Seorang wanita bernama Oh Hae Young berdiri di
tengah-tengah restoran hanya terdiam, Pria bernama Park Do Kyung memakai sepatu
high heels dengan earphone ditelinganya, lalu Hae Young keluar dengan ketukan
sepatu seirama dengan yang dibuat oleh Do Kyung. Ketika membuka pintu, Do Kyung
membuat suara dari tarikan peluru ada pistol.
Ketika angin berhebus, suara dari kerang besar
dikeluarkan oleh Do Kyung. Selembar koran berterbangan dijalan, Do Kyung juga
membuat suara dari selembar koran, dan membuat hembusan angin dengan memutar
ban sepeda dan sengaja menaruh koran diatasnya.
Hae Young terus berjalan dengan hembusan angin kencang,
Do Kyung membuat dari papan yang digoyang-goyangkan. Ketika Hae Young
membalikan badan, Do Kyung membuat suara dari gesekan bola basket dan garam
setelah itu mengibas-ngibaskan kain seperti terkena angin. Hae Young kembali
berjalan dengan memegang tasnya, Do Kyung membuat suara saat sedang memegang
tas dan ketukan sepatu terdengar.
Akhirnya Hae Young berlari sambil menangis, Do Kyung pun
mempercepat ketukan sepatunya. Hae Young berlari sangat cepat melewati jalanan.
Di layar terlihat wanita yan sedang berlari dengan cepat, Do Kyung sedang
mengisi suara dari film yang dibuatnya setelah itu berkata “Cut”
[Episode 1: Bolehkah Aku Menangis?]
Hae Young masuk ke dalam rumah dengan tatapan kosong,
terdengar dari luar suara ayahnya kalau Hatinya terasa hampa sekarang karena harus membiarkan putri pergi. Suara wanita terdengar seharusnya merasa lega bukan
hampa.
Ibu Hae Young dan bibinya terlihat sibuk memasak makanan,
sementara ayah, nenek dan paman sudah siap menyantap makanan. Ibu Hae Young meminta
agar ibu mertuanya mencoba makan pancake buatanya, Ibu mertuanya heran kenapa
Ibu Hae Young banyak sekali membuat makana.
“Setelah pernikahan nanti, memang
seharusnya kita semua makan dan minum bersama-sama di rumah seperti ini.” ucap Ibu Hae Young, Hae Young datang dengan wajah
lemas.
“Aigoo.. pengantin baru kita sudah pulang!” sapa bibinya, ibunya pun menyuruh Hae Young mengambil
sumpit karena pasti lapar.
Hae Young hanya diam saja dan pergi ke meja makan,
keluarga yang lainnya duduk bersama menikmati makanan sambil membahas tentang Hanbok model sekarang itu cantik-cantik. Bibinya berkomentar Hae Young
pasti akan terlihat cantik di pernikahannya dan sudah
memiliki firasat yang baik akan hal itu, sangat berharap Hae Young mendapat
keberuntungan.
Hae Young memilih untuk makan langsung dengan tangan
dibanding mendengar pembicaraan keluarganya tentang pernikahanya, Bibinya
kembali membanggakan calon menantunya itu sangat
tampan dan sukses jadi tak perlu khawawatir
kalau nanti Hae Young hidup di Amerika. Ibu Hae Young mendekati anaknya yang duduk sendirian.
“Kenapa kau makan tidak pakai
sumpit? Orang
nanti bilang kau tidak punya kelas jika
kau melakukannya di depan mertuamu. Mereka
mungkin tidak enak mengatakannya, tapi mereka pasti akan mengkritikmu melalui
mata mereka.” Komentar ibunya melihat Hae Young makan
dengan tangan. Hae Young hanya diam saja dan terus makan.
“Apa kau sudah mandi? Kurasa kau belum mandi kemarin.” Ucap ibu Hae Young kembali membuat makanan. Hae Young
menjawab belum mandi. Ibu Hae
Young heran padahal sebelumnya anaknya akan mandi.
“Aku tidak akan menikah.” Ucap Hae Young, ibunya kaget seperti bisa mendengar
ucapanya.
“Aku bilang aku tidak akan
menikah.” Kata Hae Young kedua kalinya, ibunya merasa anaknya
sudah gila tiba-tiba berkata seperti itu.
“Aku sudah membatalkannya dengan
Tae Jin sebelum pulang
kerumah. Kami berjuang sepanjang waktu
merencanakan pernikahan. Tapi
nyatanya tidak berjalan lancar. Kami
sudah saling melihat sisi sifat yang belum pernah ditunjukkan... dan sekarang kami tidak ingin
menikah. Aku tidak akan menikahinya.” Ucap Hae
Youn
“Apa yang kau bicarakan? Pernikahannya itu besok! Apa kau sedang bercanda sekarang? Kau sudah gila yah!!! Setiap pasangan sudah biasa
bertengkar sambil
mempersiapkan pernikahan! Tapi
tidak pernah ada pasangan yang
membatalan mendadak begini! Dasar Kau
pasti sudah gila.” Jerit ibunya, bibinya mendengar jeritan dari dapur
bertanya ada apa yang terjadi.
“Nenek, aku minta maaf, tapi aku tidak akan menikah.” Kata Hae Young, Ibu Hae Young langsung memukul kepala
anaknya karena merasa sudah gila. Semua melonggo melihat ibu Hae Young yang
memukul kepala anaknya.
Ibu Hae Young berbicara di telp, mencoba menjelaskan pada
calon menantunya kalau Semua wanita seperti itu dan mereka takut dan berpikiran yang
tidak-tidak tepat
sebelum hari pernikahan.
“Meski begitu, kau harus jadi orang yang masuk akal! Aku ingin kau ada di pernikahan besok dan akan menyeret Hae Young ke altar,
jadi pastikan kau datang. Jangan khawatir dan datanglah saja!” tegas Ibu Hae Young pada calon mantunya.
“pokoknya.Kau besok harus pergi ke
gedung
pernikahan Jika tidak, maka kau akan
mati ditanganku” ucap Ibu Hae Young mengancam.
“Berapa kali aku harus
memberitahumu aku tidak akan menikahinya? Semuanya telah berakhir! Tae Jin juga mengerti hal itu!” kata Hae Young
“Kenapa kau tidak mau
menikah?Kenapa kau tidak mau melakukannya? Kenapa?” jerit Ibu Hae Young histeris
“Aku tidak ingin menikah
dengannya! Bagaimana
aku bisa menikah dengannya di saat aku tidak tahan melihat wajahnya?” jerit Hae Young
Tuan Oh membanting tanganya di meja sampai menumpahkan
makanan, lalu berjalan masuk ke kamar.
Tuan Oh mengirimkan pesan dari ponselnya “Karena keadaan yang
tidak menguntungkan...pernikahan putri kami Hae Young telah dibatalkan.” Setelah itu
telp rumah mulai berdering, sambil meminta maaf dengan yang terjadi. Di dalam
kamar ibu Hae Young mengumpat kesal pada anaknya yang membatalkan pernikahan
hanya sehari sebelum hari H.
Hae Young berbaring dikamar dengan boneka yang
tertawa-tawa sambil berputar-putar tapi ia tak bisa tersenyum sama sekali.
Tatapan kosong tapi ingin wajahnya seperti sengaja dibuat tersenyum. Ibu Hae
Young mendengar suara tawa dan langsung bangun dari tempat tidurnya dan berlari
masuk ke dalam kamar anaknya.
“Apa kau ini anak kecil?!!! Bagaimana bisa kau tersenyum
setelah membatalkan
pernikahan?” jerit Ibu Hae Young sambil memukul anaknya
dengan bantal
“Ini keputusan yang benar daripada
menyesalinya selama sisa hidupku! Kami
juga nanti akhirnya akan bercerai!” balas Hae
Young ikut menjerit menahan pukulan bantal ibunya.
“Jika kau tahu itu akan terjadi,
kenapa kau pernah mengenalkannya pada keluarga? Kenapa kau mengenalkannya pada
kami? Kenapa? Ini Memalukan sekali!” teriak Ibu Hae Young menyesalinya dengan memukul
anaknya membabi buta.
“kalau begitu Haruskah aku tinggal
bersamanya? Haruskah aku menikah?” jerit Hae
Young, ibunya memukul kembali karena anaknya berani berteriak-teriak padanya.
Sementara Ayah Hae Young sedang menerima telp dari ponsel
dan rumah meminta maaf kalau terdengar jeritan dan juga pembatalan pernikahan
anaknya.
[Satu bulan kemudian]
Hae Young berjalan dengan wajah bahagia memakai
earphonenya dengan orang yang sibuk berjalan disekelilingnya lalu berlari masuk
ke dalam sebuah restoran, beberapa pegawai menyapa Hae Young yang baru masuk
dengan memakai celemek berwarna hijau.
Dengan membawa semua tempat untuk memasak nasi, Hae Young
dengan telaten membuat campuran nasi putih dan juga hitam, seorang berteriak
kalau restoran akan dibuka 15 menit lagi. Hae Young mengatur api dengan benar,
wajahnya terus saja tersenyum. Manager mulai berteriak lima menit lagi mereka
akan buka.
Hae Young pun menaruh di meja prasmanan dan para
pelangaan mulai datang. Wajah Hae Young pun tersenyum lebar ketika melihat nasi
yang dibuatnya sangat sempurna, lalu para pelangan mulai mencicipi nasi buatan
Hae Young yang dibuat dari tempat tradisional yang dibuat tanah liat.
Seorang wanita berkacamata, bernama Park So Kyung merasa tidak
masalah dengan pot besinya,tapi merasa heran
sekarang meminta alat penumpuk
beras yang baru. Hae Young menjelaskan seberapa
baiknya kualitas beras maka mereka tidak
bisa menghasilkan nasi dengan rasa yang halus. Soo Kyung menyindir apakah
hanya beras saja yang mereka jual.
“Beras adalah dasar dari makanan
Korea.” Kata Hae Young
“Berapa kali aku harus
memberitahumu berfokus hanya pada beras tidak akan membuat kita berhasil! Berhenti... fokus pada berasnya” Kata So Kyung dengan sengaja melempar berkas ketika Hae
Young ingin mengambilnya, lalu meminta agar mengambilkan menu
barunya.
Hae Young menahan amarah sambil membawa berkasnya keluar.
Soo Kyung berdiri dari tempat duduknya membahas kalau ia mendapatkan dapat
julukan nama yaitu "Isa-ddorai"
(si psiko) Hae Young berhenti melangkah terlihat mati kutu karena
ketahuan.
“Pada awalnya kupikir itu penari kontemporer Isadora
Duncan. Ternyata
aku salah. Kudengar
nama julukanku Isa-ddorai karena
aku seorang direktur psiko. Apa
itu artinya?” kata So Kyung, Hae Young terdiam, So
Kyung kembali menegaskan kalau ia bertanya apa arti dari julukanya.
“Anda selalu saja keluar masuk mengawasi kami 24 jam seharian... makanya Anda dipanggil "Isa(24)-dora(keluar
masuk)." Kami
lebih santai bekerja kalau para atasan bekerja
di ruang kantor mereka dan kami pikir
Anda sering sekali keluar
masuk tempat kerja mengawasi kami.” Jelas Hae
Young membalikan badanya.
“Hal itu mungkin karena kalian
melakukan Hal yang lainnya bukannya bekerja. Memangnya kenapa kalau aku pergi bolak-balik ke tempat
kerja? Aku ini
punya perut yang lemah jadi sering
pergi ke kamar mandi. Haruskah
kita mengurus ini di kantorku
dari sekarang atau bagaimana?” ucap So Kyung berjalan
ke belakang anak buahnya, Hae Young hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
“Dalam hubungan manusia, ada yang namanya sopan santun dan
loyalitas. Berbicara
di belakang atasanmu... Jika
menurutmu itu hal yang asyik, kau
menipu dirimu sendiri. Sama
seperti kau percaya bahwa kau berani
membatalkan pernikahanmu.” Kata So Kyung dengan tangan
membentuk segitiga seperti sedang meditasi. Hae Young kembali menahan amarah
karena sindiran, So Kyung pun menyuruh Hae Young keluar dari ruangan.
“Ini sudah tujuh kali, aku menghitungnya. Saya sudah
menghitung berapa kali Anda meremehkanku karena aku membatalkan pernikahan.” Kata Hae Young
“Sembilan kali... Aku juga telah menghitungnya.” Ucap So Kyung membenarkan dengan merapihkan rambutanya
bergaya seperti atlet yan kekar.
Hae Young keluar dengan wajah kesal dan ingin
melampiaskan dengan melempar berkasnya tapi saat itu juga So Kyung keluar dari
ruangan. Hae Young pun menurunkan berkasnya dan Soo Kyung buru-buru berjalan ke
toilet karena merasa sakit perut.
“Aissh... Kenapa kepribadiannya seperti
itu? Tidak
bisakah dia hanya hidup nyaman? Orang disekelilingnya tidak bisa bernapas
karena dia! Apakah
itu hal yang asyik? Apa
dia menyuruh kita supaya tidak meremehkannya karena dia jelek? Apa begitu?” kata Hae Young mengomel, dua pegawai lain berkomentar
memang seperti itu
“Dia bilang punya perut yang lemah. Tidak bisa
dipercaya. Kalian
harus melihat cara dia saat minum, . Kalian tidak bisa pergi kamar
mandi seperti itu jika kau tidak bisa menahan minuman kerasmu.” Ucap Hae Young mengejek, Semua tertawa mendengarnya
tapi tiba-tiba semua pegawai langsung berbalik ke meja masing-masing, tapi Hae
Young masih saja terus mengoceh.
“Dia tidak minum-minum segelas pun saat dia makan bersama kita. Aku ingin tahu dimana dia biasa
minum dan
dengan siapa? Itulah
sebabnya tampangnya seperti itu! Seperti gumpalan kentang dan memakai kacamata! Coba Lihatlah saja. Jika kau minum di
atas usia 40an, kau
pasti akan terlihat seperti itu! ” Kata Hae
Young dengan tangannya menunjuk ke arah kanan,
Tapi tanganya tepat tertuju pada So Kyung yang baru saja
selesai dari toilet. So Kyun hanya melirik sinis lalu berjalan kembali ke
ruangan dengan gaya merapihkan rambutnya. Hae Young bisa mengerti alasan semua
pegawai yang tiba-tiba langsung diam dan tenang. Untuk
melihat seberapa jauh dirinya
akan menantang So Kyung dan itu pasti
menyenangkan untuk semuanya, lalu mengumpat semuanya itu sekelompok
pengecut dan mengungkapkan sangat kecewa pada sang manager.
Sebuah perkelahian terlihat dilayar seorang pria sengaja
membuatkan suara dengan bunyi panci dan barang-barang seperti besi agar
terdengar berisik. Do Kyung terlihat serius menatap layar, dua pria pun membuat
suara dari bajunya, ketika adegan menampar, seorang pria pun menampar pipinya
sendiri agar mengeluarkan suara.
Bunyi pot pecah pun dibuat, melihat adegan ada botol
pecah dalam perkelahian. Dua pria didalam ruang studio bergeletakan ditanah
sambil membuat gaduh sementara Do Kyung benar-benar serius memainkan alat
controlnya suaranya agar sesuai dengan adegan. Terdengar suara pemukul base
ball, salah seorang pria melakukan hal yang sama pada betis lawannya.
Do Kyung berteriak “Cut” semua langsung mengeluh sangat
lelah, sementara Do Kyung berteriak memarahi tiga anak buahnya, kalau yang
diminta bukan suara patahbiasa
kalau nanti tulangnya patah tapi patah tulang senyawaJadi suaranya
kletak kletak, bukan kletak yang seperti itu. Pria yang mengunakan earphone meminta istirahat
sebentar tapi menurutnya suaraya itu tidak ada yang berbeda.
“Seorang dokter ortopedi juga bahkan
tidak bisa membedakannya.” Komentar si pria
“Aku bisa tahu perbedaannya.” Kata Do Kyung,
“Baiklah.. Tuan... ! Dasar
sok pintar.” Ejek si pria yang memakai earphonne, Do
Kyung mendengar dirinya di ejek.
“Yah... memang kau itu sok pintar. Jadi,
bagaimana yang benarnya? Bagaimana
kita melakukannya? Haruskah
aku mematahkan lenganku sendiri? Mungkin
itu jadi alternatif yang lebih cepat.” Jerit si
pria kesal
Do Kyung berdiri dari tempat duduknya, Si pria akhirnya
ketakutan dan meminta maaf mengaku tidak bisa tidur
akhir-akhir ini,jadi pikirannya
agak kacau sekarang sambil menampar wajahnya
sendiri. Do Kyung menegaskan
mereka punya waktu satu jam untuk mengulangnya lagi lalu keluar ruangan. Pria itu berteriak sangat benci
melihat Do Kyung.
Do Kyung pergi ke ruangan lain, seorang pria duduk
disampingnya dengan mengunakan earphone bernama Park Hoon. Do Kyung
mendengarkan suara dari film yang diputar tapi merasakan ada kejanggalan
akhirnya mengatakan “cut” Park Hoon pun menekan salah satu tombol lalu
melepaskan earphonenya menanyakan komentar Do Kyung.
“ Kau perlu membuat beberapa
perubahan.” Ucap Do Kyung
“Tidak ada yang perlu diubah. Suasana yang ditampilkan
baik-baik saja.” Balas Park Hoon
“Apa itu siang hari? Lihatlah videonya. Ini malam! Apakah kau tidak bisa
membedakan suara dan cahaya pada siang dan malam hari?” jerit Do Kyung sambil memukul kepala Park Hoon
“Apa kau ini cabul? Siapa juga
yang mau
membedakan hal seperti itu?”ejek Park Hoon kesal,
Do Kyung ingin memukulnya lagi tapi Park Hoon sudah menutup kepalanya dengan
wajah ketakutan.
“Kelembaban dan suhunya berbeda pada siang dan malam hari jadi suara dan cahayanya pun
berbeda! Berapa
kali aku harus memberitahumu huh? Dengarkan itu. Nadanya berbeda
sekali disini! Apa kau tuli? Bagaimana
kau bisa menjadi sound director dengan
pendengaran seperti itu?” jerit Do Kyung mencoba
mengulangi video dengan suara yang dibuat Park Hoon
“Apa kau pikir itu tidak akan terdengar kalau kau mengganti suasana
malam dengan meletakkan sounds yang harusnya ada di pagi hari? Apakah kau pikir aku tidak
bakalan tahu?Apa saja yang kau lakukan semalaman ini?Apa kau sedang pacaran? Hah?” jerit Do Kyung
“Benar, aku sibuk! Aku masih muda, jadi aku sangat sibuk di malam
hari! Kau punya
banyak waktu di malam hari karena
kau sudah tua, 'kan? Aku
tidak mau melakukan hal ini!” teriak Park Hoon tak
bisa lagi menahan amarah sambil berdiri dari bangkunya dan melempar semua
kertas diatas meja.
Do Kyung langsung mendorong kursi saat Park Hoon akan
duduk, Park Hoon pun jatuh terjungkal merasakan kesakitan. Do Kyung melepaskan
jaketnya merasa akan menghabisi Park Hoon sekarang. Park Hoon ketakutan meminta
maaf dan mengakui kesalahaanya. Do Kyung memukul Park Hoon hanya dengan
jaketnya lalu keluar dari kamar dan berteriak menyuruhnya untuk segera berdiri.
Park Hoon mengambil minum di Pantry mengumpat Do Kyung
itu memang bajingan gila, Si pria yang duduk sendirian merasa Park Hoon tak harus
memanggilnya
seperti itu. Park Hoon mengeluh memang ada yang bisa
membedakan antara
suara siang dan malam?
“Kau akan bisa membedakannya jika
kau bekerja pada Direktur Park selama tiga tahun. Suara hujan salju dan Suara beras jatuh.” Kata si pria yang bertubuh tambun
“Itulah sebabnya dia itu bajingan
gila! Setiap
drama di negeri ini telah
menghancurkan hidup kita selamanya. Kau si brengsek atau kau
si gila dan
dia si brengsek gila sungguhan!” jerit Park Hoon
benar-benar kesal
“Meskipun begitu para wanita
menyukainya. Mereka
suka pria nakal.” Komentar si pria earphone,
Park Hoon heran kenapa wanita suka dengan pria nakal yang menurutnya tak keren
dan Pria nakal adalah pria nakal selain itu Pria nakal itu adalah
bajingan jahat!
“Anggap saja kalau pria nakal itu menunjukkan perhatiannya pada
para wanita. Wanita
menggila jika diperlakukan seperti itu. Itulah senjata yang sangat ampuh! Dan yang membuat wanita terjatuh ke dalam perangkap yang
berbahaya. Si
wanita pasti akan bilang "Sudah kuduga, aku
menakjubkan." Aku pasti
berbeda dari wanita lain." "Aku
membuat pria nakal seperti itu jatuh
cinta kepadaku." Kau
pernah melihatnya 'kan? Itulah sebabnya wanita tergila-gila pada pria
nakal!” jerit si pria mengebu-gebu
“Ya benar! Apakah itu sebabnya wanita meninggalkan suaminya di altar
pernikahan?” kata Park Hoon tertawa bahagia
Semua ikut tertawa, tiba-tiba si pria yang duduk
sendirian melirik kearah lain dan langsun terdiam, lalu memarahi Park Hoon yang
tega mengatakan itu padahala Do Kyung itu adalah kakaknya. Si pria tambun
bingung kenapa pria itu malah marah-marah, Si pria memberikan kode ke arah
belakang, ternyata sudah ada Do Kyung yang berjalan ke arah mereka.
Semua langsung berdiri dan menjerit ketakutan, Do Kyung
sudah memegang gelas seperti mendengar semua pembicaraan anak buahnya. Si pria
tambun ikut memarahi Park Hoon untuk tidak menjalani
hidup seperti itu lalu ketiganya pergi
meninggalkan pantry.
“Aku minta maaf. Aku seharusnya tidak mengatakan
hal itu. Hyung,
lihatlah mataku sekarang” ucap Park Hoon
ketakutan. Do Kyung berjalan mendekat dengan gelas ditanganya seperti siap
menghantam adiknya.
“Hyung, kau tidak harus mengontrol orang dengan rasa takut. Aku mohon, jangan lakukan itu.” Ucap Park Hoon ketakutan dengan berjalan mundur
Do Kyung semakin cepat berjalan mendekati adiknya, Park
Hoon menjerit ketakutan sambil berjongkok mengakui dirinya itu brengsek sambil
menutup matanya. Do Kyung menaruh gelas di pantry lalu pergi. Park Hoon membuka
matanya tak percaya ternyata Do Kyung hanya menaruh gelas bukan memberikan
pukulan.
Do Kyung duduk disebuah tempat dengan salah satu telinga
di tutup dan matanya juga ditutup dengan topi. Seperti telinganya sangat
sensitif terhadap bunyi sampai bunyi ketukan dan suara orang bicara bisa
didengar dengan jelas. Bahkan suara kopi yan sedang diseduh dalam teko bisa
didengar dengan jelas, gesekan kartu kredit dimeja kasir, struk yang keluar.
Lalu bunyi biji kopi yang sedang dihaluskan dan diseduh dalam teko lalu
disajikan pada pelanggan, tetesan kopi juga terdengar.
Tiba-tiba bayangan seorang wanita datang, Do Kyun
terlihat sedang berbaring diatas tempat tidur lalu keduanya berciuman dengan
suara lembut dari si wanita “Suara detak jantungmu... adalah hal terbaik di dunia.” Do Kyung melepaskan topinya seperti konsentrasinya
menghilang, tiba-tiba telinga mendengar suara pelayan yang melepaskan daun
seledri satu persatu.
Do Kyung kembali ke studio, meminta agar mematakannya. Si
pria yang memakai earphone sudah memegang sebatang daun seledri, pria tambun
membuat suara dari langkah kakinya lalu si pria lain siap dengan pemukul
baseball saat itu juga membuat suara patahan dari batang seledri. Do Kyung
meminta agar melakuan sekali lagi.
Si pria hanya bisa melihat wajah kesal dan kembali
melakukannya, Do Kyung mendengarkanya lalu mulai menghaluskan
suara dan
singkirkan nada yang tinggi setelah itu meminta
tiga anak buahnya mendengarkan hasilnya. Ketiganya mendengar suara adegan yang
dibuatnya, semua tersenyum bahagia, Do Kyung pun merasa sudah sempurna dan
melanjutkan ke adegan yang lain.
Hae Young berada dibar dengan temanya yang bertanya Apa
dilakukan sebelum pembatalan pernikahan, dan tak menyangka darimana datangnya keberanian seperti
itu. Hae Young menyuruh temanya untuk menutup matanya lalu mengumpatlah seperti tidak ada hari esok setelah itu semua beres.
“Aku tahu sekali dirimu. Tapi aku tak pernah membayangkan
kau bisa
memiliki keberanian melakukan hal itu.” Komentar
teman Hae Youn
“Ada pasangan di luar sana yang
mengklaim kalau mereka tidak bisa hidup tanpa pasangannya. Aku tidak yakin apakah hal itu
tepat untukku menikahinya dengan sedikit perasaan. Haruskah aku hanya melakukannya
karena orang
lain melakukannya? Apakah
begini rasanya harus
diseret ke penjara?” kata Hae Young mengebu-gebu
“Hei, semua orang bilang pasangan
selalu bertengkar saat mempersiapkan pernikahan. Mereka menyadari tidak saling
cocok tapi
undangan sudah terlanjur
dikirim. Mereka
tidak bisa menangani resiko kalau harus membatalkannya.” Kata teman Hae Young
“Kau hanya harus berani dan
lakukan saja.Dalam empat bulan, itu akan berlalu dengan sendirinya.” Ucap Hae Young
“Kurasa tidak. Masih banyak orang yang berbicara tentang
dirimu. "Kenapa
dia membatalkannya? Apa
ada yang terjadi?"” komentar Teman Hae Young
Hae Young yakin orang-orang itu pasti
bosan dengan kehidupan sendiri, Teman Hae Young
bertanya apakah Hae Young tidak menyesal, Hae Young merasa kalau ini adalah hal
terbaik yang pernah dilakukan selama hidupnya.
Teman Hae Young berbicara di telp sambil berjalan,
mengatakan akan berada ditempat 10
menit lagi. Hae Young mengejek pasti merasa nyaman sekali
karena harus sibuk terus setiap malam. Temannya memberhentikan taksi dan berpesan agar Hae
Young berhati-hati saat pulang. Ketika Hae Young berjalan pulang, Do Kyung
keluar dari sebuah gedung dibelakangnya.
Pria berkacamata bernama Lee Jin Sang pun ikut keluar dan
berjalan bersama Do Kyung membicarakan Sauna
memang yang terbaik di malam hari karena Uap
dan air panas membuatnya terasa ditutupi oleh selimut yang hangat dan itu Nyaman dan enak sekali.
“Hei.. Kau membuatku malu. Aku takkan pernah lagi pergi ke sauna
denganmu.” Komentar Do Kyung, Jin Sang heran
memangnya apa yang salah denganya.
“Sudah berapa kali kubilang? Lepaskan dulu atasanmu sebelum melepaskan semua pakaianmu dan letakkan bokongmu dulu ketika kau meletakkan pakaianmu. Dasar
mesum. Kau
selalu jalan kesana kemari cuma
pakai atasanmu.” Keluh Do Kyung, Ji Sang
merasa tidak
selalu melakukan hal itu.
“Kau berada di negara itu selama
30 menit
sambil berbicara di telepon.”komentar Do Kyung
“Apanya yang memalukan? Bokongmu seharusnya telanjang kalau di
sauna.” Balas Ji Sang
“Aku lebih suka bokongmu telanjang
daripada kau jalan kesana kemari cuma pakai atasanmu.”akui Do Kyung
Ji Sang menegaskan kalau ia sangat mencintai tubuhnya,
karena mereka itu satu-satunya negara yang mencakup semua bagian tubuh Raja Daud dengan menunjuk bagian selankangan, menurutnya itu tak
memalukan dan mengajak Do Kyung agar membudayakan
mencintai tubuh mereka sambil memeluknya, Do
Kyung mendorong temannya agar melepaskanya.
Dua wanita cantik dan sexy lewat didepan mereka, Ji Sang
langsung terkesima sambil berjalan mengikuti wanita dengan sengaja membuat
goyangan pinggulnya. Do Kyung berteriak menyuruh Ji Sang berjalan lurus saja.
Gambaran Ji Sang sedang menepuk pantatnya dan
mengoyangkan pinggulnya seperti terlihat di mata Do Kyung, wajahnya tiba-tiba
berubah. Ji Sang yang melihat raut wajah temanya berubah menanyakanya. Do Kyung
merasa pernah melihat Ji Sang
seperti itu sebelumnya. Ji Sang pikir itu yang
namanya déjà vu. Do Kyung
mengaku sering mendapat penglihatan itu akhir-akhir ini. Ji Sang mengerti jadi menyuruh Do Kyung istirahatlah
dan jangan menjadi orang
yang menjengkelkan lalu mengajaknya agar cepat
pergi.
Do Kyung berhenti sejenak, pikiran kembali bisa melihat
Do Kyung yang menjerit saat ada didepan mobil. Ji Sang berjalan ke mobilnya
lalu menjerit karena mendapatkan kertas tilang ada mobilnya padahal seharusnya
polisi tidak beroperasi pada malam hari. Ji Sang terdiam karena gambaran dimatanya
nampak sama dengan yang terjadi.
Ibu Hae Young pulang dari pasar mendengar beberapa
tetangganya membahas kalau Selama hidupnya belum pernah melihat keluarga
membatalkan pernikahan sehari sebelumnya. Ibu yang
lainya berkomentar tidak tahu kalau ternyata dibatalkan jadi pergi ke gedung pernikahannya, ternyata Ada
banyak orang di gedung
pernikahan itu.
Salah seorang wanita meminta agar temanya menutup
mulutnya, Ibu Hae Young menyapa para tetangganya didepan penjual buah. Lalu dua
ibu-ibu pun langsung menghindar. Ibu Hae Young berjalan pulang sambil mengumpat
ibu-ibu yang sudah bergosip.
Bibi Hae Young melihat isi kulkas yang berisi alat-alat
rumah tangga bahkan tissue toilet lalu bertanya apakah kulkasnya itu tak bisa
dikembalikan saja. Ibu Hae Young mengatakan Kulkasnya barang
edisi khusus. Bibi Hae Young menyarankan agar
menjualnya saja. Ibu Hae Young mengeluh karena hanya bisa dijual seharga 700.000 won padahal membelinya seharga 2 juta
won sambil mengumpat kesal.
“Kau tidak bisa terus hidup
seperti ini, Rumahmu
saja sudah cukup kecil. Hae
Young harusnya berpikir dulu resiko apa yang akan dihadapi sebelum dia
membatalkannya.” Komentar si bibi melihat
barang-barang yang menumpuk
“Jangan menambahkan bensin ke
dalam api.” Ucap ibu Hae Young
“Hanya saja ini mendadak sekali!
Dia setidaknya dan seharusnya membatalkannya jauh-jauh hari. Semuanya sudah dibeli! Aku tidak
bisa percaya dia membatalkan pernikahan sehari sebelumnya.” Keluh bibi Hae Young sambil memakan timunnya.
“Siapa yang peduli? Ini 100 kali
lebih baik daripada membatalkan tepat di altar pernikahan!” jerit Ibu Hae Young membela, Bibi Hae Young bisa
mengerti dan meminta agar kakaknya tak perlu mengomel lagi.
“Semua orang berbicara tentang hal
itu kemana pun aku pergi. Aku tidak perlu lagi mendengarnya darimu. Aku sudah diambang kemarahan.”kata Si Ibu Hae Young
Bibi Hae Young bertanya apakah pria itu
menghubungimu atau menghubungi Hae Young sekali saja.
Ibu Hae Young tak tahu, Bibi Hae Young menceritakan di tempat
butiknya bekerja, Keponakan dari pemilik butik seorang
PNS dan berusia 35 tahun, anak
bungsu dari
saudara-saudaranya.
“Aku telah bertemu Ibunya dan dia wanita yang sangat baik. Dia tidak suka ikut campur atau pun sombong. Bagaimana kalau kita menjodohkan
dia dengan Hae
Young?” ucap Bibi Hae Young bersemangat
“Belum satu bulan sejak pernikahan
itu dibatalkan. Kencan buta, kau sudah gila yah.” Komentar ibu Hae Young
“Aku tidak bilang dia harus
menikah dengannya, tapi tidak ada salahnya untuk bertemu dengannya. Kau takkan pernah tahu, mungkin
dia bisa jadi pilihannya. Katakan saja padanya temuilah si pria ini, mengerti?”
kata bibi Hae Young, Ibu Hae Young hanya diam dengan mengelap kotak kimchi yang
akan dipakainya.
“Dasar Kau frustrasi sekali! Kau harus menyingkirkan semua ini sebelum berdebu! Apa kau akan membiarkannya membusuk
disini?” keluh Bibi Hae Young mengomel sendiri.
Ibu Hae Young mengikuti anaknya masuk kamar menyuruhnya
untuk pergi dan menemui pria kencan buta, Hae Young langsung menolaknya. Ibu
hae Hyoung menanyakan alasanya, Hae Young merasa ibunya sudah berlebihan dan
merasa tak pantas. Ibu Hae Young bertanya apa yang membuatnya berpikir tak
pantas.
“Pergi kencan buta sebulan setelah membatalkan
pernikahan itu hal yang tidak sopan!” ucap Hae
Young duduk diatas tempat tidurnya
“Dasar gila... lalu apa itu tidak
sopan mencampakkan tunanganmu sehari sebelum pernikahan? Ini Omong
kosong! Kau bilang Tidak sopan? Apa kau tahu
apa itu artinya? Apa
kau punya hati nurani?” kata Ibu Hae Young kembali
mengomel
“Ya, aku melakukan kejahatan yang
besar!” jerit Hae Young, Ibunya ingin memukul anaknya tapi
ditahan karena melihat Hae Young menghindar dan terlihat ketakutan.
Salah seorang sutradara terlihat kesal karena membutuhkan
waktu dua minggu untuk membuat film tapi Do Kyung perlu sebulan untuk mengedit
suaranya padahal sebelumnya sudah mengatakan agar mempermudahkan
saja. Do Kyung berteriak kalau itu tak mungkin, Si Sutradara berteriak
mengatakan “Kenapa tidak mungkin? Kenapa tidak bisa?”
“Mungkin mudah bagimu karena
seluruh hidupmu itu tidak berguna. Tapi
bukan seperti itu cara kerjanya karena
itu bukan aku!” teriak Do Kyung sambil melempar pulpen
dan mendoronganya, beberapa orang langsung menahan keduanya agar tak menyerang.
“Kau ini lucu ya. Apa kau suka seni? Aku sutradara dan kau bukan sutradara.” Ejek si sutradara
“Tolonglah bersikap artistik!
Jangan datang kemari
dengan omong kosongmu itu! Kau
itu seorang sutradara film! Kenapa kau tidak bisa bersikap artistik? Kenapa? Bersikaplah artistik dan ambil sampah ini bersamamu!” jerit Do Kyung, didepan ruangan terlihat anak buahnya
Do Kyung malah tersenyum melihat pertengkaran.
“Lihatlah mereka berkelahi. Aku berharap mereka saling
memukul.” Komentar anak buah Do Kyung dengan senyuman bahagia.
Datang seorang wanita masuk ke dalam ruangan dengan wajah
panik, Do Kyung berteriak kesal melihat si sutradara kembali menangis. Akhirnya
Pak Hoon dan temanya menarik Do Kyung untuk keluar dari studio.
“Kurasa dia agak gila., Itu karena dia jarang tidur. Dia selalu di ruang rekaman, jadi sedikit sensitif. Jangan menangis. Dia biasanya bicara seperti itu.” Kata si wanita berusaha menenangkan dengan merayu kalau
sutradara orang yang jenius.
Do Kyung menghela nafas panjang diruangan, Nyonya Park
mengumpat anaknya memang brengsek karena dirinya adalah jadi
produsernya dan berani bicara seperti itu bahkan
bukan hanya pria itu yang dihina oleh anaknya dan berani menghina ibunya juga.
“Apa perlu film itu bakal
ditayangkan supaya kau sadar? Film itu film gagal. Tapi... Aku berusaha yang terbaik karena namaku ada di layar. Tolong jangan memproduseri film seperti itu lagi.” Kata Do Kyung, Nyonya Park memperlihatkan wajah
cemberut.
“Apakah kau sudah kehilangan
selaramu? Setelah
semua uang yang terbuang, kau masih tidak bisa sadar mana film yang bagus dan
mana yang tidak?” sindir Do Kyung pada
ibunya.
“Brengsek! Suatu hari kau akan
membunuh seseorang
dengan kata-katamu itu!” kata Nyonya Park seperti
anak kecil lalu keluar dari ruangan.
Do Kyung berdiri diatap gedung, Park Hoon menghampirinya
mengetahui sang kakak sedang tertekan, lalu mengusulkan untuk berhenti
bekerja hari. Do Kyung mengumpat adiknya itu mau
mati. Park Hoon yakin Ibunya
akan membuat film itu berhasil,
jadi lebih baik menunggu saja karena Setiap orang memiliki momen yang tepat.
“Film ini harus berhasil. Dia
sudah membuang begitu banyak uang.” Kata Do
Kyung, Park Hoon tak mau kalah karena pasti filmnya itu bisa lebih berhasil.
“Apa Kau mau mati? Sudah kubilang padamu menyerahlah menjadi sutradara film” kata Do Kyung, Park Hoon mengatakn ia
masih ingin mencobanya.
“Berapa tahun kau membusuk karena jadi seorang asisten? Aku bilang kau harus mau belajar pada ahlinya ditempat ini” kata Do Kyung
“Aku tidak berbakat dalam membuat sounds dan aku tidak bisa membedakan suasana antara siang dan malam.” Keluh Park Hoon
Do Kyung tahu jadi meminta Park Hoon belajar karena Tidak
ada yang
pernah berhasil di awalnya. Park Hoon pun pasrah
akan mencobanya. Do Kyung memberikan kartu kreditnya menyuruh sang adik untuk
mengajak minum si sutradara dan mengejek dirinya, Park Hoon bertanya apakah ia
boleh sampai ronde kedua. Do Kyung mengatakan sampai ronde kedua.
Park Hoon turun lebih dulu, saat Do Kyung berjalan
merasakan seperti burung yang datang lalu ditepisnya dan akhirnya jatuh. Ia
melihat ke langit tak ada burung yang bertebarangan, lalu berjalan ke taman di
gedung. Tiba-tiba seekor burung menghantam kepala Do Kyung, lalu menepisnya dan
burung itupun jatuh. Do Kyung terdiam karena hanya burung mainan dan melihat
sekeliling.
Di sebuah restoran
Hae Young sibuk memanggang daging babi sementara pria PNS
didepan sibuk memainkan ponselnya dan hanya makan saja. Ia menyuruh agar pria
itu berhenti karena sudah tahu sedang melapor pada temannya sekarang kalau akan menuliskan "Aku
bertemu dengan seorang wanita yang tidak berguna."
“Aku tidak bilang kalau kau wanita
yang tidak berguna. Aku
belum pernah bertemu seorang wanita yang mau makan perut babi pada kencan
pertama.” Kata si pria PNS
“Aku melihatmu sebelumnya di kedai
kopi dan aku tahu bahwa kau tidak menyukaiku. Aku juga merasakan hal yang sama. Namun, ini cara yang sopan makan
bersama dan mengucapkan selamat tinggal setelah itu. Hal ini lebih baik daripada duduk
di sebuah restoran dengan kau menatap ponsel melulu. Setidaknya ada yang bisa
dilakukan olehmu dengan
memasak dan membalik daging.Suasana canggung ini setidaknya sedikit berkurang.” Jelas Hae Young
“Kau pasti sudah melakukan kencan buta banyak sekali.” Komentar si pria kembali memakan daging babinya.
Hae Young mengaku hanya pernah beberapa kali, lalu
melihat si pria terlihat tak peduli memilih membungkus daging babi dengan
seleda dan makannya sendiri. Hae Young pun menegur si pria yang tidak menanyakan beberapa pertanyaan
padanya. Si pria nampak binggung pertanyaan seperti apa. Hae
Young heran apakah si pria tak ingin mengetahui tentang dirinya.
Pria itu mengatakan tidak begitu ingin tahu, Hae Young
pikir dirinya tak sebosan itu dan mengatakan akan
memesan daging yang mahal jika membuatnya marah. Pria itu seakan tak peduli malah sibuk menatap
ponselnya, akhirnya Hae Young memesan daging paling mahal. Bibi penjaga memberitahu daging sapinya sudah
habis
Hae Young terlihat kesal karena menurutnya walaupun ia
bukan pilihan wanita yang tepat tapi tak sopan membiarkan begitu saja karena
setidaknya memberikan waktu 2 jam saja. Si pria meminta maaf karena ada janji yang lebih
penting.
“Ya, begitu juga aku, tapi aku
cukup sopan sampai aku harus membuat janji dengan temanku setelah kencan buta
ini! Masih ada
40 menit lagi!” jerit Hae Young, pria itu pun
membungkuk meminta maaf untuk pamit pergi. Hae Young menariknya merasa
tiba-tiba menjadi kesal
“Mari kita saling bertemu selama
seminggu. Aku tahu, aku tidak terlihat begitu
cantik saat ini. Aku
akan membuatmu jatuh cinta padaku dalam satu minggu.” Kata Hae Young dengan mata melotot.
Bibi Hae Young berbicara di telp merasa Hae Young sudah
gila dan Pikirannya sudah tidak beres, tak habis pikir bisa bicara seperti itu pada pria yang
baru ditemuinya yang membuatnya sangat malu. Ibu Hae Young bertanya apa yang
dikatakan anaknya.
“Dia bilang akan membuat pria itu jatuh cinta padanya dalam
seminggu! Bagaimana
bisa dia bilang seperti itu kecuali
dia sudah gila? Oh,
aku malu sekali!” ucap Bibi hae Young, Ibu
Hae Young mengumpat dasar gila, Bibi Hae Young mengatakan jalang gila.
“Dasar! Pecundang apa yang pergi dan memberitahu segalanya pada
Ibunya? Dia bisa
saja bilang Hae Youn bukan tipenya. Aku tidak percaya dia
berusia 35 tahun!” jerit Ibu Hae Young, bibi
tak percaya kakaknya bisa mengatakan itu
“Aku mengerti manusia seperti apa
dia. Dia anak mama khas yang selalu mengadu pada Ibunya! Lupakan dia!”jerit ibu Hae Young membela anaknya lalu menutup telpnya
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Mbk.. episode 1 part 2 nya kok ga ada ya? 😟
BalasHapusKak, yang part 2 nya kok ga ada yaahhh, bisa dibuka tp kosong,😢
BalasHapus