Tim Do Kyung melakukan pengambilan suara dengan ketukan
suara high heels dan juga kibasan dari baju untuk membuat suara angin. Do Kyung
melihatnya dari ruanga control untuk menyesuaikan adegan dan juga suaranya,
ketika adegan menedang kaleng ia menghentikannya.
“Suara tendangan kalengnya terlalu ceria. Dia itu sedang
marah. Tendang
kaleng yang lebih besar.” Kata Do Kyung lalu kembali
mengulang.
Hanya dengan dua kali take, Do Kyung mulai menyukainya
dan meminta untuk melanjutkan ke adegan selanjutnya. Pintu kantornya diketuk,
Ibunya datang meminta agar anaknya menemuinya.
Didepan ruangan
Seorang pria terlihat mengucapkan terimakasih pada Nyonya
Heo, sementara Nyonya Heo dengan penuh semangat memiliki firasat
yang bagus akan proyek ini. Do Kyung pun keluar
ruangan, ibunya memperkenalkan pria itu adalah Sutradara
Park In Chan.
“Dia menandatangani kontrak untuk bekerja dengan Ibu.” Ucap Nyonya Heo, keduanya pun saling berjabat tangan.
“Aku sudah dengar banyak tentang
dirimu. Kudengar
kau sanga teliti. Aku senang berkesempatan
bekerja sama denganmu.” Komentar sutradara Park
“Tentu saja, Dia ‘kan anakku! Dia jadi produser sound film di proyek Ibunya! Benar 'kan?” kata Nyonya Heo membanggakan diri.
“Semoga film-mu ini berhasil kali
ini. Daripada
menghasilkan karya seni yang
biasa saja.” Komentar Do Kyung dingin. Nyonya Heo
menjerit menegur anaknya yang bicara sembarangan.
“Dari apa yang kudengar... kau orang yang sangat suka seni. Apa aku salah?” balas Sutradara Park dengan nada menyindir
Nyonya Heo membenarkan kalau anaknya itu suka melakukan seni dan membela kalau itu bukan kerjaan Sutradara Park,
setelah itu memarahi anaknya yang gila dan berpikir tidak
tidur semalam, lalu mengajak sutradar Park pergi dengan
menenangkanya kalau anaknya pasti akan lebih
baikan kalau sudah tidur.
“Dan Kau.... Istirahatlah dan besok temui Sutradara Park. Kau mengerti?” ucap Nyonya Heo ketus pada anaknya
“Apa yang terjadi dengan industri
ini? Sejak kapan melakukan seni itu hal yang buruk?” sindir Sutradara Park sambil keluar ruangan,
Park Hoon dan kawanya baru masuk menyapa keduanya,
setelah itu mendekati Do Kyung dengan tatapan sinis. Park Hoon tahu ibunya
itu tidak
punya uang untuk
memproduksi film lain dan sudah menduga mengambil
uang dari kakaknya lagi. Do Kyung hanya diam, Park Hoon nampak sangat kesal
memilih untuk masuk ruangan. Temanya pun tak percaya dengan ibu temanya itu....
terlihat tak bisa berkata apa-apa lagi.
Semua tim berkumpul dalam sebuah bar, Direktur Choi
berdiri didepan memberikan sambutan untuk anak buahnya dengan Soo Kyung dan Si
cantik Hae Young
“Kita tidak membentuk tim baru karena kita sedang mengalami
kesulitan. Seperti
yang kalian semua ketahui... di
antara dua belas dari merek
kita, ada tiga
merek yang berhasil. Kita
berharap itu akan bertahan
seperti itu. Tapi itu
akan berakhir disini.” Ucap Direktur Choi
mengangkat gelas birnya, Hae Young nampak tak peduli memilih sibuk untuk makan
cumi-cumi kering.
“Pada saat seperti ini, tidak ada
gunanya kita menemukan solusi. Alasannya
adalah ketika
batu ketemu batu dan saling memikirkan solusinya, mereka akan menjadi batu yang
kecil. Pada saat
seperti itu, kita harus mengajak seseorang yang lebih
pintar. Sudah hal
yang tepat memilih orang itu
memperbaiki masalah kita. Alasannya
adalah....” kata Direktur
Choi terhenti karena Soo Kyung menyindir kalau Direktur Choi terlalu banyak
bicara.
“Kita semua disini untuk
memperkenalkan Manajer
Oh Hae Young kali ini. “ kata Soo Kyung
“Aku baru akan berkata seperti
itu. Itu
sebabnya kita mempekerjakan manajer yang
cantik nan mumpuni, Oh Hae Young.” Ucap
Direktur Choi. Tiba-tiba ia memanggil Hae Young yang sedang makan
membahas keduanya itu dulu satu
SMA dan nama kalian sama, menurutnya tak bisa di percaya mereka dipertemukan
kembali. Soo Kyung nampak binggung mendengarnya.
Direktur Choi kembali menjelaskan kalau peringkat mereka adalah prioritas di perusahaan jad berharap agar Hae Young bisa hormat pada si cantik
Hae Young sebagai Managernya. Soo Kyung sudah tak tahan lagi mengambil mic lalu
memberikan pada Hae Young agar segera berbicara. Direktur Choi mengeluh kalau
ia baru saja akan memperkenalkan dirinya sekarang.
“Yah, semuanya. Kalian tidak terlalu senang kalau aku tiba-tiba muncul kerja
disini, 'kan?” ucap si cantik Hae Young dengan
senyuman, semua pria menjerit kalau itu sama sekali tak benar karena mereka
sangat senang.
“Kalian berpikir aku akan
memerintahkanmu kesana
kemari, 'kan? Mungkin aku
akan melakukannya. Tapi
seberapa pun kalian membenciku... aku
akan tetap mencintai kalian.” Kata si cantik Hae
Young penuh semangat, semua pra langsung menjerit histeris “Kami
mencintaimu, Oh Hae Young!” sambil mengelu-elukan
namanya
Soo Kyung seperti mencoba menahan amarahnya, si cantik
Hae Young meminta semuanya mengisi gelas dengan penuh dan mereka akan melakuan
one shot, dengan berteriak “Ini untuk FoodMe kita!” semua pria mengikuti dengan penuh semangat.
Direktur Choi mulai menyanyi diatas panggung, Soo Kyung
nampak malas duduk bersebelahan dengan Si cantik Hae Young yang terlihat
gembira memberikan tepuk tangan. Akhirnya ia berjalan naik ke atas panggung,
Hae Young dan Soo Kyung sinis melihatnya, seperti punya rasa dendam yang
mendalam.
Teman wanita yang duduk dengan Hae Young menyuruh untuk
melepaskan syalnya saja karena merasa kasiha membuat temanya itu akan
dibandingkan terus
dengan si cantik Hae Young. Tapi Hae Young langsung menolaknya.
“Jika aku melepaskannya disini, berarti aku yang kalah. Jika aku tidak melepasnya, ini cuma akan memalukan saja.” Tegas Hae Young
“Kalau begitu, kau kalah saja.
Ayolah.” Pinta teman wanitanya.
“Tidak mungkin. Aku tidak akan kalah, karena Aku cuma akan dipermalukan saja.” Ucap Hae Young
“Lepaslah syal itu. Kau terlihat
seperti orang dari Korea Utara.” Komentar Sung Jin pada
anak buahnya, Hae Young malah tambah
melilit syalnya pada leher agar tak bisa terlepas. Sung Jin pun tak bisa
berkata apa-apa lagi.
Beberapa saat kemudian si cantik Hae Young sudah duduk
disamping Hae Young, pria yang disampingnya memberikan jaketnya agar menutupi
paha si cantik Hae Young supaya tak kedinginan.
“Ketika aku memikirkan Hae Young hal pertama yang muncul di
pikiranku adalah
mesin cucinya. Dia punya
mesin cuci di halaman rumahnya. Mesin
cucinya model lama, jadi berisik sekali
kalau mesinnya berputar. Dan
mesinnya itu mulai bergerak sendiri menuju gerbang
rumah, Ibunya pasti bilang mesin
cucinya melarikan diri. Ayo...Bawa
dan ambil mesin cucinya..” Cerita Si cantik Hae Young mendengarkan bunyi
suara mesin cuci yang berisik.
“Memang. Kami tidak
kaya. Kami menggunakan mesin cuci yang sudah tua.” Gumam Hae
Young sinis sambil terus minum, teman pria yang lain berkomentar tak percaya
ternyata keduanya tinggal di lingkungan rumah yang sama juga.
“Ya kaim
tinggal di lingkungan yang sama, Ibunya sangat lucu. Ah.... Tunggu... sebentar... Apa dia masih melakukan itu ketika dia marah?” kata si cantik Hae Young
Semua pria bertanya apa yang dilakukan Ibu Hae
Young, Si cantik Hae Young mencoba
menahan tawa kalau sampai ibu Hae Young bisa
berubah. Para Pria meminta agar memberitahukanya, Si cantik Hae Young pikir tidak
seharusnya mengatakan hal ini. Semua pria terus mendesak agar diberitahu. Hae Young dengan menahan rasa amarah memberitahu
ibunya yang melepas semua pakaiannya kalau sedang marah. Pria menjerit sambil bertanya apakah semuanya.
Hae Young memberitahu Kecuali
celana dalamnya. Teman-teman Hae young nampak
kasihan karena harus membuka aib keluarganya diteman-teman kantornya. Si cantik
Hae Young menceritakan ada temanya yang menggaruk
wajahnya Hae Young lalu Ibunya
marah sekali. Akhirnya datang ke
kantor kepala sekolah, lalu melepas pakaiannya dan itu menjadi Insiden
itu menjadi legenda sekolah mereka.
“Memang. Ibuku itu
bodoh.” Gumam Hae Young hanya diam saja sambil
terus memakan bir dan mulai mengigit seledri.
Sung Jin yang melihatnya menegur Hae Young makan seledri
sambil menarik dari mulutnya, tapi si cantik Hae Young merasa kalau itu sangat
lucu dan Hae Young nampak sangat imut. Hae Young kembali bergumam “Dia pikir aku ini orang
yang penurut” si cantik Hae Young
kembali memasukan daun seledri di mulut Hae Young dan mengigit bersama-sama.
Soo Kyung dengan timnya mulai menyanyi sambil menari
diatas panggung,Si cantik Hae Young dan Hae Young hanya duduk berdua dan
nampaknya Si cantik Hae Young berusaha untuk bisa lebih akrab lagi dengan Hae
Young dan terus memeluknya.
“Hae Young, apa kau sedang
pacaran?” tanya si cantik Hae Young, Hae Young pikir temanya itu sudah
bertemu dengannya kemarin.
“Jadi maksudmu kalian berdua
pacaran? Kupikir
kau mengatakan itu cuma
buat main-main saja.” Ucap Hae Young
“Sampai kita mengucapkan "Aku
mencintaimu" dan
"mari kita menikah..."...bukankah kita masih main-main? Bagiku, sebelum kami berucap
janji untuk menikah, aku
menyebutnya itu masih main-main.” Ucap Hae Young
Si cantik Hae Young dengan wajah serius bertanya apakah
Hae Young sudah tidur dengan Do Kyung,
suasana ramai didalam ruangan nampak hening di telinga keduanya, Soo
Kyung nampak di gendong oleh bebera pria, sementara Duo Hae Young saling
menatap, Hae Young mengangguk membenarkan. Si cantik Hae Young terdiam dan
nampak terlihat shock.
“Yahhh....Kau masih tidak tahu caranya berbohong ya. Kau masih sama seperti yang dulu. Bagaimana bisa kau masih seperti anak SD? Kau seperti anak berumur sembilan
tahun dan imut sekali. Itu sebabnya aku menyukaimu,
Hae Young.” Ucap Si cantik Hae Young sambil memeluk
Hae Young nampak tak percaya ucapan temanya
Soo Kyung selesai menyanyi, pria lain pun meminta si
cantik Hae Young untuk bernyanyi dipanggung. Direktur Choi yang tadinya
tertidur setelah minum langsung terbangun mendengar suara si cantik Hae Young
menyanyi, si cantik Hae Young terus menyanyi dengan senyuman, Hae Young dan Soo
Kyung kembali menatap sinis.
Hae Young naik keatas panggung, menyanyikan lagu dengan tarian tapi semua pria tertuju pada Si
cantik Hae Young yang duduk dengan dikellingi para pria. Awalnya dua wanita
ikut menari diatas panggung sampai akhirnya terlihat malu memilih turun, hanya
ada Hae Young dan Sung Jin. Direktur Choi mengeluh dengan Hae Young yang
memilih lagu berisik seperti itu. Hae Young semakin mengila diatas panggung.
“Sudah jangan nyanyi lagi.!!! Tolong matikan lagunya.!!!” Jerit seorang pria pada Hae Young,
Tapi Hae Young malah menganti lagunya, Sung Jin mengajak
Hae Young untuk duduk saja tapi Hae Young tetap ingin menyanyi satu lagu lagi.
Si cantik Hae Young pun pamit pergi pada semua pria karena akan bernyanyi dan berjanji akan segera kembali.
“Unni, apa kau tidak minum? Ayo kita minum ini bareng !!” ajak Hae Young ramah dengan mengangkat dua
gelasnnya.
“Apa Kau minta pukul? Jangan pura-pura baik.” Tegas Soo Kyung sinis dengan memukul keras punggung
mantan pacar adiknya, Si cantik Hae Young mengerti.
Hae Young masih menyanyi sendirian dan Sung Jin masih
memberikan semangat, pria yang lain menyuruh Sung Jin agar membujuk Hae
Young supaya
duduk saja, Hae Young tetap menyanyi dengan suara
lantang seperti ingin melepaskan beban pikiranya. Si cantik Hae Young menari
dibangkunya dengan gaya imut.
“Asisten Manajer Oh! Bisakah kau melepas syal yang di lehermu itu? Kau nanti dibandingkan dengan si cantik Manajer Oh Hae Young
kita. Ayolah!” ucap si pria mabuk, Hae Young hanya diam diatas
panggung
“Kalau begitu aku yang akan melepaskan syalku saja.”kata Si cantik Hae Young akan melepaskanya, tiba-tiba
terdengar suara teriakan Hae Young dari atas panggung
“Jangan dilepas! Aku bilang Jangan dilepas! Kau adalah kau dan Aku adalah aku.” Tegas Hae Young dengan mata melotot, si cantik Hae
Young sempat kaget tapi setelah itu langsung memakai kembali syalnya
Hae Young akhirnya mendapatkan teguran dari Direktur
Choi. Ia tahu keduanya itu satu
SMA bareng tapi menurutnya ada rasa
hormat di perusahaan
“Bagaimana kau bisa berteriak
padanya seperti itu? "Kau
adalah kau; dan aku adalah aku"? Betapa
kasarnya ucapan itu. Aku
sudah bilang jaga sikapmu, kan? Lalu kenapa tiba-tiba begini?” kata Direktur Choi, Hae Young pun hanya bisa tertunduk
meminta maaf.
“Untuk dapat mempekerjakan Manajer
Oh... Apa kau tahu betapa sulitnya
perusahaan membujuk dia?!! Aku bertanya apakah kau tahu itu! ” jerit Direktur Choi,
Hae Young hanya bisa diam dengan meremas syal ditanganya,
si cantik Hae Young pun melepaskan syalnya agar tak memperkeruh suasana. Soo
Kyung mulai berbicara dengan bahasa prancisnya “Aku juga, Aku mungkin tidak masalah dengan hal itu. Bagus.” Seperti
setuju dengan sikap Hae Young.
Do Kyung dkk makan malam bersama sambil minum direstoran
memberitahu Mulai
sekarang, mereka akan mengambil beberapa tawaran pekerjaan dan tak perlu terlalu memikirkan tentang kualitas pekerjaannya. Park Hoon berkomentar kakaknya saja yang memikirkan hal
itu dan itu pasti karena uang.
“Jujur, demi membuat mahakarya... kita tidak ingin bekerja dan menguras energi secara
berlebihan. Apa
hidupku akan lebih baik jika begitu? Aku
tidak mau kau hanya memikirkan kita dan
selalu disalahkan oleh Ibumu.” Jelas Si pria tambun,
“Kita melakukan pekerjaan yang
ringan saja, jadi dia tidak akan tahu tentang bayaran uangnya. Jika dia minta uang, katakan saja kau tidak punya. Kami memang tidak berhak bilang
begini, karena
kau yang mengupah kami. Melihat
kau disalahkan terus
setiap kali...itu juga membuat kami kesal.” Ungkap si
pria tambun nampak sedih
“Aku setuju. Kita lakukan pekerjaan ringan
saja, terlepas
dari kualitas. Kita
lakukan yang erotis dan yang kekanakan juga. Biar lebih gampang. Kenapa kita harus peduli kualitas pekerjaan yang kita
dapatkan?” komentar pria berkumis
“Aku suka yang erotis dan akan bekerja dengan baik.” Kata si pria yang nampak paling muda.
Si pria berkumis menegaskan dirinya itu yang lebih spesialisasinya karena Dulu pernah bekerja di pekerjaan
seperti itu sekali seminggu dan membuka suara
dengan jempol dimasukan mulutnya. Park Hoon bergidik kesal tapi setelah itu
menyuruh mengulanginya lagi. Semua pun tertawa, si pria tambun pun memuji
temanya itu sangat baik melakukanya.
“Bukankah suaranya bagus? Suara yang kita dengar saat dua orang yang berciuman... berasal dari gosokan handuk. Kita basahi handuknya dan
menggosoknya.” Kata si pria berkumis.
Seorang bibi keluar menuju ke depan kasir, telinga Do
Kyung merasakan sesuatu yang berbeda lalu meminta agar memperbesar volume
musiknya, karena sangat menyukainya jadi ingin merekamnya. Park Hoon melihat
kakaknya berkomentar kumat lagi kebiasaan kakaknya. Do Kyung keluar dari
restoran dengan memakain earphone untuk melakukan rekaman.
Di samping restoran terlihat Soo Kyung dkk mulai pulang
satu persatu dimulai oleh Direktur Choi yang masuk mobilnya lebih dulu. Sung
Jin sempat mengumpat marah pada Direktur Choi yang memarahi bawahanya, Hae
Young melirik sinis pada si cantik Hae Young yang masih di kerubungi pria
padahal mereka akan pulang.
“Sudahlah. Direktur Choi memang seperti itu sepanjang
waktu.” Ucap Sung Jin pada Hae Young agar lebih tenang.
Hae Young dengan lemas ingin pulang saja, tapi langkahnya
terhenti melihat Do Kyung didepanya dengan memakai earphone. Senyum bahagia
terpancar, seperti tak percaya Do Kyung setuju dengan rencana untuk
menjemputnya, dengan suara lantang pamit pergi dulu pada si cantik Hae Young
karena sudah ada yang menjemputnya. Setelah itu berteriak memanggil “Sayang”.
Do Kyung membuka matanya bisa merasakan teriakan
seseorang, Hae Young berrlari ke arahnya, Do Kyung hanya bisa
mengeleng-gelengkan kepala melihat tingkah tetangganya yang berlari ke arahnya.
Hae Young langsung melompat ke pelukan Do Kyung layaknya sepasang kekasih. Park
Hoon dkk baru keluar melonggo melihatnya, begitu juga teman-teman Hae Young.
Hae Young berbisik di telinga Do Kyung agar mulai
berputar, Do Kyung berputar ke kanan dan terlihat kaku, Hae Young memberikan
senyuman bahagia pada teman-temanya untuk pamer. Si cantik Hae Young terlihat
berkaca-kaca dengan mata memerah melihat Do Kyung yang menangkap Hae Young saat
berlari ke arahnya. Hae Young kembali meminta Do Kyung berlari ke arah
sebaliknya. Do Kyung pun kembali berputar demi Hae Young.
Setelah itu Hae Young turun dari tubuh Do Kyung,
memberikan senyuman lebarnya pada teman-teman kantornya dan meminta agar Do
Kyung memeluknya. Park Hoon heran melihatnya, bertanya apakah kakaknya mengenal
wanita itu. Do Kyung tak menjawab dan langsung memeluk Hae Young lalu berjalan,
Park Hoon dkk makin melonggo dengan yang dilakukan bossnya.
Hae Young dengan gigi yang dikatupnya menyuruh Do Kyung
untuk tersenyum, Do Kyung tersenyum tapi terlihat terpaksa. Hae Young meminta
senyuman penuh rasa cinta. Do
Kyung terlihat tersenyum bahagia mendengarnya. Si cantik Hae Young nampak
terpaku dengan yang dilihat didepanya bahwa Do Kyung tersenyum dan berpelukan
dengan wanita yang memiliki nama yang sama. Hae Young pun dengan bangga pamit
pada temanya untuk pulang lebih dulu.
Do Kyung melihat sekilas tatapan mata mantan pacarnya dan
langsung membalik arah dengan meninggalkan teman-teman Hae Young. Hae Young
memperingatkan agar tak mengalih arah jalan mereka karena ingin jalan ke arah
si cantik Hae Young lalu membalikan badan, tapi pelukan Do Kyung tak bisa
membuat Hae Young membalikan arah meminta agar mereka pergi saja. Si cantik Hae
Young seperti berusaha menahan tangis langsung pamit untuk segera pulang.
Setelah jauh dari restoran, Do Kyung langsung melepaskan
pelukanya, Hae Young menjerit bahagia, membahas tentang wajah Si cantik Hae
Young yang langsung berubah ketika melihat mereka berdua. Do Kyung tak sanggup
berkata apa-apa.
“Selama makan malam tadi, dia selalu meremehkanku. Wahh... ini seru sekali. Aku
sangat senang, Kau
bilang tidak mau datang
jemput. Jadi kenapa kau datang?” kata Hae Young
“Apa Kau pikir aku datang kesini karena kau? Aku sedang keluar makan malam dengan karyawanku. Bagaimana aku bisa tahu kau sedang makan dimana?” ucap Do Kyung marah, Hae Young pikir tadi itu Do Kyung
sedang menunggunya. Do Kyung menegaskan kalau ia sungguh tidak tahu karena sebelumnya mengatakan tidak
akan jemput.
“Maafkan aku... aku
tiba-tiba bersemangat karena melihatmu
saat mau pulang...” komentar Hae Young tak enak
hati
“Sudah kubilang jangan melakukan
hal seperti itu. Memangnya kau ini masih anak kecil apa?!! Kenapa kau ingin melakukan hal
seperti itu? Kelihatan
jelas sekali tadi itu seperti
akting.” Teriak Do Kyung kesal
Hae Young pikir tidak, Do Kyung menyuruh Hae Young
menyudahinya karena sebelumnya sudah memperingatkan agar tak melakukanya. Hae
Young merasa Do Kyung itu masih menyimpan rasa pada Si cantik Hae Young,
menurutnya jika Do Kyung masih
ada rasa untuk mantan pacarnya itu mungkin
akan berhasil.
“Dia pasti sangat cemburu
sekarang. Maka itu
berarti kita sedang menyalakan api.” Pikir Hae Young
“Aku tidak akan mengatakan ini
lagi. Jangan
pernah bicara tentang Oh Hae Young lagi.” Tegas Do Kyung lalu beranjak pergi meninggalkan Hae
Young.
Do Kyung kembali ke restoran, Anak buahnya sudah
membereskan alat perekam. Park Hoon menangkap earphone yang dilemparkan
kakaknya lalu bertanya siapa wanita itu,
apakah kakaknya mengenalnya.
“Memangny Kenapa? Apa aku akan melakukan
itu dengan
wanita lain juga?” teriak Do Kyung marah, Park
Hoon heran melihat kakaknya marah padahal hanya ingin tahu saja. Do Kyung pun
masuk mobil dan melajukan mobil dengan cepat.
Di tengah jalan, Do Kyung tiba-tiba memutar arah mobilnya
kembali. Hae Young berjalan di pinggir jalan sendirian tiba-tiba dikagetkan
dengan mobil yang berhenti disampingnya. Do Kyung menurunkan jendelanya
menyuruh Hae Young masuk ke dalam mobilnya.
Akhirnya Hae Young masuk ke dalam mobil, suasana nampak
sunyi lalu Hae Young memulai dengan meminta maaf. Do Kyung pikir tak perlu dan
menyuruh agar tak mulai berbicara lagi. Sepanjang perjalan pun keduanya hanya
diam saja.
Didepan rumah, Do Kyung menghentikan mobilnya dan
menyuruh Hae Young masuk rumah. Hae Young pikir Do Kyung itu tak akan pulang
jika sedang marah. Do Kyung mengatakan kalau ia sedang sibuk jadi aka kembali
berkerja. Hae Young turun dari mobil dan terus melihat mobil Do Kyung sampai
menghilang dari matanya.
Di cafe
Hae Young menopang dagu sambil melamun, Hee Ran duduk
didepannya menemani temanya yang sedang galau. Hae Young mengaku cuma
alasan minta Do Kyung pura-pura acting dan alasanya itu supaya bisa bertemu dengan Do
Kyung meskipun
itu cuma pura-pura dan memanga sangat ingin
melihatnya.
“Astaga, mengejutkan sekali jika Park Do Kyung dan Oh Hae Young berkencan. Lebih mengejutkan lagi ternyata kau menyukainya. Jadi Sejak kapan?” ucap Hee Ran, Hae Young sendiri juga tak tahu bisa
menyadarinya.
“Pasti ada alasannya, kau
menyukainya” kata Hee Ran yakin
Flash Back
Pikiran Hae Young melayang saat Do Kyung berada di bar
yang sama lalu kembali ke tempat duduknya sambil berkata “ Kenapa kau menangis? Apa ada orang yang memukulmu?”
Setelah itu mengantarnya pulang sambil berpesan “Apa pun yang
terjadi, tetaplah hidup. Bahkan jika hidup itu menyakitkan, jalanilah hidupmu. Jika kau bertahan, maka kau sudah menang.”
Ketika memesan jajangmyung, Do Kyung masuk ke rumahnya
menaruh sepatu miliknya didepan pintu sambil mengomel “Apa kau mengumbar-umbar kalau kau itu hidup sendiri? Orang itu
berbohong, dia punya kembaliannya.”
Lalu di warung tenda sunga Han, Do Kyung tiba-tiba
memujinya “Kau terlihat cantik
kalau lagi makan. Aku bilang itu biasa-biasa saja” Setelah itu Do Kyung menangkapnya ketika berlari
kepelukannya yang membuatnya sedikit terkejut.
“Jika orang lain
seperti itu juga padaku....akankah aku juga menyukainya?”
Hae Young mengingat saat pertama kali bertabrakan dengan
Do Kyung yang membuat hidungnya berdarah, dan melihat tatapan mata Do Kyung
yang berbeda menatapnya.
“Aku pikir
tidak mungkin.... Aku hanya
menyukainya dari awal.”
Hae Young mengingat saat mengambil dompet Do Kyung
ditenga jalan tanpa rasa takut akan tertabrak, Hee Ran hanya bisa menghela
nafas melihat tingkah temanya.
Hae Young berjalan sendirian sambil bergumam “Ikan yang hidup di
air yang berbeda tidak akan bisa bertemu. Si cantik Oh Hae Young yang dari golongan pertama bertemu dengan
orang yang sama dengan dia.”
Si cantik Hae Young waktu SMA bertemu dengan pria-pria tampan
dan kaya untuk pertama kalinya.
“Sedangkan aku, yang
termasuk dalam golongan ketiga, bertemu dengan orang yang sama”
Beberapa temanya hanya bisa mengeluh melihat pria dengan stock terakhir tapi Hae
Young nampak bahagia. Lalu mengingat kembali kemesraannya dengan Tae Jin
dikamarnya ketika mereka akan menikah.
“Tae Jin, orang yang
harusnya kunikahi... adalah pria yang tak masuk dalam golongan ketiga.”
Tae Jin terlihat gugup mutuskan agar mereka tak jadi
menikah dengan lasan tidak tahan melihat cara Hae Young makan.
“Apakah dia akhirnya
berpacaran dengan wanita yang masuk dalam golongan yang sama dengannya? Ketika aku belajar Park Do Kyung mencintai Oh Hae Young... aku juga belajar bahwa dia masuk dalam
golongan pertama. Inilah kompetisi yang takkan bisa kumenangkan.”
Hae Young berhenti melangkah sejenak seperti semangat
hidupnya kembali hilang dan ingin menyerah.
“Aku memutuskan
untuk tidak terlalu berhati-hati dan ragu-ragu. Aku meyakinkan diriku sendiri bahwa akan mencintai sampai aku dicampakkan.” Lalu kembali melangkah dengan keyakinan.
Hae Young pulang kerumah melihat papan triplek yang
menghalangi ke kamar Do Kyung, dengan kesal mencoba mendorong karena tak ingin
jalanya itu dihalangi untuk masuk kamarnya.
“Apa kau takut aku akan mencoba untuk ambil keuntungan
darimu?” jerit Hae Young akhirnya duduk lemas dilantai
“Ada untungnya juga menyukai tetangga sebelahmu. Aku jadi ingin pulang lebih
cepat. Aku
biasanya tidak mau pulang ke rumah sebelum
aku mabuk. Tolonglah
pikirkan aku dan
pulang lebih cepat. Aku
tidak akan memintamu untuk membalas perasaanmu padaku. Aku hanya kesepian
sekali.” Jerit Hae Young sambil menangis
“Ini bahkan belum malam. Apa yang akan ku lakukan sekarang?” ucap Hae Young nampak frustasi, Di kamar Do Kyung
terlihat pita kaset untuk merekam suara yang terjadi dikamarnya.
Do Kyung sedang pergi ke dokter kembali melakukan
konsultasi. Dokter bertanya Dalam
gambar hitam putih yang dilihat...apa
Do Kyung pernah melihat wanita yang tadinya akan dinikahinya, Do Kyung mengatakan tak sekalipun terlihat wajah
mantan pacarnya.
“Apa Kau belum pernah melihat orang
lain di
penglihatanmu?” tanya Dokter
“Tidak.... Kecuali tetangga sebelahku.” Kata Do Kyung, Dokter pun beranjak pergi ke arah sofa.
“Mungkin ini terdengar aneh bagimu, Einstein pernah mengatakan ini. Itu hanyalah ilusi bahwa kita
membedakan masa lalu, sekarang, dan masa depan. Entah itu ada dalam DNA atau jiwa
kita... yang dia
maksud bahwa catatan hidup
kita sebenarnya sudah tertulis. Ini
berarti memori hidup yang kita miliki... bisa muncul tidak secara tepat
waktu.” Jelas Dokter
“Ketika kau memikirkan tetangga sebelahmu...apa gambar
pertama yang
muncul di pikiranmu? Apa
gambar terkuatnya?” tanya Dokter
Do Kyung sudah berjalan pulang dengan mengingat yang
dikatakan pada Dokter.
“Aku merasa sangat
sedih padanya sampai itu membuatku gila. Sayap dia patah karena batu yang
kulemparkan padanya. Dia seperti burung yang terbang ke lenganku,
tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku ingin dia cepat
sembuh dan terbang jauh.”
Do Kyung berdiri tepat saat melihat Hae Young yang
berjalan berlawan arah dengan tangan yang di gips. Saat Hae Young membalikan
badanya , Do Kyung bisa melihat dari matanya ada sebuah kesedihan yang
terpendam.
“Entah bagaimana aku ingin dia cepat sembuh dan terbang jauh. Tapi!!! ...Aku takut mungkin aku jatuh cinta padanya saat melakukan hal itu.”
Ternyata Do Kyung mendengarkan ucapan Hae Young saat
menelpnya “Kenapa kau tidak
pulang? Apa Kau marah? Kenapa kau begini? Pulanglah.” Ketika
sampai dirumah, Do Kyung bisa berjalan dan turun dari mobilnya tapi Hae Young
membantunya untuk masuk karena tubuhnya tak bisa berdiri dengan tegak.
Do Kyung mengetik nama di ponselnya [Tetangga
sebelah] terlihat ragu untuk menelpnya.
Si cantik Hae Young duduk dengan sangat elegan di pinggir
tangga sambil melihat berkas ditanganya. Hae Young nampak terpesona melihat
kaki Si cantik Hae Young yang benar-benar jenjang. Si cantik Hae Young tersadar
Hae Young ada didekatnya, lalu menyapa Hae Young yang baru selesai berkerja.
Hae Young pun dengan wajah canggung memilih untuk pamit pergi lebih dulu. Si
cantik Hae Young nampak sedih melihat Hae Young yang pergi.
Si cantik Hae Young pulang kerumah menyusuri trotoar,
wajahnya tersenyum melihat toko barang-barang antik dengan mesin tik dan
beberapa barang jaman dulu yang masih terlihat sangat rapih. Tiba-tiba ia
menjerit kesakitan dan langsung jatuh di dekat pagar, seorang wanita yang melihatnya
panik melihat Hae Young dan langsung menelp seseorang.
Do Kyung sedang berkerja diruang studio sendirian,
terlihat gambar Lee Dong Wook, tiba-tiba di telinganya mendengar pecahan kaca
yang dilempar sesuatu. Akhirnya ia keluar ruangan bertanya pada anak buahnya,
apakah mereka mendengar ada yang pecah. Si pria berkumis mengatakan tidak mendengar apapun. Do
Kyung melihat kesekeliling ruangan.
Tiba-tiba langkahnya terhenti, seperti merasakan bunyi
pecahan kaca di telinganya dan bayangan Hae Young kembali datang terlihat penuh
kemarahan melempar kaca.
bersambung ke episode 6
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
mbak deedee, makasih ya sinopnya...ternyata aq jadi suka banget ceritanya padahal episode 1 masih agak2 males tapi terus lanjut baca eh ternyata aq ngerasa nyesel kalau melewatkan ni drama. Tetap semangat ya Oennie...
BalasHapusWah itu... do kyung dapet bayangan pas hae young tau kalo do kyung yang secara gak langsung menghancurkan pernikahan nya ya?!
BalasHapus