ucap Hae Young kesal
Do Kyung duduk di ruangan kontrolnya, melihat ada email
dari Oh Hae Young dengan subject “Apa Yang Terjadi Hari Itu” Mousenya sudah
ingin menghapusnya tapi nampak ragu dan menaruh tangan dipunduknya, sambil
terus menatap ke arah layar monitor. Akhirnya ia membuka email dari Hae Young.
“Kau mungkin
berpikir lama untuk membuka email ini atau tidak. Aku juga begitu. Aku menulis ini setelah lama dalam dilema. Hari
disaat aku mendengar rekaman yang dikirim ibumu kepadaku ...”
Do Kyung membaca dengan menopang dagunya, lalu memutar
rekaman suara yang dikirimkan Hae Young. Ia mendengar suaranya yang berteriak “Aku
mana tahu apa artinya cinta ?! Orang
harus dicintai agar tahu mencintai !” Lalu
terdengar suara ibunya juga.
Flash Back
Hae Young satu tahun yang lalu mendengarkan dari dalam
mobil rekaman suara dari ibu Hae Young.
“Setidaknya salah satu dari kalian
harusnya tahu ! Gadis
itu, dibesarkan oleh neneknya sejak umur 7 tahun. Sejak
itu, berfoto dengan keluarganya, sekalipun tidak pernah. Kau kira, kau bisa bahagia dengan
orang sepertinya ?” ucap Ibu Do Kyung
“Aku, tidak bisa mencampakkannya
karena kasihan padanya. Mana
mungkin aku mencampakan orang yang diabaikan oleh orang tuanya sendiri ? Gadis itu, baik sekali pada orang
lain. Agar dia tidak diabaikan oleh orang lain. Dia
mirip seperti seekor anjing yang selalu ramah. Bahkan
saat tersenyum, matanya selalu gemetar. Karena
dia takut pada orang, dia
takut dibuang oleh orang. Mana bisa aku mencampakkan dia ?!” teriak Do Kyung, Hae Young yang mendengarnya di dalam
mobil nampak tak bisa bicara apapun.
“Apa itu cinta ? Itu namanya kasihan.”ucap Ibu Do Kyung
“Kasihan juga tidak apa-apa !” terak Do Kyung
Hae Young seperti nafasnya terhenti sejenak, seperti
dadanya terasa sesak mendengar pengakuan Do Kyung kalau hanya mengasihinya.
Lalu ia keluar dari mobil agar bisa bernafas, tubuhnya lemas dengan bersandar
di mobil.
“Hari itu pertama
kalinya aku hiperventilasi (Sesak Napas) Aku merasa kelemahanku yang paling besar, terungkap
pada orang yang seharusnya tidak mengetahuinya. Berpura-pura seolah aku tumbuh dengan cinta, tanpa ada
kekurangan apapun.”
“Berpura-pura kalau
orangtuaku berjiwa bebas, dan bukan orang immoral,
Berpura-pura kalau aku tidak punya luka apapun. Aku berpura-pura tersenyum dalam menjalani hidupku. Tapi, kau bisa melihat segalanya, meski sudah kututupi.”
Hae Young melamun saat Do Kyung mengantarnya pulang, Do
Kyung meihat Hae Young nampak lelah. Hae Young mengaku sedikit lelah karena Ada banyak hal yang perlu
dibereskan. Do Kyung pun mengatakan akan
menjemputnya, Hae Young menolak karena bisa pergi sendiri dan mereka akan
bertemu di salonl lalu turun dari mobil. Do Kyung melihatnya dan Hae Young
berjalan dengan tatapan kosong dan menahan tangisnya.
“Setelah aku pergi
... Tiap malam, aku merasa sangat marah karena malu... tapi saat pagi, aku menangis karena rindu padamu. Begitu caraku
melalui satu tahun ini. Mengingat orang yang kucintai setengah mati sebagai kenanganku yang paling memalukan. Tapi, sepertinya aku tidak bias melakukan apa-apa lagi.”
Do Kyung membaca
pesan dari Hae Young, menundukan kepala sambil terus memegang punduknya, karena
memang kesalahanya.
Hae Young di kantor sedang sibuk berkerja sambil anak
buahnya datang memberikan data preferensi konsumen. Hae Young pun menerimanya sambil mengucapkan
terimakasih. Do Kyung masih terdiam dan berdiri menatap diam, ternyata semua
kesalahanya juga.
Hae Young nampak bahagia berjalan di trotoar, lalu
melihat seorang nenek perjual makanan di pinggir jalan sambil berjongkok
bertanya berapa harga sayuranya, Si nenek memberitahu 5rb won. Hae Young pun
meminta untuk dibungkus, lalu menunjuk tananam seperti ginseng.
Si nenek memberitahu itu Bunga teratai ini kualitasnya bagus dan akan memberi diskon kalau membeli dua buah harganya 5000
won saja. Hae Young pun meminta untuk membungkus
semuanya. Nenek itu nampak terkejut Hae Young mau membeli semua sayuran nenek. Nenek
itu berdoa agar Hae Young diberi berkat karena membeli semuanya.
Hae Young pun berjalan ke trotoar dengan membawa
sekantung belanjaan, tiba-tiba langkahnya terhenti melihat sebuah poster film
dan berjongkok didepanya, lalu wajahnya tersenyum melihat tulisan “Pengarah
Suara : Park Do
Kyung”
Seorang pria datang berjongkok disamping Hae Young
meminta waktunya sebentar, Hae Young kaget dan binggung. Pria itu bertanya
apakah Hae Young mau makan siang dengannya. Hae Young makin binggung kenapa tiba-tiba
mengajaknya makan. Pria itu mengatakan ingin makan
bersama dengannya.
Hae Young berdiri kembali bertanya alasanya, Si pria
mengaku karena Hae Young adalah tipenya, Hae Young memberitahu tidak
percaya hal aneh begitu dan ingin pergi. Si pria
menahanya memberikan kartu nama dan memastikan kalau itu memang benar nomor
telpnya, bahkan bisa meeriksa ke asosiasi pengacara. Hae Young menatapnya, Si pria tetap memohon agar bisa
makan bersamanya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar