Gong Shim naik ke atap untuk menyiram tanganya, Dan Tae
terlihat melamun bertanya Apa yang dilakukan Gong Shim pada malam hari. Gong Shim dengan sinis mengatakan tidak ada
hubungannya dengannya jadi Jangan memperdulikannya.
“Apa kau tidak punya sesuatu untuk
dikatakan kepadaku?” kata Dan Tae
“Tidak ada... Kau menggores mobil ketua. Apakah
kau sudah mengatasinya?” tanya Gong Shim khawatir,
Dan Tae mengatakan itu tak mungkin
“Huff.. Kau juga menjalani hidupmu dengan
penuh masalah.” Keluh Gong Shim
“Kalau begitu kenapa kau tidak
membelikan aku makanan?” kata Dan Tae
Gong Shim heran kenapa ia harus membelikan makanan untuk
Dan Tae, tiba-tiba Dan Tae tertawa
mengungkakan kalau memang benar. Gong Shim menegur Dan Tae kalau harus melihatnya apabila
sedang berbicara dengannya. Dan Tae
menengok terlihat ada hands free di telinganya dan berbicara akan bertemu
dan mendiskusikan rinciannya, lalu mematikan
ponslenya.
“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau berbicara denganku
saat aku sedang menerima telepon?” kata Dan
tae. Gong Shim tak percaya ternyata tadi ia sebenarnya hanya bicara sendiri.
“Apa Kau tidak tahu bahwa aku sedang
berbicara di telepon? Apakah
kau berbicara kepadaku?” kata Dan Tae, Gong Shim
terlihat cemberut, Dan Tae pun bisa mengerti lalu tertawa mengejek kalau itu
lucu sekali.
“Ya ampun… Kukira sudah memberimu sesuatu untuk
ditertawakan lagi. Apakah
itu lucu?” keluh Gong Shim kesal
“Jangan percaya semua yang kau
lihat, Jangan percaya semua yang kau
dengar.” Ucap Dan Tae
Gong Shim heran dengan yang dibicarakanya, Dan Tae mengatakn sedang
berbicara di telepon, tetapi
Gong Shim salah paham dengan kata-katanya dan
berpikir sedang
berbicara denganya. Gong Shim benar-benar
tak mengerti maksud dari ucapanya itu apa.
“Walaupun jika seseorang menyakiti
perasaanmu dengan kata-kata, itu
tidak selalu berarti bahwa mereka mengatakan kebenaran.”jelas Dan Tae
“Kau terus berbicara seperti
pemimpin sekte.” Ejek Gong Shim
“Oh, aku punya pekerjaan baru, Sekarang aku seorang pengacara,
penipu dan pemimpin sekte.” Kata Dan Tae bangga
“Menurut pendapatku, pemimpin
sekte lebih cocok untukmu. Tapi,
kurasa kau mengerti penderitaanku.” Ungkap
Gong Shim lalu pamit pergi
“Aku bisa mengerti karena aku tahu
apa yang terjadi.” Kata Dan Tae tersenyum
diam.
Di ruang tengah
Ibu Dae Hwang memuji Nyonya Yum yang cantik, bertanya-tanya
kenapa tak memikirkan sama sekali., karena membiarkan
Joon Soo mengurus
sendiri pernikahannya. Nyonya Yum menceritakan Sudah
ada banyak pasangan nikah yang sesuai menunggunya,
tapi anaknya tidak akan mendengarkan jadi itu membuatnya kesal.
“Hei, wanita tua ini benar-benar
keras kepala, kau tahu itu ‘kan. Apakah kau pikir dia akan
mewariskan sifatnya kepadamu? Saat
dia meninggal, aku yakin
bahwa dia akan menyumbangkan semua kekayaannya untuk negara ini.” kata Ibu Dae Hwang
“Apa yang bisa kukatakan? Kita tidak bisa memaksanya untuk
merubah pikirannya. Ibu mertua, jika orang lain mengetahui
tentang situasi ini, mereka
akan mengarahkan jari-jari mereka dan menertawakan kita, bukankah begitu?” kata Nyonya Yum sudah mengerti posisinya.
“Itulah yang aku katakan, maka dari itu sebabnya kita perlu
menemukan cara untuk mendapatkan hatinya. Kita harus menemukan calon pengantin muda yang manis dan
baik untuk
Joon Soo. Meminta
dia memenangkan hati wanita tua itu. Dan
kemudian, saat dia melahirkan seorang putra yang lucu, kita bisa menaruh bayi itu dalam
pelukannya. Aku yakin hatinya
akan meleleh seperti es dalam api.” ucap Ibu
Dae Hwang yakin, Nyonya Yum nampak tak begitu yakin
“Tentu saja. Jadilah lebih percaya
diri. Pergi ke
perusahaan sekarang
juga, dan minta
dia untuk menikah. Bisnis
bukanlah hal yang terpenting tapi Joon
Soo menikah adalah hal yang terpenting.” Kata ibu
Dae Hwang, Nyonya Yum mengerti dan akan mencobanya.
Di ruang studio
Seorang PD Kim sedang mengecek kamera, Gong Mi menyapa
terlihat PD Kim itu nampak kaget. Gong Mi
bertanya Kenapa ia tidak
diberikan naskah untuk hari ini dan juga Apa
topiknya hari ini. PD Kim itu terlihat kebinggungan menjelaskanya, lalu bertanya apakah terjadi suatu masalah. Gong Mi
binggung.
“aku tiba-tiba diperintahkan oleh
bosku... untuk
mengubah panelisnya. Maafkan
aku.” Kata PD Kim
“Ahh.. Jadi
begitu? Aku tidak
perlu datang ke sini jika kau sudah memberitahuku sebelumnya.” Kata Gong Mi terlihat mencoba untuk tak kecewa.
“Maafkan aku. Pemberitahuannya
sangat mendadak untuk kami.” Ucap PD Kim lalu pamit
pergi karena dipanggil
Gong Mi bertemu dengan seniornya, si senior ingin
mengatakan yang sejujurnya kala Gong Mi harus
menyerah mencoba pindah ke firma hukum kami karena Gong
Mi sudah masuk daftar hitam. Gong Mi
pikir itu sebabnya meminta bantuk pada seseorang yang otoritasnya tinggi
seperti seniornya
“Tolong bantu aku, Aku tidak
akan pernah melupakan bantuanmu.” Kata Gong
Mi berharap
“Aku akan mendapatkan masalah jika
terlibat denganmu. Aku
tidak berdaya. Maafkah aku” kata seniornya.
“Tolong. Ini tidak adil, karena Aku difitnah.” Kata Gong Mi,
“Aku harus menghadiri persidangan. Kuharap kau bisa melewati ini.” ucap seniornya lalu buru-buru masuk pengadilan. Gong Mi
pun tak bisa berkata apa-apa
Dan Tae keluar dari ruang sidang berbicara dengan seorang
bapak tua yang berterimakasih karena sudah menyelamatkannya. Gong Mi melihat dari jauh ternyata Dan Tae adalah
seorang pengacara.
“Mereka tahu aku tidak bersalah
berkat kau.” Ucap Si bapak tua
“Aku menyesal kau harus melalui
masa yang sulit ini, Cuacanya
sangat panas hari ini. Kenapa
kita tidak pergi dan makan beberapa naengmyeon dingin?” ajak Dan Tae, Si bapak pun setuju.
Dan Tae melihat sosok Gong Mi yang dikenalnya, Gong Mi
berpura-pura tak mengenalnya dengan memalingkan wajah ke tempat yang lain. Dan
Tae pun menuruni tangga meninggalkan Pengadilan hukum.
Di sebuah restoran terlihat tulisan (Selamat Datang di Reuni
Pemenang Kontes Kecantikan.) Ibu Gong Mi sudah mengunakan
dress yang terlihat cantik mengatakan pada dirinya sendiri kalau tidak
boleh gentar. Beberapa wanita terlihat cantik-cantik
melambaikan tangan pada Joo
Jae Boon yang datang.
“Dia memenangkan Penghargaan
Utama.” Ucap salah satu wanita, Jae Boon pun melambaikan
tangannya seperti seorang putri kecantikan.
“Bagaimana bisa kau tidak muncul
sampai sekarang?” kata wanita berambut
pendek, wanita yag menyapanya mengatakan sudah dalam tak bertemu, lalu yang
lainnya bertanya kenapa Jae Boon lama tak datang mengikuti reuni.
“Aku tahu, Rasanya menyenangkan
disambut oleh kalian semua. Aku
akan lebih sering datang.” Kata Jae Boon dengan bangga
lalu duduk. Semua memuji Jae Boon yang masih
sangat cantik
Tiba-tiba semua tertuju pada wanita cantik yang datang,
Yun Tae Hee, ibu Joon Soo. Semua langsung mengerubunyi Tae Hee yang terlihat
elegan menjadi wanita yang kaya. Tae Hee menyapa semuanya yang datang
lebih awal hari ini.
“Apakah dia Yum Tae Hee yang memenangkan
Penghargaan Popularitas?” tanya Jae Boon, temanya
membenarkan, semua masih menyapa Tae Hee.
“Apakah dia menghadiri pertemuan
ini secara teratur? Dia
cukup lama tidak menunjukkan dirinya karena dia akan menikah... dengan putra dari keluarga kaya
yang lahir di luar perkawinan.” Cerita Jae Boon sinis
“Apa Kau tidak tahu? Suami Tae Hee telah diadopsi
sebagai anak dari istri yang sebenarnya. Sekarang, dia adalah istri dari
Presiden Grup Star. Apa Kau tidak tahu itu?” cerita temanya, Jae Boon melotot kaget mengetahui Tae
Hee adalah istri dari Presiden Grup Star.
Tae Hee melihat kearah Jae Boon yang ternyata datang ke
acara Reunian, lalu berjalan mendekatinya dengan menyapa sudah lama tak bertemu
dan mendengar akan datang
hari ini. Jae Boon berdiri dari tempat duduknya
menyapa Tae Hee, lalu Tae Hee memujinya masih cantik saja. Jae Boon melihat Tae
Hee yang belum berubah sedikit pun bahkan terlihat semakin muda. Tae Hee pikir Jae Boon yang semakin
muda.
“Apa kau tidak ingat? Kau mengatakan seorang pemenang
Penghargaan Utama harus
terlahir cantik. Apakah
kau pikir aku masih pantas mendapatkan Penghargaan Popularitas?” ucap Tae Hee dengan bangga memperlihatkan tantangan
rambutnya yang berbeda
“Apa yang kau bicarakan? Itu Tidak mungkin.” Kata Jae Boon menyangkal dan terlihat dibelakang
bajunya masih ada tag harga yang tak dilepas.
“Aku yang membayar untuk pertemuan
hari ini, Silakan nikmati makanannya.” ucap Tae Hee melihatnya membantu untuk memasukan ke
dalam baju Jae Boon untuk menyindirnya. Jae Boon pun mengucapkan terimakasih
dan nampak malu.
Di toko pakaian
Pegawai toko bepikir tidak perlu
melakukan ini. Tuan Gong tahu memang tidak seharusnya Tapi keadanya sangat mendesak. Jae Boon melihat suaminya di depan toko mengamatinya.
“Pelanggan Joo Jae Boon yang
membeli ini... ada dalam
blacklist pelanggan kami. Apa kau tidak tahu itu? Dia selalu meminta pengembalian
dana setelah memakai semuanya satu
kali. Tidak
akan ada pengembalian kali ini.” kata pelayan toko
“Nona Joo Jae Boon sakit dan
sekarang ada di rumah sakit. Dia
tidak bisa memakai gaun ini bahkan jika dia inginkan. Tolong jadikan pengembalian
dana... agar aku
bisa membayar untuk perawatannya. Aku
mohon padamu.” Ucap Tuan Gong sambil menangis, Jae
Boon didepan toko menyuruh suaminya agar Menangislah
dengan keras.
Gong Mi pulang ke rumah dengan wajah kesal sambil
melempar tasnya dikamar, Di TV memutar acara yang tentang Hukum sampai yang
dikatakan oleh pembawa acara
“Untuk membatalkan kontrak
tertulis, Harus ada
alasan yang baik. Jadi
kontrak ini berlaku."” Kata Jae Boon, Tuan
Gong sampai berdeham mengikuti MC dengan meminta maaf untuk meminta Gong Mi
bicara.
"Aku
memiliki pendapat yang berbeda. Penolakan
suksesi hanya... dapat
diajukan setelah... pewaris
meninggal. Oleh
karena itu, hanya dengan menandatangani memorandum...” ucap Tuan Gong dan istrinya yang sangat menghafal kata-kata
yang diucapan Gong Mi.
“Kenapa kau menontonnya lagi? Kau sudah menontonnya
berkali-kali.” Kata Gong Mi kesal sambil mematikan Tvnya.
“Gong Mi, lain kali kau ada di
acara itu, hancurkan
pengacara yang duduk di sebelahmu agar dia tidak bisa menghina setiap kata yang
kau katakan.” Kata Jae Boon yang sibuk meracik
makanan.
“Hentikan saja omongannya setiap
kali dia mencoba untuk mengganggu. Bagaimana
syutingnya berjalan?” kata Tuan Gong, Gong Mi
seperti belum bisa berkata jujur tentang keadaanya.
“Aku mungkin terlihat kalah darimu
sekarang, Tae Hee. Tapi
hariku akan datang. Saat
Gong Mi
menjadi seorang pengacara terkenal setelah tampil di TV, Aku tidak akan merasa rendah diri
kepadamu lagi.” Kata Jae Boon menatap lurus kedepan.
Suaminya bertanya dengan siapa istrinya itu bicara. Jae
Boon mengatakan Untuk orang yang mendapat Penghargaan
Popularitas. Suaminya mengangguk mengerti lalu mengajak anaknya makan.
Gong Mi mengatakan sedang tak lapar dan masuk ke kamar. Jae Boon memanggil
anaknya meminta tanda tanganya karena beberapa temanya meminta, Gong Mi makin
kesal dan pergi. Tuan Gong pikir ia saja yang memberikan tanda tangan karena
pasti tak yang mengenalinya, Jae Boon mengerti.
Gong Shim langsung berdiri dan memberikan hormat ketika
melihat Joon Soo yang datang, lalu mengatakan Presdir sudah menunggunya. Joon
Soo pikir Sebelum itu, perlu meminta maaf kepada Gong Shim karena sudah melakukan kesalahan.
“Kesalahan... apa yang kau bicarakan?” tanya Gong Shim binggung
“Kau pasti sudah mendengar... percakapan antara aku dan ibuku beberapa hari yang lalu. Kupikir kau tidak ada di sana. Aku hanya mencoba untuk
menyenangkan hatinya dengan
mengatakan apa yang ingin dia dengar. Itu
semua bohong.” Kata Joon Soo, Gong Shim terlihat
mendapatkan pengharapan.
“Aku tahu seharusnya tidak
mengatakan itu. Maafkan
aku... ibuku menjadi marah jika aku menjawab
perkataannya. Dibutuhkan
banyak usaha... untuk
membuatnya merasa lebih baik. Aku
harus menyanyikan lagu-lagu dan bahkan menari. Jadi jika aku secara kebetulan
menyinggungmu, itu
benar-benar bukan yang aku inginkan. Aku berharap kau akan
memaafkanku.” Jelas Joon Soo
“Aku tidak tersinggung... sama sekali, Direktur.” Kata Gong Shim Joon Soo mengaku bisa melegakanya,
keduanya terlihat sama-sama tersenyum.
Joon Soo melihat Gong Mi dokumen
untuk presdir. Gong Shim memberitahu sedang mengatur
daftar pesan panggilan tidak terjawab dan
jadwalnya untuk besok. Joon Soo bertanya apakah tak
masalah jika membantunya sedikit saja, Gong Shim binggung. Joon Soo langsung ke
belakang meja Gong Shim.
“Beberapa tahun yang lalu, ayahku
menderita rabun dekat. Dia
pikir memalukan untuk memakai kacamata baca di depan banyak orang.” Kata Joon Soo sambil memaikan mousenya, Gong Shim terus
menatapnya setelah keduanya saling menatap dengan jarak yang dekat. Gong Shim
langsung memalingkan wajahnya.
“Jadi, jika kau menggunakan ukuran
huruf yang lebih besar... baginya
agar bisa dibaca dengan lebih baik, itu
akan menyenangkan hatinya.”kata Joon Soo membuat
font tulisannya yang besar. Gong Mi pun mengucapakn terimakasih.
Gong Shim mengambil sebotol minuman dalam kulkas lalu
menatapnya, teringat kembali pesan Joon Soo padanya.
“Kau tahu bahwa dia
memiliki pertemuan hari ini, kan Dia
pasti akan mabuk berat. Jika kau mempersiapkan minuman
untuk mabuk, dia akan
senang.”
“Dia pasti... malaikat yang dikirim
dari atas.” Gumam Gong
Shim mengingat saat Joon Soo membantunya membuatkan file lalu menyadarkan diri
kalau harus lebih berhati-hati lagi.
Gong Mi memberikan berkasnya memberitahu itu Pesan-pesan
yang datang untuknya saat Dae Hwang
sedang melakukan pertemuan. Dae Hwang ingin
mengunakan kacamatanya tapi melihat tulisanya sudah jelas dimatanya, lalu
mengungkapkan suka ukuran
huruf yang besar karen
Sangat mudah untuk dibaca.
“Kau memiliki banyak dokumen untuk
dikerjakan. Aku
sangat khawatir jika matamu sampai lelah. Aku menggunakan font yang lebih
besar agar kau bisa membacanya dengan
lebih baik.” Kata Gong Shim, Dae Hwang pun
mengatakan akan membacanya dan menyuruh Gong Shim sudah boleh pergi.
“Aku ingin memberikan ini, Kau mungkin
akan banyak minum... dalam
pertemuanmu malam ini. Jadi
kupikir akan sangat membantu jika kau meminum ini sebelumnya.” Kata Gong Shim memberikan sebotol penghilang mabuk, Dae
Hwang terlihat tersentuh dan akan minum lagi nanti lalu menyuruhnya untuk
pergi.
“Ah.. Tunggu sebentar. Aku memiliki tiket film. Tiket
ini akan berakhir hari ini. Pergi
menonton dengan pacarmu.” Kata Tuan Suk lalu
meralatnya Gong Shim bisa pergi dengan temannya.
Gong Shim melonggo tak percaya, Dae Hwang pikir tak
masalah kalau memang menolaknya. Gong Shim pun tanpa menolak langsung mengambil
tiket bioskopnya dari tangan bosnya, lalu mengucapkan terimakasih dan keluar
dari ruangan senyuman bahagia.
Joon Soo membukakan minuman kalengnya untuk Gong Shim
diatap perusahaan. Gong Shim mengucapkan terimakasih pada Joon Soo atas
sarannya dengan begitu membuatnya dipuji oleh Presdir. Joon Soo mengaku ikut senang
mendengarnya.
“Dan dia juga memberiku tiket
film... untuk
malam ini.” kata Gong Shim memperlihatkan dua tiket
ditanganya.
“Aku benar-benar ingin melihat
film ini. Aku iri padamu, Gong Shim.” Kata Joon Soo
“Ahh.. Benarkah? Kalau begitu apa kau ingin pergi
bersamaku?” ucap Gong Shim merasa tak percaya, Kali
ini gantian Joon Soo yang tak percaya kalau Gong Shim mengajaknya menonton. Gong
Shim langsun mengucapkan terima kasih dengan senyuman bahagia.
Gong Shim dengan sopan mengucapkan selamat tinggal pad
Dae Hwang dan Dae Chul ketika meninggalkan kantor. Dae Hwang tersenyum berpsan
untuk tidak membuat kesalahan dan terus melakukan apa yang dilakukan hari ini dengan menepuk pundak Gong Shim memujinya.
“Ada sesuatu di langit hari ini. Kukira ada saat-saat kau melakukan
hal yang benar. Syukurlah... Kau sudah melakukan banyak hal.” Kata Dae Chul sinis lalu meninggalkan ruangan, Gong
Shim terus memberikan senyumannya.
Gong Shim akan balik ke tempat duduknya tapi dikagetkan
dengan Dan Tae tiba-tiba sudah ada didepanya. Dan Tae pikir Gong Shim itu sudah dihargai
atas pekerjaannya, Gong Shim mengeluh Dan Tae hampir
membunuhnya dengan serangan jantung.
“Presiden bahkan... menepuk bahumu. Kau pasti seorang karyawan yang
baik.” Komentar Dan Tae
“Aku mendapatkan beberapa
pujian... berkat
saran dari Direktur Seok.” Ucap Gong Shim, Dae Tae
bertanya apakah mereka berdua sudah berbaikan
“Kami selalu berhubungan baik. Presiden bahkan memberiku tiket
film ini.” kata Gong Shim melihat dua tiket
ditanganya.
“Ahh... Tiket film. Kau akan membutuhkan seseorang
untuk menemanimu pergi ke bioskop, tapi Aku
sibuk hari ini.” kata Dae Tae
“Baguslah.... Setiap orang harus sibuk dan Direktur Suk memiliki waktu luang malam ini.” ucap Gong Shim
Dan Tae terlihat sedih Gong Shim yang akan pergi ke
bioskop bersama Joon Soo dengan memegang baju Gong
Shim. Gong Shim menurunkan tangan Dan
tae dan membenarkan, lalu berharap harinya itu menyenangkan, lalu pergi meninggalkanya. Gong Shim mengambil foto
tiketnya dan tersenyum bahagia bisa menonton dengan Joon Soo.
Dan Tae menemui Nyonya Nam diruanganya, memberitahu Kasus
Seok Joon Pyo bukanlah kasus anak hilang biasa tapi
penculikan yang berarti itu kasus pidana.
“Aku pergi ke kantor polisi dan
melihat laporan investigasi kriminal.. dari
tanggal 22 April 1990, tanggal kejadian, dengan tanggal ketika kasus itu
ditutup, yaitu Mei 1993.” Jelas Dan Tae
“Apa itu berarti... kau bersedia mencari Joon Pyo?” kata Nyonya Nam, Dan Tae membenarkan dan akan
melakukan yang terbaik. Nyonya Nam pun mengucapkan
terimakasih.
“Tapi aku tidak tahu darimana
harus mulai. Tidak ada
cara untuk mengkonfirmasi apakah dia masih hidup atau tidak. Aku tidak tahu dari mana harus
mulai melacak keberadaannya.” Kata Dan Tae
“Aku yakin bahwa... Joon Pyo masih hidup.” Ucap Nyonya Nam lalu pergi ke meja kerjanya.
Ia memberikan kotak kalung dan menunjukan pada Dae Tae,
Dan Te melihat itu kalung pencegahan anak hilang milik Joon Pyo. Nyonya Nam membenarkan dan sangat yakin itu adalah kalung
yang dibelikan untuk cucunya.
“Seorang pria... meninggalkan ini di rumahku dan
menelpku. Dia mengatakan ada sesuatu yang
ingin dikatakan kepadaku. Aku
menunggunya saat pergi ke taman bersamamu.” Cerita Nyonya
Yum, Dae Tae menebak pria itu tak datang
“Tidak, dia tidak muncul... Tapi aku yakin bahwa Joon Pyo
masih hidup. Aku tidak
memberitahu siapa pun tentang kalung itu. Ini adalah rahasia antara aku dan
kau. Bisakah
kau menyimpan rahasia itu?” kata Nyonya Yum, Dan
Tae berjanji tak akan memberitahu siapapun.
Dan Tae menelp Bibi Ji Won menanyakan apakah berbicara dengan ayah akhir-akhir ini dan Apakah ayahnya sampai di Filipina dengan aman. Ji Won sedang dirumah sakit berbohong kalau ayahnya itu
sudah menelpnya dan mengatakan
sudah tiba di sana dengan selamat.
“Dia mengatakan kepadaku untuk
tidak khawatir.” Kata Ji Won, Ayah Dan Tae
terlihat mengintip dari belakang dinding
“Syukurlah, setidaknya dia harus
menghubungi anaknya. Tapi
Senang mengetahui bahwa dia baik-baik saja.” Kata Dan
Tae terlihat sedikit kecewa lalu menutup telp dan akan menelpnya nanti.
Ji Won masuk ruang rawat tak melihat Ayah Dan Tae ada
didalam, hanya ada selembar note “Aku akan kembali ke Filipina. Jangan khawatir tentang
aku.” Ji Won langsung menjerit histeris dan
panik memanggil Ayah Dan Tae.
Joon Soo membawakan popcorn dan juga minuman kedalam
bioskop, keduanya duduk bersebelahan menonton film, Gong Shim tak hentinya
tersenyum bahagia melihat Joon Soo yang duduk disebelahnya menonton film
bersama. Joon Soo juga tersenyum melihat Gong Shim makan popcorn dengan
malu-malu.
Di atap, Dan Tae terlihat uring-uringan sendirian, bisa
menduga seharusnya filmnya sudah
mulai sekarang. Dalam pikirkanya, Joon Soo dan Gong Shim minum dengan dua
sedotan dalam gelas yang sama dan meminumnya saling menatap, lalu saling
meyuapi pop corn dengan penuh cinta.
Joon Soo tiba-tiba memegang tangan Gong Shim, Gong Shim
dengan gaya genit terlihat malu-malu. Joon Soo langsung menariknya, Gong Shim
pun pasrah bersandar didada Joon Soo menonton film.
Dan Tae yang tak terima memegang tangkai bunga Gong Shim penuh
amarah, lalu mencoba menyadari kalau Semuanya akan baik-baik
saja. Gong Shim sedang asik menonton merasakan getaran
ponselnya dan melihat itu telp dari Dan Tae, wajahnya terlihat panik memilih
tak mengangkatnya.
Joon Soo sempat melirik, Gong Shim pun berpura-pura tak
terjadi apa-apa dengan tersenyum. Dan Tae heran karena telpnya tak diangkat
oleh Gong Shim akhirnya menelp terus menerus walaupun Gong Shim terus
merejectnya. Sampai akhirnya Gong Shim pun meminta izin keluar sebentar karena harus menerima telepon ini. Joon Soo pun meminta untuk
Gong Shim cepat mengangkat telpnya.
“Ada apa lagi sekarang? Kenapa? Kenapa? Kenapa?” ucap Gong Shim kesa
“Aku meneleponmu lima kali, tetapi
kau tidak menjawab teleponku. Kenapa
kau membuatku meneleponmu lagi dan lagi? Jika kau menjawab teleponku, aku
tidak akan meneleponmu.” Kata Dan Tae marah
“Aku sudah mengatakan bahwa ada di
bioskop. Kau ingin menanyakan apa?” ucap Gong Shim
“Bagaimana... Bagaimana cara
mengaktifkan pemanasnya? Pemanasnya
tidak bekerja.” Kata Dan Tae mencari alasan
“Kenapa kau harus menanyakan hal
itu sekarang? Dan
udaranya panas di luar. Kenapa kau perlu mengaktifkan pemanas?” teriak Gong Shim kesal
“Kenapa kau berteriak kepadaku?” kata Dan Tae heran, Gong Shim menyuruh Dan Tae mencarinya
di internet lalu menutup telpnya.
Dan Tae memikirkan cara lalu berpikir akan
mengatakan kepadanya memakan tanaman
beracun. Tapi merasa kalau mungkin saja Gong Shim malah senang mendengarnya, ia memikirkan pasti ada cara jalan lain. Sementara Gong Shim berjalan kembali ke dalam
bioskop, baru saja duduk ponselnya bergetar kali ini Dan Tae menelpnya dengan
video call. Tanpa meminta izin langsung keluar ruangan yang membuat Joon Soo
binggung.
“Kenapa sekarang video call?” ucap Gong Shim geram keluar dari bioskop, Dan Tae
bertanya keberadaan Gong Shim sekarang.
“Aku sudah mengatakan ada di
bioskop.” Kata Gong Shim, Dan Tae merasa bukan bioskop dan tetap
menanyakan keberadanya. Gong Shim memutar kamera agar Dan tae bisa melihat
kalau memang sedang ada dibioskop.
“Kenapa kau melakukan ini
kepadaku? Ada apa
denganmu?” kata Gong Shim semakin geram
“Aku hanya ingin menonton film
secara gratis. Jika kau
memegang teleponnya ke arah layar, Aku
bisa menonton film secara gratis. Bagaimana
menurutmu? Bukankah aku ini brilian?” ucap Dan Tae tertawa bahagia
“Apakah kau ingin ditangkap?” kata Gong Shim sengaja mendekatkan wajahnya lalu
menutup telpnya. Dan Tae terlihat sedih ditutup begitu saja.
Gong Shim pun kembali kedalam bioskop, dengan wajah
kesal. Joon Soo bertanya apakah Gong Shim itu sibuk. Gong Shim tersenyum
mengelengkan kepalanya lalu mengajaknya untuk kembali menonton. Joon Soo
terlihat memikirka sesuatu, Gong Shim pun terlihat masih kesal dengan tingkah
Dan Tae yang menganggunya.
Perjalanan pulang, Gong Shim meminta maaf, karena dirinya
pasti sulit berkonsentrasi menonton.
Joon Soo pikir tak masalah karena Aku menyukai filmnya, menurutnya karena Gong Shim yang mengajaknya nonton
film jadi giliranya untuk membelikan makan malam.
“Tapi aku harus bertemu seseorang
untuk restoran.” Kata Joon Soo, Gong Shim
pikir tak perlu dan akan pamit pulang. Joon Soo menahanya sebentar.
“Hei, Shim.... Apakah kau pernah ke tempat ini? Ini sangat terkenal.” Kata Joon Soo menunuk restoran didekatnya, Gong Shim
mengatakan belum pernah. Joon Soo
pun menariknya untuk mengikutinya.
Joon Soo pun masuk ke dalam, mengetahui keluarga Gong
Shim ada empat orang. Gong Shim membernakan kalau keluarga terdiri dari empat orang. Joon Soo tersenyum melihat Gong Shim yang kaku, dan akan
membelikan untuk seluruk keluarganya jadi bisa makan dirumah bersama-sama
karena Makanan direstoran
itu luar biasa. Gong Shim pun mengucapkan
terimakasih.
“Tolong beri kami empat porsi
pangsit, Campur daging dan kimchi.” Ucap Joon Soo, si pelayan pun mempersiapkan Empat
porsi daging dan kimchi.
“Aku ingin memesan satu kotak
lagi. Bisakah
kau membungkusnya secara terpisah?” ucap Gong
Shim, pelayan pun mengerti
“Apakah itu untuk Dan Tae?” kata Joon Soo seperti mengetahui keduanya dekat.
“Jika aku tidak kenyang, aku bisa
makan lagi atau
menyimpan sisanya di lemari es.” Ucap Gong Shim
beralasan
Joon Soo ingin membayar semuanya, Gong Shim mengatakan
akan membayar sendiri satu kotak pesananya. Joon Soo pun setuju dengan membayar
24 dollar dan Gong Shim mengeluarkan 6 dollar untuk satu porsi pangsitnya.
Sebuah kimbap setiga dibentuk menyerupai bentuk orang,
Dan Tae terus merasa kebagian rambut yang bentuknya kotak. Goo Nam melihat
kimbap itu mirip dengan Gong Shim karena potongan rambutnya sama. Dan Tae
menyangkal kalau hanya membuatnya untuk bersenang-senang. Goo Nam yakin itu memang mirip seperti Gong Shim.
Dan Tae tetap menyangkalnya, tapi Goo Nam sangat yakin
karena Gong Shim memiliki rambut bob. Dan Tae mengatakan Jika
membuat wajah dengan onigiri, Maka
akan berubah menjadi rambut bob, jadi tak ada bedanya.
Goo Nam tersenyum menyuruhnya untuk Santai saja. Dan Tae tak suka melihat Goo Nam tersenyum lalu
menyuruhnya pergi karena Wajahnya itu membuatnya marah. Goo Nam mengerti dan langsung pergi.
Dan Tae terus menatap kimbap buatanya dengan senyuman,
tiba-tiba Gong Shim masuk bertanya apa yang dilakukanya. Dan Tae langsung
menutup kimbap buatanya, lalu bertanya bagaimana filmnya. Gong Shim mengatakan
filmnya bagus dengan menyindir karena Dan Tae bisa menikmatinya.
“Kau makan kimbap setiap hari. Cobalah pangsit ini. Ini dari sebuah restoran yang
sangat terkenal, Direktur
Suk membelinya.” Ucap Gong Shim lalu ingin mengambil kimbap Dan Tae
sebagai gantinya, Dan Tae panik dan langsung memakannya.
“Apa yang kau lakukan?” teriak Gong Shim kesal, Dan Tae mengaku lebih suka onigiri.
“Orang macam apa kau? Setidaknya kau harus memiliki
beberapa etika Apa yang
sedang kau lakukan sekarang? Kau
menggangguku menonton film dengan meneleponku beberapa kali Dan kau bahkan tidak menyesal
tentang hal itu. Jika itu bisa dimengerti, aku membelikan satu kotak
untukmu... maka aku
hanya meminta
milikku. Kau bukan
hanya mengabaikan bantuanku, tapi
juga memakannya di depanku.” Teriak Gong Shim marah
Dan Tae mengaku hanya suka dengan kimbap segitiga dan ingin memakannya.
“Aku tidak bisa mengerti dengan kau, dan aku sangat kecewa. Jangan pernah bicara denganku
bahkan jika kita bertemu satu sama lain.” Tegas Gong
Shim lalu melangkah pergi sambil mengambil pangsitnya kembali
Dan Tae pun mengejarnya sambil berteriak kalau itu bukan tujuanya,
Gong Shim melepaskan tangan Dan Tae yang menariknya ditangga. Saat itu Gong
Shim kehilangan keseimbangan dan Dan Tae bisa menahanya, tapi akhirnya Dan Tae
jatuh berguling dari tangga.
Gong Shim berteriak panik kembali menuruni tangga untuk melihat keadaan
Dan Tae dan menanyakan dimana yang terluka. Dan Tae memegang tanganya sambil
berdiri. Gong Shim ingin melihat tangan Dan Tae, tapi Dan Tae menghalanginya
mengatakan baik-baik saja.
Gong Shim tetap ingin melihatnya, Dan Tae mengaku baik –
baik saja dan menyuruh untuk pulang saja. Gong Shim pun pulang kerumah,
sementara Dan tae terlihat menahan rasa sakitnya.
Pagi hari
Gong Shim menyiram bunga-bunga diatap, Dan Tae keluar
dari rumah dengan tangan mengunakan gips. Gong Shim panik langsung mendatanginya,
bertanya kalau itu kejadian semalam yang membuat tangannya terluka. Dan Tae
tiba-tiba menatap Gong Shim dengan serius harus
memberitahu sesuatu. Gong Shim mempersilahkan
untu bicara merasa beralah karena tidak tahu kalau ternyata serius ini.
Dan Tae dengan tatapan mata serius berjalan mendekat
sampai Gong Shim terdesak di dinding. Dua tangan Dan Tae pun menahan di dinding
agar Gong Shim tak kabur. Gong Shim panik bertanya apa sebenarnya yang
dilakukan Dan Tae padanya.
“Aku tidak ingin kau dekat dengan
orang lain lagi.” Kata Dan Tae, keduanya
sempat saling menatap, Gong Shim terlihat kebinggungan memegang dinding dan Dan
Tae terus mendekatkan wajahnya.
bersambung ke episode 6
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Whaaaa..makin seru aja,,ditunggu kelanjutnnya yaa.
BalasHapusLucu banget mba... di part 2 ini aku g berhenti hentinya tertawa. Bahkan, ketika selesai baca pun aku msh terus tertawa sendiri. Gomawo... love you mba dyah... sehat selalu
BalasHapusAku suka karakter dan tae...hehe dantae d sni kan aslinya jun pyo ya,dan junpyo kan lbih tua ya dri joon soo..hehe tpi kok kurang pas ya wajah joon soo ama dantae lbih kliatan dantae itu adeknya joonsoo(komen gak pnting abaikan) semangat trus ya!!aku suka bacanya...
BalasHapusLucu...
BalasHapusD tunggu eps 6nya ya..mba
Suka banget ama dramanya thanks ya sinopsisnya.. ngirit kuota ni jadi nda harus nntn d youtube
BalasHapussemangat terus 😊
BalasHapus