Hae Young berjalan mendekat, Do Kyung terdiam karena apa
yang dilihat sebelumnya sama dengan yang ada didepan matanya sekarang. Hae Yun
berkata kalau ia tidak akan mati
sambil mengembalikan dompet milik Do Kyung.
“Yang paling aku inginkan saat ini
adalah mati dan Yang aku
inginkan tidak pernah jadi kenyataan. Jadi
... aku tidak akan mati.” Ucap Hae Young, Do Kyung
menatap diam seperti melihat Hae Young yang ada dipengelihatan sebelumnya.
“Bagaimana kalau bilang
"terima kasih?"” sindir Hae Young, Do Kyung
tersadar lalu mengucapkan Terima kasih sambil mengambil dompetnya.
“Kalau begitu traktir aku minum, Kau mudah sekali ditipu.” Kata Hae Young. Do Kyung kembali menatap Hae Young,
akhirnya Hae Young memilih untuk melupakan permintannya dan ingin berjalan pergi
tapi kembali membalikan badanya.
“Aku ingin mengoperasi plastik
hidungku. Katanya, aku harus memberitahu si pelaku lebih dulu dan Biayanya sekitar 3 juta won.
Tadinya mau ku batalkan
kalau kau traktir aku minum.” Kata Hae Young lalu
berjalan pergi.
Do Kyung memanggilnya, Hae Young mengatakan kalau sudah
malam tapi langkahnya terhenti dan terlihat senyuman diwajahnya, akhirnya ia
berbalik arah sambil memastikan dirinya boleh memilih tempat untuk minum dimana
saja.
Di sebuah bar yang cukup berisik dengan suara musik, Do
Kyung terlihat sensitif dengan suara yang membuat telinganya sakit. Hae Young
bertanya apakah Do Kyung dekat dengan Hee Ran. Do Kyung seperti tak bisa mendengar karena suara beradu
dengan musik.
“Kau dan Hee Ran, apa kalian akrab
? Kim Hee
Ran PD !” teriak Hae Young, Do Kyung menjawab tidak
terlalu akrab. Hae Young pikir itu bagus, Do Kyung tak
mendengarnya.
“Aku bilang baguslah kalau tidak
dekat ! Aku tidak
suka kalau hubungannya jadi rumit. Temannya,
teman satu kantor. Apapun itulah.... Ini hanya antara kau dan
aku. Hubungan
yang bersih tanpa campur tangan orang kalau kita ribut dan bertengkar.” Jelas Hae Young
“Lalu Hee Ran bilang apa soal aku ? Tadi saat kita bertubrukan di
kafe, dia bilang apa ? Hee
Ran bilang, "teman
yang dia ceritakan". Jadi Hee
Ran cerita apa soal aku ?” tanya Hae Young, Do Kyung
menjawab kalau ia tak ingat denga memalingkan wajahnya.
“Bohon....Barusan matamu mengatakan
segalanya. "Aah,
jadi perempuan ini perempuan yang itu." Jadi Hee
Ran cerita apa soal aku ?” kata Hae Young mendesak, Do
Kyung meminum banyak air untuk menghilangkan rasa gugupnya.
“Aah, dia bilang kau cantik!” teriak Do Kyung dengan nada kesal
Hae Young tertawa terbahak-bahak mendengarnya, Do Kyung
berteriak meminta agar memelankan suara musiknya, keduanya saling menatap tapi Do Kyung memilih
untuk memalingkan wajahnya. Hae Young berkomentar Do Kyung itu terlalu
baik, tidak cocok dengan penampilannya.
“Lelaki tidak berguna tidak pernah
bilang diriku itu cantik. Mereka selalu bilang aku pandai
dan seksi. Sejak
dulu sudah begitu, sejak masih sekolah. Kau bersikap seolah nomor 1,
padahal cuma nomor 3. Anak-anak
nomor 2 dan 3 cenderung pengiring. Jika kau nomor ... Anak tidak terkenal dan tidak seperti itu.” Cerita Hae Young lalu kembali minum, Do Kyung hanya
menatapnya sepert tak bisa berkata-kata karena kesalahanya membuat salah
seorang menderita.
Hae Young merasa aneh karena dalam bar sepi jadi meminta
agar diputarkan lagu kembali. Do Kyung hanya bisa diam dengan helaan nafasnya.
Hae Young sudah duduk di mobil dan Do Kyung berusaha
melirik untuk melihatnya. Hae Young menoleh bertanya siapa nama pria yang duduk
disampingnya karena lupa. Do Kyung pun
menyebut nama lengkapnya Park Do Kyung. Hae Young
memujinya nama yang Cantik dan
memberitahukan namanya.
“Aku Oh Hae Young.. tulisan "Hae" dieja begini.” Kata Hae Young dengan tulisan di angin, Do Kyung
melihat gaya Hae Young sama dengan mantannya dulu.
“Waktu sekolah anda 5 anak bernama
Hae Young, dimulai darri Lee Hae
Young, Kim Hae Young, Park Hae Young,
Oh Hae Young, Oh Hae Young. Dan Ada
dua orang bernama Oh Hae Young, yaitu seorang
gadis namanya mirip aku, Namaku memang pasaran.” Cerita Hae Young, Do Kyung kembali mengingat kenangan
pertama kali bertemu dengan Hae Young, mantan pacarnya.
“Tapi, kenapa kau tidak minum ? Apa Wajahmu jadi merah kalau minum
sedikit ?” ejek Hae Young, Do Kyung beralasan
memang tak ingin minum saja.
“Maksudku, kenapa bisa tidak
minum, padahal enak sekali ?” tanya Hae Young heran
“Aku tidak ingin melakukan kesalahan
disaat minum.” Jawab Do Kyung
Hae Young menduga Do Kyung pasti
pernah berbuat salah sebelumnya lalu bertanya Kesalahan
apa yang dibuat, Do Kyung hanya melirik lalu menghela nafas. Hae Young
memberitahu Kalau perempuan, semabuk apapun dirinya, mereka tidak akan berkata hal yang tabu, walaupun didesak maka tak akan melakukanya, Tapi Ceritanya
bisa lain, jika akhirnya mereka tidak akan bertemu orang yang sama lagi. Do Kyung hanya melirik
“Apa kita tidak usah bertemu lagi
?” kata Hae Young, keduanya kembali saling menatap. Do
Kyung menginjak gas lebih dalam agar mempercepat laju mobilnya. Sampai didepan rumah, Hae Young turun dari mobil belum
sempat mengucap salam perpisahan.
Do Kyung turun dari mobil langsung muntah seperti menahan
perasaanya, teringat kembali saat Hae Young mengeja namanya dan bayangan mantan
pacaranya kembali datang
[Episode
2 - Hubungan yang terjadi karena
kelalaian yang disengaja]
Jin Sang datang kerumah memastikan Do Kyung tak
menceritakan apapun ke Hae Young
itu akan menikah dan mengenal Han Tae Jin. Do Kyung mengatakan tidak mengatakan apapun, Jin Sang
memastikan tentang Oh Hae Young, mantan pacarnya, Do Kyung juga tak mengatakan
apapun. Jin Sang meminta temanya agar berhati-hati
“Mulai sekarang, jangan lagi
bertemu dengan wanita itu. Kau
tidak pandai berbohong. Kau mengatakan kalau Hee Ran
bilang temannya cantik ? Apa
masuk akal ? Mana ada
perempuan yang bilang teman perempuannya cantik di depan laki-laki ? Dasar Kau tidak tahu apa-apa soal
perempuan. Mulai
sekarang kalau ketemu wanita itu, langsung melarikan diri. Kalau sampai dia tahu kau yang
mengacaukan pernikahannya......” ucap Jin sang panik
tak ingin memikirkannya.
“Apa Kau tahu bagaimana kabarnya ? Oh Hae Young yang satunya, yang
dulu jadi pacarmu.” Tanya Ji Sang, Do Kyung
mengatakan tak tahu. Ji Sang kembali bertanya apakah Do Kyung sudah
mendengarnya, Do Kyung menjawab tak mendengar berita apapun.
“Seharusnya saat ini kita dengar
sesuatu tentang dia. Dia
mendadak hilang, tiba-tiba tidak ada kabar. Sebenarnya
dia ada dimana ?! Sejak
kejadian itu, tidak ada satupun yang pernah berhubungan dengannya. Faktanya tidak ada yang pernah
melihatnya.” Kata Jin Sang heran,
“Ahh.. Aku yakin... Dia tahu
kalau dia akan mati kalau tertangkap olehmu. jadi dia bersembunyi terus., ini sudah kutebak. Wanita itu memang pandai.” Komentar Jin Sang lalu melihat seorang wanita dengan
rambut berantakan masuk ke dalam rumah.
Jin Sang dengan sedikit berbisik bertanya apa yang akan
terjadi karena sebelumnya Do kyung bisa melihat sesuatu seperti peramal, Do
Kyung kesal dianggap sebagai peramal. Jin Sang tahu tentang Do Kyung yang
pernah melihat wanita Hae Young didalam mimpinya.
“Aku tidak melihatnya di mimpiku.” Ucap Do Kyung, Jin Sang binggung lalu apa selain itu.
“Dia ... hanya mendadak muncul
seperti kenangan.” Ungkap Do Kyung yang
melihat Hae Young, mantan Tae Jin. Jin Sang mengyimpulkan Do Kyung itu seperti
punya visi ke depanya, Do Kyung tak tahu dan
terlihat kebinggungan berdiri dari tempat duduknya.
“Ada banyak kejadian yang tidak
bisa dijelaskan di masa lalu. Jadi,
itu tidak bisa dijelaskan, disaat tidak perlu dijelaskan. Tapi, kau bilang kau mengalaminya
atau sudah mengalaminya. Maka itu benar.” Ucap Jin
Sang, Do Kyung pergi ke dapur untuk mengambil minum melihat sosok wanita yang
minum langsung dari botol sampai kenyang.
Akhirnya Do Kyung memilih untuk meninggalkannya dan
kembali menemui temanya diruang tengah. Ji Sang bisa menyimpulkan Do Kyung itu punya
kemampuan, tapi tidak bisa menjelaskannya dan
menurutnya itu mustahil jadi tidak perlu dijelaskan, walaupun memang benar lebih baik Do Kyung bisa mengabaikannya.
“Jujur saja, kalau kau bisa
meramal ... Aku senang
sekali.” Ungkap Jin Sang, Do Kyung mengejek temanya itu seperti
anak kecil saja.
“Saat ini, hanya aku yang tahu
kemampuanmu. Jangan bilang ke siapa-siapa.”bisik Jin Sang
Tiba-tiba sosok wanita datang dan langsung duduk
disamping Jin Sang seperti hantu. Jin Sang menjerit menutup hidungnya merasakan
bau alkohol yang menusuk. Do Kyung menyuruh kakaknya untuk cepat tidur. Soo
Kyung dengan wajah acak adul bertanya apakah mereka tahu tentang penjaga
keamanan di lingkungan mereka. Do Kyung mengatakan
tak tahu dan cepat menyuruhnya tidur saja.
“Ada 2 ahjuma di halte bis yang
memakai rompi keamanan. Saat
turun dari bis, aku bersama dengan seorang gadis. Kedua ahjuma itu melihat kami
dari atas sampai kebawah dan memilih gadis itu !”
cerita Soo Kyung
Flash Back
Dua wanita sudah menunggu dan siap menjemput siapapun.
Soo Kyung turun dari mobil dan langsung menghampirinya, berharap bisa di antar.
Seorang pelajar berdiri disampingnya, dua ahjumma langsung menarik tangan si
wanita pelajar untuk mengantarnya pulang dan meninggalkan Soo Kyung begitu
saja.
“Kenapa ?!!! Kenapa mereka memilih gadis itu
?! Kenapa ?!” jerit Soo Kyung histeris, Ji Sang
menyuruh Do Kyung untuk cepat mengakui kesalahanya saja.
“Aku ... bisa pulang sendiri
dengan selamat.” Kata Soo Kyung menyadarkan
kepalanya disofa, Akhirnya Jin Sang mengakui kesalahanya dan meminta maaf
“Aku pulang dengan selamat. Aku
selamat selamanya !” jerit Soo Kyung yang mabuk,
Jin Sang kembali meminta maaf dengan mengakui kesalahanya, Do Kyung berteriak
kesal menyuruh kakaknya untuk cepat tidur. Akhirnya Soo Kyung masuk kamar tapi
tubuhnya malah berbaring dilantai.
Jin Sang akan pulang menyuruh temanya istirahat karena
harinya itu berat. Park Hoon baru pulang dengan seorang wanita lalu meminta Ahn
Na untuk menyapa kakak dan juga temanya dan memperkenalan Ahn Na itu pekerja
part time di minimarket. Ahn Na memperkenalakan gaya
genitnya sambil memutarkan tubuhnya. Jin San binggung menanyakan tentang Da
Soo. Ahn Na menjawab mereka sudah putus.
“Sudah 2 minggu kami tidak ketemu
dan dia selingkuh. Bagaiman bisa
selingkuh dalam 2 minggu ?” keluh Park Hoon sambil
pergi ke dapur mengambil minum, Ahn Na merasa
Da Soo pasti tipe wanita seperti itu lalu melihat rumah pacarnya itu ternyata bagus sekali.
“Umurmu berapa ?” tanya Do Kyung, Ahn Na menjawab 21 tahun. Jin Sang
terlihat tak percaya. Do Kyung pun meminta kartu
identitas untuk memastikan. Ahn Na menyakinkan
ucapanya itu benar. Park Hoon mengelu pada kakaknya karena tak mungkin
melakukan hal itu.
Do Kyung tak peduli meminta kartu identitasnya, Park Hoon
pun meminta agar Ahn Na memberikan saja. Ahn Na mengeluh Sejak
SMA tidak pernah dimintai kartu identitas. Ketiganya melihat Ahn Na yang lahir tahun 96. Jin Sang
benar-benar tak percaya umurnya masih 21 lalu bertanya apakah ia tahu umur Park
Hoon itu Ahn Na menjawab 33 tahun.
“Oleh Karena itu, kenapa gadis
muda sepertimu mau berkencandengan
lelaki tua seperti ini ? Apa Obrolan kalian nyambung ?” ucap Jin Sang heran
“Bagi perempuan, usia tidak
penting setelah dia lepas umur 16 tahun. Semua laki-laki boleh diambil. Kita akan sering bertemu” Kata Ahn Na mengoda Park Hoon dengan mengelus pipinya.
Do Kyung menyindir kenapa mereka harus sering bertemu,
Ahn Na memutuskan akan sering datang
ke rumah. Do Kyung makin kesal untuk apa datang kerumah dan menyuruh untuk
berkencan diluar dan jangan bawa
perempuan kerumah malam-malam. Park Hoon protes karena
Jin Sang selalu datang tapi kenapa temanya tak boleh datang. Do Kyung tak
percaya Park Hoon menganggap mereka berteman.
Park Hoon menegaskan mereka berteman, Ahn Na menganguk
setuju. Jin Sang berkomentar kalau keduanya itu berteman yang melakukan
hal aneh-aneh dengan mengelus dada Do Kyung
memperagakanya. Park Hoon mengatakan kelau mereka tidak melakukan hal aneh
sambil mengejek keduanya itu “kakek” lalu mengajak Ahn Na masuk. Ji Sang
bertanya apakah mereka akan melakukan hal yang aneh. Ahn Na menjawab mereka cuma
ciuman. Keduanya hanya bisa menarik nafas panjang tak bisa
berkata apa-apa.
Ahn Na sudah berbaring diatas tempat tidur, Park Hoon
mendekat dan langsung menciumnya dengan panas. Soo Kyung terbangun dengan
rambut kribonya,Ahn Na menjerit ketakutan berpikir ada hantu yang
menghampirinya, Park Hoon juga ikut menjerit “Kenapa
kau di dalam kamarku !” Soo Kyung memperlihatkan
wajahnya lalu melihat Ahn Na yang masih muda dan pasti Penjaga
keamanan akan mengantarnya sampa ke rumah. Ahn Na mengigit tangan Soo Kyung ketika semakin
mendekat, Soo Kyung berteriak kesal.
Do Kyung baru saja selesai mandi dan memutar kembali putaran
roll kaset suara lalu memberikan label namanya dan memasukan ke dalam rak,
tiba-tiba pengelihatan Do Kyung kembali datang. Hae Young berada diruangan
terlihat terpana melihatnya, Do Kyung panik melihat sekeliling tak melihat
siapaun dalam ruanganya.
Pengelihatanya seperti semakin nyata, Hae Young yang
masuk kamar dan benar-benar terpana. Do Kyung kembali memastikan tak ada orang
yang masuk ke dalam ruanganya.
Ibu Hae Young membanting-banting alat dapur sampai
membuat suara gaduh dipagi hari. Hae Young sedang sarapan meminta ibunya untuk
bicara saja dan tak perlu membuat keributan dipagi hari. Ibu Hae Young duduk
didepanya ingin menanyakan satu hal.
“Apa Kau ... dipukuli orang ? Kalau dipukuli bilang ke ibu.” Ucap Ibu Hae Young melihat luka dibagian hidung
anaknya.
“Ini kecelakaan. Waktu aku ke kafe aku tubrukan
dengan seorang laki-laki yang mendadak muncul.”
Cerita Hae Young
“Tanganmu patah, hidungmu lebam. Putriku satu-satunya hidup dengan
penuh kegembiraan” kata Ibu Hae Young tapi Hae
Young pikir Lebih baik daripada membosankan.
“Tapi ini Tidak menyenangkan buatku. Gunakan masker kalau keluar. Tetangga
akan mulai bergosip lagi.” Pinta Ibu Hae Young, Hae
Young tapi merasa tak masalah dengan hal itu. Ibu Hae Young ingin memukul
dengan penggorengan tapi Hae Young malah asik menyeruput sup buatanya ibunya.
Hae Young mengeluarkan seluruh isi tasnya tapi tak
menemukan ponselnya, bahkan mencari-cari ke seluruh ruangan, tapi akhirnya
memilih untuk pergi kerja saja. Didepan rumah sudah ada Do Kyung yang
menunggunya, lalu mengembalikan ponsel Hae Young karena tertinggal di mobilnya.
“Wah, dari pagi aku mencarinya ! Padahal Kau bisa menitipnya pada Hee Ran dan bisa kuambil sendiri. Kau sudah Jauh-jauh datang kemari, terima kasih.” Ucap Hae Young, Do Kyung kembali bisa melihat Hae Young
terpana saat masuk kamarnya.
“Emm... aku hanya ingin tanya ... Apakah ... Kau
tahu dimana rumahku ?” tanya Do Kyung, Hae Young
binggung malah balik bertanya dimana Do Kyung tinggal.
“Tidak. Aku sepertinya pernah
melihatmu, jadi ingin memastikannya.” Kata Do
Kyung, Hae Young pikir karena wajahnya yang pasaran jadi memang sering seperti
itu. Do Kyung pun pamit pergi lebih dulu. Hae Young pun mengucapkan terimakasih
lagi.
Hae Young membungkuk memberikan laporan berkasnya pada
atasanya. Soo Kyung mengambilnya melihat gips ditangan Hae Young sudah dibuka,
Hae Young membenarkan karena baru saja dibuka. Soo Kyung berkomentar kata orang
kalau gips sudah dibuka, tulangnya
akan lebih kuat lalu mengajaknya untuk
bertanding, Hae Young menolaknya.
“Kenapa ? Katanya kau kuat.” Sindir Soo Kyung
“Waktu itu, aku mabuk dengan perut
kosong. Penilaianku sedang buruk. Aku
minta ... maaf. Setelah kupikir, pekerjaanku
tidak benar dan Pekerjaanku buruk dalam mengatasi restoran, Seharusnya aku tidak mencampurkan masalah pribadi dengan
pekerjaan, maafkan aku.” Kata Hae Young, Soo Kyung
dengan cepat memberikan tanda tanganya.
“Kalau mau bertanding, katakan kapan saja. Aku
juga penasaran. Siapa yang akan menang kalau kita
tanding sampai mati ? Tapi Tentunya
... akulah orangnya. “ kata Soo Kyung berdiri
depan Hae Young dengan bangga bergaya merapihkan rambutnya dengan tangan. Hae
Young pun hanya bisa tersenyum. Setelah Hae Young keluar ruangan, merasa yakin
dirinya yang akan menang karena tak mau kalah dari atasannya dan mengaku sangat
ingin berkelahi.
Di pantry
Hae Young membuat kopi dengan mesin, lalu melihat pesan
yang masuk ke dalam ponselnya setelah itu terdengar helaan nafas panjang.
Manager datang bertanya ada apa dengan anak buahnya itu. Hae Young bertanya
apakah ia boleh berpura-pura gila dan tanya sesuatu padanya.
“Bagaimana penampilanku hari ini ? Anggaplah sudah lama kita tidak
ketemu. Sudah 10 tahun kita tidak ketemu.” Ucap Hae
Young, managernya mengingatkan mereka belum kenal selama 10
tahun.
“Kalau begitu, anggaplah kau baru
pertama kali bertemu denganku. Bagaimana ?” kata Hae
Young dengan membentangkan tanganya, sang Manager melihatnya lalu berkomentar
Hae Young itu cantik. Hae Young menghela nafas merasa managernya itu orang yang
membosannya, Manager bertanya kenapa Hae Young menanyakan hal itu.
“Hari ini ada reuni, lalu ada
gadis yang cantik sekali, aku jadi ragu mau pergi atau tidak.” Cerita Hae Young, pegawai wanita yang duduk di pantry
bisa mengerti perasaan Hae Young. Manager mengejek perempuan memang tak
penting.
“Dia bukan cuma cantik…. Aku dan si cantik itu punya nama
yang sama. Ada Lee
Young Ae yang cantik, dan
Lee Young Ae yang menjijikkan. Apa kau mengerti seandainya
mereka satu sekolah ?” jelas Hae Young, Manager merasa
Hae Young tidak menjijikkan
“Benarkan??? Aku tidak buruk sekali, Dia adalah orang yang alami
sekali. Dia pandai, keluarganya kaya,Seksi, kurus, manis ... Waktu sekolah aku hanya gadis
normal dan pendiam, sementara dia itu bintang.”
Cerita Hae Young, pegawai wanita berkomentar tidak
bisa membayangkan kalau Hae Young itu pendiam.
“Mulutku mulai bawel setelah lulus
SMA!!! Waktu itu aku terintimidasi
olehnya. Perasaanku akan terluka jika aku
ikut campur jadi aku
pura-pura tidak kelihatan. Memikirkan itu membuatku ingin
menangis.” Ungkap Hae Young.
Flash Back
Terdengar beberapa orang yang memanggil nama Hae Young,
Hae Young saat masih SMA mengunakan kacamata membalikan badanya, tiga orang
wanita melambaikan tangan lalu berlari tapi menghampiri Hae Young yang cantik
dengan rambut panjang terurai untuk makan toppoki bersama saat pulang sekolah.
“Waktu sekolah,
kalau ada yang memanggil "Oh Hae Young" ...9 dari 10 panggilan bukan
untukku.”
Hae Young berjalan dilorong sekolah kembali terdengar
namanya dipanggil, datangnya Hae Young yang cantik yang menghampiri anak-anak
lainnya. Seorang pria juga datang memanggil Hae Young cantik untuk makan siang
bersama, sementara Hae Young hanya duduk dan makan sendirian.
Ketika berjalan di pinggir lapangan, beberapa orang
memanggil Hae Young tapi Hae Young mengacuhkanya saat itu juga bola menghantam
ke kepala Hae Young yang membuatnya jatuh pingsan. Hae Young cantik dan yang
lainnya pun langsung menghampirinya. Beberapa pria datang sibuk menanyakan
keadaan Hae Young cantik, padahal tak terluka.
Seorang guru memanggil salah satu murid meminta tolong
agar memberitahu Hae Young untuk datang ke ruang guru, pria itu bertanya Hae
Young yang mana. Lalu pria itu berteriak didepan pintu memanggil Hae Young
kalau dicari oleh guru
Hae Young terbangun dari tidurnya memakai kacamatanya,
bertanya apakah itu dirinya. Si pria mengelengkan kepala tapi Hae Young yang
cantik.
“Karena ada dua Oh
Hae Young di kelas maka dia "si cantik Oh Hae Young" dan aku "hanya Oh Hae
Young"
Si pria yang melihat Hae Young hanya tertidur dikelas
menyuruh untuk segera menghapus papan tulis.
Pelajaran olahraga dengan melakukan lomba lari, semua
berteriak mengelu-ngelukan nama Hae Young, bahkan dari jendela kelas. Hae Young
pun berlari paling depan mengalahkan Hae Young cantik.
“Semuanya teriak "Oh Hae Young ! Oh Hae Young!" Tapi, aku tahu Oh Hae Young itu bukan aku. “
Semua pria langsung berteriak dengan panggilan “Si
cantik Oh Hae Young!”
“Aku sengaja kalah,
sepertinya aku harus begitu.”
Hae Young sengaja jatuh sebelum garis finis dan
membiarkan Hae Young cantik sampai garis finish pertama. Beberapa pria langsung
mengerubunginya dan mengeluhkan nama Hae Young cantik. Sementara Hae Young
hanya menatap dengan jatuh tersungkur, Pelajar wanita lain menyuruh Hae Young
cepat bangun dan kembali berlari
“Kalau kalah aku
dibenci, Kalau menang, berarti aku iri. Maka aku berujar dalam hati “Aku wanita kuat
yang tidak akan terluka oleh hal seperti ini. "Jadi aku mengertakkan gigiku
dan berkata begitu setiap hari.”
Pegawai lain yang mendengar cerita Hae Youn yakin pasti
menderita sekali saat itu lalu menyarankan untuk menganti namanya saja. Hae
Young menceritakan setiap hari memohon pada orang tuany untuk ganti nama bahkan sampai menangis tapi ayahnya tidak bergeming.
“Jadi, bagaimana kabar gadis
populer itu sekarang ?” tanya pegawai wanita lain
“Tidak tahu.... Aku belum pernah ketemu dia sejak
kuliah. Aku juga
tidak mau tahu. Aku pastikan untuk tidak masuk
Universitas Seoul saat kuliah., karena tidak
mau papasan lagi dengannya. “ cerita Hae Young yang
masih dongkol, semua tak percaya Hae Young cantik itu kuliah di
universitas Seoul, Hae Young hanya mendengar
berita seperti itu.
“Wahh... Dia cantik, seksi, manis dan
kuliah di universitas Seoul ? Ini Jahat
sekali !” jerit si wanita tak terima, Hae Young setuju kalau itu
sangat cantik.
“Laki-laki tidak suka wanita
seperti itu karena membuatnya terintimidasi. “
komentar si manager
“Kau bicara begitu karena tidak
cukup baik untuknya. Kau pasti mengejarnya kalau kau
kompeten. Kenapa menolaknya ?”
ejek Hae Young, semua wanita mengangguk, si pria terlihat tertawa mendengarnya.
“Jadi maksudmu aku tidak kompeten
?Wah, hatiku sakit mendengarnya. Selama ini aku selalu memujimu.” Keluh si manager, Hae Young pun tersenyum sambil
meminta maaf.
“Hari ini, pergilah reuni. Kejutkan
semua orang kalau kau sudah berubah. Waktu sekolah ada temanku yang
dulu tinggi dan keren. Aku kaget sekali waktu reuni. Tingginya masih sama, ternyata Dia tidak bertumbuh !” cerita pegawai wanita. Hae Young tertawa mendengarnya,
Si pegawai menyarankan Hae Young tetap pergi karena bisa saja semua sudah
berubah.
Hae Young berpikir kalau mungkin saja Hae Young cantik
itu berubah jadi gemuk, seorang pegawai berlari dengan cepat memberitahu “Isa-dora
“ datang, semua yang ada dipantry langsung berhamburan dan kembali
ke meja kerja. Soo Kyung masuk dengan tatapan sinisnya.
Adegan mengegangkan di tengah hujan, dua pegawai membuat suara dengan alat
penyiram tanaman dan juga mengesekan alat seperti jeruji besi dengan membuat
langkah dari sepatu high heels. Do Kyung dan salah satu bawahnya duduk diruang
kontrol, lalu bunyi ketukan sepatu dan langkah kaki pria terdengar sesuai
dengan adegan wanita yang berlari.
Do Kyung berteriak “Cut” berkomentar kalau suara yang dibuat Sama
sekali tidak seram. Anak buah yang duduk
disampingnya mengeluh karena memang Adegannya tidak
menyeramkan. Do
Kyung tahu Adegannya tidak seram, maka dari itu suaranya harus seram lalu menyuruh
untuk mengatur tempo dan melakukanya lagi.
Salah seorang anak buahnya melempar alat musiknya, Do
Kyung memarahi karena tak tahu berapa harga alat musik itu. Pria itu langsung
memeluk alat musiknya dan meminta maaf, Do Kyung hanya bisa menghela nafas Ketika
keluar ruangan studio melihat ponselnya bergetar dan tertulis nama “Panggilan
tak dikenal” dan merejectnya.
Hae Young berjalan di jejeran restoran memberitahu akan
hampir sampai dan menanyakan tempatnya di telp. Hee Ran memberitahu semua
temanya kalau Hae Young akan datang dan baru saja sampai, semua pria langsung
berdiri menyambut dengan senyuman bahagia dan memanggil nama Hae Young.
Akhirnya Hae Young masuk ke dalam restoran sambil
melambaikan tanganya, wajah pria langsung berubah karena yang datang “Hanya Hae
Young” bukan “Si cantik Hae Young” lalu kembali duduk. Hae Young seperti sudah
bisa langsung duduk menyapa teman yang sudah lama tak bertemu, salah seorang
wanita bertanya apakah Hae Young masih mengenalnya, Hae Young tersenyum karena
masih mengingatnya, temanya memuji Hae Young yang terlihat cantik.
“Oh iya, kau juga yang namanya Oh Hae Young ‘kan ?”
komenta salah seorang pria duduk disamping Hae Young
“Yah.... aku juga Oh Hae Young, sekarang juga masih Oh Hae Young.
Apa
perlu sikapmu kentara begitu ?” ejek Hae Young lalu
mulai minum birnya. Salah seorang pria menghampiri Hae Young dan mengingat
julukan "Hanya Oh Hae Young !"
“Tadinya kukira si cantik Oh Hae
Young, aku sempat kaget sekali. Maaf tidak mengenalimu. Kau
jadi makin cantik.” Ucap si pria bernama Sung Jin
lalu menyuruh temanya minggir agar bisa duduk disamping Hae Young dan mengajaknya untuk minum bersama.
“Lalu Si cantik Oh Hae Young mana ? Apa Tidak datang ?” tanya Hae Young, Hee Ran memberitahu kalau tak datang,
Hae Young sedikit tersenyum mendengarnya.
“Omong-omong, kalian tidak ada
yang berhubungan dengan si cantik Oh Hae Young?”
tanya Sung Jin
“2 tahun lalu kami masih saling
kontak, tapi sudah lama dia tidak ada kabar. Waktu
itu katanya dia keluar dari pekerjaan dan pergi keluar negeri selamanya dan Katanya dia putus dengan
pacarnya.” Cerita salah satu teman yang masih
mendengar cerita Si cantik Hae Young.
“Ahh... Benar, aku dengar mereka lumayan
serius. Jadi Mereka
sudah putus ? seharusnya kalau dia putus harusnya
ketemu aku. Kenapa keluar negeri ?”keluh Sung Jin yang membuat semua orang tertawa
mendengarnya.
“Jaman sekarang kita masih bisa
berhubungan selama punya SNS, tapi
aku mencari Oh Hae Young kemana-mana tetap tidak ketemu. Dia
menghilang.” Cerita teman Pria Hae Young
Sung Jin mulai menduga-duga si cantik Hae Young sudah
mati, Hee Ran rasa tak mungkin karena Kalau sudah mati pasti merkea akan akan mendapatkan telp. Sun Jin menceritakan saat itu Oh
Hae Young mau menikah, dan mengira si
cantik Oh Hae Young yang mau menikah tapi
hatinya merasa bahagia ternyata "hanya Oh Hae Young"
yang mau menikah, dengan wajah polosnya
bertanya apakah bukan madu Hae Young mengasikan.
Semua terdiam dan mulai panik, Hae Young mengejek Sung
Jin itu selalu saja ketinggalan dan
memastikan pada Hee Ran kalau waktu SMA juga seperti sekarang. Hee Ran
membenarkan Sung Jin itu selalu ketinggalan berita. Sung Jin binggung berpiki Hae Young sudah
cerai, Hae Young mengatakan kalau ia yang membatalkan
pernikahan. Sung Jin kaget mendengarnya dan ingin tahu alasanya.
“Nah, kali ini aku akan jelaskan
untuk terakhir kalinya, kenapa pernikahannya aku batalkan. Aku
tidak akan bahas lagi. Karena aku sudah muak sekali ! Jadi Dengar baik-baik. Aku
... sukaaaa sekali dengan laki-laki. Hidup hanya dengan 1 laki-laki
... sangat berat
buatku ... “ ucap Hae Young sambil berdiri
memberikan pengumuman. Semua menjerit tak percaya bahkan Sung Jin mengelukan
nama Hae Young yang sudah berubah.
Ibu Hae Young membuat pangsit dengan Bibi Hae Young di
rumah. Bibi Hae Young menceritakan tentang pasangan yang Awalnya
hanya ingin pernikahan biasa tapi setelah melihat
daftar hadiah yang dikirimkan ada
penghangat buat mertua. Ibu Hae Young yakin Belakangan
ini tidak ada calon pengantin yang begitu.
“Aku sudah nyaris meledak, Semakin hari aku semakin kesal. Karena Hae Young membatalkan
pernikahannya kami jadi mudah kesal. Mereka juga ingin hanbok yang
dibuat khusus buat mereka, Memang
tidak terlalu mahal.” Kata Bibi Hae Young
“Pakai saja punya kami.... Itu dibuat khusus, tapi belum
pernah dipakai.” Kata Ibu hae Young
“Mana bisa begitu. Nanti bisa sial.... Siapa yang mau memakai hanbok
dari pengantin yang batal menikah ? Kata
orang, kita tidak boleh memakai barang dari keluarga yang batal menikah. Suamiku
bahkan tidak suka kalau aku sering kemari. Dia
takut, aku membawa energi buruk pulang kerumah. Dia
diam saja karena aku bilang mau pergi membuat pangsit. “ cerita Bibi Hae Young terus mengoceh tanpa sadar ibu
Hae Young sudah melepaskan celemek, bahkan baju hanyanya dan siap marah
Tuan Oh melihat sudah meletakan remote Tvnya menghampiri
istrinya, Bibi Hae Young binggung melihat kakak iparnya membuka baju karena
merasa panas. Ibu Hae Young menatap sinis, beberapa saat kemudian bibi Hae
Young sudah berlari keluar rumah sambil membaca sepatunya. Ibu Hae Young
mengejarnya dan langsung menarik rambutnya mengumpat kalau mulut adik iparnya
yang sial bukan anaknya.
Hae Young tersenyum melihat temanya SDnya yang sudah
beranjak dewasa, Sung Jin mendekatinya tahu kalau itu pasti berat karena semua
menyukai si cantik Hae Young, tapi berbeda dengan dirinya yang menyukai “hanya
Hae Young” Hae Young mengejek temanya itu pasti sedang bercanda.
“Aku Serius.... Sejak dulu, aku membela tim yang
lemah tiap kali nonton acara olah raga. Kenapa
? Karena
aku baik.” Ucap Sung Jin dengan tangan yang
menyentuh pundak Hae Young, Hae Young menyuruh Sung Jin segera menyingirkan
tanganya.
“Ah, sungguh.... Aku dulu suka padamu.” Kata si Sung Jin tak mau
melepaskanya, Hae Young pun bertindak dengan melintir tangan Sung Jin,
Sung Jin memuji Hae Young itu sekarang sangat keren,
tiba-tiba datanglah seorang pria berdasi turun dari mobil tergopoh-gopoh
meminta maaf karena kakek meninggal jadi harus melayat dulu lalu bertanya dimana Hae Young, salah temanya menunjuk
Hae Young yang sedang berbicara dengan Sung Jin.
Si pria mengeluarkan setangkai bunga dan siap memanggil
Hae Young, saat Hae Young membalikan badan, wajah si pria langsung berubah. Hae
Young meminta maaf karena bukan si cantik Hae Young, semua tertawa karena bisa
mengejari temanya, si pria mengomel tapi teman yang lain tak ada yang salah
karena memang Hae Young yang ditunjuknya.
Do Kyung turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah, Ahn
Na mengikir kukunya sementara Park Hoon sedang asik mengedit naskah dengan
laptopnya, mendengar bunyi suara pintu terbuka, Park Hoon langsung menutup
laptop dan berlari kamar. Do Kyun yang melihat Ahn Na menyuruh pulang karena
sudah larut malam.
“Aku akan pergi.... Aku menemani Oppa Hoon selesai
bekerja. “ ucap Ahn Na, Park Hoon datang, Do Kyung
bertanya apa yang dilakukan adiknya, Park Hoon mengaku tak melakukan apapun.
“Kau mengerjakan skenariomu lagi ‘kan?”
ucap Do Kyung sudah bisa menebaknya, Park Hoo mengumpat kakaknya sudah gila
karena sudah merasa lelah jadi tak mungkin ada waktu.
“Lalu kau ngapain tadi ?”
tanya Do Kyung, Park Hoon mengaku hanya melihat internet saja.
“Kalau aku melihatmu memperbaiki
skenariomu, kau mampus.” Kata Do Kyung mengancam,
Park Hoon menyakinkan tak melakukan jadi tak perlu khawatir.
Ponsel Do Kyung bergetar, Ahn Na memberitahu ada telp
masuk melihat itu voice message, Park Hoon heran siapa yang menelp kakaknya
malam-malam lalu Ahn Na menyuruh untuk cepat mengangkatnya. Park Hoon
memastikan kalau bukan telp penipuan. Ahn Na mengejek pacarnya itu bodoh karena tidak mungkin
telp penipuan dengan voice message, menurutnya pasti orang ingin mendengar
suara Do Kyung dimalam hari jadi menyuruhnya untuk cepat mengangkatnya.
Do Kyung hanya diam saja seperti sudah tahu kalau itu
telp dari Hae Young, Park Hoon melihat wajah kakaknya seperti sudah menebak
siapa yan menelpnya, Ahn Na tak sabar akhirnya berdiri memberikan ponsel Do
Kyung untuk mengangkatnya, Do Kyung hanya diam saja, Ahn Na menawarkan diri
untuk mengangkatnya, Do Kyung mengatakan tak perlu mengangkatnya.
Akhirnya telpon jadi miss call, Ahn Na kesal menurutnya
Do Kyung itu Kejam sekali padahal
hanya ingin mendengar suaranya saja dan menduga kakak iparnya itu sudah tahu
siapa yang menelp. Park Hoon menyuruh pacarnya untuk diam saja. Do Kyung
mengambil ponselnya lalu masuk ke dalam kamar.
Di dalam kamar
Park Hoon yakin Satu-satunya yang akan
menelpon kakaknya itu hanya si perempuan kasar, Ahn Na ingin tahu apa yang dilakukan si wanita itu.
Park Hoon menceritakan calon kakak iparnya melarikan
diri di hari pernikahan, Ahn Na terlihat kagum
merasa tak percaya kalau keduanya akan menikah.
“Ibuku sangat menentangnya, tapi
kakakku cinta sekali padanya jadi
mereka menyiapkan tanggal dan saat semuanya siap. Sayangnya Perempuan
itu tidak muncul dan Tidak ada
yang tahu dia masih hidup atau sudah mati. Aku
mencari kakakku semalaman dan berdoa semoga dia tidak celaka ... “ cerita Park Hoon mengebu-gebu lalu menyadari pacarnya
bukan mendengarnkan malah mencoba melipat tubuhnya
“Aku mencari kakakku semalaman dan
berdoa semoga dia tidak celaka ... Tapi kakakku sibuk mencari
perempuan itu seperti orang gila. Aku kira kakakku akan mati kalau
perempuan itu mati juga. Waktu itu, aku harap perempuan
itu mati !” ungkap Park Hoon benar-benar kesal, Ahn
Na memukul Park Hoon merasa sudah kerterlaluan.
“Siapa yang keterlaluan ?! Aku ? Jalang itu yang keterlaluan. Bagiaman bisa berkhianat ke kakakku
seperti itu ?!” ucap Park Hoon marah sambil berdiri
Ahn Na bertanya alasan wanita itu tak datang, Park Hoon
dengan kesal tak mungkin mengetahuinya karena Sejak itu
merek tidak pernah membahas soal
perempuan itu lagi. Dan Namanya dilarang disebut di rumah
ini lalu menyebut nama Oh Hae Young
bersambung ke episode 3
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
Makasih sinopsis y,cerita y seru..
BalasHapusmbak, episode 1 part 2 nya kok kosong halamannya? gak terbaca, tlg diperbaiki dong mbak. makasih.
BalasHapus