[Episode 8: Ajakan Menjalani Hidup
Sehari-hari]
Shi Kyung
terlihat sangat malas mengepel lantai. Guru Park dengan nada tinggi menyuruh
Shi Kyung untuk memersihkan lantai dengan benar, supaya mengkilap. Wakepsek melihag Lee Shi Kyung yang sudah
lama tidak bertemu. Shi Kyung pikir
sudah bertemu kemarin.
“Aku
belum melihatmu lagi di ruang guru sudah sejak lama. Kau sedang dihukum dengan tugas
bersih-bersih, kan? Kenapa? “ tanya Wakepsek
“Dia
terlambat, dan aku memberinya jalan yang mudah dengan tugas bersih-bersih. “
kata Guru Park
“Tapi, Shi
Kyung tampaknya tidak seperti sedang dihukum. Tugas seperti ini cocok untuknya.”
Pikir Guru Kim
“Ya, kau
terlalu sering bertugas bersih-bersih jadi kau sudah terbiasa. Bersihkan
sekitaran kursiku juga. “ kata Wakepsek
“Oh, Lee
Shi Kyung sedang sibuk. Dia bahkan belum mulai membersihkan ruangan. “ ejek
Guru Kim
Guru Kim
memberitahu Shi Kyung, kalau Bom akan absen karena liburan keluarga. Shi Kyung
kaget bertanya kapan. Guru Kim heran melihat Shi Kyung seperti belum tahu dan
bertanya-tanya Apa kalian mereka tidak
pacaran. Shi Kyung tak banyak berkata-kata. Wakepsek tahu kalau keduanya sedang
bertengkar.
“Apa ada
masalah? “ tanya Wakepsek. Shi Kyung milih untuk diam saja.
“Kalau
kau diam saja, tidak mengakui perasaan pacarmu maka kau bisa dalam masalah. “
pesan Guru Kim
“Oh, Shi
Kyung!.. Apa kau terlambat? Kau cuma diam terus, sampai selamanya pagi ini. “
keluh Bibi Oh lalu bergegas pergi ke meja kerjanya. Shi Kyung hanya bisa
melonggo melihat tingkah bibinya.
“Apa aku
benar-benar cuma diam terus dan tidak bertindak? Ada apa?” gumam Shi Kyung
duduk dengan tatapan kosong.
Bibi Oh
menjelaskan kalau Lagu ini banyak digemari layaknya lagu kebangsaan Italia.
Tapi semua anak terus berisik, Bibi Oh duduk di depan piano dan langsung
menyanyikan lagu dengan bahasa italia dengan sangat fasih. Semua murid melonggo
kaget termasuk Yong Gi yang selama ini terlihat malas belajar. Shi Kyung pun terlihat
bangga dengan bibinya yang punya suara merdu.
Shi Young
membaca buku di ruang tengah, Ibunya keluar kamar melihat anaknya bertanya Ada
apa dengan bukunya karena tidak pernah melihatmu membaca sebelumnya. Shi Young hanya diam saja seperti masih marah
padanya.
“Apa kau
punya waktu hari Sabtu ini? Apa kau mau
ikut ke Seoul bersamaku dan Shi Kyung?” ucap ibunya mendekati Shi Young.
“Aku
tidak bisa.” Ucap Shi Kyung. Ibunya bertanya kenapa tak bisa
“Aku
sudah punya rencana di Seoul hari itu. “ ucap Shi Young. Ibunya binggung mau
melakukan apa anaknya Di Seoul.
Shi Young
dan Ga Ram pergi ke Seoul dengan bus. Shi Kyung bersama ibunya dan Nyonya Shin
pergi ke Seoul dengan mobil milik Bibi Oh. Nyonya Shin menatap ke luar jendela
terlihat bahagia karena tiba-tiba jadi teringat film "Thelma dan
Louise." Karena pergi seperti ini.
“Apa aku
Thelma ataukah Louise?” ucap Nyonya Oh bersemangat. Shi Kyung binggung siapa
nama mereka.
“Kau
mengenalnya, pencuri yang tampan itu. “ kata Nyonya Shin. Nyonya Oh menjawab
itu Brad Pitt!
“Benar!
"Tuan Roti." Itu nama panggilan yang lucu.” Kata Nyonya Shin.
“Dia
bilang anaknya seperti pencuri yang tampan. Ibu pasti suka.” Gumam Shi Kyung
pada ibunya.
“Kau
harus belajar banyak sebagai seorang junior SMA, Shi Kyung. Kau peringkat ke
berapa di sekolah? Apa kota ini
mengarahkanmu belajar di bidang agrikultural?” ucap Nyony Shin. Shi Kyung
terlihat binggung.
“Dari Bahasa
Inggris, menulis, pendidikan jasmani, dan kesenian. Apa bidang keahlianmu? Bagaimana dengan klub untuk mata
pelajaranmu? Apa Buku-buku yang berkaitan
dengan mata pelajaranmu? Tanyakan padaku
kalau ada sesuatu yang ingin kau tanyakan.” Ucap Nyonya Shin.
Shi Kyung
hanya diam saja. Nyonya Shin bertanya apakah Shi Kyung tidak punya pertanyaan.
Shi Kyung mengaku tak punya. Nyonya Shin tahu kalau Shi Kyung punya pacar jadi tahu
Pasti sulit belajar saat punya pacar dan menceritakan Ada seorang anak
laki-laki yang sangat pintar bernama Jin Hyuk di kelasnya Soo Bin.
“Setelah
dia punya pacar, dia langsung kalah saing dengan Soo Bin-ku.” Kata Nyonya Shin
banga.
“Kalau dia
mau punya pacar atau tidak, itu takkan mempengaruhi nilainya. “ ejek Nyonya Oh.
“Sungguh!!
Itu akan sulit saat seusianya. “ komentar Nyonya Shin.
“Itu
takkan begitu sulit untuknya. Nilainya
terbentuk dengan sendirinya.” Ucap Nyonya Oh. Shi Kyung hanya bisa cemberut
dengan komentar ibunya.
Keduanya
sampai didepan apartement, Nyonya Shin memberikan uang pada Shi Kyung untuk
membeli sesuatu. Shi Kyung menolak
begitu juga ibunya mengambil kembali uang dari tangan anaknya. Nyonya Oh
berpesan aga Jangan jauh-jauh dan angkat telepon saat menghubunginya.
Nyonya
Shin kembali memberikan uang pada Shi Kyung dan bergegas pergi. Nyonya Oh
mengeluh karena Nyonya Shin tak perlu melakukan itu. Shi Kyung bisa tersenyum
melihat ada uang ditanganya.
“Saat dia
memberiku uang, aku kepikiran apa yang mau kulakukan bersama Bom.. Aku ingin
memukuli diriku sendiri” gumam Shi Kyung kesal menatap uang ditanganya.
Shi Young
melihat sebuah gedung didepanya, bertanya apakah Ga Ram datang ke sini dengan rantai sepeda. Ga Ram membenarkan.
Shi Young ingin tahu alasan datang ke tempat itu dan membawa rantai sepeda. Ga
Ram mengaku membawa rantai sepeda untuk jaga-jaga bila seseorang cari
gara-gara, dan harus berkelahi. Shi Young mengerutka dahinya.
“Aku cuma
bercanda. .. Kudengar ada orang yang kukenal melakukannya, jadi aku menirunya
karena itu keren. “ ucap Ga Ram. Shi Young tak percaya kalau Ga Ram melakukan
itu.
“Aku memasuki
masa pubertas waktu itu. Kau tidak tahu
soal laki-laki dan pubertas, 'kan?”kata Ga Ram.
“Lee Shi
Kyung dan pubertas... Kurasa aku memahaminya.
Tapi Tindakanmu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan masa pubertas
Shi Kyung. Lalu Kenapa harus ke sini?” ucap Shi Young
“Kalau
aku mau kuliah, sebaiknya aku memilih sekolah medis. Kurasa saat itulah aku
mulai memikirkannya. Aku sudah sering
melihat banyak orang sakit di hospice semenjak aku kecil. Sejujurnya, ibuku juga meninggal karena
penyakit.” Ungkap Ga Ram yang membuat Shi Kyung terkejut.
“Kita
mungkin pernah bertemu juga sebelumnya. Selama
tahun terakhirku di SMP, aku juga datang ke fakultas kedokteran ini. “ kata Shi
Kyung. Kali ini Ga Ram kaget kalau Shi Young pernah datang ke rumah sakit juga.
Nyonya
Shin duduk di cafe wajahnya terlihat bahagia menceritakan Semua ibu akan berkumpul
di cafe ini untuk berbagi informasi soal ujian dan bisa gila karenanya. Nyonya Oh merasa sungguh menakjubkan, ibu Soo
Bin. Karena tidak tahu apa yang sudah dilakukan untuk anak-anaknya.
“Kurasa
aku sudah mengusahakan yang terbaik. Aku terus bertanya pada diriku sendiri
belakangan ini, apakah ini benar-benar sudah yang terbaik. “ kata Nyonya Shin.
“Siapa
yang tahu jawaban yang tepat? Semua
orang melakukan apa yang terbaik dalam hidupnya.” Kata Nyonya Oh. Nyonya Shin
seperti tak yakin tapi memastikan kalau memang seperti itu.
“Aku akan
menanyakan Dokter Lee apakah kau boleh menyeruput sedikit.” Kata Nyonya Oh
melihat Nyonya Shin yang mulai mencium bau kopi didepanya.
Tiba-tiba
Nyonya Shin merasakan sesuatu, Nyonya Oh panik
berpikir kalau membutuh obatnya. Nyonya Shin menangis karena sudah
melewatkan begitu banyak kebiasaan sehari-harinya, bahkan Sekedar minum kopi
dan belanja bahan makanan. Jadi ingin kembali suatu hari nanti. Menyiapkan
makan malam, Sehari saja...
“Aku
sudah menjalani hidupku dengan tekun. Aku
benar-benar bekerja sangat keras dalam hidup. “ ucap Nyonya Shin.
“Tentu
saja. Kau masih seperti itu sekarang. “ kata Nyonya Oh menyakinkan.
“Astaga,
apa aku sedang membuang-buang waktu berhargaku? Ayo pergi belanja bahan makanan. Soo Bin suka sup pasta kedelai dengan kepiting
biru di dalamnya. Ayo pergi lihat kepiting biru. Sekarang musimnya kepiting biru.
Kedengarannya enak.” Kata Nyonya Shin penuh semangat.
Mereka
pergi ke semua supermarket, si Bibi melihat Nyonya Shin yang sudah lama tak
datang ke counternya, Nyonya Shin pun meminta agar bisa memberikan kepiting
yang bagus karean sudah lama sekali tak datang. Nyonya Oh menatap Nyonya Shin
masih bisa tersenyum padahal sedang sakit.
“Apa anda
pergi jauh ke tempat lain? Aku sudah lama
belum melihat anda.” Tanya si Bibi. Nyonya Shin membenarkan.
Shi Young
memberitahu kalau sekolah medis ini tempat ayahnya kuliah. Ga Ram kaget ternyata Dokter Lee juga sekolah
disini, jadi Ada dua orang dari sekolah mereka yang masuk sekolah medis. Shi
Young pikir kalau Ga Ram akan jadi yang ketiga. Ga Ram pikir mereka bisa lihat
saja nanti.
“Kenapa
kau kemari saat SMP? “ tanya Ga Ram. Shi Young mengaku Alasannya sama seperti
Ga Ram.
“Aku dapat
nilai yang bagus kala itu. Dan ingin masuk sekolah medis. Tapi itu hanya masa lalu” ucap Shi Young. Ga
Ram pikir kenaapa Shi Young tak memikirkanya lagi.
“Itu Sudah
tidak mungkin lagi, mustahil dengan nilaiku.” Kata Shi Young
“Apa kau
sungguh tahu alasanku mengajakmu ke sini?
Maukah kamu... belajar bersamaku?” kata Ga Ram. Shi Young kaget
tiba-tiba Ga Ram mengajak belajar bersama.
“Karena
kau sudah memberiku sepeda, maka aku akan membantumu belajar. “ kata Ga Ram
ingin membalas budi.
Shi Kyung
tersadar kalau telpnya tak ada disakunya, lalu berpikir kalau meninggalkannya
di mobil. Ia pun bergegas ke telp umum, tapi hanya bisa bergumam tidak bisa
ingat satu pun nomor tanpa teleponnya. Ia pun bingung dengan dirinya sekarang,
tiba-tiba matanya seperti melihat Bom di depanya.
“Lee Shi
Kyung! Kau bertingkah aneh. .. Itu bukan Bom... Setelah melalui semua itu Bom
tidak mungkin ada di Seoul.” Ucap Shi Kyung
“Tapi,
bagaimana kalau itu Bom?” gumam Shi Kyung akhirnya mengikuti wanita yang
dianggapnya Bom.
Nyonya Oh
melihat Nyonya Shin hanya memasak untuk dua porsi dan bertanya Bagaimana dengan
suaminya. Nyonya Shin tersenyum karena Nyonya Oh tidak tahu. Bahwa sudah
bercerai dan menjadi ibu tunggal. Nyonya Oh ingin tahu masalahnya berpikir kalau
Nyonya Shin belum pernah menemui sebelumnya.
“Saat dia
ada dengan ku pun, dia selalu pergi ke luar negeri untuk perjalanan
bisnis. Aku harus menghasilkan banyak
uang, lalu ingin bisa mengkuliahkan Soo Bin dan melihatnya menikah. Kita harus hidup bersama. “ ucap Nyonya Shin.
“Bagaimana
kau bisa melalui semua itu dalam waktu yang begitu lama? Kau bekerja dan menjalani perawatan. “ ucap
Nyonya Oh tak percaya.
“Entahlah.
Aku bahkan mengagumi diriku sendiri. Tapi Bisakah kau cicipi ini untukku? Aku
tidak yakin akan indra pengecapku akhir-akhir ini. “ ucap Nyonya Shin
memberikan sesendok sup buatanya.
“Kau Bisa
tambahkan sedikit garam. “ kata Nyonya Oh. Nyonya Shin pikir ini sudah enak
karena Soo Bin suka yang seperti itu.
Saat itu
Soo Bin menelp, Nyonya Oh terlihat panik. Nyonya Shin pikirtidak perlu
berakting hari ini lalu mengangkat telpnya. Soo Bin terlihat bahagia karena
melihat Ibu benar-benar pulang bertanya apa yang sedang dimasak untuk makan
malam.
“Ibu
buatkan sup pasta kedelai dengan kepiting biru dan cumi isi.” Ucap Nyonya Shin.
Soo Bi mengaku Air liurnya sudah menetes.
“Apa Ibu
kenal Hyo Eun? Aku mau pergi beli
pakaian dengannya. Jadi Tunggu sebentar.
Aku akan segera ke sana. “ ucap Soo Bin.
“Oke,
jangan lari hanya untuk bisa kemari dengan cepat. “ pesan Nyonya Shin menutup
telp mengejek anaknya masih seperti bayi mungil.
Nyonya Oh
mengeluarkan ponselnya untuk menelp Shi Kyung, tapi tak diangkat, lalu teringat
kalau Shi Kyung. Nyonya Shin pikir kalau anak
Nyonya Oh makan bersama juga. Nyonya Oh pikir tak mungkin karena Hari
ini adalah hari yang spesial jadi lebih baik habiskan saja waktu bersama
putrinya saja.
Shi Kyung
mengikuti wanita yang mirip Bom tersadar kalau ia sudah pergi jauh dan bingung
dimana keberadaanya sekarang, dan mulai panik kalau nanti ibunya menelp.
Nyonya Oh
binggung karena Shi Kyun tak mengangkat telpnya, lalu teringat dengan Shi Young juga di Seoul, tapi berpikir kalau
anaknya itu tidak mau menjawab
teleponnya dan tidak punya sopan santun. Tapi ternyata anaknya dengan cepat
mengangkat telp dari ibunya. Saat itu tiba-tiba Nyonya Shin jatuh dan tanganya
gemetar.
“Shi
Kyung tidak menjawab teleponnya.... Hei.. Shi Young, kemari sekarang. Aku akan
mengirimimu alamatnya sekarang, jadi cepatlah!” kata Nyonya Oh panik melihat
Nyonya Shin yang jatuh.
“Bangunlah,
ibunya Soo Bin dan Angkat tanganmu, lalu Taruh lenganmu ke atas. Kita harus
melakukan suntik dubur.” Ucap Nyonya Oh. Nyonya Shin menolak sambil menangis
menahan rasa sakit.
“Hei..
Apa maksudmu? Kau harus melakukannya, karena nanti bisa jatuh koma. Dokter Lee sudah bilang ini kemungkinan yang
terburuk. Dan Kau juga tahu benar soal
itu. “ ucap Nyonya Oh
“Aku
tidak mau... Aku tidak mau kau melihatku dalam keadaan seperti itu.” Ucap
Nyonya Oh sambil menangis.
“Bagaimana
kalau Soo Bin segera kembali? Apa kau mau menyambutnya dengan keadaan begini? “
ucap Nyonya Oh. Nyonya Shin mulai menangis memanggil nama anaknya. Nyonya Oh
berjanji hanya akan melakukannya dengan cepat.
Shi Kyung
dan Ga Ram sudah sampai di depan apartement dan berlari untuk pergi ke lantai
7. Akhirnya mereka sampai dengan
membereskan lantair rumah dan peralatan. Nyonya Shin sudah duduk walaupun
terlihat masih lemas.
“Ya, aku
sudah lakukan suntikan dubur.” Ucap Nyonya Oh dan mencari obat yang
diperintahkan oleh Dokter Lee melalui telp yaitu IR Codon, Nyonya Oh pun akan
segera memberikan pada Nyonya Shin.
“Kau Minum
obat penahan sakit ini dan akan merasa sedikit jauh lebih baik.” Ucap Nyonya Oh
memberikan minum.
“Soo Bin
akan segera ke sini. “ kata Nyonya Shin khawatir.
“Aku
tidak begitu mahir soal ini, tapi akan memijat kakimu. Jangan pikirkan apapun dan diam saja
sebentar.” Kata Nyonya Oh.
Ga Ram
pun menawarkan diri untuk membantu mengangkat ke ranjangnya. Nyonya Shin
meminta maaf pada keduanya karena semua ini gara-garanya. Nyonya Oh mengomel
kalau meminta Nyonya Shin jangan bilang apapun atau berpikir apapun.
“Apa kau
tidak mau makan bersama Soo Bin malam ini?” ucap Nyonya Oh mengomel. Nyonya
Shin pun menganguk mengerti.
“Tolong
berikan nomornya Soo Bin... Akan kucoba mengulur lebih banyak waktu untuk anda,
Hanya sampai anda merasa baikan. “ kata Shi Kyung.
“Kedengarannya
itu ide yang bagus. Kita bisa melakukannya, 'kan? Aku benar-benar tidak bisa membiarkannya melihatku
seperti ini. “ kata Nyonya Shin. Nyonya Oh meminta agar Shi Kyung melakukanya.
Tapi saat
itu juga bunyi angka password ditekan, mereka mulai panik karena Soo Bin sudah
datang. Shi Young membereskan semua obat dan menyembunyikan dibalik kursi. Soo
Bin berteriak memanggil ibunya. Nyonya Shin bisa berdiri dan langsung
memeluknya dengan berkaca-kaca.
“Aku
merindukanmu... Bau ibu berbeda... Bau ibu seperti bau obat.” Ungkap Soo Bin.
“Ini
masuk angin. .. Apa aku sudah bau karena sudah tua? “ ungkap Nyonya Shin. Soo
Bin mengeluh dengan yang dikatakan oleh ibunya. Saat itu ketiganya hanya bisa
menatap sedih karena anak dan ibu yang Sali bertemu.
Mereka
pun pulang menaiki mobil. Shi Young memegang telp kakaknya. Nyonya Oh meminta agar
anaknya itu mengangkat telp Shi Young apabila berdering, karena juga tidak tahu
apakah dia sudah pulang dengan selamat.
Shi Young mengeluh kakaknya selalu saja meninggalkan barangnya.
“Dia
sudah lama tidak pulang, dan aku meninggalkannya sendirian di rumah kosong.”
Ucap Nyonya Shin sedih
“Katanya
dia mau memanggil Hyo Eun. Putrimu kelihatannya
baik-baik saja, tapi kaulah yang bermasalah.
Dokter Lee mengatakan bahwa terbangun semalaman bisa sangat
berbahaya. Apa yang bisa kita lakukan?”
ucap Nyonya Oh
“Seharusnya
aku tidak datang. Seandainya aku tahu
rasanya akan sesakit ini, maka aku tidak akan datang menemuinya. “ kata Nyonya
Shin menangis.
“Nyonya,
bagaimana kalau anda membuat diri anda sakit lagi? “ ucap Shi Young menenangkan
Nyonya Shin dengan mengelus pundaknya.
Nyonya Shin memegang tangan Shi Kyung seperti memegang tangan anaknya
sendiri.
“Ayah... Kau
memberikan petunjuk itu di mukaku. Apa tujuannya?.. Ini siksaan.. Yaitu Siksaan
oleh nama Bom.” Gumam Shi Kyung kesal berjalan sendirian di Seoul.
Tapi Shi
Kyung tiba-tiba berhenti disebuah cafe, matanya melotot kaget melihat sosok
wanita yang dicarinya. Bom duduk dicafe sendirian juga melihat Shi Kyung dengan
mata berkaca-kaca. Shi Kyung tak percaya sempat mengusap matanya, tapi ternyata
memang benar Bom.
Keduanya
duduk dicafe, Shi Kyung membahas Bom yang
pergi liburan keluarga. Bom
mengaku kalau itu bohong karena hanya ingin tidak mau pergi sekolah. Shi Kyung mengeluh Bom yang terus berbohong
“Semuanya
jadi sangat sulit untukku beberapa hari
belakangan ini. Aku mendapat pikiran
yang aneh. “ ucap Bom. Shi Kyung ingin tahu Pikiran aneh macam apa
“Kau
bilang, tidak mungkin tahu kalau aku tidak memberitahumu. Begitu pula denganku. Kalau kau tidak memberitahuku, maka aku juga
tidak tahu.” Ucap Bom.
“ Aku
tidak tahu cara memberitahumu.” Kata Shi Kyung
“Hubungi
aku saat kau sudah siap untuk memberitahuku.” Ucap Bom berdiri dari tempat
duduknya.
“Kuharap kau
tidak akan melakukannya..” ucap Shi Kyung akhirnya biara sebelum Bom pergi.
“Kuharap
kau tidak akan melakukan pekerjaan semacam itu lagi. .. Aku masih belum
memahamimu sebaik itu. Mungkin aku
bilang begini karena aku tidak tahu apa-apa tentang dunia.” Ungkap Shi Kyung
“Tapi, saat
kau melakukan segalanya untukku dengan uang yang kau dapatkan dari pekerjaan
semacam itu, aku sama sekali tidak bahagia.
Itu jadi membuatku membayangkan hal-hal yang aneh. Kau menemui para pria yang tidak kukenal...
Jangan bekerja seperti itu. “ kata Shi Kyung. Bom terlihat marah dan memilih
untuk pergi.
“Aku
Sudah mengatakan padanya... Aku sudah terus menunggu, kemudian akhirnya
kukatakan.. Apa aku sudah melakukan hal yang benar?” gumam Shi Kyung duduk
sendirian dan akhirnya keluar dari cafe.
Bom
berjalan ke arah yang berbeda dengan Shi Kyung, lalu mencoba menelp Bernard,
tapi tak diangkat. Akhirnya ia berbalik arah dan langsung memeluk Shi Kyung
dari belakang. Shi Kyung kaget karena tiba-tiba Bom memeluknya dari belakang.
“Aku
minta Maaf... Maaf tentang semuanya...Aku suka padamu, tapi... aku tidak tahu cara menunjukkannya padamu.”
Ungkap Bom. Shi Kyung akhirnya membalikan badan menatap wajah Bom yang
menangis.
“Kita
berdua sama-sama belum berpengalaman. Tapi... Kita masih harus saling mengenal”
gumam Shi Kyung akhirnya memeluk Bom merasa kalau ia juga harus minta maaf.
Dokter
Lee memeriksa Nyonya Shin merasa berSyukur karena tiba dengan selamat dan sudah memberikan obat
untuk membant tidur, jadi meminta agar Nyonya Shin untuk beristirahat. Nyonya
Shin menganku mengerti.
“Aku
seharusnya ikut denganmu. Kerjamu bagus.” Kata Dokter Lee memuji Nyonya Oh.
“Aku
hanya mengikuti apa yang sudah diperintahkan, Dokter.” Kata Nyonya Oh dan pamit
pergi.
“Terima
kasih, ibunya Shi Kyung dan kalian semua.” Ucap Nyonya Shin. Nyonya Oh pun
meminta agar segera istirahat.
“Ibu, aku
harus bicara dengannya sebentar. “ kata Shi Young. Nyonya Oh melarang karena
pasien perlu tidur.
“Aku cuma
perlu waktu sebentar. Bisakah ibu tunggu dulu di luar sebentar?” kata Shi
Kyung.
Nyonya Oh
akhirnya membiarkan anaknya berbicara dengan Nyonya Shin, tapi sengaja
mendengarkan dari depan pintu. Shi Young berkata kalau ini hanya dari
pemikiranya jadi meminta Nyonya Shin bisa mendengarkanya.
“Kuharap
anda mau jujur dan memberitahukan Soo Bin kebenarannya. Aku tidak tahu apakah
ibuku yang menyuruh anda. Tapi Ayahku pergi
menghilang 12 tahun silam. Kami belum
sempat mengucapkan selamat tinggal. “ ucap Shi Young
“Ada
banyak orang yang meninggalkan dunia ini tanpa sempat mengucapkan selamat
tinggal. Bagi orang-orang yang
ditinggalkan... apa anda tahu bagaimana
sulitnya itu? Anda masih bisa
mengucapkan selamat tinggal, jadi kenapa anda tidak mau melakukannya? “ ucap
Shi Young menyadarkan Nyonya Shin agar memberitahu anaknya.
“Soo
Bin... akan melalui saat-saat yang sulit.
Dia harus belajar.” Kata Nyonya Shin sambil menahan tangis.
“Kenapa
anda hanya memikirkan diri anda sendiri?
Apa anda tidak peduli dengan Soo Bin? Dia akan ditinggalkan sendirian. Kenapa
belajar jadi sangat penting saat ini?” ucap Shi Young dengan nada sedikit
tinggi.
“ Kalau
anda pergi tanpa sempat mengucapkan apapun, maka Soo Bin akan menghadapi kesulitan itu seumur
hidupnya. Aku paham semuanya dengan
sangat baik. Saat ada orang yang pergi tanpa bilang apa-apa dan anda tidak bisa
melihat mereka lagi. Itulah hal yang
paling sulit. “ tegas Shi Young. Nyonya Shin hanya bisa menangis dengan
memalingkan wajahnya.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar