Nyonya Oh
mengetahui dari Shi Kyung bilang kalau sedang belajar bersama teman untuk
penilaian kinerja dan bertanya Apa itu tidak penting.Shi Young heran
mendengarnya, karena Lee Shi Kyung sedang menonton film bersama pacarnya.
Nyonya Oh melotot kaget melihat anaknya sedang duduk bersama seorang wanita
didepan laptop.
“Jadi,
itu Bom.” Ucap Nyonya Oh. Shi Young bertanya apakah ibunya juga mengenal Bom.
“Ibu
pernah melihatnya di Hospice sebelumnya. Lalu Seperti apa dia?” tanya Ibu Shi
Young penasaran.
“Aku tidak
mengenalnya dengan baik. Tapi Bisa dibilang, dia lebih pintar dari Shi Kyung.
Dia lebih baik di sekolah daripada Shi Kyung.” Kata Shi Young
“Yahh.. setidaknya...Itu
melegakan, Lalu Apa pekerjaan Ayahnya?”
kata Nyonya Oh.
Shi Young
melonggo kaget lalu berkomentar kalau Orang
dewasa sangat aneh. Nyonya Oh tak banyak bicara memilih untuk beranjak pergi.
[Episode 7: Dua Cincin]
Nyonya
Shin berteriak kalau melakukanya. Tapi Dokter memberitahu kalau Mungkin hanya kejang sekarang, tapi bisa
mengalami koma. Nyonya Shim tetap menolak dengan tangan yang terus kejang. Perawat menenangkan Nyonya Shin kalau
mengerti dengan sikapnya sekarang.
“Tetap
saja, Anda harus mengeluarkan enema untuk menghentikan kejang-kejang ini. Apa
Anda pikir akan bisa berbicara dengan putrimu dengan tangan seperti ini?” ucap
Kepala perawat.
“Kenapa
tanganku harus begini?” kata Nyonya Shin marah, Kepala perawat pun menyuruh
dokter untuk keluar dari ruangan.
“Tidak
akan ada yang melihat. Aku akan berada di sini sendirian, jadi Anda akan merasa
nyaman.” Ucap Kepala peraat.
“Bagaimana
aku bisa merasa nyaman? Bagaimana?!!!” kata Nyonya Shin tetap menolaknya.
Dokter
Park memberikan alat untuk menghancurkan kopi secara manual, berpikir kalau
Nyonya Oh suka membuat kopi. Nyonya Oh mengatakan kalau ini bukan untknya tapi
untuk Nyonya Shin. Dokter Park sediki kaget karena Nyonya Shin yang diizinkan
untuk minum kopi. Nyonya Oh pun kaget mendengarnya.
“Jika menyangkut
makanan dan minuman, kau perlu mendapat izin dari dokter.” Pesan Dokter Park.
Nyonya Oh mengaku lupa dan minta maaf.
Nyonya Oh
berjalan binggung karena berpikir harus menyimpannya saja, tapi akhirnya
memilih untuk memberikan saja pada Nyonya Shin. Saat masuk ruangan, merasakan
bau yang menusuk lalu membuka tirai dengan wajah panik. Nyonya Shin sangat
marah dan kembali menjerit histeris. Nyonya Oh hanya bisa meminta maaf karena
berpikir terjadi seusatu pada Nyonya Shin.
Akhirnya
Nyonya Oh duduk disamping Nyonya Shin melihat selembaran tentang [Pertunjukan
Seni Pemuda] Nyonya Shin yang melihatnya bertanya apakah Nyonya Oh tahu lukisan itu. Nyonya Oh
menjawab kalau Ini adalah "The Scream" oleh Munch.
“Setelah
ayah dari anak-anakku hilang... Aku menyimpan lukisan ini di sisiku. Ini Sudah
lebih dari 10 tahun dia menghilang. Aku sangat ingin menjerit seperti orang
yang ada di lukisan ini.” Ungkap Nyonya Oh
“Aku
minta maaf sebelumnya. Tadi Aku bertingkah sangat gila, kan?” kata Nyonya Shin
tak enak hati.
“Aku akan
melakukan hal yang sama.” Pikir Nyonya Oh. Nyonya Shin mengaku kalau ingin
minum kopi lagi.
“Aku
membeli biji kopi. Haruskah aku menggilingkannya untukmu?” ucap Nyonya Oh
dengan memberitahu kalau Nyonya Shin
hanya bisa menikmati baunya, karena Kafein tidak baik untuknya sekarang.
Nyonya Shin tak bisa menolaknya.
Shi Kyung
dan Bom berjalan pulang membahas kalau
Film yang mereka tonton sungguh menyenangkan, Bom mengejek kalau Shi
Kyung itu yang lebih lucu daripada filmnya, karena wajahnya saat tertawa.
“Aku
sudah tahu kalau terlihat sangat tampan saat tertawa.” Ucap Shi Young bangga.
Bom pun meminta Shi Kyung tertawa. Shi Kyung malah memperlihatkan senyumanya
sambil nyengir.
“Apa Kau
lihat? Itu lucu.” Ucap Bom dengan tawanya. Shi Kyung tiba-tiba mengangakat dua
jari telunjuk dan Bom seperti ingin mengambil gambar wajah Shi Kyung. Bom heran
apa yang dilakukanya.
“Menikmati
pemandangan pribadiku sendiri... Itu hanya sesuatu.” Kata Shi Kyung. Saat itu
telp berdering dan Bom langsung mematikanya.
“Telepon
siapa yang tidak kau jawab?” tanya Shi Kyung heran. Bom hanya mengaku kalau itu
Pimpinan dari agen model.
Shi Kyung
ingin tahu alasan pimpinan agen model meneleponnya. Bom menceritakan bertemu
dengannya beberapa tahun yang lalu saat ada casting dijalan, lalu terus mengganggunya tentang pemodelan
sejak saat itu. Shi Kyung pikir kalau Pria itu
punya motif lain padanya. Bom terlihat binggung.
“Ada
banyak orang jahat dan aneh di luar sana. Bukankah itu sebabnya dia
meneleponmu? Berikan HP-mu kepadaku jika dia meneleponmu lagi.” Ucap Shi Kyung
seperti seorang laki-laki.
“Apa yang
akan kau lakukan jika aku memberikannya kepadamu?” kata kalau Bom. Shi Kyung
berpura-pura mengangkat telp dari pimpinan agency dengan suara dibuat berat.
“Halo,
uh... Saya dari Departemen Kejahatan
Berat di Kepolisian Gaon. Apa yang bisa saya bantu? Apa aku Pimpinan
dari agen model?” ucap Shi Kyung seperti ingin menakuti. Bom hanya bisa tertawa
melihat cara Shi Kyung dan mereka pun pulang bersama.
Nenek Kim
mulai belajar membaca huruf hangul menyebut "Gi Uk." Shi Young
mendengarnya merasa Neneknya itu pasti
suka "Uk". Lalu menjelaskan kalau bacaanya adalah "Yeok."
Seperti kata rumput laut. Nenek Oh mengerti dengan mengeluh pada cucunya yang
tak memberitahu sebelumnya.
Shi Young
meminta neneknya kembali membaca. Nenek Kim bisa membaca "Ni..." Lalu
"Nyun.". Shi Young kembali mengeluh
kaalu seharusnya "Nieun, lalau mengulang kalimat "Bodoh,
idiot, Makanlah omong kosong dan naiklah."
“Nenek
tidak kesulitan saat menghafal lirik lagu itu. Kenapa Nenek tidak bisa
menghafal bahasa Korea dengan mudah?” keluh Shi Young
“Karena
otak lamaku penuhcdengan kata-kata kutukan.” Kata Nenek Kim.
“Mulai sekarang,
"Giyeok" dan "Nieun." Bacalah dengan keras, dan tuliskan 20
kali.” Ucap Shi Young. Nenek Kim menjerit kesal.
“Begitulah
cara Ayah mengajar Shi Kyung membaca dan menulis. Jika Nenek tidak bisa
menghafalnya, maka baca dan tulislah sampai Nenek bisa.” Ucap Shi Young
“Aku sudah
menyuruhmu untuk berhenti memanggil kakakmu Shi Kyung.” Kata Nenek Kim marah.
Shi Young berjanji pada neneknya kalau nanti berhasil akan memanggil Oppa pada
kakaknya.
Shi Young
keluar kamar melihat Shi Kyung duduk sendirian sambil memakan jeruk. Shi Kyung
meminta agar Berhenti mengganggu Nenek.
Shi Young menyuruh kakaknya agar urusi masalahnya sendir kalau sebelmnya memberi
tahu Ibu kalau sedang belajar untuk tugas penilaian kinerja.
“Bagaimana
kau tahu itu?” tanya Shi Kyung kaget. Shi Young menceritakan ibu mereka baru
datang dari kota dan melihat meereka berdua di toko.
“Sungguh?!!!
Seharusnya kau memberitahuku!!!!” ucap Shi Kyung marah
“Ibu
memergokiku saat aku membuang sampah itu.” Kata Shi Young. Shi Kyung ingin tahu
apakah ibunya marah dan yang dikatakan.
“Dia
mengatakan sesuatu yang tidak bisa aku ulangi.” Ucap Shi Young. Shi Kyung
binggung apa yang harus dikatakan pada ibunya.
“Katakan
saja yang sebenarnya, kau bisa bilang
"Aku lebih suka pacarku daripada Ibu."” Ucap Shi Young santai.
Shi Kyung
pikir Ibunya akan merasa tidak enak jika mendengar kalau ia mengatakan itu. Shi
Young pun mengejek apakah kakaknya pernah mempedulikan ibunya ketika berbohong
dulu menurutnya Shi Kyung hanya melakukannya untuk kebaikannya sendiri. Shi
Kyung mengelak kalau ia sangat peduli pada Ibunya.
“Tentu,
aku yakin kau juga merasa bersalah. Kau tidak akan menjadi manusia jika tidak
melakukannya.” Ejek Shi Young lalu bergegas pergi.
Shi Kyung
yang kesal melempar kulit jeruk, tapi malah mengenai wajah bibinya yang baru
masuk. Shi Kyung panik ingin buru-buru kabur sebelum Bibi Oh membuka mata. Tapi
Bibi Oh sudah melihat kalau Shi Kyung yang berusaha untuk kabur.
Joo Yeon
memanggil Eom Yong Gi kalau Guru musik ingin bertemu dengannya. Yong Gi tak
terlihat menakukan seperti biasa. Joo Yeon pikir ingin tahu apakah Yong Gi dan Shi Kyung seharusnya tinggal di kantor
konsultasi.
Yong Gi
binggung, Joo Yeon tak membahasnya menyuruh Yong Gi segera datang karena Guru
Oh sudah menunggunya.
Yong Gi
duduk diruangan melihat Bibi Oh terlihat gugup dan mengeluh kalau inii hanya
omong kosong. Bibi Oh menyuruh Yong Gi agar diam saja. Yong Gi ingin tahu apa
yang ingin dikatakan Bibi Oh padanya.
“Ibu Guru
mengatakan beberapa hal yang sungguh tidak masuk akal terakhir kali.” Ucap Bibi
Oh. Yong Gi malah mengejek kalau Bibi Oh ternyata sudah mengetahui hal itu.
“Aku
ingin berbicara denganmu tentang itu. Bisakah aku menarik perkataanku lagi? Kau
bahkan tidak berteman dengan Shi Kyung. Aku sendiri yang mengundangmu ke pesta
ulang tahunnya. Kupikir aku benar-benar gila pada saat itu. Bisakah kau
menganggapnya sebagai omong kosong dan melupakannya?” ucap Bibi Oh
“Aku
tidak mau dan akan datang.” Kata Yong Gi. Bibi Oh melotot kaget. Yong Gi pikir
karena diundang jadi akan datang dan itu adalah jawabnya.
Nyonya Oh
membawa Nyonya Shin keluar dari ruangan, menurutnya tidak perlu khawatir ketahuan jika hanya
telepon biasa. Nyonya Shin menceritakan kalau Soo Bin bilang harus melihat
wajahnya sehari sekali. Jika tidak, maka anaknya tidak bisa belajar jadi tak ada yang bisa
dilakukanya.
“Aku juga
merindukan Soo Bin-ku.” Ucap Nyonya Shin dengan mata berkaca-kaca
“Dia
seharusnya tidak bisa melihat bangunan Hospice dari sini.” Pikir Nyonya Oh
melihat sekeliling. Nyonya Shin pikir juga seperti itu walaupun sedang duduk
dikursi roda.
“Bagaimana
penampilanku? Aku tidak terlihat sakit, kan?” ucap Nyonya Shin memastikan.
Nyonya Oh pikir kalau Nyonya Shin masih terlihat sangat sehat.
“Tapi
Berapa lama kau akan menyembunyikannya dari Soo Bin?” tanya Nyonya Oh khawatir.
“Sampai
putriku diterima di perguruan tinggi... karena Soo Bin berhenti belajar kalau
tahu aku sakit parah. Dia akan berlari kesini dan bertindak sebagai perawatku.”
Ucap Nyonya Shin. Nyonya Oh merasa khawatir kalau nanti...
“Bagaimana
jika aku mati sebelum itu? Bahkan aku tetap... Aku tetap harus
menyembunyikannya. Aku akan pergi suatu hari nanti. Jadi Aku tidak ingin Soo
Bin menghancurkan hidupnya karena aku. Begitulah perasaan semua ibu.” Kata
Nyonya Shin lalu melihat jamnya kala Sudah waktunya bicara dengan Soo Bin.
Soo Bin
pun menelp ibunya dengan video Call, wajahnya terlihat bahagai. Nyonya Shin pun
menyapa anaknya dengan senyuma dan bertanya Bagaimana perasaannya hari ini. Soo
Bin mengaku Sangat senang.
“Apa kau
berhasil dalam presentasi studi sosial-mu?” tanya Nyonya Shin
“Aku
melakukan seperti yang Ibu ajarkan padaku. Aku membahas isu kenyamanan wanita
menggunakan hukum dan politik. Dan Reaksinya benar-benar hebat.” Ucap Soo Bin
bangga.
“Itu
hebat! Bagaimana dengan bukunya? Apa kau sudah membacanya dan menulis laporan?”
tanya Nyonya Shin.
“Aku
sudah menulisnya dan mengirimkannya kepada Ibu. Apa ibu belum membacanya?” Ucap
Soo Bin. Nyonya Shin terlihat gugup mengaku kalau belum membacanya.
“Ibu baru
keluar dari sesi informasi ujian masuk perguruan tinggi, jadi Ibu belum
membacanya. Jadi Ibu akan membacanya nanti dan mengulasnya.” Kata Nyonya Shin.
Shi Kyung
membereskan rumah sakit melonggo kesana kemari, Bom bertanya pakah sedang mencari seseorang. Shi
Kyung mengatakan sedang mencari ibunya karena sudah menyakitinya kemarin, jadi ingin menghiburnya.
“Aku melihat
ibumu keluar ke halaman bersama pasien Shin Kyung Ae.” Ucap Ga Ram
“Benarkah?
Sebaiknya aku pergi menemui ibuku. Dan Bom.
Apa kau mau ikut juga?” ucap Shi Kyung. Bom mengangguk setuju
Ibu Shin
masuk berbicara pada anaknya aalu ada ujian TEPS akhir pekan ini dan meminta
agar untuk mencetak nilai setidaknya 920. Soo Bi mengataka kalau ia akan
belajar sepanjang malam. Saat itu Shi Kyung datang memperkenalkan Bom pada
Ibunya. Nyonya Oh panik karena pasienya itu sedang berbicara ditelp.
“Ibu, ada
seseorang disana?” ucap Soo Bin. Nyonya Shin binggung. Shi Kyung tak tahu
apapun, menyuruh Bom menyapa ibunya. Bom pun menyapa ibu Shi Kyung dengan
sopan.
“Ibu, kau
bersama siapa sekarang?” tanya Soo Bin heran. Nyonya Shin makin panik
menjelaskanya tapi akhirnya Nyonya Oh mengambil ponsel dari tangan Nyonya Shin.
“Soo Bin!
Hai, aku temannya ibumu. Aku pergi ke sesi informasi bersama ibumu, dan kami
sedang beristirahat di taman.” Ucap Nyonya Oh.
“Ibuku
bilang Sesi informasi? Taman ? Kenapa ibuku bertindak seperti itu?” Gumam Shi
Kyung heran.
“Dan
Orang yang baru saja berbicara adalah anakku. Shi Kyung adalah junior
sepertimu.” Ucap Nyonya Oh menarik anaknya. Keduanya saling menyapa dengan
canggung.
Shi Kyung
berjalan dilorong merasa kalau ini sama sekali tidak masuk akal, karena Ibu Soo
Bin sedang dalam tahap akhir kanker payudara bahkan Itu sudah menyebar ke
livernya, jadi tidak punya banyak waktu lagi. Tapi, dia menyembunyikan penyakit
kanker dari putrinya.
“Apa itu
masuk akal?” ucap Shi Kyung heran. Bom
mengatakan kalau bisa mengerti. Shi
Kyung tak percaya kalau pacarnya bisa mengerti.
“Ya,
kupikir aku bisa mengerti bagaimana perasaan ibu Soo Bin.” Kata Bom yang sudah
pernah di tinggal oleh ayahnya.
“Lalu
bagaimana dengan Soo Bin? Bagaimana dengan dia? Apa yang terjadi saat dia baru
tahu setelah ibunya meninggal?” kata Shi Kyung
“Dia akan
benar-benar gila, pada awalnya. Tapi Bukankah Soo Bin akhirnya mengerti
ketulusan ibunya?” kata Bom. Shi Kyung binggung apa maksud dari Ketulusan lalu
bergumam kalau Bom tak mengerti apa itu ketulusan.
Nenek Kim
melihat cucunya, lalu melihat Bom dengan menyapa sebagai pacar dari Shi Kyung.
Shi Kyung kaget karena neneknya tahu kalau mereka sedang pacaran sekarang.
“Seluruh
kota tahu kalau kalian berdua adalah "gouple" atau "couple",
apapun itu. Kalian sudah hampir menikah.” Kata Nenek Kim. Bom mengejak kalau itu
tidak baik.
“Kau
memiliki kecocokan dengan Shi Kyung kami.” Kata Nenek Kim bangga. Shi Kyung pun
memuji neneknya memang yang terbaik.
“Nenek,
aku akan membawakannya untukmu.” Ucap Bom. Nenek Kim pun meminta agar tolong
letakkan di kantor direktur. Bom pun berjalan pergi.
“Nenek,
Bom bilang pernah bertemu denganmu di masa lalu.” Kata Shi Kyung setelah Bom
pergi. Nenek Kim binggung karena merasa tidak ingat.
Nyonya Oh
mengantar Nyonya Shin ke dalam ruangan. Nyonya Shin mengaku sangat gugup sampai berkeringat, tapi berkata
Nyonya Oh maka berhasil melewatinya. Nyonya Oh pun meminta maaf dengan sikap
anaknya. Nyonya Shin pikir Nyonya Oh harus berHati-hati.
“Shi
Kyung pasti punya pacar.” Ucap Nyonya Shin. Nyonya Oh mengaku baru mengetahuinya.
“Akan
sulit untuk belajar jika dia sudah punya pacar. Kau akan memiliki masalah
besar, ibu Shi Kyung. Apa Kau lebih sederhana dari yang kuduga. Aku tidak tahu
berapa banyak waktu yang tersisa. Belajarlah dari apa yang kulakukan jika ingin
mengirim Shi Kyung ke perguruan tinggi.” Ucap Nyonya Shin. Nyonya Oh hanya
terdiam karena selama ini kurang peduli pada anaknya.
Nyonya Oh
memeriksa lembara kertas seperti tak percaya kalau banyak sekali yang harus
dicatat. Shi Kyung masuk ruangan
bertanya Apa ada sesuatu untuk dimakan. Nyonya Oh hanya menunjuk kalau Ada
beberapa ubi. Shi Kyung akan kembali ke kamar tapi Nyonya Oh memanggilnya lebih
dulu,
“Hei, Shi
Kyung... Berapa banyak penilaian yang sudah kau lakukan sejauh ini?” tanya
Nyonya Oh. Shi Kyung bingung memikirkan tentang
prasasti batu nisan...lalu seperti tak mengingatnya.
“Kau
bahkan tidak ingat apa yang sudah dilakukan?!!” kata Nyonya Oh tak percaya. Shi
Kyung pikir tak ada alasan untuk mengingatnya.
“Lupakan
apapun yang Ibu katakan.” Kata Nyonya Oh. Shi Kyung heran ibunya tiba-tiba
bertanya seperti itu
“Ibu Soo
Bin mengatakan kepada Ibu, kalau profil pribadimu penting jika kau ingin masuk
ke perguruan tinggi. Semua penilaian ekstra ini adalah bagian dari profilmu.”
Ucap Nyonya Oh sibuk dengan lembaran berkas didepanya.
“Ibu
menjadi aneh sejak bertemu dengan ibu Soo Bin.” Gumam Shi Kyung. Nyonya Oh
memastikan Shi Kyung yang sudah membaca
bukunya. Shi Kyung menganguk sambil
bergumam “Dengan cara yang sangat negatif.” Dan kembali masuk kamar.
“Lalu,
ada temanku, Ga Ram... Dia mengalami kemunduran dengan cara yang sangat
positif. Ga Ram, aku minta maaf karena menjadi temanmu.” Gumam Shi Kyung sambil
menatap temanya yang membaca komik lalu memberikan ubi sebagai cemilan.
“Apa yang
Bom berikan untuk ulang tahunmu?” tanya Ga Ram. Shi Kyung teringat sesuatu dan
mengeluarkan ponselnya.
Bom
sedang ada di toko smartphone, saat itu pesan dari Shi Kyung pun masuk. “Kim Bom,
aku sudah memikirkannya. Hadiah ulang tahun yang aku inginkan darimu adalah kau
datang ke rumahku. Itu lebih dari cukup.” Bom yang membacanya bisa tersenyum
bahagia.
Semua tim
dance datang ke rumah Shi Kyung sambil menyanyikan lagu “Selamat ulang tahun”
Shi Kyung terlihat bahagia kalau teman terdekatnya datang dan juga Bom. Setelah
itu ia meniup lilin diatas kue beras buatan neneknya.
“Acara
yang penting hari ini.. Yaitu Berikutnya... Nenek Kim Duk Boon sekarang akan
menyanyikan sebuah lagu perayaan untuk cucunya! Kita sekarang akan menyaksikan
konser rap!” ucap pria berkacamata. Nenek Kim ingin menolak tapi semua
memberikan dukungan.
Akhirnya
Nenek Kim pun berdiri menyanyikan lagu yang sama saat dirumah sakit. Shi Young
pun ikut bernyanyi bersama neneknya.
Di kamar
Bibi Oh
hanya bisa melihat cari celah pintu kamar seperti menunggu seseorang. Sementara
Ibu Shi Kyung masih sibuk dengan berkasnya bahkan tak menyangka kalau banyak
sekali persyaratannya. Ponselnya pun berdering, Ibu Soo Bin menelp dan wajahnya
terlihat kaget, seperti terjadi sesuatu pada Nyonya Shin.
Di kamar
Shi Kyung
Mereka
semua bermain “007” dan akan kena hukuman di pukul, Shi Kyung sempat terkena
pukulan, Lalu Bom. Tapi Shi Kyung
sebagai pacarnya ingin menjadi ksatria hitamnya dan siap menerima hukuman.
Semua bersemangat memukulnya, Shi Kyung
berteriak kesal karena adiknya yang memukulnya sangat keras.
Nyonya Oh
datang ke rumah sakit dengan wajah panik ingin tahu apa maksud ucapan Nyonya
Shin kalau Soo Bin ada di ruang gawat darurat. Nyonya Shin sambil menangis
menceritakan Soo Bin mengalami demam yang sangat tinggi, dan berada di UGD.
“Apakah
gurunya bersamanya?” ucap Nyonya Oh. Nyonya Shin menganguk.
“Tapi... Soo
Bin terus mengerang-ngerang dan mencari ibunya.” Ucap Nyonya Shin menangis
kebingungan
Shi Kyung
keluar dari kamar, Bibi Oh sudah ada didepan rumah meminta agar keponakanya
pergi keluar. Shi Kyung binggung ada apa diluar dan apakah ada seseorang yang
datang. Bibi Oh mengatakan kalau itu Eom Yong Gi. Shi Kyung kaget mendengar
nama yang pernah mengajaknya berkelahi.
“Aku
mengundangnya.” Akui Bibi Oh. Shi Kyung berteriak marah dan tak percaya.
“Aku
tidak sengaja mengundangnya. Apa yang harus kulakukan?” ucap Bibi Oh. Shi Kyung
pun menyuruh bibinya masuk dan akan mengurusnya.
Shi Kyung
melihat Yong Gi sudah ada didepan rumah, mengetahui kalau bibinya yang
mengundang jadi menyuruhnya untuk masuk. Yong Gi pikir kalau Shi Kyung gila
karena ia tak akan pergike pesta ulang tahun seperti anak kecil
“Lalu
kenapa kau di sini?” tanya Shi Kyung. Yong Gi memberikan cincin yang
ditemukanya.
“Ini yang
kau cari seperti orang gila di dekat sungai, kan?” kata Yong Gi. Shi Kyung
heran karena Yong Gi bisa memilikinya
“Karena
aku menemukannya di sana.” Kata Yong Gi. Shi Kyung pun bergumam kalau cincin
itu yang ada di rumput..
“Hei.. Apa
itu asli????... Itu palsu, 'kan?” kata Yong Gi mengejek lalu bergegas pergi.
Semua
masih bermain, Bom yang tak melihat Shi Kyung memilih untuk keluar dan kembali
masuk ke ruang makan. Shi Young dataang bertanya apakah Bom ingin minum. Bom
mengelengkan kepala karena hanya mencari Shi Kyung. Shi Young pikir kakaknya
mungkin di kamar mandi, karena makan banyak.
“Kau
sepertinya bisa bergaul dengan baik dengan semua orang. Kupikir kau tidak ingin
bermain 007 Bang karena kekanak-kanakan.” Ucap Shi Young sambil menuangkan air.
“Permainan
itu agak kekanak-kanakan, tapi menyenangkan bermain dengan semua orang. Ini
pertama kalinya aku menjadi bagian dari pesta ulang tahun.” Akui Bom. Shi Young
tak percaya mendengarnya.
“Apa yang
kau lakukan pada hari ulang tahunmu?” tanya Shi Young
“Aku
membeli kue dan menyalakan lilin untuk diriku sendiri. Lalu Aku bermain
sendiri.” Cerita Bom
“Sekarang,
aku mengerti kenapa kau membiarkan dirimu bersenang-senang. Ayo masuk. Kita
harus bermain lebih banyak permainan.” Kata Shi Young
“Nanti
saja. Aku ingin berkeliling rumah.” Kata Bom. Shi Young mengerti dengan
memberitahu bahwa Halaman depan adalah
bagian terbaik dari rumah dan Bagian
terbaiknya adalah stik tanah liat Nenek.
Bom
keluar dari rumah meilhat ponselnya, sementara Shi Kyung hanya terdiam didepan
rumah karena menemukan cincin yang ada dirumput, tapi Bom mengaku sudah
menemukanya. Saat itu Bom keluar rumah, tak melihat Shi Kyung ada di depan
rumah.
“Aku
sudah bilang jangan meneleponku. Berapa kali aku harus mengatakannya? Aku tidak
melakukan layanan kencan. Baik. Mari bertemu dan bicara. Aku akan menemuimu
dimana kau menurunkanku satu jam lagi.” Ucap Bom berbicara di telp.
“Itu
bukan agen model, tapi layanan kencan? Lalu, gadis di mobil sport itu adalah
Kim Bom?” gumam Shi Kyung mengingat kejadian sebelumnya.
Si pria
mengaku kalau ingin bertemu dengan Min Ji
karena menyukainya, tapi sikapnya jadi sok jual mahal. Bom langsung
menegaskan tidak tertarik dan tidak ingin berkencan dengannya. Si pria tahu Min
Ji yang butuh uang jadi akan memberimu segalanya.
“Aku akan
membeli semua yang kau inginkan. Apa Kau masih tidak menyukaiku?” ucap si pria
berpikir Bom yang lebih suka dengan uang.
“Berapa
kali aku harus memberitahumu? Jika kau terus begini, aku akan memanggil
pacarku.” Ucap Bom mengancam.
“Kau
bilang Pacar? Siapa? Apakah Dia?” ucap si pria menunjuk ke belakang Bom. Bom
kaget karena Shi Kyung sudah berdiri dibelakangnya dan hanya terdiam.
“Apa ini
rasanya jatuh ke dalam lubang hitam? Seluruh dunia tiba-tiba gelap dan berputar”
Gumam Shi Kyung seperti menahan amarah.
Si pria
melihat pacar Bom itu murid SMA juga, lalu menyuruh untuk datang kepadanya dan
akan akan menunggu telepon dari Min Ji.
Bom akhirnya mendekati Shi Kyung dengan
wajah kebingungan. Shi Kyung seperti ingin tahu apa yang terjadi sekarang.
“Dari semua
hal yang telah kau katakan kepadaku... mana yang sebenarnya? Yong Gi menemukan cincin
ini di rumput. Kau bilang yang menemukannya. Kau bilang kalau orang yang baru
saja pergi adalah pimpinan agen model.” Ucap Shi Kyung merasa sudah dibohongi
oleh Bom.
“Benar...
Itu semua bohong.” Akui Bom. Bom berteriak marah ingin tahu alasan Shi Kyung
berbohong padanya.
“Aku juga
ingin melakukan sesuatu untukmu! Aku mencoba membeli cincin yang sama, tapi Itu
terlalu mahal. Jadi, aku merasa tidak punya pilihan selain melakukan pekerjaan
yang bayarannya tinggi... Lee Shi Kyung, aku melakukannya karena aku sangat
menyukaimu.” Ucap Bom mengakuinya.
“Karena
kau menyukai seseorang.” Gumam Shi Kyung seperti tak percaya.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar