Hae Young melihat nama di kartu nama adalah “Pengacara
Gong Ki Tae”
lalu menatap pria yang duduk didepanya sambil memotong daging panggang.
Hae Young tersenyum sumringah, mengaku Malam
ini akan menuliskan dalam diarinya karena Hal
seperti ini pertama kalinya terjadi padanya.
“Apa dasarnya, tipemu suka mendekati wanita yang ada di jalan ? Lalu, apa wanita akan jatuh hati
padamu ? Mungkin
karena kau pengacara, Mereka
langsung jatuh hati padamu.” Kata Hae Young
“Ah, ini pertama kalinya buatku.” Kata Ki Tae.
“Jadi Aku yang pertama ?Aku yang mendapat kehormatan sebagai yang
pertama ?!!! Lalu apa yang kau suka dariku ?” tanya Hae Young bangga
“Aku merasa, ada ikatan khusus. Saat tertarik pada seseorang, kau
akan merasa ada ikatan khusus pada orang itu Atau aura seperti itu, Maka akan langsung dikenali.” Jelas Gi Tae
“Jadi Begitu yah ? Kau merasakan hal begitu. Makanya
kau merasa nyaman dan langsung membuka diri” ucap Hae Young
Gi Tae membenarkan dengan senyuman lebar lalu mengajaknya
minum, Hae Young menutup gelasnya, karena menurutnya tidak
cukup kalau cuma segelas. Gi Tae mengerti jadi
mengajak untuk minum satu botol saja. Hae Young menolak, menurutnya cukup
makan dan segera pulang. Gi Tae nampak hanya bisa
menghela nafas.
“Aku tersanjung sekali dan bukan basa basi. Ini
kehormatan besar. Ada yang ingin mendekatiku di jalan, Apalagi dia pengacara ! Tapi, aku ... harus segera pulang kerumah. Belum
lama, aku memelihara binatang jantan dirumah.”
Ucap Hae Young, Gi Tae mengaku tidak pernah dengar soal itu.
“Tadinya aku tidak punya ...” ucap Hae Young lalu terhenti dan melihat Gi Tae nampak
panik dengan meminum habis segelas bir.
“Jadi, ternyata bukan PDKT di jalan ?!!! Benarkan?!! Siapa Orangnya ? Orang yang mengatur kegiatan
kurang kerjaan ini ?” teriak Hae Young sambil
mengebrak meja.
Jin Sang melihat Gi Tae masuk ke ruanganya, lalu heran
melihat cepat sekali padahal sebelumnya menyuruh mereka harus
seharian bersama. Hae Young mendoronganya dan
masuk ke dalam ruangan dengan tatapan sinis, Jin Sang terlonjak kaget melihat
Hae Young ada dikantornya.
Hae Young sudah duduk dikursi, Jin Sang mondar-mandir
dengan wajah gugup menawarkan teh hijauh atau kopi panas. Hae Young langsung bertanya Jin Sang ternyata
pengacara. Jin Sang membenarkan. Hae Young berkomentar tidak
mirip. Jin Sang mengaku Banyak
yang bilang mirip pengacara.
“Wajahmu tidak mencerminkan
pengacara.” Kata Hae Young sinis, Jin Sang mengatakan
kalau otaknya itu seperti pengacara.
“Padahal kau pengacara. Tapi
kenapa melakukan tindakan murahan itu ? Apa alasannya ?” tanya Hae Young, Jin Sang nampak binggung dan menjawab
kalau Hae Young terlihat kesepian. Hae Young menyindir Jin Sang itu melakukan
kerja social.
“Seperti yang kau lihat, aku
mewakili orang kurang beruntung ...” ucap Jin
Sang
“Aku bertanya, kenapa kau begini padaku ? Hari ini ... apa ini kerjaanmu sendiri atau Do
Kyung ikut campur ?” tanya Hae Young, Jin Sang
pikir apabila ingin menjawab bersama-sama, Hae Young memperingatkan Jangan
mengarang-ngarang dan katakan terus terang. Jin Sang
mengaku melakukannya sendiri. Hae Young
menanyakan alasan in Sang melakukan itu.
“Aku sudah kenal Do Kyung sejak
masih kecil. Menurutku kau dan Do Kyung sangat
berbeda ... Tapi
bagaimanapun, kau sangat cantik dan menarik. Menurutku,
lebih baik jika kau kencan dengan lelaki yang lebih menarik. “ jelas Jin Sang akhirnya duduk didepan Hae Young.
“Katakan hal yang masuk akal. Kenapa
tidak perkenalkan aku saja Tapi malah mendekati di jalan ? Kau punya rencana lain, kan ? Kau
ingin aku melakukan cinta semalam dan ingin menjauhkan aku dari Park Do Kyung.” Ucap Hae Young
“No, no, no! Sungguh, aku tidak
punya maksud begitu. Menurutku,
daripada dikenalkan, akan lebih dramatis jika PDKT di jalan. Seolah-olah
ini pertama kalinya kalian saling bertemu.” Kata Jin
Sang
“Padahal kau pengacara, tapi tidak
meyakinkan sekali ?” sindir Hae Young dengan
mata melotot
Ia merasa Jin Sang berpikir dirinya itu buruk
sekali. Jin Sang merasa omongan Hae Young kasar sekali. Hae Young sadar dirinya itu tak cantik
sekali Tapi tidak pernah diperlakukan buruk begini sebelumnya menurutnya Park Do Kyung bukan anak
konglomerat atau bangsawan, dan ia
juga bukan orang rendahan.
“Kenapa harus kekanankan begini ? Apa kau lebih baik dariku ?” teriak Hae Young sambil mengembrak kursi, Do Kyung
duduk sambil memegang kakinya nampak gugup.
“Sebaiknya jangan semakin
diperkeruh. Kita sudahi saja hari ini. Lagipula
kau dan Do Kyung tidak ditakdirkan untuk bersama. “ ucap Jin Sang
“Bagaimana kalau aku masih suka Park Do Kyung ?” kata Hae Young, Jin Sang mengatakan tak bisa. Hae Young
menanyakan alasanya kenapa tidak bisa. Jin Sang tetap menjawab pokoknya tidak
bisa. Hae Young berteriak ingin tahu alasanya.
“Aku bilang tidak berarti tidak bisa, terima
saja ! Nama
wanita yang nyaris dinikahi Do Kyung bernama
Oh Hae Young juga ! Sama
dengan namamu. Apa masih belum jelas juga ?!” teriak Jin Sang, Hae Young melotot tak percaya, Jin Sang
pun berdiri dari tempat duduknya sambil membuka kacamatanya.
“Anak itu menemuimu karena dia
masih belum melupakan wanita itu. Kau
sama sekali bukan tipenya. Dia tidak pernah berpikir untuk
bersama wanita sepertimu !” tegas Jin Sang, Hae
Young memilih untuk berdiri dan akan pergi.
“Namamu sama dengan wanita yang
dia cintai. Tapi wanita itu sudah kembali, maka
kalian berdua sudah selesai. Jadi, jangan sakiti dirimu lagi
dan sudahi saja !” teriak Jin Sang, Hae Young
menjerit histeris sampai membuat Jin Sang kaget, dimata Hae Young penuh amarah
karena harus mengalah oleh si cantik Hae Young.
Hae Young berjalan pulang sambil menangis sampai malam
hari masih menyusuri jalan, tatapannya kosong tanpa ada lagi senyuman seperti
diawal pagi.
Soo Kyung berbicara di telp, bertanya kenapa menginginkan
nomor telp Oh Hae Young. Do Kyung ada didalam mobilnya, nampak tegang lalu
menerima pesan dari kakaknya, nomor telp Oh Hae Young. Saat itu telp dari “si
tetangga sebelah” masuk. Do Kyung pun mengangkatnya, tapi sempat tak terdengar
suara Hae Young.
“Jangan temui lagi ... Oh Hae
Young…” Ucap Hae Young,
Do Kyung yang mendengarnya sempat menghela nafas panjang
sambil menjauhkan ponselnya. Lalu melihat Hae Young ada didepanya dan ponselnya
kembali ditaruh ditelinga. Hae Young meminta Do Kyung tak berkencan lagi dengan
Hae Young
“Apa
hubungannya denganmu ?” kata Do Kyung dingin
“Aku tidak mau.... Aku tidak mau kau pacaran dengan
wanita yang aku benci.... Aku bisa
ikut membencimu juga. Kalian pernah pacaran sudah
membuatku marah. Jadi, jangan pacaran dengannya.” Kata Hae Young
“Kalau kau tidak suka seseorang, Jadi semua orang harus benci
orang itu juga ? Kenapa kekanakan sekali ?”
ucap Do Kyung
“Demi dirimu, aku akan benci orang yang kau
benci. Aku akan sangat benci pada orang
itu.” Kata Hae Young, Do Kyung pikir untuk apa karena tak ada
yang memintanya
“Karena aku suka padamu. Kalau
kau suka seseorang, maka kau akan
begitu.” Tegas Hae Young berani menyatakan untuk yang kedua
kalinya. Do Kyung sempat kaget sampai akhirnya turun dari mobil. Hae Young pun
menatap dalam pada orang yang dicintainya.
“Sudah kubilang jangan menyerahkan
dirimu pada sembarang orang.” Ucap Do Kyung mengomel
“Kau bukan sembarang orang, Sama sekali tidak.” Tegas Hae Young
Setiap
ada kesempatan kau maju terus. Apa aku ini kau
pikir mesum ? Dari
satu Oh Hae Young ke Oh Hae Young yang lain ?”
teriak Do Kyung
Hae Young bertanya apabila namanya berbeda apakah Do Kyung ingin berkencan denganya dan
mengusulkan untuk ganti nama saja. Do Kyung pikir Hae Young harus bertanya pada
semua laki-laki yang ada di dunia
“Apa ada lelaki yang mau pacaran
dengan wanita yang ada hubungannya dengan mantan mereka ? Saat saling bertatapan, wajah
mereka akan terbayang. Lelaki itu akan terus terbayang akan wanita itu !” tegas Do Kyung
“Lalu kenapa kau baik sekali
padaku ? Kau bersikap baik padaku.” Ucap Hae Young dengan berkaca-kaca menahan tangisnya.
“Aku kasihan padamu. Kau
dicampakkan sebelum menikah dan Kau
kesana kemari dan berkata kau dicampakkan. Aku
kasihan padamu. Makanya aku baik padamu. Apa aku salah ?!” teriak Do Kyung
“Kalau begitu, baiklah. Karena
namaku sama dengan Oh Hae Young. Dan Kau
baik padaku, karena aku mengingatkanmu pada Oh Hae Young. Ini Sudah
cukup, Kau kasihan padaku....Kau baik padaku karena kasihan, itu Sudah cukup. Setidaknya di dalam
itu ada perasaan. “ kata Hae Young seperti
masih berharap.
Do Kyung geram karena Hae Young itu masih
saja belum mengerti, menurutnya yang ada dalam
pikiran Hae Young itu tak benar dan menegaskan kalau ia tak menyukainya. Hae
Young mengumpat Do Kyung itu bodoh dan sangat buruk dalam hal emosi, Do Kyung
tiba-tiba terdiam bayangan Hae Young kembali datang sambil berkata “Suatu hari kau akan
menangis karena aku. Aku ingin kau menangis ”
“Suatu hari kau akan menangis
karena aku. Aku ingin kau menangis.” Ucap Hae Young lalu masuk ke dalam rumah
Do Kyung akan masuk tapi merasakan sesuatu yang membuat
matanya melotot terkejut, dan kenangan dengan Hae Young datang dan nafasnya
terasa sesak. Akhirnya ia berteriak memanggil Hae Young yang akan masuk rumah.
“Ada apa senbenarnya ka ?Kenapa
kau selalu muncul ?! Kenapa ?! Kau
... harus cepat pindah.” Tegas Do Kyung, Hae Young menolak, Do Kyung menyuruh
Hae Young untuk cepat pindah, Hae Young tetap tak mau pindah.
“Kalau begitu, aku saja yang
pindah ?! Kau ingin Aku saja
?!” teriak Do Kyung, Hae Young melihat Do Kyung itu sangat Kekanakan
dan Rendahan
sekali lalu masuk ke
rumah dengan membanting pintu.
Hae Young melihat sepatu Do Kyung didepan pintu langsung
menginjaknya, Do Kyung pun masuk rumah dengan menyadarkan di kursi teringat
kembali ucapan Hae Young “Suatu hari kau akan menangis
karena aku. Aku ingin kau menangis.” Akhirnya
ia kesal sendiri menurutnya Hae Young tak sehebat itu.
Sementara Hae Young menyilangkan kaki di toilet seperti
sedang mediasi dan mensugesti dirinya “Aku tidak malu pada diriku sendiri. Demi cinta, tidak ada yang
namanya memalukan. Semakin kau cinta, semakin bangga dirimu. Aku bangga pada diriku.” Tapi akhirnya membuka matanya sendiri menurutnya semua
hanya omong kosong dan Memalukan sekali, lalu menangis sendirian di dalam toilet.
“Semua orang yang tidak cinta
padaku harusnya ....” ucap Hae Young pnuh dendam
Ibu Hae Young dan suaminya datang, Tuan Oh melihat
anaknya ada dirumah tapi melihat di kamar lantai atas kalau si lelaki
tetangganya tidak ada dirumah karena kamarnya
masih gelap. Ibu Hae Young yakin kalau mereka makan maka pria itu akan datang.
Hae Young menghapus air matanya dengan tisseu dan masih
nampak kesal, lalu terdengar suara tombol pintu kunci ditekan, Hae Young panik
mengintip dari balik pintu, terlihat waspada siapa yang datang dimalam hari
sambil bertanya siapa yang datang.
Ibu Hae Young berteriak siapa lagi yang datang kalau
bukan orang tuanya, Hae Young kesal sendiri karena ibunya membuat kaget saja,
dan harusnya ibunya menekan bel. Ibunya malah bertanya bel dari mana, Hae Young
pikir setidaknya ketuk pintu dulu. Ibu Hae Young menyuruh anaknya segera ganti
baju dan duduk.
Ayah Hae Young menyiapkan meja kompor kecil dan
memanggang daging sambil memotongnya. Hae Young mengeluh dimalam hari harus
makan samgyeopsal. Ibu Hae
Young tahu Biasanya tiap pagi
anakna makan samgyeopsal jadi
kenapa malam hari tak bisa. Hae Young mengatakan baru saja makan daging.
“Kalau begitu kau bisa makan lagi. Kau itu anak tunggal, setidaknya seminggu
sekali kita makan bersama.” Kata ibu Hae Young
“Kenapa tidak telpon dulu ?” tanya Hae Young, ibunya sudah tahu anaknya itu pasti
tak mengizinkan untuk datang.
Hae Young melihat ibunya memakai pakaian yang rapih lalu
bertanya Habis darimana. Ibu
menyangkalnya, Hae Young juga melihat ibunya dandan, mengoda ibu dan ayahnya
ingin mau pergi ke motel atau sejenisnya. Ibu Hae Young langsung memukul kepala anaknya, sambil
mengomel beraninya bicara pada orang tua mereka, ketika akan memukul dengan
sendok terdengar bantingan pintu dari kamar sebelah.
Do Kyung pulang kerumah menatap penuh amarah ke pintu
kamar Hae Young, akhirnya masuk ke kamar Hae Young dan berteriak “Kau!!” sambil
menunjuk tanganya dan tertuju pada ayah Hae Young yang sedang duduk. Semua
kaget dan Do Kyung tersadar ada orang tua Hae Young yang datang, lalu
menurunkan tangan dan ditujukan pada Hae Young.
Saat itu matanya melihat daging pangang yang membuat
menelan air liur, Akhirnya Do Kyung meminta maaf dan ingin kembali ke kamarnya.
Ibu Hae Young mengajak Do Kyung duduk dan makan bersama. Do Kyung menolak tapi
kedua orang tua Hae Young memaksa agar duduk dan makan bersama, bahkan ayah Hae
Young sampai menarik Do Kyung yang sudah masuk kamar untuk kembali ke kamar
anaknya.
Hae Young menahan Do Kyung untuk tak masuk kamarnya
karena menurutnya pria itu hanya tetangga dan tak memiliki hubungan apapun dan
menyuruhnya untuk cepat kembali ke kamarnya. Ibu Hae Young memukul meja dengan
sendok, membuat semuanya terdiam. Do Kyung pun jatuh terduduk disampingnya.
“Apa aku mengajarkanmu seperti itu !!! Mana
boleh mengusir orang kalau kita sedang makan ?! Saat memasak, jangan hanya untuk dirimu sendiri. Buat
lebih untuk tetanggamu juga ! Kalau
ada yang bertamu, meski cuma punya nasi dan air, setidaknya tawari dia makan ?
Kenapa kasar sekali ? Mana
boleh mengusir orang padahal ada makanan di
meja.” Teriak ibunya memarahi Hae Young lalu menyuruh Do Kyung
untuk duduk saja,
Ibu Hae Young pun duduk berhadapan memberitahu cara
keluarga mereka makan seperti itu, saat ada ahjushi
pengantar datang ketika makan,
maka mereka akan mengajak
makan bersama.
“Meskipun aku habis berkelahi
dengan wanita yang mencuri uangku dan menjambaknya, kalau sudah jam makan, kami ajak
makan bersama. Berkelahinya
bisa ditunda. Jadi, jangan sungkan, makanlah. Mana
ada hal lain sepenting makan ?” jelas Ibu Hae Young
lalu menawarkan ingin makan dengan bumbu garam atau sambal, Do Kyung memilih
Garam.
Hae Young melirik sinis, Ibu Hae Young menawarkan minyak,
Do Kyung menolaknya, Ibu Hae Young dengan bangga mengatakan itu Mirip
sekali dengan keluarga mereka karena lebih
suka dengan garam. Hae Young melirik sinis,
ibunya bisa melihat dan merasa kalau hanya bicara saja. Do Kyung nampak gugup
dengan meremas tanganya.
“Awalnya ini satu rumah.
Pemiliknya melakukan pekerjaan buruk saat renovasi. Aku
dengar apa yang terjadi karena pemilik rumah menyewakan tempat ini dan Aku berterima kasih soal pengaman
jendela waktu itu. Aku sudah menunggu kapan bisa
membuatkanmu makanan, Jadi
tertunda lama begini.” Kata Ibu Hae Young dan
memberikan sepotong daging dalam mangkuk nasi Do Kyung. Dan Do Kyung pun
memakanya.
“Ini pertama kalinya dia tinggal
sendiri, jadi kami khawatir padanya. Aku
senang tetangga lelakinya baik sepertimu. Aku
ucapakan Terima kasih.” Ungkap Ibu
Hae Young, Do Kyung dengan ramah mengatakan bukan jadi masalah untuknya.
“Kami tadinya ingin dia tinggal di
apartemen karena wanita lajang. Disana aman dan tempatnya bersih
... Aku tidak paham kenapa dia memilih tempat kecil begini. Nanti dikira orang kau miskin. “ ungkap Ibu Hae Young
Hae Young mengatakan kalau keluarga mereka memang miskin,
Ibunya menyangkal kalau mereka tidak miskin tapi hidup berkecukupan. Hae Young
bertanya apakah ibunya memiliki uang 5 juta won. Ibunya menjawab punya, Hae Young menebak jumlah uangnya
6 juta won. Ayah Hae Young
mengatakan jumlah uang mereka 7 juta won. Hae Young meminta
ibunya menghentikan saja dan tak usah bersikap seperti orang kaya. Semuanya
sempat terdiam.
“Sepertinya suasana hatinya sedang
buruk. Jangan dipikirkan, kau makan saja” ucap Ibu
Hae Young pada Do Kyung
Ayah Do Kyung ingin menuangkan soju, tap Do Kyung
menolaknya. Ibu Hae Young pikir hanya segelas saja untuk
tata krama. Do Kyung pun menerimanya dengan kaki
sangat sopan. Ibu Hae Young menatap lebih dekat Do Kyung saat sedang minum
soju.
“Mata dapat memberitahu seberapa kaya seseorang. Aku suka
sekali matamu.” Komentar Ibu Hae Young, Do Kyung pun
mengucapkan terimakasih
“Apa Kau belum pernah menikah ?” tanya ibu Hae Young yang membuat suasana makin
canggung. Hae Young berteriak meminta ibunya untuk menghentikanya.
“Orang ini tidak suka padaku. ... Sedikitpun tidak suka padaku !”teriak Hae Young
Ibunya terdiam sejenak mendengarnya, Do Kyung terlihat
binggung tak bisa menatap kedua orang tua Hae Young. Ibu Hae Young bertanya
apakah anaknya menyukainya, lalu memukul kepala anaknya sambil memarahi kenapa
harus menyukai pria yang tak menyukainya, Suaminya menahan istrinya agar
menahan diri. Ibu Hae Young pada Do Kyung alasan tak menyukai anaknya, dan
meminta mengatakan apa kesalah anaknya itu. Do Kyung hanya bisa tertunduk diam,
sementara ayah Hae Young menahan istirnya agar tak mengeluarkan umpatan dengan
menutup mulutnya.
Ibu Hae Young dan suaminya sudah ada didalam bus perjalan
pulang, awalnya hanya diam saja tapi ibu Hae Young mengeluarkan ponselnya lalu
menelp anaknya dengan nada geram.
“Tutup dinding itu dengan semen. Kenapa
tetap tinggal disitu kalau lelaki itu tidak suka padamu ? Kau, kalau sampai kulihat mengejar-ngejar
lelaki itu ... maka kau
akan mampus !” ucap Ibu Hae Young mengancam
Ayah Hae Young kaget mendengar peringata istrinya, Ibu
Hae Young yang marah mencoba membuka bajunya dan membuat tiga kancing di
kemejanya terlepas. Suaminya ingin mengambil tap Ibu Hae Young berteriak tak
perlu mengambilnya, karena sengaja membuangnya. Tuan Oh pun kembali duduk disamping istrinya yang nampak
masih marah.
Hae Young membersihkan meja bekas makan malam dengan
keluarganya da tak lupa menutupnya dengan taplak, sementara di kamar sebelah Do
Kyung nampak mondar mandir terlihat uring-uringan. Sampai akhirnya Hae Young
mendengar suara Do Kyung menghela nafas.
“Ini aneh-aneh saja. Apa kalian sekeluarga sering
salah sangka ?” ucap Do Kyung sinis
Hae Young dengan mata berkaca-kaca memilih untuk pergi
dengan wajah marah. Do Kyung pun hanya diam saja, Hae Young membawa sepeda
keluar mengayuhnya dengan cepat, ketika di persimpangan terdengar bunyi klakson
mobil dibelakang membuatnya hampir jatuh karena menabrak trotoar.
Jin Sang turun dari mobil mencoba melihat keadaan korban
dan betapa kagetnya ternyata Hae Young. Dengan wajah sinis Hae Young menyindir
kalau Jin Sang bisa saja langsung membunuhnya tadi. Jin Sang mengatakan kalau
tak punya niat seperti itu.
“Cerita soal hari ini, bisa tolong
jangan ceritakan ke Park Do Kyung? Kalau
itu ketahuan, maka aku akan
malu sekali.” Kata Hae Young, Jin Sang pun
mengucapakan Terima kasih. Hae Young
kembali mengayuh sepedanya menyurusi jalan raya sambil mendengarkan musik dan
menyanyikanya.
“Aku ingin semua
wanita di dunia ini mati. Aku ingin jadi
satu-satunya wanita di dunia ini.” gumam Hae
Young
Do Kyung berdiri di balkon rumah seperti menunggu Hae
Young kembali ke rumah, ketika membalikan badanya bayangan Hae Young kembali
datang sambil berkata “Aku bertemu dengan lelaki yang akan ku nikahi.“
lalu meminum soju. Ia bisa mengingat wajah Tae Jin dengan setelan jas saat
bertemu dengan Ketua Jang dan masuk ke dalam lift, rambut klimis dan sangat
rapih.
Jin Sang keluar kamar dengan celana boxer harimau, sambil
menguap dan mengaruk-ngaruk kepalanya. Soo Kyung keluar langsung menutup
matanya melihat Jin Sang hanya mengunakan boxer saja, lalu mengomel siapa yang
memperbolehkan kesana kemari memakai celana dalam. Jin Sang mengatakan kalau bukan celana dalam tapi baju
tidur.
“Siapa yang mau buka celana, padahal
ada benda begini di dalam ?” kata Jin Sang
mengejek, Soo Kyung memanggilnya lalu membuka bajunya dan memperlihatkan bra
memberitahu kalau itu juga baju tidur.
Jin Sang kali ini yang memalingkan wajahnya, Soo Kyung
sengaja mendekatkan agar Jin Sang bisa sadar. Jin Sang pun meminta maaf dan
berjalan kekamarnya, Soo Kyung terus mengejar agar Jin Sang bisa melihatnya.
Di meja makan
Park Hoon sarapan pisang sementara Do Kyung dan Jin Sang
minum segelas kopi. Do Kyung meminta temanya untuk mencari tahu tentang Han Tae
Jin, Jin Sang bertanya untuk apa. Do
Kyung menjawab kalau Tae Jin mungkin sudah keluar. Jin Sang pikir Tae Jin itu sudah menelp temanya.
Do Kyung meminta agar mencari tahu dulu, Park Hoon
bertanya siapa orang yang mereka sedang bicarakan. Jin Sang menjawab kalau adik
Do Kyung itu tak perlu tahu. Soo Kyung pun masuk dapur dengan sebotol air
minum. Park Hoon mengeluh karena tiap pagi harus sarapan dengan pisang dan
meminta kakaknya agar wanita itu membuat bekal lagi karena bekal itu sungguh menganggumkan. Soo Kyung mendengarnya mulai bertanya bekal apa
maksudnya.
“Hyung punya seorang wanita, Dia pandai memasak. “ kata Park Hoon lalu meninggalkan meja makan, Jin Sang
kesal pada Park Hoon yang ember.
“Apa itu Oh Hae Young ?” tebak Soo Kyung pada adiknya. Do Kyung memilih pergi
dari meja makan.
Soo Kyung menghalangi Jin Sang yang akan pergi, ingin
tahu tebakanya itu benar atau tidak. Jin Sang nampak binggung dan pura-pura tak
mengerti. Soo Kyung meminta untuk mengatakan saja, Jin Sang mengeluh dirinya
yang tidak bisa bilang dan tidak
bisa diam juga, semuanya membuatnya pusing
lalu memilih pergi.
Si cantik Hae Young masuk kantor dan dibelakanya terlihat
Hae Young juga masuk lobby. Di lorong, seorang petugas penjaga memanggil “Nona
Oh Hae Young” keduanya menengok dan berhenti. Akhirnya petugas memberikan
paketnya untuk Hae Young.
Didalam lift, dua Hae Young satu lift dengan Direktur
Choi yang mulai mengoceh.
“Apa tidak berlebihan, menerima
paket begitu di kantor ? Nantinya
cuma dibuka dikantor dan dikembalikan. Kalau
begitu, apa bisa kerja ?”sindir Direktur Choi pada
Hae Young yang membawa paket ke kantor.
“Ini bukan punyaku.” Kata Hae Young memberikan pada si cantik Hae Young
karena nomor yang tertera bukan nomor telpnya. Si cantik Hae Young pun meminta
maaf sambil menerima paketnya.
“Ketua Tim Oh, tinggal sendiri ? Jadi Tidak ada yang bisa menerima
paketmu ?” ucap Direktur Choi ramah, Hae Young
dengan wajah sinis memberitahu kalau ia juga
tinggal sendiri.
Direktur Choi tak bisa berkata-kata apa-apa lagi langsung
keluar lift setelah pintu terbuka, si cantik Hae Young pun meminta maaf pada
Hae Young karena kena sindiran akibat dirinya.
Hae Young membawa paketnya sambil menyapa semua timnya
dengan senyuman sumringah, seorang pegawainya memberitahu mereka sudah punya
hasil soal survei kepuasan pelanggan. Pegawai wanita pun memberitahu punya
analisa soal trend market
juga. Hae Young mengatakan
sudah terima laporannya.
Ia pun mengejek email dibagian send item, “Judul : Yang Terjadi ... Kepada : Park Do Kyung.---- Terbaca.” Wajah Hae Young nampak shock seperti tak percaya emailnya
bisa dibaca dengan cepat oleh Do Kyung.
Nyonya Heo mengendap-ngendap masuk ke dalam kantor dan
langsung bersembunyi ketika ada orang yang keluar. Si pria tambun melihat
Nyonya Heo yang datang langsung menyapanya dengan membungkuk, Nyonya Heo
bertanya keberadaan anaknya. Si pria tambun memberitahu Do Kyung ada didalam
studio dan akan memanggilnya kalau memang mau bertemu. Nyonya Heo mengatakan
tak perlu dan langsung Si pria tambun lebih jauh.
“Hari ini, Do Kyung bagaimana ? Bagaimana
suasana hati Do Kyung? Apa dia sedang marah-marah
Atau hatinya sedang baik ?” tanya Nyonya Heo
berbisik
“Tadi sepertinya baik-baik saja dan Kondisi hatinya baik.” Kata si pria tambun
Nyonya Heo langsung bersembunyi ketika ada pintu yang
terbuka, Do Kyung keluar dengan wajah penuh amarah dan masuk keruangan lainnya.
Si pria berkumis berteriak marah “Belum lama ini dia baik, sekarang
mulai marah-marah lagi !” lalu tersadar ada ibu
bosnya. Nyonya Heo mendekat menanyakan kenapa mendadak anaknya marah-marah lagi. Si pria berkumis pun tak tahu kenapa lalu memilih
untuk cepat pergi.
Do Kyung melihat adegan dua pria berlari di pantai,
dengan adiknya yang menatap ke layar dengan tatapan serius, dijendela belakang
Nyonya Heo dan yang lainya ingin mengamatinya dari belakang. Do Kyung mulai
mengumpat lalu bertanya Di laut Timur atau Barat. Park Hoon diam sambil mengaruk-ngaruk jarinya.
“Laut Timur atau Laut Barat ?!” teriak Do Kyung, Park Hoon menjawab Laut
Barat
“Lalu ? Apa Kau punya suara ombak Laut Barat
? Darimana
kau belajar menipu begini ? Orang
awam bisa membedakan suara Laut Timur atau Laut Barat ! Saat ke Laut barat, kau
cuma makan kerang dengan Anna ? Padahal
kau minta uang untuk ke laut barat. “ ucap Do
Kyung, Park Hoon melotot kakaknya bisa mengetahuinya.
Do Kyung berdiri dan siap menghajar adiknya, dibelakang
yang melihatnya nampak ketakutan. Do Kyung hanya mengelus rambut adiknya menyuruh untuk
mengulangi lagi, tapi untuk kali
ini tidak dapat uang. Park Hoon mengangguk dengan
wajah ketakutan. Nyonya Heo dkk langsung kabur ketika Do Kyung keluar ruangan.
Si kumis pun masuk ruangan, Park Hoon merasa kakaknya itu
seperti hantu jadi Bisa dimengerti kakaknya tahu ia pergi ke laut barat, tapi bertanya-tanya darimana kakaknya tahu ia dan Anna
makan kerang. Si kumis yakin tanpa disadari Park Hoon, kakaknya itu sudah
tahu skenario yang dirancangnya. Park Hoon nampak kesal menyuruh Si kumis mengulang
lagi.
“Setiap kali Anna bicara, apa saja
terasa bagus. Dia membantuku soal skenario yang
mentok selama 7 tahun. Ini sebabnya Sutradara butuh
ilham. Anna itu, seolah datang dari
Paris. Dia tidak mirip perempuan Korea
yang matre.” Cerita Park Hoon
Teringat kembali saat Anna yang selalu datang sambil berlari
lalu meloncat di pelukanya dan mendaratkan ciumanya di pipinya.
“Dia suka padaku secara terbuka. Hanya
dia yang suka padaku secara terbuka selain Jjolrang.” Ucap Park Hoon, Si pria kumis bertanya siapa itu.
“Jjolrang, anjing kecil milikku
dulu. Dia memang mirip anjing manis dan akan
melompat tiap bertemu dan menjilati aku, lalu Menggesekkan
tubuhnya” kata Park Hoon, si pria kumis hanya bisa mengumpat Park
Hoon itu bodoh.
Do Kyung memejamkan sejenak matanya di ruanganya,
terdengar bunyi getaran ponsel, pesan masuk.
“Sepertinya kau sudah
lihat emailku. Kenapa belum menelpon ? Apa aku harus tetap
mati ?” tulis Hae Young dalam pesannya.
Flash Back
“Aku tahu apa soal cinta ? Orang harus dicinta ! Maka Baru
tahu mencintai !” teriak Do Kyung
“Makanya itu ! Setidaknya salah satu dari kalian
harus tahu artinya cinta ! Anak
itu, dibesarkan neneknya sejak 7 tahun. Sejak
itu, anak itu tidak pernah berfoto sekalipun dengan keluarganya. Kalau
begitu, apa kau bisa bahagia dengannya ?” ucap Ibu
Do Kyung sambil merekam pembicaran dengan ponselnya.
“Aku, tidak bisa mencampakkannya karena
kasihan. Sejak kecil dia sudah diabaikan
orang tua, mana bisa
dicampakkan olehku juga ? Dia
baik sekali pada semua orang Agar dia tidak diabaikan oleh
orang. Dia mirip dengan anjing yang
ramah. Bahkan saat tersenyum Ia gemetar Karena dia takut orang dan takut diabaikan. Mana
bisa aku mencampakkannya ?!” teriak Do Kyung
Nyonya Heo melihat itu bukan cinta tapi hanya perasaan kasihan.
Do Kyung menegaskkan kalau perasaan kasihan juga tak
masalah untuknya.
Hae Young berjalan dengan jaketnya, Do Kyung pun berjalan
dan terdiam melihat Hae Young yang berjalan tepat di seberang jalan. keduanya
saling menatap, Hae Young tersenyum melihat Do Kyung yang akhirnya mau
menemuinya, keduanya pun berjalan dan bertemu di depan sebuah cafe. Do Kyung
berani menatap mantan pacarnya tanpa berbicara.
Hae Young menunggu bus di halte dengan memegang kakiny,
teringat kembali teriakan ibunya “Orang ini tak suka padamu, kenapa kau menyukainya ?!” lalu ibunya
juga memarahi Do Kyung “dan Kau, kenapa tidak suka Hae Young-ku ? Apa yang salah dengan
Hae Young-ku ?! Katakan !”
Setelah itu Do Kyung mengatakan kalau semuanya itu aneh
dan mengeluh kalau keluarga Hae Young itu sering
salah sangka.
Hae Young menjerit kesal sendiri mengingat kejadian
selama, sampai orang yang duduk disampingnya ketakutan dan memilih untuk pergi.
Ia mengetuk-ngetuk sepatunya untuk menenangkan diri dan menurunkan rasa
amarahnya, sebuah mobil sedan putih berhenti.
Tae Jin turun dari mobil dengan setelan jas yang rapih,
melihat Hae Young yang duduk sendirian di halte. Hae Young menengok, langsung melonggo
melihat Tae Jin berdiri tak jauh darinya. Tae Jin berjalan mendekat, Hae Young
pun berdiri seperti sudah menyadari kalau itu bukan mimpi. Keduanya kembali
saling menatap setelah gagal menikah.
bersambung ke episode 7
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Dyah deedee-ssi terimakasih ,,ditunggu eps 8nya yaaaaa
BalasHapus