Hannamdong
Dan Tae mengantar Joon Soo sampai ke depan rumah dan
mobilnya langsung dibawa oleh pelayan. Ia menannyakan keadaan Joon Soo kembali
sebelum masuk rumah, Joon Soo mengatakan sudah baik-baik
saja lalu menanyakan tarif yang harus dibayar. Dan Tae
menyebut 20 dolar. Joon Soo
pun memberikan uanganya dan langsung masuk ke dalam tanpa banyak berkata-kata.
“Wah.... Tempat yang sangat bagus.” Ucap Dan Tae melihat depan rumah yang nampak besar.
Pengacara Song menyambut Anggota Kongres dengan ramah di
sebuah hotel. Anggota Kongres nampak bahagia karena makan malam bahkan bisa
ditemani wanita cantik yang menemaninya jauh lebih menyenangkan. Gong Mi yang ada
disampingnya pun menyambut ramah anggota kongres. Pengacara Song pun merasa
senang kalau Anggota Kongres bisa menikmatinya.
“Kurasa aku perlu sedikit minuman
lagi. Pengacara
Gong, bagaimana jika minum di bar? Hanya kita berdua.” Ucap Anggota kongres mengodanya dengan memegang lengan
Gong Mi.
“Aku tidak bisa, Kami harus menghadiri upacara
peringatan untuk
nenek moyang kami hari ini dan akan
mulai pukul 12. Maaf,
tuan.” Kata Gong Mi menolak sambil melepaskan tangan Anggota
kongres
“Apakah orang-orang masih
menjalankan upacara peringatan pada
pukul 12?” sindir anggota Kongres, Pengacara Song
mengatakan kalau ia juga tak tahu.
Akhirnya Pengacara Song mengantarkan Anggota Kongres sampai didepan mobil,
Anggota kongres mengatakan mereka bisa melanjutkan
pembicaraan lain waktu. Pengacara Song mengerti dan
berpesan agar bisa menjaga dirinya baik-baik.
“Aku punya perasaan akan sibuk
untuk sementara waktu.” Ucap Anggota kongres sinis
lalu masuk ke dalam mobilnya. Keduanya membungkuk saat
“Pengacara Gong, bagaimana kau bisa berharap untuk
berhasil dengan sikap seperti itu? Kau pikir Kenapa
aku membawamu ke sini hari ini? Jika
kau mendapat pekerjaan karena penampilanmu, maka kau
harus bekerja lebih keras. “ sindir Pengacara Song
“Ada banyak pengacara yang ingin
masuk ke firma hukum kami.” Kata Pengacara Song
lalu masuk ke dalam mobilnya. Gong Mi hanya bisa tertunduk diam tanpa banyak bicara.
Ibu Gong Mi mengambil foto bekas luka dikaki anaknya yang
memar, lalu tak bisa terima wanita yang mencoba
untuk menggertaknya, tak akan
membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Setelah
itu meminta Gong Shim mengangkat tanganya, terlihat ada memar dilenganya.
“Aku akan memasukan dia ke penjara
atas tuduhan penyerangan.” Kata Ibu Gong Mi, Ayahnya
datang menyuruh istrinya untuk nanti saja yang mengambil foto dan lebih baik
mengobatinya lebih dulu.
“Kenapa kau harus melakukan itu?!!! Kita perlu harus mendapatkan
catatan dokter terlebih dulu besok pagi. Dia akan diperiksa setelahnya. Apa yang akan kau lakukan jika
lukanya sudah sembuh saat itu?” teriak Ibu Gong Mi,
suaminya pun bisa mengerti maksud istrinya.
“Kebodohanmu yang menyebabkan kita
masih hidup seperti ini.” keluh istrinya. Suaminya
juga mengeluh istrinya harus berbicara tentang itu
sekarang.
Gong Mi masuk ke dalam rumah, dua orang tuanya langsung
menyambutnya, Ibunya langsung menarik agar anaknya untuk mengajukan tuntutan dengan membuat berkas untuk kasus perdata
dan pidana serta memperkuat
semuanya, dengan melihat luka adiknya. Gong Mi tanpa ada rasa
penasaran hanya bertanya apa yang terjadi pada adiknya dengan luka dibagian
kakinya.
“Dia bekerja paruh waktu di sebuah
stasiun pengisian bahan bakar. Seorang
wanita yang datang untuk mengisi bensin menamparnya dan mendorongnya sampai jatuh, Shim diserang. Kita tidak bisa
membiarkan ini.” ucap Ibu Gong Mi tak terima
“Aku tidak bisa hanya mendengar
dari satu sisi dan harus mendengar keduanya,
Sekarang Aku lelah dan akan ke kamarku, jadi jangan bicara denganku.” Kata Gong Mi dingin lalu masuk kamar. Ibunya pun tak
bisa mencegahnya membiarkan anak sulungnya masuk kamar.
“Kakak macam apa yang mengatakan
itu, Dia lebih buruk dari orang asing. Bukankah seharusnya dia merasa
kasihan kepadaku? Apakah
aku yang bersalah di sini? Bagaimana
bisa seseorang bersikap seperti itu? Kalian
berdua berpikir Gong Mi benar
lagi, kan?” ucap Gong Shim kesal melihat kedua orang tuanya hanya
tertunduk diam.
“Aku
benar-benar tidak bisa mengatakan apapun.” Kata Gong Shim kesal
Di dalam kamar
Gong Mi duduk diam mengingat kembali ucapan pengacara
Song “Ada banyak pengacara yang ingin masuk ke firma hukum kami.” Seperti sebuah peringatan untuk dirinya.
Sementara di ruang tengah, Tuan Gong heran dengan Gong Mi
bisa berbicara saja dan tak perlu mengirimkan pesan. Gong Shim membaca pesan
yang dikirimkan kakaknya "Ambil foto dari
lukanya dan minta catatan dokter. Dapatkan salinan dari rekaman CCTV di stasiun pengisian bahan bakar. Amankan saksi... jika ada."
Gong Shim hanya diam saja, Ibu membela kalau kakaknya itu
sangat peduli pada adiknya dan meminta agar tak perlu marah pada kakaknya tanpa
masalah.
“Orang dalam hukum... harus dingin dan adil ketika
berhadapan dengan kasus apapun.” Ucap Tuan Gong duduk
dengan gaya bosnya.
“Karena kau sudah belajar 13 tahun
untuk ujian pengacara, kau
pasti tahu banyak tentang hal itu meskipun kau gagal.” Sindir Ibu Gong Mi
Tuan Gong mengalihkan pembicaran dengan bertanya pada
Gong Shim tentang pernyewa yang akan datang besok lalu bertanya apakah anaknya sudah mengosongkan ruangan
itu. Gong Shim mengatakan belum membereskan dan akan
melakukan sekarang, Ibunya menyuruh Gong Shim berhati-hati saat memindahkan
furniturnya karena kakaknya akan
marah jika terlalu
banyak suara. Gong Shim hanya bisa diam saja karena
tak ada yang membantunya.
[Rumah Kost]
Dan Tae tertidur diruangan yang sempit terdengar suara
tangisan anak kecil. Dalam mimpinya, seorang anak sedang menangis memanggil
ibunya di depan Studio Foto Hyundae.
Terlihat warna hanya hitam putih, sementara Dan Tae
terlihat berwarna mendekati si anak ketika akan mengelus kepalanya, bayangan
anak itu seperti hilang.
Dan Tae akhirnya terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah dan menyadari kalau itu mimpi. Selama ini Sudah cukup lama tidak
bermimpi, tapi kali ini mulai lagi dan bertanya-tanya siapa anak yang
menangis dalam mimpinya.
Dan Tae kembali tersenyum saat membuka microwave, melihat
sandwichnya. Dengan segelas kopi, duduk di minimarket sambil memakan
sandwichnya yang sangat nikmat. Setelah itu menatap ponselnya, teringat kalau
ponselnya itu tertukar saat berkelahi kemarin.
Ponselnya bergetar, tertulis di layar “rumah” Dan Tae pun mengangkatnya. Joon Soo pun
memberitahu kalau ia yang kemarin menyewa sopir penganti, Dan Tae mengatakan
kalau ia sopirnya. Joon Soo yakin Dan Tae sadar kalau ponsel mereka sudah
tertukar. Dan Tae juga tak menyangka
karena memiliki model yang sama.
Joon Soo pikir ponsel mereka tertukar
saat sedang ada keributan dan sekarang sudah membawa
ponsel milik Dan Tae. Dan Tae pun mengatakan akan menemuinya di sana.
Ibu Gong Mi mengantar anaknya dengan mobil, melihat wajah
anaknya hanya termenung bertanya apakah terjadi
sesuatu di tempat kerja kemarin. Gong Mi merasa bosnya
itu tidak menyukainya. Ibu Gong Mi bertanya apa yang terjadi sebenarnya. Gong Mi pikir ibunya itu tidak
akan mengerti. Ibunya terlihat tak bisa mengumpat pada
anak kesayanganya.
“Hei, apa kau pikir kita akan mendapatkan
banyak kompensasi
untuk kasus Shim?” ucap Ibunya penuh semangat,
“Dia sudah menceritakan semuanya
kepadaku, Kurasa kita akan bisa menang
dengan mudah.” Kata Gong Mi
“Wahh.. benarkah???
Pastikan untuk bersikap keras kepada penyihir itu. Jika aku sampai melihatnya, maka akan menarik semua rambutnya.” Kata ibu Gong Mi penuh semangat.
[Rumah Sakit Big Tree]
Gong Shim dan Joon Soo sama-sama akan masuk pintu masuk,
keduanya nampak canggung dan diam saja. Akhirnya Joon Soo menarik pintu dan
mempersilahkan Gong Shim masuk lebih dulu
“Kenapa dia
melakukan itu?” gumam Gong
Shim curiga lalu masuk lebih dulu.
Keduanya sama-sama naik lift, Joon Soo bertanya Gong Shim
mau ke lantai berapa. Gong Shim malah bertanya balik kenapa Joon Soo bertanya padanya
dengan nada penuh curiga. Akhirnya Joon Soo tanpa banyak berkata-kata menekah
lantai F.
“Dia terlalu baik
kepadaku, Aku harus berhati-hati.” Guma Gong Shim semakin curiga.
Didepan Counter pendaftaran
Keduanya sama-sama berada didepanya, Joon Soo kembali
membiarkan Gong Shim duluan. Gong Shim memberitahu suster untuk mendapatkan
catatan dokter. Suster bertanya apakah Gong
Shim pertama kali datang. Gong Shim mengatakan tidak karena pernah ke sini sebelumnya.
Suster bertanya siapa namanya, Gong Shim menyebutkan
namanya. Joon Soo yang mendengarnya
terlihat menahan tawa. Perawat bertanya dibagian mana yang terluka. Gong Shim
sudah duduk diruang tunggu, Joon Soo datang dan langsung duduk disampingnya.
“Kenapa dia duduk di sampingku? Aku harus berhati-hati.” Gumam Gong Shim sambil menarik tali tas yang diduduk
Joon Soo, lalu suster memanggil Gong Shim untuk masuk ke dalam.
Firma Hukum
Gong Mi terdiam saat melihat CCTV di pom bensin, salah
seorang wanita tak percaya ternyata Istri presiden membuat
kesalahan besar saat ini dan Media
akan gila jika video ini
tersebar.
“Aku baru saja menelepon gadis di
dalam video, Tapi dia
tidak memiliki rencana untuk menyelesaikan ini. Dia berencana mengajukan gugatan
hukum hari ini.” jelas si pria
“Ini cukup buruk untuk menghalangi, Presdir Song masuk ke dalam politik. Mereka memiliki pertemuan darurat
tentang hal ini. Tidak
ada yang bisa mereka lakukan,
Buktinya ada di sini, Dia sudah tamat sekarang”
kata si wanita, pasrah Lalu bertanya pendapat Gong Mi yang melamun, Gong Mi
tersadar dari lamunannya, tak bisa berkata apa-apa.
Presdir Song nampak benar-benar marah melihat video CCTV
kelakuan istrinya, lalu menutup laptopnya.
“Tidak peduli berapa banyak yang
mereka minta, berikan
saja kepada mereka. Pastikan
saja mereka tidak menuntutnya. Jika
dia Sampai mendapatkan gugatan, itu akan tersebar.” Kata Presdir Song
Gong Mi nampak gugup masuk ke dalam ruangan, Presdir Song
nampak sinis menyuruhnya untuk menunggu diluar. Gong Mi mengatakan akan
memastikan bahwa gadis itu tidak akan
menuntut. Presdir Song merasa Tidak ada yang bisa
menghentikannya jadi tak mungkin Gong Mi
bisa melakukanya. Gong Mi mengatakan akan mempertaruhkan
hidupnya jadi lebih baik menyerahkan semuanya padanya.
Gong Shim menyandarkan kepalanya di bus, menerima telp
dari kakaknya, memberitahu baru saja mendapatkan catatan dokter dan sedang naik bus ke firma hukumnya. Tiba-tiba terkejut mengetahui kakaknya menyuruh
pulang ke rumah, tapi akhirnya setuju akan
menemuinya di rumah.
Dan Tae membawa barang-barangnya masuk ke dalam rumah
burunya, tumpukan buku dan barang-barangnya masih ditumpuk. Lalu melihat
sekeliling sudah tak ada lagi barang Gong Shim. Ketika keluar rumah, tertempel
note “Passwordnya adalah 7354.” Senyumannya terlihat mengingat angka password.
Di taman
Dan Tae meminta maaf pada Joon Soo yang membuatnya datang ke dekat rumahnya. Joon Soo pikir tak masalah lalu
memberikan ponsel milik Dan Tae, begitu juga sebaliknya. Dan Tae memberitahu baru
saja memindahkan barang-barangnya, lalu menanyakan
keadaan Joon Soo sekarang. Joon Soo mengatakan
baru saja pergi ke dokter dan ternyata mengalami retak di tulang
rusukku.
“Aigoo... Jika kau beristirahat dengan
baik, aku yakin
itu akan membaik dalam waktu singkat.” Kata Dan
Tae
“Iya. Itu juga yang dikatakan
dokter.” Ucap Joon Soo
Tiba-tiba suasana terasa canggung, Dan Tae pun berharap
agar Joon So cepat sembuh dan pamit pergi. Joon Soo memanggilnya, mengaku belum
berterima kasih dengan benar semalam jadi
memberikan amplop berisi uang dan berharap agar Dan Tae bisa menerimanya. Dan
Tae melihat isi amplop yang cukup banyak merasa tidak
melakukan apapun, jadi memilih untuk tak
menerimanya karena Joon Soo sudah membayar layanannya.
“Aku bisa jadi jauh lebih buruk
sekarang kalau kau tak menolongku. Aku hanya tidak mendapatkan
kesempatan kemarin memberikanya. Tolong, terima lah.” Kata Joon Soo memohon,
“Aku benar-benar baik-baik saja, jadi tak perlu memberikanya” ucap Dan Tae menolaknya.
Joon Soo berusaha agar Dan Tae menerimanya, Dan Tae mengangkat
tanganya tak ingin menerimanya. Gong Shim baru pulang melihat Joon Soo yang
bertemu di rumah sakit, dan melihat Dan Tae mengangkat tangan ingin memukul,
berpikir memukuli orang untuk mendapatkan uang lagi.
Mobil partoli lewat, Gong Shim langsung menghentikanya
meminta petolongan dengan melaporkan ada
Pria itu mencuri uang dari orang lain jadi bisa menangkap basah dan menunjukan jalanya, Dua polisi pun mengikuti langkah
Gong Shim ke taman
Sesampai di taman, Gong Shim seperti baru menangkap basah
menyuruh keduanya untuk tak bergerak. Dua pria itu nampak binggung. Polisi
mengatakan kalau mendapat laporan bahwa Dan Tae memeras uang lalu bertanya apakah uang di dalam
amplop. Joon Soo
membenarkan kalau isinya memang uang.
“Bisakah kau menunjukkan kepada
kartu identitasmu kepada kami?” kata Polisi, Dan Tae
nampak binggung.
“Siapa yang membawa kartu
identitasnya saat mereka sedang berada di lingkungannya
sendiri?” ucap Dan Tae
“Dan kau.... kapan aku pernah mencuri
uang dari siapa pun? Dasar Kau gila” teriak Dan
Tae kesal pada Gong Shim
“Kau memukulinya untuk mendapatkan
uang, Aku melihat semuanya. Kau juga mengganggu tiga orang
bersepeda motor kemarin dan
meminta uang mereka. Jangan
berbohong kepadaku.” teriak Gong Shim yakin
“Kapan aku berbohong? Apakah kau memiliki bukti? Perlihatkan kepadaku, Sepertinya kau dendam kepadaku
untuk suatu alasan, dasarKau seorang wanita yang aneh.” Teriak Dan Tae kesal
Polisi mengajak keduanya untuk bicara dikantor saja dan
siap memborgol tangan Dan Tae. Joon Soo mengalanginya merasa ada
kesalahpahaman, sambil memeluk Dan Tae mengaku mereka
adalah teman dekat dengan
menceritakan dirinya itu berhutang
uang kepada Dan Tae dan ingin
membayar kembali,tapi menolak untuk menerimanya.
Setelah itu memberikan kartu namanya “Grup Star, Direktur
Seok Joon Soo” Polisi yang melihat nama Joon Soo langsung mengakui kalau
itu kesalahpahaman, lalu
bertanya apakah Gong Shim berpikir buruk tentang pria itu. Gong Shim
membenarkan. Dua polisi langsung memberikan hormat dan meminta maaf karena
mengangguk. Gong Shim ingin menahanya tapi dua polisi tetap pergi, akhirnya Dan
Tae yang menariknya dengan nada sinis bertanya mau kemana Gong Shim sekarang.
“Apakah kalian berdua benar-benar
berteman?” ucap Gong Shim, Joon Soo membenarkan
dengan menyakinkan memeluk Dan Tae.
“Kami teman dekat. Kau bilang aku ini Perampokan?
Omong kosong. Aku bukan
perampok, Cepat dan minta maaf.” Kata Dan Tae kesal
“Maafkan aku!!!” teriak Gong Shim yang membuat dua pria melonggo diam,
lalu pergi meninggalkan taman.
“Seperti inilah lingkungan tempat
tinggalku. Orang-orang
seperti dia berkeliaran di sini.” Ucap Dan
Tae lalu keduanya langsung melepaskan pelukanya.
Gong Shim pulang kerumah melihat semua sudah berkumpul di
ruang tengah, lalu memberitahu sudah memikirkannya, dan menyadari bahwa sudah bisa menulis permohonan di rumah, dengan memberikan sebuah amplop berisi catatan medis.
“Gong Shim.... Bisakah kau menahan diri dan
menutup kasus ini?” kata Gong Mi, Gong Shim
binggung apa maksudnya menutup.
“Jangan meminta ganti rugi atas
apa yang terjadi di
stasiun pengisian bahan bakar. Aku
akan membuat dia membayarmu dengan kompensasi yang cukup.” Jelas Gong Mi.
“Kau bilang Uang? Aku tidak melakukan ini untuk
uang.” Tegas Gong Shim
“Gong Shim. Tidak ada untungnya
membuang waktu melakukan
semua prosedur. Anggap
saja itu sebagai nasib buruk, dan
kita hentikan saja di situ. Bisakan?” kata
ibunya
Gong Shim tak habis pikir dengan ucapan ibunya, padahal baru tadi pagi mengatakan mereka harus memasukan wanita ke penjara. Ibunya menginjak kaki suaminya aga bisa membantu, Tuan
Gong menjelaskan apabila mereka menyewa pengacara yang
sangat mahal semuanya
mungkin tidak berjalan seperti yang diharapkan bahkan Kadang-kadang, penyerang juga
bisa menuntut korban.
“Apa yang terjadi? Kenapa semua
orang bertingkah aneh? Ini Tidak
mungkin. Aku tidak
akan mengampuni wanita itu. Aku
akan menuntut dia.” Tegas Gong Shim
“Gong Shim.... Tolong dengarkan aku. Wanita yang memukulmu adalah istri presdir dari firma
hukum di mana kakakmu bekerja.” Kata Ibunya, Gon Shim
menatap kakak, ibu dan ayahnya.
“Jadi itu alasannya? Apakah itu sebabnya kalian semua
berubah pikiran? Karena
aku bisa menghalangi kesuksesannya, Aku,
adik yang tidak pantas, harus tetap tenang dan menyingkir... bahkan jika aku diperlakukan
tidak adil. Apa itu
yang kau katakan? Apakah
karena kau bisa mendapat masalah di tempat kerja?” ucap
Gong Shim berdiri dari tempat duduknya
“Lalu apa yang harus aku lakukan? Apakah kau pikir aku bisa terus
bekerja di tempat itu jika mereka tahu bahwa
adikku menggugat istri presiden? Jika
aku dipecat, aku tidak akan bisa bekerja di firma hukum lain. Lalu apa Kau akan bertanggung jawab untuk
itu? Ini semua
demi keluarga kita. Dengarkan
saran kami jika kau tidak tahu apa yang terjadi.”
kata Gong Mi dengan nada sedikit tinggi
“Berhenti mengatakan itu demi
keluarga dan Berhenti berpura-pura peduli
kepadaku. Kau hanya
peduli tentang dirimu sendiri. Begitulah
caramu hidup sampai sekarang. Kau hanya satu – satunya dirumah ini. Begitulah cara kalian semua
hidup.” teriak Gong Shim dengan mata berkaca-kaca menahan
tangis.
“Apakah kalian peduli tentang aku? Kalian hanya peduli tentang
Eonni, terlepas dari apa yang terjadi padaku. Ibu dan ayah. Aku tahu kalian
tidak bicara tentang aku kepada
teman kalian, Kalian
hanya berbicara tentang Eonni. Apakah
kalian malu karena aku memiliku?” teriak Gong Shim
dengan air mata mengalir, ayah dan ibunya hanya bisa tertunduk diam.
“Apa kalian tahu kenapa...aku pindah ke
rumah atap di musim dingin? Aku
ingin keluar dari rumah ini dan tidak
ingin terus melihat keluargaku. Aku
ingin menjauh darimu. Itu
sebabnya aku pindah ke rumah atap menggunakan semua uangku.” Jelas Gong Shim sambil menangis
Lalu berbicara pada kakaknya, tentang saat ia ingin belajar
bahasa Italia tapi kakaknya malah menertawakan bahkan
mengejeknya. Lalu memberitahu alasan belajar bahasa itu karena ingin pergi
ke Italia dan mulai melukis dan itu smeua impianya. Jadi entah
kapan ia bisa pergi, tapi ia akan belajar
bahasa Italia agar bisa
mewujudkan impiannya.
“Aku punya impianku sendiri dan ingin melakukan banyak hal. Apakah kalian pikir aku tidak punya impian? Di pom
bensin, Aku
didorong ke tanah dan dipukul berkali-kali, Apa Kalian
mendengarku? Ibu.... Ayah... Aku ditampar di wajahku” teriak Gong Shim, keduanya hanya bisa diam, begitu
juga Gong Mi
“Apakah kalian tidak merasa sakit hati dengan apa yang terjadi pada
anakmu? Apakah Unnie tidak merasa buruk tentang apa
yang terjadi pada adikmu? Aku... akan pastikan menuntutnya.” Tegas Gong Shim sambil menangis lalu keluar dari rumah,
Ibunya memanggil anaknya agar tak menuntut, Tuan Gong tertunduk sedih seperti
merasa bersalah dengan anaknya.
Gong Shim naik ke atap dan langsung menangis
sekuat-kuatnya, sambil berteriak “Kenapa semua orang
melakukan ini kepadaku?"
Dan Tae melongo melihat restoran yang cukup mewah diajak
oleh Joon Soo, menurutnya tempat itu sangat mahal hanya untuk makan. Joon Soo
sambil menuangkan arak menyuruh Dan Tae makan saja tak perlu memikirkanya.
Gong Shim ditempat lain, minum bersama temanya sambil
makan belut panggang lalu bertanya apakah temanya punya kenalan seorang
pengacara. Temanya mengaku kenal satu orang, Gong Shim langsung sumringah meminta agar memperkenalkan
orang itu kepadanya, Temanya mengatakan kalau
itu kakak Gong Shim.
“Berhenti mengejekku. Bagaimanapun, aku diperlakukan tidak adil, jadi
perlu bantuan secara hukum. Apakah
kau tahu pengacara yang tidak terlalu mahal?” kata Gong
Mi
“Aku akan mencari informasi. Apakah kau bertengkar dengan
kakakmu?” ucap Temanya
“Aku akan minum banyak hari ini. jadi Lebih baik kau mencoba
mengimbangiku.” Kata Gong Mi lalu mulai bersulang.
Dae Tae dan Joon Soo kembali bersulang dan memilih untuk
makan lobak yang ada dipiring dan menyisakan sushi dengan telur diatasnya. Joon
Soo bertanya kenapa Dan Tae tak memakan sushi telurnya. Dan Tae mengaku alergi
jadi tak perna makan telur. Joon Soo nampak tak percaya karena ia juga alergi
dengan telur.
“Ayahku adalah sangat alergi
terhadap telur, Aku seperti dia.”kata Joon
So
“Itu lucu. Sepertinya kita
memiliki banyak kesamaan.” Komentar Dan Tae
“Aku juga aneh merasakan hal yang sama.” Balas Joon Soo lalu mengajak mereka kembali minum.
Gong Shim dan temanya sudah pindah ke bar dan langsung
meminum habis satu gelas penuh bir. Ia menceritakan hal yang
paling mengejutkan untuk dirinya sepanjang
hidupnya.
“Saat itu aku masih seorang siswa
sekolah menengah Aku
menerima hasil tes DNA ayah.” Cerita Gong Shim
Flash Back
Gong Shim melihat berkas ditanganya hasil Tes DNA, orang
tua dan kakaknya terlihat menunggu.
“Saat tahun keduaku
sebagai seorang siswa sekolah menengah, Aku berteriak dan
menjerit saat mendapatkan hasil tes DNA ayah. Aku tidak percaya
bahwa aku adalah putri dari orang tuaku. Aku benar-benar
berharap hasilnya negatif. Tapi... Aku benar-benar
anak dari orang tuaku dan adik dari Gong Mi.”
Gong Shim langsung menangis melihat hasil kalau ia anak
kandung dan memiliki kakak kandung,
Gong Shim yakin temanya itu tahu tentang kakanya, Temanya
sudah tahu kalau Gong Mi yang dianggap penuh
dengan semua gen yang hebat. Gong Shim menjerit tak
percaya mereka itu bersaudara kandung padahal begitu
berbeda.
“Dan bagaimana bisa mereka... malu kepadaku karena aku putri
dan adik mereka? Tapi
apakah kau tahu yang
lebih konyol? Jujur saja, Aku juga malu pada diriku
sendiri.” Jerit Gong Shim sambil menangis
“Gong Shim, kau mabuk. Ayo pulang, Ini sudah lewat tengah malam.”ajak temanya
“Jika kau ingin pergi, kau boleh
pergi, tuan Cinderella. Bisa
aku meminta segelas bir, tolong?!!
Gong Shim yang mabuk berjalan sendirian pulang sambil
menyalakan bel sepedanya, menyuruh semua orang yang ada didepanya minggir.
“Aku punya botak di kepalaku. Botaknya lebih besar dari sebuah
koin. Jadi Jangan
main-main denganku.” Terika Gong Shim mabuk
berjalan pulang sambil terus menyalakan bel sepedanya.
Pagi hari
Dan Tae tidur di kamar barunya dengan bertelanjang dada,
lalu ia merasakan kegelian sendiri. Gong Shim tiba-tiba keluar dari selimut dan
berbaring disamping Dan Tae, mulutnya menyentuh pipi Dan Tae tanpa sadar. Dan
Tae seperti merasakan kegelian dan meminta agar menghentikanya.
Gong Shim semakin membabi buta membuat bibirnya seperti
mencium wajah Dan Tae dan Dan Tae merasa kegelian kembali meminta
menghentikanya. Tiba-tiba Gong Shim mendorong kepala Dan Tae membuatnya terbangun.
Akhirnya Dan Tae terbangun, betapa terkejutnya melihat Gong Shim yang berbaring
di tempat tidurnya. Gong Shim juga menjerit melihat Dan Tae dan langsung
menendangnya, menyuruh keluar dan langsung mengumpat si mesum.
Dan Tae meminta maaf sambil menangis kalau dirinya itu
terlibat mesum, tapi setelah itu berteriak marah kalau ini adalah kamarnya.
Gong Shim menutupi semua tubuhnya dengan selimut lalu berdiri dan tersadar
kalau memang sudah salah. Dan Tae bertanya siapa wanita yang bisa masuk ke
kamarnya.
“Apakah kau tidak mengubah
passwordnya?” tanya Gong Shim
“Aku tidak mengubah passwordnya.” Kata Dan Tae dengan mata melotot
“Kenapa kau tidak mengubahnya?
Kenapa?” jerit Gong Shim lalu menyuruh untuk berbalik.
“Kau marah kepadaku karena kesalahanmu
sendiri.” Keluh Dan Tae sambil berbalik
Gong Shim mengambil tasnya, beberapa barangnya jatuh dan
belnya pun gelinding dikolong lemari. Ia langsung buru-buru mengambil buku dan
kunci dan keluar dari kamar. Don Tae melirik heran melihat Gong Shim yang
marah-marah keluar dari kamarnya. Gong Shim menjatuhkan sepatunya di depan
kamar.
Dan Tae keluar kamar dengan memakai wig milik Gong Shim,
memberitahu kalau lupa dengan wignya. Gong Shim mengumpat lalu menarik wignya
dari kepala Dan Tae setelah itu berlari menuruni tangga. Dan Tae tersenyum lalu
menyuruh Gong Shim mengembalikan selimut miliknya.
Gong Shim sudah ada disauna dengan makan kimbap dan telur
rebus, duduk sendirian dengan minuman menghilangkan dahaganya. Ponselnya
bergetar, temannya menelp memberitahu sudah mencari
pengacara dan menemukan Ada
seseorang yang suka membantu orang yang dalam kesulitan, orangnya yang cukup baik.
“Jadi dia tidak akan mengenakan biaya
yang terlalu besar, kan?” kata Gong Shim memastikan
“Kalau begitu aku harus meminta pembelaan kepadanya. Tolong kirimi aku alamat
kantornya.” Ucap Gong Shim
Lalu memberitahu temanya kalau ia kabur dan tak pulang ke
rumah. Seteah itu ia pindah ke kursi pijat, menurutnya orang tuanya itu tak akan
mencari sama sekali. Temannya berpikir suara Gong Shim bergetar tanda kalau
marah. Gong Shim menegakan badanya agar memastikan suaranya tidak gemetar,
setelah itu kembali menyandarkan badanya dengan merasakan kenikmatan kursi
pijat.
Di dalam bus, Gong Shim duduk sendirian. Kakaknya
mengirimkan pesan peringatan pada ponselnya “Gong Shim, jangan pernah berpikir untuk menggugatnya. Jika kau melakukannya, Kau akan membunuh
keluarga kita dengan tanganmu sendiri. Hubungi aku.”
Gong Shim menuruni tangga melihat papan nama “Firma
Hukum Guleum” senyumnya terlihat karena sudah
menemukan tempat yang dicarinya. Tiga orang pria keluar dari kantor, membahas
tentang pengacara yang mengajukan
pengaduan, lalu bos mereka menjadi takut dan segera
mentransfer uangnya.
“Apakah mereka... di sini juga untuk menuntut
seseorang?” gumam Gong Shim melihat tiga orang
didepanya.
“Pada awalnya, kupikir pengacara
kami adalah pengacau, tapi
dia benar-benar baik..” Cerita si pria dengan jaket
macan.
“Ketika dia memintaku untuk
membayar 70 dolar sebagai biaya pengiriman, aku sangat khawatir akan membuang
70 dolar secara sia-sia” ungkap si pria tambun, pria
satunya juga merasakan hal yang sama.
“Tapi bagaimana bisa dia bisa hidup
dengan uang sekecil itu?” kata si pria satunya
binggung
Dan Tae keluar dari kantornya memberitahu kalau ia mau makan
jajangmyeon dan meminta traktir.
Gong Shim melotot kaget melihat Dan Tae yang berbicara pada tiga pria
didepanya. Dan Tae mengarahkan pandangan ke arah tangga, melihat Gong Shim berdiri
tak jauh darinya. Gong Shm masih tak percaya kalau Dan Tae itu adalah pengacara.
Dan Tae akhirnya menyuruh ketiganya pergi duluan dan akan menyusul nanti.
Gong Shim pun berjalan mendekat. Dan Tae berpikir Gong
Shim itu penguntit, karena semalam masuk ke dalam kamarnya lalu hari ini muncul
didepan kantornya.
“Apakah kau merasa bahagia dengan
mengintip?” ejek Dan Tae
“Dasar cabul. Dia
jelas tidak normal.” Jerit Gong
Shim dalam hati
“Apa yang membawamu kemari?” tanya Dan Tae
“apakah kau... pengacara cabul?” ucap Gong Shim dengan mata melotot karena terkejut. Dan
Tae memberikan tatapan seperti pembunuh berdarah dingin.
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Salam kenal, Mbak Dyah! Wah, ada Nam Goong Min!
BalasHapusLanjut mbaaa..
BalasHapusAaaaaaaaa senengnya liat Nam Goong Min gak jadi jahat di drama ini. Salam kenal mbak Dyah!
BalasHapusKorean Dramas are full pack of Romance and i love
BalasHapusDramas Online
Lanjut mbak dyah .. Gomawo
BalasHapusdi tunggu kelanjutannya ya kak,,
BalasHapusthanks buat sinopsisnya! solusi pengen tau jalan cerita drama tapi nggak mau boros kuota. hehe.
BalasHapusthank you sekali lagi kak!
Dengan sibuk gak bisa lihat dramanya.. akhirnya nemu sinop nyaaaa.. tangkiesss siissttaaaahhh..
BalasHapusAlur cerita nya bagus bngatt! Mbak saya mohon pengen lanjutan nya,,, plissss di tunggu lanjutan episode ahn dan tae end gong shim menikah😊
BalasHapusAlur cerita nya bagus bngatt!! Mbak saya mohon pengen lanjutan nya,,, plissss di tunggu lanjutan episode ahn dan tae end gong shim menikah��
BalasHapusAlur cerita nya bagus bngatt! Mbak saya mohon pengen lanjutan nya,,, plissss di tunggu lanjutan episode ahn dan tae end gong shim menikah😊
BalasHapusAlur cerita nya bagus bngatt! Mbak saya mohon pengen lanjutan nya,,, plissss di tunggu lanjutan episode ahn dan tae end gong shim menikah😊
BalasHapus