Kang Soo
dibawa oleh dua polisi dan masuk ke dalam mobil. Dan Ah berlari mengejarnya dan
bertanya apakah benar Kang Soo yang melakukannya. Kang Soo hanya diam saja
dengan menatap Dan Ah. Akhirnya pintu ditutup, Dan Ah hanya bisa teriak
memanggi nama Kang Soo sampai mobil pergi. Jin Kyu melihatnya seperti merasa
bersalah tapi juga tak ingin membiarkanya. Dan Ah kesal menatap Jin Kyu.
Kang Soo
terekam dari Black Box mobil sedang membuang pipa besi. Polisi memberitahu
kalau menemukan rekaman ini saat sedang
mencari di TKP dengan menanyakan apakah itu memang Kang Soo. Kang Soo
membenarkan. Polisi mengatakan kalau
Kang Soo sudah mengakui semuanya. Kang Soo juga tak menyangkalnya.
“Jangan
memutar balikkan fakta. Anggota timku sudah memerika semua rekaman CCTV dan
bukti lainnya di sekitar sana. Kami akan segera mendapatkan bukti yang
meyakinkan.” Ucap Polisi. Kang Soo terlihat panik.
“Tolong
berhenti menyelidiki. Akulah pelakunya.” Kata Kang Soo tak ingin Sung Jae masuk
penjara.
“Apa
motif Anda? Apa karena kejadian balapan itu? Apa Karena Oh Jin Kyu dibebaskan setelah
membayar denda?” ucap Polisi. Kang Soo membenarkan semuanya.
“Aku
hanya sangat marah. Menurutku itu tidak adil.” Kata Kang Soo
“Jadi,
apa yang akan Anda lakukan saat Anda menemuinya dengan pipa baja?Apa Anda
berencana untuk membunuhnya?” ucap Polisi, Kang Soo mengaku tidak
“Wajah
Anda tertutupi dan menemuinya dengan senjata lalu Apa Anda tidak punya niat
jahat?” kata Polisi
Kang Soo
merasa tidak pernah berniat membunuh seseorang. Polisi bertanya apakah Kang Soo
hanya mencoba melampiaskan kemarahan pada Jin Kyu dan seberapa jauh perlu
melampiaskan kemarahannya, apakah Level 8 Atau level 12. Kang Soo hanya diam
saja terlihat kebingungan.
“Itu
namanya Anda melakukan percobaan pembunuhan.” Tegas Polisi lalu meminta
bawahanya agar membuat surat perintah penangkapan. Kang Soo pun tak
menyangkalnya.
Dan Ah
duduk di restoran merasa tak yakin kalau Kang Soo melakukanya. Jin Kyu kesal
Dan Ha yang terus bersikeras Kang Soo tidak melakukannya padahal sudah dengar
sendiri kalau Kang Soo yang mengakuinya. Dan Ah merasa tidak bisa percaya.
“Tidak
peduli bagaimana aku memikirkannya, dia itu tidak pernah memukul orang dengan
pipa.” Ucap Dan Ah tak yakin
“Kurasa
dia ingin memberiku perlakuan khusus. Dia melakukan itu pada orang yang
dibencinya, sepertiku.” Kata Jin Kyu. Dan Ah yakin tak mungkin Kang Soo melakukannya.
“Hei,
sudah cukup! Tidak ada yang namanya orang yang sangat baik di dunia ini! Setiap
orang punya dua sisi. Orang-orang yang kutemui di tahanan juga seperti itu. Mereka semua memang baik hati tapi ternyata
mereka pelaku pemerkosaan. Orang-orang memang seperti itu. Jangan berpikir
kalau dia itu baik hati.” Ucap Jin Kyu yang pernah mendekam di penjara.
Dan Ah
bertanya apakah Jin Kyu masih berpikir Kang Soo orangnya seperti itu. Jin Kyu
pikir Seperti itulah situasinya lalu menyuruh Dan Ah tidu saja karena besok
pasti akan bekerja sendiri. Dan Ah pikir Jin Kyu Jangan peduli karena yang
mengurusnya. Jin Kyu pamit pergi keluar dari restoran.
Jin Kyu
pulang berpapasan dengan Ji Yoon dan bertanya mau kemana. Ji Yoon mengatakan
ingin bertemu Kang Soo, karena Sepanjang
hari ini, malah menghabiskan waktu bersama pria yang tak ingin ditemui jadi
aingin bertemu dengan pria yang sangat dicintainya dan menyuruh Jin Kyu agar
pulang saja dan Mimpi yang indah!
“Kau saja
yang pulang. Ahjussi-mu sekarang sedang ada urusan.” Kata Jin Kyu
“Ya,
terima kasih atas infonya.” Kata Ji Yoon berjalan pergi. Ji Kyu mengaku sudah
memeriksanya sendiri. Jin Yoon menganggap banyak suara anjingyang menggonggong
“Dia
dibawa ke kantor polisi!” teriak Jin Kyu. Ji Yoon kaget bertanya ada apa dan
kenapa. Jin Kyu mengatakan Karena Kang Soo
mencoba memukulnya dengan pipa baja.
Ji Yoon
berlari menuliskan pesan pada Grup “Sparta, bantulah aku! Kang Soo Ahjussi dibawa
ke kantor polisi!”. Semua pengantar makanan langsun merespon. “Ternyata, dia
mencoba memukul Oh Jin Kyu dengan pipa baja” tulis Ji Yoon semua tak percaya
kalau Kang Soo yang melakukanya.
“Rupanya,
Ahjussi telah mengakui semuanya! Kita harus bagaimana?Tolong bantu aku!”
Sung Jae
langsung mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi karena Kang Soo
mengorbankan dirinya.
Yeon Ji
berjalan mengendap-ngendap ingin masuk rumah dengan baju sedikit bau rokok dan
alkohol, tapi dikagetkan dengan Dan Ah duduk di teras rumah. Dan Ah heran
melihat Yeon Jin yang terlihat terkejut begitu.
“Maksudku,
kau muncul entah dari mana!” ucap Yeon Ji berusaha untuk tak gugup.
“Apa Kau
mengajar kelas rahasia di hari Minggu juga?” tanya Dan Ah. Yeon Ji membenarkan
kalau pelanggannya menginginkannya.
“Tapi,
kenapa kau malah di sini bukannya tidur?” tanya Yeon Ji duduk di samping Dan
Ah. Dan An mengaku merasa sedikit tidak nyaman. Yeon Ji ingin tahu alasanya.
“Aku
pernah cerita, 'kan? Tentang pria bernama Kang Soo yang bekerja denganku?” kata
Dan Ah. Yeon Jin pikir itu si "Pria Kereta?" Dan Ah binggung apa
maksudnya "Pria Kereta?"
Yeon Ji
pikir Kang Soo yang Mendesing dan Dan Ah pernah bilangKang Soo itu punya
pemikiran yang lurus. Dan Ah mengaku Kang Soo yang pemikirannya lurus Tapi ia
rasa Kang Soo sudah "berbelok". Yeon Ji binggung, Dan Ah menceritakan
Kang Soo yang melakukan sesuatu yang biasanya tidak pernah dilakukan bahkan
sampai di penjara. Yeon Ji kaget mendengarnya.
“Kenapa
semua orang yang mencoba membantumu malah di penjara? Coba Pikirkan saja.
Pertama, si pria kaya itu. Dan sekarang si pria kereta itu. Aigh, kenapa kau
malah beruntung begini?” ucap Yeon Ji
“Sudahlah...
Tidur saja sana! Aku yang gila bahkan sampai mengungkit ini padamu.” Kata Dan
Ah menyesal.
“Aku
hanya merasa tidak enak saja. Kau memperlakukannya jauh berbeda. Kau bahkan
tidak khawatir saat Oh Jin Kyu dipenjara. Apa Kau... mungkin?” kata Yeon Ji.
Dan Ah menyurh Yeon Ji segera masuk dan tidur saja. Yeon Ji pun akan masuk
sambil mengeluh Dan Ah yang berteriak padanya.
Ji Yoon
sudah ada didepan kantor polisi sambil menangisi Kang Soo, Bung Soo meminta calon kakak iparnya tenang
karena yakin pasti ada kesalahan. Tuan
Baek juga sungguh tidak memercayainya, karena Kang Soo mungkin memang gila, tapi
tindakannya selalu benar.
“Kita
harus cepat sewa pengacara. Kalau tidak, Kang Soo akan mengalami masalah yang
besar.” Kata Tuan Baek
Saat itu
Sung Jae datang dengan tatapan dingin,
Tuan Baek menyapanya tapi Sung Jae langsung berlalu masuk ke dalam
kantor polisi. Tuan Baek hanya bisa mengeluh karena diabaikan padahal berusaha
menyapanya.
Sung Jae
menemui polisi mengaku sebagai pelaku. Polisi mulai menginterogasi kalau apakah
memang Sung Jae melakukan semua ini. Sung Jae menceritakan hanya kebetulan
bertemu Kang Soo sesudah itu. Polisi menanyakan bukti kalau Sung Jae yang
melakukanya. Sung Jae binggung.
“Apa Anda
punya bukti kalau kau pelakunya?” ucap Polisi. Sung Jae kesal karena tadi sudah
mengakuinya!
“Ada
banyak orang yang mengatakan hal yang sama! Mereka semua malah bilang kalau
mereka juga pelaku!” kata Polisi menunjuk dua orang yang ada dibelakang Sung
Jae.
Pria
pertama Kim Sung Taek: Restoran Jjajangmyun, diselamatkan oleh Kang Soo dari
tabrakan truk, Lalu Jung Yong Hwa: Restoran Jjajangmyun, Kakeknya diselamatkan oleh Kang Soo dari
kebakaran.
“Aku tahu
dia menolong kalian tapi sekarang bukan saatnya kalian begini.” Ucap Sung Jae
kesal. Sung Taek menyuruh Sung Jae diam saja.
“Detektif...
Akulah pelaku yang sebenarnya. Kang Soo mungkin memungut pipa baja yang
kujatuhkan untuk menaruhnya di pinggir jalan! Dia selalu memungut sampah-sampah
yang ada di jalan!” kata Sung Taek
“Kenapa
kalian berdua begini? Kalau kalian berdua seperti ini, kredibilitasku juga akan
menurun!” keluh Sung Jae.
Keduanya
saling berebut kalau mereka berdua pelaku yang sebenarnya. Sung Jae berteriak
agar mereka jangan mempersulit keadaan. Polisi akhirnya ikut dengan menyuruh
mereka semua diam da mengHentikan saja semua alau keluarlah.
“Kalau
memang kau pelakunya, bawa sekalian buktinya. Mengerti?” ucap Polisi
“Detektif,
biarkan aku bertemu dengan Oh Jin Kyu sekarang. Kalau dia melihat kami, maka
dia akan tahu siapa pelakunya!” kata Sung jae.
“Mana
bisa seperti itu, ketika pelakunya memakai helm dan masker?” kata Polisi
“Aku yang
mengenakan pakaian itu.” Kata Jin Kyu. Polisi tahu kalau Choi Kang Soo juga
mengenakan itu.
“Pakaian
kami memang berbeda, jika Anda melihatnya dari dekat! Warnanya sedikit berbeda,
dan mereknya juga berbeda!” kata Jin Kyu
“Cukup!
Mana bisa kau mengharapkan dia untuk mengingatnya?” kata Polisi kesal. Saat itu
Ji Yoon datang menemui detektif.
“Detektif...
Tolong biarkan aku melihatnya.” Ucap Ji Yoon. Polisi menegaskan kalau itu tak
boleh. Ji Yoon kesal ingin tahu kenapa tak boleh.
“Bukankah
ini namanya penyalahgunaan kekuatan? Aku akan laporkan hal ini ke media
sekarang.” Ucap Ji Yoon mengancam mengeluarkan ponselnya. Detektif tak peduli
dengan yang dilakukan Ji Yoon.
“Kami
berhak untuk mengatakan tidak jika Anda bukan keluargamya atau pengacaranya.”
Tegas Polisi
Ji Yoon
mengaku kalau ia jelas-jelas keluarganya
dan akan segera menikah, lalu ia tiba-tiba merasa mual dan mengaku di dalam
perutnya. Semua dibuat binggung melihat Ji Yoon seperti orang yang mual karena
hamil.
Polisi akhirnya mendorong Sung Jae dkk keluar dari kantor polisi, Sung Jae mencoba menyakinkan kalau yang dikatakan benar. Detekti menyuruh mereka pulang saja. Ji Yoon pun merengek agar bisa menemui Kang Soo sekali saja. Detektif tetap tak memperbolehkanya.
“Memangnya
kalian ini anggota geng? Kalian mencoba ingin menyelamatkan bosmu, atau apa
sih? Ini Konyol sekali!” ucap Sung Jae kesal melihat dua orang yang mengaku
sebagai pelaku.
“Ayo kita
pulang saja dan datang kembali dengan perencanaan. .” Kata Tuan Baek
“Kalau
Kang Soo masuk penjara, itu artinya kalian yang salah.” ucap Sung Jae memilih
pergi. Tuan Baek memanggilnya kalau Sekarang bukan waktunya, tapi tak
mempedulikanya.
“Dasar,
aku ini sedang bicara dengannya!” keluh Tuan Baek
“Apa Kau
berpikir, dia benar-benar melakukannya? Wajahnya terlihat sangat serius.” Kata
Ji Yoon melihat wajah Sung Jae. Tuan Baek pikir bukan Sung Jae.
“Dia
teman Kang Soo dari kampung halamannya, karena itulah dia mulai bekerja keras.”
Kata Tuan Baek. Sung Taek kesal mendengar
Sung Jae "Teman dari kampung halaman" dan ikut campur. Sung
Jae mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi berteriak marah apda Choi
Kang Soo,
Kang Soo
duduk diam dalam sel tahanan, Polisi membuka pintu memberitahu mendapat surat
perintah jadi akan memindahkan ke pusat penahanan. Sung Jae pun naik ke dalam
mobil polisi dan matanya langsung melotot kaget melihat motor Dan Ah lewat
berpapasan dengan mobilnya.
Dan Ah
seperti merasakan sesuatu dari mobil polisi yang lewat disampingnya, lalu
sengaja memutar balik lalu berhenti tepat disampingnya saat lampu merah. Ia
melihat ke dalam jendela mobil tapi tak bisa melihat ke dalam.
Kang Soo
melihat Dan Ah seperti mengkhawartirkanya, tanganya menyentuh jendela seperti
menyeka air mata Dan Ah diwajahnya. Dan Ah terus melihat ke dalam mobil seperti
berharap bisa melihat Kang Soo. Polis melihat Dan Ah mendekati mobil menyuruh
agar menjauh, Dan Ah meminta maaf dan segera naik motor karena lampu hijau
sudah menyala.
Dan Ah masuk
ke restoran merasa tak perlu sedih karena juga tak tahu yang akan dilakukan
kalau meliht wajah Kang Soo didepanya. Saat itu Soon Ae datang dengan Tuan Jang
menanyakan kenapa hanya sendirian. Dan Ah terlihat binggung. Tuan Jang heran
menanyakan kemana Kang Soo karena Dan Ah yang mengepel lantai.
Kang Soo
mendapatkan baju tahanan, lalu petugas menyuruh agar Lepaskan semuanya,
termasuk celana dalamnya. Kang Soo terlihat binggung, lalu membuka bajunya.
Sementara pagi hari, Ji Yoon datang ke kantor Jin Kyu. Jin Kyu menceritakan Saat pertama kali masuk,
maka akan diperiksa secara fisik. Ji Yoon ingin tahu setelah itu.
“Mereka
melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap anusmu.” Ucap Ji Kyu. Ji Yoon
terlihat kaget
“Untuk
melihat apa kau menyembunyikan sesuatu. Di atas kamera, kau harus... Membungkuk
dan mencarinya.” Cerita Ji Kyu terlihat sangat menyedihkan. Ji Yoon langsung
menangis memikirkan Kang Soo yang akan memalukan.
Kang Soo
mulai mengambil foto sebagai tahan dengan tulisan [4201 Choi Kang Soo] Ia
memberikan senyuman lebar karena memang merasa tak melakukan kesalahan, hanya
ingin membuat temanya tak perlu masuk penjara.
“Setelah
itu, kau akan difoto. Lalu, mereka memasukkanmu ke dalam sel.” Cerita Jin Kyu
Kang Soo
berjalan masuk ke dalam sel, dengan ramah menyapa semua senior yang sudah dulu
berada dalam sel. Dengan lantang
menyebutkan namanya, salah satu tahanan melihat Kang Soo kalau Ini pertama
kalinya ada di penjara, melihatnya sangat lucu dan mengajaknya duduk.
“Dan
kemudian... kau dikurung di situ. “ cerita Jin Kyu mengingat kenangan buruk
saat di penjara. Ji Yoon makin menangis membayangkan Kang Soo yang melakukan
semuanya.
“kenapa
kau mau minta aku untuk menjelaskannya?” keluh Jin Kyu melihat Ji Yoon malah
menangis
“Karena
aku penasaran.” Ucap Ji Yoon. Jin Kyu pikir Ji Yoon bisa mencari informasinya
di internet tapi datang menemuinya dan bertanya tentang hal itu
“Karena
kau dulu pernah mengalaminya! Sekarang Cepat lepaskan dia. Lepaskan Ahjussi
sekarang!” ucap Ji Yoon
“Dia itu
memegang pipa baja, dan mencoba membunuhku! Dan dia bahkan tidak minta maaf
padaku setelah itu! Kenapa juga aku ingin membantunya untuk dibebaskan?” kata
Jin Kyu marah
“Biar aku
saja yang minta maaf... Kumohon, aku mohon padamu. Kalau kau bisa, maka aku tidak
akan marah padamu lagi. Dan tiap kali kita berkencan, maka aku akan tersenyum
manis! Aku akan bertingkah imut, dan selalu bergandengan tangan! Aku bahkan
bisa berbisik "Aku mencintaimu" untukmu, kalau memang itu yang kau
mau!” ucap Ji Yoon memohon lalu menghadap ke arah lain.
“Ahjussi,
kumohon maafkan aku. Hanya itulah satu-satunya cara. Ahjussi, aku mencintaimu!”
kata Ji Yoon seperti berbicara pada Kang Soo.
Jin Kyu
makin kesal jangan Ji Yoon membuat semuanya seperti drama dan hentikanya saja,
Ia merasa kalau Situasi ini sudah tidak dipedulikan lagi, karena Kang Soo
terlalu handal melakukan kejahatan jadi polisi akan tetap melanjutkan proses
persidangan walau pun mengatakan tak mau
“Kasus
ini akan dialihkan pada jaksa penuntut, dan dia akan diadili.” Kata Jin Kyu
“Itu
tidak adil namanya!” kata Ji Yoon. Jin Kyu menegaskan kalau Memang begitu
hukumnya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Ji Yoon menangis mendengarnya.
Saat itu
pegawai memberitahu kalau Presdir sudah datang. Ji Yoon panik mengetahui ibunya
yang datang dan buru-buru bersembunyi dibalik sofa. Jin Kyu heran melihat Ji Yoon malah
bersembunyi. Ji Yoon menyuruh diam dan bertemu dengan ibunya saja. Saat itu Ibu
Ji Yoon pun masuk ruangan.
“Tadi
kudengar kau ada tamu di sini.” Kata Nyonya Jung. Jin Kyu membenarkan dan
mengaku baru saja pergi.
“Ke mana?
Apa Mereka keluar lewat jendela?” kata Nyonya Jung. Ji Yoon hanya bisa mengeluh
dalam hati dengan kebodohan Jin Kyu
“Kalau
tamu itu Ji Yoon, katakan padanya untuk segera keluar dari situ.” Ucap Nyonya
Jung. Jin Kyu melirik ke belakang sofa.
Ji Yoon
pun keluar dari persembunyianya, sambil tertunduk. Ibunya menyindir kenapa
anaknya malah bersembunyi saat ibunya datang. Ji Yoon mengaku tak ada yang
dilakukan lalu membiarkan ibu dan Jin Kyu kembali mengobrol dan bergegas
keluar.
“Kalian
berdua sedang apa?” tanya Nyonya Jung. Jin Kyu terlihat bingung ingin
menjelaskanya.
“Kau maju
dengan cepat.” Komentar Nyonya Jung. Jin Kyu hanya bisa membenarkan dan mengaku
akan melakukan yang terbaik.
Keduanya
keluar dari ruangan, Nyonya Jung memberitahu telah menyetor gaji Jin Kyu ke rekening banknya. Jin Kyu tak percaya
kalau sudah sebulan berkerja. Nyonya
Jung pikir kalau itu waktu yang cepat saat bekerja keras, lalu menyuruhnya agar
Tetaplah bekerja karena akan segera menawarkan item menu baru. Jin Kyu
mengangguk mengerti.
Saat itu
Nenek Jung masuk ke dalam restoran, meminta izin agar berbicara sebentar. Jin
Kyu bertanya siapa Nenek itu. Nenek Jung mengaku sebagai pemilik Restoran
Hanyang Seolleongtang. Jin Kyu pun bertanya tujuanya datang dan mengatakan
sebagai manager di restoran Jungga dan boleh bicara dengannya.
“Bukan
dia yang mau kutemui.” Kata Nenek Jung menunjuk Nyonya Jung yang ingin
mengajaknya bicara. Nyonya Jung pun menyuruh agar Jin Kyu meLanjutkan kerjanya
saja dan mengajak Nenek Jung pergi.
Nenek
Jung mengajak bicara di restoran membahas kalau ini terlalu berlebihan. Nyonya
Jung tak mengerti maksud ucapanya. Nenek Jung pikir tak percaya kalau Nyonya
Jung membuka restoran dengan menu yang sama, tepat di sebelah restorannya dan
seperti tak tahu tentang etika berbisnis.
“Lalu di
mana lagi aku ingin membuka restoran itu? Wajar saja jika aku membuka restoran
seolleongtang di sebelah yang sudah ada sebelumnya untuk mendapatkan pelanggan yang
suka dengan seolleongtang.” Kata Nyonya Jung angkuh.
“Kalau
begitu, jual saja dengan harga yang sama. Siapa yang akan makan di restoranku kalau
kau menjualnya dengan harga seperti itu? Kau boleh menarik pelanggan baruku, tapi
kau harus membiarkanku tetap di sini. Itulah cara yang benar.” Kata Nenek Jung
“Kompleks
perbelanjaan itu memang milik Keluarga Jung. Kami bahkan tidak perlu membayar
sewa, Lalu Apa kami harus menjual makanan dengan harga yang sama? Apa Anda
mengharapkanku untuk melakukan yang lebih buruk lagi?” ucap Nyonya Jung dengan
nada merendahkan.
“Kudengar
Anda membuka restoran ini selama 30 tahun. Apa yang Anda lakukan selama ini? Kenapa
Anda tidak beli saja tempat yang baru? Anda bahkan tidak pernah
mempertimbangkan harga sewa untuk menawarkan makanan dengan harga lebih rendah,
kan? Itu sebabnya Anda menderita seperti sekarang ini. Karena Anda tidak tahu
bagaimana cara menarik beberapa pelanggan Anda.” Kata Nyonya Jung angkuh.
Nenek
Jung menahan amarah dengan mengepalkan tanganya, Nyonya Jung dengan tegas mengatakan Itu bukan
cara untuk berbisnis dan Seperti inilah cara Nenek Jung berbisnis dan harus menjual makanan dengan
harga yang pantas. Nenek Jung hanya diam saja. Nyonya Jung langsung menyindir
apakah pekerjaanya itu salah.
“Akhir
bulan ini, kontrak Anda akan habis ‘kan? Kosongkan tempat ini saat itu juga.”
Ucap Nyonya Jung. Nenek Jung kaget mendengarnya.
“Apa Anda
belum dengar? Keluarga Jung telah membeli bangunan ini. Jadi Kosongkan tempat
ini. Karena jika tidak, kami akan melakukan pemaksaan.” Tegas Nyonya Jung
“Kudengar
UU tentang penyewaan sudah diubah. Kau tidak boleh begitu saja menendangku
keluar seperti ini.” Kata Nenek Jung
“Anda
harus di didik dulu. sebelum bicarakan hal itu. Undang-undang itu hanya
melindungi bisnis selama lima tahun pertama dan melindungi premi mereka. Ini
tidak berlaku untuk orang-orang seperti Anda yang tidak membayar premi apa pun
dan menjalankan bisnis selama lebih dari
lima tahun.” Kata Nyonya Jung pamit pergi.
“Aku...tidak
bisa mengosongkan tempat ini. Aku tidak bisa keluar dari jalur bagi kalian yang
memandang rendah dunia hanya karena kau punya banyak uang. Mengerti? Aku tidak
akan membiarkan diriku dimanfaatkan oleh orang-orang sepertimu lagi!” tegas
Nenek Jung. Nyonya Jung pun menyuruh agar Nenek Jung mencoba saja.
Saat itu
Tuan Baek dkk datang melihat Nenek Jung terlihat gugup setelah Nyonya Jung
keluar dari restoran. Nenek Jung mencoba tersenyum melihat semuanya yang
datang. Tuan Baek bertanya apa yang terjadi,Nyonya Jung bertanya Tidak ada apa-apa
dan menanyakan Kang Soo.
“Dia
pergi ke kampung halamannya sebentar. Dia bilang ada urusan di sana.”ucap Tuan
Baek menutupinya.
“kau
bilang Kampung halamannya?Siapa di sana? Apa Orangtuanya?” tanya Nenek Jung
“Ummm,...
aku tidak terlalu tahu tentang itu.” Kata Tuan Baek.
Kang Soo
melakukan sit up di lapangan, temanya di dalam sel bertanya kalau Kang Soo yang
tidak punya anggota keluarga. Kang Soo membenarkan, temanya pikir Kang Soo Pasti
menyenangkan dan ingin tahu alasanya berkerja keras, lalu menduga mencoba ingin keluar. Kang Soo tersenyum
karena temanya bisa mengetahuinya.
Saat itu
beberapa orang mengajak main sepak bola. Si ketua bertanya apakah Kang Soo
handal main sepak bola. Kang Soo dengan percaya diri kala sangat handal. Mereka
bermain bola, Kang Soo mendapatkan bola, tapi dibuat binggung semua mengunkan
pakaian yang sama tak tahu mana teman satu timnya.
Ia pun
akhirnya malah mengoper bola pada tim lawan dan tim lawan membuat gol. Si ketua
hanya bisa menghela nafas melihat Kang Soo membuat kesalahan. Akhirnya Kang Soo
menerima hukuman melakukan push up di pinggir lapangan sebanyak 200 kali,
setelah itu berbaring di atas rumput.
Kang Soo
mengingat kembali saat Dan Ah seperti khawatir mencoba melihat didalam mobil,
seperti berharap bisa melihat Kang Soo. Dengan senyuman bahagai, Ia mengucapkan
Terima kasih karena sudah mengkhawatirkannya.
Yeon Ji
pulang kerumah melihat Dan Ah hanya duduk diam tak seperti biasanya. Ia bertanya apakah Dan Ah tidak membersihkan bahkan
tidak belajar bahasa Inggris. Dan Ah hanya diam saja. Yeon Ji bisa menebak
kaalu Pasti karena si pria kereta itu, Dan Ah mengelak.
“Tatap
mataku dan katakan” ucap Yeon Ji. Dan Ah marah malah mengancam temanya.
“Kau
memang selalu bertingkah begini... Apa Kau khawatir? Ayoo... Katakan saja.
Hanya aku saja yang bisa mendengar curhatanmu. Kumohon..” ucap Yeon Ji merayu
“Aku
hanya merasa , ada hal yang menggangguku.” Kata Dan Ah. Yeon Ji bertanya apa
maksudnya.
“Dia
bukan orang yang melakukan hal seperti
itu. Dia itu orang baik. Aku berpikir begitu.” Ungkap Dan Ah
“Maaf,
tapi ada banyak pria baik selain dia. Ada banyak pria baik di luar sana karena
ada pria jahat.” Kata Yeon Ji
Dan Ah
pikir itu memang bisa, Tapi ada sesuatu tentang Kang Soo yang sangat berbeda
yaitu benar-benar baik dan berani. Ia tahu Kang Soo sangat baik, seolah-olah
lahir hanya melakukan hal-hal baik di dunia ini. Yeon Ji pun bertanya lalu Dan
Ah kenapa.
“Jadi,
aku bahkan berpikir mungkin jika hanya ada 100 orang lagi seperti dia di dunia
ini maka seluruh dunia ini akan berubah. Dan jika memang begitu, aku tidak akan
berusaha keras untuk pindah.” Kata Dan Ah. Yeon Ji sudah menduganya.
“Yahhh
Benar, itulah bagaimana cinta barumu berkembang.” Ucap Yeon Ji. Dan Ah
mengumpat Yeon Ji sudah gila.
“Baiklah,
ayo main permainan kejujuran! Suatu hari, pria itu tampak sedikit berbeda di
matamu. Benar atau salah?” kata Yeon Ji
Dan Ah
mengingat saat Kang Soo memasak untuk membantu mengumpulkan uang membayar
hutang. Yeon Jin bertanya apakah ucapan itu Benar atau salah. Dan Ah mengaku
kalau itu salah. Yeon Ji bertanya apakah itu saat Kang Soo bisa mengandalkanya.
Kang Soo dengan senang hati membantu membersihkan tempat les. Dan Ah mengaku
kalau itu Salah
“Dia
membuat hatimu berdegup tanpa mengharapkannya. Benar atau salah?” kata Yeon Ji.
Dan Ah mengingat saat Kang Soo membuat posisi yang berpikir ingin menciumnya.
“Oh
hentikan.. Bukan seperti itu.” Ucap Dan Ah. Yeon Ji menyruh Dan Ah agar
melupakanya saja dan Tidak perlu mengkhawatirkan orang lain.
“Kau
bahkan seseorang yang bahkan tidak mengkhawatirkan keluarganya, jadi Cepat buka
buku bahasa Inggrismu.” Kata Yeon Ji. Dan Ah terlihat masih saja merasa tak
nyaman.
Kang Soo
berbaring dengan seniornya, sang senior bertanya apakah belum tidur. Kang Soo dengan senyuman kalau
akan segera tidur. Seniornya bertanya Kang Soo memikirkan siapa, krena tidak
punya keluarga. Kang Soo mengaku itu Hanya
teman yang bekerja dengannya. Seniornya bertanya memangnya kenapa. Kang Soo
mengaku tidak tahu, karena terus memikirkannya.
“Mungkin karena
aku tidak bisa melakukan yang akan kulakukan untuk mereka.” Kata Kang Soo
“Hal ini
biasa terjadi jadi Cepat tidurlah.” Ucap Seniornya. Kang Soo tersenyum
mengucapkan selamat malam.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar