“Kenapa
aku tidak bisa dapat uang? Aku bahkan
menjual pertanyaan ujian... Bagaimanapun,
aku yang akan mengurusnya. Jangan hubungi aku lagi. Anggap saja aku sudah mati!” ucap si Pria dan
tiba-tiba langsung terjatuh pun jatuh. Shi Young dan Ga Ram melonggo kaget dan
bergegas menghampirinya.
[Episode 9: Apa Kau Musim Semiku?]
Shi Young
dan Ga Ram menunggu didepan ruangan, Dokter pun keluar setelah memeriksa si
pasien. Ga Rma khawatir menanyaakn apakah tidak masalah kalau dia terus
belajar. Dokter Lee mengataIni terlalu berat bagi pasien , tapi menurutnya
memang ada pasien terminal seperti pria itu. Ga Ram dan Shi Kyung hanya saling
menatap binggung.
“Ini
Sulit dimengerti, 'kan? Bagaimanapun, pekerjaan kalian berdua bagus.” Ucap
Dokter Lee lalu pamit pergi.
“Kita
akan terlambat masuk sekolah.” Kata Ga Ram
“ Apa Mau
belajar sepanjang malam di rumahku malam ini?” kata Shi Young. Ga Ram tak
percaya kalau Shi Young akhirnya berubah pikiran?
“Aku
tidak punya kepercayaan diri untuk menyelesaikan studiku. Ibu tidak akan
berpikir itu aneh jika Shi Kyung belajar bersama kita.” Kata Shi Young. Ga Ram
setuju dan mereka harus bergegas pergi karena pasti terlambat masuk.
Shi Kyung
bergegas memasukan semua buku ke dalam tas sambil mengajak bicara pada ayahnya
agar bisa membantu seperti sebelumnya.
“Ayah,
kau tahu kemana aku pergi hari ini? Ibu tidak akan membiarkanku pergi jika aku
memberitahunya. Jadi, aku akan memberitahunya kalau akan tidur di rumah Ga Ram.
Haruskah aku memberitahu Ga Ram tentang itu atau tidak, jika aku ingin lolos
dari ini?” ucap Shi Kyung.
Ibunya
memanggil kalau Shi Kyung akan telat, Shi Kyung berteriak kalau akan segera
pergi. Ibunya berteriak kesal anaknya sudah terlambat tap tak sadar. Shi Kyung
memutuskan untuk tak memberitahu Ga Ram kalau akan kabur, karena menurutnya Ga
Ram sedikit bermulut besar.
Guru Park
dengan sengaja ingin menutup pintu saat melihat Shi Kyung yang akan masuk. Guru
Park malah mengejek Shi Kyung yang akan masuk. Shi Kyung berbicara pada gurunya
karene penasaran jadi ingin tahu tentang nilai etika.
“Kenapa
aku mendapatkan nilai nol? Aku memberikan jawaban hari itu. Aku seharusnya
tidak mendapatkan nilai nol jika memberi jawaban.” Ucap Shi Kyung.
“Aku
mengajukan pertanyaan tentang pelajaranku. Daebak.” Gumam Shi Kyung seperti tak
percaya
“Ikuti
ujian lagi jika kau mau.” Kata Guru Park
Saat itu
Ga Ram dan Shi Young datang, memberitahu terlambat karena harus mengantarkan
pasien ke Hospice. Shi Young melihat kakaknya ada didepan pager mengeluh kalau
ia terlambat lagi. Shi Kyung mengumpat kalau adiknya juga terlambat.
Guru Park
akhirnya mempersilahkan masuk, Ga Ram masuk lebih dulu tapi setelah itu pintu
langsung ditutup. Dua kakak beradik melonggo binggung begitu juga Ga Ram.
Ahkhirnya Shi Kyung diberi hukuman menyapu sekolah.
Guru Park
mengatakan tidak akan memberitahu. Bibi Oh memohon agar Guru Park Jangan
seperti itu dan meminta tolong katakan, Apa Shi Kyung itu buruk. Guru Park
mengaku Bukan begitu tapi Justru sebaliknya Bibi Oh pun ingin tahu alasan
keponakanya mendapatkan nilai nol.
“Aku
tidak akan memberitahumu jika kau akan berdebat denganku.” Ucap Guru Park
mendengar suara bibi Oh dengan nada tinggi.
“Tidak,
aku tidak akan berdebat denganmu. Aku hanya penasaran. Jika dia kebalikan dari
hal buruk, berarti dia cukup baik. Kenapa dia mendapatkan nol?” ucap Bibi Oh
membela.
“Tentang
Shi Kyung... Dia sangat kreatif, tapi terlalu emosional. Kupikir dia berotak
kanan dan tidak berotak kiri.” Ucap Guru Park
“Apa
emosional itu buruk?” keluh Bibi Oh dengan nada tinggi. Guru Park pikir kalau Bibi Oh ingin berdebat
dengannya
“Lupakan
saja jika kau akan seperti itu.” Kata Guru Park. Bibi Oh mengaku tidak mengatakan kalau salah jadi meminta agar bisa menjelaskan
lagi.
“Jadi...
kupikir Lee Shi Kyung memiliki beberapa potensi. Aku sedang meyakinkannya, jadi
kau cukup tahu itu.” Ucap Guru Park.
Bibi Oh
menahan Guru Park agar tak pergi. Guru Park memperlihatkan tissue yang
dibawanya kalau akan pergi ke toilet. Akhirnya Bibi Oh mempersilahkanya dan
berpikir kalau mencoba meyakinkannya.
Shi Kyung
bergegas pergi dan pamit pada ibunya kalau
akan menelepon dari rumahnya Ga Ram. Nyonya Oh bergegas menghampiri
anaknya memberikan makanan, karena akan belajar dengan Ga Ram. Shi Kyung
menganguk mengerti.
“Apa
hanya kau dan Ga Ram?” tanya Nyonya Oh.Shi Kyung terlihat gugup. “Apa Ibu tahu
temanku Bong Gu? Dia juga akan ada di sana.” Kata Shi Kyung menyakinkan.
“Ibu
mengizinkanmu pergi karena itu adalah Ga Ram.” Ucap Nyonya Oh. Shi Kyung pun
segera pamit pergi pada ibunya.
Ga Ram
dan Shi Young datang bersama melihat Nyonya Oh dan Shi Kyung ada didepan rumah.
Shi Young memberitahu ingin belajar
semalaman di rumah bersama Ga Ram dan kakaknya juga bisa belajar. Nyonya Oh
binggung karena berpikir anaknya akan
pergi ke rumah Ga Ram. Shi Kyung menatap sinis pada adiknya, ibunya pun
terlihat marah dibohongi oleh anaknya.
“Oh. Yang
benar saja, Ayah? Kupikir aku akan lolos begitu saja jika tidak menceritakannya
kepada Ga Ram tentang hal itu!< Tapi Apa ini? Ya... belajar dengan giat.
Maafkan aku.” Gumam Shi Kyung melihat keduanya terlihat sangat serius belajar.
Shi Young
melihat kakaknya akan keluar dari kamar, bertanya mau kemana. Shi Kyung dengan
malas kalau ingin pergi ke kamar mandi, tapi saat itu juga ia pun kabur dari
rumah.
Beberapa
saat kemudian Nyonya Oh datang
membawakan beberapa makanan ringan, lalu menanyakan keberadaan Shi
Kyung. Shi Young memberitahu kakaknya
bilang ingin ke kamar mandi tapi lama sekali. Nyonya Oh heran karena Bibi Oh
ada di kamar mandi. Shi Young sudah tahu kalau kakaknya pasti kabur.
Shi Kyung
bergegas pergi menemui Bom yang sudah menunggunya, lalu bertanya Bagaimana
dengan ayah Bom karena hanya menunggu sendirian. Bom mengatakan kalau akan
menemui di tempat memancing jadi mengajak mereka untuk segera pergi saja.
“Aku
tidak bisa membawa apapun karena terburu-buru” ucap Shi Kyung
“Tidak
apa-apa. Kita hanya perlu naik bus sebentar. Jadi Ayo pergi.” Ucap Bom.
Nyonya Oh
yang panik bingung karena Shi Kyung
tidak mengangkatnya dan ingin tahu pergi kemana jam segini. Bom dan Ga
Ram tak bisa berkata-kata. Nenek Kim keluar dari kamar mengeluh karena sangat
berisik dan berpikir kalau anak-anak sedang belajar.
“Shi
Kyung kabur.” Ucap Nyonya Oh. Nenek Oh kaget ingin tahu kemana dan dengan
siapa.
“Apa Shi
Kyung punya teman bernama Bong Gu?” ucap Nyonya Oh. Ga Ram memberitahu Tidak
ada yang bernama Bong Gu di kelas kami.
“Dia
menemui Bom... Itu adalah Bom.” Kata Shi Young yakin dengan tebakanya. Nyonya
Oh panik kemana Shi Kyung larut malam begini.
“Dia
seperti ayahnya.” Kata Nenek Oh dengan senyuman. Nyonya Oh binggung maksud
ucapan ibu mertuanya.
“Saat Shi
Yoon seusia Shi Kyung, dia kabur pada malam hari dengan seorang gadis. Aku
sangat kesal dengan hal itu.” Kata Nenek Kim
“Apa
Ayahnya Shi Kyung punya pacar saat masih SMA?” kata Nyonya Oh tak percaya
“Ada
seorang gadis yang tidak bisa dia lupakan. Kemudian, dia pindah ke Seoul atau
beberapa tempat. Saat aku melihat Shi Kyung dan Bom, aku teringat dengannya.”
Cerita Nenek Kim dengan bangga.
Ibu Shi
Kyung seperti tak yakin, kalalu belum
pernah mendengar cerita itu sebelumnya. Nenek Kim menegaskaan Nyonya Oh itu salah
kalau mengira tahu segalanya tentang Shi Yoon,karena tak mungkin lebih banyak
tahu daripada ibunya. Ibu Shi Kyung hanya bisa diam dengan wajah cemberut.
“Biarkan
saja dia Ketika anak-anak seperti ini, Kata-kata ibu mereka seperti anjing yang
lewat. Selain itu, kau harus memberi contoh bagus jika kau ingin anak-anakmu
mendengarkan.” Tegas Nenek Kim. Nyonya Oh mengeluh pada ibunya. Ibu Shi Kyung
yang kesal memilih untuk minum soju.
Shi Kyung
dan Bom sudah ada di tepi sungai dengan dua tempat duduk. Shi Kyung bertanya
apakah ayah Bom belum datang. Bom menyuruh Shi Kyung untuk duduk lebih dulu.
Shi Kyung bingung tapi akhirnya duduk disamping Bom.
“Itu
cocok untukmu.” Ucap Bom melihat Shi Kyung duduk disampinya. Shi Kyung seperti
tak yakin.
“Aku
merasa canggung. Aku belum pernah pergi memancing sebelumnya.” Ungkap Shi
Kyung.
“Kursi
itu selalu dipakai ayahku.” Ungkap Bom. Shi Kyung pikir kalau ayah Bom datang
terlambat.
“Ayahku
tidak datang. Sebenarnya dia tidak bisa datang. Dia sudah lama meninggal di
Hospice di kota ini.” Cerita Bom. Shi Kyung kaget mendengarnya.
“Kenapa
kau membuat kebohongan seperti itu? Banyak orang yang tidak punya ayah, jadi
kenapa...” kata Shi Kyung tak percaya mendengar pengakuan Bom.
Bom
bercerita dengan mengingat kenangan ayahnya duduk di atas pohon, lalu ayahnya
dirawat dirumah sakit sampai akhirnya ia hanya tinggal sendirian di kamar
menatap ayahanya.
“Aku datang ke lingkungan ini
sendirian. Inilah tempat ayahku menghabiskan hari-hari terakhirnya, jadi itulah
mengapa aku datang ke sini. Ayahku meninggal di Hospice. Ibuku menikah lagi dan
menjadi bosan denganku Aku tinggal di sini sendirian.”
“Aku tidak
bisa kesana-kemari untuk mengatakan itu.” Ungkap Bom. Shi Kyung pikir Bom tidak perlu mengatakan apa-apa.
“Aku
tidak mengatakan apa-apa. Jika aku tidak bertemu denganmu... Aku tidak akan
mengatakan apapun kepada siapapun. Aku terlihat sangat lusuh dibandingkan
dirimu.” Ungkap Bom iri mengingat Shi Kyung
Bom
melihat Shi Kyung yang memberikan pijatan pada neneknya, sementara Ia hanya
sendirian. Shi Kyung bisa merayakan ulang tahun dan bermain dengan teman-temanya di kamar.
“Keluarga dan teman...Kau memiliki
begitu banyak orang di sekitarmu. Setiap kali aku melihatmu di sekitar semua orang...Aku
iri padamu, dan juga takut.”
“Kupikir
kau mungkin tidak menyukaiku jika kau tahu siapa aku sebenarnya. Pernahkah kau
hidup sendirian sebelumnya? Apa kau tahu bagaimana rasanya tidak ada orang di
dunia yang melindungimu?” kata Bom. Shi Kyung menatap Bom seperti merasa
kasihan.
“Kenapa
aku berbohong? Kenapa aku bertahan seperti itu?” ungkap Bom yang sebelumnya
berbohong saat berkerja dengan melayani ajakan kencan.
“Aku
tidak memintamu untuk mengerti diriku. Lakukan saja saat hatimu menuntunmu.
Selain ayahku... Kau adalah orang pertama.... Kau mengkhawatirkanku dan menyuruhku
untuk tidak melakukan sesuatu. Kau mendekatiku dengan hati-hati, dan dengan
hangat memegang tanganku. Itulah sebabnya aku menceritakan semua ini.” Ungkap
Bom
“Aku
lebih suka menyembunyikan jati diriku. Tapi, aku menunjukkan jati diriku
padamu.” Kata Bom. Shi Kyung menatap Bom akhirnya mendekat dan langsung berdiri
memeluk Bom. Bom pun menangis di pelukan Shi Kyung.
Si pria
seperti kolapse dan langsung dibawa oleh beberapa orang menunjuk lorong rumah
sakit. Ga Ram dan Shi Young melihat Tuan
Park yang panik. Mereka tak percaya
kalau si pria malah pergi keluar padahal anemia itu berbahaya dan akan melakukan
transfusi.
“Ayah
pikir kau ada di rumahnya Shi Kyung.”ucap Tuan Park melihat Ga Ram dan Tuan Kim
mendengar percakapan ketiganya.
“Apa yang
terjadi?” tanya Ga Ram. Dokter Park menceritakan pasienyai itu mencoba pergi ke
Seoul.
“Dia
pingsan dan dibawa kemari. Tidak ada perawat yang menjaganya, jadi aku khawatir
tentang dia. Dia pasti baik-baik saja, kan?”Jelas Dokter Park khawatir.
“Kami
bisa menunggunya malam ini. Kami berencana menginap semalaman di kantormu.”
Kata Ga Ram. Dokter Park pun meyetujuinya.
Shi Young
dan Ga Ram belajar dikamar dengan meja kardus, si pria tersadar melihat
keduanya ada dikamarnya dan bertanya apa yang dilakuanya. Ga Ram memberitahu
kalau si pria yang pingsan jadi Dokter bilang seseorang harus berada di ruangan.
“Kalian
Keluar dan Pergi saja” ucap Si pria
mengusir. Shi Kyung ksa melihat kalau si pria itu sedikit kasar. Ga Ram
menenangkan Shi Kyung agar tak marah.
“Aku
menahan diri karena kau sakit. Apa menurutmu kami ingin berada di sini? Kau
bisa mencoba mengucapkan terima kasih..” ungkap Shi Kyung
“Letakkan
kembali kotakku, dan pergi.” Kata Si
pria seperti tak peduli. Shi Kyung ingin marah tapi Ga Ram kembali menahan agar menahan emosi.
Shi Kyung
masih ada di tepi sungai merasa ada yang salah, karena tidak menangkap seekor
ikan pun sepanjang malam. Bom juga merasa aneh, karena Ayah sering menangkap banyak ikan, Shi Kyung
memberitahu kalau tidak pernah berada di luar semalaman seperti sekarang.
“Apa
mimpimu? Bukan pekerjaan yang kau mau,
tapi mimpimu. Ketika orang bertanya tentang mimpi seseorang, anak-anak bingung
dengan pekerjaan itu.” Ucap Bom seperti ingin tahu cita-cita Shi Kyung
“Aku tidak
pernah memikirkannya, dan tidak pandai dalam hal apapun.” Kata Shi Kyung lalu
teringat agar pergi ke Grand Canyon.
“Kupikir
sangat lucu saat wakil kepala sekolah menyuruhku mengumpulkan kaktus.
Akhir-akhir ini, aku memikirkan ini dalam pikiranku. Seperti apa rasanya
mengunjungi Grand Canyon?” cerita Shi Kyung
“Alangkah
baiknya pergi bersama.” Kata Bom
“Ayo
pergi bersama! Aku akan bekerja keras untuk mengumpulkannya. Aku akan dengan
sukarela membeli beberapa dan mendapatkan poin ganda.” Kata Shi Kyung penuh
semangat
“Kurasa
aku tahu apa yang kau sukai.” Ungkap Bom. Shi Kyung ingin tahu apa itu.
“Ini
rahasia. Aku akan memberitahumu nanti.” Kata Bom penuh teka teki.
“Aku baru
saja memikirkan prasasti nisanmu saat ini.” Balas Shi kyung. Bom ingin tahu.
“Ini
rahasia. Aku akan memberitahumu nanti... Jangan curang.” Ejek Shi Kyung.
Saat itu
pancingan mereka bergerak. Shi Kyung bahagia mereka bisa mendapatkan satu ikan
tapi binggung yang harus dilakukan. Bom menyuruh Shi Kyung agar mulai menarik
pancinganya. Shi Kyung berpikir kalau mungkin hi aku, Bom heran karen mana
mungkin ada hiu disungai.
Keduanya
berjalan pulang, Bom memberikan ikan pada Shi Kyung agar memberikan pada
neneknya. Sebagai ucapan terima kasih
karena menusuk jarinya. Ia bercerita kalau Nenek Kim menusuk jarinya di Hospice saat masih kecil. Shi Kyung terkejut mendengarnya.
“Dia selalu
mengajakku ke wahana kuda dan menemaniku sambil mengawasiku. Dia melakukan itu
untuk banyak anak, jadi mungkin tidak mengingatku. Tapi, aku ingat dia. Aku
sangat senang karena ternyata dia adalah nenekmu.” Ungkap Bom
“Kau
adalah musim semiku.” Kata Shi Kyung yang mengartikan bahwa Bom berarti musim
semi di Korea. Bom terdiam.
“Itulah
yang akan aku tulis untuk prasasti batu nisanmu. Kau adalah musim semiku.” Kata
Shi Kyung. Bom bisa tersenyum mendengarnya.
Shi Kyung
pulang ke rumah, ingin menaruh ikan untuk neneknya tapi ibunya tertidur di meja
makan seperti terlelap setelah banyak bingung. Shi Kyung mengendap-ngedap, tapi
malah menjatuhkan barang diatas rak. Nyonya Oh Oh terbangun berteriak memanggil
Shi Kyung.
“Kau
pasti menurun ayahmu yang melakukan sesuatu seperti ini. Hei, berhenti!” teriak
Ibu Shi Kyung mengejar anaknya.
Ga Ram
dan Shi Young baru pulang dengan sepeda hanya bisa melonggo bingung keduanya
kejar-kejaran seperti anjing dan kucing.
Guru Kim
membahas Tentang tanggal sukarelawan hospice semester berikutnya, lalu Wakepsek
melihat Ibu Oh yang terlihat cantik, karena terlihat lebih cerah setiap hari. Bibi Oh merasa tak yakin kalau pakaian itu
cocok dengannya. Wakepsek memuji kalau itu terlihat sangat bagus.
“Seseorang
menyarankannya untukku.” Kata Bibi Oh malu-malu. Wakepsek ingin tahu siapa
orangnya. Bibi Oh hanya menatap Guru Kim kaget yang ia yang menyarankanya.
“Oh, apa
ini pertama kalinya kau mengadakan ujian?” tanya Guru Park masuk ruangan. Bibi
Oh menganguk dengan wajah tegang.
“Kau bisa
mengabaikan beberapa hal. Tapi, kau harus memastikan tidak ada yang curang.”
Tegas Guru Park
Bibi Oh
menjaga murid-murid yang sedang melakukan ujian. Ia melihat Shi Kyung seperti
tertidur diatas meja dan hanya menuliskan jawaban yang sama, di kolom pertama
hanya menuliskan jawaban A, lalu di kolom kedua jawaban b.
Di hari
berikutnya, Shi Kyung membaca soal [Tulis "Republik Korea" dalam
huruf Cina.] lalu melirik pada Bom yang duduk dibelakangnya, seperti meminta
bantuan. Bom hanya tersenyum. Shi Kyung mencoba menulikkan jawaban semampunya.
Shi Kyung
melakuan ujian dari Guru Park tentang Sifat manusia yang tidak dapat dilakukan
AI, tapi menurutnya seharusnya dilakukan dengan diskusi, jadi mana mungkin bisa melakukannya sendiri. Guru Park pikir
Shi Kyung akan mendapatkan nilai nol.
“Pada
beberapa titik dalam hidupnya, setiap orang pasti kebingungan... Dia merasa
berselisih dengan dirinya sendiri.” Jawab Shi Kyung. Guru Park menyuruh Shi
Kyung agar terus melanjutkanya.
“Bingung
dengan apa yang aku sukai? Apa mimpiku? Bagaimana orang lain memandangku?” kata
Shi Kyung mencoba melakukan ujian sendirian.
Di rumah
sakit
Tuan Kim
mendengar pembicaran Ga Ram dan ayahnya yang sedang membahas si pasien kanker.
Ga Ram mengetahui pasien itu pergi untuk meminta upahnya dibayar. Dokter Park
mencaritakan si pasien yang bekerja sepanjang malam disela-sela studinya, dan
Si Bos menolak untuk membayarnya.
“Itu
sangat keterlaluan. Itu karena dia ada di Hospice, kan?” ucap Ga Ram. Dokter
Park pikir memang seperti itu.
“Apa
tidak ada cara yang bisa kita lakukan untuk membantunya? Sebelumnya, di
perpustakaan... Kudengar dia mengatakan kalau dia akan menghafal soal-soal
ujian. Kemudian menjualnya ke akademi swasta untuk mendapatkan uang.” Cerita Ga
Ram. Dokter Park kaget mendengarnya.
Yeon Sun
bingung Apa yang bisa mereka lakukan
dengan pergi ke sana. Ga Ram pikir Itulah yang harus dicari tahu sekarang. Yeon
Sung seperti tak yakin apakah mereka bisa membantu. Bom langsung mengatakan
akan pergi bersama Ga Ram Meskipun,
tidak tahu apa yang bisa dilakukan.
“Kalau
begitu, aku akan menunjukkan jalan di Seoul.” Kata Shi Kyung mengikutinya,
semua langsung memberikan suara pada Ga Ram.
“Kalian
tidak harus pergi, Kemungkinan kita akan menginap. Tapi Kalian bisa pergi jika
kalian mau.” Kata Ga Ram. Semua setuju akan ikut dengan memakai masker.
“Bagaimana
denganmu, Shi Young?” tanya Ga Ram. Shi Young yang sedari tadi diam pun setuju
akan ikut.
“Kita
seharusnya tidak memberitahu siapa pun tentang ini, bahkan kepada pasien.” Ucap
Shi Kyung, mereka bingung kenapa tak boleh.
“Kita
tidak tahu bagaimana hasilnya.” Ucap Shi Kyung. Ga Ram pikir benar.
“Semakin
banyak orang yang kita miliki semakin baik.” Kata Shi Kyung. Semua menganguk
setuju.
Ga Ram
datang menemui Yong Gi memberitahu
mereka semua memutuskan untuk langsung menemui atasannya. Yong Gi
mengartikan kalau Ga Ram memintanya agar bisa ikut. Ga Ram pikir Yong Gi bisa
ikut dengan mereka, menurutnya Yong Gi bisa kembali kesekolah jika tidak tahan
melihat ketidakadilan.
“Apa kau
sudah gila, karena berkeliaran dengan Bedebah Gila itu?” keluh Yong Gi dan
memilih untuk pergi.
Yong Gi
bermain piano di dalam ruangan, Bibi Oh melihatnya Yong Gi heran karena ada
dalam ruangan sendirian. Yong Gi hanya diam saja dengan hanya menatap
gurunya. Bibi Oh pikir Yong Gi ingin mengatakan sesuatu kepadany.
“Pilih
salah satu dari keduanya.” Ucap Yong Gi memberikan dua kepalan tanganya. Bibi
Oh binggung bertanya apa itu karena pelu tahu.
“Pilih
saja.” Kata Yong Gi menyela. Bibi Oh memilih tangan kanan dan hasilnya
ditelapak tangan Yong Gi berbentuk lingkaran.
“Apa
artinya? Apa lingkaran itu berarti sesuatu yang baik?” tanya Bibi Oh. Yong Gi
mengaku tak tahu lalu keluar dari ruangan Bibi Oh hanya bisa melonggo binggung.
Shi Kyung
dkk ternyata melakukan demo di tempat billiard dengan mengunakan masker dan
papan tuntutan [Bayar upahnya!] [Bos Korupsi]
[Bisnis Rusak] [Kenapa kau melakukannya?] Si Bos seperti tak peduli
malah menyuruh mereka pergi keluar dan makan karena pasti lapar.
“Kami
tidak pergi sampai kau membayar upahnya.” Ucap Ga Ram
“Aku
bukan pemilik tempat ini! Aku hanya seorang karyawan di sini seperti Moon. Kalian
ingin aku melakukan apa?” ucap Si Paman mengelak.
“Kami
tidak pernah memberitahumu nama belakangnya adalah Moon. Kami hanya mengatakan
kalau dia adalah karyawan paruh waktu.” Ucap Shi Kyung. Si paman berteriak
marah menyuruh mereka diam.
“Kalian
bisa tinggal di sini semau kalian. Aku bisa melaporkan kalian semua karena
mengganggu bisnisku. Dari mana kalian berasal?” ucap si paman menantang.
“Ahjussi,
apa menurutmu kami tidak tahu kau melakukan ini karena dia di rumah sakit? Orang
dewasa macam apa itu?” ucap Shi Young berani melawanya. Si paman menyuruh mereka lebih baik diam,
saat itu Yong Gi tiba-tiba datang membawa dirigen berisi bahan bakar.
“Lihatlah
dirimu. Kau terlalu banyak menonton drama di TV, kan? Apa ini bensin sungguhan?
Ini air, kan? Ayo Coba nyalakan.” Ucap Si paman. Yong Gi yang gugup tak bisa
menyalakan korek apa di tanganya.
“Aku
tidak tahan lagi... Ini bensin sungguhan... Haruskah kita semua mati bersama?”
ucap si paman membawa bensin miliknya dan juga menyalakan korek api dengan
cepat.
Shi Kyung
dkk mulai ketakutan, Paman itu terus mengaku sudah bilang pemiliknya tidak ada
dan bukan hanya omong kosong. Ia mengejek kalau mereka itu bukan jaksa, polisi
dan hanya sekelompok anak kecil. Saat itu seorang pria masuk dengan memegang
ponselnya sambil melaporkan pada bosnya kalau sudah sampai di tempat.
“Ya, ini
distrik kami... aku kenal pemiliknya dengan sangat baik. Haruskah kami
mengacak-ngacaknya?” ucap Si pria. Terlihat Tuan Kim yang berbicara dalam video
call.
“Jangan
terlalu kasar... Dapatkan gajinya saja.” Ucap Tuan Kim
“Ya, dia
sangat korup. Banyak rumor buruk tentang dirinya. Aku akan menggunakan
kesempatan ini untuk menginjaknya.” Kata si pria
“Kau bisa
menyelesaikannya. Begitu uangnya disetorkan, cepat keluar dari sana.” Perintah
Tuan Kim.
Si Paman
mulai ketakutan, Si pria ingin tahu jumlahnya dan tahu rekening banknya, Ga Ram
memberitahu nomor rek 526-04-418643. Si
pria mengeluh dengan wifi. Si Pria mulai mengancam Jangan membuatnya stres. Si
paman mulai mengirimkan uang dari ponselnya.
Ga Ram
dkk memperlihatkan video yang di rekam oleh Shi Young, kalau memberikan buku
tabungan kalau uangnya sudah disetorkan dan sudah mengkonfirmasikannya. Si pria
seperti tak percaya kalau banyak orang yang membantunya untuk mendapatkan
uangnya. Semua pergi membiarkan si pria berdiri sendiri, Shi Kyung dan Bom
menatapnya.
“Kau mungkin
musim semiku...Tapi, kita semua...bisa menjadi musim seminya seseorang” gumam
Shi Kyung menatap si pria.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog/
tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Makasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar