Bu Guru
bertanya alasan Na Hyun melakukannya. Na Hyun hanya mengatakan permintaan
maafnya. Bu Guru pikir itu sebuah jawaban dan ingin tahua alasan sebenarnya. Na
Hyun mengaku Asedang mengerjakan sebuah tugas, dan ingin menonjol.
“Kenapa? Apa kau ingin populer?” tanya Bu Guru. Na
Hyun membenarkan.
“Apa kau
melakukannya biar jadi populer?” tanya Bu Guru. Na Hyun kembali meminta maaf
dan berjanji tidak akan melakukannya lagi.
“Permintaan
maaf tidak akan menyelesaikan masalah.
Sekolah ini akan diperiksa Dinas Pendidikan karena kau.” Tegas Bu Guru terlihat
marah
“Jika kau
memaafkanku, aku akan menjadi siswa yang rajin, yang hanya belajar.” Kata Na
Hyun. Bu Guru tiba-tiba bertersenyum.
“Katakan
saja apa yang baru kau ceritakan
kepadaku. Ini adalah jawaban terbaik yang bisa kau berikan pada mereka, oke?”
ucap Bu Guru. Na Hyun menganguk mengerti
“Aku
percaya padamu, Na Hyun. Kau bisa melakukannya, kan?” kata Bu Gur. Na Hyun
menganguk.
Bu Guru
menanyakan dengan ayah Na Hyun, Na Hyun mengatakan akan segera datang. Bu Guru pun mengajak
masuk dengan menyuruhnya untuk menarik napas lebih dulu. Na Hyun mengikutinya.
Bu Gur melihat rok yang dipakai Na Hyun terlalu pendek. Na Hyun ternyata
sengaja melipat bagian pinggangnya., keduanya pun masuk ke ruangan Rapat Komite
Disiplin.
“Sebagai
guru wali kelasnya, Aku ingin meminta maaf atas tingkah lakunya.” Ucap Bu Guru
disamping Na Hyun
“Aku
tidak di sini untuk mendengar permintaan
maaf. Apa yang kau pikirkan saat
melakukan itu?” ucap Ketua Komite sinis.
“Aku minta
maaf. Jika kau memaafkanku... maka Aku
akan menjadi siswa rajin...” ucap Na Hyun langsung disela oleh Ketua Komite
“Aku
tanya alasanmu, Aku perhatikan nilaimu juga tidak terlalu bagus. Jika kau
mendapat nilai bagus, maka Aku kira kau
punya alasan, tapi... “ kata Si Ibu ketua.
“Ini luar
biasa.” Kata Na Hyun berani menjawab. Ibu Guru panik elihat Na Hyun yang berani
melawan.
Bu Guru
mengajak mereka duduk dan berbicara dengan tenang, Na Hyun menjawab kalau Karena
itu lucu. Si Ketua kaget mendengar alasanya. Na Hyun mengatakann Semuanya
lucu. Si ketua merasa kalau Na Hyun tak
tahu yang dikatanya. Na Hyun pun berani
membalas “Lalu apa yang kau tahu, Nyonya?” Saat itu turun hujan dan Yeon Sung
sudah ada di dalam mobil.
“ Dengarkan
dia! Kepala sekolah, kau mau mengizinkan ini? Bagaimana kita bisa
memaafkannya?” teriak Ketua Komite marah. Bu Guru terus meminta maaf.
“Sejujurnya,
aku hanya ingin mengajukan pertanyaan. Karena aku tidak tahu banyak.” Gumam Na
Hyun menatap kearah jendela.
[Episode 10- Kau bahkan tidak mengerti]
Yeon Sung
terus mengoyangkan tanganya merasa Senang karean bisa memegang tangan putrinya.
Na Hyun meminta agar Berhentilah mengayunkan lengannya bahkan Lengan ayahnya
pendek juga. Yeon Sung pikir Kaki juga pendek, tapi tak masalah karena badanya proporsional.
Na Hyun mengeluh mendengar ungkapan ayahnya.
“Kapan
kau akan menikah?” tanya Na Hyun. Yeon Sung menjawab Saat waktunya tiba...
“Apa kau
sangat menyukainya?” tanya Na Hyun. Yeon Sung hanya berpikir wanita itu akan
menjadi ibu yang baik untuk Na Hyun.
“Aku
tidak butuh ibu yang baik dan juga tidak bisa menjadi anak yang baik.” Ucap Na
Hyun
“Tapi
jika kau menghabiskan waktu bersama...” kata Yeon Sung langsung disela oleh Na
Hyun
“Bukannya
kau merasa bersalah... Kalau kita datang ke sini tanpanya?” kata Na Hyun
menyindir.
Yeon Sung
pikir tak ada yang disesali, Na Hyun memastikan apakah ayahnya tidak menyesal.
Yeon Sung mengatakan tidak karena orang yang adil. Na Hyun pikir kalau ayahnya
jangan menikahinya dan berjalan pergi. Yeon Sung kaget melihat sikap anaknya.
Ma Roo
dan So So masih ada ditepi pantai. So So mengingatkan Perjalanan ini akan
berakhir dalam 3 hari, Ma Roo pun bertanya Apa yang akan mereka lakukan dalam 3
hari ini. So So pikir yakin salah satu dari mereka akan kembali bekerja. Dan
salah satu akan terus bekerja sebagai pemandu.
“Apa kau punya
rencana kembali ke Korea?” tanya Ma Roo. So So memili untuk tak menjawab.
“Ayo
masuk ke dalam, karena Gelombang naik, jadi dingin.” Ucap So So mengajak
pergi. Ma Roo pun berjalan terus
mengandeng tangan So SO
“Berapa
lama kau akan memegang tanganku?” tanya So So. Ma Roo pikir So So khawatir
kalau akan ada orang yang melihatnya.
“Apa kau
tahu betapa fatalnya tindakan ini bagi pemandu?” kata So So. Ma Roo pun
berjanji akan melepaskanya sampai di hotel. So So pun setuju hanya sampai saat
itu.
So So
langsung menarik tanganya karena sudah sampai didepan hotel. Ma Roo merasa
sedih berpikir kalau mereka harus jalan ke pantai lagi. So SO dengans senyuman
menolak karena memang seperti sudah terlalu larut berjalan-jalan.
Kyung Jae
dan So Ran baru saja menukar kepingan dari bermain dikasino, masih tak percaya
mereka bisa menghasilkan banyak uang. So Ran tiba-tiba menunjuk sesuatu yang
ada disampingnya, Kyung Jae binggung apa yang dilihat pacarnya.
“Apa Kau
tidak lihat? Ini... Bukan lelucon.,,
Mereka memiliki seekor belati, bertengkar, itu kondisi buruk.” Ucap So
Ran tak percaya melihat keduanya seperti sudah berbaikan dan saling menatap
dengan senyuman. Kyung jae mengajak segera bergegas pergi karena udara mulai
dingin.
“Berapa
banyak kategori yang ada di bawah kata "cinta"?” tanya Na Hyun
“Aku
tidak yakin. Pasti banyak. Sukacita, kesedihan, kebahagiaan, kegembiraan.
Sakit, luka, kerinduan... Dan kesedihan juga ada.” Ucap Ibu Guru duduk didepan
Na Hyun
Flash Back
“Apa
Kemarahan?” tanya Na Hyun. Gurunya pikir kalau itu pasti ada. Na Hyun menjawab Air
mata. Ibu Guru rasa juga itu penting.
“Apa Hedonisme?”
kata Na Hyun. Ibu Guru hanya tersenyum dan Na Hyun pikir Bukan itu
“Apa
itu... apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Ibu Guru. Na Hyun mengaku kalau itu
hanya sebuah pertanyaan.
“Jangan
kau berpikir... pertanyaan itu salah secara keseluruhan?” kata ibu Guru
Na Hyun
ingin tahu apa yang salah dengan mengajukan
pertanyaan. Ibu Guru pikir tak ada yang salah dan ingin tahu komentar ayah Na
Hyun setelah melihatnya. Na Hyun
menceritakan Ayahnya itu biasanya tidak mengatakan bahwa dirinya melakukan
kesalahan dan melalukanya di waktu Waktunya juga bagus. Ibu Guru ingin tahu
kapan Yeon Sung melihatnya.
Na Hyun
terbangun dari tidurnya, kaget melihat sang Ayah sudah ada didepan wajahnya
seperti hantu. Yeon Sung meminta maaf, Na Hyun yang kesal akan pergi karena tak
ingin bicara dengan ayahnya.Yeon Sung mengaku ada sesuatu yang harus kukatakan padamu.
“Katakan
padaku besok.” Ucap Na Hyun bergegas pergi.
“Aku
berkencan dengan seseorang. Apa pendapatmu tentang memiliki seorang ibu?” ucap Yeon Sung membuat
Na Hyun berhenti berjalan.
“Aku juga
ada sesuatu untuk diceritakan.” Kata Na Hyun membalikan badanya. Yeon Sung pun
mempersilahkan anaknya bicara.
“Aku menyerahkan
tugas baru-baru ini dan terpilih sebagai tempat pertama.” Cerita Na Hyun. Yeon
Sung terlihat banga dengan prestasi anaknya.
“Jadi aku
menguploadnya ke internet, tapi sekolah
ingin berbicara denganmu.” Kata Na Hyun
“Kenapa? Apa
Kau dapat penghargaan? Apa itu "Best Dad Award"? Apa ada hadiah uang?
Apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita membeli daging?” ucap Yeon Sung
penuh semangat.
“Ayahku
agak kekanak-kanakan. Aku tidak khawatir. Tidak peduli apa yang aku lakukan, Ayahku
tidak pernah membenciku.”gumam Na Hyun duduk dimeja makan sambil meminum
tehnya. Yeon Sung pun mulai menonton video yang dibuat oleh anaknya.
“Inilah
pemuda negara kita. Bagaimana mereka tampak di matamu? Orang yang terkenal
pernah mengatakan, Ini Sama seperti bagaimana orang mabuk mengira mereka
berjalan lurus, Anak-anak sering berpikir mereka pintar.” Terlihat gambar
anak-anak saat masuk sekolah termasuk Na Hyun
“Mungkinkah
tidak ada anak secerdas yang mereka kira?”ucap Na Hyun berdiri didepan layar
layaknya seorang yang investigasi. Yeon Sung melihat anaknya bertanya Dari mana
menemukan jas itu.
“Apa
mereka tidak dapat berjalan lurus? Apa Itu sebabnya orang dewasa harus menghidupkan
kembali segalanya? Kami telah menerima rekaman video dari seorang pemuda.” Ucap
Na Hyun
Na Hyun
pergi ke sebuah minimarket dan menaruh kondom di atas meja kasir. Yeon Sung
terdiam melihat Na Hyun yang membeli kondom seharga 5.000 won.
“Banyak
orang berpikir bahwa kaum muda dilarang
membeli kondom. Sebenarnya, ini adalah barang rata-rata yang bisa dibeli siapa
pun. Tapi pertanyaanku adalah, Apa itu
berlaku untuk semua kondom?” ucap Na Hyun
Akhirnya
Na Hyun pergi ke minimarket dan membeli kondom jenis panjang, Si Kasir melonggo
binggung lalu bertanya apakah Na Hyun masih pelajar. Na Hyun menganguk. Kasir
mengatakan barang itu tidak bisa dibeli oleh
seorang pelajar.
“Itu barang
yang sama, tapi tipe umum diperbolehkan, namun tipe khususnya tidak. Apa
kriterianya? Setelah melihat lebih dalam, Kami bekerja keras untuk menemukan
siswa dari rekaman tersebut.” Ucap Na Hyun dengan baju jasnya.
“Itu
tidak masuk akal. Bukankah mereka itu
sama saja? Tapi, kau akan mengaburkan wajahku kan?” kata pelajar memastikan
wajahnya untuk Blur.
“Apa yang
sedang terjadi? Kami meminta pihak berwajib untuk wawancara.” Kata Na Hyun
“Berdasarkan
Undang-Undang "Larangan dan Bahaya untuk Remaja" tahun 2011, Kondom
tipe khusus dilarang untuk anak muda di bawah umur. Jika ada yang melanggar ini
maka Konsekuensinya bisa satu tahun di penjara atau denda lima juta won.” Ucap
polisi yang melakukan wawancara via telp
“Kenapa
pihak berwenang membuat keputusan ini?” tanya Na Hyun
“Kau
orang dewasa, jadi kau harus tahu. Jika seorang pemuda membeli kondom tipe khusus,
mereka bisa merasakan kesenangan” jawab polisi
“Apa kau
mengatakan bahwa remaja tidak diijinkan merasa kesenangan itu?”tanya Na Hyun.
Polisi menjawab kalau itu tak boleh.
“Siswa
harus fokus pada studi mereka. Kami percaya bahwa hak untuk melarang pemuda menikmati
kesenangan masa depan mereka.” Kata polisi.
Yeon Sung
yang menonton mulai gelisah, Na Hyun mengatakan
PD mereka tidak memiliki kata-kata yang tepat untuk dikatakan kepada
pihak berwenang, menurutnya karena kita juga orang dewasa yang perlu melindungi
kaum muda jadi meminta agar mendengarkan wawancara dengan pelajar lagi.
“Bukankah
ini lucu? Aku merasa mereka menganggap anak muda benar-benar kotor.” Ucap si
pelajar.
“Ada kemungkinan
dia merekam rekaman tanpa mengetahui banyak artinya. Namun, kami berjalan
menjauh dari ini dengan satu pertanyaan. Yaitu Peraturan. Apa peraturan adalah
cara termudah untuk mengendalikan dunia? Apa itu metode terbaik? Rekaman siswa
itu akan berakhir sebagai pemberontakan.” Ucap Na Hyun.
Na Hyun
berdiri didepan kelas dan langsung melempar semua kondom dalam tolak didepanya,
lalu pada semua teman-teman satu kelasnya, seperti membuat hujan kondom.
Yeon Sung
terlihat gugup dan bertanya pada Na Hyun, apa maksudnya itu. Na Hyun menjawab Ini
adalah film dokumenter fiksi. Yeon Sung memuji kalau Na Hyun mengeditnya dengan
baik.
“Tapi apa
kau...Melakukannya dengan pacarmu...” tanya Yeon Sung.
Di dalam kelas.
“Aku
tidak tahu kenapa dia seperti itu.. Dia bertanya "Apa karena kau punya
pacar? Itukah yang kau lakukan dengan dia? " kata Na Hyun heran
“Itulah
yang ditanyakan sekolah juga.” Ucap Ibu guru.Na Hyun mengingatkan, padahal ia bahkan
tidak punya pacar.
“Ada beberapa
orang yang aku sukai, tapi aku benci mereka seperti Ayahku.” Akui Na Hyun. Ibu
Guru ingin tahu alasanya.
“Mereka
benar-benar tidak dewasa.”ungkap Na Hyun. Ibu Guru ingin tahu reaksi ayahnya.
Na Hyun
menceritakan ayahnya sangat serius dengan hal itu, dan minta untuk pergi
berlibur. Ibu Guru ingin tahu kemana mereka berlibur. Na Hyun menjawab Perancis
dan pasti sangat senang pergi kesana.
“Tidak juga.
Dia akan berbicara tentang sekolah dan pernikahan jika kita pergi... Itu
mengangguku.” Keluh Na Hyun
“Tapi aku
masih cemburu... Itu Perancis.” Kata Ibu Guru.
Keduanya
duduk di atas tempat tidur, Na Hyun sibuk dengan ponselnya. Yeon Sung bertanya
apakah Na Hyun benar-benar menentang pernikahan. Na Hyun membenarkan. Yeon Sung
ingin tahu alasanya. Na Hyun pikir tak ada alasan hanya tak ingin saja.
“Kau
pasti punya alasan.” Ucap Yeon Sung. Na Hyun tak ingin membahasnya memilih
untuk tidur saja.
Esok pagi
So So
kembali mengajak semua tim berjalan, dengan menceritakan Ada tiga liburan
terkenal di Perancis, yaitu Liburan musim panas, liburan Natal Dan liburan ski
di bulan Februari. Ia memberitahu Liburan musim panas Perancis berlangsung selama sebulan. Dan kebanyakan
orang pergi berlibur seperti mereka sekarang selama liburan ini.
“Mereka
menyebutnya "les grand vacances."” Ucap So So. Kyung jae tak percaya
kalau hari Libur adalah bulan yang panjang
“Ya,
bukankah kau cemburu?” kata So So . Kyung Jae mengaku cemburu.
“Siapa
yang menjaga ekonomi agar stabil selama bulan itu?” tanya Tuan Oh.
“Jam kerja
Pejabat pemerintah berkurang, Dan banyak toko tutup, tapi tidak ada yang
khawatir dengan ekonomi. Mereka tahu bahwa harus beristirahat dengan nyaman
agar bisa bekerja dengan damai.” Jelas So So
“Apa yang
mereka lakukan selama sebulan? Bukankah itu membosankan?” kata Nyonya Han
penasaran.
“Mereka
tidak melakukan apapun kecuali istirahat, atau mereka pergi berlibur. Mereka
berbeda dari kita. Orang Korea tidak tahu bagaimana berbuat banyak kecuali
pekerjaan.” Jelas So So
Tuan Oh
ingin tahu Kemana mereka biasanya pergi
berlibur So So menjawab Pantai adalah tujuan terbaik untuk berlibur dan Ada
tiga tempat liburan yang disukai pekerja di Perancis yaitu dekat Laut Tengah,
Saint-Tropez, pelukis Fauvism Dan pantai di luar sebuah film, Deauville.
“Di sinilah "A Man and a Woman"
difilmkan” ucap So So mengajak semua pergi ke pantai. Beberapa terlihat takjub.
“ Setelah
menikmati waktu senggang kalian. Tolong kembali ke bus jam 5 sore.” Ucap So So
“Kau bisa
disini dan bermain dengan kami.” Kata Tuan Oh. So So pun bertanya-tanya Apa
yang harus mereka lakukan.
“Kita
semua perlu berlatih menikmati waktu luang. Coba Lihatlah sekeliling pasar, dan
jalan-jalan sambil berpegangan tangan... Baiklah, aku akan menemuimu
besok.” Aku akan berjalan-jalan dan menemuimu
nanti.” Ucap So So pergi, Ma Roo pun pamit dan semuanya mulai berpencar.
So Ran
mleihat Hyun yang tidak memakai tabir surya, Na Hyun mengataakn Itu agak perih
saat kena matanya. So Ran mengeluarkan sesuatu dari tasnya, karena Na Hyun bisa
bintik-bintik wajah kalau tak memakainya. Ia mengeluarkan spray lalu mengaku
sangat cemburu melihat Na Hyun memiliki
kulit yang bagus.
Na Hyun
mengikuti perintah So Ran agar menepuk wajahnya perlahan. Nyonya Han hanya
melihat dari kejauhan. So Ran melihat Nyonya Han yang juga tak mengunakanya.
Nyonya Han pikir sudah terlalu tua, So
Ran menyuruh Nyonya Han agar menutup matanya. Wajah Nyonya Han berseri-seri
karena seperti mendapatkan perawatan diwajahnya.
Ma Roo
berjalan disamping So So dan terus mengikutinya. So So mengeluh karena sudah
memperingatkan jangan berjalan di dekatnya. Ma Roo pikir So So terbuka untuk
tur pribadi. So So menjawab tidak. Ma Roo pikir semua Sudah sesuai jadwal.
“Ya, kau
benar, Pelanggan.” Ucap So So tak bisa menolak. Ma Roo pikir harganya 50 euro
dan akan membayarnya.
“Tidak apa-apa.
Kau tidak perlu membayar untuk berkencan denganku.” Kata So So. Ma Roo pikir
agar nanti orang lain tidak tahu.
“Kau lucu.
Kalau gitu sebaiknya jangan mengajakku keluar dari awal. Masukkan dompetmu.”
Ejek So So
“Aku akan
melakukan itu. Harganya 70 euro ’kan?”
ucap Kyung Jae. So Ran langsung menyenggolnya. Kyung Jae tak mengerti maksud So
Ran .
“Bisakah mendapatkan
diskon jika kita berdua melakukannya?”
kata Kyung Jae. So Ran kembali menyenggol pacarnya.
“Kami melihatmu
di depan hotel kemarin.” Ucap So Ran. So So panik mengaku pergi jalan-jalan
kemarin jadi tidak ingat.
“Kalian
berdua bersama larut malam kemarin.” Kata So Ran. So So mengaku mereka kebetulan
bertemu satu sama lain dan belum larut.
“Bukankah
itu waktu makan malam?” kata So So. Ma Roo pikir matahari sudah hampir terbenam dengan wajah
panik.
“Tentang
itu... Bisakah aku bertanya di mana Kau
membeli gaun yang kau kenakan?” ucap So Ran. So So kaget karena ternyata So Ran
malah menanyakan tentang gaunya.
“Aku
membelinya di Paris, tapi harganya murah. Ini bukan desainer.” Ucap So So
So Ran
ingin tahu Paris disebelah mana, So So mengatakan itu toko di jalan kecil dan
akan menunjukkan jalannya besok saat sampai di Paris. So Ran pun pamit pergi.
Ma Roo pun mengucapkan terima kasih dan melihat keduanya pergi.
“Apa kau
berpikir "terima kasih" itu respon yang tepat?” kata So So. Ma Roo
balik bertanya apakah tidak pantas.
“Kau
mengakui apa yang dia katakan.” Kata So So dan takut pada wanita itu. Ma Roo
juga merasakan hal yang sama dengan tatapan So Ran seperti senyuman mengoda
keduanya.
Kyung Jae
mengeluh pada So Ran karena bisa berbelanja setelah naik sepeda. So Ran rasa
itu tak perlu. Kyung Jae berpikir kalau karena harganya mahal. So Ran merasa
kalau mereka tak perlu mengganggu kencan keduanya.
“Itu
bukan kencan. Dia membayar biaya tur pribadi dan semuanya.” Kata Kyung jae
polos.
“Dia
melakukan, Dengan cara yang agak canggung.” Kata So Ran yang bisa melihat
keduanya.
Yeon Sung
berlari dengan kursi angin untuk mengisinya, lalu Na Hyun merekam dengan
ponselnya. Na Hyun seperti tak puas meminta ayahnya agar melakukanya lagi. Yeon
Sung terus berlari tapi karena kelelahan akhirnya teratuh di pasir.
“Kenapa?
Aku menyukai aktingku.” Ucap Yeon Sung. Na Hyun meminta Yeon Sung mengatakan
"kill"...
“Mari
berbaring.” Kata Yeon Sung dan meminta berhenti, tapi Na Hyun terus meminta
ayahnya agar melakukanya dengan berteriak “Action”
Yeon Sung
mengikat bagian kursi sambil berkata pikir anginnya terasa enak dan itu angin
Perancis. Na Hyun meminta ayahnya Jangan melakukan improvisasi apapun. Yeons
Sung terus berbicara ingin angin ini membawa kembali ke Korea.
Flash Back
Na Hyun
mengaku suka Perancis, tapi tidak ingin
pergi dengan Ayah. Bu guru melihat Sepertinya Ayah Na Hyun sangat memuja
anaknya. Na Hyun pikir itu alasan, karena sang ayah selalu khawatir padanya,
menurutnya Bukan salah ayahnya, kalau Ibunya meninggal dunia Dan menikah lagi
bukanlah salahnya juga.
“Tapi
dari sudut pandangnya, dia pasti merasa kasihan.” Kata Bu guru.
“Itulah
sebabnya aku tidak ingin dia menikah.” Tegas Na Hyun menolak ayahnya menikah
lagi.
“Kenapa?
Apa kau takut dia akan mencurinya?” kata Bu Guru.
“Tidak,
dia tidak punya hak untuk mencintai
seseorang. Inilah yang dia katakan saat Ibuku meninggal dunia.” Ucap Na Hyun.
Na Hyun
duduk didepan ayahnya. Yeon Sung terlihat menangis karena kehilanga istrinya
saat Na Hyun masih kecil. Na Hyun pun bertanya alasan ayahnya menangis. Yeon
Sung menjawab kalau itu Karena sangat mencintai anaknya.
“Apa kau
menangis saat begitu mencintai
seseorang?” tanya Na Hyun
“Jika kau
mencintai seseorang, kau bisa merasa bersalah dengan berbagai cara.” Ungkap
Yeon Sung sambil menahan tangi.
Na Hyun
mengetahui kalau ayahnya bilang tidak merasa bersalah pada wanita yang akan menjadi
Ibunya. Ibu Guru pikir Ayah Na Hyun mungkin
merasa bersalah padanya tapi tidak bisa mengatakannya karena merasa lebih
bersalah kepada Anaknya. Na Hyun seperti tak yakin ibu guru berpikir seperti
itu.
“Tentu
saja... Kita mempelajarinya di kelas. Negara kita mengikuti hukum perdata. Dimana
terjadi pelanggaran konkuren... Karena itulah kita hanya Mempertimbangkan
kejahatan terberat. Bukankah menurutmu Ayahmu hanya mengekspresikan emosinya
yang terberat?” ucap Ibu Guru. Na Hyun terlihat binggung.
“Mari kita
belajar lagi, Na Hyun.” Ucap Ibu Guru. Na Hyun tahu ibu gurunya juga tidak ingin
belajar lagi.
“Tapi kau
masih harus belajar agar memiliki kebebasan. Bahasa Korea, Inggris, dan
Matematika dan sebagainya.” Ucap Ibu Guru. Na Hyun pun ingin tahu setelah itu
apa.
“Terapkan
di kelas setelah kembali sekolah. Kau tertinggal dalam pelajaran
menghafal.” Kata Yeon Sung sudah
berbaring bersama anaknya.
“Semua
memang kelas menghafal. Bahasa Korea, Inggris, dan Matematika semuanya
dihafal.” Ucap Na Hyun yang sibuk dengan ponselnya.
“Makanya.
Kau punya waktu yang sulit karena itu semua.” Ucap Yeon Sung
Na Hyun
tak ingin membahasnya memilih untuk tidur saja karena mengantuk. Yeon Sung mengeluh apda anaknya
selalu mengantuk saat berbicara tentang
sekolah. Na Hyun tetap ingin tidur siang.
“Aku
tidak akan mengalah hari ini. Dan perlu mengatakan apa yang ada di pikiranku.”
Kata Yeon Sung sudah duduk. Na Hyun meminta setelah tidur siang.Yeon Sung pun
setuju kembali berbaring dengan menatap anaknya.
Nyonya Han
berjalan di depan penjual buah, Tuan Oh mengeluh tak ada yang bisa dilihat
karena hanya pasar loak seperti lainnya. Nyonya Han tiba-tiba terjatuh, Tuan Oh
panik bertanya apakah istrinya merasakan pusing dan lelah. Nyonya Han yang
berjongkok ingin berdiri.
“Jangan
bangun... Istirahat sedikit lebih lama.” Ucap Tuan Oh panik. Nyonya Han dengan
wajah pucat merasa baik-baik saja. Tuan Oh tahu istrinya tidak baik.
“Aku akan
lebih baik jika makan dan istirahat.. Aku
baru saja... sedikit pusing.” Akui Nyonya Han.
“Itu
karena kau tidak makan dengan benar. Sekarang Cepat kembali, kita istirahat.”
Ucap Tuan Oh lalu bergegas pergi. Nyonya Han hanya bisa melonggo karena
ditinggal sendirian lalu mengajak suaminya untuk pergi bersama.
Kyung Jae
menarik So Ran keluar dari butik wajahnya terlihat panik karena apabila
mereka melakukan pembelian lebih dari
1,8 juta won maka Ada biaya tambahan saat melewati bea cukai jadi perlu
memintanya untuk menuliskan tanda terima di bawah 1,8 juta won.
“Apa
mereka mau melakukan itu?” ucap So Ran tak yakin. Kyung Jae pikir benar juga.
“Bahasa
Inggrisku bukan masalah.”kata Kyung Jae. So Ran seperti tak yakin Kyung Jae bisa
melakukannya?
“Aku bisa
melakukannya dan harus percaya diri. Aku akan bilang... "I know this is
2.000 euro. "Tapi, You give me... This is 1.300..." kata Kyung Jae
lalu berpikir kalau bahasa inggrisnya salah.
“Ayo
bayar pajaknya. Aku akan membayarnya.”
Ucap So Ran. Kyung Jae tetap ingin mencoba lalu berpikir harusnya Membayar
pajak. So Ran langsung mengangguk dan bergegas masuk ke dalam toko. Kyung jae
masih terus memikirkan cara mengucapkanya.
So So dan
Ma Roo mengayuh sepeda mengelilingi kotak sampai ke sebuah mersucuar. Mereka
pun makan siang bersama di bangku taman dan terlihat saling menatap. Lalu menuntun
sepeda dengan menyeberangi jalan, setelah itu berhenti didepan gereja. So So
menyuruh Ma Roo untuk foto didepanya. Ma Roo pun tanpa canggung lagi
memperlihatkan gayanya.
Yeon Sung
terbangun melihat tempat yang ditidur Na Hyun terbaa bangun, wajahanya langsung
panik karena anaknya sudah tak ada disampingnya dan berteriak
memanggilnya. Lalu teringat dengan pesan
So So kalau bertemu di bus jam 5 sore.
Ia
mencoba menelp anaknya tapi tak aktif,
lalu bergegas masuk ke dalam bus tanpa mengidahkan pertanyaan So So yang
menyambutnya datang. Yeon Sung tak
melihat Na Hyun ada didalam bus dan
kembali turun dengan wajah panik.
“Apa Na
Hyun belum kesini?”tanya Yeon Sung. So So mengatakan belum karena berpikir
mereka selalu bersama.
“Kami ada
di pantai, tapi dia menghilang. Dia tidak akan pergi ke mana pun sendirian.”
Ucap Yeon Sung panik.
“Ini
adalah tempat yang aman, jadi aku yakin
tidak ada yang terjadi. Sekarang Ini belum jam 5 malam. Jadi kita tunggu
sebentar.” So So menenangkan.
Yeon Sung
mengirimkan pesan pada anaknya agar menjawab telpnya. So So So sibuk menelp dan memeberitahu
kalau sudah menelepon polisi, tapi tidak
ada orang asing di sana dan bertanya apakah Yeon Sung sudah mencoba
meneleponnya.
“Dia
tidak akan menjawab dan juga tidak akan membalas smsku.” Ucap Yeon Sung panik
“Apa kau
punya aplikasi pelacak di ponselmu?” tanya So So. Yeon Sung mengatakan kalau Na
Hyun sudah menghapusnya karena melanggar privasinya. So So pun meminta agar
Yeon Sung menunggu sebentar.
So So
naik ke dalam bus memberitahu akan
segera pergi, tapi 1 orang belum kembali, jadi akan menunggu. So So kembali menemui Yeon Sung pikir Na Hyun
bisa saja tersesat, Jadi akan mencarinya. Yeon Sung pikir akan memeriksa pantai sekali lagi.
“Jika
kita saling tersesat, itu bisa jadi lebih sulit. Kau tidak tahu jalannya, jadi
aku pikir kau harus menunggu di sini.” Ucap
So So
“Apa
masalahnya?” tanya Ma Roo yang sedari tadi melihat dari dalam bus. So So
mengaku bukan apa-ada dan meminta agar menunggu dalam bus saja.
“Pasanganmu
belum datang, kan? Aku melihatmu memanggilnya. Apa Dia tidak menghubungimu?”
ucap Ma Roo. Yeon Sung menganguk.
“Baiklah
kita cari dia bersama... Aku akan mencarinya juga.” Kata Ma Roo.
“Tidak,
jika kita saling mencari, itu akan menjadi lebih sulit. Dan kau tidak tahu
jalannya.” Kata So So menahan Ma Roo pergi.
“Peta
sangat penting saat mencari orang. Aku berada di tim pencari di pasukan khusus.”
Ucap Ma Roo.
Saat itu
Kyung Jae dan So Ran turun dari bus,
menanyakan hal yang sapa apa yang terjadi. Akhirnya mereka berkumpul, Ma
Roo memperlihatkan peta membagi tugas Yeon Sung bisa pergi ke pantai, sementara
Keyung Jae dan So Ran ke arah toko, sementara Ia dan So So akan berpisah dan
mencari di lorong.
“Apa itu
terdengar bagus?” tanya Ma Roo. Semua menganguk.
“Dia bisa
saja pergi ke hotel yang salah dan tertidur sambil menunggu. Jadi Periksa lobi
hotel, dan hubungi So So jika menemukannya.” Kata Ma Roo. Saat itu Tuan Oh dan
Nyonya Han ikut turun dari bus bertanya apakah terjadi sesuatu.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar