“Oh Hae Young, fighting!” jerit Hae Young bahagia saat melalui pelari dengan nama
dibelakang punggungnya.
Wajah Hae Young berubah saat melihat wajah pelari Hae
Young yang sedang berhenti, Dia adalaha si cantik Hae Young saat lomba lari
denganya dan harus terpaksa kalah karena semua pria menyorakan namanya.
Sementara ia sudah berlari dengan cepat.
Do Kyung berkerja sendirian di studio, bayangan Hae Young
datang mengatakan “Dia sudah kembali, Si cantik Oh Hae Young.” Akhirnya Do Kyung pergi dengan membawa mic dan alat
perekamnya, pikiran kembali teringat saat Hae Young membuka tirai dipagi hari,
saat itu matahari pun masuk. Do Kyung masih tidur lalu Oh Hae Young kembali
tidur disampingnya sambil memeluknya.
“Suara detak
jantungmu adalah hal yang kusuka di dunia ini” bisik Hae Young, Do Kyung pun memeluk erat pacarnya.
Do Kyung sudah ada di pinggir rel kereta, saat kereta
lewat ia memasang earphone untuk mendengarnya dan kembali mengingat saat
berciuman dengan Hae Young sangat mesra dan lembut, keduanya nampak bahagia
saling berpelukan. Setelah itu keduanya juga foto prewed dengan gaun pengantin
dan jas.
Tapi akhirnya Do Kyung duduk sendirian di ruangan
pernikahanya karena Hae Young meninggalkanya. Setelah mencari keliling, Ia
melihat SNS Hae Young yang menguploud foto sedang ada diparis dengan seorang
pria lalu bertuliskan caption [Semoga kau bahagia dari sekarang.] Do Kyung mengingat semuanya tapi tak terlihat lagi wajah
kesedihan dan penyesalan.
[Episode 4: Ayo kita membeli
sebuah lagu dan pulang]
Hae Young baru sampai kantor dengan tatapan kosong,
melihat ponselnya di grupnya yang terus berbunyi
“Hei! Si cantik Oh Hae Young akhirnya kembali!” tulis teman pria SMA Hae Young dalam grupnya. Salah
seorang membalas seperti tak percaya.
“Sang Suk bilang dia melihatnya di
Gangnam. Dia selama
ini tinggal di Eropa.” Balas teman wanita SMA Hae
Young, seorang pria bertanya apakah Hae Young kembali
ke Korea
“Ya. Kudengar dia mengambil
tawaran pekerjaan.” Balas teman si wanita
“Yahuuuu....! Aku penasaran apakah dia
masih cantik seperti
dulu.” Jerit teman pria bahagia.
“Kudengar dia sudah dewasa dan penampilan
dia sekarang lebih sempurna.” Balas teman pria
lainnya.
Hae Young sudah ada ditepi sungai Han dengan menyilangkan
kaki seperti sedang melakukan yoga dan memasang earphone di telinganya.
“Ketika suasana hatiku sedang
buruk, aku biasa pergi ke tempat yang membuatku bahagia.Pikiran yang bahagia..... Hal-hal yang bahagia.”
Hae Young mengingat saat Do Kyung menaruh sepatu di depan
pintu rumahnya, sambil menyindir Hae Young yang berusaha
untuk mengumbar-umbar bahwa hidup sendirian lalu
memberitahu kalau kurir itu penipu. Lalu sebelum Do Kyung kembali kekamarnya
berbicara, “Tinggal saja disini, Aku
juga akan tinggal disini.”
Akhirnya Hae Young bisa tersenyum kembali mengingatnya
lalu membuka matanya terlihat rasa sedihnya sudah hilang.
Dokter menanyakan apakah Hae Young itu belum tahu bahwa
Do Kyung adalah orang yang menghancurkan pernikahannya. Do Kyung dengan memejamkan matanya mengatakan belum.
Dokter juga memastikan kalau Hae Young itu belum tahu kalau semua ini
terjadi karena Oh
Hae Young yang satunya. Do Kyung membenarkan.
“Lalu bagaimana perasaanmu ketika kau
memiliki penglihatan-penglihatan ini? Ketika
kau melihat dia dalam penglihatanmu, apa
kau merasa bersalah?” tanya Dokter sudah duduk
didepan Do Kyung
“Aku hanya... merasa kesepian.” Jawab Do Kyung dengan membuka matanya.
Do Kyung mengingat saat melihat raut wajah Hae Young saat
pertama kali bertemu dan membalikan badanya ke arahnya. Bahkan ketika di mobil
saat keduanya saling menatap, lalu di trotoar sebelum mereka saling mengenal.
“Rasanya seperti aku
mengenang kenangan yang
dulu... tepat sebelum aku akan mati karena usia tua. Aku merasa
kesepian. Aku punya firasat kalau hidupku akan berakhir menjadi sebuah tragedi.”
Do Kyung sudah turun dari mobilnya, berjalan menyusuri
jalan ketika masuk ke dalam restoran, langsung terdiam melihat Hae Young yang
makan dengan lahapnya sendirian. Hae Young pun berhenti mengunyah karena melihat
Do Kyung berdiri didepanya. Akhirnya Do Kyung memilih untuk duduk di meja yang
lainnya.
Hae Young mengunyah makananya dengan lirikan sinis, Do
Kyung bisa mendengarnya akhirnya pindah ke tempat duduk Hae Young dan akan
memesan menu yang sama pada bibi
restoran. Hae Young mengaku ingin
memukulnya tadi. Do Kyung pun hanya bisa diam. Makanan Do Kyung pun
datang.
“Kudengar dari seseorang
bahwa...Pyungchang-dong adalah sebuah kota besar dan sangat kuat. Jadi aku dengar kau harus butuh banyak energi untuk hidup di
daerah sini. Rupanya
ada banyak
orang yang pindah ke daerah sini, kemudian
melarikan diri dari rumahnya di malam hari.” Cerita Hae
Young sambil berbisik, tapi Do Kyung sibuk makan.
“Kau bilang kau sudah tinggal
disini sejak kau
masih kecil, 'kan? Kau
pasti punya energi yang banyak.” Ucap Hae Young
langsung menaruh tangan diatas kepala Do Kyung.
Do Kyung dengan tatapan sinis bertanya apa yang sedang
dilakukanya, Hae Young mengatakan sedang meresap
energy yang dimiliki Do Kyung karena hari ini merasa kurang
energy. Do Kyung mengelengkan kepalanya, lalu Hae Young itu
menurunkan tanganya sambil menghela nafas.
“Suasana hatiku buruk belakangan
ini dan
baru-baru ini suasana hatiku pulih.Tapi aku sungguh merasa sedih hari ini. Aku sudah cerita 'kan padamu
kalau ada dua Oh
Hae Young waktu aku SMA? Dia
sudah kembali” cerita Hae Young, Do Kyung terdiam
seperti melihat kembali bayangan Hae Young yang mengatakaan “Si
cantik Oh Hae Young.”
“Huff... Aku tidak bisa mengerti. Apa yang sebenarnya dia makan? Bagaimana bisa? Dia bahkan tidak
menua sedikit pun. Malah aku satu-satunya yang menua.” Keluh Hae Young, Do Kyung kaku sejenak dengan gelas
ditanganya.
“Aku dengar rumor bahwa suatu hari dia tiba-tiba menghilang... Aku merasa nyaman begitu tahu bahwa dia pernah menghilang, Kupikir aku tidak perlu dibandingkan dengan dia lagi. Itu sebabnya aku mulai menghadiri reuni sekolah kami. Tapi Aku melihatnya kemarin dan Dia berlari maraton. Tanpa melihat kalau dia orang
yang kukenal, aku malah
menyemangati dia.” Cerita Hae Young kesal
sambil mengacak-ngacak rambutnya.
Do Kyung masih saja terpaku dengan gelas ditanganya lalu
meminum air minumnya untuk menghilangkan rasa gugup. Hae Young pun memakan
sesendok penuh nasi ke dalam mulutnya untuk menghilankan rasa kesalnya.
Do Kyung keluar lebih dulu dari restoran kembali melihat
bayangan Hae Young yang terpana. Lalu Hae Young keluar dari restoran
memperlihatkan raut wajah terpana seperti yang dilihat. Do Kyung melihat Hae
Young yang berjalan dengan senyuman bahagia mengatakan “Angin
malam sungguh hangat” wajah Do Kyung mematung.
Hae Youn berjalan dan mengatakan kalimat yang sama.
“Inilah musim favoritku. Musim ketika angin malam menjadi lebih hangat.” Cerita Hae Young tepat berdiri disamping Do Kyung, tapi
Do Kyung tak berkomentar memilih untuk berjalan lebih dulu. Hae Young lalu
mengikutinya dari belakang.
“Hatiku terasa tentram, Mengetahui bahwa ada seseorang
yang merasakan rasa sakit yang sama
denganku. Kupikir
semua omong kosong ini hanya terjadi padaku karena aku orang
yang bodoh. Tapi
ternyata orang-orang keren sepertimu juga bisa dicampakkan sebelum pernikahan
mereka.” Cerita Hae Young, Do Kyung tetap saja diam tanpa
berkomentar.
“Maaf karena aku sudah bilang
kalau rasa
sakitku adalah penghiburanku.” Kata Hae Young, Do
Kyung melihat banyak bunga sakura yang berguguran, keduanya pun berjalan pulang
bersama dengan bunga sakura yang berguguran dijalan.
Didepan rumah
Hae Young bertanya bagaimana mereka melakukan
konstruksi rumahnya. Do Kyung pikir merka hanya
perlu menutup pintu dengan memakai perabotan
mereka sendiri saja. Hae Young mengejek Do Kyung yang mendadak
jadi murah hati sekali Padahal
kemarin terlihat menggila hanya gara-gara hal seperti ini.
“Ayahku awalnya menggunakan
ruangan itu sebagai
ruang kerjanya.” Cerita Do Kyung, Hae Young
bertanya perkerjaan apa yang dilakukan ayahnya.
“Pekerjaan yang mirip dengan
pekerjaanku. Ketika
aku pindah kembali kesini, aku juga akan menggunakannya sebagai ruang
kerja. Jika kau
memutuskan akan pindah, beritahu
aku dahulu, Untuk
menggunakannya sebagai ruang kerja, aku akan membutuhkan pintunya. Jadi biarkan
saja begitu.” Jelas Do Kyung, Hae Young mengerti dan
pamit pergi untuk masuk ke dalam rumah lebih dulu.
Do Kyung melihat Hae Young yang sedikit berlari ketika
menaiki tangga menuju rumahnya, tiba-tiba pengelihatanya kembali datang Hae
Young yang berlari menuruni tangga dan langsung meloncat ke arah tubuhnya
seperti orang ingin digendong.
Do Kyung melonggo kaget dan langsung berjalan mundur
seperti merasakan Hae Young sudah berlari dan ada dipelukanya. Tapi pikiranya
tersadar melihat Hae Young masih berjalan menaiki tangga menuju rumahnya.
Pagi hari
Ibu Hae Young sudah memakai pakaian rapih dan tas ransel,
Tuan Nam sedang memperbaiki sepeda bertanya mau kemana istrinya itu. Ibu Hae
Young menjawah kalau ingin pergi naik gunung. Ayah Hae Young hanya terdiam
melihat tingkah istrinya yang aneh setelah anak mereka pergi.
Kenyataanya, ibu Hae Young pergi ke rumah anaknya dan
berhasil masuk gerbang karena tak terkunci, lalu berjalan menaiki tangga ke
rumah anaknya. Didepan pintu rumah, Ibu Hae Young kesal sendiri melihat sampah
anaknya yang makan nasi instant dan banyak kaleng bir. Setelah itu memeriksa
pintu rumah dan melihat ada stiker untuk memperbaiki pintu yang rusak.
Ibu Hae Young berjalan menuruni tangga rumanya sambil
berbicara pada seseorang kalau Daripada menggunakan tombol untuk mengunci pintu lebih baik menekan
nomornya, jadi menyuruh untuk membeli sebuah kunci pintu dan
segera membawa ke rumah Hae Young.
Soo Kyung tiba-tiba masuk ke dalam ruang makan dengan
wajah kesal lalu melempar tissue toilet ke kepala adiknya yang sedang minum.
Lalu memarahi adiknya yang buang air sambil berdiri karena sudah menasehati
agar jongkok. Park Hoon menjerit kalau bukan ia yang melakukanya. Soo Kyung
bertanya siapa lagi kalau bukan adik bungsunya itu.
Do Kyung keluar dengan membawa secangkir kopi lalu
menunjuk seseorang yang sedang makan di meja makan. Jin Sang tertunduk
ketakutan ketika sedang sarapan. Soo Kyung melihat wajah Jin Sang mememar lalu
bertanya kapan teman adiknya itu datang ke rumah. Jin Sang mengaku Semalam dan akan tinggal tempat
Do Kyung untuk sementara waktu.
“Orang macam apa yang kau bela kali ini sebelum kau diteror?” tanya Soo Kyung
“Pemerkosa dan pembunuh. Dia memenangkan vonis bebas bagi
pria yang awalnya dihukum 15 tahun penjara. Jika aku adalah anggota keluarga
korban, aku juga
akan membunuhmu. Mata ganti mata. Aku
juga akan mengencanimu, lalu memerkosa, dan kemudian membunuhmu.” Ucap Park Hoon geram duduk dimeja makan
“Kapan kau akan berhenti membela orang-orang ini? Apa Kau memang tidak punya orang lagi yang bisa kau bela ?” kata Soo Kyung mengomel
“Penjahat juga layak mendapatkan hak
asasi manusia. Bahkan
jika seluruh bangsa menunjuk
jari pada mereka... setidaknya
aku harus melakukan yang terbaik untuk membela
mereka. Itulah
hukum dan keadilan.” Tegas Jin Sang lalu
mengumpat kesal sendiri tentang Keadilan sambil mendorong mangkuk cerealnya.
“Di rumah ini, kau harus jongkok
jika buang air. Itulah keadilan. Jika tidak, aku akan langsung mengusirmu
keluar!” tegas Soo Kyung lalu keluar dari ruangan makan
Setelah itu Jin Sang dan Park Hoon langsung high five,
seperti rencana mereka berhasil. Park Hoon meminta untuk membeli barang yang
mahal. Jin Sang tak peduli menyuruh Park Hoon memilih semaunya. Do Kyung bisa
menduga
semua karena hubungan Jin Sang dengan wanita berantakan terjadi lagi
“Ini bukan pertama kalinya! Aku
jelas-jelas sudah bertanya padanya apakah dia berkencan dengan seseorang. Tidak terpikir olehku untuk
menanyakannya apakah
dia punya suami.” Ucap Jin Sang, dua kakak
beradik menatapnya sambil menghela nafas.
“Aku jadi korban disini. Aku menanyakannya apakah dia
punya pacar dan Dia
membodohiku dengan kata-katanya. Apa Kau
tahu, aku sudah dipukuli dengan batang
logam dan tongkat bisbol. Tapi
kau tahu...” cerita Jin Sang dan saat itu suami
wanitanya memukul kunci pintu dengan sebuah alat yang sangat besar dan sangat marah berteria
menyuruh keduanya untuk keluar.
“Dia mengunakan kapak untuk membuka pintu,
Ini pengalaman pertamaku. Menurutku masalah ini takkan mudah diselesaikan.” Kata Jin Sang, Park Hoon tak bisa komentar dengan sibuk
mengoles selai pada rotinya.
“Bersyukur saja bahwa ternyata
Korea punya undang-undang yang ketat tentang pengendalian senjata.” Komentar Do Kyung
Jin Sang juga sangat bersyukur karena
hal itu, dengan menaruh tangan di dada kirinya mengatakan Sebagai warga negara yang
bangga akan Republik Korea, akan mencurahkan pikiran dan tubuhnya demi kehormatan dan kemakmuran
rakyat, lalu berjalan layaknya seorang tentara.
Hae Young sedang mencuci rambutnya terdengar bunyi
gedoran pintu yang sangat keras, ia berteriak siapa yang datang. Terdengar
suara ibunya menyuruh untuk segera membuka pintunya. Akhirny Hae Young membuka
pintu heran ibunya itu bisa tahu tempat tinggalnya. Ibu Hae Young membalas mana
mungkin tak bisa tahu dimana anaknya tinggal lalu melihat ada sebuah sepatu
pria didepan pintu.
“Aku
sengaja meletakkannya disana untuk pura-pura kalau aku tidak hidup sendiri.”kata Hae Young, ibu Hae Young sudah membawa makanan dan
melihat kamar anaknya sangat berantakan dengan pakaian kotor dimana-mana.
“Coba Lihatlah kekacauan ini!! Bersihkanlah rumahmu ini!” keluh ibu Hae Young
“Ini rumahku. Jadi tak usah
dipedulikan.” Balas Hae Young
Ibu Hae Young mengatakan itu tidak terjadi kalau dalam
hukum Hae Young masih anaknya, lalu menyuruh membuat dokumen
hukumnya supaya mereka tidak peduli lagi padanya. Hae Young bertanya dengan nada mengejek, apakah
orang tuanya memiliki
malam yang indah setelah
mengusir putrinya. Ibunya mengumpat anaknya sudah gila
sambil melempar makanan ke arah anaknya.
Do Kyung keluar dari lantai bawah, Jin Sang berlari
mengikutinya sambil berbicara tentang Hae Young yang pasti
punya motif karena temanya itu tidak
tahu kebanyakan wanita jadi akan mencari tahu
sekarang. Do Kyung menarik temanya yang akan masuk dan bertanya apa yang akan
dilakukan temanya. Jin Sang yakin Do Kyung itu takkan
pernah menduganya. Do Kyung berteriak menyuruh
untuk berhenti dengan menarik tanganya. Jin Sang menyuruh Do Kyung untuk
melepaskanya. Tapi akhirnya Jin Sang bisa masuk ke dalam rumah Do Kyung.
Sementara Ibu Do Kyung sedang menyusun makanan di kulkas
menyuruh anaknya ketika bangun di pagi hari, maka mengambil satu jadi akan
mencair dalam satu jam. Disisi kamar sebelah, Do
Kyung berusaha menghalangi Jin Sang ingin masuk ke kamar Hae Young.
“Jangan kelaparan sepanjang hari, Makanlah ini saat kau mau pergi
kerja.” Pesan ibunya, terdengar bunyi suara orang terjatuh di
kamar sebelah. Do Kyung meminta agar Jin Sang agar tak berisik karena bisa
terdengar dikamar sebelah. Jin Sang bisa menutup mulutnya tapi badannya
menyengol botol minum yang ada disampingnya.
“Ada tumpukan botol minuman keras!
Padahal kau baru
beberapa hari tinggal disini! Apa kau berusaha menjadi orang tak berguna lagi?
Apa kau sudah bosan dengan hidupmu?!!!” teriak
ibunya, Do Kyung dan Jin Sang mendekati rak menguping pembicaran di kamar Hae
Young.
“Aku tidak akan minum lagi dan akan berhenti.” Ucap ae Young
“Kau
bilang akan Berhenti minum? Jauh lebih mudah menyuruh anjing
supaya berhenti pipis sembarangan.” Teriak
ibunya mengomel, Hae Young tahu disamping Do Kyung bisa mendengar lalu meminta
ibunya berhenti mengomel.
Ibunya melihat ada pintu di belakangnya, Hae Young pikir
bukan apa-pa karena itu memang letaknya disitu. Ibu Hae Young membuka dan melihat seperti dinding yang
terbuat dari tiplek, Do Kyung dan Jin Sang berusaha menahan agar rak tak
bergeser. Ibu Hae Young mengeluh rumah yang jelek ditinggali oleh anaknya lalu
kembali menutup pintunya. Hae Young bisa bernafas lega ibunya tak mendorongnya.
Jin Sang dan Do Kyung juga ikut bernafas lega karena
pintu kembali ditutup, tiba-tiba terdengar bunyi suara seseorang sedang mengebor.
Hae Young melihat ayahnya sedang memasang kunci pintu dengan password, mengeluh
ayahnya harus memasang itu karena tak tahu akan
pindah lagi bahkan ini bukan rumahnya. Ibu Hae Young bertanya anaknya itu mau pergi kemana
lagi dan menyuruh suminya untuk mengunakan kode yang
sama seperti yang di rumah supaya mudah
diingat.
“Jika aku melihat botol dan kaleng minuman
keras setiap
kali aku datang kesini, awas kau!!!” ancam
ibu Hae Young memperingati, Ayah Hae Young berpikir kalau nanti Hae Young mengubah
kodenya.
“Tidak akan terjadi, Dia terlalu malas membaca buku
panduannya dan tidak
akan mengubahnya bahkan
jika dia dirampok.” ucap ibunya dengan suara
lantang, Hae Young meminta agar Ibunya mengecilkan suaranya. Ayahnya kembali
melanjutkan memasang kunci.
Do Kyung sudah berganti baju turun dari rumahnya, Jin
Sang mengekor merasa Hae Young tidak berencana tinggal disini secara permanen jadi menurutnya untuk berjaga-jaga temanya harus lebih
ramah lagi pada Hae Young. Do Kyung tak memperdulikanya tapia Jin Sang
memberikan semangat pada temanya.
Beberapa saat kemudian, Do Kyung dan salah satu anak
buahnya yang bertubuh gemuk sudah ada di pinggir pacuan kuda dengan mic besar
untuk merekam suara dan beberapa kru memasang camera dan lampu, serta sutradara
duduk dibelakang monitor. Pacuan kuda dimulai, Do Kyung memastikan suaranya
dengan memakai earphonenya.
Setelah selesai sutradara mendatangi keduanya bertanya
apakah keduanya sudah membaca scenario dan menyanakan komentarnya. Do Kyung mengatakan bagus lalu
si pria tambun mengatakan kalau ia menyukainya. Pria itu bertanya apa yang
disukainya, Si pria tambun menjawab tentang Persahabatan
antara kuda dan
manusia, merasa simpati terhadap hewan karena keduanya tidak bisa bicara. Sutradara pun mengucapkan terimakasih.
“Sound sangat penting untuk film
ini. Tolong
berusahalah dengan baik. Kita
akan ke Pulau Jeju bulan depan. Kau
datang, 'kan?”kata Sutradara, Do Kyung mengangguk.
“Aku minta bantuanmu, Ayo bersenang-senang sambil
bekerja.” Ucap si sutadara, Do Kyung pikir tidak
mudah dilakukan.
Sutradara hanya tertawa mendengar bercanda Do Kyung lalu
memeluknya untuk mereka bersenang-senang dan pamit pergi
lebih dulu. Do Kyung merapihkan alat perekamnya, Si
pria gembul merekam suara kuda yang ada dikandang, Do Kyung juga merekam suara
kuda yang sedang dielusnya lalu tersenyum bahagia ketika kudanya mulai menjilat
mic ditanganya. Teman pria pun ikut tersenyum melihat Do Kyung yang biasanya
dingin bisa tersenyum.
Keduanya makasn sushi direstoran, suasana nampak canggung
dan keduanya memilih untuk sibuk makan. Do Kyung meminum ocha lalu bertanya Apa
begitu sulit bekerja dengannya. Si pria gemul
nampak kaget mendengar pertanyaan Do Kyung lalu menjawab ia sudah
banyak belajar. Do Kyung pun tak banyak
komentar lagi.
Manager Sung Jin keluar dari ruangan, Hae Young langsung
bertanya apa yang dikatakan atasanya yang terlihat langsung lesu duduk
dikursinya, Manager Sung Jin memberitahu Merek dagang mereka sedang diperbarui. Semua melonggo kaget, Hae Young berusaha untuk tenang
mengatakan semua tak masalah dan mereka bisa
melakukannya.
“Bukan kita yang melakukannya.
Sebuah tim yang baru terbentuk yang akan bertanggung jawab atas hal itu. Menurutku mereka tidak
mempercayai kita dan meragukan
kemampuan kita. Tapi Mau
bagaimana lagi, Jika tim
baru perlu bantuan kita maka kita
jangan buat masalah dan
bantulah mereka.” Jelas Manager Sung Jin yang
membuat semua pegawai mengehela nafas dan kembali ke ruanganya.
Manager Sung Jin memberitahu Hae Young agar menemui
Direktur Lee segera. Hae Young binggung memangnya ada apa lagi dengan wajah
panik.
Soo Kyung mengangkat dua tangan dan menaruh di lehernya
sambil berjalan memberitahu Hae Young kalau Dari
semua rekan-rekannya hanya Hae Young yang
tidak dipromosikan. Hae Young terdiam dengan
wajah melonggo mendengarnya.
“Mereka semua yang dipromosikan
sekarang menjadi bagian dari tim baru. Menurutmu bagaimana perasaanmu
setelah diperlakukan
seperti ini?” kata Soo Kyung, Hae Young melirik sinis
seperti menahan amarahnya.
“Sejauh ini, kau banyak mengulur-ulur waktu di tempat
kerja dan
mengira kau hanya akan menikah
dan berhenti dari pekerjaan. Kau
sekarang tidak bias memiliki
waktu luang itu. Semua
orang tahu kau membatalkan pernikahanmu sehari sebelum hari
H. Jadi itu
akan sulit bagimu untuk segera
menemukan calon suami lain. Kau
juga tidak akan direkrut oleh
perusahaan lain. Apakah
keluargamu kaya?” ucap Soo Kyung duduk dimeja
kerjanya dengan nada menyindir
Tapi Soo Kyung pikir melihat Hae Young bukan dari
keluarga yang kaya. Hae Young menyangkal kalau keluarganya itu super kaya raya. Soo Kyung menurunkan kacamatanya dengan mengejek
Hae Young itu terlihat seperti orang miskin. Hae Young mengigit bibir menahan
amarahnya, Soo Kyung dengan jentikan jari menyuruh Hae Young segera keluar dari
ruanganya.
Di restoran
Hae Young yakin Sung Jin sudah tahu kalau hanya ia yang
tidak dipromosikan, dan merasa tidak
bisa terima, kenapa Soo Kyung tidak
memberitahu lebih
dulu. Sung Jin mengaku juga
tidak tahu alasanya. Hae Young heran kenapa Soo Kyung itu peduli apakah keluarganya kaya atau tidak?
“Apakah dia akan memperlakukanku
secara berbeda berdasarkan kekayaanku? Semua orang sangat kejam. Kenapa
mereka sangat peduli dengan kekayaan
keluarga? Lagipula
aku 'kan tidak kelihatan miskin!” ucap Hae
Young mengumpat kesal
“Tapi kau memang kelihatan miskin,
apa kau tahu kalau memang kau ini miskin” ejek Sung
Jin, Hae Young membalas kalau managernya itu yang miskin. Pria itu sudah
menyadari kalau memang dirinya miskin.
“Jangan kaget, Aku akan bekerja keras dari
sekarang. Selama ini
aku berusaha untuk tidak terlalu
bersinar untuk mempertahankan kerja sama tim kita. Kau lihat saja nanti, Aku tidak akan seperti dulu lagi.” Tegas Hae Young mengebu-gebu
“Akulah Manager tim kita, jadi Akulah yang lebih marah disini.” Kata Sung Jin yang membuat Hae Young terdiam.
Sung Jin memberitahu kalau pihak atas telah
merekrut seorang Manager baru dari negara lain untuk tim baru dan umurnya lebih muda darinya. Hae Young merasa senang mendengarnya dan meminta
agar Sung Jin mengangkat kepalanya, Sung Jin memberitahu kalau dia adalah
seorang wanita. Hae Young mengatakan kalau nanti yang akan mengurusnya, jadi tak perlu khawatir, apabila wanita itu mulai
bertindak semaunya, maka ia akan
membuatnya menangis dengan penuh dendam.
Hae Young mengambil dua botol bir lalu membayar di kasir,
Soo Kyung baru datang dengan rambut kritingnya tak melihat bir kesukaan ada
didalam lemari es lalu berdiri di dekat kasir bertanya apakah wanita itu baru
pindah didaerah itu.
An Na sedang menghitung belanjaan lalu bertanya apakah
Hae Young mengenal wanita itu. Hae Young melihat dari atas kebawah dengan
rambut keriting yang menutupi wajahnya, mengelengkan kepala kalau tak
mengenalnya. Soo Kyung berjalan mendekat lalu mengambil botol birnya, Hae Young
langsung memegang botol untuk menahanya. Soo Kyung memerintahan agar memberikan
botol bir untuknya, Hae Young tetap memegang tak ingin membiarkan wanita yang
tak dikenalnya mengambil bir miliknya.
Sampai akhirnya Hae Young bisa menariknya lalu bertanya
berapa jumlah semuanya, An Na menjawab semuanya 32.000 ₩. Soo Kyung mengikat rambutnya dan memakai kacamatanya,lalu mengangkat
kepalanya sambil meniupkan angin ke wajah Hae Young.Saat itu juga Hae Young
melonggo melihat Soo Kyung ada didepan wajahnya, yang ingin mengambil birnya.
Soo Kyung mengatakan kalau bir itu miliknya.
Hae Young membawakan kantung
belanjan berisi bir, di depannya Soo Kyung berjalan didepanya terlihat mulai
sadar, ketika berhernti depan pintu gerbang, Hae Young panik karena takut
ketahuan kalau sampai tinggal di tempat itu juga. Soo Kyung langsung menyuruh
Hae Young masuk dan minum bersama, Hae Young tak bisa kabur lagi menurut untuk
masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah, Soo Kyung
mengambilkan gelas dan mengajak Hae Young duduk di ruang tengah. Hae Young
bertanya apakah Soo Kyung tinggal sendirian, Soo Kyung mengaku hidup
dengan pria lalu membuka penutup botol dengan
sendok, begitu juga Hae Young lalu terdiam melihat cara Soo Kyung menuangkan
bir ke dalam gelas dan langsung menghabiskan dalam satu kali teguk.
“Apa penjaga keamanan komplek
rumah pernah
mengantarmu pulang?” tanya Soo Kyung, Hae young malah bertanya balik siapa
orang itu, seperti tak mengenalnya.
“Mereka Adalah orang penjaga keamanan, lalu Kau tinggal dimana?” tanya Soo Kyung, Hae Young menujuk ke ara kanan kalau
ia tinggal disana. Soo Kyung bingung dimana sebenanrya anak buahnya itu tinggal
lalu menduga kalau Hae Young tinggal didekat toko.
Hae Young mengangguk, lalu Soo Kyung berkomentar tak ada
toko diujung jalan. Hae Young tak bisa berkata-kata lagi. Soo Kyung pikir Hae
Young takut kalau ia
akan menerobos
masuk ke tempatnya jadi tak ingin
memberitahunya, lalu mengebrak meja berteriak ia juga
tidak mau menemui di rumahnya. Hae Young pun hanya bisa diam saja sambil makan cumi
kering. Soo Kyung kesusahan ketika akan
makan cumi kering lalu bertanya apakah Hae Young bisa mengunyahnya, Hae Young
mengatakan kalau ia hanya mengemutnya dan sekrang tidak bisa makan karena terlalu kembung.
“Sebagai orang yang bekerja di industri makanan, kau pasti punya kelas ketika membeli makanan.” Komentar Soo Kyung
“Itu sikap yang buruk untuk
ribut-ribut soal makanan. Sepertinya
terlalu kekanak-kanakan. Berusaha terlihat mewah dengan memilih makanan. Bukannya makan itu hal yang
spontan? Ketika
lapar, makanan jadi enak. Ketika kekenyangan, makananmu jadi tidak
enak. Siapa
yang peduli tentang seberapa enak rasanya ketika kau terlalu kenyang untuk
makan?”balas Hae Young mengejek
“Orang-orang sepertimu memang
buta rasa” ejek Soo Kyung
“Aku tahu bagaimana rasa
makanan-makanan itu, bahkan tahu
yang mana rasanya enak dan tidak enak.” Balas Hae
Young
“Banyak orang menunggu makanan
yang enak dan
unik diciptakan. Apa
lagi selain makanan yang membuat masyarakat menjadi begitu senang? Apa dengan Berlibur dengan jet
pribadi mereka Atau
berbelanja sampai mereka muak? Apakah
mereka akan menjadi jutawan Apakah
ada sesuatu yang
lebih murah daripada makan.. yang
bisa membawa begitu banyak kepuasan? Apakah ada sesuatu yang lebih
menghibur dari
hidangan lezat?” ucap Soo Kyung
Hae Young terdiam mendengarnya lalu menjawab kalau itu “cinta”
Soo Kyung membeku sejenak, Hae Young menjelaskan Jatuh
cinta lebih menyenangkan daripada makan dan itu membuatnya sejuta kali lipat lebih bahagia, mereka akan senang bahkan ketika kelaparan. Soo Kyung terliha jatuh lemas di tempat duduknya.
“Orang yang sedang jatuh cinta, tidak tergila-gila pada hidangan
yang lezat. Mereka
juga tidak ribut-ribut soal hidangan yang tidak enak. Karena mereka sudah cukup
bahagia.” Jelas Hae Young
“Jadi Apa itu sebabnya kau selalu tetap menjual nasi? Kau selalu menempatkan nasi di
dalam menu ketika yang lain yang terobsesi dengan hidangan mahakarya kita. Dasar... Gadis nasi! Gadis nasi! Nasi!
Nasi!” ejek Soo Kyung berkali-kali.
Jin Sang baru pulang melihat di lantai atas masih gelap
berarti temanya belum pulang, sambil mengeluh sulit
sekali mau melihat wajah temanya itu. Akhirnya ia
masuk ke dalam rumah melihat sedang ada tamu lalu menyapanya lebih dulu. Hae
Young pun berdiri, Jin Sang melihat wanita itu bukan
teman Hae Young.
Soo Kyung memberitahu Hae Young itu yang bekerja
di perusahaanku. Jin Sang heran karena Soo
Kyung biasanya tidak pernah membawa rekan kerja ke rumah. Soo Kyung menceritakan Hae Young
adalah rekan
kerja yang tak pernah takut dan yang selalu memanggil dengan nama ejekan di tempat kerja. Jin Sang bertanya apa panggilan untuk Soo Kyung.
Hae Young menjawab “Isadora.” Jin Sang bisa tahu kakak temanya selalu
mengawasi bawahanmu 24 jam sehari Seperti
penjaga keamanan, lalu teringat Soo Kyung itu
punya sindrom
iritasi usus besar jadi terus
ke kamar
mandi sepanjang waktu, lalu menceritakan mereka memanggilnya dengan nama kampungnya.
“Rambut berantakan dan Tutupi tubuhmu.” Ejek Jin Sang yang melihat gaya Soo Kyung berubah saat
mabuk dengan menutupi wajahnya yang rambut kerinting. Keduanya tertawa tapi Hae
Young melirik sinis sambil meminum sojunya.
“Tunggu. Kau kenapa ini? Rambutmu masih rapi padahal ini
sudah larut malam. Pada
malam hari, rambutnya sangat berantakan.” Cerita Jin
Sang, Hae Young mengaku juga sudah melihatnya. Jin Sang tak percaya Hae Young
sudah melihatnya sambil menceritakan Soo Kyung itu menakutkan
sekali.
Setelah itu Jin Sang lebih dulu mengulurkan tanganya
sambil memperkenalkan diri, Hae Young menyambutnya dengan menyebutkan namanya,
Jin Sang langsung jatuh lemas mendengarnya. Soo Kyung heran melihatnya karena
menurutnya nama Hae Young itu pasaran dan bisa ada dimana-mana, Jin Sang
berusaha berdiri dengan wajah gugup mengangguk setuju kalau memang nama Hae
Young pasaran.
“Ada lima Hae Young saat aku masih SMA. Yang terpenting, ada dua Oh Hae Young dalam kelas” cerita Hae Young, Jin Sang makin gugup
mengingat wajah keduanya didalam buku tahunan dengan nama yang sama.
Akhirnya ia berpura-pura ada urusan lagi lalu keluar rumah sambil menelp, tapi Do Kyung sudah
masuk ke dalam rumahnya bertanya apa yang terjadi. Jin Sang pun berjalan mundur
masuk ke dalam rumah, Hae Young dan Do Kyung pun saling menatap untuk pertama
kalinya didalam rumah, keduanya nampak kaget. Jin Sang menyuruh Do Kyung
menyapanya dengan memperkenalkan kalau Hae Young bekerja di perusahaannya kakaknya.
Hae Young melonggo mengetahui Do Kyung itu adik dari Soo
Kyung yaitu atasanya, lalu berusaha untuk tetap tenang dengan menyapa Do Kyung
lebih dulu. Setelah itu memastikan kalau mereka itu saudara kandung. Soo Kyung
mendekatkan wajahnya merasa kalau mereka itu mirip, Hae Young kebinggungan
mengatakanya lalu memberitahu tempat tinggalnya itu sangat jauh dan memberikan
kode dengan matanya. Do Kyung seperti tak begitu mengerti, Hae Young berdeham
lalu memilih untuk pamit pergi lebih dulu.
“Keluargamu pasti kaya sekali. Lihatlah kau membawa tas mahal
ini.” komentar Soo Kyung melihat tas yang dipakai anak
buahnya.
“Ini hadiah pernikahan,Tapi aku tidak jadi menikah. Kami membatalkannya sehari
sebelumnya dan Aku yang
membatalkannya.” Ucap Hae Young, Do Kyung
dan Jin Sang nampak binggung.
“Kenapa kau membatalkannya?” tanya Soo Kyung penasaran langsung berdiri didepan Hae
Young
“Kurasa aku sudah menjelaskannya
padamu ribuan kali.” Kata Hae Young
Tapi Soo Kyung yakin Hae Young tidak
memberitahunya. Jin Sang mulai melepaskan dasinya karena panik, Hae
Young nampak kebinggungan menjelaskan kalau semua bukan
masalah besar, karena ia hanya belum
yakin kalau sudah cukup mencintainya, mungkin karena gegabah dan sudah tua, seperti saat umur
yang tak biasa dilakukan selain menikah. Soo Kyung tak percaya kalau hanya untuk
alasan yang menyedihkan itu.
Hae Young mengaku kalau pembatalan pernikahanya itu
karena merasa muak melihat cara makan calon suaminya, Soo Kyung mengangkat
jempol memberikan pujian, Do Kyung yang tahu kebenarnya memilih untuk
meninggalkan ruangan makan.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
di tunggu kelanjutanya kakak :)
BalasHapusdi tunggu kelanjutanya kakak :)
BalasHapus