Dokter
Park kaget kalau pria itu ingin menyumbangkan mesin pemandian dengan uang
tabungan yang baru didapatkanya. Si pria membenarkan karena sudah
memdengar ada mesin pemandian yang
memudahkan pasien untuk mandi dan Dokter Park juga yang mengatakannya. Dokter
Park merasa seperti tak enak hati.
“Aku juga
merasakan kalau mandi adalah hal yang paling sulit. Tolong diterima.” Ucap si
pria. Dokter Park akan menolaknya.
“Aku
selalu...memikirkan diriku sendiri. Aku hanya belajar untuk keuntunganku
sendiri. Aku ingin memberikan sedikit sesuatu kepada orang lain.” Ungkap si
pria
“ Semua
orang akan sangat bahagia. Aku sudah bisa membayangkannya.” Kata Dokter Park
bahagia.
Si pria
akan pergi, Dokter Park menahanya karena Ga Ram ingin menanyakan sesuatu kenapa
sipria selalu membawa jeruk. Si pria mengatakan Karena jeruk banyak mengandung
vitamin C dan selalu menginginkan tempat duduk yang bagus di kelas
“Jadi,
aku akan belajar di atas kotak pagi-pagi di jalanan. Aku akan selalu membawa
jeruk. Mereka mengatakan vitamin C baik untuk kelelahan. Aku bahkan tidak bisa
memakannya sekarang. Itu hanya sebuah kebiasaan.” Ucap si Pria. Dokter Park pun
menganguk setuju.
Tuan Kim
keluar dari kamar mandi dengan senyuman bahagia dan terlihat segar melihat si
pria. Si Pria langsung mengucapkan Terima kasih. Tuan Kim pikir ia yang harusnya berterimakasih karena bisa mandi
dengan mudah dan merasa seperti manusia sekarang. Si pria terlihat bahagia.
Shi Kyung
menunjuk kaktus milinya, Wakepsek bingung apa maksud Shi Kyung kalau Beli satu
gratis satu. Shi Kyung menjelaskan Jika mengumpulkan 10 jadi meminta agar
mengirimnya ke Grand Canyon bersama Bom. Wakepsek sempat berpikir dan akhirnya Setuju.
“Apa Anda
setuju?” tanya Shi Kyung kaget. Wakepsek membenarkan. Tapi Shi Kyung terlihat
bahagia.
Shi Kyung
bergegas pergi karena ibunya mengomel tentang kartu laporan. Shi Kyung hanya
bisa meminta maaf pada ibunya dan bergegas pergi. Nyonya Oh memperingatkan
ananya kalau nanti kembali pasti akan memarahinya.
“Kenapa
rumit sekali? Tidak seperti ini saat Shi Yoon masih di sekolah.” Ucap Nenek
Kim.
“Coba
Lihat ini, Nenek... Ini adalah peringkat kelas. Setiap kelas memiliki nilai
yang berbeda.” Ucap Shi Young.
“Ini
19... peringkat 19 di kelas... Peringkat 19 dari semua siswa. Bukankah itu
peringat di tengah-tengah? Dulu saat Shi Yoon masih SMA, dia peringkat 19.”
Kata Nenek Kim merasa tak ada yang salah.
“Saat itu
ada 60 siswa dalam satu kelas. Kelas mereka memiliki siswa lebih sedikit
sekarang” jelas Shi Young.
Nenek Oh
ingin tahu Berapa banyak siswa di kelasnya Shi Kyung. Shi Young menjawab ada 20
orang, Nenek Kim kaget kaalu Shi Kyung peringkat ke-19 dari 20 orang.
Shi Young
dan Bom bertemu di taman sambil bermain ayunan. Bom menceritakan Ketika masih
kecil, biasa mengayuh ayunan ini bersama ayahnya dan bertanya balik dengan Shi
Kyung. Shi Kyung berpikir kalau tidak ingat pernah melakukan apapun dengan
ayahnya.
“Apa kau
tidak dekat dengan ayahmu?” pikir Bom. Shi Kyung juga tak tahu. “Aku bahkan
tidak ingat apa kami dekat atau tidak.” Kata Shi Kyung. Bom seperti tak yakin
dan berpikir kalau Shi Kyung harus memeriksa kepalanya.
“Aku
berharap bisa melepas otakku dan memeriksanya. Apa yang ada di kepalaku?”
ungkap Shi Kyung sambil sedikit membaringkan tubuhnya agar bisa menatap langit.
“Haruskah
aku bertanya pada bintang? Bahkan Lee Shi Young bisa belajar, jadi mengapa aku
tidak bisa melakukannya?Jadi... apa yang kusukai?” gumam Shi Kyung menatap
langit.
Seorang
pria masuk melihat si pria sedang tertidur, lalu berteriak sambil
mengumpat memanggil nama Moon Sung Joon.
Sung Joon melihat pria yang datang sempat kaget, ternyaat itu ayahnya. Tuan
Moon marah karena anaknya itu
meninggalkan ayah dan adiknya.
“Kau
memutus hubungan dengan kami hanya untuk hidup sendiri dan berbaring di sini
dalam keadaan seperti ini?” ucap Tuan Moon. Shi Kyung melihat dari depan pintu
kaget dan Keduanya pun hanya bisa menangis.
Bom
mendengar cerita Shi Kyung ditelp kalau ayah Sung Joon yang datang. Shi Kyung
memberitahu kalau Penyakit Sung Joon semakin parah, jadi Hospice menghubungi
ayahnya. Bom ingin tahu Apa penyakit Sung Joon. semakin parah.
“Dia bertahan
karena obat penghilang rasa sakit. Lalu Dia akhirnya bisa bertemu dengan
ayahnya. Tapi dia mungkin sakit parah bahkan untuk berbicara dengannya” cerita
Shi Kyung. Bom pikir Itu buruk sekali.
“Aku
tahu. Jika dia datang saat Sung Joon gagah dan merasa lebih kuat.., maka
ayahnya pasti sudah tersentuh dan sangat bahagia.” Kata Shi Kyung saat itu
Nyonya Oh masuk kamar.
“Ibu
berharap bisa bahagia dan tersentuh oleh sesuatu yang kau lakukan.” Ungkap
Nyonya Oh. Shi Kyung berpura-pura sedang menelp dengan Bong Gu
“Bom, Aku
harus bicara dengan Shi Kyung. Kau bisa berbicara dengannya nanti.” Ucap Nyonya
Oh mengambil ponsel dari tangan anaknya. Shi Kyung kaget kalau ibunya bisa tahu
Bong Gu adalah Bom.
“Kata
kode itu hanya di level-mu.” Tegas Nyonya Oh
duduk didepan anaknya.
“Saat Ibu
duduk di depanku, itu berarti ada pertempuran panjang di depan.” Gumam Shi
Kyung.
“Lee Shi
Kyung, kau terlibat dalam masalah orang lain sepanjang waktu. Kenapa kau tidak
mengurus dirimu sendiri? Bahkan Ibu belajar sampai larut malam untuk mendapatkan
sertifikasi keperawatan. Apa yang salah denganmu? Apa Kau tidak khawatir dengan
masa depanmu?” keluh Nyonya Oh seperti sangat khawatir.
“Ayah,
apa kau di luar sana? Selamatkan aku jika kau diluar sana.” Gumam Shi Kyung
pada ayahnya. Nyonya Oh meminta Shi Kyung segera menjawab pertanyaanya.
Guru Kim
meminta Yong Gi.. Pergilah ke kantor konseling setelah kelas. Yong Gi sudah
duduk diruangan. Bibi Oh datang dan langsung dudu didepanya. Yong Gi bingung melihat Bibi Oh yang datang.
Bibi Oh mengejek kalau Yong Gi kecewa karena ia yang datang. Yong Gi pikir
kalau wali kelasnya yang akan datang karena sebelumnya memintanya.
“Aku
meminta guru wali kelasmu untuk memanggilmu ke sini.” Jelas Bibi Oh
“Kenapa?
Apa Anda akan mengatakan sesuatu yang aneh kepadaku seperti sebelumnya?” ejek
Yong Gi
“Itu
pertama kalinya untukku. Aku takut dan baru dalam hal ini,jadi melakukan
kesalahan.” Ungkap Bibi Oh
“Bagaimana
dengan sekarang? Anda terbiasa dengan hal-hal ini dan tidak takut.” Ucap Yong
Gi. Bibi Oh membenarkan.
“Bagaimana
dengan Anda yang sekarang?” tanya Yong Gi. Bibi Oh langsung memuji Yong Gi sangat
cantik. Yong Gi hera dan melihat Bibi Oh memberikan sebuah permen lolipop.
“Ini
hadiah. Kau sangat cantik saat bernyanyi, jadi aku memberimu hadiah ini.” Ucap Bibi
Oh.
Shi Young
dan Ga Ram pulang bersama dengan menaiki sepeda. Shi Kyung dan Bom melihat
keduanya. Bom pikir tahu siapa pasangan kedua sekolah kita nantinya. Shi Kyung
bertanya siapa itu.
“Ga Ram
dan Shi Young.” Kata Bom. Shi Kyung kaget mendengarnya.
“Aku
sudah mencurigai mereka belum lama ini. Apa Kau belum menyadarinya? Kau
kakaknya adalah Shi Young.” Ucap Bom heran.
“Tentu
saja tidak. Mereka tidak dalam hubungan seperti itu.” Kata Shi Kyung yakin. Bom
pikir kalau memang tidak lalu apa hubungan mereka.
“Suatu
hubungan seperti yang kumiliki dengan Shi Young. Ahh... Tidak, menurutku ini
lebih seperti pemilik dan anjingnya.” Kata Shi Kyung. Bom heran dengan komentar
Shi Kyung yang aneh.
“Bagaimana
mungkin Lee Shi Young terlihat seperti gadis untukmu? Dia seperti anak anjing
untuk Ga Ram. Anak anjing yang hanya ingin kau rawat.” Kata Shi Kyung. Bom
pikir Shi Young itu menggemaskan.
“Dia
sangat berani dan menggemaskan.” Kata Bom memuji. Shi Kyung mengejek dengan
pujian Bom.
Ga Ram
melepaskan Shi Young yang sedan berlatih sepeda. Tapi Shi Young belum bisa
menyeimbangan badanya langsung terjatuh. Ga Ram mendekatinya menanyakan
keadaaanya. Shi Young mengomel kalau meminta untuk memeganginya jadi tidak
“Kupikir
kau bisa mengendarainya. Begitulah cara orang belajar mengendarai sepeda dan
Begitulah ayahku mengajariku.” Kata Bom
“Apa kau
Ayahku? Ayahku tidak akan melakukan apa yang kau lakukan. Dia akan memastikan agar aku tidak jatuh.”
Kata Shi Young marah
“Aku
meragukan itu. Ayahmu pasti sudah melakukan seperti apa yang kulakukan. Tidak
ada cara lain untuk mengajari anak cara mengendarai sepeda. Setelah
memikirkannya, aku sangat membenci ayahku setiap kali aku jatuh. Kurasa kita
harus membenci ayah kita saat belajar mengendarai sepeda.” Kata Ga Ram. Shi
Young hanya bisa mendengus kesal.
Di rumah
sakit
Shi Kyung
menyapa Tuan Moon sedang berjalan di lorong, lalu mengajak pergi ke
perpustakaan. Tuan Moon melihat buku-buku milik anaknya, kalau itu tempat Sung
Joon belajar disini. Shi Kyung memberitahu kalau Sun Joon yang belajar sampai
akhirnya jatuh sakit.
“Dalam
keadaan seperti itu, dia datang kesini dan belajar. Banyak anak di kelas kami
mungkin mendapat bantuan dari Sung Joon saat ujian. Tapi Bukan aku, tentu saja.”
Cerita Shi Kyung. Tuan Moon bisa mengerti.
“Apa Anda
tahu Sung Joon menyumbangkan mesin pemandian ke rumah sakit ini?” kata Shi
Kyung. Tuan Moon tak percaya kalau
anaknya sangat murah hati.
Tuan Moon
melihat Qoute yang dituliskan Sung Joo dalam kamarnya [Usaha tidak akan pernah
mengkhianatimu!] [Melewati ujian pegawai negeri adalah jalan menuju kehidupan!]
“Kau
hidup begitu keras sendirian. Lihatlah dirimu sekarang? Kemana semua roh itu
pergi? Kau hanya tidur di sana dengan sangat lemah.” Ungkap Tuan Oh terlihat
sangat sedih.
Tuan Moon
bertanya pada perawat Apa ada sesuatu yang terjadi pada Sung Joon karena tidur
sepanjang hari dan Sepertinya sangat aneh. Kepala perawat mengatakan tu karena
obatnya karena sakit parah, jadi diberi obat penghilang rasa sakit. Jadi
meminta agar beri obat itu tiga kali sehari.
“Apa?!!!
Kau bilang Menyumbangkan matamu? Kau sudah pingsan seharian ini. Sekarang kau akhirnya terjaga.
Apa sekarang Kau ingin menyumbangkan matamu?” ucap Tuan Moon tak percaya karena
anaknya baru terbangun dan ingin menyumbangkan matanya.
“Aku
ingin menyumbangkan organku yang lain juga. Tapi Satu-satunya organ yang dapat
disumbangkan oleh pasien kanker adalah mata.” Kata Sung Joon/
“Bagaimana
rohmu akan menemukan jalan menuju ritus pengorbananmu tanpa mata?” kata Tuan
Moon.
“Jangan
lakukan itu saat aku mati. Aku tidak ingin Ayah mengalami masa-masa sulit.”kata
Sung Joon.
“Jika kau
peduli dengan ayahmu, kenapa kau merencanakan kematianmu? Apa ini sesuatu yang
kau katakan pada ayahmu? Jangan pernah bicara tentang menyumbangkan organ di
hadapanku lagi. Apa Kau sudah membicarakannya dengan Hospice?” kata Tuan Oh.
Sung Joo mengaku belum.
“Ini
tidak akan terjadi. Aku harus pergi dan memeriksa sendiri.” Kata Tuan Moon
keluar dari ruangan.
Sung Joo
mengunakan kursi rodanya menemui Shi Kyung yang sedang membersihkan jendela.
Sementara Tuan Moon masuk ke ruangan Dokter Park meminta agar
membatalkanya. Dokter Park binggung
karena Tuan Moon tiba-tiba datang dengan wajah penuh amarah.
“Jika anakku
mengatakan kalau dia ingin menyumbangkan matanya, tolong abaikan itu.” Ucap
Tuan Moon.
“Apa Moon
Sung Joon setuju untuk menyumbangkan matanya?” tanya Dokter Park. Dokter Lee
pikir baru kali inimendengarnya.
“Dia
memang bertanya kepadaku tentang organ mana yang mungkin bisa disumbangkannya.
Aku mengatakan kepadanya. Ucap Kepala perawat Dokter Park pikir bisa
mengganggap kalau tidak ada yang dikonfirmasi.”
“Ya,
nampaknya anak Anda bermaksud untuk menyumbangkannya. Dia belum menyerahkan
dokumen apapun. Dengan menyumbangkan organ, persetujuan pasien itu penting.
Tapi, persetujuan wali juga dibutuhkan.” Jelas Dokter Park.
“Kalau
begitu, aku tidak perlu khawatir. Tapi, aku akan mengatakannya sekali lagi
untuk berjaga-jaga. Sung Joon tidak akan menyumbangkan matanya!” tegas Tuan
Park
Shi Kyung
membantu Sung Joo naik ke atas ranjang dan meminta agar menunggu karena akan
memanggil dokter. Sung Joon menahan Shi Kyung kalau sengaja memanggilnya karena
butuh bantuan. Shi Kyung binggung bantuan apa yang dimaksud.
“Bisakah kau
menyimpan ini untukku?” ucap Sung Joon memberikan sebuah amplop surat.
Shi Kyung
membaringkan kepalanya diatas meja merasa kalau semua ini aneh. Bom membaca surat yang di tulis oleh
Sung Joon binggung, apa maksudnya. Shi Kyung mengingta Orang pertama yang ditemui di Hospice i
adalah tentara yang meminta mengirimkan surat untuknya.
“Selanjutnya,
Nenek Oh Bong Sook dan sekarang Sung Joon. Kenapa orang selalu ingin memberiku
sesuatu saat mereka melihatku?” kata Shi Kyung seperti merasa terbebani.
“Ini
adalah salah satu sifat postifimu.” Ucap Bom. Shi Kyung makin binggung Sifat
positif apa masudnya.
“Apakah
itu Mendengarkan dan memenuhi permintaan tolong orang lain. Seperti orang yang
suka menolong?” kata Shi Kyung
“Kukira
kau bisa menganggapnya seperti itu.” Ungkap Bom. Shi Kyung mengeluh kalau
benar-benar tidak suka itu.
Saat itu
Shi Kyung dan Ga Ram masuk perpus. Shi Kyung langsung mengambil surat dan
menyembunyikanya dengan berbisik kalau ibunya akan mencari tahu apakah si
sampah adiknya itu tahu. Shi Young langsung bertanya apa yang ia tidak tahu
lalu menyuruh kakaknya pindah kalau iu kursi tempat duduknya.
“Pergi ke
tempat lain.” Keluh Shi Kyung tetap menyandarkan kepalanya.
“Aku
tidak bisa fokus jika tidak duduk dimana aku selalu duduk.” Kata Shi Young
“Itu syal
yang cantik.” Puji Bom melihat syal yang dipakai Shi Young.
“Ga Ram
memberikannya padaku.” Kata Shi Kyung. Bom pikir Itu tidak terlihat baru.
“Itu
miliknya ibu Ga Ram.” Kata Bom merasa kalau itulah makanya ia sangat
menyukainya karena terlihat pakaian usang.
Nyonya Oh
kebingungan mencari sesuatu dan bertanya apakah melihat syal miliknya. Bibi Oh
balik bertanya syal yang seperti apa. Nyonya Oh memberitahu kalau Syal merah
yang biasanya dikenakan. Bibi Oh tahu membeli dari PKL di depan kafe. Nyonya Oh
mengatakan karena ingin memakai warna
cerah, tapi tidak bisa menemukannya.
“Kau
pasti sudah membuangnya saat kita pindah.” Pikir Bibi Oh. Nyonya Oh seperti
lupa.
“Itu sudah
usang, jadi sudah waktunya untuk membuangnya.” Kata Nyonya Oh
Shi Kyung
membawakan syal berwarna pink milik ibunya pada Bom, kalau ia tahu Bom menyukai barang-barang yang
usang dan itu adalah syal tertua dan paling usang dari ibunya. Bom terlihat
bahagia melihat syal dengan model lama.
“Coba
Lihat ini... Ini benar-benar usang.” Ucap Shi Kyung memperlihatkan ada bolongan
yang besar dan bisa masuk satu tangan.
“Apa kau
menyukainya?” tanya Shi Kyung. Bom mengaku sangat menyukainya.
“Kalau
begitu, aku akan memakaikannya.” Kata Shi Kyung mengalungkan dileher Bom. Bom
lalu bertanya apakah itu cocok
“Mari
kita berfoto, jadi kita bisa mengingatnya.” Kata Bom mengeluarkan ponselnya dan
mengajak untuk selfie bersama.
Shi Kyung
dan Bom sibuk membersihkan bagian depan rumah sakit dan melihat Nenek Kim
datang. Kepala perawat melihat Nenek Oh
heran karena datang dengan tangan hampa,
padahal Kakek Won Ho sedang ditempatkan di peti matinya hari ini jadi
seharusnya membawa pakaian penguburan.
“Itu
aneh...Aku yakin membawanya saat pergi.”
Ucap Nenek Kim binggung.
“Apa
Nenek meninggalkannya di rumah?” tanya Shi Kyung
“Kau
tidak pernah melupakan apapun. Ini tidak seperti dirimu.” Goda Kepala perawat.
“Kapan
kau memasukkannya ke peti mati?” tanya Nenek Kim yang masih kebingungan.
“Sekitar
satu jam lagi.” Ucap Kepala perawat. Nenek Kim pikri akan pulang dan kembali
dengan cepat. Bom memutuskan untuk mengantar nenek Kim.
Nenek Kim
dibonceng motor oleh Bom untuk kembali ke rumah, sesampai dirumah Nenek Kim
masih ke dalam rumah dan keluar sambil mengomel kalau Para hantu akan bermain
trik padanya. Bom bertanya apakah Tidak
ada di dala. Nenek Kim mengatakan tak ada.
“Aku
sudah membawa pakaian pemakaman Kakek Won Ho. Aku ingat membungkusnya dengan
baik dan membawanya keluar bersamaku.”kata Nenek Kim
“Oh,
Nenek!.. Bukankah ini pakaianya?” ucap Bom melihat sebuah buntelan diatas guci.
Nenek Kim membenarkan dan merasa heran karena ada disana. Bom menatap Nenek Kim
seperti merasakan ada sesuatu yang terjadi .
Tuan Moon
tahu kalau Sung Joon. sangat kesakitan, dan meminta kalau harus menahannya. Sung Joon seperti
merasakan sakit dan berusaha untuk bertahan. Tuan Moon bercerita kalau
sebenarnya sudah menyerah saat pertama kali datang kesini.
“Tapi...
Ayah melihat apa yang kau tempel di dindingmu. Ayah melihatnya, dan berubah
pikiran. Dengan pola pikir itu, kau bisa hidup, Moon Sung Joon.” Ucap Tuan Moon
yakin
“Apa Ayah
sungguh percaya kalau aku bisa hidup?” kata Sung Joon seperti tak yakin.
“Tentu
saja. Kau pasti pernah mendengar berita di sana-sini tentang pasien kanker
stadium yang mampu bertahan. Kita akan berjuang sampai akhir. Ayah tidak akan
menyerah, jadi jangan menyerah juga.” Ucap Tuan Oh. Sung Joon berusaha agar
tetap bertahan.
“Kenapa
kau tidak makan sekarang untuk membantu mendapatkan kembali kekuatanmu? Ayah
sudah mencari tahu kesana-sini. Ternyata, kebugaranmu penting saat melawan
kanker.” Kata Tuan Oh. Shi Kyung membereskan sampah dan melihat ada banyak obat
yang terbuang.
Shi Kyung
bertemu ibunya sedang bersama dengan Nyonya Shin, lalu bertanya Obat jenis apa
ini. Nyonya Oh melihat dan mengaku tak tahu. Nyonya Shin meminta Shi Kyung bisa
memperlihatkan padanya, lalu memberitahu kalau itu obat penghilang rasa sakit.
“Kau
bilang Obat penghilang rasa sakit?” kata Shi Kyung kaget
“Ya. Ini
obat penghilang rasa sakit dalam bentuk pil, bukan suntikan.” Jelas Nyonya Shin.
Nyonya Oh ingin tahu alasan Shi Kyung bertanya tapi Shi Kyung terlihat ragu.
“Kenapa
kau tidak mengatakan apa-apa? Dari mana kau mendapatkan ini?” tanya Nyonya Oh
“Aku
menemukan ini di tempat sampah kamarnya Sung Joon.” Akui Si Kyung. Nyonya Oh
kaget menemukan ditempat sampah Sung Joon
Tuan Moon
menjaga anaknya sambil membaca buku yang berjudul [Berbagai Jenis Kanker dan Pengobatan
untuk Kanker] Nyonya Oh masuk ruangan bertanya apakah Tuan Moon adalah Ayahnya
Sung Joon. Tuan Moon membenarkan.
“Anakku
menemukan ini saat mengosongkan tempat sampah. Kurasa Anda tanpa sengaja
membuangnya. Karena Anda tidak dapat menggunakan ini, maka Anda harus
membelinya lagi.” Ucap Nyonya Oh
“Terima
kasih sudah bersikap baik dan memberitahuku. Tapi Itu bukan tidak sengaja.” Kata
Tuan Moon. Nyonya Oh binggung apa maksudnya bukan tidak sengaja
“Aku
sengaja membuangnya.” Kata Tuan Moon. Nyonya Oh kagert bepikir Tuan Moon tak
tahu apa yang dibuanganya itu.
“Perawat
bilang itu obat penghilang rasa sakit.” Kata Tuan Moon. Nyonya Oh pikir
sekarang Tuan Moon tahu
“Anda
tahu kalau tanpa obat ini, Sung Joon akan mengalami kesulitan.” Ucap Nyonya Oh
dengan nada sedikit tinggi.
Tuan Moon
ikut marah bertanya siapa Nyonya Oh berani mengatakan iytu. Nyonya Oh pikir tak
penting membahasnya sekarang. Tuan Moo dengan nada menyindir mengucapkan Terima
kasih atas perhatianmnya tapi akan mengurus anaknya sendiiri
“Ya, tapi
mengapa Anda membuang obat penghilang rasa sakit ini?” kata Nyonya Oh heran
“Obat
penghilang rasa sakit adalah obat adiktif. Aku tidak bisa membuat anakku berubah
menjadi pecandu narkoba.” Kata Tuan Moon.
“Sung
Joon sepertinya sangat kesakitan. Kurasa Anda tidak mengetahuinya.” Kata Nyonya
Oh
“Siapa
bilang aku tidak mengetahuinya!? Apa kau pikir aku tidak tahu kalau anakku sakit?
Aku melakukan ini untuk menyembuhkan anakku!”kata Tuan Moon. Shi Kyung sedari
tadi ada didepan pintu hanya bisa melonggo melihat sikap Tuan Moon.
Di ruangan
Dokter Park
Kepala perawat
mondar mandir kebingungan, lalu memutuskan akan berusaha meyakinkan Tuan Moon.
Dokter Park pikir kepala perawat agar menahan dirinya. Kepala perawat
yakin Ayahnya Sung Joon perlu tahu seberapa
buruk rasa sakitnya bagi pasien kanker stadium akhir.
“Sepertinya dia sudah tahu. “ kata Nyonya Yoon
“Bagaimana
bisa dia tidak tahu itu saat dia bersama Sung Joon?” kata Dokter Lee heran.
“Aku tidak
tahu mengapa dia datang ke sini jika akan bertindak seperti ini. Bukankah pasien
kanker terminal datang ke rumah sakit untuk menghilangkan rasa sakit? Kita berusaha
untuk membuatnya senyaman mungkin sampai dia meninggal dunia. Kenapa dia
menolak perawatan kita?” kata Kepala perawat dengan nada tinggi.
“Kepala
Perawat, kau akan semakin kesal lagi. Kau ingat ayahnya Jin Young, kan?” kata
Dokter Park. Nyonya Oh seperti baru tahu
tentang Ayahnya Jin Young.
“Ya...
Dia meninggal awal tahun ini. Seperti Sung Joon, ayahnya juga mengatakan kalau
dia akan menjadi kecanduan obat penghilang rasa sakit. Dia menolak untuk
mengizinkan anaknya meminum obat. “ jelas Dokter Park.
Nyonya Oh
ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya.
Dokter Park mengatakan kalau Jin Young menderita kesakitan sampai akhir dan
Ayahnya Jin Young menyesali keputusannya pada akhirnya. Nyonya Oh merasa
kasihan dan menurutnya mengerikan sekali.
“Oh,
kalau begitu... Bagaimana jika kita memberitahu ayahnya Sung Joon tentang Jin
Young?” kata Nyonya Oh.
“Itu
percuma saja.. Ini bukan tentang obat penghilang rasa sakit. Ini tentang apa
dia bisa menerima kematian anaknya atau tidak. Ayahnya Sung Joon tidak bisa
menerima kematian anaknya sekarang.” Ucap Dokter Park. Shi Kyung diam-diam mendengar
pembicaraan orang dewasa.
Bom mengertahui
rencana Shi Kyung yang ingin diam-diam menyelinap memberikan obat penghilang
rasa sakit pada Sung Joon. Shi Kyung pikir
itu satu-satunya cara untuk membantu Sung Joon. Bom setuju dan ingin
tahu kapan akan melakukannya.
Mereka berdua
mengendap-ngendap berjalan kerumah sakit, lalu mencboa mendengar dari depan pintu.
Shi Kyung pikir Sung Joon pasti masih
tidu jadi akan memeriksa dan melihatnya. Ketika mereka masuk, ternyata kamar
Sung Joon sudah kosong.
Shi Kyung
kaget kalau Sung Joon sudah dipulangkan. Ga Ram memberitahu kalau pihak
keluargar mengisi dokumen kemarin dan pergi. Shi Kyung pikir Itu seharusnya tidak terjadi. Ga Ram
memperlihatkan kalau ia juga sudah membuat ID Card Pegawai Negeri Sipil untuk
Sung Joon.
“Kami
akan memberinya hadiah ini sebelum dia pergi.” Ucap Ga Ram.
“Kemana
Sung Joon pergi?” tanya Shi Kyung. Ga Ram mengetahui itu pergi Ke kuil di dekat Hospice.
Shi Kyung
membaca pesan yang dikirimkan Sung Joon dalam hati bergumam kalau Ini empat
sinyal dari Sung Joon jadi harus menemui Sung Joon karena tidak punya waktu. Ga
Ram melihat Shi Kyung pergi bertanya mau
kemana Shi Kyung mengatakan akanMenemui
Sung Joon!
Shi Kyung
berjalan di lorong melihat Itu wakil kepala sekolah dan bergumam kalau tidak boleh
ketahuann dan berusaha menghindar. Wakepsek bisa menghalanginya dengan membahas
kalau Shi Kyung pasti tidak ingin pergi ke Grand Canyon bersama Bom lagi. Shi
Kyung mengaku tetap ingin pergi.
“Saya
akan menambahkan kaktus.” Ucap Shi Kyung
“Benarkah?
Lalu Kaktus seperti apa yang akan terjadi saat ini” tanya Wakepsek.
“Saya
akan memberitahu Anda lain kali. Saya agak sibuk.” Kata Shi Kyung lalu berbalik
arah dan melihat Guru Park sudah ada didepanya.
“Oh! Dia
adalah rintangan yang lebih besar lagi. Aku harus keluar dari sini.” Gumam Shi
Kyung. Tapi guru Park seperti tetap ingin menghalangi jalan Shi Kyung.
Bersambung
ke episode 10
PS; yang udah baca blog/
tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Makasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar