Ruangan
Jaksa Lee
“Di
antara semua barang sitaan, botol berisi racun. ternyata merupakan bukti terakhir
untuk kasus ini. Tapi Myung Yi Suk bersikeras bahwa dirinya tidak bersalah. Apa
kata Myung Yi Suk soal botol itu?” ucap Jae Chan.
“Katanya
itu tidak masuk akal... Dia berkata jaksa memanipulasinya.” Kata Jaksa Lee
membaca dari catatan.
“Kau
bilang Manipulasi?” ucap Jae Chan terdiam mengingat kejadian sebelumnyanya.
Flash Back
Yoo Bum
mengatakan mereka bisa memalsukan nilai di rapor. Yoo Bum pikir tak mungkin
karena ayahnya seoran polisi. Yoo Bum
mengatakan kalau mereka bisa memastikan tidak sejelas itu.
“Apa
menurutmu jaksa atau inspektur bisa memanipulasi barang sitaan?” tanya Jae
Chan.
“Itu
perbuatan tercela.” Ucap Jaksa Lee lalu teringat saat Yoo Bum di interogasi
dengan Woo Tak.
Woo Tak
bertanya Apa pemalsuan itu mungkin. Yoo Bum menjawab kalau Jaksa memiliki kuasa
dan cara untuk melakukan itu. Jae Chan pun bertanya pada anak buah Jaksa Lee ,
Siapa yang melakukan penyitaan. Anak Buah Jaksa Lee melihat nama Penyidik Choi.
“Jika
memang dimanipulasi, entah itu oleh Pengacara Lee atau Penyidik Choi.” Ucap
Anak buah Jaksa Lee
“Jika
memang dimanipulasi, pasti oleh Pengacara Lee. Penyidik Choi takkan pernah
melakukan itu.” Kata Jae Chan yakin
“Kita
masih menyelidiki. Kau tidak boleh yakin dulu.”tegas Jaksa Lee. Jae Chan
memilih untuk keluar ruangan saja.
Jaksa Lee
memanggil Sek-nya, untuk menghubungi bagian umum, minta catatan pribadi
Penyidik Choi dan membuatkan salinannya untuknya. Sek menganguk mengerti.
Yoo Bum
kembali mendapatkan pesan misterius “Jika aku ditangkap, aku akan beri tahu
polisi soal manipulasimu. Apa Kau tidak keberatan?” Akhirnya Yoo Bum pun membalasnya “Ayo
bertemu. dimana kita sebaiknya bertemu?” dan pesan Yoo Bum pun dibalas “Temui
aku pukul 21.00 di kantormu.”
Jae Chan
masuk ruangan, Tuan Choi melihat Jae Chan bertanya Bagaimana perkembangan
penyelidikannya. Jae Chan menjawab singkat kalau itun Lancar dan bertanya balik
Apakah Ada perkembangan terkait pelaku. Tuan Choi mengatakan Ini lebih sulit
dari perkiraannny.
“Penyidik
Choi, bukankah kau melihat pelaku pembakarannya malam itu?” ucap Jae Chan
sambil sibuk melihat berkas diatas meja.
“Tidak.
Aku tiba disana setelah kebakaran.” Kata Tuan Choi yang juga sibuk melihat berkas.
Jae Chan terdiam karena Hong Joo sebelumnya berkata “ Apa Kau ingat ucapan
Penyidik Choi kepadaku tadi malam? Dia tahu kita datang terpisah.”
“Jika kau
tiba setelah kebakaran, dari mana kau tahu Hong Joo dan aku datang terpisah?”
tanya Jae Chan.
“Aku
hanya... Hanya menebaknya.” Ucap Tuan Choi terlihta gugup.
“Bagaimana
kau tahu kami ada disana?” tanya Jae Chan makin penasaran. Tuan Choi mengaku
aklau kebetulan sedang lewat. Jae Chan seperti mulai ragu.
“Aku
hanya... Bagaimana aku mengatakannya? Itu seperti menerima pesan telepati...
Aku bisa tahu kau dalam bahaya dan punya kekuatan super. Itu Mungkin karena aku
sekolah di dekat Punggung Bukit Miari.” Ucap Tuan Choi. Jae Chan pun makin
curiga.
Hong Joo
menunggu didepan kantor polisi, Woo Tak keluar dari menemuinya bertanya kenapa
Hong Joo datang di malam hari. Hong Joo mengatakan Ada yang ingin ditanyakan
tentang kejadian pembakaran. Woo Tak pikir Hong Joo harus mengambil power
banknya karena selalu lupa memberikannya.
Hong Joo
terdiam karena sebelumnya menaruh powe bank berwarna hijau, lalu Woo Tak
mengatakan “Aku menemukan pengisi daya portabel-mu. Ini tertinggal di mobilku.
Pengisi daya portabel merah.”
“Bukankah
ini milikmu? Pengisi daya portabel merah.” Ucap Woo Tak yang buta warna. Hong
Joo mengaku memang itu miliknya pengisi daya portabel merah dan memasukan
kedalam tas power bank warna hijau.
“Apa yang
ingin kau tanyakan?” tanya Woo Tak. Hong Joo tahu kalau Woo Tak menangkap pria
yang dibunuh pelaku, Woo Tak membenarkan.
Hee Mi
masih terus mencari pom bensin yang kemungkinan menjual besin dalam derigen,
lalu bertanya Berapa banyak pom bensin yang sudah di kunjungi. Anak buahnya
mengatakan kalau tempat ini ke-36.
Yoo Bum
gelisah dalam ruanganya, Sek masuk ruangan bertanya apakah Yoo Bum tidak
pulang. Yoo Bum mengatakan ada konsultasi dengan klien jadi menyuruh
sekertarisnya untuk pulang lebih dulu. Sek mengerti untuk pulang lebih dulu.
“Jaksa
dan polisi mencari pelaku selama beberapa hari, tapi mereka belum menangkapnya.
Aku sudah mencari informasi, tapi tidak banyak perkembangan. Kuharap ada
secercah harapan. Apa ada yang kau perhatikan saat menangkap Jo Yoon Pyo?” kata
Hong Joo
“Entahlah...
Untuk seseorang yang membawa 10.000 dolar tunai, pakaiannya tampak lusuh.”
Ungkap Woo Tak yang sebelumnya melihat Tuan Yo di kantor polisi.
“Lalu tas
yang berisi uang itu...” ucap Woo Tak berusaha mengingat-ingat. Hong Joo
penasaran ada apa dengan tas milik Tuan Yo.
Hee Mi
datang ke pom bensin akhirnya menemukan catatan
pada tangga 22 Juni, kalau ada yang membeli 10 liter bensin yaitu sebotol
penuh. Hee Mi dan akan buahnya terlihat bahagia karena setelah berkeliling
menemukan pentunjuk siapa penyulut kebakaran.
“Lalu Dia
membelinya dengan tunai atau kartu kredit?” tanya Hee Mi. Pemilik pom bensin
mengatakan Dia membayar dengan uang tunai.
“Apa Anda
ingat bagaimana wajah atau pakaiannya?” ucap tanya Hee Mi.
Di
ruangan, Yoo Bum kembali menerima sebuah pesan “Aku sudah datang... Wah, firma hukummu
bagus!.. Kau harus mentraktirku. Jika aku ditangkap, kau akan kehilangan semua
ini? "Seseorang yang memiliki banyak juga rugi banyak"
Sepasang
sepatu pria masuk ke dalam ruangan, Yoo Bum menatap tak percaya melihat wanita
yang berdiri didepanya dengan ponsel yang mengirimkan pesan padanya.
Woo Tak
pikir Tas itu sepertinya milik wanita. Hong Joo kaget kalau pria itu membawa
Tas wanita. Hee Mi juga dibuat kaget karena pemilik pom bensin mengatakan yang
membeli bukan pria, tapi wanita yang memakai sepeda.
Yoo Bum
pun bertanya apakah wanita itu yang
mengirimikan pesan teks. Si wanita membenarkan dan melihat Yoo Bum tampak
terkejut, lalu berkomentar kalau Kantor Yoo Bum yang bagus. Yoo Bum masih
terdiam karena ternyata yang menguntitnya seorang wanita.
“Aku memeriksa
umur kita, Ternyata kita sebaya. Jadi Bisakah
kita bicara dengan santai?” ucap Si wanita melihat ada banyak piala dengan
berkomentar Yoo Bum memenangkan banyak penghargaan. Yoo Bum mengajak Si wanita
untuk duduk dan bicara.
“Kenapa
kau mengirimiku pesan teks? Kenapa kau mencariku?” tanya Yoo Bum dengan wajah
serius.
“Apa Kau
belum bisa menebaknya? Padahal Kau pintar.”ejek Si wanita. Yoo Bum menegaskan
kalau tidak tahu.
“Kau
tidak penasaran, tapi hanya ingin memastikan. Itu seperti yang kukatakan di
pesan teks. Aku sudah membunuh hampir 20
orang. Tapi berkatmu, aku belum masuk penjara. Aku... sungguh menghargai
perbuatanmu.” Ucap Si wanita. Yoo Bum terlihat shock mendengarnya.
“Jika
penjahat sesungguhnya wanita, dia pasti orangnya. Ha Joo Won, 34 tahun.” Ucap
Doo Hyun. Hong Joo ingin tahu siapa wanita itu.
“Dia
pasien lama di kamar rumah sakit itu, yaitu Pasien dengan penyakit Crohn Tapi
dia juga dimasukkan ke kamar yang sama dengan kedelapan korban lain.” Jelas Doo
Hyun.
“Jadi, Apa
dia tak ada di daftar tersangka karena dia pasien?” tanya Hong Joo
“Benar.
Saat para korban dibunuh, Ha Joo Won juga sakit. Jadi, dia dimasukkan sebagai
salah satu korban.”jelas Doo Hyun. Ketua Tim heran alasan seorang pasien
membunuh pasien lain.
Flash Back
Nyonya Ha
yang terbaring dengan banyak bercak diwajahnya mengaku kalau merasa itu sangat
tidak adil. Ia yang harus mengangkat usus dan perut bahkan melakukan banyak
operasi selama bertahun-tahun, tapi tidak sembuh. Sementara pasien lain sembuh Bahkan
ada yang pulang dalam beberapa hari.
Ia bisa
melihat pasien yang mulai membaik dengan senyuman, Nyonya H mengingat yang
dikatakan oleh pasien satu kamar "Aku kasihan dengan wanita muda
itu." Lalu keluarga pasien lainya mengatakan "Kau akan segera sembuh.
Semangat."
“Mereka mengatakan
omong kosong itu”ungkap Nyonya Ha yang saat itu terbaring tak berdaya.
“Jadi, Apa
kau membunuh mereka? Apa Menurutmu, dengan alasan itu bisa membenarkan
perbuatanmu?” kata Yoo Bum tak habis pikir
“Tidak...
Aku di ambang kematian dan sudah menyerahkan segalanya. Aku berpikir "Jika
aku ditangkap, biarkan saja. Jika mereka menghukumku, aku tak peduli” Tapi...jaksa
menangkap orang lain.” Ucap Nyonya Ha. Yoo Bum binggung apakah yang dimaksud
itu adalah dirinya.
“Lalu aku
berpikir, untuk kali pertama dalam hidupku, bahwa ada yang bernama harapan. Orang
yang memberikan harapan kepadaku adalah kau, Lee Yoo Bum. Aku juga berharap,
kau akan terus.. menjadi satu-satunya harapanku.” Ucap Nyonya Ha dengan mata
berkaca-kaca.
Jaksa
Park bertanya apakah mereka sudah
memasukkan Ha Joo Won ke daftar pencarian orang. Jaksa Son dengan rambut yang
acak-acakan mengatakan sudah lama tidak pulang dan sulit dilacak karena memakai
nomor prabayar. Hee Mi menambahkan Catatan kartu kredit dan kartu bus hilang
usai kebakaran.
“Artinya,
dia akan terus melarikan diri.” Kata Jaksa Lee.
“Dia
hanya bisa lari selama beberapa hari sekarang ini.” Pikir Jaksa Park yakin.
“Dia
sudah buron selama lebih dari setahun dan Dia akan berpikir kali ini akan
berhasil juga.” Ucap Jae Chan yang membuat semuanya terdiam.
Di
ruangan
Nyonya Ha
meminta pada Yoo Bum agar memberikan
keajaiban lagi dan harapan. Yoo Buu menegaskan tak bisa mendengarkan
Nyonya Ha lagi, menurutnya ia tak pernah menjadi harapan untuk sampah seperti
Nyonya Ha.
“Kenapa
aku sampah?” tanya Nyonya Ha seperti tak punya rasa bersalah.
“Karena
kau membunuh orang!” tegas Yoo Bum marah.
“Lalu Aku
harus bagaimana sekarang? Itu sudah terjadi... Itu memang menyedihkan... Tapi
orang hidup harus melanjutkan hidup. Apa untungnya mengetahui bahwa aku pelaku
sesungguhnya? Bagi keluarga korban, Myung Yi Suk adalah sampah dan sampah itu
sudah meninggal.” Ucap Nyonya Ha
“Itu sudah
menenangkan, tapi bagaimana jika aku tiba-tiba muncul? Mereka akan terpukul. Lalu
bagaimana dengan putra Myung Yi Suk? Dia akan marah jika mengetahui bahwa
ayahnya tidak bersalah. Lalu kau... Apa yang akan kau lakukan?” ucap Nyonya Ha
berdiri menatap Yo Bum.
“Tutup
mulutmu.” Ucap Yoo Bum seperti tak mau mendengar ucapan Nyonya Ha.
“Aku
sangat terkejut mendengar berita bahwa botol obat ditemukan di ruangan Myung Yi
Suk.” Kata Nyonya Ha.
Flash Back
Yoo Bum dan
Tuan Choi menghitung barang bukti kalau 32 botol. Nyonya Ha tahu Yoo Bum kalau
itu membuatnya gelisa, karena sudah sangat jelas Myung Yi Suk pelakunya, tapi Tidak
ditemukan bukti langsung dan Media terus meragukan kecakapan jaksa.
“Lalu kau
memanipulasi botol sitaan sebagai milik Myung Yi Suk. Benar, 'kan? Apa Aku
benar?” ucap Nyonya Ha
“Botol
itu sudah ada disana.” Kata Yoo Bum.
“Lalu kenapa
kau menyebutku pembunuh? Jika botol itu ditemukan disana, maka Myung Yi Suk
pembunuhnya. Kenapa kau menyebutku sampah? Coba Katakan” ucap Nyonya Ha. Yoo
Bum hanya bisa terdiam.
“Sekarang
kau mengerti, 'kan? Jika aku mendapat masalah, maka kau juga akan terkena
imbasnya. Tapi jangan khawatir, Orang yang tahu itu dimanipulasi hanya kau dan
aku. Tadinya ada tiga orang, sayangnya aku sudah menyingkirkannya.” Ungkap Nyonya
Ha berjalan di depan meja kerja Yoo Bum,
Yoo Bum
binggung apa maksud "Menyingkirkan" Nyonya Ha duduk di kursi merasa
kalau Yoo Bum sudah melihat berita pembakaran kontainer. Yoo Bum tak percaya kalau
Nyonya Ha sebagai pelakunya
“Seseorang
yang mengetahui cerita kita tinggal disana. Dia pendiam. Tapi malangnya, dia
terlibat dengan polisi.” Cerita Nyonya Ha.
Flash Back
Tuan Jo
kaget melihat Nyonya Ha sudah ada di dalam rumahnya, Nyonya Ha dengan menutup semua wajahnya kalau
Pintunya terbuka. Tuan Jo melihat Nyonya Ha yang mengunakan sarung tangan itu
berlebihan. Nyonya Ha pikir merasa panas lebih baik daripada dalam bahaya.
“Aku
sudah menyingkirkan ponselmu dan melemparkannya ke Sungai Han. Aku belum mengatakan
apa-apa kepada polisi.” Ucap Tuan Jo mengeluarkan isi belanjaanya diatas meja.
“Young
Pyo... Terima kasih...” kata Nyonya Ha yang sudah siap dengan suntikan lalu
menusukan di leher Tuan Jo.
“Aku melakukan
semua perbuatan kotor... Mulai sekarang, kau yang akan menanganinya. Putra
Myung Yi Suk yang berduka, kau, dan aku... Biarkan kita tenang... Kau tahu
artinya rahasia, 'kan?” ucap Nyonya Ha. Yoo Bum tak habis pikir memilih untuk
keluar dari ruangan.
Yoo Bum pergi
ke taman dengan melonggarkan dasinya, terlihat benar-benar gelisah. Teringat kembali
perkataan Nyonya Ha “ Sekarang kau tahu. Jika aku mendapat masalah, maka kau
juga.” Ia hanya bisa teriak marah dengan keadaanya sekarang.
Lalu ia
mengingat ucapan Hong Joo “Kudengar pelaku sesungguhnya bukan Myung Yi Suk”
kemudian kata-kata Nyonya Ha “Tapi jangan khawatir. Orang yang tahu itu dimanipulasi
hanya kau dan aku.” Dan berganti dengan ucapan Hong Joo “Divisi pelaporan kami
membentuk tim baru untuk kasus Myung Yi Suk.”
Dan ucapan Nyonya Han. “Kau tahu artinya rahasia, 'kan?”
Yoo Bum
benar-benar hampir gila dengan terus berteriak histers, lalu menenangkan diri
kalau harus mencari jalan keluar. Terlihat pengumuma di dinding "Pemberitahuan
pemeriksaan listrik. Listrik akan dimatikan pada 28 Juni"
Yoo Bum
akhirnya kembali ke ruangan. Nyonya Ha pikir kalau Yoo Bum berpikir terlalu
lama dan ingin tahu jawabanya apakah mau
menerima sebagai kliennya. Yoo Bum pikir kalau Nyonya Ha melewatkan satu hal.
Nyonya Ha bertanya apa itu.
“Bukan
hanya kita yang tahu soal manipulasi itu. Tapi Ada tiga orang.” Ucap Yoo Bum.
Nyonya Ha ingin tahu siapa orangnya.
Tuan Choi
makan di kantin dengan tangan kirinya, Hyang Mi bertanya lauk apa yang
diingikan Tuan Choi untuk diberikan. Tuan Choi terlihat senang karena hanya
Hyang Mi yang benar-benar memikirkannya dan memuji kalau memang gadis baik
dengan meminta agar memberikan daging.
“Yah.. Benar.
Aku sangat cantik dan baik.Apa Aku tak bisa memiliki Letnan Han sebagai hadiah?”
ucap Hyang Mi akan menyuapi daging menurunkan sumpitnya.
“Jangan
mengatakan itu. Baginya, itu hukuman.” Kata Tuan Choi sudah membuka mulutnya.
Hyang Mi yang kesal memilih untuk memakanya sendiri.
Saat itu
terdengar para Sekertaris makan bersama dengan membahas Jaksa Lee dan Jaksa Jung berpikir kasus
pembunuhan berantai cairan infus itu dimanipulasi. Sek Jaksa Lee mengatakan
akalu Kasus yang diselidiki Pengacara Lee dan Penyidik Choi.
“Jadi,
Apa mereka memanipulasinya?” ucap Sek Hee Mi. Hyang Mi ingin memarahi temanya. Tapi
Tuan Choi menahan agar membiarkan saja.
“Itu
menurut Jaksa Lee, Tapi Jaksa Jung terus menyangkal Penyidik Choi melakukan
itu. “ ucap Sek Jaksa Lee
“Lebih
dari 10 orang meninggal.Jika itu dimanipulasi, banyak yang akan terluka. “ kata
Sek Jaksa Park
“Itu
sebabnya Jaksa Jung makin menginginkan kasus ini. Untuk melindungi Penyidik
Choi.” Kata Sek Jaksa Park. Tuan Choi hanya terdiam mendengarnya. Setelah itu
masuk ruangan dan menuliskan sesuatu pada selembar kertas.
Hong Joo
sudah bersiap-siap dengan sergamnya. Doo Hyun bertanya apakah Hong Joo ada
wawancara. Hong Joo mengataan kalau akan pergi menemui keluarga korban
pembunuhan berantai. Saat itu pesan dari Yoo Bum masuk “Kau bilang akan menulis
dengan adil, 'kan? Aku meminta wawancara pukul 20.00 di kantorku.”
“Ada
banyak wawancara untukku.. Pengacara Lee ingin diwawancara.” Ucap Hong Joo memperlihatkan
ponselnya.
“Dia
jaksa kasus pembunuhan berantai cairan infus itu, 'kan?” ucap Doo Hyun. Hong
Joo membenarkan.
“Jika
pelaku sesungguhnya ada di tempat lain, artinya ada yang hilang dari
penyelidikan itu. Kau harus Gali itu.” Perintah Doo Hyun.
Hong Joo
menganguk mengerti, lalu tiba-tiba merasakan sesuatu dan bertanya pada Doo Hyun
apakah hari ini akan hujan. Doo Hyun melihat di ponselnya kalau hanya ada
kemungkinan lima persen akan turun hujan. Hong Joo seperti bisa bernafas
lega dan akan segera kembali.
Sek Jaksa
Lee masuk membawakan salinan catatan pribadi Penyidik Choi. Jae Chan kenapa
melakukan hal itu. Sek binggung ternyata diruangan hanya ada Jae Chan dan
bertanya dimana Jaksa Lee
“Apa Jaksa
Lee memintamu memfotokopi ini?” ucap Jae Chan. Sek Jaksa Lee membenarkan.
“Dia
terlalu kejam. Memangnya dia bisa tahu Penyidik Choi memanipulasinya dari ini?”
keluh Jae Chan melihat profile Tuan Choi
Jaksa Lee
yang sedari tadi ada didepan pintu akhirnya langsung masuk ruangan, berpikir kalau
bisa memeriksanya. Jae Chan melihat kalau Penyidik Choi adalah mantan polisi.
Jaksa Lee membenarkan, maka dari itu ahli
di TKP.
“Ini Kantor
Polisi Ill Yoo...” ucap Jae Chan terlihat kaget. Jaksa Lee pun bertanya apakah
Jae Chan tahu tempat itu
“Dulu,
ayahku bekerja disana.” Kata Jaae Chan. Jaksa Lee bertanya apakah Mereka
bekerja di tahun yang sama.
Jae Cha
membenarkan, Jaksa Lee pikir itu Kebetulan sekali. Tiba-tiba Ja Chan pun
memikirkan sesuatu kalau Tuan Choi adalah paman yang selama ini mengirimkan
uang padanya.
Jae Chan
berlari masuk ruanga memanggil Tuan Choi, tapi melihat Hyang Mi menangis
sendirian mengatakan Tuan Choi tak ada, karena sudah mengundurkan diri. Jae
Chan bingung karena Tuan Choi mengundurkan diri.
“Saat aku
kembali setelah makan siang,dia menyerahkan surat pengunduran dirinya. Aku hentikan
dia dan bertanya apa dia takkan pamit kepada Jaksa Jung. Dia berkata sulit
melihat wajahmu. Dia menulis surat, lalu pergi.” Cerita Hyang Mi sambil
menangis.
Jae Chan
membaca surat yang dituliskan Tuan Choi sebelum pergi.
“Kepada
Jaksa Jung. Aku tidak memanipulasi apapun dan Pengacara Lee akan mengatakan hal
yang sama. Kami berdua jelas akan menyangkal manipulasi. Tapi Pernyataan kami
tidak berarti apa-apa. Jadi, jangan pikirkan aku atau yang lain. Kau harus Selidiki
ulang kasus ini dengan adil. Aku akan membuktikan diriku tidak bersalah. Terima
kasih untuk segalanya. "Dari Choi Dam Dong"
Jae Chan
terdiam melihat nama yang Tuan Choi, Hyang Mi merasa kalau Tuan Choi sangat
kejam berhenti seperti ini. Akhirnya Jae Chan berusaha menelp Tuan Choi tapi
tak diangkat.
Tuan Choi
hanya melihat ponselnya yang bergetar. Yoo Bum bisa tahu kalau itu telp dari
Jae Chan. Tuan Choi pikir kalau Jae Chan menghubungi untuk penyelidikan. Yoo
Bum ingin tahu apakah Jae Chan menanyakan terkait kasus cairan infus. Tuan Choi
mengatakan kalau ia dicurigai.
“Kau akan
kesulitan bekerja sendiri saat kasus ini makin serius. Firma hukumku akan
membantumu.” Kata Yoo Bum.
“Itu
menenangkan.” Ungkap Tuan Choi terlihat merencanakan sesuatu.
Jae Chan
meminta Hyang Mi agar jangan beri tahu yang lain soal pengunduran dirinya,
menurutnya Penyidik Choi tidak mengundurkan diri. Hyang Mi pun bingung karena
Tuan Choi yang masih belum menjawab telepon.
“Kurasa
aku akan pergi ke tempatnya.” Ucap Hyang Mi. bergegas pergi.
“Ya,
hubungi aku saat kau bertemu dengannya. Jangan biarkan dia pergi.” Pesan Jae
Chan
Jae Chan
mengirimkan pesan pada Tuan Choi “"Penyidik Choi, aku akan menunggumu di
kantor" . Tuan Choi keluar dari restoran menjabat tangan Yoo Bum
mengucapkan terimakasih atas makanannya hari ini. Mereka pun berpisah jalan,
dengan Yoo Bum yang meminta Tuan Choi agar bisa menghubunginya nanti. Tuan Choi
melihat pesan dari Jae Chan tapi memilih untuk membiarkan saja.
Di malam
hari
Yoo Bum sudah
menyiapkan dua cangkir kopi, dan melihat Hong Joo menelpnya. Ia mengangkatnya
memberitahu kalau ada diruangan dan sudah
memberi tahu resepsionis jadi tinggal naik saja. Saat itu sebuah pil masuk ke
dalam cangkir kopi.
Hong Joo masuk
gedung tanpa sadar tertempel pengumuman "Pemberitahuan, pemeriksaan listrik"
lalu masuk ke dalam ruangan Yoo Bum melihat sedang sibuk di depan komputer dan
bertanya apa yang sedang dikerjakan.
“Aku sedang
mengerjakan penyelidikan kasus cairan infus. Aku sulit mengingat kasus tahun
lalu. Jadi, aku mencoba menulis berkas dan berharap bisa mengingatnya.” Ucap Yoo
Bum meminta Hong Joo untuk menunggu sebentar.
“Apa Kau
akan memberikan data itu kepadaku?” tanya Hong Joo mengambil cangkir kopi yang
sudah tersedia diatas meja.
“Tentu
saja. Aku membuatnya untukmu.” Kata Yoo Bum. Hong Joo bertanya apakah itu
Siaran pers.
“Apa Kau
akan membagikannya ke tempat lain juga?” tanya Hong Joo. Yoo Bum mengatakan
Tidak dan Hong Joo yang pertama
mendapatkannya dan belum menghubungi yang lain.
“Hanya
karena kau memberiku informasi eksklusif, maka aku tak bisa berjanji akan baik.”
Ucap Hong Joo meminum kopinya kembali. Yoo Bum tersenyum mengatakan kalau sudah
tahu dengan hal itu.
Nyonya Ha
masuk dengan sepaatu pria dan payung,
petugas memberitahu kalu Hari ini ada pemeriksaan listrik jadi Semua
listrik akan segera dimatikan. Nyonya Han mengatakansudah punya janji dengan
Pengacara Lee jadi akan mengobrol sebentar.
Jae Chan
tertidur diruangan langsung berteriak histeris seperti bermimpi buruk. Dalam
mimpinya, Hong Joo seperti terbaring di bawah huan dengan terkulai lemas dan
sebuah jarum akan akan menusuk ke dalam tubuhnya.
“Setelah
kuberikan ini, kau takkan bisa bernapas. Lalu dalam lima menit, kau akan mati
seperti tertidur.” Ucap Nyonya Ha.
“Jae
Chan. Apa Kau mendengarku?.. Tolong.” Ungkap Hong Joo dalam mimpinya.
Jae Chan
berusaha menelp Hong Joo tapi tak juga diangkat, Hong Joo terlihat sudah
tertidur karena kopi yang diberikan oleh Yoo Bum.
Nyonya Ha
melihat Hong Joo sudah tertidur bertanya apakah Orang ketiga yang mengetahui selain mereka
adalah wanita itu. Yoo Bum membenarkan. Nyonya Ha pun melihat wajah Hong Joo
dari dekat yang sudah tak sadarkan diri.
Jae Chan
yang tak berhasil menelp Hong Joo akhirnya menelp Woo Tak dengan menceritakan
baru bermimpi kalau Hong Joo diculik. Woo Tak berteriak kaget kalau Hong Joo
Diculik. Petugas Oh pun ikut kaget mendengarnya. Woo Tak ingin tahu siapa
pelakunya.
“Di Mimpi
itu. Hujan dan payung hijau.” Ucap Jae Chan. Woo Tak ingin tahu kapan
kejadianya.
“Pukul
22.30, 15 menit kemudian.” Kata Jae Chan. Woo Tak teringat kalau Jae Chan pernah
bilang ada pegunungan.
“Bukan
pegunungan, tapi Di atap Firma Hukum Hae Kwang.” Ucap Jae Chan.
Saat itu
Yoo Bum sudah mengendong tubuh Hong Joo yang tak berdaya diatap gedung dengan
Nyonya Ha yang memegang payung. Mereka menaruh Hong Joo tepat dibawah hujan
deras ditaman atas. Mereka seperti siapa menghabisi orang yang mengetahui
rahasia mereka.
Bersambung ke Episode 29
Blm ada lanjutannya ya kak........ditunggu kelanjutan nya... Penasaran...
BalasHapus