Dan Tae dkk mulai bersulang untuk minum bir, datang
seorang pria tua menaiki tangga dan melihat ketiganya yang sedang minum bir.
Dan Tae berdiri dari tempat duduknya nampak terkejut dan memanggil pria itu
“ayah” Joon Soo dan Gong Shim nampak binggung melihat pria yang dipanggil ayah
oleh Dan Tae.
Dan Tae dan ayahnya akhirnya makan direstoran bersama,
lalu Dan Tae bertanya bagaimana Ayahnya bisa tahu dimana tempat tinggalnya, apakah bertemu
Bibi. Ayah Dan Tae mengangguk sambil terus tertunduk makan.
“Apakah kau merindukanku selama
lima tahun ini? Bagaimana
kau bisa tidak menghubungiku sama sekali sampai sekarang?” sindir Dan Tae pada ayahnya.
“Aku datang karena merindukanmu.” Ucap Ayah Dan Tae masih sibuk makan dengan tertunduk.
“Apa kau yakin? Kurasa kau datang
untuk makan sup penghilang mabuk
karena Kau hanya makan tanpa menatapku.” Kata Dan Tae sambil sengaja mencondongkan wajahnya pada
ayahnya yang terus terunduk.
“Ini karena aku merasa menyesal.” Kata Ayah Dan Tae sambil mengangkat wajahnya.
“Jika kau menyesal, jangan
pernah meninggalkanku seperti itu lagi.” Ucap Dan
Tae
Gong Shim kembali ke lantai atap, melihat Joon Soo sedang
memperbaiki bangku kecil yang rusak dengan memakunya, dalam hatinya bergumam “Apa yang dia
lakukan? Apakah dia memperbaiki kursinya. karena aku berkata kalau aku menyukainya?” Sepertinya Gong Shim terlalu percaya diri.
Joon Soo menyadari Gong Shim yang baru datang, Gong Shim
berpura-pura bertanya Apa yang dilakukannya. Joon Soo melihat Ada
beberapa alat pakakas di depan
kamar Dan Tae Jadi ia mencoba memperbaiki kursinya. Gong Shim memberitahu membawa
beberapa es krim untuk pencuci mulut dengan
memberikan es krimnya. Joon Soo menerimanya tapi ketika membukanya ternyata es
krimnya sudah meleleh dan tak berbentuk.
“Ah... kenapa es krimnya mencair? Kurasa kulkas di toko tadi rusak. Maafkan aku.” Ucap Gong Shim nampak malu
“Sudahlah.. Tidak masalah.” Kata Joon Soo dengan senyuman memakannya lalu menyuruh
Gong Shim untuk duduk dikursi yang baru di perbaikinya. Gong Shim tak bisa
menolak kalau memang Joon Soo yang memintanya,
“Wah... Ini
tidak bergoyang lagi, sangat
mengagumkan. Aku
benar-benar suka melihat pemandangan sambil duduk di kursi ini. Terima kasih...” kata Gong Shim lalu kembali berdiri.
Ia tak tahu kalau Joon Soo itu bisa
memperbaiki kursi. Joon Soo menceritakan sedang
belajar tentang pertukangan belakangan ini karena menyukai meja dan kursi dan mencoba untuk membuat
barang-barangnya sendiri. Gong Shim mengutarakan ingin juga
belajar bagaimana membuat kursi. Joon Soo
pikir Gong Shim harus mencobanya karena benar-benar
menyenangkan dan Tempatnya belajar melakukannya benar-benar
bagus.
“Tapi sekarang, jumlah siswanya
sudah penuh. Jadi
mereka tidak bisa menerima siswa baru. Haruskah
aku mencari tempat kursus mebel
lain untukmu?” kata Joon Soo,
“Tidak perlu, Aku bisa mencari tahu tentang hal
itu di internet.” Ucap Gong Shim
“Jadi Mulai sekarang, kita akan bertemu
di kantor.” Kata Joon Soo
“Karena kau orang penting di
perusahaan, Kau harus
berpura-pura seperti tidak mengenalku. Jika
kau sampai berurusan denganku, maka kau
bisa memperlakukanku dengan buruk. Aku
memberitahumu ini dari awal sekarang.” Jelas Gong Shim, Joon Soo hanya tersenyum sambil
memakan es krimnya.
“Kenapa aku harus memperlakukanmu
dengan buruk?” ucap Joon Soo, Gong Shim menjawab Karena
Joon Soo ada di posisi yang tinggi.
“Tapi kita teman. Bagaimana bisa
aku melakukan itu? Daripada
menganggapku sebagai seseorang dengan posisi tinggi, kau hanya harus menganggapku sebagai seniormu. Beritahu aku jika kau memiliki
masalah.” Kata Joon Soo dengan senyuman lebar lalu mengambil
barangnya dan menuruni tangga.,
“Dia
bilang teman? Bagaimana mungkin seorang manusia... menjadi sesempurna ini?” gumam Gong
Shim tak percaya.
Gong Shim berlari masuk ke dalam rumah memberitahu kedua
orang tuanya kalau lolos mendapat pekerjaan di Grup Star. Ibunya nampak tak percaya kalau sebelumnya berkata tak
lulus wawancara dan
menyuruhnya untuk tak berbicara omong kosong.
“Ada banyak penipuan kerja
sekarang ini. Kau harus
berhati-hati tentang hal itu.” Kata Tuan Gong tetap
nonton Tv.
“Tidak, Ayah! Ini bukan penipuan. Aku
benar-benar mendapat pekerjaan. Aku
mendapatkannya” ucap Gong Shim berusaha menyakinkan
ucapanya.
“Jadi Kau benar-benar mendapatkan
pekerjaan?” kata Ibu Gong Shim nampak tak percaya.
“Aku tidak akan menjadi
pramuniaga. Ini luar
biasa dan Jangan terkejut.” Kata GongShim
Didalam kamar
Gong Mi sedang didepan komputernya melihat artikel
tentang Joon Soo, lalu terdengar adiknya yang memberitahu mendapat pekerjaan di
kantor sekretaris CEO
Grup Star. Kedua orang tuanya berteriak tak percaya
anak bungsunya akan menjadi Sekretaris CEO. Gong Mi akhirnya keluar dari kamar.
“Apa yang kalian bicarakan? Kau akan menjadi sekretaris CEO
Grup Star? Wah... Apakah
kau tahu bagaimana penampilan sekretaris CEO? Mereka semua cantik dan cerdas, Kau harus memeriksanya dengan
teliti.” Ejek Gong Mi meremehkan
“Aku sudah memeriksanya dengan
teliti dan Aku akan mulai bekerja besok.” Ucap Gong Shim tersenyum bahagia.
Ibunya pun langsung mendekati anaknya dan memeluknya
erat, terlihat sangat bangga. Gong Mi nampak lesu dan tak percaya adiknya bisa
mendapatkan jabatan menjadi sekertaris seorang CEO. Ibunya sangat bahagia
sampai memutar-mutar dengan Gong Shim yang selama ini tak pernah dilakukanya,
lalu menyuruh suaminya agar mengatakan sesuatu.
Tuan Gong nampak shock dan langsung menjatuhkan badanya
di sofa, Gong Shim panik berpikir ayahnya pingsan. Ibu Gong Shim pun menarik
suaminya untuk duduk kembali sambil memukul wajahnya berteriak agar suaminya
bisa bertahan. Gong Mi nampak benar-benar tak percaya adiknya bisa masuk ke
Star Grup.
Gong Shim menyiram tanaman potnya diatap rumah, lalu
natapnya dengan memanggil nama teman-temannya, Kim Eun
Ah, Lee Ji Young dan Park Sung Woo.
“Kalian mengabaikanku dan tidak
mengundangku dalam pesta kalian. Aku
bahkan pergi ke pernikahan kalian.Aku berbeda sekarang, mengerti?” gumam Gong Shim penuh
dendam lalu mengkhayal.
Sebuah rangkaian bunga dengan bentuk wanita yang
mengunakan hanbook sangat besar. Gong Shim dan Joon Soo naik kereta kuda
mengunakan pakaian pengantin, lalu berhenti di depan orang-orang yang sedang
berkumpul.
“Joon Soo. Mereka teman-temanku yang sudah
menikah” kata Gong Mi memperkenalkan teman-temanya
“ Jadi Mereka
adalah teman-teman yang tidak mengundangmu ke pesta mereka. Jangan pernah berpikir untuk
datang ke pesta kami.” Ucap Joon Soo
Semua nampak kecewa, Gong Shim tersenyum bahagia sambil
memegang buket bunganya, Joon Soo memeluk erat Gong Shim sampai membuat
wajahnya memerah.
Gong Shim tersenyum-senyum sendiri mengkhayalkan
semuanya, lalu mulai menyadarkan dirinya sambil memukul kepalanya kalau ia
sudah gila. Dan Tae tiba-tiba sudah datang menduga Gong Shim itu membayangkan
sesuatu, Gong Shim kaget melihat Dan Tae sudah
duduk dibelakangnya, lalu mendorongnya agar tak duduk di kursi yang baru
diperbaiki Joon Soo.
“Kau menggelengkan kepalamu dan menyebut dirimu sendiri gila sambil memukul kepalamu. Sepertinya kau membayangkan
sesuatu yang memalukan.” Ucap Dan Tae
“Kau memang konyol.... Tidak, aku tidak melakukan itu.” Kata Gong Shim menyangkal
“Kau mengubah gaya rambutmu, lalu
sekarang membayangkan sesuatu yang manis. Ternyata Kau benar-benar suka pada Joon
Soo.” Komentar Dan Tae sudah bisa mengodanya. Gong Shi tetap
menyangkalnya.
“Hei.... Kenapa kau berbicara kepadaku
secara informal?” ucap Dan Tae sambil
melotot.
“Kau salah.... Jangan mengatakan hal-hal seperti
itu. Itu benar-benar membuatku marah.” Tegas Gong Shim ingin turun tapi Dan Tae kembali
memanggilnya.
“Tapi itu sangat jelas.... Aku harus bertanya pada Joon Soo
saat bertemu dengannya besok. Dia
pasti menyadari hal itu, kan? Kurasa
dia pasti menyadarinya.” Ucap Dan Tae
Gong Shim tiba-tiba langsung maju mendekati Dan Tae
dengan wajah tertunduk, Dan Tae binggung melihatnya. Gong Shim bertanya apakah
memang benar-benar terlihat jelas. Dan Tae mengatakan sangat jelas. Gong Shim memohon tidak
boleh mengatakannya kepada
Joon Soo. Dan Tae pikir kenapa tak boleh, Gong
Shim menegaskan kalau Dan Tae tidak
boleh mengatakannya. Dan Tae pikir Hal
ini tergantung pada perilakunya. Gong Shim berjanji akan
memperlakukannya dengan
baik. Dan Tae nampak tak percaya.
“Aku berencana untuk tinggal
bersama ayahku Tapi
ruangan ini terlalu kecil untuk dua orang. Selain itu
tak Ada juga ada dapur di sini.” Ucap Dan Tae
“Aku setuju. Ini terlalu kecil
untuk ditinggali dua orang.” Ucap Gong Shim
“Jadi aku berpikir untuk pindah ke
suatu tempat yang lebih besar, Segera.” Kata Dan Tae, Gong Shim pikir Dan Tae memang harus
melakukannya.
“Tapi aku baru saja pindah Dan sudah membayar sewa untuk
satu bulan.” Jelas Dan tae
Gong Shim membenarkan dan sudah menerimanya. Dan Tae pikir Berdasarkan jumlah hari, selain dari jumlah hari saat tinggal di sini, maka ingin mendapatkan pengembalian
dana untuk sisanya. Gong Shim tak terima
menurutnya Jika Dan Tae memutuskan
untuk pindah, tidak akan mendapatkan pengembalian dana. Dan Tae pikir benar juga dan tidak akan melakukan itu.
“Kalau begitu aku harus bertanya
pada Joon Soo tentang masalah ini.” ucap Dan
Tae
“Tunggu... sebentar... Kurasa kita bisa
menyelesaikan masalah ini. Cobalah
mencari kamar yang lebih besar agar kau bisa hidup bersama ayahmu. Aku akan menghitung sewa
berdasarkan jumlah hari kau tinggal, dan
akan mengembalikan sisanya. Tapi dengan satu syarat yaitu kau tidak akan mengatakan apapun
pada Joon Soo.” Ucap Gong Shim sambil memperagakan
untuk mengunci mulutnya.
Dan Tae setuju akan mengunci mulutnya, lalu matanya
melihat ke arah tangga memanggil Joon Soo, Gong Shim mempersiapkan senyumannya
sambil menengok tapi ternyata tak ada siapapun yang datang. Dan Tae tertawa
bahagia bisa melihat Gong Shim yang kena tipu olehnya.
Pagi hari di rumah keluarga Suk
Nyonya Nam memberitahu Dae Hwang kalau hari ini
harus menemani
para tamu dari Cina karena ia harus
pergi ke sebuah kuil di Cheonan. Dae Hwang
mengerti akan mentraktir
mereka semua, Jajangmyeon
di restoran Cina di
depan kantor, lalu tertawa sangat lebar pada
istrinya. Nyonya Nam melonggo mendengarkanya.
“Jangan lakukan itu.... Kau akan terkesan
pelit.” Kata Nyonya Yum sinis pada suaminya.
“Leluconku sepertinya tidak
bekerja di sini. Saat
aku mengatakan lelucon di luar, orang tertawa terbahak-bahak.” Ucap Dae Hwang
“Semua staf perempuan pasti
memaksa diri mereka untuk tertawa. Pada
saat seseorang menertawakan lelucon Jajangmyeonmu, harap diingat bahwa dia hanya berusaha
untuk menjaga perasaanmu.” Sindir Nyonya Yum.
“Lakukan itu saat kau sedang
sendiri.” Kata Nyonya Nam lalu memanggil cucunya.
“Joon Soo. Kau Ingat supir yang saat itu?” ucap Nyonya Nam
Joon Soo bertanya apakah neneknya mengobrol dengan
sopirnya itu ketika pergi
ke kuil. Nyonya Nam membenarkan lalu meminta agar Joon Soo
memanggilnya kembali untuk mengemudikan mobilnya hari ini. Joon Soo ingin menjelaskan, tapi ayahnya menyela kalau
meereka sudah memiliki supir Park jadi
lebih baik mengunakan sopir yang mereka miliki, Nyonya Nam dengan sedikit
berteriak meminta agar Joon Soo agar datang lalu meninggalkan ruang makan. Joon Soo pun hanya bisa
menuruti permintaan neneknya.
Gong Shim berdiri didepan gedung Star Grup yang sangat
besar dan megah, lalu berbicara pada dirinya sendiri agar tak pernah menyerah.
“Meskipun sulit, atau apa pun yang terjadi, kau
tidak akan menyerah. Ayo
kita lakukan!” ucap Gong Shim penuh semangat dan
tersenyum bahagia.
Tiba-tiba terdengar bunyi suara orang dari perutnya yang
membuat wajahnya nampak gugupnya, lalu dirinya masih tidak
percaya menurutnya hal ini bukan
sindrom biasa, karena ia menderita
sindrom iritasi usus besar lalu berjalan masuk
gedung sambil menahan sakit dibagian perutnya.
Seorang wanita membawa Gong Shim ke tempat kerjanya, lalu
dengan melipat tanganya terlihat sinis bertanya siapa yang membantunya dan
ingin tahu caranya bisa langsungmenjadi sekretaris CEO. Gong Shim menjawab tidak
mendapatkan bantuan dari siapapun.
“Apa pekerjaan ayahmu?” tanya si wanita, Gong Shim memikirkan ayahnya yang
sebelumnya nampak shock mengetahui jadi Sek CEO.
“Aku benar-benar tidak mendapat
bantuan dari siapapun.” Ucap Gong Shim mencoba
menyakinkan.
“Jadi kau tidak mau memberitahuku? Baiklah. Ini adalah tempat dudukmu. Kau bisa Duduk di sini, dan CEO akan menghubungimu nanti.” Kata si wanita sinis lalu meninggalkanya, Gong Shim pun
mengucapkan terima kasih.
Gong Shim melihat ada telp dimejanya lalu berpura-pura
mengangkat telp dengan ramah mengatakan ia adalah Sekretaris
Gong dan akan menghubungkan telpnya kepada CEO segera, dengan tawa bahagia membayangkanya.
Tuan Suk dan istrinya baru datang ke kantor lalu melihat
Gong Shim sedang berpura-pura bicara di telp.Tuan Suk mendehamkan suaranya,
Gong Shim langsung menutup telp dan menyapanya. Nyonya Yum tersenyum melihat
Gong Shim menyuruhnya agar segera masuk keruanganya. Tuan Suk hanya bisa
menghela nafas melihatnya.
Nyonya Yum memastikan kalau yang ada didepanya itu Gong
Shim, Gong Shim pun membungkuk menyapanya. Tuan Suk yang melihatnya nampak
meremehkan, Nyonya Yum malah tersenyum karena suaminya tak mungkin tergoda
dengan sekertaris pilihanya, lalu mencoba memberitahu statusnya. Tuan Suk
menyambar kalau Nyonya Yum adalah istrinya. Gong Shim pun menyapa dengan
panggilan “Nyonya” dan sangat sopan. Nyonya Yum pun meminta suaminya untuk
bicara.
“Jadi hari ini, aku perlu untuk menemani beberapa
tamu dari Cina. Apakah
menurutmu aku harus menjamu mereka Jajangmyeon... di restoran Cina dekat kantor?” ucap Tuan Suk sambil tertawa.
“Kurasa kau harus melakukannya.” Kata Gong Shim dengan wajah serius. Akhirnya Nyonya Yum
yang tertawa lebar melihat wajah suaminya.
“Apa yang ku katakan?!!! Kita memilih sekretaris yang
tepat.” Komentar Nyonya Yum,
Gong Shim mengucapkan terimakasih, sementara Tuan Suk
merasa hampir gila lalu pamit
pergi karena akan menghadiri pertemuan. Sebelum keluar menatap Gong
Shim hanya bisa menghela nafas karena tak ada pesona yang menarik untuknya. Nyonya
Yum pun menyuruh Gong Shim untuk duduk didepanya.
“Mulai sekarang, selama kau
bekerja sebagai sekretaris presiden, ada
beberapa hal yang perlu kau ingat. Ini
tentang keluarga kami. Dengan
demikian, kau tidak boleh membicarakan
tentang ketua, presiden... dan
Direktur Seok kepada orang lain di luar. Kau mengerti apa yang aku
katakan, kan?” ucap Nyonya Yum, Gong Shim mengangguk
mengerti.
“Dan Juga, kehidupan pribadi
presiden... Dengan
kata lain, masalah
yang melibatkan wanita... Kehidupan
pribadi presiden harus dirahasiakan, dan
kau harus melaporkan langsung kepadaku. Mengerti?” ucap Nyonya Yum, Gong Shim mengerti.
“Aku mempekerjakanmu karena
percaya kepadamu, jadi Aku
berharap kau tidak mengecewakanku.” Kata
Nyonya Yum, Gong Shim mengerti dengan senyuman lebar seperti masih kaku.
Ayah Dan Tae berjalan sambil memegang selembar kertas
lalu melihat papan alamat “98-7, Hannam2-gil)”dan itu sama dengan yang tertulis dikertas (98-7, Hannam2-gil, Yongsan-gu, Seoul). Disisi lain Dan
Tae terlihat berlari sangat cepat, seperti dikejar seseorang.
Nyonya Nam keluar dari rumahnya melihat Ayah Dan Tae,
Ayah Dan Tae pun memilih untuk berjalan pergi meninggalkan rumah yang
dicarinya. Dan Tae dari arah depan datang, terengah-engah karena berlari,
menyapa Nyonya Nam. Nyonya Nam memarahi Dan Tae yang datang terlambat.
“Maafkan aku. Aku... tiga menit terlambat.” Ucap Dan Tae melihat jam di ponselya.
“Tapi nyonya.... Kurasa kau terlihat 10 tahun
lebih muda.” Goda Dan Tae yang membuat Nyonya Nam
sedikit tersenyum.
“Karena kau sudah pernah kesana,
seharusnya
kau tahu jalannya dengan
baik.” Ucap Nyonya Nam sedikit sinis
“Ya, aku tahu jalannya dengan
baik.... Tapi Nyonya... Jika kau semakin muda, lain kali saat kita bertemu, Kita bahkan bisa menjadi teman.” Goda Dan Tae sambil membuka pintu mobil
“Apakah kau seorang penipu?!!! Berhenti bicara omong kosong!” teriak Nyonya Nam, Dan Tae pun berjanji akan
diam sambil menutup pintu setelah Nyonya Nam masuk mobil.
Di kuil
Tertempel tulisan (Lahir pada 7 September, Tahun Kelinci, Seok
Joon Pyo) Nyonya Nam memberikan sujud disamping
biksu yang nampak sedang berdoa. Di luar, Dan Tae sambil makan kue beras
berbicara dengan seseorang memberitahu sedang
ada di luar sekarang.
“Tapi karena direktur ada di
kantornya, jadi tolong
persiapkan gambar kerusakan fisik dan
salinan dokumen permohonan.” Kata Dan Tae di telp
Nyonya Nam sudah selesai berdoa, lalu berbicara pada
Biksu agar memastikan lilin untuk Joon Pyo tidak mati dan meminta bantuannya. Biksu pikir sudah pasti akan memastikan
itu selama
lebih dari 20 tahun jadi tidak
mungkin lilin itu akan mati. Nyonya Nam berharap
Biksu akan bertemu kembali dengan Buddha dan memberkatinya.
Setelah itu kembali ke mobil berpikir Dan Tae sudah
menunggu cukup lama, lalu mengajaknya untuk makan
mie dalam perjalanan kembali. Dan Tae kembali menutup pintu sebelum Nyonya Nam masuk
mobil, mengaku sangat menyesal dan meminta maaf. Nyonya Nam pun bertanya Apa
yang terjadi.
“Aku memindahkan mobilnya, dan membuat goresan” akui Dan Tae, Nyonya Nam panik bertanya dimana
goresanya. Dan Tae pun menunjukan goresan panjang dibagian pintu, mengaku hanya
sedikit saja.
“Ini bukan sedikit. Bagaimana bisa kau menggores
sebesar itu?!!” teriak Nyonya Nam marah
“Aku benar-benar sangat menyesal. Pikiranku berada di tempat lain.” Ucap Dan Tae tertunduk menyesal.
“Astaga.... Kau orang yang ceroboh. Aku tahu kau akan menimbulkan
masalah.” Keluh Nyonya Nam sinis
Dan Tae meminta maaf dan mengaku sangat menyesal, lalu
berjanji akan membayar biaya perbaikannya. Nyonya Nam terus mengomel Dan Tae yang tidak berhati-hati lalu mengajaknya untuk segera pergi. Dan Tae menahanya
sebentar, memberitahu kalau ia benar-benar akan mencoba dan
menahannya, tapi... Nyonya Nam bertanya apa lagi
sekarang masalahnya.
Dan Tae meminta izin untuk pergi ke toilet, Nyonya Nam
mengeluh apa saja yang dilakukan Dan Tae sedari tadi, Dan Tae mengaku Semuanya
baik-baik saja sebelumnya tapi perutnya tiba-tiba sakit. Nyonya Nam pun menyuruh Dan Tae untuk cepat pergi. Dan
Tae membuka pintu dan berjanji akan kembali secepat mungkin.
Datang seorang nenek mengetuk jendela mobil, Nyonya Nam
membukanya bertanya ada apa. Si nenek pikir Nyonya Nam adalah neneknya dan
bertanya Kemana perginya pemuda itu. Nyonya Nam memberitahu Dan Tae sedang pergi
ke toilet lalu menanyakan alasan mencarinya.
“Ini beberapa sayuran yang kupetik
di hutan memang tidak seberapa. Tapi cobalah saat kau tiba di
rumah.” Ucap si nenek. Nyonya Nam pun akhirnya keluar dari
mobil.
“Tapi kenapa kau memberikan ini
kepadaku?” tanya Nyonya Nam heran
“Aku terus memikirkannya, dan menyesal karena memberikan
goresan besar pada mobil. Jadi
itu sebabnya aku kembali kemari.” Jelas si
nenek
Nyonya Nam nampak terkejut kalau nenek itu yang membuat
goresan pada mobilnya. Neneknya mengakuinya dan bertanya balik apakah cucunya
itu tak memberitahunya.
Flash Back
Dan Tae sedang berbicara di telp, Si nenek sedang
mendorong gerobaknya dengan jalan menurun. Dan Tae tiba-tiba dikegatkan dengan
bunyi yang cukup keras, lalu menjerit histeris melihat yang terjadi. Nenek itu
pun nampak menyesal telah membuat goresan di mobil karena terkena gerobaknya.
“Ya ampun, ini buruk. Apa yang
akan kita lakukan? Apa
yang akan kau lakukan?” jerit Dan Tae panik
“Mobil ini sangat mahal, kan? Apa yang bisa aku lakukan?” kata Si Nenek ikut panik juga.
“Menjual semua sayuranmu tetap
tidak akan cukup untuk biaya perbaikan.” Jerit Dan
Tae kebinggungan lalu melihat wajah sang nenek menahan tangisnya dan terlihat
ketakutan.
Dan Tae akhirnya menyuruh si nenek untuk cepat pergi
saja. Nenek itu nampak binggung. Dan Tae mengatakan berpura-pura tidak
melihat didepanya. Si nenek merasa itu tindakan yang tidak
benar. Dan Tae gemas menyuruh untuk nenek itu cepat pergi selagi bisa pergi lalu
membantu dengan mendorong gerobak karena pasti akan
mendapatkan masalah besar jika ada yang melihatnya
dan akan membiarkan si nenek untuk pergi saja. Si nenek pun membungkuk sangat
berhutang budi. Dan Tae pun hanya bisa menangis melihat
mobil Nyonya Nam memiliki goresan yang cukup panjang
Dan Tae menyetir mobil, melihat ke arah spion tatapan
mata sinis Nyonya Nam terlihat. Ia pun meminta maaf apa yang terjadi, karena pasti
marah padanya.
“Tentang biaya untuk perbaikan
mobil, kupikir
aku bisa membayarmu dalam angsuran 12 bulan.” Kata Dan
Tae.
“Bagaimana aku bisa mempercayaimu?” balas Nyonya Nam sinis.
“Kau benar, Aku juga berpikir demikian. Lalu bagaimana jika tiga bulan?” kata Dan tae
Nyonya Nam hanya mendecakan bibirnya terlihat kesal, Dan
Tae pikir Nyonya Nam sangat marah padanya. Nyonya Nam tersenyum karena Dan Tae
mau menanggung kesalahan sang nenek tua.
Pengacara Song bertanya tentang Gong Mi yang tertarik
dengan gugatan merek dagang Grup Star. Gong Mi
membenarkan dan mengetahui gugatan
yang sedang ditangani oleh Choi Seo Jin sekarang.
Pengacara Song mengartikan Gong Mi ingin mengambil alih
kasusnya.
“Maafkan aku, tapi aku benar-benar ingin
menangani gugatan itu.” Kata Gong Mi nampak memilih
rencana untuk mendekati Joon Soo
“Apa yang sedang kau coba lakukan
sekarang tidak beretika. Kau
tahu itu, kan?” ucap Pengacara Song
“Aku tidak ingin mengatakan ini,
tapi... Aku
mendengar dia juga pindah ke firma hukum lain.” Kata
Gong Mi, Pengacara Song nampak tak percaya tapi Gong Mi terlihat menyakinkan.
Gong Shim langsung berdiri ketika melihat orang yang akan
masuk ke dalam ruangan Dae Hwang lalu menyapanya. Pria bernama Yum Dae Chul berhenti
lalu melihat Gong Shim si anak nakal, tak percaya ternyata benar-benar
dipekerjakan. Gong Shim nampak binggung.
“Apa kau sedang bercanda?!!! Kau membandingkanku dengan anjing
selama wawancara kerja.” Ucap Dae Chul mengingatkan
“Oh, aku mengerti.... yah,aku ingat kau.” Kata Gong Shim terlihat gugup.
“Kau bilang "Ya, aku ingat
kau"? Ini konyol.” Keluh Dae Chul
Dae Hwang keluar dari ruangan lalu memanggil Dae Chul
untuk masuk, Dae Chul memastikan pada kakak iparnya kalau Gong Shim itu benar-benar
sekretarisnya. Dae Hwa berbisik kalau istrinya yang
mempekerjakannya jadi tak
bisa melakukanya. Dae Chul yakin istri Dae Hwang itu benar-benar marah tentang perselingkuhannya. Dae Hwang meminta Dae Chul berhati-hati dalam bicara
dan Tidak perlu menyebutkan itu dan mengajaknya masuk.
“Haruskah aku mempersiapkan teh?” kata Gong Shim menawarkan diri
“Seekor anjing tidak minum teh dan Mulai sekarang, panggil aku
direktur eksekutif anjing. Mengerti?” sindir Dae
Chul
Gong Shim sempat diam, Dae Chul meminta Gong Shim
menjawabnya. Gong Shim mengatakan kalau mengerti. Dae Chul berteriak marah,
Gong Shim berusaha menjelaskan kalau bukan itu maksudnya. Dae Chul merasa
memang sek barunya membuatnya benar-benar mengila.
“Apakah aku benar-benar harus
melihatnya setiap kali mengunjungi
kantormu?” ucap Dae Chul
“Aku tidak bisa memecatnya Tapi kita bisa membuat dia pergi
dengan sendirinya.” Bisik Dae Hwang lalu
menyuruh Gong Shim untuk membuatkan teh setelah 20 menit. Gong Shim mengerti sambil membungkuk memberikan hormat. Dengan
mengunakan timer di ponselnya membiarkan air mendidih dalam teko, dan melihat
masih ada waktu 5 menit sebelum mengantarnya.
Gong Mi duduk sendirian dalam ruang rapat sambil meminum
tehnya, pikiranya melayang saat pertama kali melihat sosok Joon Soo di acara amal
yang sangat mempesona, dengan senyumannya. Ketukan pintu membuat Gong Mi
tersadar dari lamunanya. Seorang pria masuk memberikan kartu nama sebagai tim
hukum.
“Senang bertemu denganmu. Aku Gong
Mi, pengacaramu. Aku
diberitahu bahwa pertemuan ini dengan Direktur Seok Joon Soo.” Ucap Gong Mi
“Aku mengerti, Kau bisa berbicara kepadaku
sebagai gantinya.” Kata tim Hukum dan
mempersilahkan Gong Mi duduk, wajah Gong Mi nampak terlihat kecewa.
“Aku ingin melakukan pertemuan
dengan direktur secara pribadi.” Kata Gong Mi mencoba
mencari kesempatan kembali
“Hei.. Dia adalah putra dari keluarga
kerajaan dan tidak berpartisipasi dalam
pertemuan seperti ini. Kau
bisa berbicara kepadaku sebagai gantinya.” Kata si
tim hukum, Gong Mi pun kecewa untuk yang kedua kalinya.
Joon Soo sedang berjalan di lorong dan melihat dari
belakang sosok wanita yang dikenalnya, lalu memanggilnya dengan senyuman lebar.
Gong Shim langsung membungkuk menyapanya, Joon Soo menanyakan hari
pertama di tempat
kerja.
“Semuanya cukup membingungkan
sekarang. Aku
sedang dalam perjalanan ke kantor dengan membawa manual pekerjaan sekretaris.” Ucap Gong Shim lalu pamit pergi.
“Tunggu dulu. Kenapa kau
terburu-buru? Lagipula
presiden juga tidak ada di kantor.” Kata Joon
Soo menahanya, Gong Shim heran bagaimana Joon Soo bisa mengetahuinya.
“Sangat mudah untuk mengetahui apa yang kau bekerja di sini. Apakah kau sudah membuat
kesalahan?” tanya Joon Soo terlihat tertarik dengan
cerita Gong Shim
“Ya, tentang itu... Dia mengatakan kepadaku untuk
membawakannya teh
setelah 20 menit. Jadi
aku membuat beberapa teh Tapi aku dimarahi karena tidak mempersiapkan dengan
benar.” Cerita Gong Shim
Joon Soo tak bisa menahan tawanya mendengarnya, Gong Mi
berjalan dengan wajah lesu tapi betapa kagetnya melihat orang yang dicarinya
selama ini sedang berbicara dengan adiknya, matanya kembali menegaskan kalau
itu benar-benar adik dan juga orang yang dicarinya sedang mengobrol dan nampak
keduanya tersenyum seperti sudah saling mengenal.
Gong Shim menengok dan melihat kakaknya yang menatapnya,
Gong Mi memberikan kode agar tak mengangkapnya dan berpura-pura tak
mengenalinya. Joon Soo pun melihat kearah tatapan Gong Shim, saat itu hanya
terlihat badan Gong Mi dari belakang. Gong Mi berjalan di lobby nampak shock
ternyata adiknya sudah kenal dengan Joon Soo lebih dulu.
Dae Hwang melewati meja sekertaris bertanya apakah Nyonya Nam ada diruanganya. Sek memberitahu Nyonya Nam sedang memiliki tamu sekarang. Dae Hwang nampak kaget dan bertanya Siapa yang berkunjung. Sek Memberitahu Pria yang mengantarnya hari ini. Dae Hwang berteriak tak percaya kalau sopir menemui Nyonya Nam.
Didalam ruangan,
Entah apa yang dikatakan Nyonya Nam, Dan Tae mengatakan bisa
mengerti lalu ketukan pintu terdengar dan Dae Hwang masuk ke ruangan. Nyonya
Nam meminta agar Dan Tae Kembali dengan solusi yang lebih rinci. Dan Tae pun pamit dan akan menemuinya lagi, tak lupa membungkuk
juga pada Dae Hwang lalu keluar ruangan.
“Hei, ibu... Kenapa supirmu ada di sini? Solusi macam apa yang bisa
diberikan seorang supir?” tanya Dae Hwang penasaran
“Itu bukan urusanmu.”jawab Nyonya Nam sinis
Dan Tae baru keluar ruangan terlihat tertinggal lift yang
baru saja tertutup, akhirnya memilih untuk menuruni tangga darurat saja. Dua
wanita sedang melabrak Gong Shim karena berani mengobrol dengan Joon Soo, Gong
Shim hanya bisa terdiam dengan wajah sedih.
“Kau tidak pantas untuk bekerja di
sini, karena Kau mempermalukan kantor
sekretaris kami.” Ucap Si wanita berambut
panjang sinis.
“Kesalahan apa yang sudah aku
perbuat?” tanya Gong Shim binggung, saat itu Dan Tae sedang
menuruni tangga melihat Gong Shim yang berbicara dengan dua wanita di lantai
bawah.
“Aku tidak dapat mengerti
bagaimana seorang gadis dengan
resume yang mengerikan akhirnya bekerja dengan kami. Apakah kau tahu betapa
terkejutnya kami? Kau
dipekerjakan karena kau itu jelek. Itu untuk mencegah dia
berselingkuh.” Ucap si wanita rambut pendek sinis
Si wanita rambut panjang menegaskan Gong Shim kalau tidak diakui untuk hal lain dan dipekerjakan karena wajah yang
jelek serta karakteristik yang mengerikan, dengan begitu Gong Shim bisa
tetap mengawasi presiden. Dan Tae melihat tangan si
wanita yang mendorong-dorong tubuh Gong Shim, lalu keduanya pergi meninggalkan
tangga darurat. Gong Shim yang sedari tadi hanya diam saja akhirnya menangis.
Gong Shim keluar dari tangga darurat, lalu berbelok
melihat sosok orang yang dikenalnya. Dan Tae seperti sengaja menunggunya,
memanggilnya berpura-pura baru melihatnya, mengaku sangat senang bertemu di
kantornya.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Gong Shim sinis
“Ada kesalahan yang kulakukan jadi Aku di sini untuk memperbaikinya.” Jelas Dan Tae lalu terpesona melihat ID Card yang
dipakai oleh Gong Shim
Tapi Gong Shim seperti tak senang dan langsung
menariknya. Saat itu Dae Hwang baru keluar melihat Gong Shim dan Dae Tae sedang
berbicara dan buru-buru bersembunyi.
“Ini mungkin terdengar kasar Tapi kau harus tetap bertahan.” Ucap Gong Shim, Dae Tae mengerti lalu meminta maaf.
“Tetap semangat, oke?” kata Gong Shim, Dae Tae berjanji akan melakukannya lalu buru-buru masuk lift ketika pintunya terbuka
sambil melambaikan tanganya.
Dae Hwang langsung memanggil Gong Shim membahas tentang Pria
yang berbicara dengannya tadi, lalu bertanya siapa
pria itu. Gong Shim memberitahu Namanya
Ahn Dan Tae. Dae Hwang penasaran siapa sebenarnya
dia.
Gong Shim tetap menjawab, Dia
adalah Ahn Dan Tae. Tuan Suk hanya bisa menghela
nafas dan kembali menjelaskan pertanyaan apa hubungan Gong Shim dengan Dan Tae.
Gong Shim makin binggung dengan hubunganya.
Akhirnya keduanya sudah ada didalam ruangan, Tuan Suk
bertanya seberapa banyak yang diketahui Gong Shim tentang Dan Tae. Gong Shim
mengaku tidak tahu banyak tentang dia. Dae Hwang nampak tak begitu yakin, Gong Shim pun mengaku
tahu sedikit tentang dia.
“Baiklah. Sekarang, ceritakan
semuanya...yang kau tahu tentang dia.” Ucap Tuan
Suk, Gong Shim memastikan kalau atasanya itu ingin
mendengar semuanya
“Iya. Semuanya.” Ucap Tuan Suk, Gong Shim kembali meyakinkan. Tuan Suk
pun menegaskan ingin mendengar
semuanya.
“Baiklah. Pertama-tama, namanya Ahn Dan Tae. Dia membayar 250 dolar untuk
kamarnya di atap, lalu Dia
makan tiga kali di minimarket terdekat. Bahkan Dia
adalah anggota VIP di sana. Aku
mendengar dia ada di baris kedua setelah presiden dari perusahaan toko itu karena
dia memiliki begitu banyak poin. Selain itu Dia tidak pilih-pilih makanan. Aku bahkan melihat dia mengambil
makanan yang sudah jatuh dan Dia
sering memakai celana capri. Aku
pribadi tidak suka pria yang memakai celana capri. Dia juga sering memakai sandal
jepit, Kakinya sangat kotor.” cerita Gong Shim panjang lebar
“Cara dia berbicara...Ya, itu
cukup... ini menjengkelkan. Dia sangat pintar untuk memancing
kemarahan. Aku
mendengar dia berbicara di telepon dengan teman-temannya Dia banyak mengumpat, Dia bekerja sebagai supir di malam
hari untuk mencari nafkah dan Ada lagi.
Dia memiliki firma hukumnya sendiri, dia
adalah seorang pengacara.” Jelas Gong Shim
Dae Hwang kaget mengetahui Dae Tae adalah
seorang pengacara, Gong Shim sangat yakin, Dae
Hwang melihat baginya Dae Tae itu terlihat seperti sampah. Gong Shim menceritakan sudah pernah ke
kantornya kalau Dan Tae memang benar seorang
pengaacara
“Semua ini
benar-benar membuatku menyadari betapa buruknya Dae Tae sebagai manusia,
Dia benar-benar bukan tipenya sama sekali.” Gumam Gong Shim. Dae Hwang tiba-tiba menyuruh Gong Shim
untuk Pergi cari informasi lebih banyak tentang Dae Tae mulai sekaran.
“Aku ingin tahu segalanya tentang dia,
mulai dari masa lalunya, keluarga,
teman-teman, mungkin masalah uang. Segalanya. Aku perlu tahu apakah dia adalah
seorang benar-benar pengacara dan
apa yang dia lakukan di tempat kerja.” Kata Tuan
Suk
“Kenapa aku harus melakukan itu?”tanya Gong Shim heran
“Aku perlu tahu jika kau... memenuhi syarat untuk
pekerjaanmu. Kau harus
menangani ini dengan serius. Aku
tidak bercanda, Buktikan
bahwa kau layak untuk pekerjaanmu.” Tegas Tuan
Suk, Gong Shim mengerti dan akan melakukannya
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Senengnyaaa...akhirnya ada updet ...semangat ya min.recapan crita detail...fighting
BalasHapusLanjut mba,,fighting!!!
BalasHapus