PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Su Su
menceritakan kalau mereka memesan aula pernikahan Dan pergi ke konser musik
bersama kedua orang tua masing-masing. Tapi saat itu Su Su melihat sang kakak
ipar menyanyi diatas panggung, langsung menghajar habis-habisan dan bertanya
dimana meninggalkan kakaknya. Akhirnya Su Su pun ditangkap dan masuk penjara.
Flash Back
Bae Hyung
Goo bertemu dengan Su Su dipenjara bertanya apakah merenungkan tindakannya. Su Su pikir itu tak
penting, Hyun Goo rasa akalu Su Su berpikir ia yang meninggalkan kakaknya
tapi menurutnya itu hanya bagian dari hubungan mereka.
“Katakanlah
seekor anak anjing menyukai keranjang ini. Lalu Kau bisa meletakkan anak anjing
itu di keranjang, tapi kau tidak bisa... Meletakkan keranjang di anak anjing.
Esensi seseorang dalam suatu hubungan tidak berubah.” Ucap Hyung Goo seperti
meremekan Su Su
“Hei.. Apa
yang dikatakan brengsek itu?” teriak So So marah. Hyung Goo pikir Su Su pasti tidak mengerti.
“Aku akan
mempermudah kalimatnya. Pernikahan adalah seperti sup nasi, apa kau akan memasukkan
nasi ke sup atau sebaliknya. Tapi fakta bahwa nasi, sup, dan yang lainnya tidak berubah.” Ucap Hyung Goo.
Su Su tak tahan ingin melempar bangkunya.
“Yoon Su
Su. Bukannya kau ingin menemukan
Noona-mu?” ucap Hyung Goo yang membuat Su Su akhirnya tak marah.
Su Su
memberitahu kalau Hyun Goo menyuruhnya diam dan untuk tidak menyebarkan rumor
tentang dirinya, setelah it akan memberitahu Alamat dan melakukan kesepakatan.
So So terdiam. Su Su memberitahu kalauia sekarang menjadi mantan narapidana
sebelum pernikahannya bahkan dipecat, dan jadi pengangguran.
“Aku
minta maaf... Semua karena aku... Lalu Bagaimana dengan pernikahanmu?” ucap So
So merasa bersalah.
“Orang
tua Doo Ri datang pada hari pembebasanku.” Ucap Su Su
Flash Back
Su Su
berteriak marah pada Hyung Goo setelah menerima alamat kakaknya di paris. Saat
itu Do Ri memanggilnya, kedua orang tua pun ikut datang menjemputnya. Nyonya
Yoon melihat anaknya yang kehilangan banyak berat badan.
“Hei,
menantu laki-laki, sekarang tidak apa-apa...Setidaknya kau bukan pecandu
narkoba.” Ucap Tuan Han dan meminta istrinya agar memberikan sesuatu pada Su
Su.
“Menantu
laki-laki, aku tidak membawa tahu, tapi aku punya susu kedelai.” Ucap Ibu Do Ri
seperti masih sangat sayang pada Su Su.
“Mereka
mengatakan kepadaku, agar membawamu kembali untuk pernikahan kami musim semi
nanti. Bahkan Ibu mertua membiayai perjalananku
ke sini.” Ucap Su Su merasa tak enak hati lalu memberitahu sesuatu yang
kakaknya tak tahu.
“Kau
Harus tahu, Tidak ada yang membencimu, Kecuali satu orang, Yaitu Kau sendiri.”
Ucap Su Su. Ma Roo melihat So So dari
kejauhan terlihat mengusap air matanya.
“Kau
tidak bisa berpakaian seperti itu untuk
pernikahanmu, Sekarang Ikut aku.”kata So So menarik adiknya untuk pergi, Ma Roo
pun beranjak pergi.
So Ran
sibuk memilih topi dari luar Kyung Jae melihatnya. So Ran dengan bahasa
inggrisnya yang pas-pasan bertanya lebih baik warna mereha atau cream. Si
penjual seperti tak mengerti, tapi setelah diulang menunjuk topi merah. So Ran
pun keluar dari toko dengan topi merah.
Saat itu
juga, Di depan toko Kyung Jae sudah menunggu dengan senyuman. So Ran seperti
masih marah dan melihat ada banyak belanjaan ditangan Kyung Jae. Kyung Jae
mengajak So Ran agar minum kopi karena membutuh kafein.
Keduanya
duduk di cafe, Kyung Jae melihat So Ran masih cemberut mengajak untuk berbaikan. So Ran pikir kalau
ini bukan sesuatu yang bisa mereka atasi. Kyung Jae mengaku kalau ia yang
salah. Dan tidak akan melakukannya lagi.
“Lalu Kau
tidak akan melakukan apa lagi?” tanya So Ran. Kyung Jae menjawab kalau Semua
yang dibenci.
“Apa yang
aku benci?” tanya So Ran. Kyung Jae menjawab kalau Berbicara tentang pekerjaan,
menggunakan pekerjaan sebagai alasan, dan terus bekerja. So Ran seperti kesal
tak ingin membahasnya lagi karena Kyung Jae belum mengerti juga.
“Dan
juga...” ucap Kyung Jae. So Ran tak ingin membahasnya karena membuat Kepalanya jadi
sakit.
“Dan aku
tidak akan selalu berbicara
"nanti". Aku tidak akan menunda semuanya sampai "nanti". “
ungkap Kyung Jae. So Ran sempat melonggo karena Kyung Jae ternyata mengerti
yang ada dalam pikiranya.
“Aku benar-benar
tidak mampu sekarang. Jadi tidak banyak yang bisa aku lakukan. Aku berbicara
seperti itu karena merasa bisa melakukannya di masa depan.” Jelas Kyung Jae
“Akan ada
banyak hal yang tidak bisa kita lakukan di masa depan. Lalu kau akan
menyingkirkannya sampai nanti. Cinta seharusnya terjadi di masa sekarang. Jadi Jangan
menyebut dirimu tidak mampu. Dan kenapa kau membeli itu semua? Kau itu tidak
punya uang.” Ucap So Ran
Kyung Jae
pikir tidak banyak dengan memperlihatkan plastik yang pertama adalah kue gula
yang sangat disukai So Ran, lalu sweater, Syal, loafer yang disukai So Ran, lalu yang terakhir mengatakan
kalau Ia adalah orang yang disukai So Ran juga untuk merayu
“Hei.. Apa
kau mulai tidak waras? Kau bilang kerja itu sulit dan tidak punya investasi.”
Ucap So Ran marah.
“Haruskah
ku kembalikan saja?” kata Kyung Jae. So Ran pikir tak perlu langsung mengambil
semua barang dan mengucapkan Terima kasih.
“Lalu Kapan
kau akan menerima ini?” kata Kyung Jae yang sedari tadi mengulurkan tanganya.
So Ran menjawab kalau itu nanti.
“Nanti
kapan?” tanya Kyung Jae. So Ran menjawab kalau itu tak tahu lalu mengajak pergi
kalau mereka harus kembali dan menarik tangan Kyung Jae. Kyung Jae tersenyum
karena So Ran mengenggam tanganya.
So So
membelikan sebuah setelah jas untuk adiknya, memuji kalau terlihat bagus. Su Su
merasa kalau pakaian itu terasa tidak nyaman. So So meminta adiknya agar mau
mendengarkanya dan memilihkan sebuah dasi, Su Su merasa Dasi membuatnya merasa
tidak bebas.
“Kau....
Diam saja!” ucap So So memilihkan sebuah dasi untuk adiknya. Dari luar Ma Roo
melihat adik dan kakak yang terlihat akur.
“Aku
benci mengikat leherku.” Keluh Su Su. So So menyuruh adiknya menunduk agar bisa
memasangkan dasi.
“Wow,
adik kecilku sudah dewasa. Aku ingin membelikanmu setelan jas saat kau lulus
dari perguruan tinggi. Bahkan Aku ingin membeli satu untukmu saat kau keluar
dari militer. Dan aku ingin membeli satu lagi untukmu di hari pertama kau
bekerja. Tapi Aku terlambat, kan?” ucap So So melihat adiknya yang tampan
terlihat dicermin.
Su Su
hanya terdiam. So So pikir setelah jasnya itu cocok dipakai untuk
pernikahannya. Ma Roo bisa melihat So So yang tersenyum, sambil bertanya-tanya
apakah So S memang selalu tersenyum dan begitu cantik.
Tuan Oh
duduk ditaman mengeluh kalau menghabiskan 2 hari terakhir di kastil menurutnya
Kenapa tidak ke tempat lain. Nyonya Han memberitah kalau Ini bukan kastil, tapi
gereja. Tuan Oh pikir Ini semua sama
saja dan perlu berbicara dengan atasannya.
“Apa kau
sudah menelpon anak-anak?” tanya Nyonya Han. Tuan Oh pikir kenapa harus dirinya
karena Panggilan internasional itu mahal.
“Astaga...
aku ingin tahu, Apa mereka makan sudah makan. Aku bahkan tidak mengajari putri satu-satuku
cara membuat kimchi.” Ucap Nyonya Han khawatir.
“Restoran
sudah penuh dengan kimchi. Dia bisa memakannya.” Kata Tuan Oh
“Lalu mau
Sampai kapan? Aku tidak bisa selamanya membuat kimchi untuknya.” Kata Nyonya
Han.
“Aku
yakin mereka akan melakukannya sendiri saat kau jadi nenek tua renta” kata Tuan
Oh
“Siapa
bilang aku akan hidup sampai jadi nenek tua?” kata Nyonya Han yang memiliki
kanker.
“Kau
seharusnya tidak mengatakan itu... Ayoo.. Bangunlah, kita bisa harus cari
makanan.” Kata Tuan Oh yang ketus tak ingin istrinya meninggal lebih dulu.
“Sayang, Aku
minta tolong padamu.” Ucap Nyonya Han menahan istrinya. Tuan Oh pikir istrinya
membutuhkan uang.
“Tidak
bisakah kau memikirkan apa yang orang lain pikirkan?” kata Nyonya Han sambil
tersenyum. Tuan Oh pikir lebih baik Pikirkan urusannya sendiri.
“Berhenti
menjadi begitu keras kepala, dan kurangi
teriakanmu itu sedikit.” Pinta Nyonya Han.
“Kapan
aku berteriak begitu?” teriak Tuan Oh yang membuat Nyonya Han kaget.
“Baiklah,
ayo kita berhenti... Maksudku, jika mereka melakukan pekerjaan dengan baik, aku
akan mengurus masalahku sendiri. Jika mereka melakukan pekerjaan dengan baik,
aku tidak akan begitu keras kepala. Itu semua salah mereka!” ucap Tuan Oh
“Aku
mengerti. ... Aku yang salah karena bertanya.” Ungkap Nyonya Han sudah tak mau
berkata-kata lagi dan mengajak mereka segera pergi saja. Tuan Oh yang kesal
seperti tak ingin dirangkul oleh istrinya.
Mereka
pun makan siang bersama, Hyun sadar kalau ada orang yang hilang saat mereka
makan. Yeon Jung sibuk menelp sambil
bermesraan dengan istrinya
“Tentu
saja, aku merindukanmu. Sudah 5 hari tapi rasanya sudah 5 tahun.” Ungkap Yeon
Jung mengoda. Istrinya pikir kalau Yeon
Jung pikir menganggap seperti 50 tahun..
“Yah..Rasanya
sudah 500 tahun.” Kata Yeon Jung. Istrinya pun mengaku kalau sangat
merindukannya.
“Haruskah
kita melakukan video call?” ucap Yeon Jung melihat sekeliling yang tak terlalu
ramai.
“Aku
tidak bisa sekarang. Aku sedang rapat.”ucap Sang istri sedang mengunakan jubah
mandi. Yeon Jung pikir istrinay belum pulang.
“Aku
bekerja akhir-akhir ini. Jadi Aku ingin pulang ke rumah dan mandi lalu istirahat.” Ucap istrinya dan
seorang pria bertelanjang dada keluar dari kamar mandi, lalu memberikan kode agar
tak bersuara.
“Oke, apa
yang harus aku beli? Katakan semua yang kau inginkan” ucap Yeon Jung. Istrinya
mengaku kalau harus rapat dan menyudahi telpnya dengan saling memberikan
kecupan.
Si pria
muda melihat Istri Yeon Jung berkomentar kalau belum berubah. Istri Yeon Jung
pikir mereka akan memulainya. Si Pria merasa kalau sekarang sudah siap.
Yeon Jung
kembali duduk dengan wajah sumringah mulai makan siang, Hyun melihat Yeon Jung
penuh semangat lalu dengan sinis menyuruh agar Kenakan kacamata hitamnya. Yeon
Jung binggung kenapa harus mengunakan kacamata hitam.
“Aku
tidak menyukai hati di matamu.” Ucap Hyun sinis. Yeon Jung pikir kalau hati ini
untuk Hyun dengan mengodanya.
“Aku
sudah tahu kau ngobrol di telepon dengan wanita itu.” Kata Hyun. Yeon Jung tak
mau membahasnya memilih memakai kacamata hitam dan mulai makan.
“Tapi,
bagaimana kau tahu Aku berbicara
dengannya?”tanya Yeon Jung
“Karena
kau tidak pernah melihatku seperti itu.”
Kata Hyun kesal.
So So
kembali melakukan tour kalau sebelumnya memberitahu Saint-Malo adalah kota
bajak laut, Katedral St. Vincent dibangun sebagai fasilitas sukarela di tahun
1200an. Tuan Oh berkomentar kalau itu Seperti Benteng Namhansanseong. Nyonya
Han meminta suaminya agar jangan banyak komentar.
“Kau
tidak pernah membiarkanku mengatakan apapun.” Ucap Tuan Oh . So Ran kembali
mengejek Tuan Oh yang banyak mengomel.
“Benteng
Namhansanseong adalah benteng terbaik negara kita dan Benteng ini juga
sama. Selama perang di tahun 1200an,
serangan tersebut menghalangi serangan orang-orang Jerman. Jadi 70 sampai 80
persennya hancur. Tapi melalui upaya restorasi setelah perang, Mereka membangun
kembali desainnya tahun 1700-an.” Ucap
So So mengajak berjalan melalui benteng.
“Apa kau
tahu "The Last Concert"?” tanya So So. Yeon Jung menjawab apakah itu
maksudnya lagu Lee Sung Chul.
“Bukan
lagu, tapi ini filmnya. Apa Kau pernah mendengar tentang Stella, kan?” kata So So. Tuan Oh
pikir itu merek mobil. So So kembali mengulang kalau ini adalah film.
“Dalam
film Perancis, "The Last Concert," Stella adalah pemimpin wanita. Cinta
dalam hidupnya berhasil sebagai pianis dan memiliki sebuah konser. Stella meninggal
di antara penonton. Kau mungkin pernah mendengarnya sebelumnya. Adegan terakhir
dari film tersebut berlangsung di pantai Saint-Malo.” Jelas So So dengan
membayangkan Stella yang menangis.
“Hari ini,
kelompok kita sudah genap. Silakan berpegangan tangan dengan orang di
sampingmu. Aku selalu berbicara tentang "The Last Concert" saat datang
kesini. "Cintai dengan penuh semangat, seolah-olah takut akan
perpisahan." Aku pikir itu adalah pesan yang diberikan Saint-Malo kepada
kita. Jangan lepaskan tangan masing-masing sampai kita bertemu di pintu masuk
jam 6 sore. Dan Hari ini adalah hari berpegangan tangan.” Ucap So So
Tuan Oh
dan Nyonya Han, mulai berpegangan tangan. Hyun dan Yeon Jung, So Ran dan Kyung
Jae sudah terlihat makin mesra. Ma Roo yang duduk disamping Su Su ingin
memegang tangan calon adik iparnya, tapi Su Su sudah memperlihatkan mata
sinisnya. Akhirnya keduanya sama-sama saling memalingkan badan.
Seorang
pemain musik dengan mengunakan alat pemutar musik mulai menyanyi, bentuknya seperti kertas morse yang diputur
akhirnya memberikan suara yang indah. Hyun dan Yeon Jung terlihat bergandengan
tangan, So Ran berada dalam dekapan Kyung Jae. Nyonya Han ingin mengenggam
tangan suaminya, tapi Tuan Oh seperti masih kesal memilih untuk pergi.
Su Su
membagikan kartu pos pada semua anggota tim, Su Su menjelaskan kalau itu adalah
kartu pos Saint-Malo, jadi menulis surat kepada kekasih mereka maka akan
mengirimkannyahari ini dan Butuh waktu sekitar 3 sampai 4 minggu untuk sampai
ke Korea.
“Jadi kau
akan mendapatkannya, ketika kau sudah lupa tentang hari ini.” Ucap So So. Tuan
Oh pikir mereka harus menulisnya sekarang. So So pun mempersilahkanya.
“Kau mau
tulis untuk siapa?” tanya Tuan Oh. Nyonya Han memilih untuk pindah tempat duduk
agar bisa menulis sendiri. Tuan Oh
terlihat kesal dengan sikap istrinya. Kyung Jae pun memilih untuk duduk
berpisah dengan So Ran. Ma Roo terdiam seperti memikirkan siapa yan harus di
kirimkan surat.
Nona Oh
sudah diberikan surat [Pengesahan Kelakukan Buruk] . Tuan Yoon mengetahui dari
Nona Oh kalau Ma Roo menggunakan kartu
identitas atasannya Untuk mendapatkan informasi rahasia dari perusahaan jadi
meminta agar menanda tangani itu.
“Ma Roo
mendapatkannya karena kepala seksi Memintamu untuk melakukan sesuatu, seperti
yang kau sampaikan kepada Ma Roo, Bagian
itu dihapus.” Ucap Nona Oh.
“Lakukan
permainan dengan benar. Perusahaan tersebut akan mengajukan tuntutan hukum
sebesar 1,4 miliar won.” Ucap Tuan Yoon. Nona Oh kaget mendengar angka 1,4
miliar won.
“Ini
adalah dokumen tambahan untuk tuntutan hukum tersebut. Jika kita terluka oleh
ini, Apa kau pikir akan baik-baik saja?
Haruskah kita bergabung di partai 1,4 miliar won?” ucap Tuan Yoon memberikan
pilihan.
“Ma Roo
tidak punya 1,4 miliar won.” Kata Nona Oh khawatir. Tuan Yoon bertanya apakah
Nona Oh memilikinya. Nona Oh mengeleng dan Tuan Oh juga mengaku kalau tak punya
uan sebanyak itu.
“Orang
yang tidak punya uang perlu diam, jadi Tanda tangani itu.” Kata Tuan Yoon. Nona
Oh terlihat gugup ingin memberikan tanda tangan. Ma Roo masih duduk di bus seperti memikirkan siapa yang akn dikirimkan surat
Ma Roo
masih memainkan pulpenya, seperti masih berpikir siapa yang harus dikirimkan
kartu pos. Su Su turun dari bus
memberitahu pada So So kalau sudah mengumpulkannya. Su Su mengatakan aklau ingin
membawa adiknya berkeliling sebagai asisten dalm turu
“Apa kau
melihat gerbang itu? Jika berbelok ke kanan dan berjalan 60 meter, ada
restoran. Lalu Ada sebuah taman di seberang jalan. Dan Ada kotak surat di sisi
kiri di bagian akhir. Jadi Letakkan itu di sana.” Ucap So So.
Su Su
binggung apakah ia yang harus melakukanya. So So pikir kalau adiknya memang tak
mau maka ia yang harus melakukanya, karena pasti lelah jadi lebih baik
istirahat saja. Su Su tak ingin kakaknya kelelahan menyuruh untuk istirahat dan
akan pergi memasukan ke kotak surat. Tapi setelah adiknya pergi So So kembali
naik bus dan meninggalkanya.
“Apa
kalian punya dompet, paspor, dan telepon
seluler? Kita akan menuju Honfleur sekarang. Kalian akan makan malam dan bisa berpisah setelah tiba disana. Lalu Kita
akan bertemu pukul 8 pagi besok pagi.”
Ucap So So
Nyonya
Han merasakan kalau mereka melupakan
seseorang. So So memberitahu kalau itu adalah adiknya yang akan langsung menuju
bandara, dan meminta mereka beristrihat lalu akan memandunya setelah sampai di
tujuan. Su Su sudah kembali setelah mengantar surat dan mengumpat kesal karena
bis kakaknya ternyata meninggalkanya.
Lalu
pesan masuk dari So So “Aku meninggalkan barang bawaanmu di meja informasi.” So
So seperti terlihat berat membiarkan adiknya pergi.
Su Su
pergi ke tempat kakaknya menitipkan tasnya, lalu melihat sebuah surat didepan
tasnya.
“Su Su...
aku akan ke Honfleur sekarang. Ini adalah kota pelabuhan kecil dan indah. Setelah
semalam di sana, aku akan berhenti di Jerman dan kembali ke Perancis. Jika kau
ingin menyeretku pulang ke rumah, maka temui aku di sana.” Su Su akan pergi
tapi kembali membaca surat dari kakaknya.
“Tapi jika
kau merindukanku, bisakah kau pulang ke rumah dan menungguku di sana? Bahkan
jika tidak ada yang membenciku, tapi Aku terlalu membenci diriku sendiri. Setelah
aku menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri, maka aku akan kembali dengan
diriku sendiri.”
“Beritahu
Ibu, Ayah, dan Doo Ri bahwa aku mencintai mereka. Dan jangan duduk di
manapun dengan jasmu. Ini adalah
perjalanan panjang ke bandara. Ingatlah untuk makan. Kau kehilangan terlalu banyak berat badan. Aku menaruh beberapa uang belanja di tasmu.”
Su Su
melihat ada sebuah amplop dan isinya berapa lembar uang kecil, ia tahu kalau
kakaknya itu tidak punya uang. So So sebelumnya sengaja memasukan uang yang ada
didompetnya untuk sang adik. Su Su hanya bisa menangis karena harus menunggu
kakaknya dirumah.
Tuan Oh
memanggil So So bertanya Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk ke tempat
Honfleur itu. So So menjawab dengan senyuman kalau butuh waktu antara 2 setengah
sampai 3 jam. Tuan Oh mengeluh karena butuh waktu begitu lama. So So menjawab
kalau itu Karena jauh.
“Kenapa
kita melangkah sejauh ini dan melelahkan?” ucap Tuan Oh kembali mengeluh.
Istrinya kembali meminta agar suaminya bisa berhenti saja.
“Kau
selalu menyuruhku berhenti! Sudah kau saja yang Tidur!” ucap Tuan Oh kesal
“Itu
bukan senyuman. Aku bisa mendeteksi senyum palsu setelah melihat yang asli. Mereka
mengatakan cinta sejati dimulai. Segera
setelah kau menemukan wajah asli
mereka.” Gumam Ma Roo bisa melihat kalau So So berusaha tersenyum di depan
semua tamu.
Nona Oh
masih saja bimbang dengan keputusan untuk memberikan tanda tangan bahwa semua kesalahan
San Ma Roo. Teringat kembali saat Ma Roo bertanya apakah akan tetap
tinggal di sisinya sampai akhir. Nona Oh
mengatakan “Aku akan selalu berada di pihakmu, sampai akhir.”
Ia
mengingat itu tapi tanpa ragu memberikan tanda tangan dan juga namanya [Oh Ye Bi] setelah itu keluar dari ruangan,
masih ada slogan [Jika kau tidak ingin melakukannya, berhentilah].
Nyonya
Han melihat pemandangan dari jendela kamarnya, senyuman terlihat karena
pemandangan yang sangat cantik. Tuan Oh mengeluh kalau Hal-hal yang cantik
tidak akan memberikan makan, jadi lebih baik makan. Nyonya Han pikir masih baik-baik
saja lalu mendengar bunyi alarm dan bergegas mengambil obatnya.
“Kau
perlu makan dengan baik. Apa obat akan membantumu jika perutmu kosong?” keluh
Tuan Oh mengeluarkan kotak makan yang mereka bawa. Nyonya Oh binggung apa yang
akan dilakukan suaminya.
“Kau
hanya akan makan jika kita punya sup.” Ucap Tuan Oh. Nyonya oH pikir tak
mungkin bisa membuatnya karena tak ada panci
“Tunggu
saja... Aku akan melakukan segalanya.” Kata Tuan Oh yakin.
So So dan
Ma Roo duduk di tepi pelabuhan sambil meminum wine, Keduanya seperti menikmati
waktu berdua. So So mengaku kalau ini adalah tempat favoritnya di seluruh
dunia, dengan menceritakan Pelukis lolos dari studio dan keluar di bawah sinar
matahari di tempat ini, seperti Monet yang melakukan itu, begitu juga dengan
Turner, Corot, dan Dufy.
“Aku merasa
bisa melukis sesuatu yang baru setiap kali datang ke sini. Itulah sebabnya
inilah tempat favoritku.” Ungkap So So dengan wajah bahagia.
“Bukannya
kau bilang Auvers-Sur-Oise adalah favoritmu?”kata Ma Roo.
“Aku suka
tempat itu karena bisa mengumpulkan
kembali pemikiranku. Dan aku menyukai tempat ini karena pikiranku bisa
terungkap. Dari sinilah pelukis impresionis berasal, tapi lukisan awal Monet Menunjukkan
sesuatu yang sangat kasar.” Kata So So
“Apa
adikmu kembali dengan selamat?” tanya Ma Roo mengubah topik. Su Su terdiam
seperti khawatir dengan adiknya.
“Jangan
khawatir. Aku yakin dia melakukannya”kata Ma Roo. So So pikir juga adiknya akan
pergi dengan selamat.
“Yah... Meskipun
kau tidak mengirimnya dengan baik.” Sindiri Ma Roo.
“Adikku
akan menikah musim semi berikutnya.” Cerita So So. Ma Roo pikir kalau So So
harus segera pergi.
“Orang
akan berbicara tentangku Dan orang tuaku akan merasa malu karena memiliki anak
perempuan sepertiku.” Ungkap So So
“Jangan
dengarkan kata orang lain yang tidak memiliki hak atas hidupmu.” Saran Ma Roo.
So So
bertanya-tanya apakah Orang lain tidak
memiliki hak atas hidupnya, lalu melihat
jam tanganya kalau Tidak ada penerbangan hari ini. Jadi berharap adiknya tidak
melecehkan atasannya lagi di kantor. Ma Roo pun yakin kalau Su Su itu bukan
orang yang tak tahu malu.
Su Su
sudah berbaring di sofa, Direktur mengeluh kalau harus pulang dan Su Su juga
akan pergi. Su Su menyuruh Direktur
pulang saja karen aia akan makan dan
tidur di kantor sendirian. Direktur kesal karena sebagai orang Korea tak mungkin bisa pulang dan meninggalkannya
sendiria.
“Kau
ternyata manusia juga.” Ejek Su Su. Direktur membenarkan.
“Aku juga
masih manusia disepanjang kehidupanku. Aku manusia dengan derajat tertinggi.”
Ucap Direktur menyindir.
“Lalu
haruskah kita bersukacita karena itu
dengan minum Soju? Cobalah memasak beberapa
makanan ringan juga.” Kata Su Su mengodanya.
“Kau
kunyuk kecil yang tidak masuk akal, tapi kau juga tak tahu malu.” Keluh
Direktur. Su Su pikir kalau Direktur juga punya tuna.
So So
berjalan bersama Ma Roo menceritakan Selama Perang Seratus Tahun, Honfleur
adalah basis tempur dan menunjuk sebuah benteng besar. Lalu Setelah itu, itu
menjadi lokasi keberangkatan para penjelajah. Ma Roo meminta So So agar Jangan
menjadi pemandunya. So So binggung.
“Kita
sedang berkencan.” Kata Ma Roo. So So
pikir mereka itu sedang tur malam.
“Apa kau
suka 30 euro?” ejek Ma Roo. So So menjawab tidak. Ma Roo pikir kalau ini adalah
kencan.
“Aku
melakukan ini karena kau membayarku 30
euro untuk tur sunrise yang pernah tidak ada.” Ucap So So. Ma Roo meminta agar
So So duduk lebih dulu. So So bingung tiba-tiba Ma Roo menyuruhnya duduk.
Ma Roo
mengeluarkan sepasang sepatu untuk So So sebagai hadiah dan meminta agar
mencobanya. So So binggung Kenapa Ma Roo tiba-tiba memberikanya sepatu. Ma Roo pikir akan
membantu memakaikanya. So So menolak karena bisa memakainya sendiri.
“Bagaimana
kau tahu ukuranku?” ucap So So karena tak kesempitan.
“Aku
hanya memperkirakan dengan mataku.” Kata
Ma Roo yang teringat saat duduk di ditangga gereja melihat kaki So So dan mengukurnya saat di toko sepatu.
“Aku pikir
ini akan sesuai denganmu.” Ucap Ma Roo memilihkan sebuah sepatu untuk So So
“Mereka
bilang wanita akan lari jika membelikannya sepatu.” Kata So So
“Mereka
juga mengatakan sepatu yang baik membawa wanita ke tempat yang baik Dan Katanya
hari ini adalah hari pegangan tangan.”
Balas Ma Roo mengulurkan tanganya. So So
pun meraih tanganya. Keduanya tiba-tiba berdiri sangat dekat dan saling
menatap.
.”Pada
saat seperti ini, Aku berharap aku
adalah tuhan. Aku ingin menggunakan kata-kata yang paling indah untuk memintanya
supaya bermalam bersama.” Gumam Ma Roo
“Tidurlah
denganku malam ini.” Ucap Ma Roo. So So pikir Ma Roo Jangan berlebihan.
“Aku
ingin tahu kata-kata apa yang bisa aku gunakan yang lebih indah.” Gumam Ma Roo,
lalu memberikan keyakinan dengan mencium So So lebih dulu.
Kyung Jae
mengenggam tangan So Ran merasa bangga kalau selalu bisa mempercayai seleranya,
dan melihat sweater yang dipakai pacarnya itu cantik. So Ran pun menyetujuinya.
“Tapi
bukankah kau memiliki topi yang sama di
rumah?” pikir Kyung Jae.
“Hal
serupa, tapi sangat berbeda.” Kata So Ran. Kyung Jae heran Bagaimana hal bisa serupa tapi sangat berbeda
“Ini
punya getaran yang berbeda.” Kata So Ran mengoda. Kyung Jae pikir So Ran pasti
membeli banyak barang untuk seseorang yang tidak berbahasa Prancis.
“Sudah
aku bilang, Aku bisa bahasa Inggris
sehari-hari.” Kata So Ran, keduanya berjalan tanpa sadar kalau dibelakang
mereka Ma Roo dan So So sedang berciuman.
Ma Roo
menatap So So mengatakan selalu penasaran dengan hal ini saat menonton film dan
drama. So So bertanya tentang apa itu maksudnya. Ma Roo seperti mengkhayal
dalam drama, keduanya sedang ada di atap gedung sambil minum kopi.
Lalu Ma
Roo mencium So So lebih dulu dan akhirnya mereka pindah ke tempat tidur dan Ma
Roo seperti ingin menghabiskan malam dengan So So dengan menciumnya.
“Kau tahu
bagaimana pasangan biasanya berciuman saat berkencan? Dan kemudian langsung
beralih ke tempat tidur. Menurutmu apa yang terjadi, Dalam perjalanan mereka ke
sana?” ucap So So
“Aku
tidak tahu” ucap So So. Ma Roo pun mengaak So So untuk pergi. Keduanya berjalan
dan sesekali Ma Roo memberikan kecupanya di bibir So So seperti ia tak ingin
menahan perasaanya lagi.
“Aku bertanya-tanya kapan cinta ini dimulai. Aku bertanya-tanya
berapa lama cinta ini akan terus berlanjut.”
Bersambung
ke episode 8
Horeeee....ditunggu next episode nyaaaaa...
BalasHapusLanjut episode selanjutny semangat ku tunggu ya makasih
BalasHapus