Bo Nui melamun menunggu bus dengan kantung kostum
kelincinya di halte, karena mengantuk sempat sedikit tertidur. Ketika bus tiba
dan akan mengejarnya tas berisi kostumnya malah jebol dan akhirnya membuat
ketinggalan bus. Sebuah mobil berhenti membunyikan klakson, Bo Nui melihat
ada Ahn Young il yang menyetir mobil jenis lama, wajahnya nampak sangat
sumringah. Akhirnya naik ke mobilnya, ia menceritakan pernah melihat
truk tapi mengira bukan Young il lalu bertanya sedang ada didaerah
itu. Young Il mengaku ada urusan di peternakan ayam dekat sini.
“Aku sangat senang bertemu ahjussi
seperti ini. Kau masih
berjualan, kan?” tanya Bo Nui bahagia
“Tentu saja, kau tak pernah
berkunjung setelah berhenti dan dapat kerja. Apa kau Sedang
tugas kantor?” kata Young il, Bo Nui nampak binggung
lalu menjawab seperti itulah.
“Aku tahu kau sangat teliti jadi Kau pasti sangat dihargai di
kantormu.” Ungkap Young Il
“Aku dulu jadi pegawai yang baik karena kita cocok. Ahjussi itu air, dan aku adalah pohon. Aku tak bisa bekerja
dengan orang yang tidak cocok.” Balas Bo Nui setuju.
Lalu ponselnya menerima banyak Pesan, Bo Nui awalnya
duduk tegak membacanya tapi karena terlalu banyak tagihan memiringkan badanya
agar tak terbacar oleh Young Il
“Kamar 401, sewamu telat
3 bulan. Kenapa telponmu tak kau angkat?”
“Tagihan listrik anda
belum dibayar, listrik anda akan kami putus sesuai kontrak.”
“Karena saldo tak
mencukupi, kartu kredit anda sementara kami bekukan.”
Young il berpikir karena banyak pesan yang masuk Bo Nui
itu pasti sangat terkenal, Bo Nui mengelengkan kepala berusaha untuk tersenyum
walaupun dirinya sedang terdesak dengan semua tagihan yang belum dibayar.
Soo Ho menaikan kaki ke atas meja, merasa kalau semuanya
pasti direncanakan. Dal Nim
yang mendengarnya nampak binggung. Soo Ho tak percaya Cuma hari
ini saja sistem keamanan bisa
dilewati Karena
itulah mereka minta dinas luar.
“Maaf, aku tak pernah membayangkannya.Aku
pikir mereka cuma mengganti password” kata Dal
Nim
“Kelinci tadi... apa dia bukan komplotan mereka?” tanya Soo Ho mencurigainya.
“Bukan.... Dia itu temanku.” Kata Dal Nim menyakinkan lalu merasakan getaran dari
ponselnya.
Ia memperlihatkan layar ponselnya memberitahu teman yang
tadi menjadi kelinci menelpnya, menurutnya orangitu takkan
menelpon jika dia
komplotan mereka, Soo Ho yakin orang itu mungkin
temanya akan memastikan
keadaan. Soo Ho menyuruh untuk menghidupkan speaker dan jangan
bilang kalau ada disebelahnya. Dal Nim pun mengangkat dengan Speaker phonenya.
“Hei, kapan kau membayarku? Ingat.. Empat kali lipat. Bisa kau bayar sekarang? Aku buru-buru.” Ucap Bo Nui terburu-buru
“Aku menyuruhmu bekerja untukku,
kan? Kau tidak
memasang hal aneh dan mengganti sesuatu, kan?”
kata Dal Nim berusaha untuk menyakinkan bosnya. Soo Ho hanya bisa melirik lesu
karena Dal Nim membuat orang curiga.
“Bicara apa kau ini?Kau menyuruhku bekerja saat aku
di jalan. Apa Je Soo Ho menuduhku mata-mata? Orang itu kenapa sih?” jerit Bo Nui kesal, Dal Nim panik ingin menutup telpnya
tapi Soo Ho yang menaruhnya di meja untuk membiarkanya. Young Il yang mendengar
nama Soo Ho sedikit melirik.
“Tadi itu dia terus menuduhku. Dia kelihatan sangat stres. Orang kaya dan terkenal lama-kelamaan akan kesepian...karena cuma memikirkan diri
sendiri. Mereka
juga jadi kasar.” Kata Bo Nui menyerocos kesal.
Dal Nim meminta agar temanya berhenti bicara. Soo Ho menahan amarah dengan
memukul bantal.
“Sikapnya pada pegawai pasti
sangat buruk. Kalau
tidak, mana mungkin mereka
berbuat begitu? Mereka
takkan melakukan itu kalau sedikit
saja dihormati.” Ucap Bo Nui
Dal Nim meminta agar temanya tak bicara seperti itu, lalu
membaca pesan yang dituliskan Soo Ho pada ponselnya (Suruh dia datang ke
kantor) dengan terbata-bata meminta
temanya untuk datang ke kantornya. Bo Nui pikir untuk apa. Dal Nim beralasan agar membayarnya, Soo Ho
pikir lebih baik Transfer saja,
menurutnya buang angin ke arah kantornya saja tak menginginkanya, lalu ingin menyudahi telpnya. Soo Ho
makin kesal karena Bo Nui menolak perintahnya.
“Kalau dia mata-mata, maka dia takkan bisa seperti barusan. Anda mengerti, kan?” ucap Dal Nim menyakinkan, Soo Ho tak bisa berkata-kata
lagi menahan amarahnya.
Sementara Bo Nui meminta maaf pada Young il karena bicara
terlalu keras Young Il pikir Tidak masalah, lagipula ia tak tahu yang dibicarakan. Lalu ponsel Bo Nui kembali berdering, ia berbicara pada
Bo Nui kalau tak akan datang kesana. Tapi yang terdengar suara bibi pemilik
rumah berkomentar itu bagus kalau memang tak mau datang maka Akan
membersihkan rumahnya. Bo Nui
berteriak memohoan agar Bibi itu tak melakukanya.
Gun Wook berdiri didepan sebuah apartement, sambil
menatapnya dalam-dalam. Terlihat lama kelaman banguna itu berubah menjadi rumah
yang cukup besar di waktu dulu dua lantai dengan jemuran dibagian depan ada ada
sepeda roda tiga, hulahop dan meja kecil. Gun Wook kecil pun berdiri tepat
didepan rumah itu menatap lurus kerumah yang cukup besar dengan senyuman. Terdengar suara dari belakang, Sul Hee datang
membuyarkan lamuan Gun Wook bertanya tempat apa itu.
“Ini samudra yang ada di laci
usangku.” Kata Gun Wook
“Apa ini palsu? Kau datang ke Korea setelah 15
tahun... dan
memberiku alamat ini, sangat mencurigakan. Apa Mau coba-coba kabur?” ucap Sul Hee.
“Amy... Aku tak pernah membuat wanita menangis
dan membawa pria. Percayalah
padaku. Trust me.
Okay?” kata Gun Wook
“Cedera,
gosip, dan skandal, sangat dilarang.” Tegas Sul
Hee, Gun Wook pun mengerti meminta Sul Hee tak perlu khawatir lalu menyuruhnya
untuk segera pergi karena siang nanti ada rapat penting.
Sul Hee bertanya apa yang akan dilakukan Gun Wook
sekarang, Gun Wook sambl mendorong Sul Hee pergi mengatakan akan merendam
kaki di
samudra itu lalu pulang. Setelah Sul Hee pergi, Gun Wook
akan masuk apartement melihat beberapa orang mengeluarkan barang-barangnya,
lalu ia pun naik sampai ke atap apartement melihat Banyak
yang berubah sambil menghirup udara seperti
benar-benar ada di samudra.
Bo Nui baru sampai didepan rumah dengan diantar oleh
Young il, tak lupa mengucapkan terimakasih. Young Il pun menyuruh Bo Nui untuk
cepat masuk ke rumah. Bo Nui mengingatkan kembali pada Young Il untuk tak lupa
sebarkan garam sebelum masuk rumah. Young Il
mengerti lalu memundurkan mobilnya. Gun Wook melihat Bo Nui dari atas nampak
panik karena melihat semua barang-barangnya ada diluar.
“Katanya tidak kesini.” Sindir si bibi melihat Bo Nui yang datang, Bo Nui
kembali meminta maaf pada bibinya. Si bibi bertanya sudah berapa bulan
menunggunga.
“Anda sudah menunggu berbulan-bulan,
tambah 10 hari lagi saja Hari
ini aku bayar” ucap Bo Nui menyakinkan
“Depositomu sudah habis. Cepat pindah.” Kata Si bibi akan berjalan pergi.
“Aku janji akan kubayar. Aku tak bisa pergi dari sini. Aku... menunggu seseorang.” Ucap Bo Nui menahan bibi untuk tak pergi.
Si bibi tak tega akhirnya memberikan waktu 4 hari
saja, Bo Nui pun mengucapkan
terimakasih. Si Bibi pikir kalau hatinya itu terlalu lembut, ketika akan pergi
si bibi memanggil Bo Nui mengingkatkan kalau hanya 4 hari saja. Gun Wook yang
mendengar nama Bo Nui merasa sangat mengenal nama itu, tak percaya ternyata
temanya itu masih tinggal ditempat itu.
Bo Nui pun membereskan barang-barangnya, Gun Wook berlari
ingin menemui Bo Nui dilantai bawah. Ponsel Bo Nui kembali berbunyi, Bo Nui
berbicara ke arah langit memohon agar bisa berhenti saja. Ia pun mengangkat
telp tahu kalau itu orang yang meminta tagihan rumah sakit jadi meminta waktu
10 hari lagi, tapi wajahnya nampak panik dan langsun berlari pagi. Gun Wook
baru sampai dibawah tak melihat Bo Nui.
Gedung ZEZE
Dalam sebuah ruangan nampak seperti sebuah arena bermain
dengan perosotan, motor-motoran dengan layar 3D. Seorang wanita bernama Ga
Seung Hyun berteriak meminta berhenti dan tak mendekat, sebuah drone sengaja
merekam ke seluruh ruangan dari arah atas. Ryo Ji Hoon yang menerbangkan
menurunkan, tapi dengan kesal kapan lagi
bisa menerbangkan drone itu di ruangan kantor.
Si pria tambun bernama Lee Hyun Bin bertanya sebenarnya
hari ini ada apa, Pria yang bermain motor, Song Dae Hwan. memberitahu kalau
hari ini tak ada bos mereka. Tiba-tiba seorang pria berteriak kalau Demonya
berantakan dengan melihat berita online yang
memperlihatkan gambar Soo Ho yang jatuh pingsan diatas panggung.
Soo Ho pun masuk ke dalam ruangan menyuruh anak buahnya
untuk Ambilkan hard drive milik Park Ha Sang dan Go Su Wan, serta backup email dan chat mereka dan Lakukan
apapun untuk menemukan keduanya dan tanpa
ada yang tahu. Dal Nim masuk ruangan dengan wajah
lelah, temanya bertanya kenapa harus mencari mereka. Dal Nim memberitahu Mereka
kabur. Semua menghela nafas tak percaya menurutnya semua ini
mimpi buruk.
Soo Ho masuk ruangan menutup ruangan lalu membuka
pintunya dengan remotenya, terbuka pintu dari dinding dan keluar sebuah kasur
dan langsung membanting tubuhnya di atas kasur dan pintu dibalik dinding pintu
tertutup. Soo Ho berusaha untuk tertidur
tapi tak bisa menutup matanya.
Sementara Bo Nui berlari di sepanjang jalan sambil
menahan tangis, dalam hatinya menyakinkan kalau tak akan mungkin terjadi. Ia
seperti bisa merasakan kejadian yang sama dikejadian masa lalunya, saat itu ia
menyusuri jalan sambil berlari ditengah hujan-hujan.
Nafasnya terengah-engah didepan ruang rawat, didepan
jendela melihat dokter dan perawat berusaha untuk memberikan bantuan nafas dan
alat kejut jantung pada pasien. Bo Nui didepan pintu memohon pada adiknya Bo Ra
untuk tetap bertahan, air matanya terus mengalir.
“Tolong selamatkan dia.... Tolong selamatkan Bo Ra...” ucap Bo Nui sambil berjongkok didepan pintu terus
berharap untuk adiknya. Dokter keluar dari ruangan nampaknya tak terlihat
berita yang bagus.
Keduanya duduk diatas rumah sakit, Bo Nui langsung
mengucapkan terimakasih. Dokter ingin mengatakan sesuatu, tapi Bo Nui seperti
sudah mengerti karena tidak sempat membawa uangnya, dan menyakinkan besok
pasti akan membayarnya.
“Tapi tidak cukup untuk 3 bulan.,,Kubayar
sebulan dulu dan sisanya akan
segera kulunasi. Maaf...” ucap Bo Nui
“Bo Nui.... Bawa saja dia pulang. Ini Sudah 2 tahun dan Setelah 2 tahun dalam keadaan
koma... Kemungkinannya
untuk sadar akan menurun.” Jelas Dokter, Bo Nui tak
percaya dokter bisa mengatakan itu
“Hari ini dia beruntung, tapi
kalau terjadi lagi... Aku
tidak bisa menjamin. Aku
tahu kau bekerja keras untuk merawatnya. Tapi kesempatannya terlalu kecil, untuk sebuah keajaiban sekalipun. Saranku sebagai dokter, biarkan dia meninggal di rumah.” Jelas Dokter
“Bo Ra, pasti akan bangun. Aku sangat yakin.... Tunggu dan lihatlah. Jadi, bersabarlah...dan beri dia
waktu.”kata Bo Nui berusaha menahan air matanya. Dokter pun tak
bisa berkata apa-apa lagi.
Bo Nui duduk sambil menangis didepan rumah sakit, diatap
sendirian lalu berjalan meninggalkan rumah sakit.
Flash Back
Ayah dan ibunya bernyanyi disebuah karaoke dan tampak
mesra, Bo Nui mengeluh pada orang tuanya yang terus menyanyikan lagu itu dan
mengingikan lagu lain. Ayahnya menyuruh Bo Nui diam saja dan mengendong Bo Ra
yang masih kecil untuk menari didepan. Ibunya pun juga menarik Bo Nui untuk
menari bersama mereka.
“Lagu favorit orang
tuaku... adalah "Nasib yang menyedihkan". Mungkin karena itulah? Mereka memiliki
anak sial sepertiku.”
Bo Nui nampak basah kuyup masuk ruang UGD, wajahnya pucat
dan kebinggungan. Perawat datang bertanya apakah ia wali dari
Shim Bo Ra. Bo Nui membenarkan, perawat smepat
mengeluh kalau datang lama sekali, lalu memanggil perawat lain untuk memberikan
surat pesetujuan, Bo Nui pun memberikan tanda tangan dengan tangan gemetar.
Adiknya dengan penuh luka pun dibawa masuk ke dalam ruang operasi
Bo Nui menangis didepan rumah sakit, tiba-tiba seorang
pria tua tambun bernama Goo Shin berkomentar Malang
benar nasibnya dan itu sangat Tajam
sekali.
“Aku melihat pedang yang tajam. Yang memotong hubunganmu dengan keluargamu. Orang tuamu belum lama meninggal. Dan akan ada pemakaman lagi.” Kata Goo Shin, Bo Nui berdiri karena yang dikatakan Goo
Shim itu benar.
Keduanya sudah ada di ruangan Goo Shin yang mengunakan
krincingan seperti peramal lainnya. Bo Nui melihat sekeliling ruangan dengan
banyak lilin dan patung serta gambar.
“Pedangnya terlalu tajam. Saat usia 10 tahun. Dimulai pada siklus 12 zodiak
cina.” Ucap Goo Shin sambil memejamkan matanya, Bo Nui
binggung.
“Dulu kau sering membunuh, kan?” ucap Goo Shim dengan mata melotot
Flash Back
Bo Nui remaja mencium bunga mawar yang ditaruh dijendela
lalu bunga itu langsung berubah layu.
“Bunga layu setelah
kau sentuh.” Ucap Goo
Shim, Bo Nui membenarkan
Lalu Bo Nui dan teman-temannya mengumpulkan anak yah
dengan nama yang tertera dileher tapi yang terjadi anak ayamnya langsung mati
setelah di pegang olenya.
“Milik yang lain
tidak apa-apa.Tapi ayam dan bunga milikku mati.” Cerita Bo
Nui
Bo Nui membuka jendela kelas saat itu serangan langsung
masuk dan membuat mata temannya tersengat dan membengkak, tatapan sinis pun
diterimanya. Lalu saat jendela terbuka seorang teman membuat terkena lemparan
bola karena ia sedang membungkuk. Esok Bo Nui bersin, semua temanya itu bersin
sampai teman disampingnya tiba-tiba mimisan.
“Kau selalu saja
sial. Tidak ada yang mau mendekat.” Kata Goo Shin
Bo Nui remaja duduk dimenjauh dari temanya, bahkan hanya
makan sendiri saja seperti sengaja dijauhkan karena membawa sial.
“Benar sekali, tidak
ada yang mau.” Ucap Bo Nui
“Jangan menyalahkan orang lain! Kau sendirilah penyebabnya.” Tegas Goo Shin, Bo Nui tak percaya ternyata dirinya
yang menjadi penyebabnya.
“Energi negatifmu menyakiti orang
lain. Siapa
yang mau mendekatimu? Tanpa
mengetahui nyawa mereka terancam, mereka
merawat anaknya dengan baik. Ada
hadiah dari mereka. Mereka
pergi dengan menggenggam hadiah itu.” Ucap Goo
Shim setelah memejamkan matanya
Saat itu ayah ibunya berada di dalam mobil yang terbalik
dengan tangan memegang sesuatu ditanganya. Bo Nui menangis menceritakan sangat
ingin menonton konser. Goo Shim melihat kalau itu sangat menyedihkan dan tragis
karena anaknya, keduanya tidak bisa pergi dan hati keduanya ikut menangis.
“Jadi Anda melihat mereka? Anda melihat orang tua saya?” tanya Bo Nui sambil menangis
“Orang tuamu... memiliki satu harapan terakhir Mereka bilang, selamatkan hidup
adikmu!” kata Goo Shim serius
Bo Nui berlari masuk ke dalam kamar adiknya dan
mencari-cari dilemari adiknya, teringat ucapan Goo Shim “Carilah pakaian favorit adikmu.” Ia mengingat saat
itu Bo Ra memakai gaun putih mengatakan
baju buatan kakaknya itu sangat cantik, lalu menemukan gaun putih dalam kotak.
“Berikan 9 tetes
darahmu.” Bo Nui
sengaja menyobek tanganya den memberikan tetasan diatas baju kesukaan adiknya.
“Pergilah ke hutan
yang tidak ada seorangpun.Cari pohon yang tinggi dan lurus.” Bo Nui sudah ada didalam sebuah hutan yang gelap dan
mencari pohon-pohon yang sesuai dengan perintah Goo Shim dan mulai mengalinya.
“Bakar dan kuburlah
dibawahnya, lalu Bersujud 108 kali.. Lakukan sepenuh hatimu.” Bo Nui
membakarnya lalu segera menguburnya setelah itu mulai bersujud dengan memohon
agar menyelamatkan adiknya.
Bo Ra kembali ke rumah sakit sambil berlari, terlihat
dilayar adiknya sedang masuk ruang operasi. Dokter keluar dari ruang operasi,
Bo Ra bertanya apakah Operasinya sudah selesai, karena yang ia tahu memakan
waktu 10 jam. Dokter meminta maaf karena mereka sudah berusaha tapi Bo Ra mengalami gagal jantung. Perawat memanggil dokter kalau detak jantung Bo Ra
kembali terdengar. Dokter pun kembali keruang rawat.
Bo Nui kembali menemui peramal kembali memberitahu kalau
Goo Shin itu sudah menyelamatkan
hidupnya 2 tahun lalu, jadi memohon karena hanya
Goo Shin yang dipercaya olehnya jadi meminta Tolong
berikan agar diberikan jalan keluar.
“Kenyataan bahwa dia masih
hidup... itu sudah
melawan takdirnya. Berdasarkan
takdir hidupmu. Seharusnya
adikmu sudah mati.” Ucap Goo Shin
“Tidak! Tolonglah...Aku tidak bisa hidup tanpa Bo Ra.” Ucap Bo Ra sambil menangis. Goo Shin tak tega dan
langsung menaburkan garam diatas meja.
“Apa Kau bersedia melakukan apapun?” ucap Goo Shin, Bo Ra mengatakan akan melakukan apapun.
“Tangkaplah macan.” Perintah Goo Shin, Bo Ra bingung karena tak mungkin ada
seorang macan di korea.
“Dasar Bodoh. ...Cari pria yang lahir di tahun
macan., Itulah
harapan terakhirmu. Kau harus mencari pria
yang lahir di tahun macan, habiskan malam dengannya. Kalau tidak, dia akan mati.” Kata Goo Shin
Bo Ra keluar dari rumah merasa tak percaya harus mencari Pria
yang lahir di tahun macan, menurutnya tak masuk akal,
tapi menyakikan diri kalau harus mempercayainya lalu pulang kerumah dengan
dengan menuruni tangga.
Soo Hoo bergayuh sepedanya, tapi pikiran kembali
mengingat pada berita yang beredar (Je Soo Ho Hancur bersama Zeze Factory.) (Demonstrasi
dan si jenius sama-sama error.) (Jadwal yang tidak realistis membawa hasil buruk.) (Zeze Factory akan segera bangkrut.)
Dibagian komentar pun banyak orang yang menduga Soo Ho
itu hanya pura-pura pingsan,
lalu mengejeka kalau si jenius sampah, tulisan lain menyusuri kalau sampai Soo
Hoo bangkrut. Soo Ho pun mengayuh sepeda semakin cepat agar semuanya bisa menghilang
dari pikiranya.
Bo Nui terlihat mabuk, berjalan sempoyongan memarahi
orang yang menginjak garis, dengan melangkah melebarka kakinya seperti orang gila.
Tiba-tiba ia berteriak memanggil “Ahjussi!” pria yang didepanya kaget, tapi Bo Nui malah berlari
memeluk pohon yang diangapnya orang. Ia bertanya Berapa
umurnya, tapi karena tak ada jawaban memilih pergi, setelah itu pergi ke pohon
lain untuk bertanyApa zodiaknya.
“Yang lahir di tahun macan akan
sejahtera. Aku tanya
tahun lahirmu. Aa Kau lahir
di tahun macan?” ucap Bo Nui yang mabuk lalu
terjatuh. Ia memarah orang-orang yang menetawainya padahal tak ada satupun,
lalu ia berdiri mencari orang yang lahir ditahun macan.
Soo Ho melalui jalan langsung menghentikan sepedanya
karena Bo Nui tiba-tiba teriak sambil menujuk ke arahnya. Lalu Bo Nui berlari
ke arahnya, tapi berbelok pada boneka panjang yang berada didekat tempat
sampah.
“Kenapa kau ada disini?? Berapa umurmu? Beruang sudah pasti beruang, mana mungkin jadi macan. Ini Aneh sekali. Mana mungkin pria menjadi macan? Itu tidak mungkin, kan?” ucap Bo Nui terus bicara pada beruangnya. Soo Ho karena
penasaran turun dari sepeda melihat wajah Bo Nui
“Ngomong-ngomong, dimana si macan?” kata Bo Nui, Soo Ho bisa melihat dengan jelas wajah
wanita yang menabraknya sampai membuat bajunya basah, lalu memberikan jimat
keberutungan dan mengatakan kalau lebih baik ke otot daripada otak.
“wah... Dia parah banget.” Ungkap Soo Ho melihat Bo Nui terus bicara dengan
boneka.
“Kalau kau menangkap macanku.Aku
tidak akan menghajarmu.” Kata Bo Nui pada boneka
Soo Ho menegurnya tapi Bo Nui malah hampir menjatuhkan
badannya sampai akhirnya Soo Ho menahanya agar tak terjatuh. Bo Nui pun bisa
menatap Soo Ho lebih dekat. Soo Ho mengingatkan kalau ia pria yang bertemu di
kasino, Bo Nui malah melihat tiang listrik yang bisa bicara. Soo Ho pun
mendudukan kembali dan ingin meninggalkanya.
Bo Nui menariknya tak memperbolehkan Soo Ho pergi dan
bertanya mau kemana. Soo Ho menjawab ingin pulang dan meminta agar
melepaskanya. Bo Nui bisa memegang kaki Soo Ho agar tak pergi, bahkan berdiri
sambil mencengkram baju Soo Ho membuatnya sampai panik.
“Apa tahun lahirmu? Kapan ulang tahunmu?” tanya Bo Nui, Soo Ho binggung kenapa Bu Nui menanyakan,
Bo Nui bertanya yang kembal bertanya didepannya itu tiang atau macan.
“Macan? Kenapa kau mencari macan di Seoul?” ucap Soo Ho binggung
“Aku akan menghukummu!” jerit Bo Nui menutup wajah Soo Ho dengan jaketnya.
Soo Ho tak bisa melepaskan karena Bo Nui terus menariknya
dari kaki, baju tangan sampai bajunya. Bo Nui terus bertanya berapa umurnya dan
apakah lahir di tahun macan. Soo Ho akhirnya menyerah memberitahu lahir
ditahun macan tahun 1986, Bo Nui
menatap Soo Ho tak percaya pria didepanya itu adalah pria yang lahir tahun
macan, terlihat seperti wajahnya berubah jadi macan yang sedang mengaum.
Bo Nui membaca ramalan [Musuhmu akan datang dari timur, bersiaplah]
dan melihat kalau ia sudah berada dibagian paling timur, lalu menaruh ponselnya
begitu saja. Dibagian bawah tertulis [orang yang tak
terduga akan membantu mengatasi masalahmu]
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar