Ma Roo
menelp Yeon Sung, Yeon Sung terlihat sibuk sambi masuk ke dalam mobil
mengatakan kalau baru berencana untuk meneleponnya. Ma Roo membahas tentang kontainer
dikirim ke Afrika yang sempat dibahas. Yeon Sung mengingat dan karena itu
menelepon.
“Aku
yakin kami mengirim mereka, tapi tidak ada dokumen.” Ucap Yeon Sung. Ma Roo
kaget kalau tak ada dokumen.
“Itulah
yang aku katakan, bahkan Tidak ada catatan transaksi. Itu membuatku
bertanya-tanya Apa aku salah mengingatnya. Kita harus ketemu kapan-kapan. Apa Aku
akan menemuimu di Gapyeong Garden?” kata Yeon Sung. Ma Roo hanya menjawab kalau
nanti akan menelepon balik.
Ma Roo
terdiam seperti hidupnya ada di ujung tanduk, teringat kembali kata-kata So So
“Bukankah ini tentang siapa yang lebih berkuasa daripada tentang siapa yang
membuat kesalahan?”
Saat itu
Na Hyun sibuk dengan laptopnya, lalu menjerit bahagia karena Terkirim dan
merasa kalau sangat lelah. Tuan Oh, So Ran, Kyung Jae menerima pesan pada
ponselnya. Kyung Jae melihat video keberasamaan dengan So Ran saat ada di
Paris.
Mereka
berdua makan bersama, berbelanja dan sempat bertengkar, karena Kyung Jae yang
terus menelp. So Ran pun menonton video yang dibuat oleh Na Hyun dengan
senyuman.
Tuan Oh
dan Nyonya Han menonton di restoran mereka. Na Hyun merekam Tuan Oh yang sedang
marah-marah dan ingin berbicara dengan atasan So So saat tiba dibandara. Tuan Oh mengeluh kalau tak menyukainya.
“Kau
sepertinya tidak begitu buruk dalam
video ini.” Komentar Nyonya Han
“Apa aku
lebih buruk dari ini?” tanya Tuan Oh. Nyonya Han melihat suaminya yang terus
mengomel saat perjalanan.
“Apa aku
selalu terlihat sangat tertekan?” kata Nyonya Han melihat wajahnya tak pernah
tersenyum di awal perjalanan.
“Kau
tidak terlihat tertekan, tapi kau tampak cantik.” Puji Tuan Oh. Nyonya Han
tersipu malu mendengarnya.
“Secantik
apa?” goda Nyonya Han. Tuan Oh dengan gugup berpikir kalau tak perlu secantik
apa tapi Nyony Han harus Bersyukurlah
atas apa yang telah didapatkan lalu bergegas pergi. Nyonya Han bisa tersenyum
mendengarnya.
Ma Roo
melihat lembaran Surat Konfirmasi Tindak Kejahatan di depanya, Pria didepanya
berkata kalau Ada pepatah yang sangat disukai dan semua berjalan seperti ini. Yaitu
"Jika kau tidak membuatnya menjadi masalah, itu bukan masalah." Ma
Roo terus menatap yang ada didepanya.
“Menurutku,
perkataan ini sesuai dengan situasi ini.
Kenapa kita tidak melakukan ini? Jika kau menandatangani perjanjian ini, maka
Aku akan memastikan kau tidak akan mengalami masalah apapun Dan kau juga tidak
berutang 1,4 miliar won.” Ucap Si pria
menyakinkan Ma Roo.
“Bukankah
perusahaan kita hebat? Kau harus tinggal untuk waktu yang lama. Dengan kata
lain, bukan berarti kau memiliki sesuatu.” Jelas Si pria.
Ma Roo
menerima pesan dari Ponselnya dan melihat video yang dibuat oleh Na Hyun
untuknya. Ia terjebat pada sabuk kesucian dan diajak foto oleh polisi Prancis.
Si pria menyuruh Ma Roo agar segera memberikan tanda tanganya, tapi Ma Roo
malah tersenyum menatap ponselnya.
Na Hyun
merekam semua yang dilakukan Ma Roo mulai membawa tongkat selfie, menjaga
Nyonya Han menaiki tangga, dikejar oleh adik So So. Ia lalu terdiam melihat
saat pertama kali datang hampir semua waktunya dibuat untuk mengerjakan laporan
membuatnya tak ikut jalan-jalan. Bahkan membuatnya terjebak di pulau karena tak
mendengar penjelasan So So.
Akhirnya
Ma Roo berdiri dari tempat duduknya. Si pria menyuruh Ma Roo duduk karena
mereka belum selesai bicara. Ma Roo
mengaku kalau ia tidak punya apa-apa dan
Hanya USB yang dimiliki.
“Dokumen
yang hilang dan pasokan yang dikirim ke Afrika ada di sini. Mari kita akhiri
sampai disini.” Ucap Ma Roo memberikan USB dengan bentuk peluru lalu keluar
dari ruangan.
Ma Roo
menemui Ketua Yoon di mejanya, Ketua Yoon tanpa mau menatapnya bertanya apakah
sudah selesai, Ma Roo mengaku kalau berencana untuk berteriak saat perjalanan masuk.
“Masih bisakah
kau menyebut dirimu elit? Jika kau belajar giat dan mendapat pekerjaan bagus, Apa
itu membuatmu lebih baik dari yang lain?” teriak Ma Roo dalam bayanganya ketika
masuk ruangan tapi diurungkan niatnya.
“Kau
tidak memiliki hak untuk berteriak pada siapa pun.” Kata Ketua Yoon.
“Aku akan
berteriak paling keras padamu.” Ucap Ma Roo berani melawan
“Astaga dasar
kunyuk satu ini. Seberapa keras kau akan berteriak? Teriaklah jika kau bisa!”kata
Ketua Yoon menantang.
“Apa
gunanya berteriak pada budak lain?” balas Ma Roo
Ketua
Yoon pikir kalau Semua orang di kantor ini tahu itu dan heran dengan Ma Roo yang memilih hidup seperti ini. Ma Roo menjawab
kalau itu karena ada barisan di kalangan budak juga. Ketua Yoon mengejek kalau
harap Ma Roo hidup seperti itu selamanya.
Nona Oh
hanya terdiam melihat Ma Roo yang pergi meninggalkan kantor, Ma Roo bertemu
dengan Byung Jae menanyakan apakah sudah memakainya. Byung Jae dengan senyuman
mengatakan tidak kesepian di malam hari lagi. Ma Roo pun berjanji akan
menelpnya lagi nanti.
“Kabarku
baik baik saja. Apa kau melakukan dengan baik juga?< Aku merasa bisa
mengobrol denganmu sepanjang malam di bar live Perancis.” Gumam Ma Roo berjalan
keluar dari ruangan kantor seperti berbicara dengan So So.
So So
duduk sendirian di cafe sambil menikmati lagi Prancis dan menerima pesan dari
Na Hyun. Ia melihat rekaman yang dibuat oleh Na Hyun. Semua dari video
memperlihatkan dirinya memberikan penjelasan pada setiap tempat yang dikunjungi
oleh turis yang dibawanya.
Ia mengingat
percakapanya dengan Ma Roo yang menyuruh untuk Pergilah berlibur. So So pikir
dirinya sebagai pemandu juga ikut berlibur. Ma Roo menyuruh Soo untuk berliburlah
dengan bebas.
So So
bertemu dengan direktur memberitahu kalau ingin berlibur. Direktur hanya
terdiam. So So meminta direktur mulai
bicara. Direktur binggung karena Seorang
pemandu bilang bahwa dia ingin berlibur, jadi tak tahu apa yang harus
dikatakan.
“Kau bisa
bilang "Begini, kau ingin pergi berlibur, ya? Kalau begitu kau harus butuh
uang. Kau butuh berapa? Apakah ini cukup?” ucap So So
“So So
adalah pembicara yang baik. Ini adalah omong kosong terbesar yang pernah aku dengar
dalam 10 tahun terakhir. Kelompok besok ada 22 orang. Apa kau memeriksa
pemesanan?” ucap Direktur.
“Aku
sedang berlibur. Aku belum memutuskan ke mana harus pergi, jadi tidak tahu berapa
lama waktu yang dibutuhkan.”kata So Sos
“Astaga,
adikmu berbohong padaku Dan kau mengancamku. Apa aku ini musuh keluargamu? Kenapa
kau melakukan ini padaku?” keluh Si Direktur
“Bos, Apa
kau tahu liburan itu?” tanya So So
“Tentu
saja. Ini adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan kurang dari 15%.” Kata Direktur.
“Artinya
berangkat berlibur sebagai pengembara. Itu liburan yang sesungguhnya.” Ucap So
So
“Kau
benar-benar pembicara, kan? Baiklah, lalu ambillah paket liburan. Aku akan
memberikan diskon” ucap Direktur. So So mengeluh mendengarnya.
Ma Roo
memasukan semua barang-barang ke dalam koper, dengan banyak makanan instant. So
So pun pergi dengan tas ransel. Keduanya sama-sama kelua dari rumah seperti
akan pergi berlibur.
Byung Jae
memberikan paket pada Ketua Yoon, Ketua
Yoon bertanya Siapa yang mengirimnya. Byung Jae melihat dari namanya adalah Ma
Roo. Ketua Yoon membuka dan membaca ada pesan yang ditulis Ma Roo “Aku akan mengungkapkan apa yang tidak bisa
aku katakan dengan hadiah kecil.”
“Dasar
Kunyuk ini, kurasa dia merenungkan tindakannya.” Komentar Ketua Yoon melihat
isinya miniatur wajah anjing dengan kaki burung
“Apa Ini
anjing atau burung?” ucap Ketua Yoon kalau itu diangga mengumpat
"bajingan" padanya. Byung Jae menahan tawanya, dan Ketua Yoon sangat
marah pada Ma Roo yang berani mengumpat padanya.
So So
berjalan sendirian mengelilingi Prancis yang selama ini hanya jadi pemandu,
tapi kali ini akan menjadi wistawan yang mengunjungi obek wisata di Paris. Lalu
Ia juga pergi ke gereja dan melihat lembaran tulisan dibelakangnya. Ia membaca
yang tulis oleh Tuan Oh.
Flash Back
Tuan Oh
menulis dengan Air mata menetes[Sayang, jangan sakit, jadi kita bisa hidup lama
dan bahagia bersama...]
Yeon Sung
menulis untuk mendiang istrinya [Sayang, bagaimana kabarmu? Aku akan menikah. Aku
akan membesarkan Na Hyun dengan baik, dan melakukan yang terbaik untuk bahagia]
Kyung Jae
menulis [Tolong biarkan aku memukulnya
dalam satu tembakan!]
So Ran
menulis [Tolong bantu aku agar aku tidak terpengaruh oleh siapapun atau apapun.
Tolong bantu aku bahagia.]
Sementara
Na Hyun dengan gaya anak remaja menuliskan [Pergi, jerawat! Promosi untuk ayah!
Aku juga ingin punya pacar!]
Nyonya
Han menuliskan [Aku berharap seluruh keluargaku akan menjalani hidup bahagia dan
sehat.]
So So
bertanya pada Ma Roo Apa yang akan ditulis, Ma Roo mengatakan hanya ada lima
suka kata saja yaitu "Aku ingin pulang ke rumah." So So heran karena
Ma Roo baru sampai. Ma Roo menceritakan menyebabkan keributan di tempat kerja
dan juga memiliki masalah pribadi.
“Aku
tidak berpikir seharusnya datang. Jadi aku ingin pulang saja sekarang.” Ucap Ma
Roo
“Aku
mengerti. Itu sebenarnya bisa menjadi keinginan semua orang.” Kata So So.
Ma Roo
mulai menulis tapi saat itu ponselnya berdering dan langsung keluar dari
gereja. So So
menatap tulisan Ma Roo yang belum selesai [Pulang ke rumah...] Akhirnya ia
menambahkan [Aku ingin pulang ke rumah.]
Semua berkumpul
di restoran Tuan Oh kecuali Ma Roo. Na Hyun mengeluh kalau supnya hambar. Yeon
Sung langsung mengomel kalau restoran tidak mendapatkan rasa yang benar dan
Tuan Oh itu bisa menyebut sup ayam premium
“Aku
ingin berbicara dengan atasanmu!” teriak Yeon Sung seperti sengaja mengejek
Tuan Oh. Na Hyun berperan sebagai Nyonya
Han meminta agar menghentikanya.
“Kenapa kau
selalu menyuruhku berhenti? Panggil atasanmu.” Ucap Yeon Sung
“Astaga,
hentikan saja. Aku salah, Jika hambar,
kau harus meminta garam, bukan atasannya.” Kata Tuan Oh. Yeon Sung membuat
lelucon agar memanggil Ga Ram. Tuan Oh meminta mereka untuk berhenti.
“Hentikan.
Mereka semua bersenang-senang... Aku pikir itu lucu juga.” Kata Nyonya Han
akhirnya ikut berkumpul. Tuan Oh kesal karena istrinya seperti senang.
“Kyung
Jae, kudengar kau sudah memukulnya.” Ucap Nyonya Han. Kyung Jae merendahkan hati
kalau itu bukan masalah besar.
“Itu
benar.... Aku melihatnya di internet.” Ucap Na Hyun. Tuan Oh ingin tahu Berapa
banyak yang dibuat. Kyung Jae mengaku kalau Tidak banyak.
“Bukankah
seharusnya kau memberikan hadiah?” kata Yeon Sung. So Ran mengatakan kalau itu
sebabnya mereka sudah membawa hadiah.
Kyung Jae
mengaku malu, Na Hyun tak sabar meminta agar segera membuka tasnya. Kyung Jae
membagi-bagikan buku dalam tasnya. Yeon Sung pikir Kyung sedang mempersiapkan
sebuah bisnis dan tak ada yang tahu kalau menjadi penulis.
“Aku suka
judulnya, "Bagaimana Memenangkan Hidup sebagai Sendok Kotoran." Penulis
Kim Kyung Jae.” Kata Yeon Sung
“Menakjubkan.
Tidak ada yang tertulis di dalamnya. Ini sangat lucu.” Kata Na Hyun hanya
melihat kertas kosong.
“Astaga,
siapa yang akan membelinya?” keluh Tuan Oh karena seperti membeli buku baru
saja.
“Ini
adalah best seller saat ini.” Kata So Ran bangga. Yeon Sung ingin tahu bagaiman
Kyung Jae bisa mewujudkan gagasan ini?
“Aku gagal
dalam bisnisku dan dikhianati oleh seorang senior yang aku percaya. Aku
benar-benar ingin mati.” Cerita Kyung Jae.
Flash Back
Kyung Jae
terlihat sangat marah karena diberi harapan palsu oleh seniornya bahkan
sekarang harus membayar ganti rugi. Ia mengamuk menjatuhkan semua barang diatas
rak, melampiaskan semua amarahnya. Sampai akhirnya ia melihat sebuah buku [Rahasia Sukses seorang Pebisnis]
“Aku
yakin ada cara orang bisa sukses. Tapi bukan untukku, jadi Itulah sebabnya aku
membuat ini. Tidak ada jalan bagi sendok kotoran untuk berhasil dalam satu
kesempatan.” Jelas Kyung Jae.
“Apa kau
membawa ini ke penerbit?” tanya Yeon Sung.
“Aku ingin
menjualnya sebagai notebook, jadi tak mengajukan ke penerbit. Namun penerbit
menghubungiku dan mengatakan bahwa mereka akan menerbitkannya.”cerita Kyung
Jae.
“Aku rasa
kau menghemat biaya tintanya. Apa kau tidak menghasilkan uang dengan mudah?”
ucap Tuan Oh.
So Ran
mengeluh Tuan Oh yang cerewet, keduanya pun terawa. Yeon Sung bertanya apakah
Kyung Jae sudah memberikan pada Ma Roo juga.
Kyung Jae memberitahu kalau punya satu untuknya, tapitidak bisa
menghubunginya.
“Omong-omong,
Apa elit kita melakukannya dengan baik?
Ini Sudah tiga bulan kan, Apa dia masih
di Afrika?” kata Tuan Oh
“Ya, aku
berbicara dengannya dari waktu ke waktu. Dia baik-baik saja.” Kata Yeon Sung.
“Apa dia
benar-benar pergi berlibur?” kata Tuan Oh curiga. Yeon Sung yakin.
“Aku
melihatnya di hari sebelum dia pergi.” Kata Yeon Sung.
Flash Back
Ma Roo
dan Yeon Sung minum bersama. Ma Roo menceritakan selalu berpikir "Aku tidak
melakukan kesalahan apapun. Perusahaan itu yang salah. " Yeon Sung
menyimpulkan kalau M Ro tidak pernah bisa mencintai perusahaan terlalu banyak.
“Tapi aku
memikirkannya, dan menyadari bahwa aku adalah bagian dari perusahaan itu. Karena
itu, kami semua bertanggung jawab atas kejahatan ini.” Kata Ma Roo merasa tak
menyangka dengan nasibnya sekarang.
“Lupakanlah.
Kau mungkin akan kalah dalam pertempuran ini. “ ucap Yeon Sung
“Terlepas
dari siapa yang akan menang, kita harus meminta maaf terlebih dahulu.” Pikir Ma
Roo.
“Kau
tidak bisa pergi ke Afrika dan meminta maaf kepada semua orang yang kau lihat.”
Kata Kyung Jae.
Keduanya terdiam.
Kyung Jae bisa membaca pikiran Ma Roo kalau akan melakukan itu. Ma Roo
menganguk, kalau akan pergi dan memeriksa apa ada efek samping dan tawarkan
perawatan Lalu buang obat sisanya. Yeon Sung pikir itu salah satu cara untuk meminta maaf dan
juga akan memiliki bukti.
“Aku tidak
bisa berbuat banyak, tapi aku akan melakukan apa yang bisa aku bantu Tolong
rahasiakan ini.” Pinta Ma Roo.
Yeon Sung
mengatakan kalau Ma Roo pergi kesana
kemari, jadi liburannya diperpanjang. Tuan Oh pikir Inilah kenapa sangat bagus
bekerja di sebuah perusahaan besar. So Ran ingin tahu apakah Ma Roo mengambil
penerbangan langsung, karena Pasti mahal harganya.
“Tidak,
dia singgah di Inggris dalam perjalanannya ke sana. Dan dia akan berhenti di
Perancis dalam perjalanan pulang.” Ucap Yeon
Sung. Nyonya Han dan So Ran saling tersenyum berpikir kalau keduanya pasti
bertemu.
“Tapi...
aku bertanya-tanya apa Eonnie Pemandu cantik baik-baik saja disana.” Kata Tuan
Oh
Semua
pikir kalau So So baik-baik disana. Na Hyun mengaku kalau sangat merindukan So
So.
So So
masuk ke sebuah toko tas dengan melihat semua bentuk tas yan ada dalam rak.
Flash Back
Direktur
memberikan uang meminta So So agar memBelil tas travelnya. So So pikir Direktu
itu khawatir seorang pemandu tidak
memiliki tas yang tepat. Direktur bertanya apakah So So punya tas travel.
“Saat kau mengemasi sesuatu ke tas,
Kau akan tahu siapa kau. Ini bukan hanya tentang mengepak beberapa pakaian. Kau akan
menyadari apa yang paling kau sukai. Dan
apa yang paling kau takuti.”
So So
memilih baju, lalu beberapa obat-obatan yang akan dibawa lalu beberapa alat
make up dan juga parfum tapi memilih untuk meninggalkanya. Ia membaca foto keluarganya
yang diselipkan pada buku.
“Kau juga akan menyadari apa yang harus kau tinggalkan. Dan kau akan
belajar apa yang tidak boleh kau lepaskan. Apa yang kau pikirkan? Jadi Belilah
tas baru, dan kemasi barangmu. Jika kau melakukannya, maka Kau akan belajar siapa dirimu. Dan kau
juga akan menyadari di mana kau ingin pergi.”
So So
akhirnya membeli sebuah koper dengan bentuk tas untuk menemaninya jalan-jalan.
Ma Roo
sampai di titik Nol dan menginjak seperti sebelumnya, kalau akhirnya ia kembali
dan akan datang lagi. Setelah itu So So berjalan menginjak tempat yang sama dengan
berharap akan kembali. Keduanya berada ditempat yang sama tapi dengan waktu
yang berbeda. So So duduk dibandara sambil menatap ponselnya.
Keluarga
So So dan Doo Ri makan malam bersama. Ibu So So membahas di tahun pertama
kuliah Pada bulan April kalau anaknya pergi ke Gyeongju. Ibu Doo Ri juga
mengingat anaknya juga Pergi ke Gyeongju saat dan berpikir kalau keduanya pergi
bersama. Doo Ri dan Su Su hanya bisa
tertunduk, Ibu Doo Ri tahu kalau mereka sudah menipu orang tua mereka.
“Jika
kita menginterogasi mereka, kita akan mendapatkan jawabannya.” Ejek Ayah Doo
Ri.
“Pada
pertemuan pengantin wanita, bukankah seharusnya kalian membual tentang
anak-anakmu Dan meminta kami untuk menjaga satu sama lain?” keluh Su Su
“Apa kau
anak-anak yang bisa kita banggakan?” ejek Ibu Doo Ri saat itu ponsel Su Su
berdering
“Aku
sudah menyuruhmu mematikan teleponmu selama rapat penting.”tegur Ibu So So.
Su Su meminta
maaf lalu mengangkat telpnya dan kaget kalau kakaknya yang menelp. So So memberitahu kalau sedang di bandara. Su
Su bertanya dibandara mana. Semua orang di dalam ruangan terlihat kaget dan
tegang. So So memberitahu ada di Bandara Charles de Gaulle dan akan pulang ke
rumah.
“Apa Kau
pulang, Sekarang juga?” ucap Su Su tak percaya mendengarnya.
“Tidak
untuk selamanya. Aku masih harus sekolah dan bekerja untuk menyelesaikannya,
jadi aku akan mampir.” Ucap So So. Ibu So So langsung mengambil ponsel dari
tangan anaknya.
“Apa Kau
sudah makan?” ucap Ibu So So . So So menahan tangisnya mengatakan kalau sudah
makan dan bertanya balik pada ibunya.
“Kembali
dengan selamat. Dan jangan pergi ke tempat berbahaya, oke?” ucap Ibu So So. So
So mengeluh ibunya berpikir dirinya itu masih
bayi
“Ibu,
saat aku datang ke Perancis. Aku membeli piring, lauk pauk, dan semua yang aku
butuhkan. Tapi aku sadar tidak punya selimut saat tidur. Jadi aku pergi
membeli selimut keesokan harinya. Tapi aku
menyadari bahwa itu pertama kalinya aku membeli selimut sendiri. Meskipun aku
telah membeli pakaian dan makeup sendiri sebelumnya.” Cerita So So sambil
menahan tangis.
“Kau
sudah dewasa, putriku. Seorang wanita sudah dewasa setelah dia membeli selimut
sendiri.” Ungkap Ibu So So juga ikut menahan tangis.
“Tapi...Saat
aku membeli selimut... Aku sangat merindukanmu. Ibu, aku minta maaf.” Kata So
So. Ibu So So pikir dirinya yang sangat menyesal.
Keduanya
menutup telp dan sama-sama menangis. Ma Roo masuk bandara tanpa sadar kalau So
So sedang duduk diruang tunggu sambil menangis. Suasana di restoran berubah jadi sedih karena
Ibu So So yang terus menangis. Doo Ri akhirnya mengajak mereka untuk pergi ke
karaoke karena So So pulang ke rumah, jadi harus merayakannya. Mereka pun
bersenang-senang menyanyi di tempat karaoke.
So So
masuk ke dalam toilet dan saat itu Ma Roo keluar dari toilet, So So menaiki eskalator
dan Ma Ro turun di samping eskalator. Ma Roo keluar dari toko Duty Free, So So
masuk untuk membeli beberapa barang. Keduanya duduk saling berpunggungan tanpa
menyadarinya.
So So
melihat foto yang diambil Ma Roo saat mencium pipinya, Ma Roo meminta agar Jangan
hapus foto-foto ini. Setelah itu ia pun berdiri dari bangkunya. Ma Roo tertidur
lelap di bangkunya, sampai tersadar kalau sudah terlambat dan bergegas pergi.
So So
berjalan melalui lorong dan terdiam karena melihat gambar kaki malaikat. Ma Roo
pun berhenti melihat gambar yang mengingatkan dengan sosok yang pernah
dicintainya. So So melihat lebih dulu ke arah Ma Roo, wajahnya kaget dan juga
tersenyum.Akhirnya Ma Roo pun tersadar kalau So So menatapnya.
Keduanya
pun akhirnya kembali bertemu di depan gambar kaki malaikat, senyuman mereka tak
pernah lepas karena takdir mereka untuk bertemu walaupun sudah berpisah dan
tanpa memberi kabar.
THE
END
ijin bookmark kakak sinopsis k drama
BalasHapus