PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 16 Agustus 2017

Sinopsis School 2017 Episode 10 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Eun Ho menunggu di depan cafe Bo Ra, saat itu Tae Woon juga membawa payung melihat Eun Ho yang terus menunggu. Saat Bo Ra selesai berkerja, Eun Ho memberikan payung. Bo Ra menolaknya. Eun Ho melihat hujan yang turun dengan deras.
“Kau punya maksud lain, 'kan?”kata Bo Ra. Eun Ho mengaku Tidak.
“Jadi kenapa kau mengurung diri dan mengabaikan perasaan orang lain? “ kata Eun Ho. Bo Ra merasa Eun Ho itu tak tahu.
“Kau benar. Aku tidak tahu apa-apa. Aku tidak tahu apa yang membuatmu mengunci hati atau apa yang membuatmu seterluka itu. Tapi.. Aku tidak memikirkan soal itu. Tentang seberapa berat, semua ini untuk kau tanggung sendirian. Betapa kesepiannya kau selama ini.” Kata Eun Ho
“Kalau begitu pergilah. Jangan hiraukan aku.” Kata Bo Ra.
“Kalau begitu, ayo kita  lakukan ini bersama-sama. Kau pasti kesulitan melakukan semua ini sendiri tapi kalau kita melakukannya bersama mungkin akan ada jalan keluar lain.” Ucap Eun Ho membujuk.
Bo Ra menegaskan akan mengurus urusannya sendiri dan Eun Ho jangan ikut campur. Eun Ho membalas kalau tidak bisa, ia meminta agar Bo Ra Jangan bersaksi, bahkan tidak perlu melakukannya tapi mengajak bisa berteman, makan bersama dan berbagi kesulitan bersama.
“Teman bisa menertawakan hal bodoh bersama dan melakukan banyak hal.” Ucap Eun Ho
“Aku.. tidak percaya pada hal  semacam itu. Aku tidak percaya teman dan persahabatan. Pada orang-orang bilang akan Melindungiku Jadi, jangan datang lagi.” Kata Bo Ra lalu berjalan pergi. Eun Ho pun tak mengejarnya.
Bo Ra berjalan dengan basah kuyup dan melihat Tae Woon suah ada didepanya. Dengan sinis bertanya apa lagi. Tae Woon memberikan payungnya kalau Hujan turun lalu berjalan pergi. Di sekolah, Eun Ho dengan sengaja duduk bersama di kantin. Bo Ra pun mengambalikan payung yang dipinjamkan Tae Woon. 


Bo Ra berjalan keluar dari ruangan, melihat Dae Hwi tatapan langsung sinis dan pergi begitu saja. Dae Hwi berjalan ke arah berlawanan dan kaget melihat Bo Ra yang jatuh tak sadarkan diri. Dokter langsung menangani Bo Ra di ruang IGD.
“Tubuhnya lemah karena stres jadi dia harus berhati-hati.” Jelas Dokter. Dae Hwi mengangguk mengerti dan mengucapkan Terima kasih.
“Dan juga, kami menemukan pil anti depresi dalam barang bawaannya. Sepertinya dia sudah minum itu selama lebih dari setahun. Dalam dua hari ke depan, dia tidak boleh minum itu.” Jelas Dokter. Dae Hwi menganguk mengerti dan terlihat shock.
Bo Ra masih berbaring, Dae Hwi mengingat itu saat Bo Ra meminta tolong pada Tae Woon agar memberikan amplop  dan mengatakan “Semoga dia senang setelah menjual jiwa dan hati nuraninya.” 

Eun Ho melihat semua tulisan di dinding yang memberikan dukungan,  dan Kim Song, Yoon Jae Hyuk, Han Yoon Hee. Lalu kaget melihat nama Seo Bo Ra. Eun Ho tak percaya dan melihat Bo Ra dan mengejarnya, lalu mengucapkan Terima kasih. Bo Ra bertanya untuk apa.
“Aku sudah lihat... Namamu.” Ucap Eun Ho bahagia.
“Aku hanya.. aku tidak bermaksud apa-apa. Semua anak-anak menulisnya.” Kata Bo Ra.
“Tidak... Bagiku, itu sangat berarti. Artinya kau sedang menyemangatiku.” Kata Eun Ho 

“Kenapa sih manusia-manusia rendah itu tidak sadar diri? Harusnya kuhancurkan saja dia sejak awal. Benar 'kan?” kata Hee Chan terlihat sangat marah
“Hee Chan... Apa kau sama sekali.. tidak merasa bersalah pada Bo Ra sedikitpun?” ucap Dae Hwi. Hee Chan merasa tak merasakan kesalahan.
“Pikirkan apa yang sudah kulakukan untuk dia.” Ucap Hee Chan tak peduli.
“Bo Ra...sepertinya menjalani terapi psikologis sejak peristiwa itu.” Ucap Dae Hwi. Hee Chan pikir tak ada urusan denganya.
“Aku semakin takut..Kalau suatu saat aku, akan jadi seperti dirimu yang kulihat sekarang.” Ungkap Dae Hwi seperti Hee Chan sudah kehilangan hati nuraninya. 

Ibu Hee Chan menyakinkan semua yang terjadi bukan salah anaknya Jadi jangan memikirkan dan lebih baik Persiapkan saja ujian akhirnya, karena akan mengurus sisanya. Hee Chan mengaku tidak memikirkannya sama sekali.
“Komite Pengawas sekolah mengadakan pertemuan. Sepertinya.. direktur sekolah akan melakukan sesuatu pada Ra Eun Ho.” Ucap Ibu Hee Chan. Hee Chan bertanya kenapa seperti itu.
“Tae Woon bergaul dengannya dan menyebabkan masalah. Dia mungkin mau memisahkan mereka berdua. Dengan mengeluarkan atau memindahkan Ra Eun Ho.” Kata Ibu Hee Chan. 

Kepsek Yang keluar dari ruanganya berteriak kalau X yang pasti akan menangkapnya. Hee Chan tak sengaja lewat melihatnya dan diam-diam masuk ruangan melihat banyak note dan juga gambar seperti ruang penyelidikan untuk menemukan X,
 (X berasal dari kelas 11-1? Bukankah Ra Eun Ho adalah kaki tangannya?)
Lalu ia mengingat saat Hasil evaluasi dipublikasikan tapi hanya kelas mereka lalu Byung Joo mengatakan X adalah siswa kelas mereka. Hee Chan melihat semua informasi penyedikan dari Ra Eun Ho, Oh Sa Rang, Hyun Tae Woon, lalu Pembuat Masalah, Tersangka Utama, Gambaran tentang X.
“Itu artinya Ra Eun Ho adalah tersangka utama. Kalau Eun Ho bukan X, maka dia mungkin adalah kaki tangan seseorang.” Kepsek Yang menuliskan kalau ia  benar-benar  akan menangkap X dan kembali ke posisiku!.
Hee Chan memikirkan tentang Hyun Tae Woon, kalau Dan hal yang baru-baru ini dilakukan X adalah.. membongkar tentang kecurangan lomba Matematika. Ia mengingat saat video di kirim pada semua ponsel anak-anak.
“Orang yang diuntungkan dengan aksi X ini adalah Dae Hwi.Kalau begitu X.. adalah Dae Hwi?”gumam Hee Chan curiga. 


Hee Chan kembali menemui Dae Hwi, meminta maaf karena sudah keterlaluan belakangan ini. Dae Hwi menegaskan  tidak mau ikut campur soal Bo Ra, Hee Chan mangatakan tapi ingin meminta Dae Hwi  melakukan hal lain dan ingin tahu siapa X itu
“Aku tidak tahu. Aku tidak punya ide soal itu.” Ucap Dae Hwi seperti tak peduli.
“Hanya hasil evaluasi kelas kita yang diumumkan. Eun Ho, pernah dicurigai menjadi X dan dia juga menggambar webtoon tentang X. Bukankah kau merasa itu aneh?” kata Hee Chan. Dae Hwi terlihat binggung.
“Bagaimana kalau Eun Ho bukan dijebak tapi benar-benar kaki tangannya X? Kalau begitu dia tidak perlu menjalani persidangan lagi Dia akan langsung dikeluarkan. Kalau aku benar X sepertinya adalah orang yang sangat dekat dengan Eun Ho. Jadi.. temukan X untukku Kau sepertinya terlalu banyak berpikir belakangan ini. Dae Hwi yang kukenal. adalah seseorang yang keren.” Ucap Hee Chan. 


Eun Ho mengobrol dengan Sa Rang, Hee Chan datang langsung membahas "Siswa X" dan menurutnya Seru sekali ceritanya. Eun Ho tak percaya Hee Chan bisa melihat itu. Hee Chan pikir itu serial webtoon jadi Semua orang bisa melihat.
“Tapi Boleh aku tanya kau sesuatu? X dalam ceritamu. Apa itu hanya khayalanmu?” kata Hee Chan sengaja ingin mencari tahu.
“Aku mendapat ide dari X yang sebenarnya, dan ceritanya tercipta begitu saja.” Kata Eun Ho. Hee Chan mengangguk mengerti, Diam-diam Tae Woon juga ikut mendengar
“Aku merasa itu terlalu nyata untuk jadi cerita.” Komentar Hee Chan. Sa Rang kesal merasa Hee Chan mencurigai Eun Ho sebagai X padahal sebelumnya sudah pernah dibahas dan hasilnya bukan Eun Ho.
“Tentu saja Eun Ho bukan X-nya. X adalah seseorang yang punya banyak pengaruh. “ Ucap Hee Chan. Tae Woon hanya diam saja dan Dae Hwi terlihat tegang.
“Entah bagaimana Eun Ho bisa menggambar webtoon tentang X. Pasti ada yang menjadi modelnya.” Gumam Hee Chan memikirnya dan mengingat saat Tae Woon yang mengancamnya.
“Kalau kau bikin masalah dengan Eun Ho lagi kubunuh kau.”  Ucap Tae Woon. Lalu keduanya yang mendapatkan hukuman untuk karena masuk ruang guru bersama.
“Mereka bahkan masuk dengan paksa ke ruang guru bersama-sama baru-baru ini. Tapi X-lah yang melaporkan Tae Woon.” Gumam Hee Chan. Saat video beredar, Tae Woon yang terlihat marah karena disudutkan dengan video yang beredar.
“Bagaimana kalau itu hanyalah taktik untuk menyembunyikan X yang sebenarnya? Eun Ho dan X.. Kalau ini benar, semua akan semakin menarik.” Ucap Hee Chan.
Dae Hwi berjalan sendiri mengingat ucapan Hee Chan “Kalau Eun Ho tidak dijebak.. dan dia adalah kaki tangan X? Maka tidak perlu ada persidangan lagi. Dia akan langsung dikeluarkan.” Lalu ia melihat Eun Ho yang sedang berjalan bersama dengan Tae Woon seperti makin akrab. 



Hee Chan sengaja menunggu Tae Woon yang baru keluar dan mengaku kalau Ada sesuatu yang ingin diketahui, soal X dan ingin tahu pendapatnya, karena teman-temanya bilang X berasal dari kelas mereka. Tae Woon meminta Hee Chan agar jantan saja karena Ngomong saja tidak becus.
“Kenapa? Apa Aku mengira aku ini X? Dan kalau iya kenapa? Lalu Kau mau apa?” ucap Tae Woon sengaja menantang.  Hee Chan hanya diam saja.  

Eun Ho dan Tae Woon bertemu di ruang rahasia. Tae Woon membereskan drone yang dibuat untuk kepala sekolah. Eun Ho merasa kalau Hee Chan  hanya menebak. Tae Woon meminta Eun Ho harus lebih berhati-hati pada Hee Chan.
“Sudah jelas tampak di wajahnya..kalau dia itu iblis.” Ucap Tae Woon.
“Kalau begitu untuk sementara kau tidak boleh ke sini.” Kata Eun Ho
“Apa kau takut kita tidak bisa menghabiskan waktu bersama?” goda Tae Woon. Eun Ho mengejek Tae Woon agak sakit dan periksa ke dokter.
“Pokoknya, tidak ada salahnya hati-hati sementara ini.” Kata Tae Woon.
“Kenapa mendadak Hee Chan membicarakan X? Padahal semua masalah ini saja sudah menyebalkan.” Kata Eun Ho
“Dia pasti merencanakan sesuatu.” Pikir Tae Woon. Eun Ho memikirkanya, lalu merasa Tae Woon Sesuatu yang penting. 

Tae Woon sudah menunggu Eun Ho di parkiran, melihat mata Eun Ho benar-benar bengkak dan berpikir kalau tidak tidur. Eun Ho memberitahu kalau Sidang insiden itu akan diadakan hari ini, jadi mana mungkin akan bisa tidur.
“Apa yang kau cemaskan? Semua akan baik-baik saja. Jangan cemas. Mengerti?” kata Tae Woon yakin lalu mengajak Eun Ho agar segera masuk. 

Eun Ho sudah duduk di dalam ruangan auditoriumn dengan spanduk bertuliskan Sidang Kasus Kekerasan di Sekolah. Guru Park mengatakan sudah mengumpulkan pendapatsemua anggota komite dan guru. Kesimpulannya, bahwa tidak ada bukti yang bisa mendukung Eun Ho.
“Dan.. kami memutuskan kalau kau.. adalah penyerang dalam kasus kekerasan ini..” ucap Guru Park, tiba-tiba terdengar suara Tae Woon dan masuk bersama Bo Ra.
“Jadi, Bo Ra... tidak ada yang ingin kau sampaikan selain testimonimu ini.” Ucap Pengacara. Guru Shim membela kalau Bo Ra ada di lokasi kejadian.”
“Aku punya rekaman videonya.” Ucap Bo Ra, semua terkejut mendengarnya.
Saat kejadian Bo Ra yang tak bisa berbuat apa-apa memilih untuk merekam dari ponselnya saat Hee Chan mendorong Eun Ho sampai terjatuh. Semua guru melihat seperti tak percaya ternyata memang Eun Ho yang di dorong oleh Hee Chan bukan sebaliknya.
“Ada sesuatu lagi yang ingin aku katakan. Aku mengajukan sidang ulang untuk kasus Seo Bo Ra dan Yoo Bit Na.” Ucap Guru Shim yang akan membela Bo Ra karena yakin pasti tak bersalah. Eun Ho dan Bo Ra bisa ikut tersenyum mendengarnya. 

Eun Ho mendengar cerita Tae Woon seperti tak percaya,  kalau memberitahukan semua pada Bo Ra. Tae Woon tahu Bo ra harus membuat keputusan yang sulit jadi  ingin menunjukkan kesungguhannya.
Flash Back
Tae Woon mengajak Bo Ra masuk ke dalam ruang rahasia. Bo Ra tak percaya melihat semua perlengkapan barang yang di gunakan X dan Tae Woon adalah X.
“Apa kau percaya padaku sekarang? Kalau aku bohong atau aku gagal Melindungimu, laporkan saja aku. Ini adalah bukti kalau aku sungguh-sungguh.” Ucap Tae Woon. 

Eun Ho tak habis pikir dengan yang dilakukan Tae Woon. Tae Woon malah balik bertanya apakah Eun Ho yang masih belum paha, yaitu ingin bersama Eun Ho dengan memberikan senyuman yang mengoda. Eun Ho melihat Tae Woon yang berdiri didepanya meminta agar Tae Woon juga jangan senyum.
“Kenapa? Apa melihatku tersenyum membuatmu berdebar?” goda Tae Woon. Eun Ho terus berusaha agar Tae Woon tak mendekat padanya. 

Bo Ra menuliskan laporan dalam layar komputer, ia seperti ragu dan menatap Eun Ho serta Tae Woon yang menemaninya. Eun Ho seperti memberikan Bo Ra agar bisa berani melakukanya.
“Aku ingin melaporkan tindakan kekerasan di SMA Geumdo. Aku ada di kelas 11-1. Namaku Seo Bo Ra. Walaupun aku adalah korban.. aku dijadikan sebagai pelaku dalam catatan.”

Hee Chan kembali menemui Bo Ra kalau tak akan ada yang berubah dari semua ini dan Apa yang akan dapatkan. Bo Ra menegaskan  tidak sedang berusaha mendapatkan apa-apa, tapi hanya ingin mengambil kembali apa yang sudah diambil dari Hee Chan.
“Kau membuatku terdengar seperti orang yang menganiayamu.” Ucap Bo Ra
“Pokoknya, menyerah sajalah kau. Kecuali kau ingin semuanya jadi semakin runyam.” Kata Hee Chan.
“Tidak. Aku tidak akan menyerah.” Tegas Bo Ra. Hee Chan pikir Bo Ra sedang bercanda dan ingin memukul Bo Ra agar menyerah.
Saat itu Dae Hwi datang langsung memberikan pukulan pada Hee Chan., Hee Chan seperti tak percaya kalau Dae Hwi berani melakukanya, bahkan membuat kartu anggota yang diberikanya,  begitu juga Bo Ra ternyata di bela oleh Dae Hwi. 

Keduanya bertemu di cafe, Dae Hwi mengaku seharusnya minta maaf sejak lama dan sekarang sudah sangat terlambat. Bo Ra mengaku sudah tahu karena Hee Chan tidak punya pilihan. Dae Hwi merasa bersaah kaalu menggunakan alasan itu dan melakukan hal jahat.
“Seseorang bertanya padaku, apa aku harus menjatuhkan diri ke jurang seperti itu. Apa aku tidak punya cara lain.” Kata Dae Hwi.
“Seseorang mengatakan padaku, kalau aku pasti kesulitan melakukan ini seorang diri tapi jika bersama-sama pasti akan ada jalan keluar” ucap Bo Ra
“Sepertinya ini adalah saat di mana aku harus bersikap berani 'kan? Kau sudah bersikap berani. Aku tahu, pasti juga berat bagimu melakukan ini Sendirian selama ini.” Kata Dae Hwi
“Dae Hwi, terima kasih.. karena sudah minta maaf meski ini terlambat. Aku juga akan bersikap berani mulai sekarang.” Ucap Bo Ra. 

Mentri kembali datang melihat  Keadaannya ternyata lebih serius dari yang mereka duga, jadi mereka akan mengawasi kasus Seo Bo Ra sampai akhir. Guru Park dan Tuan Hyun ikut juga dalam rapat.
“Jangan biarkan korban dihukum tanpa sebab, Direktur Hyun.” Ucap Mentri. Tuan Hyun mengangguk mengerti. 

Bit Na memanggil Bo Ra mengetahui kalau menulis surat keluhan pada Kementrian Pendidikan dan menegaskan kalau tak mungkin bisa menang.  Bo Ra malah menantang kalau Bit Na  takut ketahuan karena sudah menjebaknya. Bit Na pikir Bo Ra sudah gila karena tak mungkin takut.
“Kalau begitu kau tunggu saja. Lihat sejauh mana kau akan dihukum karena kebohonganmu itu. Aku tidak akan menyerah dengan mudah kali ini apalagi mengabaikannya begitu saja.” Ucap Bo Ra tak takut. Bit Na terlihat marah.
“Kenapa? Apa kau mau merengek pada ibumu lagi?” ejek Bo Ra. Bit Na ingin memukul Bo Ra tapi Bo Ra bisa menahanya, semua anak seperti tak percaya melihatnya.
“Sudah kubilang, aku tidak akan tinggal diam lagi. Jadi Tunggu saja.” Ucap Bo Ra. Bit Na yang kesal akhirnya masuk kedalam kelas. 

“Wow. Bo Ra sudah kembali. Dia sama sekali tidak berubah.” Ucap Jung Il dan Young Woo.
“Apa kau senang? Aku tahu kalianlah yang memulai gosipnya. Mungkin aku juga akan menyebarkan gosip tentang seberapa rendahnya kau ini.” Tegas Bo Ra. Jung Il dan Young Woo berusaha mengelak.
“Seperti yang kalian bilang, aku memang pernah pacaran dengan Hee Chan. Jadi aku tahu banyak hal 'menyenangkan' soal kalian.” Kata Bo Ra.  Keduanya pura-pura tak mengerti.
Duk Soo dan Byung Joo melihat sikap Bo Ra yang berani melawan memberikan jempolnya sebagai pujianya. Eun Ho melonggo dari pintu belakang dengan Tae Woon memberikan jempol dan juga senyuman.
“Gosip bermula dari tempat yang tak biasa.Dan grafitasinya menyebar di tempat yang tak terduga. Seperti gosip yang tak menyebar dengan sendirinya, kita juga tidak sendiri. Bersama memang tidak akan menyelesaikan segalanya tapi setidaknya dengan bersama, kita bisa bertahan lebih kuat.” Gumam Eun Ho yang sudah lebih dekat dengan Bo Ra di ruang rahasia bersama Tae Woon.

Dae Hwi mengetahui Hee Chan yang mengirim pesan pada X, Hee Chan memberitahu kalau akan bertemu jam 10 malam ini di aula dan kalau tidak muncul, maka Eun Ho yang akan menanggung akibatnya dan akhirnya setuju. Dae Hwi terlihat terdiam dan gugup. 



Tae Woon keluar dari ruang rahasia. Eun Ho bertanya apakah ada yang salah. Tae Woon mengaku tak ada tapi Eun Ho bisa melihat Tae Won yang cemas. Tae Woon malah makin mengodanya kalau  setiap ekspresiny selalu membuatnya cemas. Eun Ho pikir mereka lebih baik jangan bicara saja..
“Tidak... Aku lelah.. Pulang dan istirahatlah.Kau pasti capek.” Kata Tae Woon. Eun Ho bertanya balik apa yang akan dilakukan Tae Woon. Tae Woon terlihat gugup.
“Kau kedengaran seperti mau melakukan sesuatu.” Kata Eun Ho curiga
“Apa yang mau kulakukan memangnya? Apa Memikirkanmu?”goda Tae Woon. Eun Ho tak bisa bicara lagi memilih untuk pamit pergi. 

Tae Woon sudah mengunakan jaket hitam menutupi wajahnya membaca pesan yang dikirimkan Hee Chan “Datanglah ke aula jam 10 ini Atau Eun Ho yang akan kena akibatnya.” Hee Chan masuk aula dan sudah siap dengan kameranya. Seorang pria pun masuk ke dalam aula.
“Kita akhirnya bertemu, Tidak ada gunanya lari. Aku sudah merekammu dari sini.” Ucap Hee Chan tapi dikagetkan saat melihat didalam jaket adalah Dae Hwi.
“Apa yang kau kagetkan?” ucap Dae Hwi mengejek. Hee Chan benar-benar tak percaya melihatnya merasa kalau ini hanya bercanda.
“Kalau orang tahu, kau memaksaku melakukan banyak hal dengan menjadi X, menurutmu bagaimana reaksi orang-orang?” ucap Dae Hwi. Hee Chan kaget dan sadar kalau masih merekam. Keduanya pun saling menatap. 

Tae Woon, X sebenarnya menerima pesan dari Hee Chan  (Datanglah ke aula jam 10, atau Eun Ho yang akan kena akibatnya.) lalu meneriman pesan lain kalau Lokasinya berubah, Bukan aula. Tapi ruang musik.
Akhirnya Tae Woon akan pergi ke ruang musik, dan tak sengaja bertemu dengan sosok yang sama mengunakan jaket. Dae Hwi membuka hoddienya lebih dulu dan Tae Woon juga mengikutinya. Keduanya saling menatap seperti berusaha untuk saling membantu.

Bersambung ke episode 11

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

3 komentar: