Park Hoon cemberut tak mau melihat ke layar saat film
diputar, Do Kyung berteriak agar adiknya bisa mengamati film yang sedang
diputar. Park Hoon mengatakan tidak akan tahu walaupun sudah mengamatinya ke-12 kali pun Jadi lebih baik katakan saja padanya.
“Kau bahkan tidak mau belajar! Pikirkan ini! Kau mendengar pintu terbuka. Lalu dimana suara pintunya
menutup?” ucap Do Kyung dengan nada tinggi
“Tapi kau tidak lihat adanya pintu tertutup!” teriak Park Hoon kesal
“Apa kau menambahkan nada dering hanya
ketika ada ponsel di layar filmnya? Kau
harus berpikir tentang waktunya.” Teriak Do
Kyung sambil memutar kembali video dan menunjuk menit dengan menempatkan
suara pada detik tersebut.
“Kenapa tidak bisa kau ajarkan
padaku dengan cara yang menyenangkan? Kenapa kau jadi marah?” keluh Park Hoon
Do Kyung mengatakan Park Hoon itu bisa
belajar melakukan hal seprti
dalam tiga bulan tapi karena
tidak berkonsentrasi, jadi lebih lama. Park Hoon
hanya bisa menghela nafas menahan amarahnya, Do Kyung kembali memutarnya lalu
menghentikanya, tiba-tiba wajahnya tertunduk sambil menutup matanya. Park Hoon
bertanya apa lagi yang membuat kakaknya terlihat tak suka. Do Kyung mengatakan Ada
sinar matahari.
Park Hoon binggung, memang kenapa. Do Kyung berteriak
kalau adiknya membiarkan adegan filmnya berlalu tanpa suara apa pun. Park Hoon menjerit frustasi sebenanrya apa lagi yang
harus dimasukan pada film itu. Do Kyung mengatakan agar adiknya masukkan
suara sinar matahari yang masuk lalu keluar ruangan. Park Hoon binggung bagaimana suara
sinar matahari lalu mengumpat kakaknya itu memang orang
gila.
Semua teman SMA Hae Young mulai minum bir dan makan
cemilan, saat Hae Young datang semua pria bersorak menyambutnya. Hae Young yang
mengunakan dress dan juga sepatu high heels dengan bangga berjalan seperti
layaknya model sampai ke meja, lalu duduk disamping Sung Jin.
“Wow, itu kau, Hae Young...Jika kami tak sengaja bertemu
denganmu di jalan, kami akan mengajakmu
kencan. Kau sudah
banyak berusaha dengan pakaian yang kau kenakan hari ini. Ada acara apa kau jadi begini?” kata Sung Jin
“Ini pakaian untuk pernikahanku.” Kata Hae Young terdengar sedikit bangga dan
memperlihatkan tas, kalung, anting, jam tangan dan semua yang dipakainya itu
adalah hadiah pernikahan.
“Jika kau ingin barang mewah bermerek dari Ibu kalian... tetapkan tanggal pernikahan. Beli semuanya dan membatalkannya
seperti yang kulakukan.” Kata Hae Young, semua
bersorak merasa itu Ide yang bagus.
“Jadi Kau tidak mengembalikan semua
barang itu?” ucap Teman wanita SMAnya.
“Wah... Kapan aku pernah punya kesempatan
lagi untuk memiliki barang mewah ini? Kenapa aku harus
mengembalikannya?” ucap Hae Young, Teman
wanita lain bertanya mau kemana Hae Young berpenampilan
seperti itu
Hae Young pikir mereka pasti sudah tahu, akan pergi
kencan buta. Semua kembali bersorak mendengarnya.
Teman lain bertanya apakah semuanya berjalan lancar. Hae Young hanya menjawab “Ya
begitulah.” Sung Jin menyimpulkan kalau semua
berjalan lancar. Hae Young menegaskan kembali jawabanya sambil mengeluh harus terus
bertemu orang-orang
seperti itu.
“Setelah kau pergi kencan buta, jika kau bilang itu mengagumkan maka kau dan dia tidak berjodoh. Kenapa itu mengagumkan? Itu mengagumkan karena dia memang tidak dimaksudkan untuk menjadi
milikmu. Dia hanya
seseorang yang kau kagumi. Lalu Kenapa mengaguminya? Karena kau tidak bisa memiliki dia.” Jelas Sung Jin yang membuat semua bersorak.
“Jika dia tampak seperti jodohmu ketika kau bertemu
dengannya maka
mereka semua akan mengatakan
ini sesudahnya, “Hmm... ya
begitulah.” Mereka lebih
cenderung untuk menikah.” Ucap Sung Jin, semua
kembali menjerit, Hae Young hanya mengelengkan kepala mendengarnya.
“Hae Young, kurasa kita berjodoh. Inilah yang kurasakan ketika aku
melihatmu.” Goda Sung Jin sambil menaruh kepalanya
di pundak Hae Young.
Hae Young merasa Sung Jin itu ingin ditampar, Sung Jin
tertawa mendengarnya mengingatkan dulu memilih Hae Young untuk
jadi ketua kelas. Hae Young menutup wajahnya
meminta Sung Jin menghentikan membahas hal itu.
Flash Back
Di papan tulis melakukan Pemilihan
ketua kelas, seorang pria berdiri mencalonkan Oh
Hae Young. Semua bersorak-sorak mengelukan nama Oh
Hae Young dan Hae Young terlihat santai karena sudah pasti Hae Young dimaksud
itu Hae Young si cantik bukan dirinya.
Sung Jin berteriak mengangkat tanganya, kalau ia akan
mencalonkan Oh Hae Young. Guru binggung kalau Hae
Young sudah dicalonkan, Sung Jin menunjuk kalau yan dimaksud itu Hae Young yang biasa, semua langsung tertawa
mendengarnya. Hae Young melonggo kaget, di papan tulis tertulis nama Si cantik Oh Hae Young dan Si Oh Hae Young yang Biasa. Sang guru tak
setuju langsung menghapusnya dengan menganti memakai nomor.
Ketika pemilihan banyak yang memilih Oh Hae Young nomor 1
dan membuat Hae Young seperti merasa kecil dan terkena palu yang cukup besar.
Pada kertas suara yang terakhir tertulis pilihan pada Oh Hae Young nomor dua.
Semua orang langsung tertawa mendengarnya.
Sung Jin dengan rasa bangga kalau ia satu-satunya yang
memilih Hae Young, dimana orang-orang memilih Oh Hae Young cantik tapi dirinya
tetap memilih Hae Young si biasa. Hae Young tertunduk malu mendengarnya, semua
langsung mengajak mereka bersulang bersama-sama.
“Terima kasih, teman. Apa yang akan kulakukan
tanpa satu suara darimu? Kaulah
satu-satunya bagiku.” Ucap Hae Young
“Kau Setuju 'kan? Kalau aku
satu-satunya, ya 'kan? Haruskah
kita pergi clubbing untuk
merayakannya?” ajak Sung Jin
Hae Young terlihat masih malu-malu, Sung Jin lalu
mengajak Hae Young ke tengah akhirnya Hae Young mulai mengila mengikuti irama
lagu yang diputarkan DJ, menari melepaskan semua kegundahan dirinya.
Tuan Oh sedang menonton TV dikamar, Ibu Hae Young
terbangun dari selimutnya terlihat matanya sembab karena menangis sambil
tertidur lalu mengajak suaminya agar membawa anaknya kembali ke rumah lagi.
“Kita bawa pulang Hae Young. Aku tidak bisa menjalani hidup
tanpa dirinya. Ayo kita
bawa pulang dia, sayang.” Ucap Ibu Hae Young menangis
tak bisa lagi menahan rasa rindu pada anak semata wayangnya
Hae Young pulang ke rumah merasakan udara dingin yang
menusuk , lalu mencari-cari kuncinya dalam tas tapi tak menemukanya. Matanya
melihat ada tempelan di pintu, Tukang Kunci 24 jam, akhirnya berusaha untuk menelpnya agar bisa membuka
pintu rumahnya, tapi telpnya tak diangkat. Hae Young pun duduk didepan pintu
sambil menahan dingin.
Do Kyung sedang mengedit suara dalam studio, tepat pukul
setengah 12 malam, adegan wanita yang mengunakan high heel menyusuri jalan yang
hujan, pikiranya kembali pada bayangan Hae Young sambil berkata “Kenapa
kau pulang selarut ini? Aku
pikir aku akan mati
menunggumu.” Do Kyung memilih untuk tak memikirkan
dan kembali sibuk berkerja.
Hae Young berusaha untuk menahan rasa dinginya tapi
akhirnya tak kuat lagi memilih untuk keluar rumah. Do Kyung kembali melihat
bayangan Hae Youn berjalan sendirian lalu seorang pria mengikutinya dari
belakang seperti ingin bertindak jahat. Akhirnya Do Kyung keluar dari studio
dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Hae Young berjalan sendirian, sosok pria dengan
mengunakan jaket dan memakai tapi mengikutinya dari belakang. Mobil Do Kyung
sampai dijalan rumah langsung melihat Hae Young yang di ikuti oleh seorang
pria, Do Kyung langsung memanggil Hae Young, sang pria langsung kabur. Hae
Young menolehkan kepalanya, Do Kyung mendekat sambil bertanya mau kemana Hae
Young
“Kenapa kau pulang malam sekali? Aku pikir aku akan mati menunggumu.” Ucap Hae Young, Do Kyung terdiam karena apa yang
dilihat sekarang sama dengan dalam bayanganya.
Akhirnya Hae Young masuk dari kamar Do Kyung dan melihat
sebuah rak, ia berpikir peran gender mereka telah berganti. Do Kyung pun menarik rak agar Hae Young bisa masuk
rumahnya, Hae Young mengucapkan terimakasih lalu membuka pintu agar bisa masuk
ke dalam rumahnya. Do Kyung tanpa bicara langsung menutup kembali dengan
mendorong raknya.
Hae Young memakai selimut dan ingin menyalakan kompor agar
bisa membuat teh tapi terlihat kompornya tak bisa menyala. Do Kyung sedang
berganti baju bisa medengar Hae Young yang berusaha menyalakan kompor serta
mengigil kedinginan.
Do Kyung sudah membuat dua gelas teh dan Hae Young sudah
duduk dikamarnya dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya. Suasana hening
terjadi ketika keduanya mulai minum teh, lalu tiba-tiba Hae Young tertawa
sendirian
“Ketika aku masih SMA, ada pemilihan ketua kelas. Temanku si orang bodoh itu mencalonkan diriku. Kelakuanku tidak cukup baik sampai
harus dicalonkan,Dia hanya
bermain-main denganku. Pada
waktu itu... Aku punya
satu suara. Aku
adalah orang yang memilih untuk
diriku sendiri. Aku
yang memilih diriku sendiri. Aku
khawatir bahwa aku tidak akan
dapat suara satu pun.” Cerita Hae Young, Do Kyung
menatapnya
“Astaga... semakin aku memikirkannya, semakin marah aku jadinya. Bagaimana dia memilih orang lain setelah dia mencalonkan diriku? Dia pasti memilih si cantik Oh Hae Young. Di sekolah...ada dua Oh Hae
Young. Oh Hae
Young yang lain punya
segalanya.” Cerita Hae Young, Do Kyung seperti
sedikit tegang mendengar ceritanya.
Di tempat lain, Hae Young yang cantik masuk ke dalam
sebuah hotel dengan koper yang dibawanya, lalu berdiri didepan jendela melihat
keindahan kota Seoul dari atas.
“Kurasa dunia dulu memihakku.Ketika aku berada dengan dia...maka aku hanya menjadi pengiring pengantinnya. Tapi kalau aku
benar-benar kehilangan diriku dan menjadi
dirinya.. “
“Jika kesempatan seperti itu
datang...apa aku akan memilih pilihan untuk menjadi dirinya? Ternyata aku tidak akan memilih menjadi dirinya. Aku hanya ingin memperbaiki diriku sedikit. Aku tidak ingin menjadi dirinya. Aku... masih mencintai apa
adanya diriku.” Ucap Hae Young dengan menahan
tangisnya.
Hae Young mengaku hanya
ingin kalau hidupnya lancar
dan bahagia sambil menghapus air mata yang mengalir. Do Kyung melihat Hae Young yang berusaha menghapus air
matanya. Hae Young ingin tahu apa yang dilakukan si cantik itu sekarang, apakah ia sudah menikah. Do Kyung meminum tehnya
seperti tak sanggup untuk berbicara.
“Aku saja yang akan pindah. Kudengar banyak yang sudah kau lalui untuk bisa kembali ke rumah masa
kecilmu ini, jadi Aku yang
akan pindah. Tapi ini
sungguh menyedihkan,Rasanya
seperti aku tidak diterima
dimana-mana.” Ungkap Hae Young mencoba menghapus air
matanya.
“Tinggal saja disini karena Aku yang akan pindah.” Kata Do Kyung
“Jika kau pindah, aku mungkin merasa kalau aku ini
terbuang. Jadi Aku yang
akan pindah. Kau harus tahu, Aku...
tidak biasanya berbicara
sekasar ini. Aku
memang gila saat ini. Itulah sebabnya, Ini
membuatku gila karena
cuacanya begitu indah. Aku
akan berusaha keras untuk pindah entah bagaimana dan agak
lelah sekarang.” Akui Hae Young
Hae Young berharap seseorang
bisa memberitahunya kalau itu semua bukan masalah besar, tapi pada kenyataanya kalau ia dicampakkan sehari sebelum pernikahannya dan itu memang bukan masalah
besar. Do Kyung menatap Hae Young yang menatapnya sambil
menangis, pikiranya kembali saat Hae Young tak datang dihari penikahan dan ia
duduk di ruangan yang sudah rapih dengan bunga dimana-mana. Hae Young sadar
kalau Do Kyung itu memang tak mau bicara denganya, karena seorang pria yang
dingin.
“Bagaimana bisa itu bukan masalah
besar? Rasanya
seperti seluruh dunia menghukummu
sampai mati. Rasanya
seperti diusir
dari alam semesta, Dimana
kau tidak akan diterima lagi tapi
rasanya kau masih harus
memohon untuk hidup.” Ucap Do Kyung
“Bagaimana itu bukan masalah
besar? Aku...
juga dicampakkan di hari H pernikahanku.” Akui Do Kyung lalu mengumpat kalau dirinya sudah gila
dan berdiri dari tempat duduknya.
Hae Young sempat kaget mendengarnya, Do Kyun memutar
kembali kasetnya, memberitahu Hae Young yan baru saja
dihempaskan oleh satu
pukulan jadi ia bisa istirahat dan bangkit
kembali. Hae Young memuji kalau itu bagus sekali, keduanya saling
menatap dengan bunga yang bertaburan, lalu Hae Young tersadar meminta maaf
setelah itu mengucapkan terimakasih sambil menangis.
Hae Young
mengendarai sepeda mininya, dengan sinar matahari yan menyinari wajahnya,
dikeranjang terlihat album foto prewed dengan Tae Jin. Sesampai di pinggir
sungai, ia membuka kembali terlihat kemesraan dan serasinya dengan mengunakan
baju pengantin foto prewed.
“Itu bukan masalah
besar...daripada bilang kalau aku akan baik-baik saja...tapi lebih kepada
kenyamanan ternyata ada orang yang merasakan rasa sakit yang sama.”
Tanpa rasa ragu, Hae Young langsung membuang foto
prewednya ke sungai lalu kembali mengayuh sepedanya terlihat senyuman bahagia
yang terlihat seperti semua bebannya sudah hilang.
“Aku dulu merasa
terpukul.... Ayo kita bangkit, Hae Young Ketika aku berpikir
tentang hal itu... aku tidak pernah serius untuk mencintai diriku 100 persen.< Aku selalu
berhati-hati dan penuh rasa gelisah. Aku khawatir jika aku sangat menyukai seseorang.”
Hae Young sudah sampai di pinggir jalan dengan bunga
sakura berguguran, senyumanya terus saja terlihat
“Mari kita jangan
melakukan hal itu lagi. Jika aku bertemu seseorang yang kusukai... maka aku akan mencintai orang itu sampai aku dicampakkan. Aku tidak pernah akan berbalik menangis lagi kalau aku disuruh
menghilang. Aku akan menggenggam orang itu dan tidak membiarkannya pergi
bahkan jika aku dipukuli. Aku akan memberikan segalanya.Bukankah kau harus
jatuh cinta seperti itu sekali
dalam seumur hidupmu?”
***
Hae Young baru pulang melihat Do Kyung mau
berangkat kerja sekarang, lalu memberitahu sengaja
mengambil cuti agar bisa mencari
tempat pindahnya, dan akan bilang pada pemilik rumah
kalau selama ini baik-baik saja tinggal dirumahnya, lalu meminta Do Kyung meminjmkan uang jaminan
padanya dan akan memberikannya kembali kalau sudah
mendapatkannya dari pemilik rumah.
Do Kyung tak banyak bicara dan Ha Young masuk kerumah
dengan menuntun sepedanya, matanya melotot binggung karena tralis jendelanya
kembali terpasang. Do Kyun tak banyak komentar memilih untuk masuk ke mobil dan
memasang sabuk pengamannya.
Do Kyung menyambut
sutradara di kantornya, untuk melihat sendiri hasil dari film yang sudah diberi
suara efek. Hee Ran tergopoh-gopoh datang bertanya apakah sutradara sudah
datang. Park Hoon memberitahu sudah datang lalu meminta agar Hee Ran melihat
skenarionya kalau ada waktu luang. Hee Ran pikir sudah pasti lalu ikut masuk
rombongan sutradara.
Di dalam studio, semua menonton hasil Do Kyung memberikan
suara efek yang bagus untuk film. Tim Do Kyung dibelakang terlihat tegang takut
hasilnya tak bagus, akhirnya film berjudul “adventure” selesai dengan credit
title yang berjalan. Semua berdiri dan bertepuk tangan ketika lampu dinyalakan,
terlihat sangat gembira dengan hasilnya. Semua memuji film yang sangat bagus
dan juga lucu dan memberikan selamat pada Do Kyung juga.
Didepan gedung, semua pun mengantar sutradara dan
produser sampai masuk ke dalam mobil. Hee Ran juga pamit lebih dulu dan akan
bertemu lagi nanti, Si pria tambun masih tak percaya bis pulang ke rumah di
waktu sore hari. Do Kyung pun memberikan kartu creditnya agar timnya bisa pergi
minum-minum.
Pria berkumis menerimanya dengan mengucapkan terimakasih,
Do Kyung memperingatkan agar tak melebihi dari satu juta won. Ketiganya pun
mengangguk mengerti dengan mengucapkan terimakasih bersama dan membiarkan Do
Kyung pergi meninggalkan gedung.
Park Hoon berlari dengan tasnya keluar gedung bahkan
saking cepatnya sempat menabrak dinding penunjuk jalan. Di taman, Ahn Na
berlari memanggil Park Hoon dengan wajah bahagia, Park Hoon membentangkan
tanganya seperti siap mendapatkan pelukan.
Ahn Na melempar tasnya dan Park Hoon juga melepaskan tas
ranselnya, tiba-tiba ia menjerit panik. Ahn Na langsung loncat ke pelukan Park
Hoon seperti orang mengendong dan memberikan ciuman di pipi bertubi-tubi. Park
Hoon tertawa bahagia, lalu merasakan punggungnya kesakitan akhirnya jatuh
dengan posisi Ahn Na ada diatas tubuhnya.
“Aku merindukanmu.” Ucap Ahn Na dengan nafas terenga-engah sehabis berlari.
Park Hoon juga mengaku sangat merindukanya. Ah Na pun memeluk Park Hoon yang
sedang berbaring, lalu keduanya berciuman di hamparan rumput.
Keduanya berjalan mengendap-ngendap ke dalam kantor yang
sudah gelap. Park Hoon menyalakan lampu, Ahn Na terlihat gembira melihat
ruangan dengan arsitektur yang bagus. Park Hoon pergi ke studio dengan membuat
suara kuda berlari mengunakan batok kelapa, lalu membuat suara sepatu kuda dan
juga nafas kuda saat sedang berlari dengan mulutnya.
“Sekarang jika kau menggabungkan video dan audio...” ucap Park Hoon ke ruang control dengan menaikan alat
didepanya agar bisa masuk ke dalam film.
“Apakah mereka tidak menangkap suara itu selama syuting?” tanya Ahn Na binggung
“Di lokasi syuting, sulit untuk mendapatkan semua
suara ini” kata Park Ho, Ahn Na mengaku tak tahu lalu mengusap
keringat pacarnya sambil memuji semuanya itu menakjubkan.
“Aku bahkan dapat memasukkan suara matahari bersinar. Coba lihat Ini adegan awalnya” ucap Park Ho memutar video kembali.
Do Kyung saat itu menyuruh adiknya untuk memasukan suara
anak-anak sedang bermain, Ahn Na yang mendengar suara yang sudah dimasukan
menjerit bahagia karena rasanya berbeda karena Kedengarannya lebih bagus. Park Hoon ikut tersenyum, lalu teringat kembali
kata-kata kakaknya agar memasukan suara klakson mobil.
Ahn Na kembali menjerit karena terdengar sangat luar
biasa. Park Hoon melonggo karena ternyata ucapan kakaknya itu
benar, Ahn Na merasa pacarnya itu menakjubkan sekali dan sangat seksi. Park Hoon meminta Ahn Na tak melakukan
distudio, tapi Ahn Na langsung memberikan ciumannya.
Soo Kyung dengan rambut berantakan mengajak seseorang
agar pergi, dua petugas kemanan memalingkan wajahnya, lalu seorang wanita muda
turun dari bus. Keduanya langsung berlari dengan mengandeng tangan akan
mengantar wanita itu pulang sampai ke rumah. Soo Kyung tersenyum sambil
melompat-lompat akan pulang dengan selamat sendirian.
Jin Sang baru turun mobil melihat Park Hoon dan Ahn Na
baru pulang, keduanya pun menyapa Jin Sang didepan rumah. Jin Sang mendengar
mereka baru saja menyelesaikan sebuah film, lalu mengajak semuanya untuk
minum-minum merayakannya.
Park Hoon dan Ahn Na menjerit bahagia dengan melihat kaki
babi dan juga minuman yang dibawa Jin Sang. Tiba-tiba Jin Sang panik mengajak
mereka segera masuk karena ada alien yang datang. Soo Kyung berjalan pulang
sendirian dengan kepala tertunduk dan rambut keriting tanpa terlihat wajahnya,
semua pun buru-buru masuk.
Ahn Na melihat Soo Kyung kembali mabuk, Park Hoon
memberitahu kakaknya itu minum tiga hari seminggu bahkan menyembunyikan kalau minum empat hari seminggu. Jin Sang menambahkan Soo Kyung bisa
minum 30 liter
bir. Soo Kyung sampai didepan rumahnya sambil terus berbicara
sendirian.
Do Kyung tahu kalau Jin Sang baru sampai, lalu terdengar
dari kamarnya Hae Young memesan jajangmyun dan juga babi asam manis. Si pengirim
makanan masuk sampai ke depan pintu kamar dan meminta bayaran 18rb won. Hae
Young pun memberikan uanganya, si kurir bertanya apakah Hae Young tinggal
sendirian. Hae Young nampak binggung, si kurir yang bertanya seperti itu tapi
langsung menjawab membenarkan.
Si kurir merasa seharusnya Hae Young memesan
porsi yang lebih sedikit karena menurutnya terlalu
banyak untuk satu wanita. Hae Young pikir Rasanya
tidak enak
kalau hanya makan sedikit. Pria itu setuju, lalu karena lupa membawa uang kembalian
jadi akan pergi ke motornya lebih dulu dan kembali lagi. Do Kyung keluar dari kamar melihat si kurir sedang minum
lalu melepaskan helmnya, terlihat wajah liciknya dan menelp bosnya kalau akan
langsung pulang ke rumah.
Do Kyung kembali ke kamar dengan wajah gelisah
berdiri didepan rak buku yang menutup pintu, terdengar Hae Young yang membuka
pintu karena si kurir kembali datang untuk mengembalikan uangnya. Saat itu juga
Do Kyung langsung masuk ke dalam kamar yang membuat keduanya menjerit kaget.
“Apa kau pesan mie kacang hitam? Kenapa kau tidak bilang padaku?” ucap Do Kyung membuka plastik dan sumpit untuk
memakanya.
“Kupikir kau tinggal sendirian.” Kata si pria binggung, Do Kyung menyahutinya yang
membuat si pria itu nampak takut.
Si kurir pun langsung mengembalikan uang Hae Young dan
pergi, Hae Young melonggo binggung dan langsung mengunci pintunya lebih dulu.
Do Kyung memakan jajamyun sampai mulutnya penuh. Hae Young menyindir Do Kyung pasti
punya penghargaan untuk acting, Do Kyung memilih untk
pergi ke kamarnya kembali
“Kenapa kau tidak menyelesaikan
aktingmu itu? Aku tidak makan makanan sisa orang lain.” Ejek Hae Young, Do Kyung tak membalas dan langsung
kembal ke kamarnya.
Hae Young duduk didepan mejanya, Do Kyung masuk dengan
membawa sepatunya dan menaruh didepan pintu sambil menyindir Hae Young yang beriklan
kalau tinggal sendirian dan memberitahu kalau orang tadi itu penipu. Hae Young
terdiam ternyata Do Kyung yang menyelamatkanya.
“Tinggal saja disini, karena Aku akan tinggal disini juga.” Ucap Do Kyung sebelum kembali ke kamarnya.
Hae Young terdiam saat Do Kyung kembali menutup pintu
dengan rak dan bertanya-tanya kenapa Do Kyung memberi
kesantanpa izin padanya dan bagaimana nanti
Do Kyung akan menangani akibatnya, lalu melihat sepatu milik Do Kyung yang sengaja di
taruh didepan pintu.
Soo Kyung berbicara seperti bahasa prancis, Jin Sang
duduk disofa sambil minum bir seperti sudah tahu tingkah kakak dari temanya.
Park Hoon melihat ponselnya memberitahu kalau kakaknya itu tak bicara bahasa
Prancis karena ponselnya tidak
bisa menjawabnya arti dari ucapan Soo Kyung.
Jin Sang pikir itu hanya omong kosong dan berbicara semaunya.
Do Kyung duduk di bangku meja makan teringat kata-kata
dari dokter saat dengan melakuka hipnoterapi “Jangan mencoba mengelak, lebih
baik Lalui saja. Pikirkan saja kenapa penglihatan itu terus bermunculan di kepalamu... Kenapa hanya wanita
itu yang muncul dalam
fokus kepalamu. Jika kau melaluinya, kau akan menemukan alasannya. Sampai saat itu,
ikuti arusnya.”
Akhirnya Do Kyung bisa tersenyum melihat kakaknya yang
bicara ngelantur, Jin Sang pun membalasnya dengan bahasa aneh. Keduanya saling
adu mulut, bahkan sampai berpelukan dan Jin Sang menyuruh Soo Kyung segera
sadar. Do Kyung tak bisa menahan tawa melihat tingkah keduanya.
Soo Kyung berbicara pada Do Kyung lalu berlari ke
kamarnya dengan melepaskan jaketnya, Park Hoon binggung apa yang dikatakan
kakaknya itu. Jin Sang memberitahu kalau Soo Kyung itu harus
pergi jadi nomor dua. Do Kyung hanya bisa tertawa,
lalu tiba-tiba pengelihatanya kembali datang dengan Hae Young yang berkata “Dia
kembali... Si cantik Oh Hae Young.”
Pikiaran Do Kyung kembali teringat saat Hae Young mengeja
namanya dan juga foto prewed lalu foto di SNS Hae Young sedang dengan pria
padahal itu hari mereka menikah. Kata-kata Hae Young “Detak
jantungmu adalah suara
kesukaanku di seluruh dunia.” Dengan keduanya yang
duduk bersama di sebuah cafe lalu berciuman.
Lomba marathon di seoul, Hee Ra mengendari mobilnya
perlahan melihat cuacanya bagus hari ini ya. Hae Young tiba-tiba menjerit karena melihat ada peserta
marathon memiliki nama yang sama, dengan wajah bahagia merasa pasti ada Hae Young di kerumunan orang,kemana pun ia pergi, setidaknya ada satu orang yang Hae Young.
“Oh Hae Young, fighting!” jerit Hae Young bahagia saat melalui pelari dengan nama
dibelakang punggungnya.
Wajah Hae Young berubah saat melihat wajah pelari Hae
Young yang sedang berhenti, Dia adalaha si cantik Hae Young saat lomba lari
denganya dan harus terpaksa kalah karena semua pria menyorakan namanya.
Sementara ia sudah berlari dengan cepat.
bersambung ke episode 4
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
semakin seru..semangat lagi kkak
BalasHapus