Keduanya akhirnya duduk dibawah mercusuar, Suk Ho
melepaskan satu earphone ditelinganya. Ha Nul memberitahu mereka sudah pindah
ke Seoul dengan Kayle,
Yun Soo dan Chan Hee, mereka sudah hidup bersama.
Suk Ho hanya diam tanpa menanggapinya.
“Setelah kau menghilang, kami
kehilangan arah. Jadi
Geu Rin mengumpulkan kami. Dia
mengatakan kami harus menunggu bersama-sama. Setelah kau pergi, Aku memikirkannya sepanjang
hari."Tuan Shin benar. Tentang
bagaimana semuanya berakhir,KTOP akan mengacaukan kita. Kemudian tuan Shin akan... Menyalahkan dirinya sendiri
karena itu." Cerita Ha Nul dan Suk Ho
hanya diam dengan mata berkaca-kaca
“Suk Ho...Hyung.... Aku... ingin bernyanyi. Aku masih tetap ingin bernyanyi. Tapi sekarang, Aku ingin bernyanyi bersamamu... Aku ingin menyanyikan lagu yang
kau buat...di atas panggung yang kau persiapkan.”
Kata Ha Nul sambil menyelipkan sesuatu dibawah minuman Suk Ho
“Aku percaya bahwa kau akan
kembali. Aku
berharap kau akan segera kembali. Semua
orang... sangat
merindukanmu.” Kata Ha Nul menatap Suk Ho lalu pergi
meningalkanya.
Suk Ho tetap saja diam tanpa ada ekspresi kembali
memasang earphonenya seperti sudah sangat pasrah dengan keadaanya.
Geu Rin tak percaya Ha Nul sudah menemukanya lalu
bertanya keberadanya, apa yang dilakukan, Apakah dia sakit, Apa dia di rumah sakit. Ha Nul merasa Geu Rin itu sangat
merindukannya karena banyak mengajukan pertanyaan.
“Ini bukan karena aku
merindukannya. Aku
senang kau menemukan dia, karena
kita perlu membuat sebuah album. Lalu Kapan
dia akan kembali? Apa
kau mengatakan kepadanya bahwa kita bersama-sama? Apa yang dia katakan?” ucap Geu Rin penasaran
“Dia tidak mengatakan apapun.” Kata Ha Nul sambil memakan ramennya.
“Oh tidak boleh seperti itu,
Beri aku alamatnya. Aku
akan pergi menjemputnya.” Ucap Geu Rin tak terima
“Kita tidak perlu memberitahu yang
lain. Dia
mungkin membutuhkan lebih banyak waktu.” Kata Ha
Nul, Geu Rin pun tak bisa berbuat apa-apa.
Kayle berlari dengan cepat menghampiri seseorang yang
membutuhkan sopir penganti. Seorang pria mabuk dengan sombongnya langsung
melempar kunci mobilnya. Tuan
Shin membawa baskom untuk mengisi air, Yun Soo yang melihatnya langsung meminta
agar Tuan Shin duduk saja karena ia yang akan melakukanya. Tuan Shin menatap
Yun Soo dengan tatapan sedih seperti mengingatkan pada sosok anaknya.
Suk Ho duduk di tepi pelabuhan dengan mengingat ucapan Ha
Nul kembali “Aku ingin bernyanyi
bersamamu. Aku ingin menyanyikan lagu yang kau buat di atas panggung yang kau persiapkan.”
Joo Han menaiki tangga di kantor Ktop Entertaiment,
terdengar seseorang yang menanyakan kabarnya. Di bawah terlihat Suk Ho sudah
memakain setelan jas dan terlihat berbeda. Joo Han membuka kacamata hitam dan
menghampirinya seperti tak percaya.
“Hyungnim.. Aku sangat khawatir karena tidak
ada yang bias mendapat
kabar darimu. Sepertinya
kau baik-baik saja.” Komenta Joo Han berbasa
basi
“Entertainer Band akan dimulai. Aku tidak punya alasan untuk
melapor kepadamu. Hanya
ada satu hal yang ingin aku katakan kepadamu. Kau akan mencoba untuk
menghentikan kami bagaimanapun caranya. Itu tak masalah, karena
aku bermain kotor sebelum aku pergi. Lakukan
apapun yang kau mau. Entertainer
Band tidak akan goyah Dan
aku akan membersihkan nama Ha Nul...tidak peduli bagaimanapun caranya. Lebih baik kau bersiap.” Kata Suk Ho lalu pamit pergi dengan senyumannya, Joo
Han terdiam seperti shock dengan ucapan Suk Ho.
Suk Ho pergi ke gedung lamanya, melihat papan nama Mango
Music, cukup lama ia melihat papan nama yang mengantikan nama Mango Entertaiment.
Lalu ia masuk ke dalam kantor yang masih terlihat sama, Min Joo berpikir yang
datang itu Geu Rin, Suk Ho memegang bibirnya seperti tak bisa berkata apa-apa melihat Min Joo berada
di kantornya.
Min Joo shock melihat Suk Ho dan hanya bisa berdiri
seperti masih tak percaya yang dilihatnya orang yang sudah menghilang. Air mata
harunya pun mengalir, Suk Ho mendekati dengan senyuman. Min Joo sambil
menghapus air matanya mengajak Suk Ho untuk pergi makan siang bersama karena lapar
dan belum sarapan.
“Kau hanya perlu membiarkannya
keluar. Kau
senang melihatku, kan?” ucap Suk Ho yang melihat
air mata bahagia Min Joo terus mengalir, Min Joo mencoba menghapus merasa malu
karena harus menangis.
“Terima kasih.” Kata Suk Ho dengan senyumannya, Min Joo mengangguk dan
senyuman bahagia melihat Suk Ho yang sudah kembali.
Geu Rin melihat Yun Soo baru datang sambil bertanya
apakah Chan Hee sudah berangkat, Yun Soo memberitahu anaknya itu pergi naik
bus sekolah, lalu menceritakan anaknya yang mungkin
punya pacar karena sama sekali tak melihatnya saat pergi sekolah,
“Dia pasti mirip denganmu, Sudah ada dalam darahnya.” Ejek Kayle, Ha Nul membalas Kayle untuk makan dengan
membuka matanya dan bertanya apa yang dilakukan setiap
malam?
“Inilah yang menjadi hutangku
kepadamu.” Ucap Kayle kesal mengeluarkan amplop.
“Apa itu pekerjaan paruh waktu
yang legal?” tanya Geu Rin melihat isi uang yang
cukup banyak.
“Aku dibayar untuk bermain musik. Di sebuah tempat bernama
"Jazz Cafe". Kau
anggap aku apa?” keluh Kayle kesal
Tiba-tiba terdengar bunyi ponsel, Kayle mengeluh ada
orang yang mengirim pesan teks penipuan sepagi ini, lalu
semua membuka ponselnya bergantian. Semua
melotot tak percaya, Yun Soo tahu itu dari Suk Ho dengan membaca pesan di
ponselnya “Berkumpul di kantor Mango Entertainment.” Geu Rin tersenyum mendengarnya, Kayle mengucek-ngucek
matanya seperti memastikan kalau itu memang Tuan Shin yang mengirimkan
pesannya, bukan hantu. Ha Nul tersenyum karena berhasil membuat Suk Ho kembali.
Geu Rin lalu menyuruh semua berhenti makan dan segera pergi, Ha Nul menarik
Kayle yang masih tetap makan.
Semua berlari masuk kantor Mango lalu terdiam melihat Suk
Ho yang berdiri membelakangi mereka. Ketika Suk Ho berjalan, semua mengikutinya
seperti bebek yang berbaris mengikuti induknya. Suk Ho membalikan badanya,
semua langsung tersenyum menyapa Direktur mereka yang sudah kembali. Suk Ho
mengejek anak asuhnya itu terlihat buruk. Semua tersenyum melihatnya, Kayle tiba-tiba tertunduk
“Apa kau menangis?” ucap Yun Soo, Ha Nul melihat Kayle itu memang menangis.
“Kau memanggilnya penipu ahli
melarikan diri. Dan Sekarang, kau menangis?” ejek Geu Rin, Kayle buru-buru menghapus air matanya dan
berdalih kalau itu hanya tetes matanya.
“Aku sangat khawatir, kau akan pergi. Terima kasih semuanya telah
berkumpul di sini. Jangan
berpikir bahwa... aku
akan lebih baik atau ramah. Mulai
sekarang, aku akan menjadi lebih tegas.” Tegas Suk Ho,
“Kau seorang pria yang egois. Apa itu yang akan kau katakan
setelah enam bulan menghilang?” kata Kayle kesal
“Apa kau sudah selesai menangis?” ejek Suk Ho lalu memeluk erat Kayle yang sudah lama tak
bertemu. Bergantian memeluk Yun Soo, Ha Nul dan terakhir Geu Rin dengan
memegang lenganya dan menatap dengan senyuman. Di depan pintu Min Joo tersenyum
melihat semua berkumpul.
Geu Rin berlari keluar gedung menghampiri Suk Ho yang
memanggilnya, Suk Ho menyuruh Geu Rin disampingnya, Geu Rin pun duduk
disampaing Direktur Mango. Suk Ho menegur Geu Rin yang melapor karena ia
seorang menager. Geu Rin nampak binggung, tapi akhirnya mengerti karena dirinya
memang manager dari Entertainer Band
“Kayle
bekerja keras dalam band yang kau rekomendasikan dan...” ucap Geu Rin yang disela oleh Suk Ho
“Dia mematahkan lengan pemain drum
dan ditendang keluar.” Kata Suk Ho, Geu Rin
membela kalau drummer yang menampar Kayle terlebih dulu.
“Aku mendengar kau mengancam akan
melakukan penuntutan hukum
jika dia melakukannya.” Kata Suk Ho, Geu Rin
mengatakan kalau ia sangat marah.
“Kau memiliki bakat alami. Seorang manajer harus selalu
memihak pada kliennya, Kerja
bagus.” Komentar Suk Ho memuji
“Yun Soo melakukan pekerjaannya di
akademi dengan baik, Tapi
Chan Hee terluka dan...” cerita Geu Rin kembali
disela oleh Suk Ho
“Jadi dia pergi ke restoran milik
ayahku.” Ucap Suk Ho, Geu Rin memberitahu kalau Min Joo pikir
itu akan menjadi pilihan yang baik. Suk Ho bisa mengangguk mengerti.
“Semuanya terlambat membayar sewa,
jadi
aku harus membawa mereka pindah
ke tempatku.” Cerita Geu Rin
Suk Ho bertanya bagaiaman dengan biaya hidup, menduga Geu
Rin melakukan lima pekerjaan paruh waktu lagi, Geu Rin mengeleng
tidak melakukan itu lagi tapi Semua orang memberi kontribusi, seperti Ha Nul menyanyikan jingle
sesekali dan memberikan uang
juga. Suk Ho memberitahu Misi
pertama sebagai manager adalah Menyampaikan hadiah kepada Ha Nul
dan membuatnya berkesan lalu berdiri dari tempat
duduknya.
“Aku berjanji untuk membelikan
sesuatu yang manis sebagai hadiah. Maaf
aku terlambat.” Ucap Suk Ho memberikan sebuket coklat.
“Kupikir kau sudah lupa.” Kata Geu Rin tersenyum menerimanya, Suk Ho memuji Geu
Rin yang melakukannya dengan baik, serta sangat tangguh dan berpesan agar tetap bertahan.
Tangan Suk Ho pun mengelus kepala Geu Rin memujinya sudah
berkerja dengan baik, Ha Nul keluar dari gedung melihat Suk Ho yang mengeluh
kepala Geu Rin memujinya, Geu Rin tersenyum bahagia menerimanya.
Ha Nul melihat Geu Rin dan Suk Ho bergantian seperti ada
rasa cemburu, lalu dengan keberanian mengelus kepala Geu Rin bertanya apa yang
ada dikepalanya, Geu Rin merapihkan rambutnya tak memegang apapun. Suk Ho
memulai rapat bertanya Bagaimana dengan lagunya.
“Musik dari Kyle dan lirik dari Ha
Neul sangat cocok. Aransemen
dari Man Shik juga bagus. Lagu
ini...layak untuk diedarkan.” Jelas Min Joo, semua
tersenyum mendengarnya.
“Dengan kata lain, bahkan
seorang ahli tidak akan bias menemukan
kekurangan di dalamnya.” Kata Suk Ho
“Aku mencari seorang pemain drum, dan tidak bisa menemukan
seseorang yang pas dengan suaranya. Kita
harus terus mencari.” Ucap Min Joo memperlihatkan
berkasnya.
“Kita bisa mengadakan pertunjukan
kecil setelah mendapatkan seorang pemain drum, jadi aku mencari di beberapa klub
di Hongdae. Mereka
sering mengadakan pertunjukan kecil. Kenapa
kita juga tidak memulainya seperti itu?” saran Geu
Rin, Semua terlihat tersenyum bahagia.
“Siapa yang mengatakan kalau kita akan melakukan
pertunjukan kecil?” kata Suk Ho, Geu Rin
binggung
“Kita harus mulai dengan sesuatu
yang besar. Tidak
peduli apa yang dikatakan orang, debut
kita akan dimulai di panggung yang besar. Kita harus melakukan apa pun
untuk menempatkan mereka di
panggung yang besar. Setuju?” kata Suk Ho, semua
langsung mengangguk setuju dengan senyuman bahagia, Geu Rin nampak tak percaya
Suk Ho ingin membuat pertunjukan besar lalu mengangguk setuju.
Suk Ho mengajak Ha Nul minum dicafe sambil memandang ke
luar jendela melihat cuaca hari yang sangat indah, lalu bertanya pada Ha Nul
apakah ia tidak mendaftar ke perguruan tinggi dan menggunakan dirinya sebagai alasan untuk berkeliaran, Ha Nul tersenyum mendengarnya
“Aku mencoba untuk masuk sekolah
musik. Kupikir
aku akan berhasil masuk. Nilaiku tidak buruk, dan aku melakukannya dengan baik
saat percobaan ujian.” Cerita Ha Nul bangga, Suk
Ho bertanya kelanjutannya.
“Aku gagal.... Kurasa mereka melihat riwayat
hiduoku dan tidak menerimaku.” Ucap Ha Nul seperti
tak masalah
“Aku akan... membersihkan namamu. Kita tidak boleh menyerah. Aku tidak melakukannya karena kau
istimewa. Yang
bersalah harus membayar dosa-dosa mereka. Itu memang sudah sewajarnya, Jadi, jangan menyerah, dan
katakan apapun yang kau ingat.” Kata Suk Ho yang
membuat Ha Nul sempat terdiam mendengarnya tapi setelah itu bisa bertersenyum.
Ibu Suk Ho sedang membereskan piring kotor dimeja, lalu
tersenyum bahagia melihat anaknya dan langsung menghampirinya. Dengan wajah
khawatir memastikan kalau anaknya itu tak sakit dan bertanya apakah makan
dengan teratur, sambil memegang wajahnya melihat anaknya yang semakin kurus
saja.
“Dia tampak sehat bagiku.” Komentar Tuan Shin dingin melihat anaknya yang datang
“Dasar Kau kurang ajar. Setidaknya kau
harus tetap saling menghubungi, Ibumu hampir mati.” Kata Tuan Shin, Suk Ho pun meminta maaf.
“Kau semakin kurus karena kau
merindukanku.” Komentar Suk Ho melihat ibunya lalu
memeluk erat.
Yun Soo dan Chan Hee menyapa Suk Ho yang baru datang, Suk
Ho berjongkok memegang kepala Chan Hee yang sebelumnya terluka
di kepala lalu bertanya apakah baik-baik saja.
Chan Hee menceritakan Paman
Kyle mengatakan ia baik-baik
saja karena kepalanya penuh
dengan batu. Semua tertawa bahagia mendengarnya
termasuk Yun Soo yang berkerja di restoran.
Yun Soo mengendong Chan Hee dan berjalan pulanng bersama,
Suk Ho bertanya apakah orang tuanya membayar gajinya. Yun Soo menceritakan
orang tua Suk Ho bahkan memberinya bonus dan ibu Suk Ho juga menjaga
Chan Hee dengan baik. Suk Ho tak percaya
mendengarnya. Yun Soo teringat sesuatu lalu memberikan amplop yang pernah
diberikan Suk Ho sebelumnya.
“Jadi Kau masih menyimpanya?” kata Suk Ho tak percaya lalu menyuruh Yun Soo untuk
mengambilnya saja. Yun Soo mengeluh karena punggungnya sakit terlalu lama
membungkuk.
Suk Ho tetap menyuruh Yun Soo mengambilnya saja. Tapi Yun
Soo dengan senyuman bahagia mengembalikan uangnya, lalu berjalan pulang. Suk Ho
menatap anak asuhnya yang sangat baik sampai tak mau menerima uang darinya.
Man Shik berbaring sambil memakai masker lalu mendengar
kunci rumahnya ditekan oleh seseorang dan beberapa kali salah menekanya,
berpikir ada perampok yang akan masuk, dengan membawa patung spiderman pergi ke
depan pintu untuk memergokinya. Suk Ho berhasil masuk, Man Shik ingin
memukulnya tapi Suk Ho langsung memberikan jurusnya.
“Kenapa kodenya bukan ulang
tahunmu atau aku, tapi Min Joo? Dasar Kau
sangat setia.” Ejek Suk Ho lalu masuk ke dalam rumah
membawa tasnya dan duduk disofa. Man Shik pura-pura tak kenal dan bertanya
siapa yang datang.
“Kau terlihat seperti tidak
khawatir tentang aku sama sekali. Kau
terlihat baik-baik saja.” Komentar Suk Ho duduk
disofa.
“Kau terdengar seperti Shin Suk
Ho.” Kata Man Shik bercanda
Suk Ho bertanya dimana kamarnya, Man Shik melotot kesal
karena ini rumahnya, lalu mengomel Suk Ho itu tak tahu
malu lalu menghilang tanpa kata dan membuatnya khawatir, dan sekarang ingin sebuah kamar. Suk Ho pikir Suk Ho itu tidak
senang melihatnya. Man Shik mengatakan kalau ia senang
tapi tetap saja itu adalah rumahnya, Suk Ho pikir akan tinggal di rumahnya
saja.
Man Shik menolak karena Ibunya memberikan rumah dan hanya membutuhkan
seorang istri tapi sekarang Suk Ho malah merangkak
masuk dan ingin pindah kerumahnya, jadi itu tak boleh terjadi. Suk Ho meminta
Man Shik membelikan kasur karena tidur dilantai
membuat punggungnya sakit. Man Shik mengumpat Suk Ho itu kurang
ajar lalu memberikan tembakan dari jari spiderman, Suk Ho
berteriak seperti menerima tembakan langsung ke dadanya.
Geu Rin mengepel lantai membersihkan studio untuk
latihan, Kayle, Yun Soo dan Ha Nul berlatih, tapi Kayle kembali mengeluh tidak
bisa berkonsentrasi mendengarkan suaranya karena dinding untuk perempam suaranya dari kotak bekas
telur.
“Amplifiernya mungkin tua, tapi
suaranya bagus.” Komentar Yun Soo
“Aku yakin itu lebih baik daripada
pub tempatmu bekerja.” Balas Kayle mengejek, Yun
Soo ingin melawan, suara seorang terdengar masuk ke dalam studio.
Suk Ho terlihat marah melihat dinding studio yang hanya
ditutupi kardus bekas telur menurutnya itu bukan
studio dan menanyakan harganya, Geu Rin memilih untuk menyikir.
Suk Ho bertanya dimana pemilik studionya, lalu meminta Geu Rin menghubunginya.
Geu Rin memberikan kartu nama pemilik studio, Suk Ho membaca studionya “Bangeurae
Distributions” lalu mengejek seperti perushaan yang
menjual roti, menurutanya pemilik studio itu memang pencuri.
Suk Ho berusaha mencoba menelp tapi ponsel si pemilik
terus saja sibuk, tiba-tiba ia terhenti melihat sosok orang yang menaiki tangga
sambil menelp juga lalu keduanya seperti sama-sama saling mengenal dan sudah
lama tak bertemu. Akhirnya keduanya sudah duduk dicafe bersama-sama, Tuan Byun
tak percaya mereka sudah lama tak bertemu.
“Yah... Aku sangat penasaran apa yang
akan kau lakukan setelah kau tiba-tiba
berhenti dari KTOP.” Kata Suk Ho
“Kau masih ada disana, kan?
Kudengar kau dalam keadaan baik.” Ucap Tuan
Byun, Suk Ho mengakui ia juga sudah keluar karena melakukan sesuatu yang besar dan menjadi sibuk.
“Bagus. KTOP bukan satu-satunya
agensi, lalu Apa yang akan kau lakukan?” tanya Tuan Byun
“Aku membentuk sebuah grup band.” Kata Suk Ho, Tuan Byun tersenyum mendengarnya karena
sudah bisa mengakui keterampilanmu saat menjadi manajer.Suk Ho bertanya balik apa yang dilakukan Tuan Byun
sekarang.
“Aku melakukan distribusi album. Mereka memanggilku "tuan
Byun" di Hongdae.” Kata Tuan Byun
“Kalau begitu... apa kau pernah mendengar tentang
Bangeurae Distributions?” tanya Suk Ho, Tuan Byun
heran Suk Ho mengetahui tentang hal itu.
“Manajer kami menyewa sebuah
studio selama aku pergi, dan
itu adalah sebuah gudang. Aku
jadi gila. Aku ingin
bertemu pencuri kurang ajar ini dan mengatakan
kepadanya apa yang aku pikirkan. Aku
ingin melihat seperti apa dia.” Cerita Suk Ho
mengebu-gebu.
“Dia terlihat seperti ini.” kata Tuan Byun meminum es kopinya,
Suk Ho binggung, Tuan Byun memperlihatkan kartu namanya.
Suk Ho tertawa sambil mengumpat Tuan Byun memang kurang
ajar ternyata pemiliknya itu teman lamanya. Tuan Byun
pikir Studionya
tidak buruk, Suk Ho mengatakan kalau studionya terlihat
angker jadi harus memberikan diskon tapi ia penasaraan apa yang didistribusikan Tuan Byun.
Tuan Byun menyebut Musik
meditasi karena ia pergi ke kuil dan bertanya-tanya bagaimana
harus mencari nafkah lalu menyadari
bahwa harus membuat musik meditasi, dengan
bangga merasa dirinya itu memiliki berbakat alami sebagai
pengusaha dan menurutnya itu adalah pasar
yang sangat stabil.
Suk Ho rasa Tuan Byun pasti
mendapat cukup uang untuk membiayai pendidikan
anak-anaknya, Tuan Byun menegaskan belum memiliki
anak dan masih single, Suk Ho mengartikan Tuan Byun itu belum menikah. Tuan
Byun membenarkan maka dari itu beralih ke musik gereja, jadi sekarang sering pergi ke
gereja.
“Seperti yang kau ketahui, kemungkinan bertemu seorang
wanita di sebuah kuil Buddha adalah nol.” Kata Tuan
Byun, Suk Ho tersenyum karen sudah bisa mengerti Tuan Byun yang belum berubah,
keduanya tertawa bersama. Suk Ho pun mengungkit nama perusahaan Tuan Byun “Bangeurae
Distributions.”
Suk Ho berjalan ke toko alat musik dan melihat jejeran
bass dan gitar yang cukup bagus di etalase, lalu mendengar bunyi drum yang
sedang dimainkan. Seorang pria muda bernama Seo Jae Hoon memukul drum dengan
kecepatan dan kekuatan tanganya.
Ponselnya berdering, Jae Hoon sudah bisa menebak itu
pasti ibunya dan langsung memakai kacamatanya berbicara pada ibunya ditelp
kalau sudah mendapatkan beberapa buku baru dan pulang sekarang, setelah itu buru-buru pamit pada pemilik toko. Suk Ho
melihat pria berkacamata yang berlari keluar toko disampingnya.
“Apa kau ingin melihat beberapa
alat musik?” tanya si pemilik toko, Suk Ho
membenarkan lalu bertanya siapa anak yang baru keluar tadi.
“Dia bukan seorang musisi dan pergi ke
Universitas Seoul. Tapi Dia
tergila-gila pada drum dan mampir
setiap kali memiliki waktu lalu
memainkan drum. Ini
adalah seperangkat drum bekas yang aku letakkan diluar untuk dijual... jadi aku hanya biarkan saja dia
bermain untuk bersenang-senang.” Cerita si pemilik
“Apa kau tahu dia mengambil
jurusan apa?” tanya Suk Ho penasaran
Suk Ho berjalan ke dalam universitas Seoul berjalan ke
lorong dan masuk kelas melihat Jae Hoo memakai kacamatanya baru selesai
mengikuti mata kuliah. Ia terus mengikuti sampai ke depan gedung, seorang
wanita sudah menunggunya, Jae Hoon menghampiri ibunya mengatakan kalau ia
baik-baik saja dan masuk ke dalam mobil. Suk Ho melihat Jae Hoon itu “Anak
Mama” jadi Tidak akan mudah untuk meyakinkan “anak mama.”
Jae Hoon berlari masuk ke dalam toko dengan stick
drumnya, tapi wajahnya langsung sedih karena tak melihat drumnya lalu bertanya
apa yang terjadi dengan drumnya. Pemilik toko mengatakan sudah menjualnya. Jae Hoon
kaget lalu pemilik toko memberikan note yang dititipkan padanya. Jae Hoon
membacanya (Jika kau ingin drumnya kembali, datang temukan aku di
alamat ini!)
Jae Hoon masuk studio yang tak tertawa mendengar bunyi
drum, Suk Ho dengan senyuman bahagia menyambut Jae Hoon yang datang karena bisa
menemukan alamatnya dengan baik. Jae Hoon pun membalas sapaan Suk Ho yang belum
dikenalnya.
“Kau cukup bagus dalam bermain
drum. Apa kau
bermain untuk bersenang-senang?” tanya Suk Ho, Jae Hoon
pikir memang seperti itu.
“Lalu, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Jae Hoon binggung
“Ini sebuah studio band. Grup band milikku berlatih di
sini. Apa kau
ingin bermain drum Dalam
grup band kami?” kata Suk Ho, Jae Hoon kaget
mendengarnya.
Keduanya sudah duduk bersama, Suk Ho memberikan sebotol
susu pisang mengaku sangat menyukai minuman itu, Jae Hoon pun mengucapkan
terimakasih. Suk Ho mengatakanbisa membuat nama Jae Hoon terukir di perangkat drum itu. Jae Hoon terlihat tak percaya
“Tentu saja...Aku mengira kau adalah seorang
pemain drum dari sebuah film.” Kata Suk Ho
menyakinkan
“Ibuku akan kaget kalau sampai dia
tahu.” Ucap Jae Hoon sedih
“Kau seorang mahasiswa. Bukankah
kau punya waktu luang? Dan Kau sudah
dewasa.” Ucap Suk Ho, Jae Hoon bertanya Berapa
kali mereka berlatih setiap pekannya.
“Mungkin Setiap kali kau bisa datang. Aku lihat Kau cukup terampil, jadi tidak
akan butuh waktu lama untuk memainkan
sebuah lagu bersama-sama. Aku
tidak memintamu untuk mengubah jurusanmu. Kau belajar keras untuk bisa ada
disana. Kenapa kau harus berhenti?” ucap Suk Ho
“Tapi Bagaimanapun juga, bagaimana bisa kau menghabiskan
seluruh hidupmu hanya
melakukan satu hal? Itu
tidak menyenangkan. Kau
bisa belajar keras dan bermain drum untuk kesenangan.” Kata Suk Ho berusaha
mengoyahkan Jae Hoo
“Aku harus pergi segera setelah
ibuku menelepon. Aku rasa Yang
lain tidak akan menyukai itu.” Pikir Jae Hoon
“Jika anggota band kami diberi
peringkat menurut kepribadian mereka, maka mereka
juga akan berhasil masuk ke Universitas Seoul.” Ucap
Suk Ho, Jae Hoon menatap perangkat band yang ada disampingnya.
Kayle ada dikantor telihat kaget, mengetahui Suk Ho yang membeli
perangkat drum sebelum merekrut seorang pemain drum. Man Shik memberitahu Suk Ho membeli
yang bekas terlebih dulu. Suk Ho pun membawa Jae Hoon
ke kantor dan memperkenalakan sebagai anggota band sebagai drummer. Jae Hoon
pun menyapa semuanya.
Man Shik bertanya apakah Jae Hoon seorang mahasiswa, Jae Hoon membenarkan dan mengatakan kalau dia bisa tetap
bisa bergabung dengan band. Kayle dengan sinis
bertanya siapa yang mengatakan, Suk Ho mengangkat tanganya kalau ia yang
mengatakannya. Kayle ingin protes tapi Geu Rin lebih dulu menghalanginya dengan
menyapa Jae Hoon, Suk Ho memperkenalakan Geu Rin sebagai Manager Band.
“Kami sudah menunggu Jae Hoon
sejak tahun lalu. Mari
kita memperkenalkan...” ucap Suk Ho, Kayle akhirnya
berdiri dari tempat duduknya.
“Untuk menghemat waktu, Aku akan memberitahu beberapa
hal. Jadi Dengarkan baik-baik.” Kata
Kayle, Suk Ho mendorong Kayle untuk duduk kembali agar semua
bisa berbicara.
“Ada beberapa hal yang perlu kau
ketahui tentang kami.” Ucap Kayle, Geu Rin mencoba
menariknya tapi Kayle bisa melepaskanya dan menaiki tangga.
“Dia harus tahu sebelumnya, jadi Tidak ada gunanya membuang-buang
waktu di kemudian hari. CEO
kami yang menciptakan Jackson dan Lucy Girls. Dia mencoba untuk membuka sebuah
agensi baru bersama Jackson, tapi
dia dikhianati dan kehilangan segalanya.” Cerita Kayle
membuka mulutnya, Suk Ho tak bisa menghalanginya, Jae Hoon melonggo
mendengarnya.
“Pemain bass kami memiliki seorang
anak. Itu
anaknya yang ada di sampingnya.” Cerita Kayle, Chan Hee
pun menyapa Jae Hoon dengan sopan
“Orang yang ada di sebelahnya
adalah seorang mantan narapidana. Itu
bukan kejahatan serius, tapi
ia hampir berakhir di penjara khusus remaja saat SMA.” Ucap Kayle sudah ada disamping Jae Hoon menunjuk ke
arah Ha Nul
“Aku satu-satunya orang yang
normal di sini. Aku
lulus dari Juilliard. Ini
adalah kami, Aku tahu
apa yang kau rasakan karena pernah
merasakannya.” Kata Kayle yang sebelumnya pernah
kecewa, Jae Hoon hanya terdiam seperti terlihat shock
“Itu menyenangkan! Ini seperti di film-film!!! Aku suka kekacauan yang gila
semacam ini.” jerit Jae Hoon bahagia mendorong Kayle
dan berlari mendekati Man Shik, semua melonggo mendengar komentar Jae Hoon
bukan ketakutan dan pergi.
“Suk Ho.... Kau harus mengubah nama band ini. Seharusnya band ini disebut, "The Freaky
Dorks".” Ucap Man Shik, Yun Soo langsung menutup
telinga anaknya, Jae Hoon bertanya apa nama bandnya. Man Shik memberitahu
namanya itu Entertainer Band
“Ah... Ini memang benar-benar gila.... Itu
benar-benar gayaku. Aku pasti akan bergabung dengan
band ini.” jerit Jae Hoon bahagia, semua
benar-benar tak habis pikir melihat Jae Hoon memang berbeda dengan yang
lainnya.
Di ruang direktur
Suk Ho bertanya apakah mereka mampu
menghasilkan album di bawah Mango Music, Min Joo
merasa Suk Ho itu meremehkanya lalu menanyakan rencana untuk pernampilan pertama, menurutnya mereka harus
mencoba untuk konser penyanyi populer.
“Itu tidak akan berhasil. Sebaiknya penampilan pembuka
untuk acara musik televisi nasional.” Kata Suk
Ho
“Kau sudah gila. Siapa yang akan membiarkan
seorang amatir untuk penampilan pembuka?” komentar
Man Shik
“Ada apa dengan anak-anak kita? Bukankah semua penyanyi melalui
masa mereka sebagai amatir?” balas Suk Ho, Man Shik
bertanya sebenarnya apa rencana Suk Ho
“Aku akan membuat mereka tampil di
televisi nasional.” Kata Suk Ho yakin Man Shik merasa
Suk Ho itu bahkan tidak perlu mencobanya.
Geu Rin datang dengan membawakan minuman bervitamin, lalu
bertanya apa tugasnya. Suk Ho mengatakan kalau ia sebagas supir, Geu Rin kaget.
Suk Ho pikir Geu Rin tidak memiliki SIM. Gei Rin mengeleng kalau ia memilikinya, sudah
lama sejak terakhir mengendarai mobil. Suk Ho
mengatakan akan mengajarinya jadi Geu
Rin akan bisa melakukannya dalam waktu singkat dan tak perlu khawatir. Geu Rin mengangguk dengan senyuman.
Di jalan yang sepi, Geu Rin melajukan mobil sangat pelan
dan duduknya terlalu condong ke depan, seperti sangat ketakutan. Suk Ho duduk
disampingnya meminta agar bisa lebih cepat lagi. Geu Rin masih menyetir dengan
kecepatan rendah. Suk Ho memberitahu tak ada mobil dijalan jadi Geu Rin bisa
menginjak lebih dalam lagi gasnya. Geu Rin tetap tak menginjak remnya.
“Kapan kita akan sampai kantor
kalau seperti ini? Lebih
cepat lagi!! Injak
pedal gasnya!” kata Suk Ho lalu melihat ada mobil
dibelakang mereka.
Geu Rin nampak ketakutan sampai akhirnya mobil dibelakang
mereka pun menyalip, Suk Ho mengehela nafas kesal, Geu Rin pun menginjak rem
lebih cepat, Suk Ho berteriak menyuruh Geu Rin belok kanan, mobil sedikit
miring. Dua pelajar menyebrang dengan sepeda, Suk Ho berteriak agar Geu Rin
berhenti, akhirnya tubuh keduanya sedikit terpelanting karena mengerem
mendadak. Terlihat dilayar mobil “Keamanan dalam kota telah diaktifkan.”
“Berhenti menginjak rem! Kau akan
membuatku muntah.” Jerit Suk Ho kesal
“Aku tidak menginjak rem! Mobilnya
berhenti sendiri.” Balas Geu Rin menjerit
“Bagaimana bisa mobilnya lebih
pintar daripada kau? Apa Kau
belajar berkendara dari buku? Ini
masalahnya. Mereka
memberikan SIM untuk siapapun.” Teriak Suk Ho marah, Geu Rin cemberut memilih untuk
membuka sabuk pengaman lalu turun dari mobil, Suk Ho berteriak kemana Geu Rin
akan pergi.
Geu Rin berjalan ke taman lalu berjongkok sambil menangis
histeris, Suk Ho berjalan mendekatinya, memberitahu Keadaan
sangat sulit di jalanan jadi Kadang-kadang,
ada orang-orang yang mengamuk di jalanan.
“Lenganku sakit...dan otot-otot
kakiku terasa kencang, bahkan Bahuku
juga kaku. Tapi kau
tetap berteriak kepadaku... dan
mengatakan aku hanya "siapapun".” Teriak Geu
Rin merengek kesal dan kembali menangis
“Sekarang setelah kau
mengatakannya, kurasa aku terlalu keras. Maaf untuk memanggil kau
"siapapun". Bahumu
terasa sakit, kan? Itu karena kau membelokan
kemudinya. Lenganmu
juga terasa sakit, kan? Bagaimana dengan tumitmu? Haruskah aku memijat bahumu?” kata Suk Ho lalu mencoba memijat pundak Geu Rin
“Berhenti menyentuhku!!!” teriak Geu Rin berdiri melepaskan bahu Suk Ho,
“Aku tidak menyentuhmu! Aku memijat bahumu jika kau
merasa kesakitan! Itu
sebabnya mereka mengatakan jangan pernah mengajarkan istri atau pacarmu cara
mengemudi.” Jerit Suk Ho juga kesal
“Aku bukan istri atau pacarmu!” teriak Geu Rin
“Aku hanya mengatakannya! Apa yang sudah aku lakukan pada
diriku?” balas Suk Ho, keduanya langsun memalingkan wajahnya
dengan kesal lalu kembali ke dalam mobil
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Sudah satu tahun? Suk ho menghilang 6 bln? Widih cepet amat yah
BalasHapus