PS
: All images credit and content copyright : KBS
Eun Ho
menunggu di depan cafe Bo Ra, saat itu Tae Woon juga membawa payung melihat Eun
Ho yang terus menunggu. Saat Bo Ra selesai berkerja, Eun Ho memberikan payung.
Bo Ra menolaknya. Eun Ho melihat hujan yang turun dengan deras.
“Kau
punya maksud lain, 'kan?”kata Bo Ra. Eun Ho mengaku Tidak.
“Jadi
kenapa kau mengurung diri dan mengabaikan perasaan orang lain? “ kata Eun Ho.
Bo Ra merasa Eun Ho itu tak tahu.
“Kau
benar. Aku tidak tahu apa-apa. Aku tidak tahu apa yang membuatmu mengunci hati
atau apa yang membuatmu seterluka itu. Tapi.. Aku tidak memikirkan soal itu.
Tentang seberapa berat, semua ini untuk kau tanggung sendirian. Betapa
kesepiannya kau selama ini.” Kata Eun Ho
“Kalau
begitu pergilah. Jangan hiraukan aku.” Kata Bo Ra.
“Kalau
begitu, ayo kita lakukan ini
bersama-sama. Kau pasti kesulitan melakukan semua ini sendiri tapi kalau kita
melakukannya bersama mungkin akan ada jalan keluar lain.” Ucap Eun Ho membujuk.
Bo Ra
menegaskan akan mengurus urusannya sendiri dan Eun Ho jangan ikut campur. Eun
Ho membalas kalau tidak bisa, ia meminta agar Bo Ra Jangan bersaksi, bahkan
tidak perlu melakukannya tapi mengajak bisa berteman, makan bersama dan berbagi
kesulitan bersama.
“Teman
bisa menertawakan hal bodoh bersama dan melakukan banyak hal.” Ucap Eun Ho
“Aku.. tidak
percaya pada hal semacam itu. Aku tidak
percaya teman dan persahabatan. Pada orang-orang bilang akan Melindungiku Jadi,
jangan datang lagi.” Kata Bo Ra lalu berjalan pergi. Eun Ho pun tak
mengejarnya.
Bo Ra
berjalan dengan basah kuyup dan melihat Tae Woon suah ada didepanya. Dengan
sinis bertanya apa lagi. Tae Woon memberikan payungnya kalau Hujan turun lalu
berjalan pergi. Di sekolah, Eun Ho dengan sengaja duduk bersama di kantin. Bo
Ra pun mengambalikan payung yang dipinjamkan Tae Woon.
Bo Ra berjalan
keluar dari ruangan, melihat Dae Hwi tatapan langsung sinis dan pergi begitu
saja. Dae Hwi berjalan ke arah berlawanan dan kaget melihat Bo Ra yang jatuh
tak sadarkan diri. Dokter langsung menangani Bo Ra di ruang IGD.
“Tubuhnya
lemah karena stres jadi dia harus berhati-hati.” Jelas Dokter. Dae Hwi
mengangguk mengerti dan mengucapkan Terima kasih.
“Dan
juga, kami menemukan pil anti depresi dalam barang bawaannya. Sepertinya dia
sudah minum itu selama lebih dari setahun. Dalam dua hari ke depan, dia tidak
boleh minum itu.” Jelas Dokter. Dae Hwi menganguk mengerti dan terlihat shock.
Bo Ra
masih berbaring, Dae Hwi mengingat itu saat Bo Ra meminta tolong pada Tae Woon
agar memberikan amplop dan mengatakan
“Semoga dia senang setelah menjual jiwa dan hati nuraninya.”
Eun Ho
melihat semua tulisan di dinding yang memberikan dukungan, dan Kim Song, Yoon Jae Hyuk, Han Yoon Hee.
Lalu kaget melihat nama Seo Bo Ra. Eun Ho tak percaya dan melihat Bo Ra dan
mengejarnya, lalu mengucapkan Terima kasih. Bo Ra bertanya untuk apa.
“Aku
sudah lihat... Namamu.” Ucap Eun Ho bahagia.
“Aku
hanya.. aku tidak bermaksud apa-apa. Semua anak-anak menulisnya.” Kata Bo Ra.
“Tidak...
Bagiku, itu sangat berarti. Artinya kau sedang menyemangatiku.” Kata Eun Ho
“Kenapa sih
manusia-manusia rendah itu tidak sadar diri? Harusnya kuhancurkan saja dia
sejak awal. Benar 'kan?” kata Hee Chan terlihat sangat marah
“Hee
Chan... Apa kau sama sekali.. tidak merasa bersalah pada Bo Ra sedikitpun?”
ucap Dae Hwi. Hee Chan merasa tak merasakan kesalahan.
“Pikirkan
apa yang sudah kulakukan untuk dia.” Ucap Hee Chan tak peduli.
“Bo Ra...sepertinya
menjalani terapi psikologis sejak peristiwa itu.” Ucap Dae Hwi. Hee Chan pikir
tak ada urusan denganya.
“Aku
semakin takut..Kalau suatu saat aku, akan jadi seperti dirimu yang kulihat
sekarang.” Ungkap Dae Hwi seperti Hee Chan sudah kehilangan hati nuraninya.
Ibu Hee
Chan menyakinkan semua yang terjadi bukan salah anaknya Jadi jangan memikirkan
dan lebih baik Persiapkan saja ujian akhirnya, karena akan mengurus sisanya.
Hee Chan mengaku tidak memikirkannya sama sekali.
“Komite
Pengawas sekolah mengadakan pertemuan. Sepertinya.. direktur sekolah akan melakukan
sesuatu pada Ra Eun Ho.” Ucap Ibu Hee Chan. Hee Chan bertanya kenapa seperti itu.
“Tae Woon
bergaul dengannya dan menyebabkan masalah. Dia mungkin mau memisahkan mereka
berdua. Dengan mengeluarkan atau memindahkan Ra Eun Ho.” Kata Ibu Hee Chan.
Kepsek
Yang keluar dari ruanganya berteriak kalau X yang pasti akan menangkapnya. Hee
Chan tak sengaja lewat melihatnya dan diam-diam masuk ruangan melihat banyak
note dan juga gambar seperti ruang penyelidikan untuk menemukan X,
(X berasal dari kelas 11-1? Bukankah Ra Eun Ho adalah kaki
tangannya?)
Lalu ia
mengingat saat Hasil evaluasi dipublikasikan tapi hanya kelas mereka lalu Byung
Joo mengatakan X adalah siswa kelas mereka. Hee Chan melihat semua informasi
penyedikan dari Ra Eun Ho, Oh Sa Rang, Hyun Tae Woon, lalu Pembuat Masalah,
Tersangka Utama, Gambaran tentang X.
“Itu
artinya Ra Eun Ho adalah tersangka utama. Kalau Eun Ho bukan X, maka dia
mungkin adalah kaki tangan seseorang.” Kepsek Yang menuliskan kalau ia benar-benar akan menangkap X dan kembali ke posisiku!.
Hee Chan
memikirkan tentang Hyun Tae Woon, kalau Dan hal yang baru-baru ini dilakukan X
adalah.. membongkar tentang kecurangan lomba Matematika. Ia mengingat saat
video di kirim pada semua ponsel anak-anak.
“Orang
yang diuntungkan dengan aksi X ini adalah Dae Hwi.Kalau begitu X.. adalah Dae
Hwi?”gumam Hee Chan curiga.
Hee Chan
kembali menemui Dae Hwi, meminta maaf karena sudah keterlaluan belakangan ini.
Dae Hwi menegaskan tidak mau ikut campur
soal Bo Ra, Hee Chan mangatakan tapi ingin meminta Dae Hwi melakukan hal lain dan ingin tahu siapa X itu
“Aku
tidak tahu. Aku tidak punya ide soal itu.” Ucap Dae Hwi seperti tak peduli.
“Hanya
hasil evaluasi kelas kita yang diumumkan. Eun Ho, pernah dicurigai menjadi X dan
dia juga menggambar webtoon tentang X. Bukankah kau merasa itu aneh?” kata Hee
Chan. Dae Hwi terlihat binggung.
“Bagaimana
kalau Eun Ho bukan dijebak tapi benar-benar kaki tangannya X? Kalau begitu dia
tidak perlu menjalani persidangan lagi Dia akan langsung dikeluarkan. Kalau aku
benar X sepertinya adalah orang yang sangat dekat dengan Eun Ho. Jadi.. temukan
X untukku Kau sepertinya terlalu banyak berpikir belakangan ini. Dae Hwi yang
kukenal. adalah seseorang yang keren.” Ucap Hee Chan.
Eun Ho
mengobrol dengan Sa Rang, Hee Chan datang langsung membahas "Siswa X"
dan menurutnya Seru sekali ceritanya. Eun Ho tak percaya Hee Chan bisa melihat
itu. Hee Chan pikir itu serial webtoon jadi Semua orang bisa melihat.
“Tapi
Boleh aku tanya kau sesuatu? X dalam ceritamu. Apa itu hanya khayalanmu?” kata
Hee Chan sengaja ingin mencari tahu.
“Aku
mendapat ide dari X yang sebenarnya, dan ceritanya tercipta begitu saja.” Kata
Eun Ho. Hee Chan mengangguk mengerti, Diam-diam Tae Woon juga ikut mendengar
“Aku
merasa itu terlalu nyata untuk jadi cerita.” Komentar Hee Chan. Sa Rang kesal
merasa Hee Chan mencurigai Eun Ho sebagai X padahal sebelumnya sudah pernah
dibahas dan hasilnya bukan Eun Ho.
“Tentu
saja Eun Ho bukan X-nya. X adalah seseorang yang punya banyak pengaruh. “ Ucap
Hee Chan. Tae Woon hanya diam saja dan Dae Hwi terlihat tegang.
“Entah
bagaimana Eun Ho bisa menggambar webtoon tentang X. Pasti ada yang menjadi
modelnya.” Gumam Hee Chan memikirnya dan mengingat saat Tae Woon yang
mengancamnya.
“Kalau
kau bikin masalah dengan Eun Ho lagi kubunuh kau.” Ucap Tae Woon. Lalu keduanya yang mendapatkan
hukuman untuk karena masuk ruang guru bersama.
“Mereka
bahkan masuk dengan paksa ke ruang guru bersama-sama baru-baru ini. Tapi X-lah
yang melaporkan Tae Woon.” Gumam Hee Chan. Saat video beredar, Tae Woon yang
terlihat marah karena disudutkan dengan video yang beredar.
“Bagaimana
kalau itu hanyalah taktik untuk menyembunyikan X yang sebenarnya? Eun Ho dan
X.. Kalau ini benar, semua akan semakin menarik.” Ucap Hee Chan.
Dae Hwi
berjalan sendiri mengingat ucapan Hee Chan “Kalau Eun Ho tidak dijebak.. dan dia adalah kaki tangan X? Maka
tidak perlu ada persidangan lagi. Dia akan langsung dikeluarkan.”
Lalu ia melihat Eun Ho yang sedang berjalan bersama dengan Tae Woon seperti
makin akrab.
Hee Chan
sengaja menunggu Tae Woon yang baru keluar dan mengaku kalau Ada sesuatu yang
ingin diketahui, soal X dan ingin tahu pendapatnya, karena teman-temanya bilang
X berasal dari kelas mereka. Tae Woon meminta Hee Chan agar jantan saja karena Ngomong
saja tidak becus.
“Kenapa?
Apa Aku mengira aku ini X? Dan kalau iya kenapa? Lalu Kau mau apa?” ucap Tae
Woon sengaja menantang. Hee Chan hanya
diam saja.
Eun Ho
dan Tae Woon bertemu di ruang rahasia. Tae Woon membereskan drone yang dibuat
untuk kepala sekolah. Eun Ho merasa kalau Hee Chan hanya menebak. Tae Woon meminta Eun Ho harus
lebih berhati-hati pada Hee Chan.
“Sudah
jelas tampak di wajahnya..kalau dia itu iblis.” Ucap Tae Woon.
“Kalau
begitu untuk sementara kau tidak boleh ke sini.” Kata Eun Ho
“Apa kau
takut kita tidak bisa menghabiskan waktu bersama?” goda Tae Woon. Eun Ho
mengejek Tae Woon agak sakit dan periksa ke dokter.
“Pokoknya,
tidak ada salahnya hati-hati sementara ini.” Kata Tae Woon.
“Kenapa
mendadak Hee Chan membicarakan X? Padahal semua masalah ini saja sudah
menyebalkan.” Kata Eun Ho
“Dia
pasti merencanakan sesuatu.” Pikir Tae Woon. Eun Ho memikirkanya, lalu merasa
Tae Woon Sesuatu yang penting.
Tae Woon
sudah menunggu Eun Ho di parkiran, melihat mata Eun Ho benar-benar bengkak dan
berpikir kalau tidak tidur. Eun Ho memberitahu kalau Sidang insiden itu akan
diadakan hari ini, jadi mana mungkin akan bisa tidur.
“Apa yang
kau cemaskan? Semua akan baik-baik saja. Jangan cemas. Mengerti?” kata Tae Woon
yakin lalu mengajak Eun Ho agar segera masuk.
Eun Ho
sudah duduk di dalam ruangan auditoriumn dengan spanduk bertuliskan Sidang
Kasus Kekerasan di Sekolah. Guru Park mengatakan sudah mengumpulkan
pendapatsemua anggota komite dan guru. Kesimpulannya, bahwa tidak ada bukti
yang bisa mendukung Eun Ho.
“Dan..
kami memutuskan kalau kau.. adalah penyerang dalam kasus kekerasan ini..” ucap
Guru Park, tiba-tiba terdengar suara Tae Woon dan masuk bersama Bo Ra.
“Jadi, Bo
Ra... tidak ada yang ingin kau sampaikan selain testimonimu ini.” Ucap
Pengacara. Guru Shim membela kalau Bo Ra ada di lokasi kejadian.”
“Aku
punya rekaman videonya.” Ucap Bo Ra, semua terkejut mendengarnya.
Saat
kejadian Bo Ra yang tak bisa berbuat apa-apa memilih untuk merekam dari
ponselnya saat Hee Chan mendorong Eun Ho sampai terjatuh. Semua guru melihat
seperti tak percaya ternyata memang Eun Ho yang di dorong oleh Hee Chan bukan
sebaliknya.
“Ada
sesuatu lagi yang ingin aku katakan. Aku mengajukan sidang ulang untuk kasus
Seo Bo Ra dan Yoo Bit Na.” Ucap Guru Shim yang akan membela Bo Ra karena yakin
pasti tak bersalah. Eun Ho dan Bo Ra bisa ikut tersenyum mendengarnya.
Eun Ho
mendengar cerita Tae Woon seperti tak percaya,
kalau memberitahukan semua pada Bo Ra. Tae Woon tahu Bo ra harus membuat
keputusan yang sulit jadi ingin menunjukkan
kesungguhannya.
Flash Back
Tae Woon
mengajak Bo Ra masuk ke dalam ruang rahasia. Bo Ra tak percaya melihat semua
perlengkapan barang yang di gunakan X dan Tae Woon adalah X.
“Apa kau
percaya padaku sekarang? Kalau aku bohong atau aku gagal Melindungimu, laporkan
saja aku. Ini adalah bukti kalau aku sungguh-sungguh.” Ucap Tae Woon.
Eun Ho
tak habis pikir dengan yang dilakukan Tae Woon. Tae Woon malah balik bertanya
apakah Eun Ho yang masih belum paha, yaitu ingin bersama Eun Ho dengan
memberikan senyuman yang mengoda. Eun Ho melihat Tae Woon yang berdiri
didepanya meminta agar Tae Woon juga jangan senyum.
“Kenapa?
Apa melihatku tersenyum membuatmu berdebar?” goda Tae Woon. Eun Ho terus
berusaha agar Tae Woon tak mendekat padanya.
Bo Ra
menuliskan laporan dalam layar komputer, ia seperti ragu dan menatap Eun Ho
serta Tae Woon yang menemaninya. Eun Ho seperti memberikan Bo Ra agar bisa
berani melakukanya.
“Aku ingin melaporkan tindakan
kekerasan di SMA Geumdo. Aku ada di kelas 11-1. Namaku Seo Bo Ra. Walaupun aku
adalah korban.. aku dijadikan sebagai pelaku dalam catatan.”
Hee Chan
kembali menemui Bo Ra kalau tak akan ada yang berubah dari semua ini dan Apa
yang akan dapatkan. Bo Ra menegaskan
tidak sedang berusaha mendapatkan apa-apa, tapi hanya ingin mengambil
kembali apa yang sudah diambil dari Hee Chan.
“Kau
membuatku terdengar seperti orang yang menganiayamu.” Ucap Bo Ra
“Pokoknya,
menyerah sajalah kau. Kecuali kau ingin semuanya jadi semakin runyam.” Kata Hee
Chan.
“Tidak.
Aku tidak akan menyerah.” Tegas Bo Ra. Hee Chan pikir Bo Ra sedang bercanda dan
ingin memukul Bo Ra agar menyerah.
Saat itu
Dae Hwi datang langsung memberikan pukulan pada Hee Chan., Hee Chan seperti tak
percaya kalau Dae Hwi berani melakukanya, bahkan membuat kartu anggota yang
diberikanya, begitu juga Bo Ra ternyata
di bela oleh Dae Hwi.
Keduanya
bertemu di cafe, Dae Hwi mengaku seharusnya minta maaf sejak lama dan sekarang
sudah sangat terlambat. Bo Ra mengaku sudah tahu karena Hee Chan tidak punya
pilihan. Dae Hwi merasa bersaah kaalu menggunakan alasan itu dan melakukan hal
jahat.
“Seseorang
bertanya padaku, apa aku harus menjatuhkan diri ke jurang seperti itu. Apa aku
tidak punya cara lain.” Kata Dae Hwi.
“Seseorang
mengatakan padaku, kalau aku pasti kesulitan melakukan ini seorang diri tapi
jika bersama-sama pasti akan ada jalan keluar” ucap Bo Ra
“Sepertinya
ini adalah saat di mana aku harus bersikap berani 'kan? Kau sudah bersikap berani.
Aku tahu, pasti juga berat bagimu melakukan ini Sendirian selama ini.” Kata Dae
Hwi
“Dae Hwi,
terima kasih.. karena sudah minta maaf meski ini terlambat. Aku juga akan
bersikap berani mulai sekarang.” Ucap Bo Ra.
Mentri
kembali datang melihat Keadaannya
ternyata lebih serius dari yang mereka duga, jadi mereka akan mengawasi kasus
Seo Bo Ra sampai akhir. Guru Park dan Tuan Hyun ikut juga dalam rapat.
“Jangan
biarkan korban dihukum tanpa sebab, Direktur Hyun.” Ucap Mentri. Tuan Hyun
mengangguk mengerti.
Bit Na
memanggil Bo Ra mengetahui kalau menulis surat keluhan pada Kementrian
Pendidikan dan menegaskan kalau tak mungkin bisa menang. Bo Ra malah menantang kalau Bit Na takut ketahuan karena sudah menjebaknya. Bit
Na pikir Bo Ra sudah gila karena tak mungkin takut.
“Kalau
begitu kau tunggu saja. Lihat sejauh mana kau akan dihukum karena kebohonganmu
itu. Aku tidak akan menyerah dengan mudah kali ini apalagi mengabaikannya
begitu saja.” Ucap Bo Ra tak takut. Bit Na terlihat marah.
“Kenapa? Apa
kau mau merengek pada ibumu lagi?” ejek Bo Ra. Bit Na ingin memukul Bo Ra tapi
Bo Ra bisa menahanya, semua anak seperti tak percaya melihatnya.
“Sudah
kubilang, aku tidak akan tinggal diam lagi. Jadi Tunggu saja.” Ucap Bo Ra. Bit
Na yang kesal akhirnya masuk kedalam kelas.
“Wow. Bo
Ra sudah kembali. Dia sama sekali tidak berubah.” Ucap Jung Il dan Young Woo.
“Apa kau
senang? Aku tahu kalianlah yang memulai gosipnya. Mungkin aku juga akan
menyebarkan gosip tentang seberapa rendahnya kau ini.” Tegas Bo Ra. Jung Il dan
Young Woo berusaha mengelak.
“Seperti
yang kalian bilang, aku memang pernah pacaran dengan Hee Chan. Jadi aku tahu
banyak hal 'menyenangkan' soal kalian.” Kata Bo Ra. Keduanya pura-pura tak mengerti.
Duk Soo
dan Byung Joo melihat sikap Bo Ra yang berani melawan memberikan jempolnya
sebagai pujianya. Eun Ho melonggo dari pintu belakang dengan Tae Woon memberikan
jempol dan juga senyuman.
“Gosip
bermula dari tempat yang tak biasa.Dan grafitasinya menyebar di tempat yang tak
terduga. Seperti gosip yang tak menyebar dengan sendirinya, kita juga tidak
sendiri. Bersama memang tidak akan menyelesaikan segalanya tapi setidaknya
dengan bersama, kita bisa bertahan lebih kuat.” Gumam Eun Ho yang sudah lebih
dekat dengan Bo Ra di ruang rahasia bersama Tae Woon.
Dae Hwi
mengetahui Hee Chan yang mengirim pesan pada X, Hee Chan memberitahu kalau akan
bertemu jam 10 malam ini di aula dan kalau tidak muncul, maka Eun Ho yang akan
menanggung akibatnya dan akhirnya setuju. Dae Hwi terlihat terdiam dan gugup.
Tae Woon
keluar dari ruang rahasia. Eun Ho bertanya apakah ada yang salah. Tae Woon
mengaku tak ada tapi Eun Ho bisa melihat Tae Won yang cemas. Tae Woon malah
makin mengodanya kalau setiap ekspresiny
selalu membuatnya cemas. Eun Ho pikir mereka lebih baik jangan bicara saja..
“Tidak...
Aku lelah.. Pulang dan istirahatlah.Kau pasti capek.” Kata Tae Woon. Eun Ho
bertanya balik apa yang akan dilakukan Tae Woon. Tae Woon terlihat gugup.
“Kau
kedengaran seperti mau melakukan sesuatu.” Kata Eun Ho curiga
“Apa yang
mau kulakukan memangnya? Apa Memikirkanmu?”goda Tae Woon. Eun Ho tak bisa
bicara lagi memilih untuk pamit pergi.
Tae Woon
sudah mengunakan jaket hitam menutupi wajahnya membaca pesan yang dikirimkan
Hee Chan “Datanglah
ke aula jam 10 ini Atau Eun Ho yang akan kena akibatnya.” Hee Chan
masuk aula dan sudah siap dengan kameranya. Seorang pria pun masuk ke dalam
aula.
“Kita
akhirnya bertemu, Tidak ada gunanya lari. Aku sudah merekammu dari sini.” Ucap Hee
Chan tapi dikagetkan saat melihat didalam jaket adalah Dae Hwi.
“Apa yang
kau kagetkan?” ucap Dae Hwi mengejek. Hee Chan benar-benar tak percaya
melihatnya merasa kalau ini hanya bercanda.
“Kalau
orang tahu, kau memaksaku melakukan banyak hal dengan menjadi X, menurutmu
bagaimana reaksi orang-orang?” ucap Dae Hwi. Hee Chan kaget dan sadar kalau
masih merekam. Keduanya pun saling menatap.
Tae Woon,
X sebenarnya menerima pesan dari Hee Chan (Datanglah ke aula jam 10, atau Eun Ho yang
akan kena akibatnya.) lalu meneriman pesan lain kalau Lokasinya berubah, Bukan
aula. Tapi ruang musik.
Akhirnya
Tae Woon akan pergi ke ruang musik, dan tak sengaja bertemu dengan sosok yang
sama mengunakan jaket. Dae Hwi membuka hoddienya lebih dulu dan Tae Woon juga
mengikutinya. Keduanya saling menatap seperti berusaha untuk saling membantu.
Bersambung
ke episode 11
kasihan bangat si bo ra disakiti pacarnya sendri.
BalasHapusmakin seru😍 gk sabar nunggu episode berikutnyaaaa
BalasHapusSeruu
BalasHapus