Do Kyung memutar kasetnya dan bisa mendengar suara kodak
dan jangkrik yang ada dimalam hari, pikiranya melayang.
Flash Back
Foto prewed Do Kyung dan Hae Young berada didepan gedung,
sementara Do Kyung terlihat panik menelp tapi ponsel Hae Young tak bisa
dihubungi, semua tamu mulai lalu lalang seperti menunggu mempelai wanita
datang.
Sampai akhirnya Do Kyung terlihat basah kuyup masuk IGD
rumah sakit tapi tak menemukan Hae Young menjadi korban kecelakaan atau
sebagainya. Ia keluar dengan hujan yang deras pergi ke kantor polisi tapi tak
menemukan berita apapun.
Do Kyung menyusuri trotoar dan jalan-jalan sambil menelp
Hae Young, berharap ada kabar dan akhirnya ia berteduh di kolong jalan dan
melihat SNS dari ponselnya, foto Hae Young dengan seorang pria di paris pada
tanggal 3 Mei 2015.
Kaset suara Do Kyung sudah berhenti, Do Kyung kembali
memutarnya tapi akhirnya memilih untuk mematikan dan hanya tertunduk diam
merenungi keadaanya sekarang.
Hae Young memasak dua bungkus nasi instant dengan
microwave merasa sangat lapar setelah minum-minum dan membuat tubuhnya itu
membengkak, sambil memasukan nasi ke dalam mangkuk berpikir yang
menciptakan nasi instan harusnya diberi penghargaan menurutnyaitu sangat Cerdik
sekali.
Sosok wanita seperti hantu tiba-tiba terlihat dibelakang
Hae Young, ibunya melihat anaknya yang menuang air panas dalam mangkuk nasi,
Hae Young pun makan dengan lahap bersama kimchi. Ibu Hae Young mengucapakan
terimakasih, merasa senang anak
masih bisa makan lalu berjalan perlahan masuk
ke kamar sambil terus mengucapkan terimakasih.
Pagi hari
Do Kyung sudah bersiap-siap melihat ponsel ada 10 miss
call dari ibunya, Park Hoon datang menegur Do Kyung yang tidak
dijawab, lalu bertanya apakah ia akan
ketemu ibu hari ini. Do Kyung mengatakan baru
saja akan pergi. Park Hoo meminta Do Kyung mengangkat telpnya jadi ibunya tak
lagi menelpnya, Do Kyung sibuk memainkan kaset untuk merekam.
“Berhenti merekam segalanya.... Dasar cabul. Lagipula
tidak akan di dengar, bahkan Tidak
ada yang bilang kau bukan pengarah suara. “ ucap Park
Hoon kesal, Do Kyung seperti tak peduli memilih untuk meninggal kamarnya.
“Kalau siang aku ke kamarmu dan memaki-maki. Apa Kau
dengar tidak ?!!!” teriak Park Hoon, Do
Kyung kembali menarik adiknya untuk keluar dari kamarnya.
Do Kyung melihat ibunya sudah berdandan rapi duduk
direstoran sambil mengeluh kalau memang ingin makan berdua saja dan kenapa
harus menelpnya. Nyonya Park meminta anaknya untuk bicara lebih sopan, Do Kyung
pikir ibunya itu bisa makan siang romantic jadi kenapa harus menelpnya.
“Katanya Ketua Jang ingin bertemu
denganmu.” Kata Nyonya Park, Do Kyung bertanya
untuk apa. Nyonya Park pikir mana mungkin ia mengetahuinya,
“Dia mungkin sedang mengetesku. Seolah
ingin memberiku uang, tapi belum dikasih. “ kata
Nyonya Park
“Jangan bicara soal uang kalau
sedang bersamanya, ini menyedihkan. Apa ibu mata duitan ?” keluh Do Kyung
“Yaa, buat apa wanita seumuranku
mengejar lelaki miskin ?Lagipula, dia berinvestasi disana sini, kenapa tidak
investasi padaku ? Aku ini calon istrinya.” Ucap Nyonya Park yakin
“Apakah calon istri atau tidak,
kita lihat saja nanti.”balas Do Kyung, Nyonya Park
meminta mereka tak perlu meneruskan karena bisa
bertengkar nantinya.
Tuan Jang datang menyapa Do Kyung yang sudah lama tak
bertemu lalu bertanya apakah masih suka begadang, Do Kyung mengaku hanya Kadang-kadang
saja. Nyonya Park bertanya siapa yang memilih pakaian Tuan
Jang, Tuan Jang dengan bangga kalau ia yang memilih sendiri.
“Ini lebih baik daripada yang diatur
oleh putrimu. Mulai sekarang lakukan sendiri. “ kata Nyonya Park memuji, Do Kyung seperti menahan malu
dengan sikap ibunya yang genit, Tuan Jung memesan makanan seperti yang biasa
dipesanya yaitu sepoton steak.
“Ah..
tapi, bagaimana kau bisa kenal Han Tae Jin ?” tanya Tuan
Jung, Do Kyung terdiam sejenak. Nyonya Park bertanya siapa Han Tae Jin.
“Dia pebisnis muda. Aku tadinya
berinvestasi ke orang itu Tapi
Do Kyung memintaku untuk menarik investasiku dari bisnisnya. Aku tidak bisa bilang tidak kalau
anak ini yang minta. Aku sempat
pusing waktu itu. Dia selalu datang ke padaku dan tanya kenapa alasannya. Aku
tidak bisa bicara banyak. Makanya, aku bilang Park Do Kyung
memintaku melakukannya. Tapi, orang itu sekarang
dipenjara. Maka dendammu terbalaskan.” Cerita Tuan Jung, Do Kyung kaget mengetahui Tae Jin
masuk penjara karena ulahnya yang salah sasaran.
Tuan Jang pun memutuskan untuk membayar bill makan
mereka, Nyonya Park menanyakan apa yang sudah dilakukan Tae Jin pada anaknya
itu sampai berbuat sejauh ini. Do Kyung tak menjawab memilih untuk ngelap
mulutnya dengan serbet.
Do Kyung menyetir mobilnya, teringat kembali cerita Hee
Ran tentang Hae Young. “Temanku bertemu dengan lelaki
hebat. Dia pernah masuk koran ekonomi. Namanya
Presdir Han Tae Jin. “
Flash Back
Di Bar, Jin Sang menunjuk orang yang duduk dengan Ketua
Jang yaitu bernama Han Tae Jin dan akan menikahi Oh Hae Young. Do Kyung melihat pria yang sedang bercengkrama dengan
Ketua Jang. Ji Sang memberitahu kalau pria itu adalah laki-laki yang
pergi ke Eropa dengan Oh Hae Young saat temanya itu
mau menikah. Do Kyung tak tahu dan mengerti alasan
temanya mengajak pergi ke bar.
“Ketua Jang berinvestasi besar
kepada orang itu. Do Kyung, ini kesempatanmu menghancurkannya.” Kata Ji Sang mengebu-gebu, Do Kyung heran untuk apa menghancurkannya
?
“Hei... Jadi, kau mau membiarkannya ? Orang yang sudah membuatmu malu ? Kau ini bukan malaikat. Kalau kau bicara ke Ketua Jang, pasti
dendammu akan terbalas. Kenapa tidak mau melakukanya?”
kata Ji Sang heran.
“Aku tidak perduli lagi. “ tegas Do Kyung lalu meminum air putihnya.
Ji Sang pikir temannya itu harus minum dengan menuangkan
wine, menurutnya Sifat asli manusia, akan terungkap saat minum, jika Do Kyung masih bicara sama saat
mabuk, baru ia bisa menerimanya. Do Kyung akhirnya
meminum dengan sekali teguk, Ji Sang kembali menuangkanya sampai beberapa kali.
“Nah, sekarang bilang, apa kau
tidak punya dendam pada Oh Hae Young ? Dia
meninggalkanmu di altar dan akan menikahi lelaki lain. Apa kau baik-baik
saja, Aku tanya kau sungguh baik-baik saja ?! Kau pasti ingin melukainya, kan ?
benarkan ?!” ucap Ji Sang mengebu-gebu, Do Kyung melihat Tae Jin dan
Ketua Jang sedang minum bersama.
Ia berdiri melihat papan dan mengambil anak panah, Ji
Sang binggung apa yang akan dilakukan temanya itu. Do Kyung merasa lebih baik
nasib yang menentukanya, apabila terkena sasaran tepat dibagian tengah maka ia akan
menghancurkan bajingan itu. Ji Sang panik melihat temanya berjalan terlalu
jauh menurutnya sama dengan Do
Kyung itu menyerah.
Do Kyung mengeluh temanya itu berisik dan ingin memulai
melemparnya, semua melonggo dengan jarak yang jauh Do Kyung berhasil menancam
dibagian tengah, Ji Sang menjerit bahagia, bahkan sampai berpelukan. Tae Jin
dan Tuan Jang keluar bar.
Tepat didepan lift, Tae Jin membungkukan badanya. Do
Kyung datang menahan pintu dan sengaja masuk ke dalam, tatapan penuh dendam
terlihat. Tae Jin binggung ada apa dengan tatapan Do Kyung yang tak pernah
dilihatnya.
Do Kyung sampai ke kantor bertanya pada Ji Sang apakah
sudah memeriksanya. Ji Sang menceritakan
Saat orang tahu kalau Ketua Jang menarik investasi maka semua orang ikut menarik investasinya
dan menggugatnya, maka dari itu Tae Jin masuk
penjara. Do Kyung menatap Ji Sang tak percaya
karena temanya itu membuat musibah untuk semua orang.
“Dari yang aku dengar, bisnisnya
dari awal tidak transparan. Dia menarik kekayaan orang dan memberi mereka
jabatan. Jadi saat Ketua Jang menarik
investasinya, mereka semua jadi melawan padanya.”
Jelas Ji Sang
“Cari tahu kapan dia dikeluarkan.” Perintah Do Kyung
“Aish.. mana bisa kita mengeluarkan dia
?! Kita
tidak menggugatnya.” Kata Jin Sang,
Do Kyung kesal karena berpikir mereka hanya angkat tangan dan tidak
mau memperbaikinya. Jin sang mengaku semua
salahnya karena mendorong Do Kyung untuk balas dendam.
Tae Jin menekan buku-buku jarinya, temanya menjenguk di
penjara memberitahu Tuduhan penipuan akan ditarik 90% jadi tak perlu khawatir lagi karena Tae Jin akan segera
keluar tapi memang seharusnya Tae Jin itu tidak
ditahan. Tae Jin dengan wajah khawatir bertanya
kabar dari Hae Young sekarang.
“Yah ... begitulah yang kau tahu, tapi Apa kau
perlu melakukan hal ini
pada Hae Young ?” kata Temanya,
“lalu, aku harus memintanya
menunggu padahal aku di dalam sini ? Apa
keluarganya akan mengijinkan ?!” ucap Tae Jin sengaja
memutuskan pernikahan karena masuk penjara.
Flash Back
Hae Young bertanya apakah ia melakukan suatu kesalahan,
Tae Jin mengatakan Hae Young tak melakukan kesalahan tapi mendadak
tidak suka dengan cara makan Hae Young, dengan
mengusap-ngusap jarinya karena menutupi kebohonganya.
“Sebagai gantinya ... boleh
aku bilang ke orang aku yang membatalkan pernikahan ? Ijinkan aku bilang ke orang aku
yang membatalkannya. Itu sudah cukup. Aku
malu sekali.” Kata Hae Young
Hae Young berbaring di tempat tidur mengingat kembali
perpisahaanya dengan Tae Jin akhirnya duduk di atas tempat tidurnya lalu
mengambil boneka tertawa tapi tak bisa membuatnya tersenyum. Akhirnya memutar
CD tango dan mulai menarik dengan gaya semaunya, meliuk-liukan tubuhnya.
Ibu Hae Young sedang mencuci piring didapur, melepaskan
sarung tanganya melihat anaknya yang menari-nari akhirnya ikut menari tanggo
dengan gaya semaunya. Baru sebentar saja ibu Hae Young tak kuat memilih masuk
kamar sementara Hae Young terus menari-nari seperti orang gila.
Dikamar Ibu Hae Young merasa harusnya
menemui dukun karen Sepertinya
ada yang salah dengan anaknya menurutnya Hae Young tidak
akan begitu kalau bukan
kerasukan.
“Meskipun dia bukan putri yang
sangat kubanggakan ... dia
bukan putri yang membuatku malu. Belakangan ini, kalau aku melihatnya di jalan
... Aku malu
sekali. “ kata Ibu Hae Young dan melihat anaknya mondar mandir
menari seperti orang gila.
Do Kyung terlihat gelisah mondar-mandir, Ji Sang menemui
Tae Jin menceritakan Presdir Park Do Kyung dekat
dengan Ketua Jang, jadi hanya memintanya
untuk hati-hati. Tapi tidak
sangka kondisinya akan seperti ini, dan
berkata padanya akan membantu Tae
Jin untuk keluar secepat mungkin,
kaki Ji Sang terlihat bergetar saat bicara.
“Ah, aku adalah pengacara yang
bagus, jadi ... Aku kemari untuk mencari cara
membantumu mewakili Presdir Park Do Kyung.” Kata Ji
Sang
“Katakan ke dia ... Aku bisa cari
jalan keluar sendiri. Bilang ke dia untuk jaga diri
sampai aku keluar. Tapi, kenapa Park Do Kyung
menghancurkan aku ? Apa aku ada
salah apa padanya ? Mau dipikir
bagaimanapun aku tidak kenal orang ini. Coba tanya ke dia kenapa dia
begitu padaku ? Ah..Itu
memang tidak akan mengubah apapun ...” kata Tae
Jin kesal sendiri, Ji Sang pun tak bisa berkata apa lagi.
Do Kyung langsung menemui Ji Sang baru keluar dari
penjara, Ji Sang menceritakan Tae Jin ingin bertemu dengan Do Kyung kalau sudah keluar dan sangat marah sekali. Menurutnya lebih baik mereka jujur menceritakan kalau Do
Kyung pernah pacaran dengan perempuan yang jahat sekali lalu
salah sangka Tae Jin akan menikahi wanita itu makanya
akhirnya begini.
“Maksudku, wajar kalau kita salah
sangka. Mana kita tahu kalau ada dua Oh Hae Young di kelas yang sama? Ini sama saja dengan ... Kecelakaan akibat kelalaian yang
disengaja.” Kata Ji sang
“Bukankah kau akan lebih marah
kalau dengar alasan itu ?” ucap Do Kyung, Ji Sang pasrah
mengatakan tak tahu lagi cara yang lainnya. Do Kyung menghela nafas panjang.
Hae Young mengayuh sepeda mininya ke taman menikmati
udara musim panas, matanya melihat iringan burung yang berterbangan bersamaan
untuk kembali. Ia sempat terhenti lalu kembali mengayuh dengan cepat sepedanya.Tiba-tiba
sebuah bola bergelinding didepanya, Hae Young kehilangan keseimbanganya tak
bisa mengerem sepedanya,akhirnya sukses tersungkur di balik tanaman.
Terlihat kaki yang lecet, Hae Young berjalan dengan wajah
berantakan dan memanggul sepedanya. Beberapa orang sedang bergossip langsung
melonggo melihat Hae Young lalu memberikan jalan. Hae Young terus berjalan
tanpa memperdulikanya, semua menertawainya. Dari belakang terlihat rok Hae
Young yang tersangkut sampai celana dalamnya kelihatan. Ibu Hae Young melihat
anaknya, betapa terkejutnya melihat Hae Young seperti orang gila dengan celana
dalam yang terlihat lalu menaiki tangga.
Ibu Hae Young dengan tatapan kosong menonton TV,
mengusulkan pada suaminya untuk membuang Hae Young saja. Suaminya menatap sang
istri terlihat ikut stres memikirkan anak mereka.
“Dia gadis gila yang tidak bisa
kita atasi.” Ucap Ibu Hae Young, Tuan Oh tak banyak komentar kembali
menonton TV tentang kangguru yang membawa terus kemana anaknya pergi.
Hae Young pulang kerumah, melihat semua barang-barang ada
diluar, mulai dari kulkas, mesin cuci bahkan koper-koper berisi bajunya juga
sudah berjejer diluar.
Selembar kertas tertempel di kulkas “Sekarang ayah akan melepaskanmu. Ibu sudah setuju. Semoga hidupmu bahagia dan
sukses.” Hae Young tak terima berusaha masuk
kembali ke dalam rumah, tapi paswordnya sudah diganti dan beberapa kali mencoba
tak bisa masuk, boneka tertawa Hae Young pun sudah berada diluar rumah
menertawainya.
Teman Tae Jin melihat Hae Young duduk sendirian dan
menghampirinya, Hae Young terlihat gugup menyapa sambil menanyakan keadaanya. Teman
Tae Jin mengatakan baik-baik saja lalu balik bertanya, Hae Young mengatakan
kalau ia seperti biasanya baik-baik saja.
“Aku senang melihatmu, Sudah lama sekali. Apa kau mau
pergi ?” kata Hae Young, Teman Tae Jin mengatakan kalau ia sudah
ada janji, Hae Young terlihat canggung dengan menanyakan teman Tae Jin, apakah
ia sehat-sehat saja. Teman Hae Jin mengangguk.
“Apa Tae Jin juga sehat ?” tanya Hae Young, Teman Tae Jin mengangguk kalau Tae Jin
sehat.
Hae Young pikir senang mendengarnya dengan mata
berkaca-kaca, karena sudah lama tak bertemu jadi meminta agar menitip salam
pada Tae Jin. Teman Hae Jin mengangguk lalu pamit pergi dan menunggu di jalur
bus. Hae Young menatap dengan mata sedih, lalu berjalan dengan tatapan kosong
di lalu lalang orang berjalan, tapi sepertinya suasana hatinya hampa. Akhirnya
ia tak tahan dan menangis dengan orang lalu lalang disampingnya.
“Mana mungkin dia
baik-baik saja ? Mana bisa dia baik-baik saja ? Bagaimana bisa?” jerit Hae
Young dalam hati, lalu berusaha untuk berhenti menangis tapi tetap saja air
matanya mengalir.
Do Kyung kembali masuk studio melihat adegan film yang
akan dimasukan suara, ponselnya bergetar terlihat nama “Nomor
tak dikenal” wajahnya terlihat gelisah lalu menatap
lama layar ponselnya. Sampai akhirnya memberanikan diri mengangkatnya
“Hallo...Kau , Oh Hae Young, kan ?” ucap Do Kyung
“Aku senang ... kau mengenaliku.” Balas Hae Young terlihat
lemah di ujung telp.
“Ini sebabnya manusia tidak boleh
terlalu baik pada orang lain. Sampai akhir masih saja dianggap
lelucon. Orang yang menelponku dan tidak
berkata apapun setelah perbuatan buruknya, hanya kau, apa kau tahu ?!!!!” teriak Do Kyun marah,
Hae Young mengungkapkan sangat merindukanya, Do Kyung
mengumpat itu gila dan langsung melempar ponselnya ke arah layar lalu
menjatuhkan semua barang-barang diatas meja dan menjerit histeris dengan mata
memerah.
Do Kyung pergi ke bar sendirian meminum dengan cepat
winenya, lalu meminta agar memelankan suaranya, tapi suara musik tetap saja
diputar dengan keras. Do Kyung berteriak menyuruh untuk memelankan suaranya,
karena menurutnya itu bukan lagu, tapi suara ribut. Hae Young melihat sosok pria yang marah-marah di meja
bar, Do Kyung membalikan badanya melihat Hae Young dengan mata terlihat stress
dan sudah banyak minum. Teringat kembali bayangan Hae Young yang selama ini
datang di matanya dan kata-katanya “Apa kita tidak perlu
bertemu lagi ?”
Do Kyung menatap Hae Young yang terlihat tak berdaya
akhirnya duduk kembali. Hae Young
kembali minum sementara Do Kyung mengambil jaketnya dan keluar dari bar,
beberapa detik kemudian kembali datang dan mendekati Do Kyung bertanya kenapa
menangis, apakah ada yang memukulinya.
Keduanya sudah pindah ke taman dengan bunga sakura
berguguran, Hae Young mengatakan Do Kyung tidak boleh berpikir kalau ia yang paling menderita di dunia
ini karena dirinya adalah yang paling menderita. Do Kyung hanya diam saja, Hae Young mengajak agar
mereka bisa bercerita alasan mereka menderita.
“Kita menceritakannya ... dengan
begitu kita bisa lupa.” Ucap Hae Young yang membuat
Do Kyung melirik menatapnya
“Aku ... dicampakkan
sehari sebelum aku menikah. Ini pertama kalinya aku
mengatakannya. Dia bilang, tidak yakin bisa cinta aku selamanya. Lalu
... Dia bilang tidak tahan melihat
caraku makan. Teganya dia bicara begitu. Tapi
... kau tahu waktu itu aku berkata apa ? Baiklah, kita tidak usah menikah.
Tapi
... ijinkan aku mengatakan kalau aku yang
membatalkan pernikahan. ” cerita Hae Young sambil menangis
dan tertawa terbahak-bahak, Do Kyung menatapnya terlihat kasihan.
Hae Young binggung bisa tertawa lalu menghabis air
matanya, Do Kyung kembali menatap Hae Young seperti merasa bersalah. Hae Young
mengaku ingin sekali mengatakan cerita itu pada seseorang yang tidak akan ditemui lagi dan orang menderita seperti dirinya.
“Nah
... sekarang giliranmu.... Alasan
kenapa kau menderita maka Aku
akan dengar.” Ucap Hae Young menatap Do Kyung, tapi
Do Kyung hanya diam saja dan terlihat ragu. Hae Young menyuruh untuk Do Kyung bicara
saja.
“Kalau tidak mau, yah sudah tidak usah. Semoga
kita tidak bertemu lagi.” Kata Hae Young lalu berdiri
dan ingin melangkah pergi
“Maaf....” ucap Do Kyung merasa bersalah, Hae Young membalikan
badanyanya terlihat binggung. Do Kyung tak menjawab alasannya, akhirnya Hae
Young pergi meninggalkanya
Hae Young berjalan di tengah jalan dengan bunyi klakson
dibelakanganya, tubuhnya terlihat lemah sampai akhirnya Do Kyung menariknya dan
langsung membawanya naik ke taksi. Di dalam taksi Do Kyung sempat melihat Hae
Young duduk dibelakang terlihat sangat merana. Sesampai didepan rumah pun Do
Kyung menarik Hae Young untuk keluar dari taksi dan mendorongnya sampai ke
depan pintu rumah.
“Apapun yang terjadi, tetaplah
hidup. Meskipun sakit, tetaplah hidup. Kalau
kau bertahan, artinya kau menang.” Ucap Do
Kyung lalu melangkah pergi, air mata Hae Young kembali mengalir.
Hae Young berjongkok didepan semua barang-barangnya
merasa semuanya itu merasa sial karena memilikinya, lalu mengajak semua pergi
bersama-sama dari rumah orang tuanya sekarang.
Pagi harinya, semua barang-barang diangkut oleh mobil
pick up serta sepeda kesayangan Hae Young. Ayahnya melihat dari jendela,
sementar ibu Hae Young sibuk mencuci beras.
Hae Young pun naik di mobil pick up dengan semua barang untuk tinggal
sendiri. Ayah Hae Young memberitahu istrinya kalau anak mereka sudah pergi. Ibu
Hae Young menghentikan mencuci beras lalu masuk kamar sambil menangis.
Hae Young memindahkan barang-barangnya dengan menyakinkan
bagaimanapun caranya harus tetap bisa bertahan hidup. Dengan melihat sempau
tumpukan barangnya mengajak mereka bisa hidup bersama-sama dan menyakinkan
kalau semua baik-baik saja.
Lalu perlahan mendorong meja agar bisa menempel di
dinding, tapi doronganya terlalu kuat membuat dindingnya tembus, Hae Young
kaget berpikir kalau rumahnya itu buruk, ketika mengetuknya ternyata hanya
sebuah tiplek bukan dinding semen.
Akhirnya ia menarik kembali meja dan mencoba menarik
bagian dinding, tapi yang terjadi malah melepaskan semua dinding kayunya.
Bertapa terkejutnya melihat ada pintu kecil didepanya, Hae Young berusaha
mengetuk pintu tapi tak ada sahutan akhirnya memberanikan diri membuka dan melihat didapanya.
Mata Hae Young sempat kaget lalu berjalan perlahan masuk
ke ruangan yang terlihat sangat etnik. Seorang pria keluar dari kamar mandi, Do
Kyung hanya mengunakan handuk keluar dari kamar mandi. Hae Young terdiam
menatapnya, Do Kyung baru sadar Hae Young ada didepanya.
Bayangan Hae Young kembali terulang, wajah Hae Young yang
terpana saat masuk kamarnya, lalu sebelumnya membuat hidungnya berdarah dan
berharap mereka tidak bertemu lagi, dan menceritakan kalau dicampakan saat akan
menikah.
Do Kyung terdiam seperti dadanya terasa sesak karena
bayanganya itu benar-benar datang, Hae Youn terpana melihat Do Kyung yang
bertelanjang dada dan badan yang bagus.
bersambung ke episode 3
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Ikutan baca ya mbaaaa
BalasHapus