Soo Kyung berteriak didepan pintu agar mengantar pulang, dengan
menunjuk rumahnya itu ada diujung jalan sana. Hae Young hanya bisa menunduk
untuk pamit pergi. Keduanya pun berjalan bersama, Hae Young masih tak percaya
dengan yang terjadi ternyata kakak Do Kyung adalah atasanya.
“Sejujur, Isadora dan aku... Maksudku, Direktur Park dan aku tidak punya hubungan yang
baik.Akulah yang sering dihina oleh dia. Jadi aku cuma bilang kalau aku
tinggal diujung jalan sana. Aku
tidak mau dia jadi tahu rumahku, tapi Kurasa
aku harus pindah.” Kata Hae Young
“Kau sangat membenci kakakku yah?”
kata Do Kyung
“Bukan berarti aku membencinya... Hanya saja aku lebih suka tidak melihat dia di rumah.” Ungkap Hae Young lalu melihat Soo Kyung terus
melihatnya dari depan pintu rumah.
Ketika mereka berbelok, Hae Young memilih untuk pergi
sendiri saja, lalu bilang pada kakaknya kalau ia ingin pulang sendiri, dan akan
jalan-jalan sebentar setelah itu
langsung pulang ke rumahnya. Tiba-tiba keduanya
terdiam melihat sepasang pria dan wanita yang sedang berciuman di dinding
sangat hot, keduanya terpaku melihatnya. Park Hoon meminta waktu sebentar
karena tidak bisa bernapas.
“Apa yang kalian lihat? Apa ini
pertama kalinya kalian melihat orang
berciuman?” jerit Park Hoon melihat keduanya
terlihat melonggo.
“Tidakkah menurutmu tidak sopan melakukan hal ini di depan rumah
seseorang?” tegur Hae Young
“Ini rumahku” kata Park Hoon, Hae Young melonggo mendengarnya.
Do Young sambil berjalan memberitahu kalau pria itu
adalah adiknya, Hae Young akhirnya mengikuti Do Kyung tanpa banyak
berkata-kata. An Na merasa pernah melihat wanita itu, Park Hoon pun juga
melihatnya lalu An Na kembali mencium Park Hoon tanpa henti.
Hae Young nampak binggung memilih untuk jalan lewat kanan
saja, Do Kyung mengatakan kalau itu jalan buntu. Keduanya berjalan bersama
tanpa banyak berkata-kata, sampai akhirnya Hae Young menjerit kalau semuanya
itu memalukan. Do Kyung meihat Hae Young yang tiba-tiba menjerit seperti orang
gila.
“Aku berbohong di depan seseorang yang tahu kalau aku yang
dicampakkan. Apakah
kau harus ada dalam situasi itu tadi?
Memalukan sekali.” Kata Hae Young
“Aku melakukannya untuk
menyelamatkanmu dan untuk tidak membuatmu lebih dipermalukan.”ucap Do Kyung lalu kembali berjalan.
“Sudah berapa lama itu sejak kau dicampakkan pada hari
pernikahanmu?” tanya Hae Young berjalan disampingnya,
Do Kyung menjawab sudah setahun.
“Menyedihkan sekali. Kau masih merasakan sakit dan
sengsara dari
kejadian setahun yang lalu.” Ejek Hae Young
Do Kyung bertanya siapa yang bilang dirinya itu sengsara,
Hae Young menjawab kalau itu dirinya karena melihat Ada
tulisan "penderitaan" di seluruh tubuhnya dan Ada kesengsaraan pada caranya memandang serta dari suara napasnya Bahkan pakaiannya pun terlihat menyedihkan ditambah lagi dengan sepatunya.
“Kau kelihatan menyedihkan dan
rapuh. Itu membuatku ingin memberikan pelukan untukmu. Kaulah satu-satunya yang tidak menyadari hal itu. Rasa emosionalmu itu sudah
dinonaktifkan.” Ejek Hae Young, Do Kyung membela kalau
Hae Young lebih baik khawatirkan dirinya saja.
“Aku menyadari kalau aku sengsara
dan menyedihkan. Setidaknya
rasa emosionalku tidak dinonaktifkan.” Kata Hae
Young , Do Kyung masih tak terima kalau dianggap dirinya itu sengsara.
“Aku tidak pernah melihatmu
tertawa.” Kata Hae Young
Do Kyung mengaku bukan
tipe orang yang mudah tertawa. Hae Young mengejek Do
Kyung itu lucu lalu memperingati Do Kyung tak boleh mengikutinya, dan berjalan
meninggalkanya.
Soo Kyung langsung meminum sebotol air dalam kulkas,
merasakan Do Kyung yang baru pulang, lalu memberitahu Hae Young si wanita itu sudah sangat menyiksanya karena namanya lalu mengucapkan selamat malam pada adiknya sebelum
masuk kamar.
Jin Sang mendekati Do Kyung memastikan kalau wanita itu
tadi adalah tetangganya yang bernama Hae Young, Do Kyung tak banyak bicara
memilih untuk berjalan masuk kamar, Jin Sang masih terlihat tak percaya berusaha
memanggil temanya, Do Kyung tetap saja berjalan masuk ke dalam kamarnya. Jin
Sang merasa badannya langsung merinding dan tiba-tiba merasa panas, lalu
tersadar botol minum ada sisa cumi.
Hae Young masuk kamarnya, melihat sepatu Do Kyung ada di
depan pintu dengan kesal masuk ke dalam rumah melepaskan sepatu semaunya. Tapi
akhirnya kembali ke depan pintu agar bisa menyusun sepatunya berdampingan
dengan sepatu Do Kyung.
Ketua Jang memberikan sekotak hadiah untuk Nyonya Heo,
wajah Ibu Do Kyung bahagia melihat isinya berupa tak bermerek lalu memeriksa
isi tanya hanya ada kertas penganjal saja dan terlihat binggung karena tak ada
apapun, ketua Jang bertanya apakah memang harus ada yang lain.
Nyonya Heo menyangkal tak harus ada, Ketua Jang melihat
dari sikap Nyonya Heo kalau seharusnya ada sesuatu. Nyonya Heo berusaha
tersenyum mengatakan kalau Seharusnya ada surat cek. Ketua Jang tertawa mendengarnya.
Nyonya Heo masuk ke ruangan sambil melembar sepatunya berteriak
marah kalau seharusnya ada uang karena ia tidak
pernah meminta tas itu dan berpikir Ketua Kang itu berusaha
menggangguny, lalu mengumpat Ketua Jang itu Pak tua pelit.
“Dia seharusnya tahu aku ingin uang. Aku baru memfilmkan sebuah film
dengan dia. Seharusnya
ada...” ucap Nyonya Heo mengingat kembali saat memegang dadanya
mengatakan pada Ketua Jang kalau ia butuh sebuah cek.
“Aku malu sekali!!!” jerit Nyonya Heo lalu berdiri dari tempat duduknya,
“Beginilah kedangkalan. Apa tidak lucu? Hal ini memalukan dan lucu
sekali. Seharusnya
ada... surat
tulisan tangan. Humor
datang dari penghinaan. Sejarah
manusia semuanya berdasarkan pada penghinaan!”
ucap Nyonya Heo menceritakan pada penulisnya.
Sang penulis hanya bisa diam saja tanpa banyak
berkata-kata. Tiba-tiba Nyonya Heo langsung berdiri dari tempat duduknya dan
keluar ruangan, Sang penulis nampak kaget melihatnya.
Park Hoon dkk menonton film blue di dalam ruang studio,
Nyonya Lee mengebrak meja yang membuat semuanya terkejut dan langsung menutup
laptopnya. Nyonya Lee dengan wajah sinis keberadaan Do Kyung, Park Hoon dengan gugup bertanya tidak
ada disini.
Akhirnya Nyonya Lee masuk ke ruangan Do Kyung, tak
melihat anaknya. Park Hoon dkk ikut dibelakangnya. Nyonya Lee bertanya kemana
anaknya pergi, Park Hoon menjawab kakaknya sedang pergi ke Perusahaan
produksi jadi ibunya lebih baik mengubunginya saja.
“Apa kau pernah melihat dia mengangkat
teleponku?” teriak Nyonya Lee lalu berjalan pergi,
Park Hoo memberitahu kalau itu bukan dirnya tapi teman-temanya yang melakukan.
Semua berusaha untuk menutup mulut Park Hoon agar tak ember.
Hae Young turun dari bus dengan payung sedikit rusak
dibagian ujung, lalu berjalan menyusuri hujan ke arah kantor. Tiba-tiba lewat
seorang wanit cantik dengan rok mini, berambut panjang, dengan memakai tas wanita
dan terlihat sangat elegan. Hae Young terpaku melihat wanita yang nampak cantik
dari belakang.
“Pakaiannya kelihatannya mewah. Tapi
darimana dia punya stoking itu? Dan sepatunya?” gumam Hae Young melihat bentuk tubuh si wanita dari
belakang.
Keduanya sama-sama masuk ke dalam, Si wanita pun berjalan
lebih dulu dengan plastik yang membungkus payunnya menuju lift. Hae Young agak
kesusahan memasukan payung ke dalam plastik karena payungnya agak rusak. Wanita
itu masuk lebih dulu ke dalam lift, Hae Young sempat berlari mengejarnya lalu
terhenti dan wajahnya kaget melihat wanita yang dikaguminya itu adalah Hae
Young si cantik yang selama ini menjadi saingan, sekarang berada didalam
kantornya.
Hae Young duduk diam didepan mejanya, mendengar teman yang
membahas manager tim baru adalah orang yang membuat masakan Korea terkenal di Jerman, dari yang didengar kalau pihak perusahan
menawarkan banyak
uang supaya wanita itu kerja
disini. Semua terlihat tak percaya mendengarnya.
“Aku yakin sekali dia orangnya
sombong dan membencinya” kata temanya, semua juga setuju, Hae
Young hanya diam saja.
“Meskipun kami hanya tim
pendukung, kau tidak bisa membiarkan dia menginjak harga diri kami.” Ucap si wanita mengebu-gebu
“Ayo jangan khawatirkan ini. Jika
tidak, kita akan
lebih stres karena ini.” ucap Sung Jin pada anak
buahnya, Semua terlihat tak suka dengan ucapan Sung Jin.
Seorang kurir datang membawa pot bunga untuk Oh
Hae Young, Sung Jin pun menunjuk tempat duduk Hae
Young. Hae Young masih terdiam seperti patung. Semua menjerit bahagia melihat
Hae Young yang mendapatkan rangkaian bunga.
Hae Young melirik pita yang tertulis [Oh
Hae Young. Semoga hari pertamamu sukses di tempat kerja]
Flash Back
Hae Young membaca sepucuk surat untuknya, teman dekatnya berkumpul penasaran ingin tahu
apa isi suratnya dan dari siapa. Hae Young menyembunyikan surat di dadanya,
seorang pria tiba-tiba datang dan langsung menarik surat sampai membuat goresan
di pipi Hae Young.
“Hei! Sampai mana kau membacanya? Beraninya kau mengambil surat
orang lain?” teriak temanya, lalu berteriak memarahi
Choi Noo Ri yang memberikan surat pada Hae Young bukan si cantik Hae Young yang
dimaksud.
Hae Young berjalan membawa bunganya dan memanggil kurir
yang belum keluar dari kantor, mengembalikan bunga tersebut karena tahu pasti
bunga itu bukan untuknya.
Kurir pun membawakan bunga ke sebuah ruangan, terlihat
Hae Young sedang melakukan yoga, semua ruangan banyak sekali bunga dan hampir
memenuhi seluruh ruangan dari meja sampai didepan jendela. Ketua Lee dan Soo
Kyung datang, melihat di dalam ruangan seperti taman bunga.
“Tetapi bahkan di antara semua
bunga-bunga ini, kurasa bunga didepan ku inilah
yang paling bersemangat.” Goda Ketua Lee pada Hae
Young, Soo Kyung melirik sinis, Ketua Lee bertanya apakah ucapanya itu terlalu
norak
“Itu pelecehan seksual. Kurasa tadi itu tidak pantas.” Kata Soo Kyung, Hae Young dengan ramah mengatakan tidak
seperti itu dan mengucapkan kalau sangat berterima kasih atas pujianya. Ketua
Lee pun memuji Hae Young yang keren sambil menjabat tanganya.
Soo Kyung dan Hae Young berjalan di lorong bersama-sama.
Hae Young terlihat sudah mengenal Soo Kyung dengan memanggilnya Unnie,
mengutarakan merasa senang karena tanya Soo Kyung berkerja di kantor yang sama.
Soo Kyung menjawab dengan lirikan sinis lalu kembali berjalan. Hae Young pun
mengikuti Soo Kyung berjalan dibelakanganya dengan tim yang lainnya.
Soo Kyung masuk ke ruangan, Hae Young yang melihat mantan
temanya langsung bersembunyi dibalik mejanya. Soo Kyung memperkenalkan Manager
Oh Hae Young yang direkrut untuk memimpin dan mereformasi merek
kdengan timnya. Lalu memperkenalakan Manager Kim Sung
Jin dari In-Season
Table. Keduanya pun saling menyapa.
“Dan juga.... Seseorang dengan nama yang sama. Tapi orang yang sangat berbeda. Nn. Oh Hae Young.” Kata Soo Kyung berhenti didepan meja Hae Young,
terlihat Hae Young tak mau memperlihatkan wajahnya.
“Kami punya nama yang sama Bahkan cara penulisannya juga
sama. Apakah
kita benar-benar berbeda?” kata Hae Young melihat ID
Card Hae Young, Soo Kyung dengan sinis mengatakan sangat berbeda.
“Aku ingin tahu bagaimana kita
bisa berbeda. Senang
bertemu denganmu.” Sapa Hae Young sambil
berjabat tangan.
“Hal pertama. Kita akan
mereformasi menu
In-Season Table. Bekerja
samalah untuk membawa keberhasilan!” tegas Soo
Kyung, Hae Young pun memberikan semangat pada tim lainnya.
Hae Young masih melihat teman SMAnya yang berjalan keluar
ruangan bersama Soo Kyung. Semua tim berkumpul membicarakan Manager Baru itu
ternyata masih muda dan bertanya-tanya berapa umurnya itu. Beberapa yang lain
berpikir Manager Oh itu mengenal Soo Kyung sebelumnya. Hae Young si cantik
tiba-tiba kembali melonggo keruangan, Hae Young langsung bersembunyi dan duduk
dibalik bangkunya. Si Hae Young cantik mendatangi Hae Young yang sedang
bersembunyi dibalik bangkunya.
“Apa kebetulan kau sekolah di SMA Jin Kyung?” tanya Si Hae Young cantik, Hae Young hanya diam saja.
“Hei. Ini aku! Oh Hae Young! Ahh. Kebetulan sekali! Apa kau tidak ingat aku Kau pasti banyak kesulitan karena kita punya nama yang sama.” Ucap si cantik Hae Young
Akhirnya Hae Young pun berdiri dari tempat duduknya, Si
cantik Hae Young meralat kata-kata kalau ia juga merasa seperti itu, lalu
menceritakan kalau mereka itu pernah satu SMA bareng. Teman Hae Young pun langsung mengenali Si Hae Young
cantik yang diceritakan sebelumnya. Hae Young akhirnya berpura-pura sudah
mengingat si Hae Young cantik.
“Senang bisa melihatmu lagi. Aku terkadang memikirkan dirimu Dan Ibumu juga” ucap si Hae Young merasa bahagia melihat Hae Young
sambil mengoyang-goyangkan tanganya.
Di bar
Hae Young mengeluh terlihat kekanak-kanakkan
sekali karena Pura-pura
kalau tidak ingat si Hae Young cantik, karena
tak mungkin ada seseorang yang tidak mengingatnya, bahkan Jauh lebih masuk akal jika si Hae Young cantik yang
tidak mengingatnya.
“Bagaimana kalian bisa bertemu
lagi? Dimulai dari Nama, lingkungan, dan
sekolah yang sama Dan sekarang perusahaan yang sama? Apa kau tidak muak?” jerit Hee Ran ikut geram. Hae Young berteriak kalau itu
bukan salahnya.
“Haruskah aku mengundurkan diri?” kata Hae Young pasrah
“Siapa yang akan mempekerjakanmu nanti? Bertahanlah selagi kau bisa. Menyedihkan harus melarikan diri
dari hal seperti itu, hanya karena merasa takut
dan tak berdaya.” Kata Hee Ran
“Apakah kau tahu sesuatu yang lucu? Ketika dia mendatangiku duluan dan bergaya sok ramah, saat itu aku malah bersyukur.” Cerita Hae Young
“Apakah kau bersyukur karena dia mengakuimu dan mengingatmu? Memangnya apa yang salah? Kenapa
kau jadi begitu hina setiap kali dia ada di dekatmu? Apakah dia akan memakanmu
hidup-hidup? Apakah
dia mengatakan sesuatu?”teriak Hee Ran kesal
Hae Young mengingatkan kalau mereka itu punya nama yang
sama, Hee Ran bertanya memangnya kenapa.
Hae Yong berteriak kalau Semua orang jadi suka membandingkan mereka berdua dan Setidaknya ia senang namanya Oh
Hae Young, kalau kepikiran memikirkan nama yang
lain seperti Jun Ji Hyun dan Lee Young Ae. Hee Ran berusaha tenang bertanya apakah Hae Young masih
cantik, Hae Young memberitahu masih sangat cantik. Hee Ran mengumpat Si jalang
itu. Keduanya langsung minum bir bersama lalu Hae Young
merasa birnya kali ini sangat pahit.
Si cantik Hae Young mengeluarkan semua barangnya dari
kotak, lalu melihat buku kenangan jaman SMA yang masih disimpan. Ia membuka
melihat foto dirinya saat masih SMA dan melihat temanya yang bernama O Hae
Young dibaliknya.
Terdengar seorang pria memberitahu sudah
selesai memasangnya. Hae Young pun mendekatinya,
lalu pria itu alat pencuci piring kalau Hae Young menyalakannya akan bekerja secara otomatis. Jadi tidak perlu khawatir tentang sampah makanannya. Hae Young pun mengucapkan terimakasih sambil memberikan
segela jus jeruk. Pria yang
lain memberitahu sudah selesai memasang TV. Hae Young mendekat, Tvnya sudah
dipasang.
Do Kyung baru pulang ke rumah melihat ponselnya bergetar
dan terlihat nama ibunya yang terlihat, tapi ia berusaha untuk tak
mengangkatnya. Hae Young membuka snack sambil menonton TV dengan suara yang
keras dan meminum bir. Do Kyung masuk kamar bisa mendengar dengan jeli kalau
Hae Young sedang menyeruput minum.
Hae Young dikamar sebelah mendengar suara Do Kyung
melempar kunci mobil diatas meja, lalu berperlahan mengendap-ngendap. Do Kyung
memutar pita kasetnya dengan wajah kesal langsung melempar bola tenis ke
dinding yang membuat Hae Young terkejut.
“Jangan menguping atau berisik, Jalankan dua aturan tersebut.” Teriak Do Kyung
“Siapa yang menguping?” ucap Hae Young kembali duduk diatas tempat tidur sambil
menonton TV, Do Kyung berteriak menyuruh untuk mengecilkan volumenya.
“Aku tidak bisa menonton kalau
cuma lihat gambar saja.” Jerit Hae Young kesal
sambil meminum birnya.
Do Kyung pergi ke layar interkom, melihat ibunya sudah
ada didepan rumah sambil menjerit-jerit “Aku tahu kau ada
disana. Buka pintunya!” Hae Young
bisa mendengar lalu bertanya apakah ada orang di pintu masuk. Do Kyung hanya diam saja dan melihat ibunya yang
menjerit ingin meminta agar pintu dibuka. Akhirnya Do Kyung membuka pintunya.
Nyonya Heo mengomel anaknya yang tak mengangkat telpnya,
Do Kyung mengajak Nyonya Heo bicara saja di luar. Nyonya Heo menduga kalau ada seorang di rumah anaknya
dan mencari-cari di sekeliling sampai ke toilet lalu wajahnya pun tersenyum
karena tak ada siapapun.
“Aku bilang kita bicara di luar
saja!” teriak Do Kyung marah, Hae Young berusaha menguping
dari rumanya. Akhirnya keduanya pindah berbicara di halaman.
“Dasar... Kau bahkan tidak suka Ibumu datang ke rumahmu? Kenapa kau tidak mau menjawab
teleponku?” ucap Nyonya Heo merengek, Do Kyung
mengatakan tidak punya uang.
“Aku tahu kau itu punya uang!” jerit Nyonya Heo, Do Kyung menjelaskan kalau ia harus
memberi upah karyawannya.
“Aku akan mengembalikan uangnya
padamu sebelum
hari gajian.” Ucap Nyonya Heo, Do Kyung mengernyitkan
bibirnya karena sudah tahu tingkah ibunya.
Nyonya Heo meminta anaknya tak meremehkan karena akan
mengembalikan uangnnya kali ini apa
pun yang terjadi. Lalu menceritakan Ketua
Jang, si Pak tua manipulatif
berpikir akan memberikan uang tapi ternyata terus saja
membodohinya, bahkan hanya memberikan sebuah tas, padahal tak dibutuhkanya,
merasa dirinya itu dianggap gampangan. Do Kyung hanya diam tanpa berkomentar.
“Jika aku tidak memberikan uang
deposit hari ini, aku kehilangan Direktur Park. Satunya cara aku bisa membuat
comeback ialah dengan bekerja bersama Direktur Park. Bantulah aku. Sekali ini saja.” Rengek Nyonya He sambil menangis
“Aku sudah membantumu sebanyak 12
kali.” Tegas Do Kyung
“Apa menurutmu Ibu melakukan ini semua untuk diriku sendiri? Rumah ini. Kita harus membelinya
kembali! Bukankah begitu? Ibumu akan membantumu.” Ucap Nyonya Heo
“Kau selalu mengataakn Ibu. Ibu.
Ibu. Ibu! Bilang
saja "Aku" bukannya "Ibu!!! Kenapa
kau terus mengingatkanku bahwa
kau itu Ibuku? Kau berusaha
untuk mengeluarkan emosiku dan Berusaha
untuk membuatku merasa bersalah.” Teriak Do
Kyung marah
Nyonya Heo pun memilih untuk masuk ke dalam rumah, sambil
berteriak menyuruh anaknya masuk dan mengancam apabila tak mentransfer uangnya
maka aka menjual organ tubuhnya saja. Hae Young yang mendengarnya langsung
menutup mulutnya tak percaya.
Do Kyung masuk ke dalam rumah sambil membanting pintu lalu
mengetik depan komputernya, Nyonya Heo menerima pesan yang masuk [Park
Do Kyung sudah mentransfer 50 juta Won ke rekening Anda.] senyumannya pun terlihat, Nyonya Heo berjanji akan
mengembalikannya kali ini Apa
pun yang terjadi jadi anaknya tak perlu
khawatir. Do Kyung hanya bisa menatap sedih ibunya
yang langsung meninggalkan rum
Hae Young perlahan menjauh dari pintu lalu berpura-pura
baru saja masuk ke dalam rumah sambil mengeluh Mini
market itu tidak lengkap dan membuat suara kantung
plastik jatuh dilantai.
“Kedengarannya kau sedang ada
tamu. Apa
orangnya sudah pergi?” teriak Hae Young
“Kenapa kau pura-pura masuk
ke rumah? Aku
dengar langkah kakimu tiba-tiba tanpa
peningkatan suara yang bertahap!” ucap Do
Kyung berteriak
Hae Young tak menyangkan Do Kyung bisa menembaknya, Do
Kyung langung keluar dari kamarnya. Hae Young langsung mengambil jaket dan
berlari mengejar Do Kyung sudah membawa mic dan alat perekamnya. Ia meminta
maaf karena berpikir Do Kyung mungkin
akan malu. Do Kyung membalas kalau yang dilakukan
Hae Young itu lebih membuatnya
merasa malu.
“Maafkan aku.... Tidak baik pergi begitu
saja saat kau sedang marah. Kau mau kemana?” ucap Hae Young terus mengikuti Do Kyung yang berjalan
sangat cepat.
Di depan sebuah deretan pohon dan melihat suasana malan
dan terlihat sungai Han dari atas, Do Kyung sengaja menaruh mic dan memasang
alat perekam dan memakai earphonenya. Hae Young melihat cara Do Kyung berkerja
tanpa bicara.
Sepasang pria dan wanita datang, merasa takjub melihat pemandangan
yang bagus dan ingin mengambil gambar. Hae Young yang melihatnya meminta
keduanya untuk tak berisik karea Do Kyung sedang merekam suara. Keduanya pun memilih
pergi saja, Hae Young tiba-tiba menjerit karena ada serangga yang menempel pada
jaketnya.
“Maaf.... Apa kau harus merekam ulang lagi?” bisik Hae Young tak enak hati, Do Kyung mengatakan Tingkat
volume yang tadi tidak apa-apa
“Apa
yang kau lakukan dengan
suara seperti ini?” tanya Hae Young, Do Kyung
menjawab akan memasukkan suara ini ke dalam adegan pemandangan malam.
“Bukankah suara-suara itu akan
terekam saat
mereka syuting?” kata Hae Young
“Ketika mereka syuting, mereka hanya merekam dialognya. Suara latar belakangnya dimasukkan
ke dalam adegan secara terpisah. Suara
langkah kaki, hujan,
dan secangkir kopi. Suara-suara
itu dimasukkan secara terpisah.” Jelas Do Kyung
Hae Young mengaku baru mengetahui hal itu, menurutnya Jauh
lebih mudah jika merekamnya
saat syuting. Do Kyung mengatakan itu tidak
mungkin karena krunya tidak bisa mengatur
mikrofon untuk semuanya. Hae Young bertanya kapan Do Kyung memulai pekerjaannya.
Do Kyung menjawab Tepat
setelah lulus dari kuliah.
“Apakah mengikuti jejak Ayahmu? Kalau begitu kau bekerja dengan Ayahmu
sekarang?” ucap Hae Young
“Ayahku sudah meninggal.” Kata Do Kyung, Hae Young langsung bertanya kapan.
“Ketika orang mengatakan
"Mereka meninggal," biasanya
tidak bertanya lagi.” Ujar Do Kyung, Hae Young
pun meminta maaf lalu menatap melihat pemandangan didepanya.
“Aku senang mengikutimu kesini. Kau pasti tampak sungguh
menyedihkan jika kau
berada disini sendirian. Aku
benci keheningan. Aku
takut kalau aku hanya akan mengutuk dalam
kabut keheningan.”Dasar
bajingan itu.” Tapi
dalam kabut keheningan ini, aku
sungguh merasa seperti... segala
kutukan itu menghilang
dari kepalaku.” cerita Hae Young
“Tidak ada gunanya mengutuk pada pria yang telah pergi
meninggalkanmu.” Kata Do Kyung
“Seorang wanita tidak mengutuk pria yang telah meninggalkannya. Dia mengutuk pada pria yang mengasihaninya. Jangan mengasihani siapa pun.” Kata Hae Young sambil tersenyum. Do Kyung melirik Hae
Young yang ada ada disampingnya
Keduanya makan mie warung tenda di pinggir sungai Han,
Hae Young langsung membuka bungkus sumpit saat semangkuk mie datang
menceritakan selalu mendambakan hidangan mie hangat ketika minum-minum dan langsung menyeruput mienya.
“Kau kelihatan cantik saat kau
sedang makan.” puji Do Kyung melihat cara makan Hae
Young didepanya. Hae Young langsung terpaku mendengarnya, keduanya mulai saling
menatap dan terlihat canggung.
“Kau bilang pria yang akan kau nikahi membenci caramu makan. Maksudku kau kelihatan
biasa-biasa saja saat
kau sedang makan.” Jelas Do Kyung
“Kenapa kau berusaha sekali
menjelaskannya pada
dirimu sendiri?” balas Hae Young
“Karena sepertinya kau jadi
tersentuh.” Ejek Do Kyung
“Apakah aku tampak seperti
seseorang yang akan tersentuh oleh perkataanmu
itu?” ucap Hae Young lalu menyeruput mie dengan cepat.
Do Kyung menyuruh Hae Young tak perlu memperlihatkan cara
makan dengan sengaja, Hae Young mengaku kalau ini semua karena merasa malu lalu
meninggalkan warung. Do Kyung belum sempat makan akhirnya menaruh uang dimeja
dan ikut keluar. Hae Young tersenyum karena Do Kyung mengikutinya keluar. Keduanya
pun berjalan beriringan di pinggir sungai han.
Pagi hari
Hae Young berlari ketika melihat pintu lift akan
tertutup, beberapa pria yang ada didalam seperti tak peduli. Lalu tiba-tiba
tangan mereka menghentikan pintu yang akan tertutup wajah mereka
sumringah. Hae Young malah terdiam lalu melihat
Hae Young cantik berlari dibelakanganya sambil melambaikan tangannya meminta
agar tak menutup pintunya.
Beberapa pria langsung menyapa si cantik Hae Young saat
masuk ke dalam lift, Hae Young pun berlari masuk ke dalam lift tapi saat itu
juga lift berbunyi tanda terlalu penuh. Si cantik Hae Young pikir lebih baik
keluar saja, semua pria langsung menahahnya dan langsung mendorong Hae Young
keluar dari lift. Tapi Hae Young berusaha untuk bertahan, sayangnya dorongan
pria terlalu kuat dan membuatnya harus keluar dari lift.
Wajah Si cantik Hae Young seperti tak enak hati ketika
pintu lift tertutup, tapi Hae Young nampak sinis melihat kembali menjadi nomor
dua dari orang yang namanya sama denganya.
Beberapa pria mengerubungi Hae Young karena sekolah
satu SMA yang sama dengan Manager Oh Hae Young, menurutnya itu sangat bagus. Pria
lain pun tak percaya ternyata mereka itu teman satu sekolah jad meminta agar
bisa mengatur pertemuan
dengan si cantik Hae Young
“Pasti menyenangkan, Kalian bahkan punya nama yang sama dan Kalian berdua pasti dekat. Aku yakin kalian sering minum bersama!” ucap pria lainnya, tiba-tiba terdengar bunyi gebrakan
berkas diata meja.
“Kenapa kalian tidak bekerja?!!” tegur Sung Jin melihat semua anak buahnya malah
berkumpul di meja Hae Young.
“Ketika suasana
hatiku buruk, aku pergi ke tempat yang
membuatku bahagia.” Gumam Hae
Young kembali terdiam karena banyak
orang yang menceritakan Hae Young
Pikiran Hae Young kembali melayang saat bersama Do Kyung
diwarung tenda. “Kau kelihatan cantik saat kau sedang makan. Maksudku kau terlihat biasa-biasa saja saat kau sedang makan.” Wajah Hae
Young kembali tersenyum mendengarnya.
Hae Young berjalan pulang sendirian, Jin Sang berjalan
pulang melihat Hae Young dan mulai menyapanya, lalu melihat wajah Hae Young
murung berpikir harinya tidak berjalan lancar. Hae Young menyangkal kaau ia hanya lapar dan merasa akan
baik –baik saja setelah makan dirumah nanti.
“Ketika aku lapar dan tidak lelah. Aku malah marah dan kesal.” cerita Jin Sang
“Semua orang jadi sedikit rewel kalau mereka sedang lapar.” Kata Hae Young,
Keduanya kembali berjalan dan nampak canggung, disisi
jalan lainnya An Na berlari sambil memanggil pacarnya dan langsung meloncat di
pelukan Park Hoon dan langsung berputar-putar seperti pasangan yang baru
menikah. Soo Kyung yang melihatnya nampak iri, lalu membayangkan dirinya
berputar-putar di tepi danau lalu
berlari kepelukan seorang pria bahkan bisa akrobat membuat kakinya ada
dibelakang badan pria itu dan kembali memeluknya dari depan, saat itu pun mulai
mengecup bagian lehernya.
Soo Kyung mulai membayangkan sambil mengecup-ngecup
dengan bibirnya, Jin Sang dan Hae Young berjalan pulang melihat Park Hoon dan
An Na masih saling bermesraan sambil bergendongan, Jin San merasa Soo Kyung
pasti iri. Soo Kyung tersadar dari lamunannya. Park Hoon dan An Na pun mulai
berjalan sambil berpelukan.
“Kau mungkin belum pernah
melakukan sesuatu
seperti itu sebelumnya. Berlari
kepada seorang laki-laki dan
memeluknya. Itu
bahkan tidak mungkin karena
berat badanmu.” Komentar Jin Sang sambil berjalan
bersama.
“Semua itu tidak relevan dengan berat
badan seseorang.” Kata Soo Kyung sambil
merapihkan rambut dengan gaya dua tangan seperti pria berambut klimis.
“Ahh.. jadi kau pikir itu Atletis? Atletis berkorelasi dengan
berat badan juga.” Ucap Jin Sang
“Dia mungkin tidak bisa
melakukannya dengan baik.” Kata Soo Kyung sinis
Jin Sang menatap Hae Young berpikir tetangga temanya itu
tak bisa melakuanya, Hae Young mengatakan kalau ia bisa, Soo Kyung bertanya
apakah Hae Young pernah mencobanya. Hae Young mengaku pernah mencobanya, Soo
Kyung tak percaya.
“Tolonglah berhenti bandingkan dirimu
dengan diriku. Kau itu
12 tahun lebih tua dari diriku. Aku
seratus kali lebih cantik dan
lebih kurus darimu. Aku
juga sudah banyak mengencani para pria.” Kata Hae
Young membela diri
“Baiklah.... Kalau begitu lakukan saja” ucap Soo Kyung menantang,
“Dengan siapa? Siapa yang harus
kupeluk? Haruskah
aku memeluk pohon seperti
wanita gila?” kata
Hae Young heran
Soo Kyung menyuruh Jin Sang berdiri didepan mereka, Jin
Sang binggung kenapa harus dirinya. Soo Kyung mengatakan kalau Hae Young bisa
melakukannya akan
mentraktirnya minuman. Hae Young tertawa mendengarnya, lalu matanya melihat Do
Kyung baru datang dengan mobilnya.
Ia langsung melempar tas selempangnya, Jin Sang dan Soo
Kyung nampak binggung. Hae Young mulai berjalan dengan menyiapkan diri ketika
melihat Do Kyung sudah turun dengan membawa barang di kedua tanganya. Hae Young
mulai bersiap-siap berlari, Do Kyung melihat arah dan tatapan Hae Young
padanya.
Hae Young pun berlari dengan penuh keyakinan dengan wajah
tersenyum, Do Kyung terdiam dengan mulut melonggo, mengingat kembali saat
menceritakan pada dokter “Dalam penglihatan
yang kulihat kali ini... wanita itu berlari ke arahku. Dia memelukku setelah berlari ke arahku.”
“Tapi bagaimana
jika... aku tidak menggenggamnya saat ini? Apakah aku dapat menghilangkan dia
dari hidupku?”
Jin Sang dan Soo Kyung melonggo melihat Hae Young seperti
melayang di udara. Dan Do Kyung masih memegang barangnya di kedua tanganya.
“Tapi bahkan jika
aku menghindarinya semampu yang kubisa... rasanya seperti aku tidak akan berakhir menghilangkan dia dari hidupku. Rasanya seperti
wanita itu terus membuka seluk beluk diriku. Seperti yang dia bilang padaku, "Jangan menganggap dirimu sengsara dan ayo kita hidup dengan bahagia."”
Hae Young sudah siap akan meloncat pada Do Kyung dan Do
Kyung pun langsung melepaskan barangnya dan langsung menangkapnya, sambil
memeluknya. Do Kyung memeluknya erat dan Hae Young sempat merasakan sesuatu
yang aneh saat berada dipelukan Do Kyung.
bersambung ke episode 5
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
semakin penasaran epsde 5, i can't hardly wait the next episode..
BalasHapusThank's sinopsisnya mba dee... makin so sweet nih Hae Young d & D Kyung...
BalasHapus