Di dalam kamar tidur
Hee Ran berbaring ditempat tidurnya sambil menopang
kepala sudah tahu betul sifat dari temannya, kalau Hae Yung bukan
tipe orang yang langsung
jatuh cinta pada seseorang. Menurutnya aneh ketika
temanya itu tiba-tiba membatalkan
pernikahannya.
“Kupikir itu pasti karena ada yang
merasukimu
atau kau sudah gila. Aku
tidak bisa memprediksi jalan pikiranmu. Kau seperti orang yang berbeda Dan sekarang juga. Kau beda
sekali dari biasanya dan kau jatuh cinta pada Park Do Kyung. Aku penasaran apa bagusnya orang
itu.. sampai
kau tertarik padanya.” Ucap Hee Ran heran.
“Dari awal aku melihatnya.... aku hanya... mengungkapkan isi hatiku padanya.” Akui Hae Young, Hee Ran bertanya apa yang diungkapkan
oleh temanya.
“Sesuatu yang tidak bisa kukatakan
pada orang lain.” Akui Hae Young
Flash Back
Hae Young mengakui pada Do Kyung kalau dicampakkan
sehari sebelum
pernikahannya,
dengan calon suaminya yang berkata
tidak yakin untuk untuk mencintainya selama sisa hidupnya serta merasa tidak tahan melihat caranya makan sambil menangis dan tertawa.
“Anehnya, aku cerita semuanya
padanya.” Ungkap Hae Young juga aneh
Ketika di kamar Do Kyung, Hae Young dengan mudah
menceritakan saat masih SMA, “Waktu pemilihan ketua kelas...aku cuma dapat satu suara. Aku memilih diriku sendiri. Karena aku khawatir
tidak akan mendapatkan satu suara.”
“Setelah aku mengungkapkan satu
hal itu saja, aku jadi keterusan cerita padanya.”
Kata Hae Young
“Kau ternyata langsung menyadarinya. Bahwa ternyata Park Do Kyung
adalah orang
yang kau andalkan. Begitulah hubungan pria dan
wanita. Menit
pertama kau bertemu dengannya, kau
bisa cerita semuanya padanya... setelah
kau menyadari dialah
pria yang bisa kau andalkan. Bahkan semua hal yang tidak kau ceritakan pada sahabatmu.” Jelas Hee Ran dengan menyandarkan diri di tempat tidurnya.
“Jadi menurutmu apa artinya ini?” tanya Hae Young
“Karena itu antara seorang pria
dan wanita. Apapun
bisa terjadi antara
seorang pria dan seorang wanita. Terlepas
dari seberapa dekatnya aku denganmu, ada banyak hal yang juga belum kuceritakan padamu. Tapi aku cerita semuanya kepada
kekasihku. Dibandingkan
persahabatan kita selama satu decade, hubunganku yang baru seumur
jagung dengan
seorang pria ternyata lebih nyaman. Begitulah
hubungan antara pria
dan wanita.” Jelas Hee Ran, Hae Young bisa tersenyum
mendengarnya.
Beberapa saat kemudian keduanya nampak tertidur, dengan
Hae Young berbaring dibawah, tapi kantuknya juga tak kunjung datang dan memilih
untuk membuka matanya.
Pesan dari Do Kyung masuk “Pulang dan tidurlah.” Hae Young membiarkan ponselnya dan berpikir tak perlu
memperdulikanya. Pesan kembali masuk “ Aku tidak akan mengatakan apa-apa.”
Hae Young berusaha untuk menutup semua wajahnya dengan
selimut, tapi akhirnya membuka kembali dan keluar dari rumah dengan membawa
sepedanya. Hee Ran berteriak memanggilnya untuk tidur saja dirumahnya karena
sudah larut malam, tapi Hae Young memilih untuk pergi dengan menaiki sepedanya.
Hee Ran pikir temanya itu memang sudah gila.
Hae Young tersenyum bahagia sambil mengendarai sepedanya
tanpa peduli sudah larut malam menyebarangi sungai Han dan jalanan yang sedikit
gelap dan sepi. Senyuman tak bisa
ditutupinya karena Do Kyung yang memintanya untuk pulang dan tidur dirumah.
Ketika sampai rumah Hae Young penuh semangat sambil menuntun
sepedanya, ternyata Do Kyung sudah berdiri didepan pintu menatapnya. Senyum Hae
Young sempat ditutupinya dengan wajah binggung, keduanya nampak canggung dan Do
Kyung memilih masuk rumah tanpa mengatakan apapun. Hae Young pun memperlihatkan
wajah cemberutnya seakan tak peduli, tapi saat menaiki tangga mengeluh pada
dirinya yang seharusnya tak boleh datang secepat ini.
Hae Young masuk rumah dengan wajah cemberut dan melepaska
sepatunya dengan kasar agar membuat suara, menyalakan lampu dan sengaja membuat
langkah kakinya terdengar ke dekat tempat tidur. Matanya melirik, terdengar
suara Do Kyung menyuruhnya untuk tidur saja.
“Kenapa Oh Hae Young datang? Apa
dia akan datang lagi?” tanya Hae Young Do Kyung mengatakan tidak akan karena sudah tidak
ada urusan lagi dirumanya.
“Aku akan memintamu lagi jangan dipikirkan tentang rekaman itu. Aku memang ceroboh seperti ini. Lagipula, aku tidak bisa apa-apa karena hidup sendirian. Jangan terlalu dipikirkan dan merasa tertekan. Itu akan membuatku merasa
menyedihkan.” Kata Hae Young, Do Kyung mengerti dan
kembali menyuruh Hae Young untuk segera pergi tidur
“Dan juga......jangan merekam apa
pun dari
kamarmu lagi.Jangan lakukan lagi.” Kata Hae Young, Do Kyung mengatakan tidak
akan merekam lagi.
Hae Young akhirnya mematikan lampu kamarnya, ketika akan
berjalan ke tempat tidur kakinya tersandung meja karena gelap, sambil mengusap
kakinya berjalan ke tempat tidur tapi baru saja berbaring kembali lagi bangun.
“Aku akan ganti rugi jendelamu.” Ucap Hae Young, Do Kyung mengatakan tak perlu. Hae
Young menegaskan tetap akan bersikeras mengantinya lalu kembali tidur.
Do Kyung menatap alat perekamnya, akhirnya memilih untuk
mematikan alat perekam dan melepaskan semua kabelnya. Tiba-tiba mataya kembali
melihat bayangan Hae Young, lalu mengatakan “Tanganmu
hangat” Do Kyung akhinya menatap ke arah kamar Hae Young
terlihat Hae Young yang sudah tertidur lelap.
Si cantik Hae Young berlatih wall climbing dengan langkah
pasti menaiki pijakan diatasnya, pikiran kembali mengingat ucapan Hae Young “ Sampai kita
mengucapkan "Aku mencintaimu" dan "mari kita
menikah..." bukankah kita masih main-main? Sebelum aku berucap janji untuk menikah... aku masih menganggapnya main-main.”
Lalu perkataanya sendiri pada Do Kyung “Kenapa harus Hae
Young?<Apa kau tertarik padanya karena kami punya
nama yang sama?”
Saat itu Hae Young juga mengingat saat temanya itu
melompat ke pelukan Do Kyung didepan teman-teman kantornya, Dan Do Kyung
membalasnya “
Apa maksudmu aku berkencan dengan nama yang sama karena aku
tidak bisa melupakanmu?” Si Cantik
Hae Young masih mengingat jelas senyuman Do Kyung yang memeluk Hae Young,
seakan penuh dengan bahagia.
Sebelumnya Do Kyung dengan mata sangat serius mengatakan
“Kupikir aku bisa memaafkanmu jika alasannya
begitu. Jika alasannya kau terserang penyakit dan berusaha menjauhiku. Kau harusnya mati
saja. Kau kembali dengan wajah bahagia Yang membuatku sangat marah.”
Hae Young tak bisa memegang pijakan tangan dibagian
atasnya, akhirnya jatuh melayang-layak diudara terlihat wajah frustasinya.
Nyonya Heo memuji seorang wanita didepanya kalau semakin cantik saja setiap kali melihatnya, menurutnya Orang
akan percaya jika wanita itu seorang aktris dan berharap mereka bisa bertemu seperti sekarang ini,
karena menyukai mereka bisa makan bertiga.
“Kukira kau merasa tidak nyaman.” Ucap Tuan Jung, Nyonya Heo merasa tak mungkin seperti
itu.
“Ini harusnya tidak nyaman bagimu. Nanti jika Ayahku meninggal, aku akan mewarisi segalanya. Jika kau mendekati Ayahku Cuma untuk mengambil warisannya... maka aku yang akan marah.” tegas anak Tuan Jung, bernama Jung Young Joo, suasana
nampak sedikit tegang.
“Ayahmu ini masih sehat.” Kata Tuan Jung mencairkan suasana.
“Dia wanita yang tertua di antara wanita yang pernah Ayah nikahi dan Dia punya perilaku dan latar
belakang yang buruk. Aku penasaran bagaimana cara kau
membuat Ayahku jatuh cinta padamu.” Sindir
Young Joo
Tangan Nyonya Heo bergetar sangat keras, bibirnya menahan
amara akhirnya keluar juga suara dengan nada amarah, Young Joo pikir Nyonya Heo
lebih baik tenang saja, karena menurutnya sangat susah menghasilkan
uang. Nyonya Heo hanya bisa menarik nafas panjang mengatur
nafasnya, Tuan Jung heran melihat sikap anaknya itu dan meminta Nyonya Heo tak
perlu memikirkanya.
Young Soo memilih untuk meninggalkan meja, Tuan Jung
bertanya mau kemana anaknya. Young Soo mengatakan akan melakukan operasi. Nyonya Heo memalingkan wajah tak ingin menatap anak tuan
Jung, Akhirnya Tuan Jung menenangkan Nyonya Heo untuk tak diambil
hati ucapan anaknya karena tahu Young Joo suka
bicara kasar, tapi
berhati baik.Nyonya Heo merengek tidak
bisa hidup bersamanya
di satu atap.
Hae Young yang akan masuk restoran menyapa Young Soo
sudah Lama tidak berjumpa,
padahal ingin mengontak karena banyak ketinggalan informasi, lalu bertanya apakah Semuanya
baik-baik saja. Young Joo mengatakan baik-baik saja.
“Ayahmu sehat, 'kan?” tanya Hae Young
“Dia ada di sebelah sana, Sepertinya akan menikah lagi.” Komentar Young Soo
“Yah, aku juga tidak berpikir Ibuku adalah cinta terakhirnya.” Balas Hae Young bisa mengerti
“Di antara perempuan yang dinikahi Ayahku, Ibumu sepertinya polos dan dia tidak mengejar
uang Ayahku. Bagaimana
kabar Ibumu?”tanya Kyung Joo. Hae Young mengatakan
keadan ibunya sudah pasti baik-baik saja.
Didalam ruangan, Tuan Jung menenangkan Nyonya Heo dengan
memijat punggungnya meminta agar tak diambil hati, Nyonya Heo masih saja nampak kesal dengan ucapan Young
Joo. Hae Young mengetuk pintu untuk menyapa tuan Jung, nampak Tuan Jung agak
kaget melihat mantan anaknya datang. Hae Young menanyakan keadaan Tuan Jung.
“Kupikir tadi Ibumu yang dating, Kau makin mirip saja dengan Ibumu Lalu Ada apa kemari?” kata Tuan Jung, Nyonya Heo melirik siapa yang datang,
matanya melotot kaget dan nampak gelisah dengan tangan terus meremas roknya.
“Aku ingin bertemu seseorang
disini. Tapi aku
tak sengaja bertemu dengan Young Joo Unni di lobby.” Cerita Hae Young lalu menyapa calon istri Tuan Jung
yang baru.
Tiba-tiba wajahnya terkejut melihat sosok orang yang
dikenalinya, Tuan Jung ingin memperkenalkan Hae Young tapi binggung untuk
menjelaskanya. Hae Young pun mengaku kalau ia adalah putri dari Tuan Jung,
Nyonya Heo sangat kaget sambil menatap Hae Young dan keduanya saling menatap.
Tuan Jung pun memberitahu kalau Hae Young adalah anak dari mantan istrinya.
Ketika ingin mengenalkan Nyonya Heo, nampak binggung
juga. Hae Young merasa sudah mendengarkan berita dari Young Joo, kalau wanita
itu adalah yang ingin dinikaihi oleh mantan ayah tirinya. Tuan Jung malu-malu
mengatakan kalau mereka belum menentukan tanggalnya, lalu mengajak Hae Young
untuk main golf bersama Young Joo juga, Hae Young nampak melirik sinis pada
Nyonya Heo yang gugup mengetahui kalau ibu Hae Young mantan istr Tuan Jung.
Nyonya Heo pun berjalan cepat ke arah lift, Hae Young
mengikutinya dari belakang dengan menyindir calon suami Nyonya Heo itu tidak
mengantarnya pulang. Nyonya Heo berusaha untuk terus menekan tombol lift
untuk segera datang dan wajahnya berusaha untuk tetap tenang, Hae Young
dibelakangnya nampak sangat sinis.
“Kau bilang aku akanmengikuti
takdir Ibuku dan
selalu mendekati pria
lain. Ini lucu
sekali. Sekarang
kau malah mendekati pria yang dicampakkan oleh Ibuku. Dan Ibuku adalah istri keempatnya. Jika dia menikah lagi kali ini... maka kau akan menjadi istri kelimanya. Bukankah itu sedikit memalukan menjadi istri kelima?” ucap Hae Young sinis
“Lalu Kenapa!!!! Kau
sekarang sudah mulai berkuasa, hah? Kenapa memangnya ? Apa Kau
mau berusaha menghancurkan
pernikahanku?” teriak Nyonya Heo
“Aku ingin menghancurkannya sama seperti pernikahanku. Aku ingin menghancurkannya.” Tegas Hae Young penuh dendam
“Kaulah orang yang menghancurkan pernikahanmu sendiri, bukan aku.!!” Teriak Nyonya Heo lalu masuk lift dan langsung
menekan tombol untuk menutup pintu.
Hae Young berjalan dengan tatapan kosong, pikirannya
seperti melayang jauh.
Flash Back
Hae Young membawakan segelas kopi ke diatas meja
ponselnya bergetar tapi dibiarkan begitu saja. Tiba-tiba kepalanya dari
belakang di pukul seseorang, pegawai yang sedang berdiri dari tempat Hae Young
pun nampak ikut terkejut. Hae Young kaget melihat Nyonya Heo sudah ada
dibelakangnya.
“Beraninya kau mengabaikan telepon
dariku!! Apa begitu caramu diajari oleh orang tuamu? Ah.... Benar juga, kau jarang diperhatikan oleh orang tuamu. Jadi kurasa memang tidak ada harapan lagi.” Teriak Nyonya Heo yang membuat semua orang bisa
mendengarnya. Hae Young berjalan ke lorong kantornya dan Nyonya Heo masih
mengikutinya sambil mengoceh.
“Kau bilang orang tuamu itu profesor, jadi aku menerima kata-katamu. Tapi ternyata, Ayahmu berselingkuh dengan mahasiswa di tempat dia
mengajar. Dan juga
Ibumu selingkuh dengan
rekan kerjanya. Karena
skandal itu, mereka
berdua dipecat dari kampus.” Ucap Nyonya Heo
menyindir
“Do Kyung juga tahu itu semua dan Aku tidak menyembunyikan apa pun. Lalu memang benar bahwa orang tuaku mengajar di kampus yang berbeda.” Kaya Hae Young membelar diri
“Hei, lebih banyak lagi alasan dari itu semua!!” teriak Nyonya Heo dengan mendekatkan wajahnya ke Hae
Young
“Apa mereka itu sedang bersaing siapa
yang akan menikah lagi? Bagaimana
mereka memacari seseorang, lalu
selalu putus dan putus
lagi?” sindir Nyonya Heo menghela nafas, Hae Young hanya diam
saja tanpa membalas
“Kau juga punya banyak saudara tiri!!!. Kapan terakhir kali kau melihat orang tuamu? Apa mereka bahkan tahu
kalau kau itu masih hidup?” ucap Nyonya Heo sambil
mendorong bahu Hae Young.
Hae Young duduk diam dalam kamarnya yang gelap, terdengar
terikan Nyonya Heo sambil mengedor pintu kalau tahu Hae Young ada di dalam. Hae
Young nampak frustasi dengan menutup telinganya tak ingin mendengarkan terikan
Nyonya Heo.
Di sebuah cafe
Nyonya Heo mengatakan tidak
akan datang ke pernikahannya besok. Hae Young pikir tak perlu. Nyonya Heo mulai mengumpat
Hae Young itu si jalang dengan mata melotot.
“Darah lebih kental daripada air. Aku sudah mengirimkan rekamannya. Apa Kau sudah mendengarnya?” tanya Nyonya Heo
“Aku tidak akan mendengarnya.” Jawab Hae Young
“Dengarkan itu.... Jika kau menikah dengannya tanpa
mendengarkan itu maka kau
akan menyesalinya selama
sisa hidupmu. Kau pikir
ini cinta, kan?” ucap Nyonya Heo menyindir.
Si cantik Hae Young berjalan dengan tatapan kosong masih
mengingat ucapan Nyonya Heo setahun yang lalu “Do Kyung tidak
mencintaimu.” Hae Young berjalan melihat Si cantik Hae Young berjalan
didepanya. Si cantik Hae Young melambaikan tangan dengan senyuman, Hae Young
menundukan kepala dan berusaha untuk berlalu. Si cantik Hae Young pun
menahanya.
“Kenapa kau bersikap seperti ini? Kau membuatku tidak enak. Jangan bersikap seperti itu di
sekitarku.” Ucap Si cantik Hae Young, Hae Young
tanpa banyak kata memilih untuk pamit saja.
“Hae Young.... Kau mau pergi minum denganku malam ini? Aku ingin minum malam ini. Ah.. Tidak, aku sangat ingin mabuk
malam ini.” ajak si cantik Hae Young, Hae Young
menolak dengan alasan sudah ada janji. Si cantik Hae Young pun memilih untuk minum sendirian
saja, Hae Young pun pergi tanpa memperdulikanya. Si cantik Hae Young pun
berjalan tak menutupi perasaan sedihnya.
Hae Young mengeluarkan sebuah kotak diatas tempat
tidurnya, masih tersimpan foto dirinya saat mencium pipi Do Kyung yang terlihat
sangat bahagia. Lalu mengeluarkan sebuah ponsel dan mencoba menyalakan, masih
disimpan foto kenangan dengan Do Kyung semasa pacaran. Senyumannya terlihat
mengingat semua kenangan manis dengan Do Kyung hanya dari foto.
Flash Back
Nyonya Heo meminta
untuk mendengarkan rekaman yang dikirimkanya karena menurutnya jika Hae Young
mau menikah tanpa mendengarkanya maka akan menyesalinya selama sisa hidupmu.
Hae Young akhirnya mendengarkan suara yang dikirimkan
Nyonya Heo dari laptopnya.
Nyonya Heo nampak gelisah menelp seseorang dan akhirnya
marah-marah sendiri karena dan terus mencoba menelpnya. Sesampai didepan rumah
anaknya, sambil mengumpat ingin masuk rumah. Tiba-tiba terdengar suara yang
memanggil Nyonya Heo. Soo Kyung keluar dari semak-semak sambil makan permen
lolipop, meminta untuk mendekat. Nyonya Heo malah ketakutan dan memilih untuk
kabur.
Soo Kyung pun marah mengejarnya karena Nyonya Heo malah
menjauh, dengan mudah menangkap Nyonya Heo karena sebelumnya sudah memperingati
untuk tak datang lagi ke rumah sambil memutar-mutarkan badan Nyonya Heo seperti
komidi putar.
“Apa yang kukatakan padamu kalau
aku melihatmu datang kemari? Kenapa?
Kau datang untuk mengambil uang
Do Kyung lagi?” teriak Soo Kyung membuat Nyonya Heo
untuk tepat berada didepanya.
“Oh Hae Young sudah kembali.” Ucap Nyonya Heo ketakutan. Soo Kyung pikir kenapa
memangnya karena sudah mengetahuinya lalu melepaskan cengkramanya.
“Dia adalah putri dari mantan istrinya CEO Jang. Ibunya salah satu wanita yang dinikahi CEO Jang.” Cerita Nyonya Heo sambil menangis, Soo Kyung nampak
kaget dan baru mengetahu hal itu.
Nyonya Heo membersihkan kakinya karena melepaskan sepatu
saat berlari, Soo Kyung berjalan mondar
mandir sambil mengumpat Pak tua sialan, Nyonya Heo merasa tak terima harus menikah berkali-kali membuatnya susah saja, menurutnya Hae Young akan segera bertindak.
“Jika dia mulai menjalankan aksinya... aka aku mungkin tidak bisa menikah
dengan CEO Jang. Do
Kyung tidak akan mau melihatku lagi. Itu
artinya aku tidak akan bias dapat
uang dari mana saja.” Cerita Nyonya Heo
“Kau rupanya sudah mengakuinya, kan? Kaulah yang memisahkan Oh Hae Young dari Do Kyung.... Sudah kuduga.” Ucap Soo Kyung
“Hei! Tanyakan saja pada dunia. Mana ada Ibu yang akan membiarkan
anaknya menikahi seorang gadis dari keluarga seperti itu? Orangtuanya menikah dan bercerai berkali-kali. Apa yang dia pelajari dari
orang tua seperti itu?” ucap Nyonya Heo membela
diri
“Lalu bagaimana denganmu, Ibu Jika Ibu menikah dengan CEO Jang, Maka ini akan jadi pernikahan
ketigamu.” Balas Soo Kyung menyindir
Nyonya Heo merasa Tiga kali
masih kecil dibandingkan
dengan Ibu Hae Young, menurutnya Ibu Hae Young itu memilih
orang begitu saja karena Banyak
sekali pria yang didekatinya bahkan tidak
peduli dengan anak-anaknya
sendiri karena yang diketahuinya cuma
mendekati pria. Soo Kyung hanya bisa memegang tengkuknya seperti nampak
menahan amarah, Nyonya Heo dengan santai mengejek Ibu Hae Young itu sudah gila.
Soo Kyung akhirnya tak tahan dan mulai berteriak pada ibunya.
“Jangan buat Ibunya sebagai alasan! Kau tidak menghentikan pernikahan mereka karena alasan
itu. Ibu dan
aku tahu betul itu, bahkan Semua
orang mengetahuinya” teriak Soo Kyung, Nyonya
Heo yang sedang minum seperti kaku tak bisa bergerak sedikitpun.
“Kau tidak ingin sumber harta karunmu diambil, 'kan? Bahkan jika kau mengambil semua
uang dari
suaminya... maka istrinya
pasti terlalu bodoh untuk mengatakan sesuatu. Oh Hae Young itu pintar. Kau takut dia akan mengambil sumber harta karunmu. Makanya kau merusak pernikahan
mereka, ya 'kan?” teriak Soo Kyung bertolak pinggang. Nyonya Heo berdiri
dan mulai ikut berteriak
“Maaf yah…. Hewan sekali pun tahu hukum moral dalam hubungan
keluarga. Sekali
pun Ibu mengganggu Hae Young... dia
tidak akan mengatakan apa pun pada
Do Kyung. Dia tidak
mengatakan apa pun supaya tidak menimbulkan pertikaian antara Ibu dan anak.Begitulah
dia sangat mencintai Do Kyung. Ketika
dia sebaik itu... tapi apa
yang telah kau lakukan
hingga membuatnya menghilang sehari sebelum pernikahannya? Apa yang kau perbuat?!!” teriak Soo Kyung dengan mencengkram lengan ibunya,
Nyonya Heo nampak kebinggungan dan tubuhnya bergetar
dengan mata memerah. Akhirnya ia memilih untuk kabur saja, Soo Kyung pun
memperingatakan tak akan tinggal diam jika ibunya datang lagi kerum
Do Kyung pergi ke pinggir danau lalu berlari diatas pasir
yang terlihat seperti pasir pantai. Setelah itu melihat tekstur dari pasir
dengan tanganya, Park Hoon dkk membawa barang-barang ke tempat Do Kyung berada
nampak terlihat sangat banyak dan berat.
Ketiganya langsung jatuh lemas, Do Kyung melihat tekstur
pasirnya cukup bagus dan menyuruh mereka untuk mengunakan
saringan dan menaruh lebih
banyak batu. Park Hoon mengeluh sebelumnya kalau Do
Kyung menyuruh untuk santai
saja, dan tidak usah memikirkan kualitas pekerjaan bahkan seharusnya mempersiapkan film erotis di studio.
“Ini namanya bukan santai!!” teriak Park Hoon murka, Do Kyung seolah tak peduli
dengan jeritan adiknya.
“Cepat lakukan sebelum matahari terbenam.” Kata Do Kyung, semua menjerit kelelahan
Tapi beberapa saat kemudian, Park Hoon mulai menyaring
pasir, Do Kyung memasang mic untuk merekam dan memastikan alatnya berkerja
dengan baik. Park Hoon sudah berbaring diatas pasir dengan earphone menutupi
telinga dan matanya, datas badanya ditaruh laptop dengan memutar adegan.
Pria muda yang lainya mulai berlari ditempat menyesuaikan
dengan adegan seorang pria yang berlari mengelilingi lapangan, pria yang
satunya pun memegang mic di bagian bawah agar bisa terdengar jelas. Do Kyung
melihat di monitor dan menyamakan dengan adeganya, ketika ada adegan jatuh, si
pria yang memegang mic minta izin untuk beristirahat karena melihat si pria
muda akan mati kelelahan.
Do Kyung pun memberikan semua anak buahnnya minuman
dingin, Park Hoon nampak baru bangun dari tidurnya, si pria yang memegang mic
pun marah karena Park Hoon berpikir datang ke lokasi untuk tidur siang.
Do Kyung memeriksa tasnya dan melihat ada sebuah hardisk
external, lalu memasangkan pada laptopnya. Tiga anak buahnya sedang adik main
yudo untuk menghabiskan waktu istirahat. Do Kyung melihat file dalam laptopya,
teringat kembali perkataan Hae Young “Aku akan memintamu jangan memikirkan soal rekaman itu. Jangan merekam apa pun dari kamarmu lagi. Jangan lakukan lagi.” Dilayar akan menekan pilihan menghapus file, lalu Do
Kyung mengkliknya.
Park Hoon mulai bermain lempar batu ke danau, Do Kyung
asik dengan earphonenya duduk dibawah pohon.
Ia mendengarkan suara Do Kyung yang terekam dari kamarnya.
Flash Back
Hae Young duduk diatas tempat tidurnya sambil makan snack
mencoba melempar dan menangkap dengan mulutnya, beberapa kali mencoba sampai
akhirnya bisa melakukanya dan terdengar tepukan bahagia.
Terdengar bunyi orang berlari dan Hae Young baru datang
dengan membawa makanan lalu berlari ke kamar mandi dan terdengar bunyi kentut,
ia pun menahan sebelum sampai kamar mandi.
Ada bunyi ketukan pintu, Hae Young berteriak siapa yang
datang, Seorang kurir memberitahu ada paket yang datang. Hae Young pun
berpura-pura berteriak “Sayang, paketnya sudah datang.” Lalu menerima paket untuk dirinya, setelah menutup
pintu kembali berpura-pura memanggil suaminya. Ia pun nampak bahagia melihat
tas yang dibelinya secara online.
“Aigoo, aku memang cuma punya
satu pintu disana, entah kenapa aku
merasa aman. Tapi
dalam keadaan darurat, aku
tidak boleh masuk, 'kan? Dasar Sial, privasi antara pria dan
wanita sangat
berlaku disini. Padahal Aku
harusnya yang mengganjal pintunya. Kenapa dia yang melakukannya?” keluh Hae Young membuka pintu dan hanya terlihat papan
rak yang menutupi jalanya.
Hae Young baru selesai dari kamar mandi dan bersiap-siap
untuk tidur dengan mematikan lampu, kakinya tersandung meja karena ruangan
gelap lalu menjerit kesakitan naik
keatas tempat tidurnya.
Do Kyung terus mendengar ucapan Hae Young yang terekam
dalam kasetnya.
“Ya Tuhan dan para Dewa yang
terlalu sibuk
mengurus orang-orang di dunia ini....karena Engkau sibuk memeriksa kehidupan malang
mereka... Maka
Engkau akan sibuk merawat
mereka tapi
kalau ada waktu.. tolonglah
datang untuk merawatku, Oh Hae Young Bukan
si cantik Oh Hae Young. Mampirlah
ke kehidupan si biasa Oh Hae Young di rumah kecilnya di Pyungchang-dong. Berikanlah aku kekuatan... isi ulang diriku dengan kekuatan
yang cukup.” Ucap Hae Young yang di kamar mandi
untuk buang air besar.
“Jika Engkau masih
punya waktu luang... ketika sudah ada disini... ada satu pria bermata indah yang memutuskan untuk
hidup sengsara. Mampirlah rawat tetanggaku itu. Tolong bantu dia menjadi dirinya sendiri lagi.”
Do Kyung pulang mengendarai mobilnya di malam hari,
pikiran kembali mengingat rekaman suara Hae Young yang kesakitan dan
mengutarakan perasannya“Bisakah kau memikirkanku dan pulang lebih
cepat? Aku Bukannya memintamu membalas perasaanku.< Aku cuma kesepian, itu saja.”
Ibu Hae Young sibuk membuat kimchi, si bibi kembali
datang dengan meminta agar mencicipi. Ibu Hae Young pun menyuapinya, Si bibi
memuji kimci buatan Ibu Hae Young sangat enak bahkan Suami
juga minta kimchi buatan ibu Hae Young. Ibu Hae Young memberitahu sudah
membuat kimchi lobak juga jadi memperbolehkan untuk mengambilnya. Si bibi pun
mengucapkan terimakasih dengan menutup kotak makannya.
“Tapi, akankah Hae Young datang ke pernikahan sepupunya?” tanya si bibi
“Memang Kenapa? Apa Kau tidak mau dia datang?” ucap ibu Hae Young nampak kesal
“Bukan begitu.... Aku takut dia nanti merasa tidak
nyaman. Setelah
hari itu, ini pertama kalinya dia
bertemu semua kerabatnya. Bukankah
itu jadi tidak nyaman baginya?” kata Bibi, ibu Hae
Young berjalan untuk mencuci piring.
“Tidak ada yang berbicara tentang
hal itu secara
terbuka. Semua
orang berspekulasi
apa alasannya. Itu
keputusan hidup yang sangat penting. Sehari
sebelum pernikahan harus ada
alasan yang serius kenapa
bisa dibatalkan. Siapa
yang tahu? Mungkin
Hae Young dicampakkan, tapi
dia mengatakan sebaliknya.” Ucap Bibinya kembali
menyerocos seenaknya.
Ayah Hae Young menengok dan nampak panik, Ibu Hae Young
melempar lap ke dalam bak cuci piring. Bibinya mulai ketakutan, Ibu Hae Young
melepaskan celemeknya dan juga bajunya, terlihat baju dalam berwarna putih.
Ayah Hae Young berusaha menahanya. Bibinya berusaha untuk menjelaskan tapi Ibu
Hae Young membalikan badan dan melempar bajunya. Ayah Hae Young menahan
istrinya agar tak melakukan tindakan kekerasan. Bibi nampak ketakutan dengan
menutup kepalanya saat ibu Hae Young semakin mendekat, tapi terlihat ibu Hae
Younng malah tersenyum.
“Aku cuma akan bertindak sejauh
ini saja. Hae Young
mungkin datang ke pernikahan
putrimu dengan seorang pria Dan
pria itu cukup mempesona. Dia
mungkin membuat menantumu
kalah saing. Lalu Bagaimana
ini? Haruskah aku katakan padanya jangan datang saja? Tapi mereka akan menjadi
keluarga.. jadi
mereka harus kenal
masing-masing keluarga, 'kan?” ucap Ibu Hae Young
bangga
“Jadi Hae Young sudah punya pacar?” ucap si bibi tak menyangka
“Dia tinggal di Pyungchang-dong” kata Ibu Hae Young memakai kembali bajunya, Tuan Oh pun
memberitahu pria itu adalah CEO
dari sebuah perusahaan,
Hae Young menjemur pakaian dalamnya, lalu terdengar
ketukan pintu, kurir pizza datang membawakan pesanan. Hae Young kembali
berpura-pura berteriak “Sayang, pizzanya sudah datang… Ayo makan.” Do Kyung ada dikamarnya bisa mendengar teriakan Hae Young.
Sementara Hae Young menerima pizza sambil menanyakan
berapa harganya, kurir memberitahu totalnya 22.000 won. Hae Young
pun kembali ke kamar untuk mengambil dompet dan kembali berpura-pura berteriak “Sayang,
pizzanya sudah datang.” Do Kyung mendorong raknya dan masuk ke dalam
kamar Hae Young.
Hae Young melotot kaget melihat Do Kyung datang duduk
didepan meja sambil membuka kotak pizza, lalu Do Kyung berkata kalau Hae Young
yang akan membayarnya. Hae Young pun membayar pizzanya dan mengunci pintu, lalu
matanya tersadar dengan pakaian dalam yang baru dijemurnya, akhirnya ia
buru-buru menaruh kembali dalam ember untuk menyembunyikanya.
“Kapan kau masuk? Aku cuma ingin menunjukkan kalau aku
tidak tinggal disini sendirian. Aku
cuma melakukannya karena
alasan itu dan Aku tidak
mau kau salah paham.” Ucap Hae Young mendepak
embernya
“Aku akan memindahkan rak ke pintu masuk. Jika ada orang asing masuk, kau bisa melarikan diri dan Kau boleh menaruh kunci disini.” Ucap Do Kyung menunjuk pada pintu
Hae Young melotot binggung, Do Kyung kembali ke kamar
dengan menutup pintu lalu kembali masuk dengan membawa lampu tidur, menyuruh
untuk menaruh di dekat tempat tidurnya jadi takkan
tersandung sesuatu dalam gelap, karena sangat berisik. Sebelum pergi
memberitahu kalau itu lampu kuno, Hae Young pun duduk diam didepan meja nya.
Lalu ia bertanya menawarkan Do Kyung untuk makan pizza,
Do Kyung mengatakan tak ingin. Hae Young pun makan pizza sendirian walaupun
terlihat nampak tak enak hati.
Hae Young berbaring di tempat tidur sambil memainkan
lampunya, menyalakan dan mematikanya, senyumanya terlihat. Do Kyung bisa
mendengarkan bunyi tombol lampu dinyala dan matikan, mengeluh suaranya berisik.
Hae Young pun mematikan lampunya dan menarik selimutnya dengan senyuman
bahagia.
bersambung ke episode 7
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
unnie tlg tetap semangat ngelanjutin sinopnya ya soalnya aq suka banget ceritanya. Natural n menarik...
BalasHapusAnneyong unni dee. ,
BalasHapusBaca tulisan ini berasa kaya nonton dramanya langsung dech..menurutku unni ini penulis yg hebat,sampai bisa nulis sinopsis yg tulisannya ngena bnget gini..
Semangat terus ya kakak......
Anneyong unni dee. ,
BalasHapusBaca tulisan ini berasa kaya nonton dramanya langsung dech..menurutku unni ini penulis yg hebat,sampai bisa nulis sinopsis yg tulisannya ngena bnget gini..
Semangat terus ya kakak......
Seru banget cerita y, makasih sinopsis y
BalasHapus