Sebuah mobil masuk ke depan gedung, seorang pria turun
dari mobil dengan kacamata hitamnya, Jee Soo Ho masuk ke dalam. Terlihat dari
belakang tubuh seorang wanita yang seksi berjalan layaknya seorang model.
“Mengapa pemburu
mengampuni kehidupan Putri Salju? Apakah karena dia cantik?”
Si wanita tiba-tiba akan terjatuh karena hak sepatunya
yang terlalu tinggi beberapa pria sempat kaget, tapi Si wanita yang bernama Sim
Bo Nui bisa kembali tegak dengan membawa nampan minumnya
Soo Ho berjalan dari arah berlawanan, keduanya sempat
berjalan bersebelahan, sampai akhirnya seorang wanita memanggil Bo Nui yang
membuat Bo Nui berbelok. Soo Ho masuk ruang casino dan duduk dengan membuka
kacamatanya, seperti terlihat sangat percaya diri.
Bo Nui sudah berganti dengan seragam cleaning service dan
mengunakan sarung tangan, dan mulai memberishkan toilet wanita dengan trolly
berisi semua alat pembersih.
“Mengapa ibu peri
membuat Kereta kuda Labu untuk Cinderella? Apakah karena dia itu baik?”
Bo Nui sedikit berlari ketika mengepel lantai, seorang
wanita yang baru masuk bertabrakan dan membuatnya terjungkal. Si wanita dengan
sinisnya malah mengeluh dengan tingkah Bo Nui. Sebagai orang rendahan pun, Bo
Nui yang terjatuh meminta maaf.
“Tidak
mungkin. Cerita-cerita yang memiliki akhir bahagia karena mereka putri dari awal. Mereka mengatakan
seorang wanita biasa tidak pernah bisa mengalahkan seorang wanita
cantik.”
Bo Nui kembali mengepel ke arah berlawan, tiba-tiba
datang seorang wanita tua yang tertawa bahagi sambil menelp memberitahu mendapat
sekitar 20.000 dolar, dengan sedikit menyindir
wanita cantik kalau itu karena ada dirinya maka tak akan mendapatkan uang itu.
“Mereka juga
mengatakan wanita cantik tidak pernah bisa mengalahkan seorang wanita yang
beruntung.”
Wanita tua dan jelek tak ingin berbicara lama di telp,
dengan gaya sombong mengatakan cincinnya begitu berat sehingga tidak bisa
menahan telepon untuk waktu yang lama. Bo Nui yang
melihat keduanya hanya bisa menghela nafas. Bo Nui berada didepan pintu toilet pria, Sementara Soo Ho
didalam casino mulai memainkan permainanya. Bo Nui mulai berteriak dalam hati
mengucapkan pengharapanya
“Jadi Aku
mohon..... berikan padaku...keberuntungan
terbaik yang kau bisa dapatkan untukku!”
Bo Nui akhirnya masuk ke toilet pria sambil meminta maaf atas
ketidaknyamanan ini dan akan
cepat membersihkan toilet. Semua pria yang ada
didalam mengeluh sambil mengomel kenapa harus dilakukan sekarang. Di deretan
paling pojok, Bo Nui melihat seorang pria berkepala botak, seperti terlihat
mengenalnya. Ketika pria itu membalikan
badan, Bo Nui ternyata salah orang, dengan wajah sedih tak menemuikan pria
dimana-mana, lalu kembali mengerjakan pekerjaanya memperbaiki toilet yang
mampet.
Soo Ho masih asik main kartunya dengan tatapan mata yang
sangat jeli ketika si wanita mulai membalikan kartunya, ketika menyandarkan
kepalanya terlihat seperti ada hitungan yang sangat rumit dalam kepalanya lalu
dia meminta “split” dua kali lalu “Hit” dan “Hit” si wanita yang membuat kartu
mengatakan “Bust” dengan angka 30. Koin-koin pun mulai berkumpul di meja Soo
Hoo.
Bo Nui selesai membersihkan lantai melepaskan sarung
tanganya, membaca kembali ramalan di ponselnya (kau akan bertemu musuhmu dari timur. Bersiaplah.) Ia melihat tempatnya berdiri itu satu-satunya
bagian timur.
“Jika aku menangkapnya, maka Aku akan membuatnya membayar semua biaya dengan
bunga.” Ucap Bo Nui penuh amarah mendorong trollynya.
Di meja casino, banyak koin yang sudah diterima Soo Ho.
Semua orang yang ada satu meja berpikir Soo Hoo itu menggunakan
trik. Seorang pria bertanya apakah Soo Ho itu penjudi
professional, semua yakin Soo Hoo itu seorang
profesional. Soo Ho berdiri dari tempat duduknya
kembali memakai kacamatanya mempersilahkan mereka untuk mengambil koin yang
didapatnya, semua pun langsung berebutan saat Soo Ho pergi meninggalkan meja.
Seorang pria berkepala botak mengejar Soo Hoo
memanggilnya “guru” meminta tolong agar memegang tangannya sekali. Soo Ho meminta tak perlu memanggilnya seperti itu
kembali berjalan. Pria itu menjelaskan kalau Orang
yang menang banyak uang
adalah bos dan guru ditempat itu.
“Jika
orang yang beruntung sepertimu
memegang tanganku sekali ...” ucap si pria
“Aku tidak beruntung... Tidak ada hal seperti
keberuntungan di dunia ini. Aku menggunakan... otak untuk bermain game.” tegas Soo Ho menunjuk bagian kepalanya.
Si pria tetap berharap Soo Ho bisa memegang tanganya, Bo
Nui yang membawa trollynya melihat pria berkepala plontos yang selama ini
dicarinya, lalu mengejarnya. Soo Ho melihat dari kejauhan Bo Nui yang mendorong
trolly di otaknya seperti sudah bisa mengukurnya
“Dia memiliki tinggi sekitar 167cm, jarak setiap langkah sekitar 84cm. Waktu yang diharapkan sampai terjadi kecelakaan
adalah lima detik.” Ucap Soo Ho hanya melihat gambaran dan jaraknya.
Bo Nui tak bisa mengendalikan trollynya, Soo Ho sudah
berjalan mundur tapi Bo Nui yang melihat wajah dari pria plontos bukan yang
dicarinya membelokan trolly akhirnya menabrak Soo Ho dan air pelnya pun tumpah
membasahi tubuh Soo Ho yang berbaring di lantai. Bo Nui kesakitan sambil
memegang tanganya.
Soo Ho berusaha untuk berdiri sambil mengulurkan
tanganya, Bo Nui menyambutnya dengan mengucapkan terimakasih karena Soo Ho mau
membantunya. Tapi Soo Ho mengambil kacamatanya yang jatuh lalu berdiri. Bo Nui
meminta maaf sambil menanyakan keadaanya dan akan memberikan ganti rugi dengan
membayar laundry. Soo Ho menolaknya dan langsung pergi.
Soo Ho masuk ke dalam hotel, seorang anak yang mencium
bau busuk berbicara pada ibunya kalau pria itu bau sampah. Soo Ho melirik sinis
lalu baru menyadari kalau memang bajunya itu membuatnya ingin muntah, ponslenya
berbunyi. Ia memberitahu kalau sudah dalam perjalanan.
Di lobby, seorang wanita berkacamata langsung memanggil
Soo Ho tapi ketika mendekat hidungnya merasakan bau yang sangat menusuk, Soo Ho
sambil berjalan bertanya Berapa banyak waktu yang kita
miliki sampai gladi bersih. Dal Nim
memberitahu memiliki waktu 10 menit lagi.
Di ruang kontrol nampak terjadi kepanikan, si pria tua
mengeluh denga temanya si pria muda yang tak bisa memperbaiki program yang
rusak. Si pria muda meminta untuk sabar. Soo Ho masuk ruangan, si pria tua
bernama Park Ha Sang berdiri dari tempat duduknya, Soo Ho dengan sinis
menanyakan apa yang sedang dikerjakan keduanya.
“Ini mungkin terlihat seperti bug, tapi mungkin juga bug atau tidak. Apa yang aku katakan adalah ...” ucap Ha Sang terbata-bata dengan Su Won yang mencoba
menutupi layar. Tapi bisa terdengar bunyi kalau computer gagal memasukan
sistem.
Akhirnya Soo Ho mulai duduk didepan komputer, jarinya
langsung dengan cepat memperbaiki system yang salah dengan jari dan matanya
yang sangat jeli. Dal Nim masuk ruangan kaget mengetahui program mereka
mendapatkan “bug” padahal
selama ini tidak punya masalah sebelumnya. Ha Sang memberitahu mereka sedang ada di lantai atas
tapi tiba-tiba terjadi dan akan memperbaikinya dalam 30 menit. Soo Ho hanya dalam hitungan detik menyelesaikan
masalahnya dan membuat games kembali berjalan. Keduanya tak percaya Soo Ho bisa
dengan cepat menyelesaikanya.
“Apakah kau di sini untuk piknik?” sindir Soo Ho sebelum keluar dari ruangan
“Mereka tidak bisa tidur selama
tiga hari terakhir.” Ucap Dal Nim membela
“Mereka tidak harus bangga akan
hal itu !! Mereka bekerja selama tiga hari
terakhir dan bahkan tidak bisa menemukan bug. Ini hanya memperlihatkan bahwa mereka mengakui tidak kompeten.” Sindir Soo Ho
sinis
Ha Sang nampak marah, Dal Nim mencoba menenangkan, Soo Ho
menegaskan kalau mereka itu bekerja di Zeze Factory jadi tidak perlu mereka yang berusaha melakukan terbaik, tapi yang dibutuhkan adalah menyelesaikan pekerjaan
dengan baik. Dal Nim pun menjawabnya akan
akan menyelesaikannya
dengan baik lalu berjalan mengikuti Soo Ho keluar dari lapangan.
Ha Sang nampak sakit hati mendengar sindiran Soo Ho kalau
mereka itu tidak
kompeten. Tapi Su Won tak percaya kalau Soo Ho
bisa memperbaikinya begitu cepat. Ha Sang memberitahu Soo Ho itu memiliki
IQ 200.
“Baiklah.... Biarkan si jenius sombong melakukan segalanya dari
pemrograman untuk mempresentasikanya sendiri.” Ucap Ha Sang, Sun Wo pun bertanya harus
mereka lakukan
“Apapun yang kita lakukan, kita
hanya perlu untuk mencapai tujuan kita berdua. Tunggu
dan lihat saja.” Kata Ha Sang dengan mata
penuh dendam.
Soo Ho sambil berjalan meminta agar timnya bisa mengulangnya sebanyak tiga kali sebelum presentasi. Dal Nim memberitahu tidak
punya masalah selama latihan jadi Soo Ho tidak
perlu khawatir. Soo Ho mengatakan tidak
khawatir tapi hanya ingin memastikan. Dal Nim mengerti.
“Lalu aku pikir Genius nomor Dua akan datang !!! Aku
yakin dia akan datang, Dua kali lebih banyak wartawan
yang datang untuk melihatmu melakukan
demonstrasi bahkan Lebih
dari 30 perusahaan pers ...” ucap Dal Nim penuh
semangat
“Dal Nim.... bisakah kau pergi membelikan ku beberapa pakaian?” kata Soo Ho memberikan kartu kreditnya. Dal Nim
mengerti mengambil kartu kreditnya dan pergi.
Di tempat ganti baju pegawai, seorang bibi meminta maaf
pada Bo Nui karena tahu ini adalah hari terakhirnya bekerja, tapi ia membuatnya membersihkan kama mandi. Bo Nui pikir tak masalah
karena bisa memeriksa
kamar mandi semua laki-laki dan mengucapkan terima
kasih walaupun sia-sia karena orang dicarinya tak ketemu.
“Apa kau tak menemukanya lagi?” tanya si bibi sedih
“Aku memeriksa semua laki-laki
botak selama tiga hari terakhir, tapi
dia tidak ada di sini.” Kata Bo Nui
“Mana ada mengambil gaji karyawannya untuk
datang ke sini? Dia
pasti pecundang sejati.” Umpat bibi kesal
“Dia bukan orang jahat, tapi dia pasti berada dalam situasi yang sangat
buruk.” Ucap Bo Nui tetap membela.
Soo Ho membuka semua jasnya teringat kembali kata-kata
Dal Nim “Dua kali lebih
banyak wartawan yang dating untuk melihatmu melakukan demonstrasi. Lebih dari 30 perusahaan pers yang bersedia untuk
berpartisipasi.”
Tiba-tiba Soo Ho merasakan seperti bunyi jepretan foto
dari arah belakang, depanya tapi tak ada apapun disekelilingnya
Flash Back
Soo Ho kecil di gandeng oleh ibunya masuk ke sebuah
lobby, semua kamera langsung mengambil gambar dan bunyi tombol kamera
membuatnya ketakutan dan tak ingin masuk, tapi jarinya dipaksa untuk masuk ke
dalam ruangan.
Soo Ho masih berumur 5 tahun sudah bisa menyelesaikan
perkalian yang sangat rumit, seorang pembawa acara memberitahu Soo Ho yang
masih balita dengan mudah memecahkan masalah kalkulus integral
untuk siswa SMA yang menurutnya sangat luar
biasa. Soo Ho yang nampak asing melihat ke arah depan hanya ada
kamera yang terus menyorotnya dan beberapa orang yang menonton dan kamera lampu
yang tergantung.
“Soo Ho... Apakah kau memiliki kesulitan memecahkan
soal ini? Sejak
kapan kau menikmati pemecahan soal matematika?” tanya si pembawa acara.
Kepala Soo Ho merasakan kesakitan dan mengingat kembali
olok-olakan semua orang padanya yang menertawakanya dari kecil sampai dewasa
sampai akhirnya ia menceburkan dirinya ke dalam air.
Soo Ho sudah duduk diam dalam kamar mandirnya, showernya
dengan sengaja dinyalakan, tapi ia hanya duduk seperti mencoba menenangkan diri
dari rasa paniknya. Setelah mandi, Soo Ho merasakan dadanya terasa sesak lalu
mengambil obat penenangnya.
Di ruang kontrol
Park Ha Sang dan Go Su Won merencanakan sesuatu, Ha Sang
memegang sebuah USB yang bertulisakan “Genius 2 beta- classicfied” lalu masukan
ke dalam lubang USB di komputer.
Dal Nim datang dengan membawa banyak setelan pakaian
sambil memanggil Soo Ho mengatakan bosnya terlihat
baik dalam segala hal jadi bisa memilih salah satu
yang sudah dibelinya tapi Soo Ho sudah tak ada lagi dikamarnya.
Seorang pria bernama Han Ryang Ha sedang mengoda seorang
wanita dengan bertanya di departemen ia bekerja karena tak pernah melihat sebelumnya. Ponselnye berdering, Ryang Ha mengatakan kalau ia sedang
sibuk. Dal Nim dengan panik mengatakan membutuhkan
bantuannya, karena merasa Soo Ho itu sedang panik.
“Apa yang kau bicarakan?” ucap Ryang Ha nampak belum mengerti
“Demonstrasi dimulai segera, tapi
dia menghilang.” Jerit Dal Nim panik
“Itu aneh. Aku sudah memastikan ia pergi ke kasino
tadi malam.” Kata Ryang Ha, Dal Nim binggung Soo Ho
yang pergi ke kasino.
“Ya, aku
mengatakan kepadanya untuk pergi sehingga ia
bisa mendapatkan kepercayaan diri saat menang chip. Kau tahu, orang pintar merasa bergairah
saat menggunakan otak mereka. Dia
harus gembira sekarang.” Jelas Ryang Ha, Dal Nim mengumpat
Young il itu bukan teman yang sebenarnya tapi ia meminta agar temanya itu
segera datang saja.
Disebuah taman
Ada beberapa orang tua main gambler dengan dadu yang di
taruh dalam gelas lalu menembaknya. Bo Nui sibuk memperlihatkan foto yang dibawanya
mungkin orang-orang itu bisa mengenalinya. Lalu ia lewat dibelakang seorang
pria yang menutup wajahnya dengan sapu tangan tapi sambil berbicara “19 kali 19 adalah
361.... 19 kali 18 adalah 342.... 19 kali 17 adalah 323.”
Bo Nui pun mendekatinya ingin menanyakan sesuatu, tapi pria
itu nampak tak mendengar, Bo Nui pun lebih dekat dan sedikit menyaringkan
suaranya. Si pria pun kaget sampa terjatuh dari tempat duduk dan terlihat dari
balik sapu tangan ternyata Soo Ho. Keduanya saling mengingat, Soo Ho mengingat
Bo Nui adalah si cleaning service dan Bo Nui mengenalo Soo Ho di Casino.
“Apakah kau suka menakut-nakuti orang?” keluh Soo Ho membersihkan badanya dari tanah lalu
kembali duduk.
“Maafkan aku karena . Aku tidak tahu kau akan
itu terkejut dan aku ingin
meminta maaf atas insiden sebelumnya. Aku akan membayarmu untuk biaya laundrynya”
kata Bo Nui, Soo Ho tak mengingingkan.
“Aku sudah membuat pakaianmu kotor jadi harus mengambil tanggung
jawab.” Ucap Bo Nui kekeh untuk membayar dengan
mengeluarkan dompet
Soo Ho menghela nafas panjang dan tampak lesu, Bo Nui
berpikir Soo Ho sudah kehilangan banyak uang. Soo Ho menatapnya, Bo Nui pikir dengan menghela nafas seperti
itu hanya akan menendang keluar keberuntungan yang tersisa. Soo Ho nampak terganggu, berpikir Bo Nui tidak
perlu membayar gaji rugi jadi bisa meninggalkan.
“Setidaknya, mengambillah ini.,,, Ini adalah pesona keberuntungan dan Itu untuk bosku” ucap Bo Nui mengeluarkan kertas keberuntuanganya.
“Aku tak percaya itu.” Kata Soo Ho, tapi Bo Nui langsung memasuka kedalam saku
jaket Soo Ho lalu pergi. Soo Ho merasa
wanita itu sangat aneh. Bo Nui
kembali membalikan badanya.
“Oh.. Yah Jangan berharap untuk mendapatkan
beruntung, tetapi menempatkan diri untuk bekerja. Kau terlihat
seperti orang yang lebih kuat daripada lebih
pintar. Fighting, anak muda!” ucap Bo Nui penuh semangat sebelum pergi.
“Apa yang dia bicarakan? Dia bilang aku ini Lebih kuat dari yang cerdas?!!
Hei.... aku Je Soo Ho!!! Aku Je Soo Ho dari Zeze Factory. Aku jenius! Apakah kau
tak tahu siapa aku?” jerit Soo Ho kesal sendiri akhirnya memilih untuk pergi
dari taman.
Di tempat penjualan mobil bekas
Seorang pria sedang memperhatikan mobil sedang lama yang
sudah memiliki goresan di bumper dan semua
Ban usang. Pria bernama Won Dae Hee berusaha menyakinkan kalau mobilnya sudah
dikendarai sekitar 20 mil jadi meminta agar membayarnya sedikit lebih banyak.
“Apakah kau akan menandatangani surat-surat atau tidak?”
ucap si pria
“Aku akan menandatanganinya jika kau memberiku sedikit
lebih dari itu” kata Dae Hee, Si pria nampak kesal tak ingin membelinya
akhirnya dae Hee menarik surat untuk menandatanganinya.
Dae Hee merasa pria itu sudah pasti seperti pencuri dan
ditanganya sudah ada surat kontrak jual beli.
Bo Nui tiba-tiba datang dan langsung mengambilnya, Da Hee sampat kaget
dan berusaha kabur tapi Bo Nui bisa menariknya.
“Kau tahu, aku tidak pernah membiarkanmu pergi setelah aku
mendapatkan sesuatu di tanganku, Apakah kau berencana untuk berjudi dengan uang yang kau
miliki ini?” kata Bo Nui geram, Dae Hee menyangkalnya.
“Apa yang membuatmu begitu lama datang? Aku akan menjual
mobil untuk membayarmu.” Kata Dae Hee berdalih
Si pria penjual keluar mengetahui Dae Hee yang ingin
dibayar dengan chip judi lalu bertanya apakah sudah menandatangani
surat-suratnya. Bo Nui mengembalikan suratnya mengatakan Dae Hee tidak
menjualnya lalu masuk ke dalam mobil. Dae Hee meminta untuk Bo Nui menunggunya,
Bo Nui menegaskan kalau Dae Hee seharusnya memberikan padanya dulu apabila ingin memberikan pada yang lainya.
Dae Hee binggung, Bo Nui memberitahu kalau Dae Hee tak
masuk maka akan ia akan pergi ke Seoul sendiri. Dae Hee meminta menunggu, Bo
Nui sengaja menutup jendela sampai membuat leher Dae Hee tercekir. Dae Hee
menjerit meminta Bo Nui berhenti karena bisa membunuhnya.
Di sebuah ballroom, sudah banyak wartawan yang duduk di
meja yang disediakan termasuk seorang pria yang mengunakan topi bernama Ahn
Young il duduk dibagian belakang. Dal Nim meminta penjaga kalau perekaman video
tidak diperbolehkan jadi agar memeriksanya. Setelah itu ia memeriksa bagian
kontrol room dari walkie talkie tapi tak ada sahutan.
Pesan dari Park Ha Sang masuk ke dalam ponsel Dal Nim “Ini
konyol. Aku berhenti.” Dal Nim panik menaiki tangga dan bertemu dengan Soo Ho yang baru kembali merasa yakin kalau
atasanya itu pasti akan datang. Soo Ho
bertanya apakah diruang control sudah siap. Dal Nim berbohong kalau semuanya
sudah siap, lalu menutup wajah panik.
Dalam perjalanan ke Seoul, Bo Nui menyetir mobil dengan
wajah serius berbicara pada Dae Hee yang duduk disampingnya.
“Aku sudah bilang... Kau benar-benar tidak harus
bergantung pada keberuntungan, dan kau tidak boleh terlalu serakah untuk
kebaikanmu sendiri. Kau akan memakai manset di pergelangan tangan, lalu Mengapa
kau harus berjudi?” keluh Bo Nui lalu melirik ke sampingnya ternyata Dal Hee
sedari tadi tidur sambil memeluk kotak susu.
“Yah.. memang benar kau hanya membuat orang lain khawatir
tentangmu dan tidak pernah peduli tentang hal itu.” Ucap Bo Nui
Dal Nim berusaha untuk membuka password komputer tapi
terus saja error, sambil menelp Bo Nui menanyakan keberadanya. Bo Nui
mengatakan sedang dalam perjalanan kembali. Dal Nim mengeluh Bo Nui harus cepet
pergi dan meminta untuk kembali. Bo Nui binggung, Dal Nim pun meminta bantuan
Bo Nui.
“Aku pikir programmer kami ... mengubah password dan
lari. Ini harus sesuatu yang sederhana, tapi aku tidak bisa memahaminya.” Kata Dal
Nim
“Bukankah Presiden ada disana juga?” kata Bo Nui
“Dia sedang bersiap-siap untuk presentasi, lalu siapa yang
akan mengawasi ruang kontrol? Tolong bantu aku.” Rengek Dal Nim meminta tolong
“Kau tahu bahwa aku tidak bisa. Aku tidak bisa membantu
Zeze.” Tegas Bon Nui
“Aku sadar... kita hampir memutuskan hubungan karena
Zeze. Tapi aku tidak akan memanggilmu jika aku tidak putus asa, kan?” ucap Dal
Nim berusaha untuk meminta pertolongan.
Bo Nui meminta maaf tak bisa membantunya, Dal Nim pikir
mereka lupakan saja kesialannya dengan Zeze Bo Nui menegaskan Semua
kesialan harus dihindari. Dal Nim meminta Bo Nui kembali datang dan membantu untuk memainkan
gamesnya. Bo Nui mengatakan akan terus
berdoa untuk temnya dalam perjalanan kembali dan 4 kali lipat. Mobil Bo Nui
langsung berputar 90 derajat berbalik arah.
Di depan hotel
Terdengar jeritana histeris para wanita dan papan nama,
seorang wanita turun bernama Han Sul Hee, lalu membuka pintu dibagian belakang.
Choi Gun Wook si pria berhidung mancung pun turun dari mobil dengan jeritan
para fans yang mengeluh-ngeluhkan namanya “Gary Choi” lalu masuk ke dalam hotel
dengan penjagaan yang ketat.
Bo Nui sampai didepan lobby pamit pergi pada Dae Hee lalu
turun dari mobil. Dae Hee binggung bertanya mau kemana Bo Nui lalu pindah duduk
dibelakang kemudi, Bo Nui kembali berbalik mengambil surat mobil menyuruhnya
untuk lebih dulu ke Seoul dan harus mengangkat telpnya apabila menelp. Dae Hee berteriak meminta Bo
Nui mengembalikanya karena membutuhkannya.
Gun Wook menaiki tangga mendengar jeritan fansnya yang
mencintainya dan ingin menikah denganya lalu meminta Sul Hee agar Jangan
kasar-kasar, karena mereka semua cuma
penggemar. Sul Hee mengaku takut
nasibnya seperti Chris karena Ada wanita gila memasak di rumahnya sambil telanjang bahkan Dia
bilang, "Hai, sayang". Gun Wook
mengaku sangat iri pada Chris.
“Saya ada di Jeongseon untuk
bertemu... petenis
terkenal dunia, Gary Choi. Pada
Australia open, dia
mengalahkan peringkat satu
Djokovic... dan
menjadi juara, Yang Membuat
penggemar tennis di
seluruh dunia terkejut. Gary
Choi mengunjungi Korea untuk pertama kali.. setelah 15 tahun pindah ke
Kanada.” Ucap seorang reporter melaporkan di sisi gedung.
Lalu ia melihat Gun Woo sudah datang langsung
menghampirinya untuk mewawancara dan bertanya bagaimana
rasanya pulang ke Korea. Gun Wook mengatakan kalau ia senang. Ketika akan
berjalan salah satu fansnya yang berdiri dibelakangnya jatuh, Gun Wook pun
membantunya berdiri sambil menanyakan keadaanya.
Para Fansnya maki menjerit Gun Wook itu pria yang baik,
dari kejauhan Bo Nui melihat banyak orang yang berkerumun berkomentar kalau Penggemarnya
menggila lalu mencari-cari dimana keberadaan Dal Nim.
Dal Nim dibawah tangga sudah mempersiapakan kostum badut
kelinci, memanggil temanya tapi menurutnya apakah harus sampai melakukan ini.
Bo Nui pikir harus berjaga-jaga. Dal
Nim mengeluh temnya itu rewel sekali berpikir seperti Zeze
virus mematikan, sambil memasangkan kostum
untuk temanya karena sebelumnya harus kerepotan mencari ini
“Kesialan itu mematikan dan menular
seperti virus. Kalau aku
tidak butuh uang...” ucap Bo Nui mengoceh
“Aku mengerti. Karena kau memakai ini, aku jadi bisa memelukmu!” kata Dal Nim, Bo Nui meminta temanya untuk melepaskan
karena harus segera pergi. Dal Nim pun memberi petunjuk agar Bo Nui Naik
tangga lalu ke kiri. Ruang
kontrol ada di belakang panggung.
“Kau pernah jadi keamanan, kan? Temukan password nya dan mainkan
sesuai naskah Tolong
lakukan dengan baik.” Kata Dal Nim tak lupa
memberkan walkie talkienya.
“Hei, jangan lupa bayar aku empat kali lipat.” ucap Bo Nui, Dal Nim mengerti lalu berlari untuk pergi
ke ballroom.
Soo Hoo duduk diruang tunggu dengan wajah tegang
terdengar MC memulai acara Demo "Genius 2" yang akan
dimulai sebentar
lagi jadi mempersilhkan semuanya untuk duduk. Semua
wartawan duduk di tempat masing-masing, Soo Ho mengintipnya dari belakang
panggung.
Wartawan mengisi semua bangku yang disediakan, lalu Soo
Ho mendengar suara gelak tawa yang cukup keras. Ia kembali mengintip dan
melihat dua wartawan yang duduk sedang menertawakan sesuatu. Tiba-tiba Soo Ho
melihat dimatanya orang-orang menujuk ke arahnya dan menertawakanya seperti
orang aneh.
Soo Ho kembali ke ruang tunggu merasakan dadanya terasa
sesak, lalu mencari obatnya disaku jaketnya tapi tak menemukanya, teringat saat
ditaman ia membuang kertas keberuntungan dan obatnya pasti tak sengaja ikut
terbuang, dengan mengumpat kesal semua itu gara-gara si wanita aneh yang
memberikan kertas itu.
Bu Nui dengan kostum kelinci, menaruh butiran garam di
sekeliling ruangan dan juga kertas pembawa keberuntungan. Tanganya mulai berada
di komputer melihat kalau seharusnya sederhana, dengan mengunakan Logika lalu mencari-cari dokumen
analisisnya.
MC mulai memulai acara dengan layar yang cukup besar
diatas panggung.
“Perusahaan IT nomor satu di Korea dan
pemimpin trend gaming dunia. Selamat datang pada demo permainan
Zeze Factory.” Ucap MC , semua pun memberikan tepuk
tangan dengan layar di depan bertulisakn [Demo
"Genius 2" oleh Zeze Factory] Dal Nim
nampak sedikit tegang.
“Melanjutkan "Genius
One" yang memecakan rekor penjualan.” Ucap MC
dengan acara
Dal Nim bertanya pada Bo Nui apakah belum ditemukan, Bo
Nui mengataka masih belum bisa, dengan mengetik keyword berharap agar file yang
dicarinya cepat muncul. MC mulai
memanggil Soo Ho sebagai Pria
dengan IQ tertinggi di Korea, CEO
dari Zeze Factory, yang mendemokannya. Soo Ho naik diatas panggung
dengan penutup kuping ditelinganya menyapa semuanya Bo Nui sedang berharap agar
cepat ketemu, setelah ketemu langsung mengetik password, dan power Hack mulai
berjalan
“Akan saya demokan "Genius
2"...dari tangan saya ini.” ucap Soo Ho mengangkat
tabletnya.
Dal Nim kembali bertanya, Bo Nui mengatakan Hampir
selesai. Soo Ho menekan tabnya, Dal Nim tak mampu melihat takut
terjadi kesalahanya, di layar besar pun terlihat video grafik. Dal Nim bisa
menghela nafas lega dan Bo Nui melepaskan kepala kelincinya karena ternyat Lumayan
sulit.
“Kalian melindungiku dari
kesialan, kan? Aku percaya pada kalian.” Ucap Bo
Nui pada garam-garam yang ada disekelilingnya.
“Orang bilang game membuat anak bodoh. Ada juga yang bilang, game adalah sumber kejahatan. Apa benar begitu?” ucap Soo Ho diatas panggug, Bo Nui baru menyadari
melihat Soo Ho ada dilayar dan tak percaya ternyata si penjudi yang bertemu
dikasino ada diatas panggung
“Dengan "Genius 2",
semua orang adalah jenius. Game ini menstimulasi sel otak untuk
memecahkan rahasia, mengajarkan
indahnya kemenangan. "Genius
2" ini merupakan... peningkatan
dari "Genius One" yang dibuat dalam versi mobile” jelas Soo Ho
Bo Nui berdiri dari tempat duduknya tak percaya ternyata
orang yang bertemu denganya tadi adalah Je Soo Ho
dari Zeze.
Ia mengingat saat berbicara dengan Soo Hoo di taman “Jangan bergantung pada keberuntungan, tapi Bekerjalah. Kelihatannya kau lebih ke otot dari pada otak.”
Soo Ho pun akan menunjukan cara mainya tapi tiba-tiba
layar besarnya mati, Bo Nui kesal sendiri karena seharusnya mengurus
dirinya sendiri saja, terdengar suara panik
Dal Nim dari walkie talkie bertanya apa yang terjadi. Bo
Nui juga binggung kenapa tak berjalan dengan lancar, ia mencoba menekan
keyboard dan yang terjadi adalah keluar gambar macan di layar. Suara wartawan
mulai bergemuruh, Soo Ho panik.
Ryung Ha masuk
ruangan, melihat semua wartawan mulai maju keatas panggung menyerbut Soo Ho
ingin mengajukan pertanyaan. Ia langsung berlari menghalanginya menyuruh agar
Soo Ho cepat pergi. Young il yang duduk dipaling belakang nampak kecewa dan
memilih untuk meninggalkan ruangan.
Bo Nui bingung apa sebenarnya yang terjadi, ternyata USB
pengacaunya masih tertempel. Soo Ho melepaskan earphonena, kepalanya mulai
berputar-putar dan matanya berbayang, beberapa detik kemudian ia pun jatuh
pingsan diatas panggung
Soo Ho membuka matanya, terdengar suara Bo Nui bertanya
apakah ia sudah sadar. Soo Ho melihat didepanya itu seekor kelinci, Bo Nui pun
meminta agar Soo Ho bisa melihat arah matanya, Soo Ho bisa mengikuti tangan Bo Nui ke kanan dan kiri.
Bo Nui merasa kalau Soo Ho sudah baik-baik saja, lalu
mengingatkan kalau sebelumnya ia pingsan jadi menyuruhnya untuk istirahat dan
bergegas keluar. Soo Ho bangun langsung menarik ekor Bo Nui, dengan curiga
bertanya siapa yang mengirimkanya.
“Apa Just Game? Coconut? Dimana yang lain? Mana "Genius 2"”ucap Soo Ho mencoba mengambil tasnya.
“Kenapa kau ini? USB itu sudah Menancap disana!” jerit Bo Nui
“Itu bukan yang asli, karena Yang asli tidak akan error. Kau ganti dengan yang palsu!” kata Soo Ho, Bo Nui kesal untuk apa ia melakukan itu.
“Kau itu mata-mata Kenapa kau yang marah?” ucap Soo Ho
Bo Nui mengatakan kalau ia bukan mata-mata, Soo Ho ingin
menarik kepala ingin tahu siapa yang ada di dalamnya. Bo Nui tak bisa menjaga
keseimbanganya, jatuh di atas tubuh Soo
Ho berusaha untuk kabur, mengatakan tak bisa melakukannya karena Nanti ia atau Zeze bisa sial.
Soo Ho berhasil memeriksa tak dan tak menemukanya,
menyuruhnya untuk Berhenti omong kosong. Bo Nui mengaku hanya disuruh menemaninya sampai bangun.
Soo Ho terus berusaha agar bisa membuka penutup kepala, Bo Nui mengeluarkan
jurus ampuhnya yaitu menendang bagian selangkangan. Soo Ho tak bisa berbuat
apa-apa hanya bisa menahan rasa sakitnya, Bo Nui pun kabur sambil meminta maaf.
Dal Nim datang dengan wajah terkejut, Soo Ho mengaku
keadaan baik-baik saja sambil menahan rasa sakitnya. Dal Nim memeriksa apakah
ada yang terluka dan dibagian mana, matanya melihat Soo Ho yang memegang bagian
terlarang. Soo Ho mengaku sakitnya ada disuatu tempat dan menyuruhnya untuk
segera memanggil keamanan untuk menyuruh
menutup pintu untuk menangkap kelinci karena mencurigakan. Dal Nim menjerit binggung.
Bo Nui membuka topeng badutnya, dengan nafas
terengah-engah dianggap seperti Mata-mata, sambil mengeluh Selalu
seperti ini kalau berurusan dengan Zeze, lalu
memikirkan apakah Tendangannya terlalu
keras, terlihat sangat mengkhawatirkan Soo Ho.
Sul Hee menemui banyak wartawan yang ingin tahu rencana
Gun Wook di Korea, apakah akan datang ke acara TV. Sul Hee mengaku belum mengetahuinya. Beberapa wartawan keluar
dari ruangan nampak ribut, wartawan lain pun bertanya kenapa mereka terlihat
ribut sekali.
“Kau tahu Je Soo Ho, kan?Si Jenius
terkenal itu. Dia pingsan
saat demo game Luar biasa, kan? Aku mau menulis artikelnya dulu.” Ucap si wartawan lalu pamit pergi. Sul Hee yang
mendengar nama Soo Ho seperti sedikit tekejut dan mengenalinya.
Sul Hee masuk ke ballroom lain, seorang wartawan
berbicara di telp kalau Demo "Genius 2" gagal
total karena CEO-nya pingsan. Spanduk bertuliksan “Demo
"Genius 2" oleh Zeze Factory” sudah
diturunkan wajahnya nampak tak percaya dengan yang didepanya.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicte
wow episode 1 kayaknya menjanjikan kalo ceritanya bakal keren banget. Ato mungkin karena sy penggemar Jun Yool oppa :D
BalasHapusMbak Deedee teap semangat ya cos kayaknya ceritanya lucu, menghibur n segar (emangnya sayuran, hehe)
terimakasih telah menulis sinoposis nya
BalasHapus