So So
berjalan dengan Ma Roo yang mengandeng tanganya, dengan mata yang terus tertuju
bergumam dalam hati “Aku bertanya-tanya siapa orang ini.” Lalu saat pertama
kali melihat dirinya menangis dalam gereja.
“Apa dia
kucing?” gumam So So yang melihat Ma Roo mengunakan sabuk kesucian untuk wanita
dan meminta tolong padanya.
“Apa dia
anak anjing?” gumam So So. Ma Roo sebelumnya tak ikut belanja memilih datang
menemuinya. So So bertanya kenapa sudah kembali. Ma Roo mengaku kalau
merindukannya.
“Apa dia Seekor
rubah?” gumam So So. Ma Roo tanpa ragu mengajak untuk tidur bersamanya malam
ini.
“Apa itu
takdir? Aku berpikir... Berapa lama aku akan memilikinya.” Gumam So So sudah
ada di sebuah Hotel dengan Ma Roo dan saling menatap dan mengelus wajah
masing-masing.
[Episode
8 - Waktu yang dibutuhkan untuk putus.]
Ma Roo
ketakutan melihat So So yang datang dengan pakaian sexy dan jug cambuk yang
dibelinya. So So memberikan cambuk meminta Ma Roo berbicara padanya. Ma Roo
menjerit kesakitan karena kakinya terkena cambuk.
“Apa itu
sakit?” ejek So So. Ma Roo mengangguk dengan wajah ketakutan
“Cinta
memang selalu menyakitkan.” Ucap So So dan saat itu juga Ma Roo pun menjerit
kesakitan.
So So
mendengar cerita Ma Roo berpikir kalau memang
orang mesum, karena bisa membayangkan itu. Ma Roo pikir kalau melihat
semuanya jadi tak ada alasan So So untuk terkejut. So So pun bertanya apa yang
dilihat Ma Roo. Ma Roo mengingat saat pria menawarkan cambuk ukurannya besar.
“Aku
bilang itu untuk temanku. Bagaimana denganmu? Kau Bahkan membeli sesuatu yang
lebih sesat.” Ejek So So
“Itu juga
permintaan teman. “ kata Ma Roo
“Aku tahu
apa yang kau inginkan dengan mengetahui selera temanmu. Kau sama saja!” ejek So
So. Ma Roo pun hanya bisa tertawa.
“Kau
harus memberitahuku sekarang. Jangan membuatku bertanya-tanya padamu.” Gumam So
So
Ma Roo
dengan memeluk erat So So menceritakan tentang teman SMA-nya, bernama Na Byung
Sae. So So bergumam kalau yang diminta bukan tentang temanya. Ma Roo terus
menceritakan mereka yang masuk perusahaan
yang sama dan ada di departemen yang sama.
“ Bukan
tentang perusahaanmu.” Gumam So So
“Kami bergabung
dengan militer bersama, tapi dia menjadi tentara dasar. Dan aku bergabung
dengan pasukan khusus.”cerita Ma Roo. So So mengeluh dalam hati kalau Ma Roo Jangan bicara tentang militer.
“Aku
bekerja di operasi pencarian dan dikhususkan bekerja di DMZ.”kata Ma Roo dan
akhirnya So So tak bisa menahan untuk bertanya
“Bagaimana
dengan pacarmu?” ucap So So sambil bergumam kalau Pada akhirnya membuat untuk mengajukan pertanyaan
kekanak-kanakan ini.
“Aku
tidak punya apa-apa untuk dikatakan.” Kata Ma Roo seperti enggan membahasnya.
So So pikir Ma Roo sudah putus.
“Aku juga
tidak ingin mengatakan apapun padanya.” Ucap Ma Roo. So So pikir kalau Mungkin
belum.
“Mari
kita bicara tentang kita.” Kata Ma Roo. So So mengumpat kesal kalau pertanyaan
itu berhubungan dengan hubungan mereka.
“Aku
tidak bertanya karena a penasaran. Kau tampak seperti player yang terlihat
seperti itu.”kata So So lalu mendengar suara ponselnya.
Ia pun
menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, Ma Roo panik karena tak mengunakan
pakaian. So So tetap menariknya untuk mengambil ponselnya, Ma Roo akhirnya
mengambil bantal untuk menutupinya. So So berhasil mengangkat telp dan akhirnya
terlihat kaget. Akhirnya mereka pun bergegas keluar dari hotel.
Tuan Oh
terus mengomel oleh pria yang menyuruh mereka keluar dimalam hari dan ingin
tahu berapa lama harus menunggu. Nyonya Han meminta agar Tuan Oh Jangan
berteriak. Tuan Oh pikir Pada saat seperti ini,
suara yang lebih keras menang.
“Beritahu
atasanmu untuk keluar kemari! Panggil teleponnya! Jawab aku!” teriak Tuan Oh
dengan sedikit bahasa inggris.
“Jika kau
terus berteriak, maka aku tidak akan memperlakukanmu seperti pelanggan.” Ucap
Si Pria dengan bahasa inggris.
“Ya, kau
harus menjawabku. Kau akhirnya mengerti aku.Sekarang Panggil atasanmu ke
sini!”teriak Tuan Oh.
So So
akhirnya datang bertanya apa yang terjadi. Tuan Oh melhat So So meminta agar
bicara pada petugas hotel. So So ingin tahu kenapa petugas hotel meminta Tuan
Oh untuk meninggalkan kamarnya. Tuan Oh dan Nyonya Han kaget karena diminta
untuk segera pergi.
“Ini
adalah peringatan terakhir. Tolong jangan berteriak.” Ucap Si petugas. Tuan Oh
ingin tahu apa sebenarnya yang dikatakan oleh Si pria jangkungk.
“Dia
menyuruhmu untuk diam.” ucap So So. Tuan Oh pikir tak mungkin bisa diam
sekarang.
“Aku akan
melaporkanmu ke polisi karena gangguan publik.” Kaat Si pria. So So menahanya
karena akan mendengarkan apa yang dikatakan
Tuan Oh lebih dulu.
“Pertama,
tenanglah.” Kata So So sampai binggung harus bicara dengan bahasa prancis pada
Tuan Oh. Ma Roo pun meminta So So agar menarik napas dulu dan menyapa pasangan
seniornya lebih dulu.
“Sebelumnya,
aku berbaring untuk tidur... Tapi brengsek ini menggedor pintuku...” ucap Tuan
Oh. Nyonya Han memberitahu kalau tidak menggedor, tapi membunyikan bel pintu.
“Ya,
mereka menekannya seolah-olah sedang menggedornya. Aku membuka pintu karena
shock, dan mereka menyeret kami ke sini.” Cerita Tuan Oh
“Apa kau
melakukan sesuatu yang salah? Apa kau merusak apapun atau berteriak...” ucap So
So
“Apa aku
terlihat seperti orang yang berteriak
sepanjang waktu?” ucap Tuan Oh marah. So So pun bisa mengerti dan akhirnya
berbicara pada petugas hotel.
“Dia
bilang tidak melakukan kesalahan apapun.
Apa kau yakin akan hal itu?” ucap So So pada petugas hotel
Petugas
Hotel memberikan bungkusan. So So binggung apa itu. Si petugas meminta So So
membukanya dan langsung menutup hidung karena bau yang sangat menyengat. So So
pun bertanya apa yang dibuat oleh Tuan Oh dalam teko air panas. Tuan Oh
memberitahu kalau itu rebusan sup kimchi. So So kebingungan akhirnya meminta
maaf karena semua kesalah Tuan Oh. “Tahukah kau berapa banyak keluhan pelanggan
yang kami terima karena itu?” kata Pegawai hotel.
“Aku
sungguh minta maaf. Dia akan berhati-hati untuk tidak melakukan ini lagi.” Ucap
So So menyakinkan.
“Aku akan
mengikuti peraturan, dengan menendangnya keluar dari kamarnya. Dan menagihnya
600 euro untuk pembersihan tirai dan tempat tidur, ditambah 500 euro untuk
pengosongan tiga hari di kamarnya. Totalnya jadi 1.100 euro yang harus dia bayar.” Jelas si petugas
“Aku akan
secara formal meminta maaf.” Kata So So. Petugas Hotel pikir Tidak ada gunanya, karena hanya perlu
membayar biayanya.
So So
memberitahu Tuan Oh kalautidak bisa makan di kamarnya. Tuan Oh dengan nada
tinggi pun ingin tahu alasanya karena Semua orang memasak di kamar saat
berlibur.
“Orang
disini tidak tahan dengan bau kimchinya.
Dia akan menagihmu untuk pembersihan dan
kehilangan pelanggannya. Semua Sekitar 1,5 juta won.” Jelas So So
Keduanya
kaget, Tuan Oh pikir kalau ini kejahatan
bagi orang Korea untuk makan kimchi dan ingin memerasnya lalu menyuruh untuk
memanggil Polisi saja. So So
menceritakan kalalau Tahun lalu, pelanggan lain membuat sup kepiting di teko
kopi setelah itu memanggil polisi setelah bertengkar, namun akhirnya mereka
yang membayar 2 juta won.
“Dalam
situasi seperti ini, Kau tidak punya pilihan lain.” Ucap So So seperti berusaha
menahan amarahnya.
“Tolong katakan
padanya kami mohon maaf Kita tidak bisa membayar 1,5 juta won.” Kata Nyonya
Han.
“Aku...
tidak mencoba memasak ramuan sup kimchi. Aku membawa kimchi ke sini, tapi itu
dimasak sendiri. Makanya sudah menjadi sup kimchi. Itu benar. Tolong katakan
padanya.” Kata Tuan Oh mulai ketakutan
“Jika
mereka menolak membayar, Aku akan menghubungi polisi.” Ucap Petugas yang sangat
tegas.
Tuan Oh
memarahi istrinya yang seandainya makan dengan benar, maka hal ini tak akan
terjadi. Ma Roo melihat Tuan Oh teringat saat akan kembali ke Korea meminta
agar memberikanObat yang menyembuhkan kanker dan kurang nafsu makan.
“Aku akan
berbicara dengan manajer.” Ucap Ma Roo. So So binggung apa yang akan dikatakan
oleh Ma Roo
“Uangnya
itu banyak, dan itu pasti akan merusak liburan mereka. Kita harus membuat
alasan untuknya.” Kata Ma Roo.
“Tidak ada
gunanya. Mereka tidak punya kasih sayang yang sama seperti orang Korea. Kalau
gitu tetap harus dicoba... Pak, bolehkah aku mencobanya?” kata Ma Roo. Tuan Oh
pun mempersilahkanya.
Keduanya
akhirnya duduk dalam kamar, Tuan Oh tak percaya aklau Orang Perancis
benar-benar meminta uang pada mereka sekarang. Nyonya O mengeluh kalau itu
alasan tidak ingin pergi ke mana pun dengan suaminya. Tuan Oh mengejek istrinya
yanag makan dua mangkuk nasi dan mengatakan itu lezat. Ma Roo dan bersama So So bertemu dengan petugas
“Wanita
itu sedang sakit.” Ucap Ma Roo, So So kaget dimana tepatnya.
“Orang
mengalami sakit seiring bertambahnya usia. Jadi Tolong katakan itu padanya, apa
yang aku katakan” jelas Ma Roo. So So pun mempersilahkan sebagai transletor.
“Wanita
itu menderita kanker stadium akhir, jadi dia sakit parah. Itulah sebabnya dia melakukan
liburan terakhirnya. Dia bilang ingin pergi ke Perancis daripada tempat lain
Dan dia sangat ingin datang ke sini, ke Honfleur.” Ucap Ma Roo. So So pun mengatakan hal yang sama dikatakan
Ma Roo.
“Bayangkan
kau pergi berlibur bersama istrimu. Tapi
kau harus makan makanan Inggris sepanjang waktu.” Ucap Ma Roo. Petugas Hotel
melihat Nyonya Oh sedang minum obat dari depan pintu. So So menjelaskan apa
yang dikatakan oleh Ma Roo.
“Makanan
Perancis adalah yang terbaik di dunia, tapi dia sudah tua sekarang. Sehingga
mereka tidak bisa menyesuaikan diri
dengan makanan baru. Sang istri kelaparan selama beberapa hari, dan sang
suami... harus melakukan sesuatu.” Jelas Ma Roo dan ikuti langsung oleh So So
“Aku
memohon padamu. Tidak bisakah kau menunjukkan kebaikan kepada kami untuk
liburan terakhir mereka?” kata Ma Roo
Si Pria
terus menatap kearah pasangan yang sudah tua. Tuan Oh heran karena si pria
menatap kearah mereka. Nyonya Oh melihat ketiganya tersenyum berpikir kalau
Sudah selesai dan teratasi. Akhirnya Ma Roo datang ke kamar Nyonya Han dan Tuan
Oh.
“Masalahnya
Sudah teratasi, Ini semua berkat dia.” Ucap So So pada Ma Roo. Tuan Oh igin
tahu apa yang dikatakan Ma Roo
“Aku
bilang orang Korea biasanya makan di kamar hotel jadi Aku meminta
pengampunannya.” Ucap Ma Roo berbohong. Tuan Oh pun memujinya dengan bangga.
“Silakan
kembali tidur... Tapi kau tidak boleh memasak sup kimchi di kamarmu lagi,
mengerti?” pesan So So
Tuan Oh
pikir tak masalah kalau melakukan apabila di hotel lain. Nyonya Han langsung
meminta maaf dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Saat itu petugas datang memanggil “Madam”
Tuan Oh terlihat kesal istrinya di panggil "Madam"
“Terima
kasih telah datang ke Perancis. Ini adalah hadiah dari hotel.” Ucap Petugas
memberikan sebotol wine. So So pun
menjelaskan artinya.
“Astaga,
kau tidak perlu melakukan itu tapi Terima
kasih banyak.” Kata Nyonya Han. Saat itu pria memberikan pelukan dan
mengucapkan selamat berlibur.
“Apa yang
dilakukan kuntuk ini ke istriku?” ucap Tuan Oh melihat si petugas yang
menyentuh istrinya.
“Kau
adalah suami yang baik.” Puji Si pria.
Tuan Oh pikir akan membiarkannya pergi
sekali ini saja dan hanya mau menjabat tangan si pria sedikit saja.
So So
pikir Ma Roo membuatnya kaget karena bisa berbohong begitu alami. Ma Roo
mengaku kalau utu setengah benar karena akan menjadi liburan terakhir mereka.
So So panik berpikir kalau Nyonya Oh memang benar-benar menderita kanker
“Tidak,
orang tuaku juga bertengkar saat liburan mereka Dan setuju untuk tidak pernah berpergian
bersama lagi.” Jelas Ma Roo lalu mengajak So So masuk ke dalam kamarnya.
“Aku tidak
masuk ke kamar pelangganku Jadi Aku akan pergi.” Ucap So So
“Aku
bukan pelanggan.” Ucap Ma Roo. So So mengingatkan dirinya adalah seorang
pemandu. Dan akan menemuinya besok. Ma
Roo pun akan akan mengantarnya pulang.
Kyung Jae
sudah menyiapkan wine, So Ran keluar dari kamar mandi dengan memegang perutnya.
Kyung Jae ingin tahu keadaaanya. So Ran pikir terkena diare. Kyung Jae panik
karena pasti menyakitkan tapi menurutnya perut So Ran marah karena apa yang
dimakan tadi.
“Aku
yakin segelas anggur akan membuatnya lebih baik. Kau terlihat sangat cantik
sekarang.” Kata Kyung Jae mengodanya. So Ran menganguk setuj
“Apa kau
tahu apa yang dilakukan pemandu kita dengan turis? Mereka bersama saat ingin melihat
sunrise.” Cerita So Ran. Kyung Jae bertanya kapan itu. So Ran menjawab kalau
itu kemarin.
“Aku
menangkap mereka dalam perjalanan turun saat mau melihat sunrise. Mereka
memiliki rumput di punggung masing-masing Itu berarti mereka berbaring bersama. Aku 100
persen yakin.” Ucap So Ran
“Wow, itu
sangat keren. Mereka mengatakan cinta terbaik terjadi di negara ketiga. Bukan
negaraku, bukan negaramu. Tapi sebuah ledakan cinta yang terjadi di negara yang
berbeda.” Ucap Kyung Jae dengan tatapan mengoda.
“Bagaimana
itu cinta? Mereka hanya bermain dengan api.” Pikir So Ran, Kyung Jae merasa
kalau itu tetap cinta selama itu masih menyala.
Kyung Jae
pikir mereka... So Ran tak mengerti dengan kode yang diberikan Kyung Jae. Kyung
Jae akhirnya mendekati So Ran, kalau sekarang Ini adalah negara ketiga bagi
mereka Ini bukan negara mereka berdua dengan mengungkapkan perasaanya. So Ran
memberitahu kalau sedang datang bulan.
“Hei, Apa
kau benar-benar sedang di masa periodemu saat di Perancis? Sebelumnya Kau
lelah, kau juga harus buang air. Aku membuat suasana romantis di Perancis. Tidakkah
kau punya hati nurani?” ucap Kyung Jae marah
“Perutku
kan sakit. Apa itu yang penting?” balas So Ran marah. Kyung Jae kesal karena So
Ran berpikir itu tak penting. So Ran tak ingin bertengkar memilih untuk tidur
saja. Kyung Jae rasa kala So Ran jangan
khawatir tentangnya lalu keluar dari kamar. So Ran kesal melihat Kyung Jae
pergi memilih menutup semua tubuhnya dengan selimut.
Yeon Sung
sibuk dengan ponselnya, Hyun mengeluh dengan pakaian Yeon Sung yang membuatnya
terlihat seperti Ahjushi. Yeon Sung pikir pakaian itu yang terbaik, karena Mudah
dipakai dan lepas, bahkan sangat santai. Hyun melihat kalau pakaian itu membuat
Yeon Sung terlihat tidak menarik. Yeon Sung seperti tak peduli.
“Apa itu?
Apa wanita itu mengatakan kalau dia mencintaimu?” ucap Hyun Kesal melihat Yeon
Sung senyum-senyum di depan ponselnya.
“Ini
rekanku.”kata Yeon Sung, Hyun tahu Yeon Sung itu berbohong. Yeon Sung
menyakinkan kalau bilang yang sebenarnya.
“Apa Kau
mau main game kejujuran?” usul Hyun Yeon Sung menolak merasa seharusnya tidak
bermain game mengenai kejujuran.
Hyun
merengek agar Yeon Sung aga mencobanya, tapi Yeon Sung tetap menolaknya. Hyun
pun tak peduli mulai bertanya alasan Yeon Sung memintanya untuk berlibur. Yeon
Sung dengan mudah menjawab itu karena mencintai Hyun.
“Ini
adalah permainan kejujuran.. Katakan padaku yang sebenarnya. Kenapa kau
memintaku berlibur?” ucap Hyun
“kau
pikir Kenapa aku mau ke sini denganmu?” ucap Yeon Sung malah balik bertanya.
Hyun kesal karena Yeon Sung yang tak mau jujur padanya.
Kyung Jae
masuk kamar memanggil So Ran dan menyuruhnya bangun. So Ran yang masuk kesal
mengeluh karena Kyung Jae yang memaksanya untuk bangun. Kyung Jae memberikan
obat dan juga membawakan coklat, lalu mengambilkan air minum. So Ran terdiam
karena Kyung Jae keluar kamar untuk mencari obat dan coklat untuknya.
“Jangan
sampai sakit....” kata Kyung Jae memberikan minum dan obat lalu masuk ke dalam
toilet. So Ran hanya bisa tersenyum melihat sikap Kyung Jae ternyata perhatian.
Ma Roo
mengantar So So mengetahui kalau Pemandu wisata tidak punya malam dan siang
hari. So So pikir ia adalah ibu, guru,
dan pembantu setiap orang sampai akhir perjalanan turis. Ma Roo pikir Ini bukan
pekerjaan mudah. So So pun mengucapkan Terima kasih. Dan akan menemuinya besok.
“Kau
harus bertanya apa kau bisa masuk ke dalam, dasar bodoh.” Gumam So So kesal
“Tidur
yang nyenyak... Selamat tiggal.” Kata Ma Roo beranjak pergi. So So berusaha
tersenyum untuk masuk ke dalam hotelnya sementara.
Kyung Jae
bertanya apakah perut So Ran masih terasa sakit, So Ran juga heran karena Sudah dari tadi
minum obat. Kyung Jae pikir kalau itu tak cocok karena berasal dari negara
maju. So Ran ingin memastikan kalau yang diminum memang obat yang dibutuhkan
meminta Kyung Jae memeriksa di Internet.
“Kenapa ini
obat pencernaan ?” ucap Kyung Jae binggung. So Ran pun ingin tahu apa yang
diminta Kyung Jae sebelumnya
Flash Back
Kyung Jae
dengan bahasa inggris yang pas-pasan memberitahu pegawai hotel kalau bukan dia
yang sakit tapi pacarny yang sakit perut dengan memegang perutnya. Si petugas
mengerti yang dimaksud lalu memberikan obat pada Kyung Jae.
“Kau
mengolok-olokku karena bahasa Inggrisku,
tapi kau bahkan tidak bisa membeli obat itu.” Ejek So Ran tertawa dan
mengeluh perutnya yang terasa sakit.
“Aku
mengatakannya dengan benar. Dia pasti
salah paham. Aku akan kembali.” Kata Kyung Jae ingin keluar.
“Tidak
apa-apa. Jangan pergi. Jaga agar perutku tetap hangat.” Ucap So Ran menahanya.
Kyung Jae
pura-pura berpikir, So Ran meminta agar Kyung Jae mau melakukanya. Kyung Jae
pun berbaring dengan So Ran bersandar padanya dan tanganya mengelus perut So
Ran agar bisa menghilangkan rasa sakit, lalu meminta maaf karena sebelumnya
marah ketika So Ran sakit.
“Ada
orang yang berpisah karena satu hal buruk. Dan ada orang yang tidak bisa berpisah
karena satu hal yang baik. Tapi Dia hangat.” Gumam So Ran lebih memilih Kyung Jae.
So So
kembali kamar membuka sepatu pemberian Ma Roo, berkomentar kalau seharusnya
bisa membeli ukuran yang lebih besar. Saat itu pintu bel kamarnya di terdengar,
So So membuka pintu ternyata Ma Roo yang datang lalu bertanya apakah melupakan
sesuatu
“Tidak,
aku ingin tidur di sini. Seorang pelanggan bisa masuk ke ruangan pemandu, kan? Apa
kita... diperbolehkan melakukan ini?” ucap Ma Roo. So So pun mempersilahkan Ma
Roo masuk kamarnya dan pintu pun ditutup.
“Akan
selalu ada hari esok, tapi tidak akan ada hari lain.” Gumam So So yang tak
ingin kehilangan kesempatan.
Su Su
memakai kaos kaki meminta Direktur agar menyuruh kakaknya pulang kerumah.
Direktur beranggapan tak mungkin bisa mengendalikan seekor binatang yang punya
kedua kakinya sendiri, menyuruh Su Su cepat pergi saja karena akan ketinggalan
pesawatnya.
“Aku
biasanya tidak melakukan ini... Tapi Terima kasih, sudah merawat Noona-ku.”
Ucap Su Su membungkuk. Direktur juga heran melihat Su Su yang tak seperti
biasanya.
“Tolong
bantu aku dengan menyuruh Noona-ku
pulang nanti.” Kata Su Su, Direktur yang sedang gosok gigi akhirnya menyuruh Su
Su untuk duduk lebih dulu.
“Semua
orang pergi berlibur beberapa saat dalam kehidupan mereka. Itu Bisa selama
beberapa hari, atau selama setahun sampai 10 tahun dan Itulah yang So So
lakukan. Sepertinya dia sedang berlibur untuk waktu yang lama. Tapi tidak
peduli siapa itu, semua orang pulang ke rumah setelah liburan mereka... Mengerti?”
kata Direktur lalu memberikan amplop uang juga.
“Belilah
beberapa macarons dalam perjalananmu ke bandara.” Pesan Direktur yang sudah
menganggap Su Su seperti anaknya sendiri.
“Bos,
saat aku menemuimu lagi... Aku akan memperlakukanmu seperti Hyung-ku.” Kata Su
Su berjanji
“Jangan
memperlakukanku seperti Hyung-mu... Kau Cukup jadilah anak yang baik untuk orang
tuamu, oke?” kata Direktur. Su Su pun menganguk mengerti.
So So
membawa timnya pergi ke pinggir pelabuhan, Tuan Oh seperti biasa berkomentar
kalau harus memanggang daging ditempat it. So So membenarkan dan menurutnya
Lebih baik saat sedang hujan, dengan menunjuk sebuah restoran kalau ada yang
memanggang beberapa perut babi dengan soju.
“Eonnie
pemandu tahu apa yang baik” puji Tuan Oh. So So pikir tidak bisa melakukan pekerjaannya tanpa mengetahui itu.
“Honfleur
dulu adalah kota perang. Selama Perang Seratus Tahun, Perancis dan Inggris bertempur
di sini. Jika kalian melihat ke sana,
itu adalah wilayah Inggris. Setelah perang, ini menjadi kota penjelajah.”
Jelas So So mengajak mereka untuk melihat suasana kota pelabuhna.
“Pada
tahun 1608, Samuel de Champlain, Berangkat dari sini dan menemukan Québec,
Kanada. Setelah masa eksplorasi, maka tempat ini menjadi kota seni...Bukankah
sangat indah disini?” ucap So So mengajak mereka berjalan. Semua setuju.
“Ada
seorang pelukis bernama Eugène Boudin. Dan dia mulai melukis di luar karena
sinar matahari yang indah. Mereka biasanya melukis di atelier saat itu.” Ucap
So So. Hyun bertanya Apa itu atelier.
Ini
seperti ruang kerja... Fotografer bekerja di...” ucap So So terus menjelaskan
tapi So Ran mulai membahas tentang So So.
So Ran
meminta Kyung Jae bisa melihat make up yang digunakan So So yang berbeda. Kyung
Jae pikir itu beda. So Ran pikir kalau itu berbeda. Kyung Jae masih binggung seperti apa
maksudnya. So Ran tahu kalau itu make up dengan getaran yang berbeda dan
menunjuk ke arah Ma Roo yang terus menatap So So tanpa berkedip.
“Tapi dia
tidak melihat ke arahnya... Kupikir kau sakit karena menstruasimu. Bagaimana
kau memperhatikannya?” ucap Kyung Jae heran. Keduanya berhenti bicara karena So
So mengajak mereka untuk berjalan naik.
“Ini
adalah Gereja Santo Catherine. Tempat ini sangat berbeda dengan gereja lain,
bukan?” ucap So So, semua membenarkan.
“Ini
adalah gereja kayu terbesar di Perancis. Apa kalian melihat atapnya? Bentuknya
seperti perahu terbalik. Tahukah kalian siapa yang membangunnya?” ucap So So.
Mereka bisa menebak kalau itu adalah Orang yang membangun kapal
“Itu
benar.. Insinyur tahun 1500-an berhasil melakukannya. Itu sebabnya memang
terlihat ringkas, tapi seperti antik juga. Mulai sekarang, kalian punya waktu
luang sampai makan siang. Jadi selamat menikmati harimu. Kalian harus Ingat
bahwa ini adalah tempat yang baik untuk bersantai. Dan menghabiskan hari di
sebuah kafe.” Ucap So So
“Permisi,
apa yang bisa kita beli disini?” tanya So Ran yang senang sekali berbelanja
“Tempat ini
berada di dataran miring, jadi mereka membuat anggur dari apel bukan buah
anggur. Toko anggur menawarkan sampel gratis, jadi cobalah beberapa dan beli
sebotol.” Jelas So So
“Lalu,
mana toko yang paling murah?” tanya So Ran. So So pikir Semuanya sama mahal
harganya, karena itu adalah Perancis, jadi mempersilahkan mereka untuk
berkeliling dan bertemu kembali jam 12 siang.
Tuan Oh
datang mendekati So So dan memberikan sebuah amplop, So So binggung maksud pemberiaanya. Tuan Oh
tahu kalau tak banyak tapi mereka semua bersyukur karena So So sudah bekerja
sangat keras jadi mengumpulkan semuanya.
Flash Back
Sebelum
So So datang, Tuan Oh berkata kalau Pemandu wisata sudah bekerja sangat keras,
jadi mengusulkan untuk menyumbang masing-masing 30.000 won. Semuanya setuju,
Yeon Sung pikir mereka bisa mengumpulkan
30.000 won per orang. Tuan Oh pikir mereka bukan orang kaya jadi lebaih
baik, 30.000 per pasangan.
“Terima
kasih. Aku harus bekerja lebih keras lagi karena kalian seperti ini.” Ucap So
So merasa enak hati. Tuan Oh pikir tak perlu karena melihat So So yang terbaik.
“Aku
adalah pemandu terbaik biro perjalanan mereka” ucap So So. Tuan Oh pun menyuruh
So So agar bisa membeli sesuatu yang enak dimakan dan mengajak istrinya untuk
pergi.
“Kalian
berdua terlihat cukup baik bersama..... Bersama seperti itu.” Komentar Nyonya
Han melihat Ma Roo masih berdiri disamping So So. Tuan Oh berteriak menyuruh
istrinya segera pergi. Nyonya Han pun buru-buru mengikuti suaminya.
“Aku
sudah bilang jangan berdiri di sampingku. Jika pelanggan mulai menyebarkan
rumor, itu akan membuat semuanya menjadi
sulit. Orang yang saling menyukai memiliki aroma yang baik, sehingga semua
orang bisa tahu. Jangan menempel padaku sepanjang waktu, dan berhenti menatap
wajahku. Bahkan Jangan sampai mabuk karena anggur gratis. Dan jika kau
penasaran apa kau bisa mencoba sesuatu, jangan pernah melakukan itu... Mengerti?” tegas So So kesal karena
tak ingin kehilangan pekerjanya.
Ma Roo
menganguk mengerti lalu bertanya kemana So So akan pergi. So So menjawab akan
ke galeri dengan menunjuk arahnya. Ma Roo pikir mereka akan bertemu satu sama
lain. So So memperingatkan Ma Roo untuk bertemu nanti tepat waktu. Ma Roo
menganguk mengerti.
Nyonya
Han dan Tuan Oh pergi ke Gereja, terlihat Nyonya Oh yang berdoa dengan caranya.
Tuan Oh yang melihat merasa kalau Nyonya Han pasti melakukan kesalahan. Nyonya
Han mengajak suaminya untuk duduk bersama. Tuan Oh pikir kakai istrinya sakit.
Nyonya Han meminta agar Tuan Oh untuk Berdoal.
“Kenapa
umat Buddha berdoa di tempat seperti ini?” keluh Tuan Oh, Nyonya Han meminta
suaminya agar melakukan saja.
“Dengan
berdoa, tidak akan memberi kita kue
beras atau nasi.” Ucap Tuan Oh sinis.
“Apa
kau... pernah berdoa untukku? Kau belum
pernah, kan? Jadi Berdoalah denganku.” Pinta Nyonya Han. Tuan Oh pun tak bisa
berkata-kata lagi.
Bersambung
ke Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar