PS
: All images credit and content copyright : KBS
Kang Soo
melewati jalan dan tiba-tiba seperti dicegat oleh 3 orang pria, lalu bertanya
siapa mereka. Salah satu pria memberitahu kalau
mereka tukang antar di wilayah yang sama dengannya. Kang Soo balik
bertanya memangnya kenapa, seperti tak punya masalah.
“Kalau
kau masuk ke wilayah orang lain harusnya
kau bilang pada kami. Apa bahkan seorang anak baru angkuh di wilayah ini? Kalau
memang sudah sadar diri, rendah dirilah sedikit. Dan jangan melototi kami.” Ucap
salah satu ketua. Kang Soo pun ingin tahu apa mau mereka semua.
“Ada
teman bernama Baek Gong Gi di Holy Noodle. Pergilah ke sana, dan perkenalkan
dirimu. Dia akan menyuruhmu sesuatu, dan melakukan apa yang kau lakukan.” Ucap salah
seorang pria.
“Lupakan
saja Baek Gong Gi.(Berarti "100 mangkuk") Aku akan pergi menemui pria
bernama Seribu Mangkuk jika dia pernah muncul.”kata Kakng Soo
“Apa
Barusan kau membuat guyonan dengan nama orang itu? Hei, dia pasti ahli bela
diri. Kalau kau terus main-main begitu kau akan lumpuh! Mereka bisa saja tidak
akan baik padamu!” kata beberapa pria
“Aku akan
mengurus semuanya, jadi kalian pergi saja. Aku sedang sibuk.” Kata Kang Soo
Salah
satu pria ingin melawan karena Kang Soo menantang, si ketua menahanya bisa
mengerti kalau Kang Soo sedang sibuk dan beranjak pergi. Kang Soo menghela
nafas kalau ternyata Seoul pasti tempat
yang besar dan Di wilayah seperti ini memang masih ada rupanya.
Dan Ah
membawa makanan dan salah seorang anak menunjuk ke arahnya. Si ibu memberitahu
anaknya kalau Dan Ah, seorang wanita tukang antar Jjajangmyeon dan menasehat
Kalau tidak belajar dengan giat, maka pasti akan seperti mereka. Dan Ah tak
bisa menahan diri untuk tak berkomentar.
“Permisi...
Dengan melakukan ini, kau harus pintar melakukannya. Yaitu harus tahu arah
jalan dengan baik dan menghitung dengan cepat.” Tegas Dan Ah. Si wanita tak
banyak berkata-kata lagi segera bergegas pergi.
Dan Ah
membaca ke sebuah ruangan, seperti Pria hidung belang. Si pria mengaku kalau
mendengar ada tukang antar wanita cantik di sekitar gedung dan ternyata benar.
Dan Ah pikir dirinya juga seperti wanita tukang antar kopi.
“Kau juga
wanita yang sangat jenaka. Pasti susah pekerjaanmu?” kata si pria. Dan Ah
mengaku tak masalah.
“Wow, kau
benar-benar sesuatu... Kau memang tegas.” Kata si pria mengoda dengan menepuk
bokong Dan Ah.
Dan Ah
tak bisa diam saja langsung memelintir tangan si pria. Si pria langsung
merintih kesakitan, meminta maaf karena tidak sadar melakukannya. Dan Ah malah
makin menekannya agar membuat si pria jera.
“Pekerjaanku
takkan sulit kalau orang sepertimu lenyap. Apa kau Tahu?” ucap Dan Ah. Si pria
kembali meminta maaf.
“Kau
takkan tahu karena kau anak baru di sini. Kalau kau sekali lagi menyentuhku, semua
persendianmu akan kupatahkan.” Kata Dan Ah. Si pria meminta agar segera
dilepaskan tanganya.
Dan Ah
pun melepaskan dan meminta uangnya, si pria buru-buru memberikanya. Lalu Dan Ah
mengatakan tidak mau naik-turun tangga, jadi tinggalkan saja mangkuknya di
lantai atas. Si pria mengangguk mengerti lalu Dan Ah pikir kalau memang ingin
pesan makanan lebih baik dari tempat lain karena tidak mau melihatnya lagi. Si
pria pun mengangguk mengerti.
Kang Soo
mengemudikan mobilnya dan berhenti, karena berpapasan dengan Dan Ahn, lalu
keduanya sama-sama berteriak “Berkendara dengan benar”. Restoran pun tutup, Si
wanita dan Tuan Jung berjalan pulang pamit lebih dulu pada Kang Soo serta Dan Ah.
“Haruskah
aku mengantarmu pulang?” ucap Tuan Jung. Si wanita mengangguk tapi kalau memang
ingin dibunuh olehnya. Tuan Jung pun berbalik arah untuk tak mengantarnya.
“Hei,
hubungan mereka itu apa?” tanya Kang Soo. Dan Ah pikir Kan Soo tidak perlu tahu
dan Bekerjalah saja.
“Haruskah
kau bicara seperti itu? Akan kutuntut kau nanti. Aku bahkan ingin membuatmu
membayar biaya hukum juga.” Ucap Kang Soo kesa
“ Sudah
kubilang aku mau. Jangan bicara omong kosong dan banyak-banyaklah bertindak.
Itu masalahmu. Paham?” kata Dan Ah. Kang Soo kesal mendengarnya.
“Aku sudah
mengembalikan semua mangkuk dan mencuci piring. Sisanya kau yang kerja, jadi
uruslah.” Kata Dan Ah menaiki mobilnya.
“Tidak
perlu khawatir, karena aku lebih baik darimu.” Balas Kang Soo
“Pagi-pagi
akan kuperiksa apa kerjamu benar atau tidak.” Ujar Dan Ah. Kang Soo mengejek
bertanya memangnya siapa Kang Soo. Dan Ah
menegaskan kalau ia adalah Orang yang bisa memecatnya dan kembali memanggilnya “Oppa”
dengan memberikan semangat. Kang Soo hanya bisa mengumpat kesal melihat Dan Ah.
Ji Yoon
duduk depan gedung merasa kelelehan sambil berkata kalau banyak yang bilang,
mereka akan menderita kalau lari dari rumah lalu merasa lapar. Ia pun makin
lapar ketika ada orang yang lewat membawa pizza, dan melihat ada sisa makanan
dekatnya. Tapi akhirnya berusaha menyadarkan agar Jangan dilihat, tapi karena
perutnya tak bisa tahan mulai makan babi goreng dan saat itu Kang Soo datang
dengan motornya.
“Apa Kau
belum menyelesaikan makanmu?” ucap Kang Soo pura-pura tak tahu. Ji Yoon
mengelengkan kepala dengan wajah malu mengaku sudah selesai makan.
“Aku suka
makanannya. Terima kasih.” Kata Ji Yoon malu dan ingin segera pergi. Kang Soo
memanggilnya kalau Ji Yoon belum membawa tasnya. Ji Yoon mengambil tasnya dan
ingin segera pergi.
“Hei.. Ikuti
aku... Ayo kita makan makanan bersih.” Kata Kang Soo.
“Tidak,
kurasa kau salah paham dari yang kau lihat.” Ucap Ji Yoon. Kang Soo pun
mengambil tas Ji Yoon untuk segera mengikutinya.
Kang Soo
memasakan jajangmyun di dapur restoran, Ji Yoon melihatnya seperti terpana lalu
mulai makan dengan lahap.
Ayah Ji
Yoon menelp anak buahnya bertanya apakah sudah menemukannya? Anak buahnya
meminta maaf kalau mereka belum menemukan karena Ji Yoon yang mematikan
ponselnya dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi.. Ayah Ji Yoon langsung menutup
telp dengan wajah kesal.
“Haruskah
kau memblokir kartu kredit Ji Yoon sekarang?” kata Ayah Ji Yoon pada istrinya.
Nyonya Jung mengeluh suaminya terus membahasnya masalah ini.
“Apa Kau
tak tahu betapa bahayanya dia kalau tidak makan dan minum di luar sana?” kata
Ayah Ji Yoon.
“Dia
harus kedinginan dan kelaparan untuk kembali ke rumah. Jika kau membuat mereka
mengejarnya lagi, maka pasti akan mendapatkan hasilnya.” Kata Ibu Ji Yoon lalu
beranjak pergi.
Ji Yoon mengucapkan termakasih lalu berpikir kalau Kang
Soo adalah seorang koki. Kang Soo mengaku cuma belajar dari mereka yang sudah
handal, lalu bertanya apakah Ji Yoon lari dari rumah. Ji Yoon membenarkan.
“Kau
menghabiskan semua uangmu dan kartu kredit ibumu diblokir.” Kata Kang Soo. Ji
Yoon membenarkan.
“Sepertinya
kau sudah hidup seperti gelandangan selama tiga hari.” Ungkap Kang Soo. Ji Yoon
seperti tak percaya Kang Soo bisa mengetahuinya.
“Apa
maksudmu? Kau kelaparan sekitar tiga hari dan nekat makan sisa daging babi asam
manis.”kata Kang Soo.
“Ahh.. Tolong
jangan diungkit lagi.” Ungkap Ji Yoon malu. Kang Soo ingin tahu umur Ji Yoon sekarang.
Ji Yoon mengaku kalau Umurnya 23 tahun.
“Jangan
bohong. Kenapa usia 23 tahun lari dari rumah? Mungkin kau harus pindah. Cepat
katakan padaku. Bahkan tanpa seragam dan lipstik, aku tahu, jadi umurmu berapa?”
kata Kang Soo
“Seberapa
tua aku kelihatannya?” ucap Ji Yoon. Kang Soo bisa menebak Ji Yoon itu anak
SMA, Ji Yoon membenarkan dan balik bertanya umur Kang Soo.
“Kau ini.
Harusnya kau memanggilku "Ahjussi." Aku selisih 7 tahun darimu.” Kata
Kang Soo. Ji Yoon mengerti kalau artinya umur Kang Soo 25 tahun.
“Kenapa
kau lari dari rumah?”tanya Kang Soo. Ji Yoon hanya menjawab kalau Karena ada
masalah.Kang Soo tak mengerti maksudnya.
“Di buku
tentang pembesarkan anak, mereka membahas jumlah masalah keluarga. Semua anak
akan mengganggu orang tua mereka. Jumlahnya akan selalu sama. Lalu, kau tidak
bisa tumbuh menjadi terlalu taat dan damai. Kemudian semua masalah itu akan
tumpah ruah di kemudian hari.” Jelas Ji Yoon.
Kang Soo
mengangguk mengerti saja. Ji Yoon mengaku Sampai sekarang, belum pernah bilang
tidak dan Yang paling cuma bilang, "bolehkah aku tidak melakukannya".
Lalu ibunya bilang kalau harus melakukannya dengan semua alasan dan ia pun tak
bisa menolak hanya bisa berkata "ya, aku mengerti" Lalu ia pun
marah-marah.
“Jadi,
apa yang akan kau lakukan sekarang? Apa yang akan kau lakukan kali ini?” tanya
Kang Soo. Ji Yoon hanya diam saja.
Kang Soo
membentangkan alas tidur di kamarnya, lalu menasehati kalau Sebelum tidur,
bayangkan wajah orangtuanya seratus kali. Ji Yoon hanya diam saja. Kang Soo
menyuruh Ji Yoon agar menjawabnya. Ji Yoon pun mengatakan akan melakukannya.
“Tidurlah.”
Kata Kang Soo lalu keluar dari ruangan. Ji Yoon ingin menekan kunci, Tiba-tiba
Kang Soo masuk lagi membuat Ji Yoon terkejut.
“Tutup
jendela sebelum tidur.” Ucap Kang Soo lalu sengaja mengunci pintu dari dalam. Ji
Yoon tersenyum melihat kebaikan Kang Soo.
Tuan Baek
Gong Gi seperti sedang berdoa pada Buddha, anak buahnya menceritakan Kang Soo
yang tidak sopan sekali bahkan mengejek nama Tuan Baek. Tuan Baek mengerti
kalau Kang Soo adalah pria seperti itu. Mereka memutuskan akan mengurusnya.
“Biarkan
saja dia. Jangan main-main dengan mata pencaharian seseorang.” Ucap Min Chan
“Kami
tidak main-main dan kami sangat marah.” Ucap Ketua genk.
“Lakukan
yang kalian mau. Tapi Ingatlah ini... Kami tidak menyakiti wanita dan
anak-anak.” Kata Tuan Baek.
“Jangan
khawatir. Kami tidak akan mendapatkan gadis pemarah yang terlibat dalam hal
ini.” Ucap Byung Soo lalu melihat ponselnya kalau Sudah waktunya Yeon Ji pulang
kerja.
Byung Soo
dkk bergegas pergi memastikan kalau Yeon Ji lewat, Mereka yakin kaalu Yeon Ji
itu lambat pulangnya, jadi belum pulang. Seorang wanita dari belakang, berjalan
dengan sangat mengoda karena badanya yang bagus. Byung Soo dii langsung
berkomentar Yeon Ji adalah mahakarya.
“Dialah
sumber keberkahan di wilayah ini.” Ucap Byung Joo. Ho Young pikir kalau Yoga-lah
jawabannya.
Yeo Jin
menaiki tangga dan masuk kamar, Dan Ah langsung memperingatakan supaya Jangan
lambat lagi pulangnya, karena Di sekitar lingkungan rumah banyak pengganggu dan
pakaian dalam meraka pernah dicuri. Yeon Ji meminta maaf karena pergi minum dengan
instruktur lainnya.
“Kulihat,
gadis Hapkido ini mulai belajar Bahasa Inggris dengan giat.” Kata Yeon Ji. Dan
Ah membenarkan.
“Hei,
harusnya kau berhenti kebiasaan minummu dan belajarlah Bahasa Inggris juga. Setidaknya
kau harus tahu kata kerja infinitif itu apa.” Ucap Dan Ah.
“Apa? Kau
bilang Tofu dan romantis?” ejek Yeon Ji dengan otak mesumnya. Dan Ah mengumpat
Yeon Ji sudah gila.
“Apa
orang-orang tahu betapa bodohnya dirimu?” ejek Dan Ah. Yeon Ji mengaku tak
masalah karena punya tubuh indah
“Tapi...
haruskah kau pindah? Memikirkanmu pergi itu membuatku sedih.” Ucap Yeon Ji.
Dan Ah
pikir memang harus pergi. Yeon Ji ingin tahu alasanya. Dan Ah pikir Yeon Ji
tahu kalau Masa depan yang suram bahkan bagi mereka yang lulus kuliah dan Apa
lulusan SMA sepertinya masih ada harapan, menurutnya Tidak ada harapan lagi.
“Tidak peduli
kerja kerasmu bagaimana, kau hanya jadi orang yang malang. Itu hanya sistem
yang hebat dari Hell Joseon.” Kata Dan Ahn. Yeon Ji pun ingin tahu kapan akan
pergi.
“Bila aku
menabung sampai 100 juta won.”kata Dan Ah. Yeon Ji ingin tahu itu kapan. Dan Ah
memperlihatkan hitung mundur dari ponsenya. Yeon Ji merasa Dan Ah memang
beruntung.
“Ah, aku
hanya perlu bekerja setengah tahun lagi. Lalu aku pun bisa melarikan diri.
Selamat tinggal Korea. Selamat tinggal Hell Joseon!” kata Dan Ah membaringkan
tubuhnya. Yeon Ji pun meminta Dan Ah tak membahasnya karena membuatnya sedih
“Akan aku
kirimkan kau surel nanti dan juga mau video call denganmu.” Kata Dan Ah. Yeon Ji
malah makin merengek agar Dan Ah tak pergi.
Kang Soo
berbicara dengan dua adiknya dengan video Call. Sang adik bertanya apakah Kang
Soo sudah tidur, Kang Soo membenarkan. Sang adik pikir Kang Soo yang tidur lebih
awal. Kang Soo pikir kalau sangat lelah
hari ini dan ingin tahu kenapa menelpnya. Sang adik memberitahu kalau Mesin motornya
terus mati.
“Kau
menelepon saat mengalami kecelakaan dan bila ada yang patah. Memang aku ini
asuransi?” ejek Kang Soo
“Hyung,
aku merindukanmu. Sekali-kali datang berkunjung. “ ucap pria lainya yang ikut
video call. Kang Soo berjanji akan mengunjunginya dalam tiga hari dan menutup
telpnya.
Kang Soo
tertidur lelap di kursi sampai matahari masuk ke celah jendela. Dan Ah masuk ke
dalam restoran melihat Kang Soo, langsung memanggilnya “Oppa.” Kang Soo kaget
melihat Dan Ah sudah ada didepan wajahnya dan bertanya Kapan sampai di
restoran. Dan Ah mengaku Baru saja.
“Kenapa
kau tidur di sini? Memang ada hantu di kamar itu?” ejek Dan Ah. Kang Soo
mengaku kalau hanya memikirkan sesuatu.
“Siap-siaplah
bekerja.” Kata Dan Ah. Kang Soo teringat kalau semalama memberikan tumpakan
pada Ji Yoon lalu bergegas naik ke lantai atas.
Kang Soo
mengetuk pintu meminta Ji Yoon bangun karena mereka ada masalah, tak terdengar
suara dari dalam. Akhirnya Kang Soo membuka pintu dan tak melihat Ji Yoon dalam
kamar bahkan sudah rapih, lalu melihat sebuah note “Ahjussi... Terima kasih.”
Kang Soo pun heran memikirkan kemana Ji Yoon akan pergi. Ji Yoon sudah duduk di pinggir sungai Han.
“23 tahun
bukan umur untuk menjadi anak pelarian.cMelainkan 23 tahun adalah umur untuk
bisa mandiri.” Ucap Ji Yoon lalu merasakan perutnya yang lapar dan memanggil
Kang Soo kalau ingin sarapan.
Ji Kyu
sarapan bersama dengan keluarganya. Tuan Oh Sung Hwan tiba-tiba mengeluh mereka
masih berada jauh, karena melihat sepuluh perusahaan teratas, perusahaan elit seperti sudut toko dan melihatnya lebih
dekat, seperti toko pinggir jalan.
“Jangan
melihat ke bawah, Selalu melihat ke atas.” Kata Tuan Oh. Kakak Ji Kyu
mengangguk kalau akan mengingatnya. Tuan Oh pun menyuruh agar melanjutkan
makanan.
“Lalu Apa
rencanamu?” tanya Tuan Oh pada Ji Kyu yang lebih sibuk makan. Ji Kyu mengaku
hanya itu saja.
“Aku tahu
jawabanmu itu. Kau selalu samar-samar, selalu tidak ada tujuan. Lalu Kau tidak
introspektif. Tapi, kau selalu bersenang-senang. Sementara itu, orang yang melihatmu
jadi sangat kecewa.” Kata Tuan Oh menyindirnya. Ji Kyu membenarka dan ibunya
mencoba bicara pada sang ayah.
“Sudahlah...
Jangan seperti itu,dan uruslah juga hal lain. Seperti itulah tugasnya.” Kata Ibu
Ji Kyu
“Aku
selalu melihat banyak perusahaan yang gagal karena itu. Mereka membaginya jadi
dua kalau dua anak dan tiga kalau tiga anak. Kau kehilangan semua daya saing
yang melakukan itu. Jadi Hiduplah apa adanya. Seperti orang tolol.” Ungkap Tuan
Oh dengan menyindir pada Ji Kyu. Dan Ji Kyu mengaku mengerti dan kembali makan.
Kakaknya datang
dari belakang membuat Ji Kyu kaget, lalu meminta Maaf. Ji Kyu bertanya
memangnya kenapa meminta maaf. Sang kakak pikir ucapan ayahnya itu "Jangan
melihat ke bawah dan Selalu melihat ke atas." Kalau ia terdengar seperti
Tuan Oh.
Ia lalu
memberikan sebuah kartu agar membeli mobil baru. Ji Kyu mengejek sang kakak
yang terlihat ikhlas sekali memberikannya. Sang kakak menyuruh adiknya agar
mengunakan untuk kesenangannya. Ji Kyu pun terlihat bahagia bisa menerima kartu
kredit dari sang kakak.
Ji Kyu
sudah ada didalam mobil dengan wajah bahagi mengaku kalau suka aromanya, lalu
mengeluarkan tangan dengan bangga mengatakan kalau dirinya memang orang bodoh.
Tuan Jung
kaget mengetahui kalau Stok mangkuk sudah habis. Kang Soo menjelaskan semua
pelanggan bilang sudah meninggalkan mangkuknya dan lupa mengembalikannya, tapi tidak
bisa menemukannya di mana pun. Tuan Jung menyuruh Kang Soo untuk bicaralah
dengan Dan Ah. Kang Soo binggung kenapa dengan Dan Ah.
“Ya,
bicaralah pada Dan Ah... Kau itu teman Dan Ah.” Ucap si wanita sambil
merapihkan lipstiknya.
“Itu
terasa sangat aneh, Carilah semuanya dengan baik.” Kata Dan Ah sudah siap
mengantar.
“Tapi,
sejujurnya aku tidak tahu siapa yang mengambilnya.” Kata Kang Soo binggung.
“Kalau
kau tidak bisa cari, maka kau akan dipecat. Oppa, hwaiting.” Kata Dan Ah
kembali mengejeknya.
Kang Soo
mengemudikan motornya, dan melihat Byung Soo dkk sedang berbicara kalau mangkuk
hilang saat diantar maka akan menggila. Byung Soo dkk sadar kalau Kang Soo
mendengarnya dan mengajak mereka kabur.
Akhirnya
Kang Soo mencoba mengejar kotak piringnya, tapi malah di ajak bercanda dengan
saling mengoper satu sama lain yang membuatnya kelimpungan. Kang Soo mengejar
Ho Young yang terakhir kali membawa mangkuknya, Ho Young panik karena mangkuknya
bukan padanya.
“Menurutmu
aku bodoh? Aku cuma perlu menangkap salah satu dari kalian.” Kata Kang Soo. Ho
Young menegaskan kalau tidak punya mangkuknya. Saat itu motornya sampai di
jalan buntu, lalu turun dari motor. Kang Soo sempat langsung memukul kepala Ho
Young.
“Tenanglah...
Kita bicarakan hal ini.” Kata Ho Young. Kan Soo langsung menanyakan keberadan
tempat Holy Noodle dan Baek Gong Gi.
Kang Soo
naik ke atap gedung dengan memastikan kalau Tuan Baek itu di balik semuanya, Tuan
Baek pikir itu mungkin saja menurutnya Bisa dibilang ada kesempatan bagus yang
dilakukan. Kang Soo pikir Tuan Baek itu sedang asik bercanda. Keduanya mulai
berkelahi tapi, Kang Soo kalah jauh dari Tuan Baek.
“Kalau
kau mau menyerang, lakukanlah tanpa aturan. Apa Kau paham?” ucap Tuan Baek
dengan sedikit menginjak dada Kang Soo dan menyuruhnya pergi.
“Kapan-kapan
kita bertemu lagi dengan cara yang sopan.” Kata Tuan Baek. Kang Soo
mengejarnya, tapi Tuan Baek bisa menendangnya lalu mendorong sampai ke pinggir
gedung sambil memperingatkan agar bisa berhenti karena tidak bisa
mengalahkannya.
“Kembalikan
mangkukku” teriak Kang Soo yang membuat Tuan Baek binggung. Kaki Kang Soo
merangkul kaki Tuan Baek yang membuatnya melayang. Tuan Baek panik karena
mereka akan jatuh.
“Kembalikan
mangkuk itu sekarang!” teriak Kang Soo. Tuan Baek meminta Kang Soo melepaskan
karena mereka berdua akan jatuh lalu mati.Kang Soo terus menarik Tuan Baek agar
mau mengembalikan mangkuknya.
[Epilog]
Kang Soo
berada di pelabuhan bertanya pada ayahnya, kemana saja karena Ayah adalah
pasien kanker yang melarikan diri dari RS selama sepuluh hari. Tuan Choi hanya
diam saja. Kang Soo kesal dengan ayahnya, yang membuatnya cemas dan ingin tahu
apa yang Tuan Choi lakukan.
“Seoul.” Ucap
Tuan Choi singkat. Kang Soo makin marah mendengar karena menduga ayahnya yang
pergi mencari wanita itu lagi.
“Apa Ayah
ini bodoh? Kenapa Ayah ingin menemui wanita yang kabur membawa semua uangmu?
Coba Lihatlah. Dongjinho dan Manseon 1 Kedua kapal itu milik Ayah. Ini tidak
akan terjadi pada Ayah jika Ayah masih memilikinya. Ayah tidak akan menderita
seperti ini jika bukan karena wanita itu.” Teriak Kang Soo marah
“Jangan
panggil dia "wanita itu". Dia itu ibumu.” Ucap Tuan Choi
“Kenapa
wanita seperti itu menjadi ibuku? Sudah Mati saja. Jangan membuatku jadi kesal
begini, dan mati saja.” Kata Kang Soo penuh amarah dan akan pergi.
“Kang
Soo... Kau sudah hidup baik-baik. Hanya karena kau tidak punya ibu atau ayah,
jangan jadi keras dan dingin. Hiduplah menjadi orang yang baik. “pesan Tuan Choi.
Kang Soo benar-benar tak percaya ayahnya masih saja sampai akhir mencari orang
yang membuatnya sudah dan memilih pergi. Bayangan Tuan Choi pun menghilang.
Kang Soo
membawa abu ayahnya dan ingin menyebar di laut, ia berdiri diatas perahu
sendirian sambil menebar abu berkata pada mendiang ayahnya.
“Tapi, aku akan memastikan wanita itu. Aku
akan menemukannya dan memberitahunya. Tentang bagaimana Ayah hidup setelah apa
yang dia lakukan... Tentang bagaimana Ayah meninggal... Aku akan pastikan dia
tahu. Aku akan memastikannya. Selamat tinggal.” Ucap Kang Soo lalu menangis
histeris karena mengetahui ayahnya yang sudah hidup sudah.
Akhirnya
ia pun pergi naik kereta menuju Seoul mencari orang yang selama ini sudah
menyusahkan ayahnya.
Bersambung
ke episode 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar