Sebuah
titik hijau masuk dan berterbangan seperti kunang-kunang, berjalan dengan
kecepatan cahaya mengelilingi kota Seoul. Di sebuah kamar, Bong Pil terlihat
mabuk lalu berjalan keluar kamar melihat ke arah balkon. Kang Soo Jin sudah
mengunakan Hanbook, ibunya menyuruh agar diam dikamar sebagai Pengantin wanita
Soo Jin ingin membantu.
“Omong
kosong, Kau sudah membantu dengan duduk diam di sini. Jangan keluar sampai
pengantin priamu datang.” Ucap Ibu Soo Jin dan bergegas keluar.
[Bong Phil, 28 tahun “Selama tiga tahun, dia belajar untuk
ujian PNS. Pusat dari kisah ini, si tokoh utama.”]
Sebuah
titik seperti kunang-kunang berjalan didepanya dan ingin mengambilnya, tapi
benda itu pergi begitu saja dan melesat pergi. Phil hanya bisa menghela nafas.
“Cintaku
menghilang layaknya bintang jatuh. Seperti anggur ginseng berusia 20 tahun
milik ayahku, setiap kali seseorang membuat anggur, ia pastilah berharap
rasanya semakin manis dari waktu ke waktu. Namun cinta di dalam hatiku, sangatlah
pahit bagaikan cawan penuh racun.” Gumam Phil melihat Soo Jin duduk dikamar.
Soo Jin
keluar dari kamar, Phil buru-buru bersembunyi. Soo Jin ingin tahu karena ada
teriakan dari luar untuk membeli kotaknya.
“Kang Soo
Jin, sudah 28 tahun... Ya, 28 tahun telah berlalu. 28 tahun lalu, aku percaya
kisah cinta kami dimulai. Kami terlahir berselang tiga hari... di rumah sakit
yang sama. Selama 28 tahun kita menggunakan ranjang yang sama. Aku terus
menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku. Namun secara
mengejutkan, dia mengatakan akan menikah... dengan pria lain, beberapa bulan
lalu.” Guman Phil. Soo Jin terlihat bahagia dan kembali masuk ke dalam kamar.
“Manusia
hanya memiliki satu kesempatan dalam hidup. Dan hidup tidak akan selalu berjalan
sesuai kehendakmu.” Gumam Phil melihat kembali ke arah kamar Soo Jin dan
mengumpat kesal karena tidak tahan dengan semua kebisingan ini.
Benda
hijau peri ke sisi kota Seoul, lalu melewati lorong dengan cepat dan naik ke
atas lalu jatuh ke bawah penutup aliran air dibawah. Seperti sebuah tanda kalau
tempat itu sudah ada kekuatan tertentu.
[Episode 01 : My Love is
Leaving]
Di depan
rumah Soo Jin sedang ada upacara penyambutan calon pengantin pria. Phil keluar
dari rumah sambil berteriak marah, kalaau itu Berisik dan tidak tahan. Mereka
semua hanya bisa melonggo binggung.
“Memangnya
kalian menyewa seluruh gang ini? Apa yang kalian lakukan tengah malam begini? Beraninya
kalian membuat keributan seperti ini?” ucap Phil marah. Salah satu anggota tak
ingin mengabaikan Phil menyuruh mereka melanjutkan upacara lagi. Phil akhirnya
menarik spanduk yang dibawa sampai terjatuh.
“Apa kau
sadar pukul berapa sekarang? Jam berapa sekarang?” ucap Phil. Si pria dengan
topeng cumi mengatakan ini 9 malam.
“Kalau
memang pukul 9 malam, apakah lantas kau berhak mengenakan pakaian seperti ini dan
menciptakan keributan di lingkunganku? Memang apa hebatnya pernikahan? Itu. ...tak
lebih dari kuburan bagi masa muda kalian, idiot!” ucap Phil. Si pria tak tahan
bertanya siapa Phil yang berani menganggu upacara, saat itulah Soo Jin datang.
[Kang Soo Jin, 28
tahun. "Femme fatale"(sebutan tokoh wanita dengan kepribadian
mengerikan.) di lingkungan ini. Cinta pertama Bong Phil, namun hanya memiliki 1
minggu sebelum pernikahannya digelar.]
Ibu Soo
Jin menyuruh anaknya masuk, Seseorang berteriak memanggil Bong Phil. Bong Phil
kesal mendengar namanya di panggil.
Sepasang pria dan wanita datang memanggil Bong Phil dengan membawa botol
kosong yang dihabiskan anaknya.
“Orang tuanya Bong Phil. Calon
pensiunan pegawai pos dan seorang ibu rumah tangga. Sudah sejak lama menyerah
akan kelakuan putra mereka.”
Botol pun
dileparkan kearah Bong Phil, Bong Phil berusaha untuk menghindar. Saat itu Bong
Phil mengingat Hari di mana sesosok monster yang tidak mengerti cinta, akhirnya
menjadi seorang manusia.
Flash Back
Bong Phil
menatap Soo Jin yang duduk
disampinganya, Saat kelas tiga. Ketika
Soo Jin diperintah duduk di sampingnya maka
mendadak memahami arti cinta. Dengan cara yang radikal namun jujur, maka
menunjukkan kesadarannya tersebut.
“Namun, saat
itu aku terlalu progresif, di saat Soo Jin amat konservatif (kuno). Soo Jin
menangis selama dua jam tanpa henti saat duduk di sampingku, sebab itu aku
mengatakan padanya akan bertanggung jawab.” Cerita Phil.
Soo Jin
yang masih kecil memberikan tamparan pada Phil. Saat itu Phil merasakan segala
sesuatu menjadi tidak terprediksi. Setelah saat itu seperti ia merasakan trauma
untuk menyampaikan perasaan sukanya.
Di dapur,
Ibu Phil sibuk membuat sarapan sementara Tuan Bong sedang menghitung uang untuk
semua tagihan. Phil masih ada dikamar melihat isi dompetnya masih kosong dan
saat menurun tangga memanggil ayahnya, tapi ayahnya sudah menghilang dari ruang
tengah. Lalu ia memanggil Ibu dan Ibu Phil sudah tak ada di dapur.
“Mereka
berdua di sini rupanya.” Ucap Bong Phil mencarinya, tapi tak menemukan akhirnya
memilih untuk pergi. Keduanya pun keluar dari persembunyian seperti sengaja
menghindar dari anak mereka.
Phil
berjalan terlihat sebuah mobil truk yang terparkir, Yoon Jin Sook membahas Phil
yang membuat masalah saat perayaan Soo Jin dan Itu berita buruk untuknya
Padahal selama ini menghabiskan waktu padanya, bagaikan lalat yang mengitari
kotoran.
“Hei! Perumpaanmu
itu benar-benar menjengkelkan!” ucap Phil kesal
“Tapi memang
sekacau kotoran” pikir Jin Sook
“Berhentilah
bicara soal kotoran. Hentikan!” tegas Phil marah
“Kau
pasti sangat sedih. Aku akan membuatkanmu jus, minumlah sebelum pergi.” Ucap
Jin Sook
“Kau
blender saja jusmu itu, lalu minum sendiri, mengerti?” kata Phik. Jin Sook
kesal temanya itu berani bicara itu padanya.
[Yoon Jin Sook, 28
tahun, Dia lahir dan tumbuh di lingkungan tempat tinggal Phil.Seorang teman
yang tahu segala sesuatu tentangnya.]
Phil
datang ke tempat ruang belajar menemui temanya, Jo Suk Tae bertanya apakah
memiliki rokok. Suk Tae membahas tentang
Soo Jin menggelar perayaan. Phil merengek agar Suk Tae memberikan rokok.
“Apa Pernikahannya
minggu depan?” ucap Suk Tae. Phil tetap meminta rokok.
“Tapi aku
tidak punya pakaian pantas untuk ke pesta pernikahan.” Kata Suk Tae seperti tak
mendengar ucapan Phil. Phil mengumpat marah bertanya apakah Suk Tae punya rokok
atau tidak.
“Lupakan
soal pernikahannya! Rokok, rokok!” teriak Phil. Suk Tae kaget melihat Phil yang
terus berteriak dan akhirnya bertanya pada teman lainya apakah punya rokok.
[Jo Suk Tae, 28
tahun. Belajar mempersiapkan ujian PNS selama 6 tahun. Hidupnya tampak tidak
memiliki harapan.]
Akhirnya
Suk Tae membantu menyalakan rokok di mulut Phil dengan membahas rasio kelulusan
adalah 268 : 1 jadi merasa pasti akan mencapai usia 30 tahun sebelum berhasil
lulus ujian ini. Phil pikir ujian itu bagus lalu kembali kesal karena tak bisa
menyalakan rokoknya.
“Kau
sibuk belajar untuk ujian tidak masuk akal ini. Tapi kau berbohong ke Bongbong
Pub soal ujian ini.” Kata Phil kesal
“Hei,
semua ujian PNS itu sama saja. Hakim dan Jaksa kan juga pegawai negeri. Kau kan
juga belajar untuk PNS tingkat sembilan.” Ucap Suk Tae
“Hei, aku
belajar untuk jadi Polisi. Kau dan aku sepenuhnya berbeda.” Kata Phil membela
diri
“Kau
bilang Polisi? Hei, bagaimana kalau aku belajar dengan keras kemudian lulus,
sedangkan kau gagal?Aku akan menjadi PNS, sedangkan kau pengangguran. Setelah
itu baru kau dan aku jadi berbeda. Bukan begitu?” kata Suk Tae
“Hei, sudah
kukatakan padamu. Siapa yang tidak akan berhasil akhirnya. Itu kau. Jadi,
berhentilah bermimpi, bocah tengik!” umpat Phil kesal lalu berjalan pergi.
“Hei,
dibandingkan aku kau lebih terlihat tidak mampu. Selama bertahun-tahun kau
menyukai Soo Jin. Tapi, pada akhirnya dia menikahi orang lain.” Kata Suk Tae.
Phil yang
marah mencengkram baju Suk Tae ingin berkelahi karena berkata sekejam itu pada
temannya, saat itu seorang pria melihatnya langsung memarahi karena sedang
konsentrasi belajar tapi mereka malah mengganggu orang-orang yang sedang
belajar.
“Enyah
sana kalau tidak mau belajar, idiot!” teriak Si Pria. Phil melihat si pria yang
sudah tua bertanya pria itu sedang bersiap mengikuti ujian apa. Suk Tae
mengelengkan kepala.
“Tingkat
tujuh! Petugas Kejaksaan. Kalian berengsek!” teriak Si pria marah
memperlihatkan buku tebal yang harus dipelajarinya.
Phil
duduk bersama dengan Jin Sook dan Suk Tae sambil makan ramyun. Jin Sook
menyuruh agar memBunuh pengantin prianya. Phil tak mungkin bisa membunuhnya,
lalu mengomel Inilah sebabnya, Suk Tae sibuk menyiapkan ujian selama 6 tahun
dan Jin Sook sendiri menjual jus.
“Hei, jangan
bandingkan aku dengan dia. Aku ini Presdir Yun., seorang Wirausahawan muda. Dan
juga, kenapa kau makan ramyeon di meja kedaiku?” ucap Jin Sook pada Suk Tae
menyuruh Pergi ke toko kelontong!
“Di sana
terlalu berisik.” Kata Suk Tae lalu mengambil mie milih Phil untuk dihabiskan.
“Phil.. Kalau
begitu, bagaimana caramu menghentikan pernikahannya? Tinggal 2 hari lagi.”kata
Jin Sook seperti mustahil.
“Aku...
aku akan menghentikannya. Kau akan lihat. Aku akan menghentikannya.” Kata Phil
yakin
“Benar.
Phil akan melakukannya. Jangan khawatir. Apa kau tidak ingat? Dia jatuh saat
lomba maraton 1,000 meter. Kemudian, sekolah kita jadi gagal ikut seleksi
nasional. Phil itu hebat soal menghentikan (menghalangi) sesuatu. Oh, yah.. dia
pintar soal kartu kredit juga. Dia membayar tagihan kartu kredit dengan kartu
lainnya. Sebab itu, jangan khawatir. Aku mengerti dia.” Ungkap Suk Tae santai
“Apa
ramyeon ini membuatmu mabuk?” kata Phil sambil menepuk pundak Suk Tae. Suk Tae
sedang menyeruput kuah ramyun, menjerit kesakitan karena terkena air panas. Jin
Sook pun panik melihat Suk Tae seperti terkena luka bakar.
Jin Sook
langsung mengomel karena dagu Suk Tae
melepuh, dengan menempelkan plester pereda sakit. meminta agar Jin Sook
menolong mengobatinya.
“Hei, kau
sudah banyak mengganggu Soo Jin. Kau, jangankan 28 tahun, 280 tahun menunggu
pun tidak akan mendapatkannya. Dasar si berengsek idiot. Dia pantas disumpahi.” Umpat Suk Tae marah.
“Kurasa
kulit melepuh belum cukup membuatmu diam, ya?” ungkap Jin Sook heran.
“Kurasa,
aku akan memuntahkan isi perutku juga. Tenggorokanku rasanya ikut terbakar.”
Kata Suk Tae memegang perutnya sambil merengek. Jin Sok langsung mendorong Suk
Tae yang terlalu berlebihan.
“Hei,
tenggorokan terbakar itu bukan apa-apa, berengsek. Aku bahkan merasa seakan
jantungku terbakar.” Ucap Phil selesai minum berbaring disamping Jin Sook
“Berhentilah
mengeluh begitu Apa kau ingin aku membawa Soo Jin ke sini? Ingin aku katakan
padanya kau mencintai dia? Kau kan sudah lama sekali mencintai dia. Setidaknya
sampaikan padanya. Biar kuteleponkan.” Kata Jin Sook sudah siap menelp. Phil
langsung merampas ponselnya.
“Tidak
boleh. Apa gunanya lagi sekarang?” ucap Phil.
Dengan Segera, mereka akan melewatkan malam pertama.” Kata Phil merengek
sedih.
“Siapa
yang tahu, mereka mungkin sudah malam pertama duluan.” Ucap Jin Sook. Phil
makin merengek keras bahkan sampai menendang Jin Sook dan Suk Tae. Keduanya
mengeluh dengan Phil yang sudah gila.
“Semua
orang di lingkungan ini tahu kalau dia mencintai Soo Jin. , sebaiknya aku
berinisiatif menggelar rapat komplek.” Ucap Jin Sook memanggil semua orang
memberitahu kalau Phil telah mencintai Soo Jin selama. Phil langsung menutup
mulut Jin Sook.
“Semuanya!
Ada pria gila di sini. Gila!” teriak Suk Taek. Phil melepaskan tanganya cara
untuk mengulang segalanya.
“Atau,
tunggu saja mereka bercerai. Mereka yang cepat-cepat menikah, biasanya lekas
bercerai juga. Itu namanya takdirdan Sedang tren juga.” Kata Suk Taek
“Semestinya
aku tidak bicara denganmu! Kau benar-benar omong kosong! “ ucap Phil dan
langsung memukul kepala Suk Taek lalu berlari pergi.
“Berhentilah
mengoceh hal-hal tidak masuk akal begitu!” keluh Jin Sook melihat Suk Taek
hanya bisa mengelus kepala yang sakit.
Keduanya
melihat Phil pulang, Jin Sook merasa kasihan pada Phil padahal menurutnya Wanita
di dunia ini bukan hanya Soo Jin. Suk Tae mengeluh karena harus melewatkan belajar
hari ini gara-gara dia.
“Kau tidak
kunjung lulus padahal sudah belajar enam tahun. Satu hari bolos bukan apa-apa.”
Kata Jin Sook.
Belajar
itu soal tekad, tahu. Hei, kau juga suatu hari nanti akan menikah, 'kan?” ucap
Suk Tae. Jin Sook juga tak tahu
“Aku
sangat penasaran dengan siapa kau akan menikah.” Kata Suk Tae.
“Pastinya
bukan kau.” Tegas Jin Sook. Suk Tae juga mengaku juga tidak bilang mau
menikahinya dan mulai mengumpatnya da mengambil bir lain. Jin Sook memberitahu
kalau itu sudah bekas, Suk Tae pun terlihat memuntahkan.
Soo Jin di
rumahnya menyempot bunga, lalu duduk di meja kerja melihat kamera setelah itu
mengambil tab dan melihat fotonya, seseorang datang Park Jae Hyun. Keduanya
melihat hasil foto prewed dengan pakaian wedding.
[Park Jae Hyun, 31
tahun. Apoteker di komplek tersebut. Tunangannya Soo Jin sekaligus musuh utama
Phil.]
“Aku tidak
suka wajahku di foto ini. Kenapa aku tidak tersenyum? Kita tidak bisa memakai
foto ini. Wajahku terlihat kacau. Apa hari itu aku sedang lelah?” kata Soo Jin
.
“Kau
terlihat cantik.” Ucap Jae Hyun memuji, tapi Soo Jin merasa Jae Hyun yang
tersenyum, tapi jadi merasa dirinya yang tak tersenyum.
“Aku jadi
merasa bersalah karenanya. Kau yang mengatur sendiri foto pra pernikahan kita
sudah membuatku bersyukur. Kau tampak lebih cantik saat tersenyum.” Kata Jae
Hyun.
Soo Jin
merasa ingin foto sekali lagi lalu kembali duduk didepan meja. Jae Hyun melihat
kipas yang tak menyala. Soo Jin mengatakan kalau menyentuhnya dan mendadak
tidak menyala, menurutnya Tangannya ini mudah merusak sesuatu.
“Aku
sedang istirahat makan siang sekarang. Aku akan kembali setelah pulang kerja. Lalu,
ayo kita makan malam bersama.” Kata Jae Hyun. Soo Jin mengangguk setuju lalu
merangkul tangan Jae Hyun.
“Soal kejadian
semalam, aku minta maaf.” Kata Soo Jin. Jae Hyun pikir tak masalah.
“Itukan
tradisi pernikahan, Sedikit keributan bukan masalah. Tapi temanmu mengerikan.
Tunggu satu minggu saja. Aku akan membawamu pergi dari lingkungan aneh ini.”
Kata Jae Hyun. Soo Jin mengangguk setuju dan mereka pun berpisah.
Saat Jae
Hyun keluar menuruti tangga melihat ponselnya kalau Young Ju menelp dan memilih
untuk tak menjawabnya. Soo Jin melihat foto dirinya dan memberikan hormat
seperti sangat menghargai dirinya.
Tempat Persewaan DVD
"Family"
Seorang
pria duduk didalam dengan memegang gitar [Oh Dal Soo. 29 tahun, Kakak laki-laki di komplek. Dulunya dia
adalah mahasiswa jurusan film yang pintar. Tapi ya, hanya pintar. Tidak ada
lebihnya.] Phil masuk dalam ruangan sambil merengek kembali.
“Itu
tentang kisah cinta yang sedih. Kau mau menontonnya. Mirip kisah cintamu. Dua
orang yang saling mencintai terpisah akibat impian mereka. Pada akhirnya, si wanita
menikah dengan pria lain. Jadi Kenapa kau ke sini?” kata Dal Soo
“Ya, aku
hanya lewat dan.. “ kata Phil terlihat kebingungan. Dal Soo tahu kalau Jalur yang dilewati biasanya tidak melewati
tempat ini.
“Hyung,
biar aku bertanya sesuatu padamu. Kau kan menonton banyak sekali film. Di... di
dalam film, bagaimana mereka menghentikan sebuah pernikahan?”kata Phil
“Hei,
sadarkan dirimu! Film ya film. Realita jauh berbeda. Bisa-bisa kalau tidak ditahan...
kau kena hajar. Tapi, kenapa kau tidak menghentikan dia? Bukankah kau selalu
hebat dalam segala sesuatu?” ucap Dal Soo heran
“Aku tidak
tahu kalau ia hendak menikah. Aku... aku bahkan tidak dapat undangan
pernikahannya.” Kata Phil. Dal Soo pun mengangguk mengerti.
“Kenapa
dia tidak mengirim undangan pernikahan padaku.” Ucap Phil heran
“Bukan
itu maksudku, tapi aku tidak habis pikir mengapa kau terobsesi mendapat
undangan pernikahannya. Mendapatkan undangannya justru berarti game over. Kau
semestinya tahu sebelum dia memutuskan menikah.”kata Dal Soo
Phil
makin mengumpat terlihat sangat
uring-uringan. Dal Soo pikir Semua ini soal mengumpulkan informasi dan Phil
sudah kalah dalam permainan. Game over. Phil mengaku benar-benar tahu
kalau Soo Jin punya kekasih, tapi tak mungkin tahu kalau Soo Jin
hendak menikah secepat ini.
“Ingatlah
kisah 12 kapal. Jenderal Yi Sun Shin kita hanya memiliki 12 kapal, namun ia
tidak menyerah. Permainan belum tamat sekarang. Pergi ke medan kedua, ronde
selanjutnya. Ada sebuah film. "Four
Weddings and a Funeral” Hugh Grant menghancurkan pernikahannya. Tidak ada yang
bisa memprediksi masa depan. Itulah yang disebut kehidupan.” Ucap Dal Soo
sambil memainkan gitarnya.
Seorang
wanita menjerit bahagia memuji suara Dal Soo yang keren dan memberitahu kalau
akan ke sauna, lalu mengeluh melihat Phil yang datang lagi. Phil menegaskan
kalau datang bukan untuk si wanita itu.
[Hong
Jung Ae, 28 tahun. Dia bermusuhan dengan Phil. Bersama Dal Soo, dia tinggal dan
bekerja bersama selama dua tahun lamanya.]
Jung Ae
bertanya apakah Soo Jin memberinya undangan pernikahan menurtnya si pengantin pria
bertubuh tinggi dan tampan, bahkan penghasilannya besar juga. Dal Soo makin
mengeluh dengan lelaki tinggi dan tampan akan melakukannya.
“Kenapa
dia menghancurkan masa mudanya dengan menikah?” kata Dal Soo mengejek. Jung Ae
setuju kalau Soo Jin sinting.Phil yang frustasi memilih untuk segera pergi saja
“Hei..
Hyung, apa kau tahu? Dia peringkat dua dari bawah saat kelas dua.” Ucap Phil
membuka aib Jung Ae. Jung Ae mengumpat kesal mendengarnya kalau itu saat ia
masih SMA.
“Tiga hari setelah ulang tahunku, adalah ulang
tahun Soo Jin. Aku, untuk Soo Jin, telah menyiapkan kejutan indah. Lalu, aku
menyuruhnya datang ke tempat kejutan akan kulakukan.”
Flash Back
Soo Jin
menungu disuatu tempat tapi tak melihat Phil. Sampai akhirnya Phil datang
membawakan sebuah kue sambil menyanyikan sebuah lagu dan meminta agar meniup
lilin. Soo Jin dengan wajah bahagia meniup lilin diatas kue yang dibawa oleh
Phil.
“Kau
selalu memakai chocopie. Mana Hadiah?” kata Soo Jin. Phil mengaku kalau Ini
hadiah pertamanya dan seperti memberikan kode.
Suk Tae
dan Dal Soo bersembunyi menyalakan sesuatu, lingkaran tempat Soo Jin dan Phil
terlihat sangat meriah dengan kembang api yang menyala. Soo Jin makin
bahagia dan sangat tersentuh karena
seperti meriah dengan kembang api.
“Dalam bayanganku, perayaan ditutup
dengan nyala kembang api yang indah. Tapi... saat itulah terjadi kesalahan.”
Polisi
tiba-tiba datang yang membuat kegaduhan,
Suk Tae dan temanya panik memilih pergi. Kembang api akhirnya menyala
tak karuan, Phil dan Soo Jin mencoba kabur dan terlihat panik.
“Hari itu, aku justru membuatnya ke
kantor polisi, dan menulis berita acara pemeriksaan (BAP) untuk pertama
kalinya. Dan juga, bagaikan sebuah pesta pernikahan, orang tua kami datang
bersama ke kantor polisi, jadi bisa kubilang pesta ulang tahun hari itu luar
biasa. Itu adalah pesta yang hebat. Apa dia sudah melupakannya?”
Soo Jin
pergi ke sebuah gunung dengan menaiki tangga, merasa sangat bahagia menghirup
udara yang masih segar, tapi terlihat panik melihat isi tas dan tak menemukan,
lalu merasa sudah menduga dan merasa Pasti karena sudah cukup lama tidak
melakukannya, lalu mengangkat telp sambil tertawa.
“Kenapa
kau langsung tertawa saat menjawab telepon, seperti orang gila?” ucap Jin Sook.
Jung Ae pikir Soo Jin pasti sedang bersama calon suaminy yang membuatnya iri
sekali.
“Di mana kau?” tanya Jin Sook. Soo Jin
memberitahu kalau Di bukit belakang
kota. Jin Sook bertanya sedang apa disana.
“Aku ke
sini untuk memotret. Tapi, aku justru tidak membawa kameraku. Jadi, aku akan
turun lagi.” Kata Soo Jin
“Apa
katamu? Bagaimanapun, datanglah ke Bongbong Pub. Pesta lajangmu.” Kata Jin
Sook. Jung Ae menegaskan bahwa ini darurat. Soo Jin mengaku mengerti.
“Dan
juga, jangan tertawa-tawa sendiri di bukit. Kau akan mengejutkan orang-orang.
Mereka akan mengira kau gila. Cepatlah.” Pesan Jin Sook. Soo Jin hanya bisa
menarik nafas panjang merasa sudah bekerja keras memandang sebentar bukit.
Soo Jin
sampai di cafe sambil mengeluh kalau berat sekali rasanya harus turun ,
dan hanya memanjat bukit tanpa mendapat
apa-apa hari ini, karena Kameranya ketinggalan. Lalu meminta segelas air pada
pelayan.
“Selamat
atas pernikahanmu. Tapi, aku sudah pernah menikah sebelumnya, rupanya biasa
saja. Kenapa kau memilih menikah muda? Kenapa tidak menikmati sebentar lagi masa
mudamu?” komentar si pelayan, Soo Jin pun meminta segelas bir setelah air putih
begitu juga Jin Sook.
“Aku
kopi... Dal Soo Oppa tidak suka kalau aku minum di luar rumah.” Kata Jung Ae.
Si bibi pun meminta pelayan lain membawakan dua bir dan satu cangkir kopi.
“Hei.. Apa
kau hamil?” kata Jin Sook. Jung Ae mengaku tidak seperti itu.
“Hei, dia
tanya bagaimana cara menghentikan pernikahan, kepada Oppa-ku.” Cerita Jung Ae.
Jin Sook juga mengaku kalau ditanyai juga seperti itu.
“Phil selalu
saja menghalangi langkahku.” Keluh Soo Jin. Lalu Jin Sook pikir kalau Phil
benar-benar menuruti sarannya. Semua ingin tahu apa yang dikatakan Soo Jin. .
“Membunuh...
calon suamimu.” Kata Jin Sook. Soo Jin langsung berteriak. Jin Sook pikir kalau
itu hanya lelucon.
“Dia tidak
waras kalau sungguh melakukannya. Dia mungkin akan menikamnya begini.” Ucap
Jung Ae sambil bercanda seperti menusuk dengan pisau. Soo Jin menyuruh keduanya
berhenti saja.
“Tapi,
kenapa kau tidak mengundang Phil ke pernikahanmu?” tanya Jin Sook. Soo Jin
terlihat gugup.
“Aku
mengundangnya lewat pos.”kata Soo Jin. Jung Ae heran kalau rumah mereka
bersebelahan dan dengan melempar cuma butuh tiga detik, bhakan lewat jendela
pun bisa.
“Ya, aku
tadinya ingin memberikan langsung padanya, tapi rasanya aneh.” Akui Soo Jin,
Jung Ae ingin tahu kenapa. Soo Jin kembali dibuat binggung.
“Hei,
kenapa lagi menurutmu? Phil kan menyukai Soo Jin bahkan mengejarnya. Jung Ae ,
dengarkan aku. Kalau kau hendak menikah dengan Dal Soo Oppa, apa kau akan
mengundang Goo Gil Oppa?” kata Jin Sook.
“Kenapa
harus begitu? Suasananya akan menjadi aneh. Aku tidak menyuruh dia menyukaiku
dan tidak peduli padanya.” Kata Jung Ae
“Temanku,
seperti itulah dia sekarang.” Jelas Jin Sook. Jung Ae mengaku mengerti.
“Kalau
begitu katakan padanya... untuk berhenti.” Kata Jung Ae. Soo Jin pun memikirkan
dengan nasibnya.
Jin Sook
pikir Jung Ae berteman dengan dia. Jung Ae pikir sungguh membencinya., Jin Sook pikir Kalau
memungkinkan bicara logis dengan Phil maka yang akan membuatnya menjadi manusia
lebih baik mulai sekarang. Soo Jin memilih hanya terus meminum bir saja.
“Tidak
ada cara lain. Kau hanya perlu mengakhiri semuanya minggu ini.” Kata Jin Sook.
Soo Jin yang frustasi meminta agar memesan bir untuknya
“Apa Kau
tidak punya mulut atau tangan sendiri? Memangnya aku pelayanmu? Kenapa tidak
pesan sendiri?” keluh Jin Sook tapi akhirnya memesankan bir untuk Soo Jin
[Arena Bilyard dan Kafe Internet Pilseung]
Phil
pindah ke tempat lain, Seorang pria menyapanya mengatakan Sejak tadi
bertanya-tanya Phil di mana dan kembali membahas kemarin bikin
keributan, lalu menanyakan ingin kopi atau soda.
[Yang Goo Gil, 29
tahun, Hyung komplek. Kuat sekali dan pemikirannya sangat sederhana. Meski
begitu, dia baik. Orang yang sangat baik.]
Phil
merasa tidak perlu kopi ataupun soda. Goo Gil melihat Phil terlihat benar-benar depresi dan paham benar
perasaannya. Phil pikir Kalau saja dirinya
tidak menggila saat seusia mereka, maka tidak akan mengalami situasi seperti
ini.
“Aku pun
memikirkan hal yang sama. Seandainya dulu aku sedikit lebih pandai. Apa Kau
tahu bagaimana perasaanku? Saat aku kehilangan Jung Ae, aku merasakan persis
sama sepertimu. Layaknya pria sejati, aku menangis kencang. Lalu, aku
mendaftarkan diri ke militer. Saat itulah aku menyadari..” ucap Goo Gil yang
langsung disela oleh Phil
“Berhentilah
bicara omong kosong, Hyung. Apa kau tahu jalan keluar dari situasi ini?” kata
Phil. Goo Gil ingin tahu contohnya.
“Aku... harus menikahi Soo Jin. Oleh Sebab
itu, tidak bisakah kau memberi saran?”ucap Phil
Goo Gil
pikir Phil itu preman, dan pernikahannya
seminggu lagi jadi tidak baik dan Pria sejati tidak berbuat demikian. Phil
meminta agar Goo Gil memberitahu sesuatu dan anggap saja dirinya preman. Goo Gil pikir bisa menghancurkan mejanya kalau
begitu. Phil makin frutasi mendengarnya.
“Ada satu
cara... Jawabannya adalah kecepatanmu. Aku ingat saat kau berada di tim pelari.
Kau lelaki yang dapat berlari sangat cepat. Masalahnya adalah kau tidak
memiliki awal yang benar.” Ucap Goo Gil. Phil tak ingin banyak omong kosong
ingin tahu nasibnya nanti.
“Sebuah
ledakan. Sesuatu yang cepat. Tembakan di pernikahan.” Kata Goo Gil. Phil merasa
Goo Gil sangat menjengkelkan sekali, membuatnya kesal
“Kenapa? Apa
Kau tidak lihat pernikahan selebriti? Mereka juga ada tradisi menembakkan
pistol. Sebab itu, kau sebaiknya lekas... “ ucap Goo Gil kembalai disela oleh
Phil. Phil pikir Goo Gil itu gila.
“Aku akan
diam saja. Aku tidak mau berpikir lagi. Tidak seorangpun yang normal di
lingkungan ini. Kenapa juga aku bertanya pada kalian akan solusinya? Aku sudah
gila!” ucap Phil benar-benar frustasi sampai keluar menabrak standing banner.
Bersambung
ke part 2
BalasHapusWah mantab, thanks mas linknya ijin download Download Drama Korea keren banget filmnya
Download Film Indonesia , Nonton Film Terbaru dan Drama Korea, dan Download Film Indonesia Terbaru
Download Film Indonesia Terbaru