Direktur Jo memperkenalkan CEO Lee
Ji Sang yang akan
menjadi Kepala Direktur mulai hari ini. Jung Gi
binggung jabatanya Kepala Direktur, Ji Sang mulai menyapa Da Jung seperti baru
pertama kali bertemu. Da Jung menatap sinis, Direktur Jo menegur Da Jung yang
hanya diam saja dan menyuruh untuk menyapanya.
Da Jung dengan sinis menyapa dengan menyebutkan namanya. Direktur
Jo pun memperkenalkan Jung Gi sebagai Kepala Manager. Jung Gi sedikit
membungkuk memberikan hormat. Direktur Jo memberitahu Mulai
sekarang, Lovely akan dipimpin oleh mereka berdua jadi meminta agar semua pegawai
melaporkan hal-hal yang penting kepada Ji
Sang juga. Da Jung menghela nafas dengan lirikan sinis mendengarnya.
Ji Sang mengatakan semua pegawai tidak
perlu memberikan laporan resmi kepadanya dan
menyerahkan semuanya cara untuk membantu perusahaan agar mampu memaksimalkan keuntungan, berharap agar mereka bisa berkerja sama. Hyun Woo dan
Mi Ri hanya saling berpandangan dengan wajah binggung. Jung Gi melihat tatapan
sinis Da Jung pada Ji Sang
Di depan pantry
Hyun Woo binggung tiba-tiba kedatangan seorang Kepala
Direktur, Jung Gi juga tak tahu tapi menurutnya Ji Sang hanya
mendapatkan titel itu karena investor yang penting. Mi Ri merasa tak seperti itu.
“Dia mengatakan pada kita mengenai
memaksimalkan keuntungan dan lain-lainnya tadi. Melihat ucapanya itu, kelihatannya dia ingin
memecat beberapa orang lagi.” Pikir Hyun Woo
“Apa maksudmu itu, kali ini juga seseorang dari
kita akan dipecat dengan mudah?” kata Mi Ri
Jung Gi merasa itu tak mungkin lalu melihat ke arah
ruangan Da Jung, atasanya sedang duduk diam dengan tatapan dingin dan terlihat
menahan emosinya.
Beberapa berkas dilembar diatas meja, Direktur Jo
langsung melihatnya dengan wajah panik. Ji Sang berbicara dengan Manager Jung
yang sudah ada diruangan juga, Manager Dang berdiri disebelah Ji Sang, layaknya
seorang tangan kanan.
“Manager Jung Kenapa banyak sekali cela
di dalam laporan keuangan kita?” kata Ji Sang
“Sejujurnya saja, ada banyak masalah juga dalam
laporan keuangan yang waktu itu. Istilah
industri untuk ini adalah "Penggelapan"”
kata Manager Dang,
Direktur Jo yang melihatnya langsung memarahi adik
iparnya sudah kehilangan akal melakukan pengelepan. Manager Jung berbisik hanya
mau menunjukkannya sebentar pada kakak
iparnya karena Ji Sang ingin
melihatnya, lalu bertanya-tanya kapan kakaknya itu
memberikan laporan pada Manager Dang.
“Bagaimana bisa aku tidak
menunjukkannya pada investor kita?” teriak
Direktur Jo, Ji Sang bertanya pada Manager Dang berapa tepat jumlahnya.
“Dengan mengabaikan jumlah kecil
seperti puluhan ribu won yang dia ambil, Saya yakin dia mengambil
setidaknya 100 juta won dari perusahaan.” Kata
Manager Dang, Direktur Jo shock mendengarnya, Manager Jung juga menyangkal
dengan berteriak, Sek Wang yang mendengar teriakan terlihat ketakutan.
“Aku tidak menggelapkan uang itu! Pasti ada kesalahan! Aku merasa dituduh sekarang! Siapa yang kalian panggil
pencuri?” teriak Manager Jung menyangkal
“Sudah jelas kau menggelapkan uang
itu! Beraninya
kau!” teriak Direktur Jo sangat marah
“Kalian harusnya memberi waktu
bagiku untuk bersiap-siap. Kenapa kalian melakukan ini
dengan mendadak?” ucap Manager Jung berusaha
tenang tapi akhirnya nada suaranya semakin tingi
“Walaupun mendadak atau tidak, semuanya
akan baik-baik saja kalau kau tidak membuat masalah! Aku mempercayakanmu mengenai laporan
ini. Bagaimana
bisa kau melakukannya? Ini Sungguh
memalukan! Bagaimana
bisa kau mencuri dari kami seperti kucing gang sialan?” teriak Direktur Jo. Ji Sang yan mendengar adu mulut
hanya menatap ke arah jendela seperti sengaja membiarkan pertengkaran adik dan
kakak ipar.
“Aish...Aku merasa dituduh Kakak Ipar!” teriak Manager Jung tak terima.
Di lantai bawah
Semua kaget mendapatkan berita dari Sek Wang tentang Manager
Jung yang menggelapkan dana perusahaan. Sek Wang menceritakan dari yang didengar kalau Manager
Jung setidaknya mengambil 100 juta dan tertangkap basah oleh si investor
baru itu. Mi Ri merasa karma sedang terjadi pada manager Jung
“Tempat ini benar-benar sedang
penuh ketegangan belakangan ini. Aku
merasa sepertinya akan ada yang terjadi.” Kata Sek
Wang
“Manager
Jung tidak mungkin di pecat...benarkan?” ucap Hyun Woo menduga-duga
“Hei.... Mana mungkin dia dipecat semudah
itu, Dia kan adik ipar Direktur!”
kata Mi Ri yakin
“Fakta bahwa Direktur memprovokasi
seorang General Manager saat
baru datang kemari, berarti
bahwa dia ingin merestrukturasi perusahaan ini dari atas ke bawah.” ucap Hyun Woo karena saat Ji Sang datang sudah memecat
Young Mi
“Dan lalu, kami
menemukan diri kami di sebuah situasi yang tidak disangka-sangka. Kami semua mulai goyah, seperti api lilin yang diterpa angin.” Gumam Jung Gi melihat semua kejadian pada perusaahan.
Da Jung tiba-tiba langsung naik ke lantai atas setelah
mendengar pembicaraan anak buahnya, ke empatnya menatap kebingungan karena Da
Jung berani naik ke lantai atas padahal sedang ada ketegangan.
Di ruangan Direktur Jo
Ji Sang mengatakan Karena tidak
ingin menuntutnya dengan
tindak pidana, jadi menyarankan lebih
baik Manager Jung mengundurkan diri sesuai
keinginanya saja. Direktur Jo binggung karena apabila memecatnya maka
jabatan General Manager akan kosong.
“Manager
Dang disini adalah seorang spesialis dalam bidang akuntansi. Jadi Dia yang akan mengurusi dokumen-dokumenmu
dengan baik.” Ucap Ji Sang menunjuk pria yang ada
disampingnya.
“Tidak Boleh, Direktur. Bagaimana bisa Anda memberikan
hak memecat kepada Kepala Direktur
baru? Bagaimana bisa Anda mempercayainya?” ucap Da
Jung masuk ke dalam ruangan, Manager Jung langsung mendekat pada Da Jung agar
bisa mendapatkan pembelaan.
“Coba lihatlah bagaimana jadinya saat
staf Lovely yang bertugas? Kau
bahkan tidak menyadari bahwa tim bagian Urusan
Umum telah membusuk.” Ucap Ji Sang berdiri dari
tempat duduknya.
“Lalu, Orang yang Anda
rekomendasikan itu, apa dia tahu
mengenai kosmetik? Apa
menurut Anda Manager bagian Keungan
itu hanya harus berurusan dengan nomer-nomer saja? Kau tidak akan bisa mengatur keungan
dengan benar kalau kau tidak
memahami mengenai bisnis kita!” tegas Da Jung dengan
melipat tangan didada, di ikuti Manager Jung yang melipat tangan didada.
Direktur Jo juga rasa ucapan Da
Jung memang benar.
“Jangan
mencemaskan hal itu. Aku
punya seseorang lagi yang sangat paham mengenai industri ini” kata Ji Sang dengan sangat yakin, Direktur Jo kaget
bertanya-tanya siapa orang itu.
Manager Yang masuk ke Lovely dengan kacamata hitamnya dan
tertawa bahagia menyapa semua tim Lovely yang sudah lama tak bertemu. Jung Gi
binggung melihat Manager Yang ada dikantornya. Manager Yang mengatakan kalau ia
direkrut. Jung Gi bertanya direkrut diperusahaan mana. Manager Yang mengatakan
kalau sudah pasti ke perusahan Lovely Cosmetics dengan memperlihatkan ID Card barunya. Semua Semua
melotot dan menjerit kaget, Manager Yang
tertawa bangga dengan mengangkat ID Cardnya.
Da Jung dengan melipat tangan didada merasa tak percaya
Direktur Jo bisa memberikan kekuasaan HRD semudah itu. Direktur Jo mengatakan bukan yang memberikannya tapi hanya
menyetujui apa yang disarankan CEO Lee saja dengan gagap
mengatakan memang benar akhirnya keputusan yang dibuat olehnya.
“Kau menyebut hal ini sebagai
keputusan matang? Manager Yang
lah yang mencuri rancangan kita waktu itu!” kata Da
Jung tak bisa terima
“Aku juga tidak tahu kalau Manager Yang yang akan datang.” Ucap Direktur Jo membela diri
“Kalau kau yang membuat keputusan, kenapa kau tidak tau siapa yang akan
datang?” ucap Da Jung, Direktur Jo terlihat gugup menjawabnya
tidak lau mengubahnya menjadi tahu.
“Maksudmu, Kau membuat keputusan ini dan sangat
sadar tentang apa yang akan terjadi, kan?” kata Da
Jung menyimpulkan
“Aku yakin CEO Lee memiliki alasan
bagus untuk melakukan hal ini. Lagipula
sekarang kita adalah satu keluarga di perahu yang sama.” Jelas Direktur Jo polos
Da Jung menyindir ucapan Direktur Jo yang berpikir Ji
Sang itu berpikiran yang sama kalau mereka adalah keluarga. Direktur Jo yakin
karena salah alasannya berinvestasi pada mereka karena tak mungkin ada orang yang memberikan uang
sebanyak itu untuk Lovely. Da Jung menjelaskan sekarang
masalahnya bukan itu karena orang yang harus dilindungi bukan Investor itu.
Direktur Jo mengatakan kalau semua yang dilakukan demi
perusahaan jadi menyuruh Da Jung tak perlu cemas berlebihan dan cukup
mempercayakan saja semua padanya.
Sebuah papan nama bertuliskan [Wakil
Kepala Yang Joo Ho] ditaruh diatas meja, Mi Ri ingin menegur Manager Yang
karena duduk di tempat Young Mi, Hyun Woo menahannya agar tak mendekat dan
membuat masalah.
“Wakil Kepala???!!! Jadi sekarang dia atasanku?” Jerit Jung Gi dalam hati melihat Manager Yang sebagai
atasanya.
Manager Dang turun dari tangga menyapa Manager Yang
dengan mengangkat ponselnya. Manager Yang memanggil Manager Dang sebagai
General Manager. Jung Gi kembali menjerit dalam hati, Manager Yang dengan
bangga mengangkat papan namanya kalau sangat menyukainya dan berharap bisa berkerja sama.
“Ada apa ini? Kenapa
aku merasa semuanya jungkir-balik hanya dalam waktu semalam saja? Kalau orang itu jadi General
Manager artinya Manager Jung......” gumam Jung
Gi binggung
Manager Jung membawa kardus barang-barangnya menatap
sinis ke arah Manager Yang dan Dang, Jung Gi mendekat menanyakan apa sebenarnya
yang terjadidan bertanya mau kemana sekarang. Manager Jung memilih untuk pergi
dengan wajah dongkol. Hyun Woo dan Mi Ri saling menatap binggung, Jung Gi pun
mengejar Manager Jung yang akan keluar kantor.
Di depan ruang Direktur Jo
Jung Gi memastikan kalau Manager Jung tak dipecat dari
kantor, Manager Jung berteriak mengatakan kalau itu sudah jelas terlihat sambil
mengumpat, padahal menurutnya keluarga mereka
yang memiliki saham yang banyak di Lovely tapi Ji Sang berani menendangnya hanya karena berinvestasi
beberapa won saja, dengan penuh amarah akan
membalasnya atas penghinaan pada dirinya.
Da Jung masuk ruangan sempat melihat keduanya, Jung Gi
tak bisa banyak berkata-kata, Manager Jung sangat marah memilih untuk keluar
dari kantor segera.
Jung Gi memberanikan diri menanyakan apa Sebenarnya
yang sedang terjadi pada Lovely, karena mereka
tiba-tiba memiliki seorang Kepala Direktur dan juga General Manager
digantikan, yang terlebih mengherankan adalah
mereka mendapatkan penganti dari jabatan Young Mi sebagai wakil ketua.
“Aku tidak bisa mencerna apa yang ada
di kepalaku sekarang!” ucap Jung Gi benar-benar binggung
“Jernihkan kepalamu. Kita sedang menghadapi perang
habis-habisan.” Tegas Da Jung, Jung Gi binggung maksud
dari “Perang habis-habisan” dan
melihat Da Jung pergi meninggalkanya.
Manager Yang melihat berkas di tanganya lalu bertanya Siapa
yang menulis dokumen itu. Hyun Woo mengangkat
tanganya, Manager Yang mengejek pekerjaan yang dilakukan Hyun Woo sangat
buruk. Da Jung baru saja menuruni tangga, Manager Yang langsung
berlari untuk menyapa seniornya.
“Saya Yang Joo Ho, Wakil Kepala
baru dari tim Marketing. Saya
harap kau bisa memperlakukanku sebagai sesama mantan pegawai
Gold.” Ucap Manager Yang sambil membungkuk, Da Jung
memalingkan wajah sambil melipat tanganya didada
“Mulai sekarang, saya akan menjadi
kaki dan tanganmu !! Kau sangat tahu betapa bisa dipercayanya saya,
kan? Tinggalkan
saja semua pekerjaan yang membosankan dan sulit
di tanganku! Saya akan berikan semua kesetiaan yang ku miliki pada Anda!” kata Manager Yang menjilat sambil membungkuk
“Kepala Manager Nam, taburkan bubuk cabe merah
di sekitar kantor. Dia
sangat memuakkan, sampai-sampai aku tidak tahan melihatnya.” Kata Da Jung lalu masuk ke dalam ruangan, Hyun Woo dan
Mi Ri yang mendengarnya mencoba menahan tawa.
“Itulah maksud dari perkataan Ketua Ok kepadamu, Wakil Kepala Yang.” Ejek Jung Gi
Manager Yang terlihat sinis menyuruh Hyun Woo dan Mi Ri
berhenti tertawa seperti orang bodohdan memulai menilai situasinya. Jung Gi tak mengerti maksud dari menilai situasi.
Manager Yang bertanya apa sebenarnya keuntungan terbesar Lovely
saat ini.
“Itu adalah Uang, uang! Dan sekarang
siapa yang berkuasa? CEO Lee Ji Sang! Dan
sekarang siapa yang menyokongku? CEO
Lee juga! Apa Kalian
mengerti? Silahkan memahami siapa yang sekarang berkuasa? Apa Kau mengerti Kepala Nam ?”
tegas Manager Yang yang mengumpat karena mereka mulai bermain-main denganya.
Da Jung terlihat mencoba mengontrol emosi dengan menghela
nafas beberapa kali.
Direktur Jo kembali ke Gold dengan mengejar Direktur Kim
untuk menanyakan apa sebenarnya sedang direncanakan CEO Lee. Direktur Kim heran menanyakan hal itu padanya
seharusnya Direktu Jo yang lebih mengetahuinya.
“Tapi dia dekat denganmu Dan kau
juga mengenalnya dengan baik.” Kata Direktur Jo,
Direktur Kim duduk di sofa menanyakan apa ada sesuatu
yang terjadi
“Dia menjungkir-balikkan seluruh
perusahaan kami! Dahkan
membawa manager Yang ke perusahaanku! Apa kau tak tahu tentang hal itu?” ucap Direktur Jo, Direktur
Kim berpura-pura kaget mendengarna.
“Jadi Manager Yang menyerahkan surat pengunduran
dirinya dan pergi kesana? Ternyata Kau
memang punya keahlian mencuri bawahan orang lain.”
Kata Direktur Kim sengaja menuduh.
“Apa maksudmu mencuri? Bukankah kau yang mengirimkannya? Bukankah kau membicarakan hal ini dengan CEO Lee atau semacamnya?” ucap Direktur Jo yakin, Direktur Kim balik marah karena
dituduh merencanakan sesuatu
“Asssiihh... Jangan begitu. Katakan
saja padaku yang
sebenarnya.. Kakak
Hwan Gyu! Kau Ingat,
kan, Gyu Line?” ucap Direktur Jo merayu
Direktur Jo mengumpat “Gyu Line” karena menuduh Direktur Jo yang mencuri
satu lagi pegawainya, lalu mengaku belum
pernah bertemu CEO Lee sama sekali, sejak berinvestasi pada Lovely, lalu menyuruh pergi saja kalau memang terus membicarakan
omong kosong. Direktur Jo terus merayu Direktur Kim
dengan mengatakan mereka adalah “Gyu Line”
Di sebuah cafe
Yoon Ho benar-benar kaget Manager Yang pindah ke Lovely,
Da Jung bertanya apakah Yoon Ho mengetahui sesuatu
mengenai hal itu. Yoon Ho yakin kalau Direktur
Kim adalah dalang dari semuanya dengan begitu semua
yang terjadi itu melibatkan Direktur Kim.
“Siapa investor yang memberi
jabatan pada Manager Yang di
Lovely?” tanya Yoon Ho
“Adalah seseorang, Seorang
bajingan jahat.” Ucap Da Jung merasa muak
menyebutkan namanya.
“Apa mungkin si ahli merger dan
akuisisi itu?” kata Yoon Ho, Da Jung menyebut orang
itu “Si pemburu perusahaan.” Yoon Ho terlihat tak percaya mendengarnya.
“Ya, dugaanmu benar. Kalau begini terus, Lovely akan
terpecah belah atau
mungin akan bergabung dengan perusahaan yang lebih besar. Ini cuma masalah waktu.” Kata Da Jung
Yoon Ho bertanya apa yang akan dilakukan Da Jung
sekarang, Da Jung mengatakan harus mencegahnya. bagaimanapun caranya jadi karena itu meminta tolong pada mantan suami
pertamanya. Wajah Yoon Ho terlihat tegang mendengarnya.
Jung Gi membawakan berkas dan menaruh diatas meja Da
Jung, lalu tak sengaja melihat lembaran kertas, dengan membaca dibagian
judulnya "Pemilik sebenarnya dari Tava Tech, Tn. L, dipanggil oleh pihak kejaksaan?" dengan wajah binggung
Di Gold, Yoon Ho menatap jendela sambil menerawang jauh.
Flash Back
Da Jung tahu permintaanya berlebihan dan bisa mengerti
apabila Yoon Ho akan menolaknya, lalu mengingat kembali ucapan Direktur Jo “Kau bisa saja
sukses, tapi kau malah menghancurkan hidupmu sendiri karena Ok Da Jung.”
Direktur Kim masuk ruangan berpikir Yoon Ho sudah lama
menunggunya, Yoon Ho pikir tak masalah.
Direktur Kim sadar selama ini Yoon Ho tidak
pernah mencarinya lebih
dulu. Yoon Ho memberitahu Da Jung
datang menemuinya. Direktur Kim bertanya “lalu kenapa?”
seperti tak peduli.
“Kenapa kau memberitahukan itu
padaku?” ucap Direktur Jo menyindir
“Dia ingin aku mencari tahu, apakah orang yang berinvestasi
pada Lovely bekerja
sama dengan Gold.” Jelas Yoon Ho, Direktur Kim
bertanya Sebenarnya
apa yang coba dilakukan Yoon Ho sekarang
“Aku ingin merebut kembali hidupku yang telah dihancurkan Ok Da
Jung.” Tegas Yoon Ho. Direktur Kim menyimpulkan Yoon Ho ingin
menjadi mata-mata
“Aku mau memintamu untuk mempergunakanku, Sebagai
gantinya, biarkan aku
bergabung di perahu itu.” Kata Yoon Ho dengan menatap
Direktur Kim agar bisa mempercayainya.
[Wawancara
Pegawai Anguk Electrics]
Manager HRD sampai harus berdiri melihat lembaran CV yang
terulur panjang menanyakan apakah semua itu. Bong Gi memberitahu kalau itu
semua kualifikasi dan perkerjaan yang pernah dilakukanya selama ini.
“Saya pernah bekerja di departemen
store dan supermarket, menjadi
model iklan dan bahkan main film! Tidak
hanya itu! Saya juga pernah bekerja sebagai kurir di Restoran Jepang, Restoran China, taman bermain, bioskop, tempat konser, tukang
bersih-bersih di resort, warnet, hotel, lapangan golf, tempat bilyar,
karaoke asrama
siswa, tempat belajar, kedai kopi” ucap Bong
Gi menjelaskan sambil berdiri
“di restoran cepat saji, kurir ayam, arkade, Manager toko baju, pengasuh bayi, bar, pengurus
gedung, salon rambut, membungkus
donat, asisten parkir, pengedar
makanan laut, perawat, ahli
kulit, model
fitting, menyebarkan poster, pembantu,
penjual HP, toko DVD,
toko elektronik, bertani staf
event, tukang pijat, dan banyak lagi! Dan
saya juga punya lisensi memasak! Termasuk
pekerjaan yang tidak bisa aku ingat,
sekitar 40 macam pekerjaan yang unik. Bagaimana ‘kah daftar riwayat hidupku? Bukankah sangat hebat?” kata Bong Gi bangga
Manager HRD melihat Bong Gi yang tidak
pernah bekerja selama lebih dari sebulan. Bong Gi
berdalih memiliki Motto hidup adalah memiliki pengalaman yang
unik sebanyak-banyaknya sebelum berumur 30 jadi Karena
itulah bekerja di banyak tempat untuk mendapatkan pengalaman yang berbeda-beda dan tidak
membatasi diri dengan satu pekerjaan saja.
“Tapi sekarang kau ingin membatasi
dirimu untuk bekerja di perusahaan kami saja?”
kata Manager HRD, Bong Gi membenarkan. Manager HRD menanyakan alasannya. Bong
Gi menjawab itu karena... cinta,
semua terlihat tak bisa berkata apa-apa.
“Saya sebenarnya... ingin menjadi
pria yang lebih baik untuk seorang wanita. Jadi tolong terima saya!” ucap Bong Gi dengan sangat yakin sambil memukul meja.
Di tempat lain
Bong Gi terus memohon agar bisa diterima berkerja, tiga
orang HRD yang melihatnya terlihat tak peduli dan memberikan cap Bong Gi
ditolak. Di termpat ketiga, Bong Gi juga berharap bisa diterima tapi ketiga HRD
memilih untuk meninggalkan ruangan. Ditempat ke empat Bong Gi berteriak meminta
agar tak meninggalkan ruangan. Di bagian kiri, Bong Gi seperti merasakan
tertimpa sebuah cap besar yang menandakan kalau ia kembali ditolak berkerja.
Di Lobby
Bong Gi menuruni tangga dengan selembar kertas dan pulpen
merah ditanganya. Terlihat coretan silang besar dibagian atas, lalu ia mencoret
lagi perusahan yang sudah menolaknya berkerja. Dengan helaan nafas heran karena
banyak perusahaan yang tak bisa melihat
betapa berharga dirinya itu.
Di taman bermain
Woo Joo menatap sinis pada Ji Hoo yang ada didepanya,
suasana taman bermain hening sejenak melihat keduanya yang saling menatap.
Tangan Ji Hoon mengepal begitu juga Woo Joo karena masih menyimpan amarah.
Flash Back
Di ruang makan, Da Jung memperingatkan Woo Joo untuk tak
mengunakan tinjunya lagi. Woo Joo binggung karena Da Jung sebelumnya mengatakan
tidak
boleh menahan diri lagi.
“Aku bilang jangan menahan diri,
tapi juga tidak menyuruhmu menggunakan tinjumu.” Tegas
Da Jung
“Lalu apa yang harus Aku lakukan? Si brengsek itu terus
saja mengejeku tidak
punya ibu!” kata Woo Joo bingung
“Kalau begitu, katakan seperti ini padanya! "Aku memang tidak punya Ibu,
tapi setidaknya aku tidak sebajingan dirimu." Coba Ikuti kata-kataku.” Ucap Da Jung yang membuat Woo Joo kaget.
Woo Joo perlahan mengikuti kata-kata Da Jung dan tampak
tak berani. Da Jung menyuruh Woo Joo untuk Lebih
keras, Woo Joo kembali mengulangi tapi tatapnya masih tak enak
hati. Da Jung meminta Woo Joo berbicara lebih lantang dan juga Mentap setajam
mungkin pada lawannya.
Keduanya berjalan mendekat, Woo Joo terus menatap Ji Hoo
tanpa berkedip, tanganya mengepal tapi akhirnya jari telunjukanya keluar yang
membuat Ji Hoon kaget.
“Aku memang tidak punya Ibu, tapi
setidaknya aku tidak sebajingan dirimu!” teriak Woo
Joo sambil menunjuk ke arah Ji Hoo, teriakan Da Jung seperti terdengar menyuruh
Woo Joo berteriak lagi. Woo Joo pun kembali mengulangi kata-katanya dengan
suara lantang.
Ji Hoo menangis, tapi Woo Joo tersenyum karena berhasil mengatakanya.
Nenek Ji Hoo yang baru datang menghampiri cucunya yang menangis, J Hoo mengadu
kalau Woo Joo mengejeknya bajingan. Woo Joo terlihat kesal mendengar Ji Hoo bisa membalikan
keadaan.
Di depan pos kemanan.
Tuan Nam memohon maaf pada Nenek Ji Ho dengan sikap
cucunya, Nenek Ji Ho pikir Cucunya juga bersalah dengan menasehati Ji Ho tidak
boleh menggoda temannya. Tuan Nam juga juga
menasehati Woo Joo tidak
boleh berkata jahat pada temannya dan harus lebih ramah. Nenek Ji Ho juga meminta agar Ji Ho bisa bersikap lebih
ramah.
Ji Ho berteriak kesal
pada neneknya memilih untuk pergi saja karena harus pergi kursus, Woo Joo
berkomentar dengan sikap Ji Ho sudah bisa dipastikan seorang bajingan. Tuan Nam
panik langsung menutup mulut cucunya, menyuruh cucunya masuk rumah untuk
mengerjakan PR. Woo Joo pun pamit dengan membungkuk dan sangat sopan, Nenek Ji
Ho memuji Woo Joo adalah bocah yang sangat sopan.
Tuan Nam pikir walaupun mereka tidak
bisa mengajari hal yang lainnya tapi setidaknya
mereka harus membesarkannya sebagai anak yang sopan. Nenek Ji Ho mengangguk-angukan kepala, Tuan Nam
menjelaskan kaalu ia tak bermaksud untuk menyindir Ji Ho, cucunya itu bajingan tengik. Nenek Ji Ho tak ingin membahasnya lagi memilih untuk
pamit pergi, Tuan Nam teringat sesuatu meminta nenek Ji Ho menunggu sebentar.
“Anak-anakmu mengatakan kalau mereka sangat
menyukai masakan yang kau buat dan
menitipkan ini padaku” kata Tuan Nam
mengembalikan kotak makanan
“Ah... Benarkah?? Wow, kelihatannya
mereka mulai bersikap dewasa Mereka
bahkan mencucikan wadahnya untukku” ucap
Nenek Ji Ho tak percaya melihat kotak makanan yang bersih.
Tuan Nam berpura-pura membernarkanya, Nenek Ji Ho pun
meminta kembali agar memberikan kotak makan untuk diberikan pada anaknya dan mepercayakan
semuanya pada Tuan Nam, Tuan Nam hanya bisa menerimanya,
setelah Nenek Ji Ho pergi bertanya-tanya mau diapakan makanan itu.
Jung Gi mencari keyword [Tava
Tech] di komputernya, terlihat beberapa artikel salah satunya
berjudul “CEO Astagaung Sup
dari Tava Tech Bunuh Diri” lalu bertanya-tanya alasan Da Jung mencari-cari
artikel yang berkaitan dengan perusahaan itu lalu
melihat inisial “Tuan L..." dan
menduga itu Lee Ji Sang tapi
menurutnya itu tidak mungkin.
Da Jung kembali ke kantor, Jung Gi terlihat kaget
langsung mematikan monitornya dan menyapa atasanya. Da Jung bertanya kenapa
Jung Gi masih ada dikantor. Jung Gi
mengaku masih ada beberapa pekerjaan dan akan pergi sekarang lalu bertanya balik pada Da Jung yang kembali ke kantor.
Da Jung mengatakan masih ada
pekerjaan, dan menyuruh Jung Gi pergi lebih dulu
saja lalu masuk ruangan. Jung Gi mengerti dengan mengambil jaket dan tasnya
melirik ke arah ruangan Da Jung, ketika Da Jung menatapanya Jung Gi buru-buru
pamit pergi. Da Jung melihat lembaran
kertas diatas meja sudah berpindah posisi mengartikan pasti Jung Gi mengetahui
sesuatu.
Akhirnya ia menelp seseorang memberitahu kalau ia ingin mengubah
rencananya sedikit karena Situasinya
semakin memburuk, seperti yang sudah diduganya.
Tuan Nam meminta Woo Joo membaca dengan lantang tulisan
yang ditempel pada ruang keluarga, "Pikirkanlah
akibatnya, sebelum melakukan sesuatu dalam keadaan marah." Tuan Nam meminta Woo Joo harus
selalu ingat motto keluarga mereka, jadi Apapun yang terjadi Woo Joo tidak
boleh marah dan harus menahan diri.
Bong Gi keluar dari kamar melihat keponakanya dan tak
bisa menahan tawa, Jung Gi baru pulang kerja,
bertanya apa yang sedang mereka lakukan. Tuan Nam mengatakan sedang
mendidik Woo Joo karena cucunyaitu jadi
agak sedikit kasar. Jung Gi berpikir ada sesuatu
yang terjadi lagi.
“Ayah, menurutku motto rumah ini
tidak cocok denganku. Aku
tidak bisa tinggal di rumah ini lagi!” tegas Woo
Joo, Tuan Nam dan Jung Gi binggung
“Kalau begitu, kau mau hidup
dimana?” tanya Bong Gi
“Aku ingin tinggal bersama Ahjumma
sebelah!” kata Woo Joo, semua menjerit kaget.
“Hei... Woo Joo, Kau ini ngomong apa? Kau ini kan anak Ayah! jadi kenapa kau mau tinggal
bersama Ahjumma tetangga dan tidak dengan Ayah? Itu tidak masuk akal!” ucap Jung Gi heran
“Itulah sebabnya aku membutuhkan
restu Ayah.” Kata Woo Joo, Jung Gi makin tak
mengerti restu apa yang dinginkan anaknya.
“Sejujurnya...Ayah.... Aku ingin menikahi Ahjumma itu.” Ucap Woo Joo, Tuan Nam seperti terkena serangan jantung
mendadak, Jung Gi langsung jatuh lemas, Bong Gi panik melihat keduanya lalu
memukul keponakanya dan menariknya ke kamar.
Woo Joo merengek diatas tempat tidur kalau ia ingin
menikah dengan ahjumaa tetangga sebelahnya. Bong Gi memegang kepala sejenak,
ingin memberitahu tentang pernikahan
adalah sesuatu
yang rumit bahkan sangat amat rumit, tapi akhirnya ia kebinggungan
untuk menjelaskanya.
“Aku ini ‘kan laki-laki, Jadi aku bisa menikahinya,
kan? Aku ingin
menikahinya!!! Aku ingin
menikahinya!!!” rengek Woo Joo sambil menangis diatas
tempat tidur
Tuan Nam masih terlihat shock merasa anak-anak
jaman sekarang dewasa lebih cepat dan tumbuh
terlalu cepat. Jung Gi tertunduk binggung mendengar anaknya
yang ingin menikah dengan Da Jung.
Da Jung berdiri dibalkon menanyakan alasan sampai diminta
untuk keluar. Woo Joo terlihat ragu, berbisik menanyakan pada pamanya apakah ia
bisa mengatakannya pada Da
Jung. Bong Gi mengatakan sudah pasti bisa karena Woo Joo seorang pria jadi
menyuruhnya untuk cepat mengatakanya. D Da Jung menyuruh Woo Joo cepat
mengatakanya.
“Paman, aku tidak bisa
mengatakannya!” kata Woo Joo
“Woo Joo bilang dia ingin menikah.” Ucap Bong Gi, Da
Jung bertanya dengan siapa. Bong Gi menjawab dengan Da Jung. Da Jung sempat
kaget menanyakan kebenarnya, Woo Joo sedikit bersembunyi dibalik badan pamanya
mengangguk membenarkan.
“Apa kau benar tulus mengatakan?” tanya Da Jung, Woo Joo
kembali menjawab kalau ia tulus mengatakanya.
“Baiklah,
ayo menikah.” Kata Da Jung, Bong Gi berpikir Da Jun
itu sedang bercanda. Da Jung mengatakan
kalau ia serius. Woo Joo tersenyum bahagia mendengarkanya.
“Tapi kalau kita menikah, kau
harus tumbuh dewasa dulu. Berapa
tahun yah kira-kira kau akan menjadi dewasa? Termasuk ikut wamil dan cari
kerja, masih kurang 20 tahun. Pada
saat itu Ahjumma akan berumur 60 tahun” Ucap Da
Jung,
“20 tahun? Dan
sudah berumur 60? Jadi Ahjumma akan seumuran dengan kakekku.” Ucap Woo Joo terlihat sedih, Bong Gi menutup wajahnya
mencoba menahan tawanya.
“Apa kira-kira yang akan Ahjumma lakukan saat
tua dan berkeriput? Ini
bagus untukku! Kau harus menepati janjimu dan Kau
harus menikahiku saat itu, mengerti? Tapi
di umur segitu, Ahjumma tidak bisa punya bayi. Jadi tolong mengerti, Lalu Nanti rambut Ahjumma akan jadi
putih dan Ahjumma tidak bisa mewarnainya dan
juga akan jadi keriput.” Ucap Da Jung
Woo Joo langsung menangis, Bong Gi yang menahan tawa
berpura-pura menanyakan keadaan keponakanya. Woo Joo mengatakan Da Jung itu Ahjumma
sangat menakutkan. Da Jung
mengingatkan mereka itu harus tetap menikah. Woo Joo memilih untuk masuk rumah
sambil menangis. Bong Gi tak percaya Da
Jung memang punya keahlian membuat orang putus asa, Da Jung pikir Lebih baik merusak impian yang
tidak realistis sejak awal lalu kembali masuk ke
rumah. Bong Gi tersenyum karena masalah bisa terselesaikan.
Sebuah taksi berhenti didepan lovely dan kaki seorang
wanita dengan high heels turun. Jung Gi membahas tentang Iklannya
sudah selesai dan meminta agar Mi Ri menyerahkan
berkas agar disetujui oleh Ketua
Ok sebelum makan malam
staf. Mi Ri mengerti dan akan kembali ke mejanya, Manager Yang
memanggilnya dan langsung mengambil berkas yang ada ditangan Mi Ri.
“Ini Berkas tentang Kemasan
khusus untuk pembukaan toko bebas pajak. Kenapa
kau tidak membawanya padaku untuk aku setujui?”
ucap Manager Yang
“Oh, kami semua membawa semuanya
kepada Ketua Ok untuk
disetujui.” Kata Mi Ri
“Tidak ada peraturan yang
mengatakan hal itu!” ucap Manager Yang, terlihat
seorang wanita dengan rambut panjang masuk ke dalam Lovely.
Manager Yang terlihat marah karena semua pegawai Lovely
yang terus mengabaikannya,
Jung Gi akhirnya berdiri dari tempat duduknya menjelaskan kalau Memang
begitulah biasanya mereka melakukan
semuanya dan sangat yakin ada
banyak hal yang berbeda mengenai Lovely dan Gold.
Manager Yang tak terima Mi Ri yang mendiskusikannya dengan Jung Gi bukan dirinya. Mi Ri mengatakan kalau
Jung Gi yang membantu untuk mengerjakannya.
“Nona Jang Mi Ri. Mulai sekarang, semua yang harus
disetujui Ketua Ok
datang melalui aku dan Mulai
sekarang apapun yang disetujui tapi tanpa perantaraku adalah haram! Kau Mengerti?” ucap Manager Yang sinis
“Astaga, berisiknya. Siapa
pagi-pagi begini sudah mengoceh tidak jelas?” teriak
seseorang wanita yang menuruni tangga.
Semua terkejut melihat Young Mi datang dengan gaya
berbeda terlihat lebih feminim dengan rambut terurai masuk ke kantor Lovely, Hyun
Woo binggung melihat Young Mi kembali datang. Young Mi berjalan mendekat dengan
berbicara pada Jung Gi kalau sudah memberitahunya hanya
akan cuti seminggu sebelum mulai bekerja.
Jung Gi bertanya dimana Young Mi akan mulai berkerja,
Young Mi heran dengan pertanyaa nitu sudah pasti kalau itu di Lovely, Manager
Yang yang mendengarnya dengan nada menyindir bertanya siapa “ahjumma” yang ada
dihadapanya. Young Mi balik bertanya siapa pria yang ada didepanya. Manager
Yang terlihat kesal karena Young Mi berani bicara banmal padanya.
“Bukankah kau seharusnya
menyebutkan namamu, sebelum aku menyebutkan namaku? Beraninya anak anjing hijau
sepertimu bersikap kurang ajar padaku? Dimana
kau mempelajari kemampuan bersosialmu? Kau
dari perusahaan mana?” sindir Young Mi
habis-habisan, Manager Yang tak bisa membalasnya.
Da Jung menyapa Young Mi yang akhirnya datang ke kantor,
Young Mi mendekati Da Jung membalas sapaanya dan memang
ingin bermain sedikit lebih lama, tapi
karena Da Jung membutuhkan bantuannya makanya ia datang kemari secepatnya. Jung Gi bertanya apa sebenarnya yang terjadi sekarang.
“Ucapkan salam. Ini Nona Han Young
Mi, pekerja freelance untuk Tim Marketing.” Ucap Da Jung, Young Mi menyapa semua perkerja dengan
senyumanya, Hyun Woo dkk tersenyum bahagia selain Manager Yang atas kembalinya
Young Mi ke kantor.
Direktur Jo membaca surat Kontrak
Pekerja Freelance dengan Gaji
Bulanan: 3.5 juta won dan berteriak kaget. Da Jung
menegaskan ia menggunakan
kekuasaan untuk merekrut Han Young Mi sebagai pekerja Freelance. Direktur Jo mengeluh seharusnya Da Jung
mengatakan lebih dulu padanya.
“Aku sudah memberitahukannya padamu bahwa
tim kami membutuhkan seorang seorang pekerja lepas karena kami kekurangan
anggota.” Tegas Da Jung
“Aku kira kau hanya akan
mempekerjakan pegawai sementara biasa!” ucap
Direktur Jo
“Aku memilihnya karena membutuhkan
seseorang yang memiliki banyak pengalaman
kerja.” Ucap Da Jung
“Lalu, bukankah tidak masuk akal
mempekerjakannya hanya 7 jam per hari? Bagaimana
bisa dia mendapatkan jam kerja yang lebih sedikit dari pekerja tetap? Lalu, siapa yang menyuruhmu memberinya
bonus karena penandatanganan kontrak? Uang
yang kau berikan padanya adalah uangku, bukan uangmu!” kata Direktur Jo melihat surat kontrak
“Kau tidak seharusnya mencampuri
pekerjaanku, seperti
aku tidak boleh mencampuri pekerjaanmu. "Urusan yang berhubungan
dengan Bagian Marketing semuanya
diserahkan pada Ok Da Jung." Itulah
yang tertulis di kontrak, saat aku
pertama datang kesini! Kau pasti ingat,
kan?” ucap Da Jung
Direktur Jo mengumpat dan bertanya apa yang harus
dikatakanya pada Ji Sang tentang hal ini, Da Jung pikir kalau memang Direktur
Jo tak bisa mengatakan maka ia sendiri yang akan mengatakanya. Direktur Jo
pikir tak perlu, akhirnya Da Jung pun pamit pergi. Direktur Jo mulai merasakan sangat
jengkel.
Diruangan Ji Sang
Direktur Jo terlihat gugup melaporkan kalau kemungkinan
Da Jung telah
membuat masalah yaitu mempekerjakan
lagi pegawai yang telah dipecat sebagai seorang Freelance.
Ji Sang terlihat datar mendengarnya, Direktur Jo mengatakan kalau sudah pasti tidak
menyetujuinya dan aka memecatnya kalau memang Ji Sang
mengingikannya. Ji Sang mengatakan tak perlu dan membiarkan saja.
“Kalau Ketua Ok yang membawanya kembali, maka kita
harus menerimanya.” Ucap Ji Sang
“Tapi kau ingin aku memecat pegawai untuk memotong
pengeluaran” kata Direktur Jo binggung
“Kalau Kepala Ok sampai membawanya kembali, pasti dia
memiliki alasan yang bagus mengenai hal itu.” Jelas Ji
Sang, Direktur Jo pun tak bisa berbuat apa-apa dan menyetujuinya.
Young Mi duduk di tengah-tengah dengan kursi tapi semua
orang menatap heran, lalu ia menyuruh semua berkerja saja. Manager Yang
terlihat kesal menegur Young Mi hanya duduk-duduk saja. Young Mi menyindir Manager Yang yang sudah mengambil
mejanya dan berpikir dirinya harus duduk
diruang rapat.
“Kau mengganggu pekerjaan kami.
Duduklah di tempat lain!” tegas Manager Yang
“Oh, Bukankah sudah aku bilang, Aku ini adalah pekerja Freelance dan
aku tidak mendengarkan perintah siapapun kecuali Ketua Ok, Itulah yang tertulis
di kontrakku.” Tegas Young Mi
“Jadi berdasarkan apa yang
kudengar, kau
kembali setelah dipecat Kalau
kau tidak mau dipecat lagi, ketahuilah
situasi yang ada! Kau
itu hanya pekerja Freelance,
sedangkan aku Wakil Kepala.” Ucap Manager Yang
memperingati
“Berdasarkan apa yang aku dengar,
kau dapat jabatan itu dari Direktur baru jadi harusnya kaulah yang harus
tau situasinya. Kalau
kau terus mengacau hanya karena punya hubungan dengan Direktur maka kau akan benar-benar mendapat
teguran.” Balas Young Mi
Manager Yang tak bisa menahan amarahnya lagi karena Young
Mi berani bicara tidak sopan padaku. Jung Gi menahan Manager Yang agar tak menyerang, Manager
Yang mengejek Lovely itu Perusahaan bobrok. Young Mi berteriak marah dengan menyindir siapa
yang menjadikannya bobrok sejak pertama kali dan
menyalahkan Manager Yang. Jung Gi berpindah pada Young Mi agar bisa tenang dan
menahan emosi. Da Jun datang berkata tak perlu menahanya.
“Aku membutuhkan pegawai yang
jujur dan mengatakan apa yang ada di pikirannya dengan percaya diri, dan bukannya orang yang hanya
ingin mencium pantat atasannya. Itulah
alasanku memanggil kembali Wakil Han Young Mi.” Tegas Da Jung dengan melipa tangan didada
“Perusahaan ini tidak memiliki
kepekaan terhadap struktur maupun sopan santun. Ini Benar-benar
berantakan!” ejek Manager Yang
“Kalau kau sekarang menjadi
bawahan seperti kami, bertingkahlah seperti bawahan.” Ucap Da Jung, Manager Yang bertanya apa maksud
ucapanya.
“Kau itu sudah bukan lagi Manager Pembiayaan di Gold. Sekarang kau hanyalah seorang
Wakil Kepala di Lovely. Ini
bukan tempat dimana kau bisa mencium pantat agar bisa maju. Untuk bertahan disini, kau harus
menunjukkan kemampuanmu sebenar-benarnya! Itulah dunia bawahan yang sedang
kita tinggali. Jadi Kalau kau
berada di perusahan bawahan,
bertingkahlah seperti bawahan?” ucap Da Jung yang
mengulang kata-kata Manager Yang sebelumnya.
Sebuah spanduk seperti turun memberikan selamat pada
Manager Yang yang menjadi bawahan, Jung Gi terlihat gembira menyambutnya begitu
juga Young Mi, Da Jung mengajak semuanya untu memulai rapat. Jung Gi dengan
sengaja menunjuk ruang pertemuan mereka itu ada didepannya. Manager Yang terlihat menahan
amarahnya dengan helaan nafas.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar