Hyun
mengambil gambar Yeon Sung seperti ingin membuat video, tapi dibuat kesal
karena Yeon Sung yang melihat kamera jadi ingin seperti candid dan menyuruh
agar mengulanginya. Tapi Yeon Sung tetap
saja tak bisa menatap kamera.
“Cobalah
untuk lebih keren.” Kata Hyun. Yeon Sung tetap saja tak terlihat bagus,
akhirnya Hyun menyerah dan berjalan pergi.
“Sepertinya
salah satu dari kita tidak memiliki bakat. Aku tidak bisa menciptakan sebuah mahakarya.” Ucap Hyun Kesal
“Lupakan
saja. Sangat mudah untuk menjadi sutradara film.” Kata Yeon Sung
“Aku
bilang aku ingin melakukannya, tapi tidak mengatakan akan melakukannya.” Kata
Hyun lal melihat sesuatu yang bagus didepanya.
Ia
melihat sebuah background penting dalam videonya, lalu meminta Yeon Sung
berdiri dan mengucapkan "Aku mencintaimu." Yeon Sung heran berpikir
kalau Hyun akan mau melawannya dengan mengatakan "Jika kau mencintaiku,
berikan aku uang." Hyun meminta Yeon Sung mulai mengatakan.
Yeon Sung
menolak, Hyun tetap mengatakan “Action”. Yeon Sung mengucapkanya tapi terlihat
tak serius. Hyun meminta agar Yeon Sung bisa menatap ke arah kamera. Yeon Sung
kesal karena sebelumnya Hyun meminta agar tidak melihat. Hyun menegaskan kalau
sekarang ini harus melakukanya.
“Aku
mencintaimu.” Ucap Yeon Sung terlihat tak ada perasaaan apaun. Hyun meminta
agar mengulanginya. Yeon Sung melakukan hal yang sama.
“Kau tidak
bisa melakukan sama sekali Tapi setidaknya kita punya judul, yaitu "Pria
yang Tidak Bisa apa-apa."” Ejek Hyun
“Aku bisa
akting dan ingin menjadi aktor saat mahasiswa jadi Coba lagi” kata Yeon Sung.
Hyun menolak
Saat itu
Yeon Sung menarik Hyun agar bisa mengulanginya dengan tatapanya mengatakan “Aku
mencintaimu.” Dengan percaya diri berpikir kalau itu sangat menyentuh. Hyun
hanya bisa mengeluh melihatnya.
So Ran
kembali berbelanja dengan selalu bertanya dengan bahasa inggris “ Apa Kau
pikir... yang ini atau ini?” dengan menunjuk tempelan kulkas yang bagus.
Penjual pun memilih salah satu dan So Ran langsung membelinya. Hampir semua
toko dimasukin So Ran dengan pertanyaan yang sama, Kyung Jae yang menemani
seperti berusaha menahan rasa amarahnya.
Kyung Jae
melihat So Ran membeli begitu banyak dan berpikir kalau sudah selesai. So Ran
pikir Mereka mengatakan tidak ada akhirnya
saat belanja. Kyung Jae ingin tahu siapa yang mengatakan hal seperti itu. So
Ran dengan santai menjawab kalau itu dirinya.
So Ran
memilih sebuah pakaian dengan bertanya pada penjua yang mana yang lebih bagus.
Kyung Jae mengejek kalau bahasa Inggris So Ran adalah bahasa Inggris paling
efektif yang pernah didengar.
Saat itu
Ma Roo masuk ke dalam sebuah toko karena melihat So So yang masuk lebih dulu,
tapi tak melihat keberadan pacarnya. So So keluar dari lantai bawah dengan
merangkul tangan seorang pria bule. So So tak percaya ternyata Ma Roo juga
datang.
“Katakan
halo... Ini temanku, Didier. Dia sangat membantu saat pertama kali aku mulai bekerja sebagai pemandu.” Ucap So
So, Ma Roo pun menyapa dengan tatapan tak suka melihat So So yang merangkul
tangan Didier.
“Dia
bilang senang bertemu denganmu, dan menyambutmu di Honfleur ini.” Ucap So So
menerjemahkan yang dikatakan Didier.
“Senang
bertemu denganmu juga.” Ungkap So So. Didier memuji Ma Roo yang terlihat tampan.
Saat itu
Ma Roo hanya bisa melonggo keduanya berbicara dengan bahasa Prancis yang tak
dimengerti, bahkan sampai membuka sedikit jaket So So. Keduanya terlihat sangat
akrab dengan tawa bahagia membuat Ma Roo cemburu.
Ma Roo
dengan wajah cemberut pun bertanya alasan So So tertawa. So So menceritakan kalau Didier akan
mengunjungi hotelnya malam ini. Ma Roo
sempat terkejut tapi membuat dirinya tetap tenang. So So menceritak Didier
cenderung agak cabul saat sedang mabuk.
“Itulah
yang ditertawakannya.” Ucap So So. Ma Roo bisa mengerti walaupun terlihat
menahan wajah kesal.
“Yah.. Kau
pikir dia baik-baik saja, tapi dia berubah dalam sekejap. Dia adalah tipe orang
yang bisa mabuk tiba-tiba. Kau tidak pernah tahu apa yang akan terjadi.” Cerita So So.
Ma Roo
teringat di malam sebelumnya bertanya apa yang So So cari, So So mengatakan kalau ia mencari Kondom. Ma
Roo kaget karena So So yang membawanya. So So mengatakan itu sudah pasti, Ma Roo ingin tahu alasan So So membawanya.
“Kau tidak
punya alasan untuk membawanya kan dan tidak
pernah tahu apa yang akan terjadi.” Ucap
So So
Ma Roo
berpikir kalau So So mungkin bisa terjadi dengan Didier, lalu bertanya kemana
So So akan pergi. So So menjawabakan
bertemu dengan seorang teman. Ma Roo ingin tahu
Laki-laki atau perempuan.
Saat itu
seorang pria keluar, So So langsung memanggil Allan dan keduanya saling
berpelukan. Ma Roo makin shock melihat pria dan wanita saling berpelukan. So So
pun meminta Ma Roo menyapa Allan, kalau sangat membantu saat pertama kali memulai
sebagai pemandu.
“Bagaimana
dan kenapa dia membantumu?” tanya Ma Roo
“Dia
adalah teman yang baik yang selalu ada
saat aku kesepian.” Ucap So So. Ma Roo pikir sudah mengerti memilih untuk pergi
saja dan akan menemuinya jam 12.
Ma Roo
yang kesal berjalan dan menendang sebuah kaleng yang ada dijalan. Seorang
wanita berteriak marah dengan bahasa prancis. So So mendenagr suara teriakan
pun mulai panik. Seorang wanita mengomel kalau karya seni di negara asalnya. So
So datang bertanya pada Ma Roo Apa yang terjadi
“Aku
tidak tahu, tadi aku menendang beberapa kaleng kosong. Tapi dia keluar dan
marah padaku.” Ucap Ma Roo. So So kaget Ma Roo menendang kaleng yang sudah
diwarnai
“Aku
minta maaf. Dia sebenarnya tidak tahu...” ucap
So So lalu menanyakan alasan Ma Roo menendangnya
“Itu ada
di sana, jadi aku penasaran Apa aku bisa menendangnya.” Ucap Ma Roo
“Aku
sudah bilang jangan melakukan apapun yang membuatmu penasaran. Ini adalah
kerajinan tangannya.” Ucap So So kesal
Si wanita
mengaku kalau sengaja memajangnya karena
mempunyai banyak makna yaitu "Otak Politisi, Etika Keuangan, Jiwa Religius"
Dan "Dompetmu." Dan adalah senilai 320 euro. So So pun menjelaskan
yang dikatakan oleh wanita itu pada Ma Roo dengan harga setara 507.000 won
“Tunggu, kau
bilang keempat kaleng ini berharga 500.000 won?” ucap Ma Roo shock
“Tidak
peduli seberapa remeh sesuatu, artinya memberi nilai.” Kau membuatku gila.
Kenapa... Orang-orang di negara ini sangat serius dengan nilai seni mereka.” Ucap
So So kebingungan.
Saat itu
Allan datang menyapa si wanita ingin tahu yang terjadi. Si wanita mengadu kalau
Ma Roo yang menghancurkan keseniannya. Allan pun melihat bentuk kaleng lalu
mengatakan kalau memang sudah rusak dan tak ada yang bisa dilakukan, tapi akan
berbicara dengan wanita itu.
So So
terlihat bahagia dan memberitahu Ma Roo kalau Allan yang akan berbicara
dengannya. Ma Roo dengan rasa cemburu, merasa tak perlu karena kesalahanya maka
akan bertanggung jawab. So So mengatakan kalau Allan akan membantunya.
Ma Roo
dengan angkuh mengaku tidak
membutuhkannya dengan memberikan kartu kreditnya, kalau akan melakukan pembayaran sekaligus.
Ma Roo duduk
di cafe dengan kaleng yang dibelinya dengan menghela nafas beberapa kali. Byung
Jae menelp bertanya apakah Ma Roo tidak senang berbicara dengannya. Ma Roo mengaku
tidak senang. Byung Jae ingin tahu kapan Ma Roo akan kembali. Ma Roo mengatakan
Setelah liburannya selesai.
“Pegawai
termuda menggabungkan semua liburannya untuk menempuh perjalanan jauh. Aku cemburu
padamu. Aku terjebak disini” kata Byung Jae.
“Apa kau
tahu bagaimana pelukis impresionis muncul? Mereka pergi keluar dengan kuas cat.
Kau harus pergi tanpa mengkhawatirkannya.” Kata Ma Roo. Byung Jae menyuruh Ma
Roo diam dengan bertanya Romansa apa
itu, Ma Roo pikir akan menutup telpnya saja.
“Woody
Allen mengatakan Paris adalah salah satu dari tiga tempat teratas untuk
menemukan cinta. Tapi sekali lagi, dia menemukan cinta kemanapun dia pergi.” Ucap
Byung Jae.
“Aku
membeli karya seni yang sangat terkenal. Ini memiliki makna yang dalam, seharga
507.000 won.” Ucap Ma Roo
“Aku
tutup. Segeralah kembali. Aku punya banyak pertanyaan.”kata Byung Jae.
Byung Jae
melihat Nona Oh datang bertanya “Apa kau pergi dengan aman?” Nona Oh tertawa
mendenagrnya merasa menyegarkan untuk menerima ucapan setelah pergi ke kamar
mandi. Byung Jae pikir Setengah dari umur kerja perusahaan adalah tentang
salam.
“Ya, aku
benci itu, tapi itu benar.Lalu Apa kau menandatangani formulir konfirmasi?” tanya Nona Oh
“Bisakah
aku mengajukan pertanyaan terlebih
dahulu?” tanya Byung Jae. Nona Oh langsung menjawab tidak.
“Kenapa
kau tiba-tiba ingin kita menandatangani
formulir untuk memecat Ma Roo?” kata Byung Jae. Nona Oh meminta agar Byung Jae Jangan
mengajukan pertanyaan.
“Ma Roo
sangat baik dengan kerjaannya, dia juga bekerja lembur Dan dia bahkan tidak
mencuri kertas A4. Setidaknya dia pantas mendapat penghargaan, kan?”pikir Byung
Jae yang percaya dengan temanya.
“Aku
disuruh melakukannya.” Akui Nona Oh. Byung Jae bertanya apakah Nona Oh
menandatanganinya juga.
Nona Oh
tak menjawab memilih untuk meminum bir sambil mengeluh kalau rasanya hambar. Byung Jae memutuskan kalau tidak
bisa menandatanganinya. Nona Oh menjelaskan kalau Byung Jae akan berada dalam
posisi yang kurang menguntungkan selama evaluasi personil.
“Aku
memberi tahu Ma Ru bahwa akan mengajukan pertanyaan saat dia kembali. "Apa
kau mengabaikan tugasmu? Apa kau merusak barang? " "Apa kau melanggar
peraturan? Apa kau membongkar rahasia? " Jika dia bilang iya, maka Aku akan menandatanganinya saat itu.” Ucap
Byung Jae.
“Byung
Jae, menurutmu bagaimana kehidupan perusahaan?!! Ini semua tentang rangking. Meskipun,
beberapa orang bilang tidak semua
perusahaan yang sama. Tapi orang-orang itu tidak pernah bisa bekerja di
perusahaan besar.” Ungkap Nona Oh ingin tetap berada di perusahan mengikuti
arus yang mengalir.
“Mereka tidak
pernah punya kekuatan yang diberikan kartu bisnis ini kepada kita. Tapi kita
tetap saja bukan karyawan. Jadilah lebih jujur dengan dirimu sendiri, Byung Jae. Bagi orang awam
seperti kita, perusahaan besar lebih dari sekadar tempat kerja. Antara manusia
Oh Ye Bi, dan "Farmasi Dunia"
Oh ye Bi.. Menurutmu, apa yang layak?” kata Nona Oh
“Manusia
Oh ye Bi.” Jawab Byung Jae. Nona Oh pikir Byung Jae itu masih muda lalu
berteriak untuk meminta bir.
Ma Roo
melihat So So yang datang dengan Allan lalu bergegas masuk restoran karena
keduanya duduk diluar. So So memuji SO So yang cantik dengan mengibaratkna
bersinar lebih terang di bawah sinar
matahari ini, lalu bertanya apakah ia tidur dengan pria oriental itu. So So menganguk dengan
malu-malu.
“Apa yang
ditertawakannya?” ucap Ma Roo penasaran karena keduanya terlihat sangat akrab
dan dekat.
Allan
bertanya apakah So So tidak hanya main-main, So So mengaku kalau kali ini lebih dari itu karena Ada
kemungkinan 51 persen bahwa M Roo adalah cinta sejatinya. Allan terlihat senang
karena So So Kakhirnya menemukan pria itu dibawah Kaki malaikat itu.
Didier
datang, wajah Allan terlihat marah. So So pun mengajak Didier untuk duduk. Ma
Roo terus melihat dari dalam restoran ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya.
“Aku
sangat tidak nyaman karena kau bertingkah seperti ini. Kau harus menyelesaikan
kesalahpahaman dan menjadi dirimu yang lama.” Ucap So So dengan bahasa Prancis.
“Aku
tidak salah mengerti apapun. Aku tidak tahu kau akan memanggilku untuk melihat
orang ini. Aku kecewa.” Ucap Didier.
“Kau
pura-pura tidak tahu bahwa aku ada di sini. Kemunafikanmu lebih menjijikkan.” Ungkap
Allan. Tiba-tiba Didier langsung
menampar Allan.
“Aku akan
membiarkanmu memukulku sekali!” teriak Didier. So So meminta agar keduanya
berhenti tapi malah terdorong karena itu maslaha mereka berdua. Ma Roo melihat
keduanya seperti bertengkar hebat memperebutkan sesuatu, So So berkata pada dua pria dengan bahasa
Prancis dan mengartikan sendiri hanya dari gerak-gerik.
“Aku
mencintai kalian berdua! Aku tidak bisa kehilangan kalian berdua! Aku membenci
diriku sendiri, tapi tidak punya pilihan lain. Tidak bisakah kita saling mencintai, seperti ini? Aku tidak tahan
melihatmu memperjuangkan diriku.” Ucap So
So akhirnya ketiganya pun berpelukan.
“Itu satu
segitiga cinta yang mengejutkan.” Gumam Ma
Roo akhirnya keluar dari restoran.
“Yoon So
So... Aku tidak berpikir ini benar.” Ucap Ma Roo marah dan beranjak pergi. Dua
pria bingung ada apa dengan Ma Roo. So
So juga binggung dengan sikap Ma Roo seperti marah padanya. Allan pikir karena karena kaleng itu, karen
ia juga seorang seniman, tapi menurutnya kaleng itu terlalu mahal.
Tuan Oh
berjalan terburu-buru, menyuruh Nyonya Han segera mengikutinya. Nyonya Han
mengajak suaminya untuk dudukdan minum
kopi. Tuan Oh pikir kalau itu cuma buang-buang uang menurutnya lebih baik Beli
beberapa tonik saja dengan uang yang
ingin dihabiskan untuk kopi.
Saat itu
Kyung Jae dan So Ran baru saja keluar dari toko. Nyonya Han melihat So Ran yang
membeli begitu banyak. So Ran piki tidak membeli banyak, karena hanya pakaian,
sepatu, dan souvenir. Nyonya Han mengaku iri karena mereka tidak pernah menghabiskan uang, jadi tidak
dapat membeli apapun sengaja menyindir suaminya.
“Kau
harus hidup hemat! Anak-anak sekarang terlalu boros akhir-akhir ini.” Ucap Tuan
Oh sinis
“Kami
tidak mengeluarkan terlalu banyak uang. Tidak ada yang mahal.” Balas So
Ran. Tuan Oh mengaku tidak berbicara
dengan So Ran. Nyonya Han meminta suaminya untuk berhenti bicara.
“Lakukan
apa yang membuatmu bahagia.” Ucap So Ran. Nyonya Han menganguk kalau sudah
melakukannya. Kyung Jae mengeluh kalau sudah belanja banyak.
“Haruskah
kita minum kopi untuk para wanita saja?” kata Nyonya Han.
So Ran
terlihat bahagia, saat itu Yeon Sung dan Hyun datang menyapa dua pasangan lainya
dengan bertanya apakah Kyung Jae sudah beli souvenir. So Ran mengataka sudah
membeli banyak, lalu bertanya pada Hyun apakah ingin minum kopi bersama.
Hyun
dengan senang hati menerima ajakan So Ran, Para wanita pun pergi minum kopi
meninggalkan para wanita. Tuan Oh pun mengajak para pria untuk bersenang-senang
juga. Ketiga duduk didepan rumah, dengan menghadap kesinar matahari. Tuah Oh
pikir tempat itu sangat bagus dan hangat.
Hyun
menikmati jus jeruk, tak percaya kalau
So Ran yang merancang desain kotoran untuk The Magic Door. So Ran mengatakan kalau hanya menggambar hal-hal itu
sepanjang hari. Hyun pikir kalau ini
bukan lelucon tapi sangat berpengaruh. Nyonya Han tak mengerti apa yang sedang
dibahas Hyun.
“Itu
adalah sebuah game... So Ran menarik semua botol kotorannya.” Jelas Hyun.
Nyonya Oh binggun apa maksudnya Botol kotoran.
“Aku akan
memberimu dua botol air saat kembali bekerja.”ucap So Ran. Hyun terlihat
bahagia dan meminta nomor telp So Ran.
“Panggil
aku saat kau tiba di Seoul atau Kirimkan sms jika aku tidak menjawab.” Ucap So
Ran memberikan kartu namanya. Hyun melihat aklau Kartu bisnis So Ran juga
keren.
“Omong-omong,
siapa itu pria yang bersamamu kesini?” tanya So Ran penasaran
“Dia
adalah Pria yang memberiku uang.” Kata Hyun santai lalu mengajak So Ran agar
bisa selfie bersama. So Ran dan Nyonya Han hanya bisa saling berpandangan.
Semua
sudah berkumpul, Yeon Sung melihat San Ma Roo terlambat lagi berpikir kalau
mungkin tersesat. Tuan Oh pikir mana mungkin orang itu bisa tersesat menurutnya
seseorang bisa terlambat juga jadi tak perlu resah. Semua terlihat binggung
dengan sikap Tuan Oh yang tak marah. So So pikir akan mencoba menelponnya.
Ma Roo
duduk di tepi pelabuhan melihat So So yang menelpnya, dan memilih untuk tak
mengangkatnya karena tahu untuk datang tepat waktu, lalu mengirimkan pesan “Aku
akan melewatkan makan siang dan langsung menuju bus.”
So So pun
memberitahu semua tim kalau San Ma Ro
tidak enak badan, jadi akan beristirahat
di bus,lalu mengajak semua pergi. Setelah itu mengirimkan pesan pada Ma Roo “Dimana
kau? Aku akan menemuimu di sana.”
Ma Roo mengingat
saat memberikan hadiah sepatu pada So So, lalu esoknya So So sudah merangkul
Didier bahkan seperti mengoda dengan membuka sedikit jaketnya. Lalu teringat dengan sepatunya.
So So
sedang berjalan menerima telp dari hotel, bertanya apakah So So bertanggung
jawab atas San Ma Roo dari Kamar 305. So So membenarkan kalau Ma Roo sebagai turisnya.
Pegawai hotel memberitahu kalau Ma Roo meninggalkan
sesuatu di kamarnya. So So pun mengatakan akan mengambilnya sekarang juga.
Saat
sampai dihotel, pegawai meminta So So memeriksa isinya dan tanda tangani tanda
terimanya. So So melihat isi kotak adalah sepatu yang sama dengan yang dipakai
olehnya.
Ma Roo
datang dan keduanya bertemu di Lobby, So
So pun bertanya-tanya Sepatu siapa ini. Ia pun teringat ketika bertanya Bagaimana dengan pacar Ma Roo dan Ma Roo menjawab
kalau tidak memiliki sesuatu untuk dikatakan.
“Bukankah
ini untukku?”gumam So So dengan mengingat saat bertanya apakah mereka sudah
putus, Ma Ro menjawab untuk membicara tentang mereka saja.
“Apa aku
menipu diriku dengan berpikir bahwa itu adalah hadiah untukku?”gumam So So
mengingat saat Ma Roo memberikan hadiah sepatu untuknya.
“Seorang
pria yang memberikan hadiah yang sama kepada dua wanita berbeda.” Gumam So So
terlihat Ma Roo
Akhirnya
So So mendekati Ma Roo, dan berkata ia
tidak berpikir ini benar, lalu berjalan keluar dari hotel. Ia mengingat saat
memperkenalkan Ma Roo pada Didier.
“Ini
adalah turisku, San Ma Roo.. Dia bisa menjadi pacarku.” Ucap So So dengan
bahasa Prancis begitu juga pada Allan.
“Ada
kemungkinan 51 persen bahwa dia adalah cinta sejatiku.” Ucap So So yakin pada
Ma Roo.
So So
merasa kecewa memilih untuk membuang sepatu pemberian Ma Roo ke tempat sampah
dan berjalan tanpa alas kaki. Ma Roo
hanya bisa menatap So So yang berjalan hanya dengan kaos kaki dan mengambil
sepatu yang dibuang So So.
Akhirnya
So So berjalan tanpa alas kaki sambil bergumam “Aku bertanya-tanya siapa dia.” Teringat
kembali saat Ma Roo melihat dirinya menangis dalam gereja. Lalu So So bergumam “Dia Pria brengsek” Teringat saat Ma Ro
ketempat komidi putar dan So So bertanya kenapa sudah kembali. Ma Roo mengaku
kalau sangat merindukanya.
“Bajingan
itu.” Gumam So So dan Ma Roo meminta agar
Tidur dengannya malam ini.
“Bajingan
yang mengerikan... Bajingan yang mengerikan itu.”gumam So So mengumpat dalam
hati. Ma Roo akhirnya melihat So So yang berjalan tanpa alas kaki.
[Epilog]
So So
kaget melihat Ma Roo yang datang lalu memperkenalkan temanya yang bernama
Didier ang sangat membantu saat pertama
kali memulai sebagai pemandu. Ma Roo hanya menatapnya. So So dengan bahasa
Prancisnya terlihat sangat percaya diri.
“Ini
adalah turisku, San Ma Roo.. Dia bisa menjadi pacarku.” Ucap So So bangga.
“Senang
bertemu denganmu. So So adalah gadis yang menyedihkan, jadi bersikap baiklah padanya agar dia tidak
menangis. Jika kau menjadi pacarnya.” Ucap Didier.
“Dia
bilang senang bertemu denganmu, dan menyambutmu di Honfleur ini.” Kata So So
sengaja tak menerjemahkanya. Ma Roo pun menyapa Didier dengan memujinya
terlihat tampan.
“Dia
bilang kau tampan.” Ucap So So. Didier pun memuji Ma Roo yang sangat imut
bahkan memiliki pesona pria oriental.
“Tunggu,
Apa kau jatuh cinta padanya?” ucap So So cemburu. Didier mengaku iyu Mungkin
lalu bertanya apa yang lakukan malam ini
“Aku
menuju Deauville.” Kata So So. Didier pikir mereka sudah lama tak bertemu
lalu bertannya apakah tidak punya waktu
untuk segelas anggur.
“Aku di
sini selama sehari, jadi tidak punya pilihan.” Ucap So So
“Lalu aku
akan pergi ke Deauville, Beritahu aku alamat hotelmu.” Kata Didier.
“Apa aku harus
melihatmu telanjang lagi? Jangan datang ke Deauville.” Keluh So So mengodanya
“Ini
hanya cangkangnya saja, Seperti bajumu.” Kata Didier mengoda membuka kerah
jaket So So
“Aku akan
tinggal lebih lama lain kali supaya kita bisa minum. Ayo kita minum kopi hari
ini. Temui aku di kafe favorit kita dalam 30 menit.”ucap So So
Setelah itu
ia menemui Allan, dengan bangga mengatakan kalau Ma Roo adalah pria bisa menjadi pacarnya. Allan tak percaya
bertanya apakah Ma Roo akhirnya membuka diri. So So membenarkan dan saat itu Ma
Roo pergi meninggalkanya.
So So
meminta agar mereka keduanya berhenti, sampai akhirnya terjatuh karena Allan
tak ingin ada yang ikut campur. So So tahu kalau ini maslaha mereka berdua,
lalu menegaskan kalau keduany adalah satu-satunya teman di Perancis.
“Aku
tidak ingin ikut campur, tapi tidak
bisa. Memang salah bagi Allan untuk pergi clubbing tanpa memberitahumu. Tapi
dia merasa sedih, dan lalu menangis setelah itu. Dia berjanji untuk tidak
melihat pria lain lagi Dan Didier, Kau menangis karena tidak bisa melupakan
Allan.” Ucap So So ingin mendamaikan pasangan sesama jenis.
“Orang
kadang bisa putus hubungan, Tapi kalian kan saling mencintai. Kalian masih
tidak bisa melupakan satu sama lain. Memang Butuh beberapa saat untuk mencintai seseorang. Tapi butuh seumur hidup
untuk melupakannya. Aku tidak ingin kalian mengalaminya Ini sangat menyakitkan
dan Itulah yang ingin aku katakan hari ini.” Kata SoSo. Akhirnya keduanya memeluk So So.
Bersambung ke episode 9
Hahhh q udh curiga klo 2bule it hompimpa😰
BalasHapus