Bong Phil
keluar dari Man Hole dan menyadari kalau Ini lingkungan tempat tinggalnya, lalu
mendengar berita tepat jam 12 Siang, kalau polisi sedang mencari Preman. Ia pun
menatap wajahnya dengan ada plester dan juga tatto ditubuhnya.
“Jangan
bilang... Ini... ini adalah... Ini aku?” ucap Phil terlihat benar-benar tak
percaya yang berubah dengan cepat.
“Kenapa
aku sekacau ini? Dan, apa yang terjadi dengan lingkungan ini?” ucap Bong Phil
menatap wajahnya di cermin.
Saat itu
dua orang datang dan langsung menyapa seperti anak buahnya, Phil heran dengan
bertanya-tanya siapa orang yang menyapa dan kenapa harus menyapanya. Ia benar-benar kebinggungan apa yang terjadi
dan melihat ponselnya ingin tahu tangga berapa sekarang. Tapi dalam kantungnya
hanya menemukan kertas Perjanjian permohonan maaf dan juga beberapa struk
belanja.
“Kalau
sekarang tahun 2017, bukankah aku kembali ke masaku? Tapi, aku... aku bukan
diriku yang kukenal.” Ucap Phil binggung setelah melihat tanggal dalam
ponselnya.
[Episode 3, Masa Lalu Menciptakan Masa Kini]
Phil
mengingat saat terakhir kali bertemu dengan Soo Jin ditaman, Ketika Soo Jin
bertanya Hal penting apa yang ingin dikatakan padanya. Phil berusaha mengatakan
kalau setiap kali melihatnya ingin buang air kecil dan akhirnya menghila lewat
Man Hole dan pindah ke masa SMA, Lalu saat di depan gereja.
“Semuanya
akan baik-baik saja kalau kau membalas pesanku.” Ucap Soo Jin marah, Phil
binggung pesan apa maksud Soo Jin itu. Soo Jin pun memilih untuk pergi. Saat
itu akhirnya jiwa Phil pergi ketiga mengejar Soo Jn.
“Itulah
yang terjadi, lalu 10 tahun lewat begitu saja. Tapi, apa ini sungguhan? Mari
lihat...” kata Phil mencoba menghapus tatto tapi ternyata memang sungguhan.
Saat itu
kedua orang tuanya lewat, tapi seperti tak peduli dengan anaknya. Phil pun
memanggil kedua orang tuanya. Ayahnya memint agar tak perlu
memperdulikanya. Phil mengejar keduanya,
Tuan Bong pikir mereka sudah sepakat
tidak seperti ini lagi.
“Bagaimana
bisa kau memanggil kami Ayah dan Ibu? Kita sudah berjanji melupakan hubungan
antara kita.” Ucap Tuan Bong. Phil binggung dengan sikap orang tuanya seperti
acuh.
“Anak
yang dulu memiliki tatapan tulus itu kini sudah terkubur dalam hati kami. Kau-yang-berusia-tujuh-tahun
itu yang ada di hati kami. Sekalipun kau ditangkap oleh polisi, berhentilah
memanggil kami sebagai walimu. Aku terlalu sering ke sana sampai aku merasa
malu. Sudahlah, kita telah memutuskan melupakan segalanya.” Ucap Ibu Phil
dengan nada tinggi.
“Kenapa
kau terdengar begitu emosional?” kata Tuan Bong khawatir.Ibu Phil meminta maaf
merasa kalau Cat kuku jarinya agak berantakan, jadi kesal saja.
“Kami
akan segera pindah. Jangan coba menemukan kami.” Ucap Ibu Phil dan bergegas
pergi. Phil dibuat binggung karena kedua orang tuanya seperti sudah tak mengakui
dirinya sebagai anak.
Phil
binggung dengan yang terjadi dengan lingkungan ini, lalu saat berjalan
terdengar suara teriakan orang-orang yang memanggil pencuri. Ia pun berjalan ke
tepi jalan dan melihat tempat Persewaan DVD Family dan tahu itu milik Dal Soo,
tapi seperti sudah tak buka.
Ia masuk
tak menemukan siapapun, bahkan seperti gudang dan memanggil Dal Soo. Saat itu
terlihat pria dengan rambut panjang dan lusuh keluar, Phil bingging melihat Dal
Soo yang rapih seperti gelandangan. Keduanya terlihat sama-sama kaget. Phil pun
bertanya kenapa Dal Soo bisa sampai seperti itu.
“Di mana
dan kapan segalanya mulai menjadi salah pun aku tidak tahu. Kalau aku tahu,
pasti sudah coba aku ubah. Aku tak akan hidup begini. Ada apa kau ke sini?”
ucap Dal Soo. Phil mengerti.
“Hyung,
aku merasa sedikit aneh. Dalam perjalanan kemari aku terlibat perkelahian, lalu
tanpa sadar aku secara otomatis menangkis semua pukulan. Dan aku juga terkejut
saat melihat polisi. Lalu, ayah dan ibuku pun mengatakan hal yang aneh. Mereka
bahkan tidak memperlakukanku selayaknya manusia.” Ucap Phil binggung
“Kenapa
kau menanyakannya padaku setelah pergi selama tiga tahun?” kata Dal Soo. Phil
kaget karena dirinya yang pergi Tiga tahun.
“Apa
maksud mu Aku kembali setelah tiga tahun?” ucap Phil. Dal Soo membenarkan.
“Lalu, di
mana aku tinggal sekarang?” tanya Phil. Dal Soo mengaku tak tahu tapi
mengetahui dari Suk Tae kalau Phil tinggal di sekitar "distrik
merah",
“Hyung...Aku...
kenapa aku seperti ini?” ucap Phil benar-benar binggung.
“Apa sekarang
kau menyesali hidupmu, yang dipenuhi dengan darah, pukulan, dan teriakan?” ejek
Dal Soo. Phil benar-benar tak mengerti dan meminta agar menjelaskan lebih
detail. Dal Soo menceritakan seperti film untuk kehidupan Phil.
Flash back
Phil yang
masih SMA bisa berkelahi melawan Oppa gereja, Dal Soo menceritakan Setelah perkelahian di gereja, Phil
dikeluarkan dari sekolah, dan ditendang dari tim lari. Phil pun menjadi sangat
brutal, karena punya banyak waktu luang, maka Phil mulai berkelahi dengan geng
sekitar.
“Kau
tampak seperti seorang monster yang haus darah. Lalu, beberapa orang mulai
merasa tersudut karenamu, jadi untuk "menyambut" wajah baru yang
menjadi musuh mereka, beberapa anggota geng menyiapkan pesta. (Pesta dalam geng
preman berarti duel) Namun satu-satunya yang menikmati pesta itu hanya kau. Segala
sesuatunya sangat bagus untukmu saat itu. Kau menjadi pusat semua kekacauan, juga
buronan paling dicari oleh Kepolisian. Kau menjadi musuh semua orang.” Cerita
Dal Soo
Phil
benar-benar tak menyangka kalau ia adalah mantan narapidana dan sungguh jadi
berandalan. Dal Soo mengulang kembali kalau Setelah pertarungan berdarah itu,
Phil sungguh menjadi berandalan, tapi merasa heran Phl tiba-tiba menanyakannya,
seperti melakukan penolakan.
“Tak apa,
lanjutkan saja... Teruskan, tolak dirimu sendiri.” Ucap Dal Soo
“Lalu Soo
Jin bagaimana?” ucap Phil panik. Dal Soo memberitahu kalau Soo Jin akan menikah
minggu depan.
“Kenapa
memang dengan Soo Jin? Kenapa menanyakannya?” kata Dal Soo
“Karena aku
menyukai Soo Jin. Kau kan tahu.” Ucap Phil heran karena Dal Soo tahu tentang
perasaanya.
“Kau dan
Soo Jin tidak pernah bersama lagi sejak SMA, lalu kenapa?” kata Dal Soo heran.
“Segalanya
berubah. Karena aku menghajar Oppa Gereja itu, masa depan berubah.” Gumam Phil
Phil
masuk ke ruang belajar mencari Suk Tae, tapi malah menemukan sosok orang yang
sebelumnya pernah di hajar didepan gereja. Oppa gereja sedang sibuk belajar.
Phil heran pria itu ada di ruang belajar. Oppa gereja memberitahu Seok Tae baru
saja pergi.
“Hei, apa
yang sedang kau lakukan di sini?” ucap Phil heran. Oppa gereja itu mengatakan
kalau pasti belajar.
“Kenapa
kau belajar? Tidak sepertimu biasanya.” Tanya Phil
“Ah, aku
harus belajar agar bisa menjadi manusia seutuhnya.” Kata Oppa Gereja dan Phil melihat isi meja yang sudah tanda salip.
“Kau di
meja yang biasa aku pakai.” Ucap Phil. Oppa Gereja mengaku tidak mudah untuk
menjadi petugas polisi.
“Apa Kau
mau jadi polisi? Kau tidak lebih dari preman.” Ejek Phil. Oppa gereja tahu kalau
dulu memang seperti itu sebelum bertemu dengan Phil 10 tahun lalu.
“Malam
itu, aku mendapat pelajaran berharga. Aku terselamatkan, bisa dibilang begitu.”
Ucap Oppa Gereja
“Hidupku
dan bajingan ini tertukar.”gumam Phil mengumpat marah.
Kedua
orang tua Soo Jin duduk di meja, membahas tentang Bisnis sedang sepi sekarang.
Soo Jin pulang langsung membaringkan tubuhnya disofa, ibunya bertanya apakah sudah menemukan
perabot yang disukainya. Soo Jin mengaku terlihat sama saja.
“Satu-satunya
yang kuinginkan terlalu mahal, sedangkan yang sesuai dana kurang bagus.” Cerita
Soo Jin .
“Maka
dari itu, kenapa mertuamu membelikan apartemen yang sangat besar untuk kalian? Memenuhi
perabot di dalamnya saja butuh banyak uang.” Ucap Ibu Soo Jin
“ Ukuran
apartemennya bagus. Biarkan saja banyak ruang kosong. Tidak perlu penuh
perabot.” Kata Ayah Soo Jin
“Aigoo,
mudah mengatakannya. Mertuanya bisa-bisa memandang rendah Soo Jin, apa kau mau?
Kenapa juga kau harus memulai bisnis aneh dan kehilangan semua uangmu?” kata Ibu
Soo Jin mengomel.
Soo Jin
memilih untuk pergi ke apotik, meminta obat sakit kepala. Jae Hyun bertanya
sakit kepala yang seperti apa, apakah Migrain atau hanya sakit kepala akibat
tekanan darah. Soo Jin mengaku kalau itu sakit kepala saja.
Jae Hyun
memegang kepala Soo Jin, apakah dibagian depan belakang bawah. Soo Jin memegang
tangan Jae Hyun kalau sakit dibagian dada dan keduanya terlihat mencoba mesra
di ruang apotik.
“Hentikan!!
Hei, Apa kalian sedang bergurau ? Keluar sana!” ucap Si ketua Apotik. Keduanya
melepaskan tangan mereka
“Apoteker
berusia 40 tahun juga manusia! Kalian membuatku merinding. Keluar sana!” kata
Si ketua. Soo Jin merengek kalau Takut. Jae Hyun pun memberikan pelukanya. Si
ketua langsung berteriak menyuruh Soo Jin agar keluar.
Semua
berkumpul di tempat Jin Sook membahas kalau
Phil kembali.Goo Gil tak percaya karena tidak dengar kabar darinya cukup
lama, jadi mengira Jin Sook dipenjara. Sementara Suk Tae heran dengan yang
dilakukan Polisi menurutnya Lingkungan mereka
kacau sekali.
“Hei,
jangan bilang begitu! Bagaimanapun, dia dulu sahabat kita. Phil itu,
bagaimanapun juga, bukan orang jahat.” Kata Jin Sook membela. Semua seperti tak
setuju dengan yang dikatakn Jin Sook.
“Omong-omong
Phil agak aneh. Dia bilang, "Kenapa hidupku menjadi seperti ini?" Dia
juga bilang jatuh cinta pada Soo Jin.” Cerita Dal Soo, Semua benar-benar tak
menyangka menurutnya kenapa harus Soo Jin.
“Apa dia
sudah gila? Soo Jin akan segera menikah.” Ucap Jung Ae heran
“Tapi, Phil
memang dulu menyukai Soo Jin. Gara-gara aku mengatakan menyukai Soo Jin, maka dia
sempat memukuliku di taman bermain. Kalian juga lihat sendiri bagaimana dia
memukuli bocah itu 10 tahun lalu, 'kan?” kata Suk Tae sambil berdiri. Jung Ae
pikir Phil memang sampah.
“Padahal
Hyung Gereja itu orang baik. Bagaimanpun, sudah kuduga dia akhirnya jadi
preman. Dia perlu dipenjara beberapa kali lagi. Dia sudah tidak bisa
diperbaiki.” Ucap Suk Tae mengebu-gebu, semua panik melihat Phil sudah ada
dibelakang Suk Tae. Suk Tae baru sadar ketika Phil menempuk pundaknya, dan
langsung memberikan tempat duduk.
“Aku
bicara tentang temanku Young Phil, yang itu. Bong Phil kita adalah orang yang
sangat baik.” Ucap Suk Tae membela diri. Phil akhirnya duduk bersama dengan
teman-temanya.
“Apa yang
kalian semua lakukan di sini?”tanya Phil binggung. Toko Goo Gil tutup.
“Aku
berpikir untuk menutupnya, lalu berbisnis yang lain.” Ucap Goo Gil
“Karena
itu pemberian ayahmu, kau bilang akan mempertahankannya sampai mati.” Kata Phil
tak percaya
“Semua itu
bukan urusanmu!” tegas Jung Ae. Goo Gil mencoba merayu Jung Ae agar tenang.
Jung Ae kesal merasa Goo Gil itu berisik. Phil bingung melihat keduanya seperti
pasangan.
“Itu
bisnis kami berdua, apa urusanmu?” kata Jung Ae kesal. Goo Gil mencoba agar
bisa menahan diri.
“Kau
bilang "Bisnis kami"?” kata Phil binggung. Jung Ae menekannya kalau
itu Bisnis Goo Gil Oppa dan dirinya. Goo Gil meminta agar Jung Ae tak
marah-marah.
“Kalian...
jangan-jangan... Hei, kau tinggal bersama Goo Gil... dan apa Kalian rekan bisnis?”
kata Phil tak percaya. Jung Ae membenarkan dan kalau ini memang tak masalahnya.
“Lalu,
bagaimana Dal Soo? Kau juga menjalankan bisnis dengan Dal Soo” kata Phil. Jung
Ae heran kalau ia bersama Dal Soo. Goo Gil meminta agar Jung Ae tenang.
“Apa ini?
Jung Ae seharusnya tinggal bersama Dal Soo. Ini rupanya penyebab dia kacau.”
Gumam Phil binggung.
“Jung Ae
dulu pernah menyukai aku. Dia bahkan memberiku surat cinta.” Kata Dal Soo.
“Hei, itu
masa lalu.” Teriak Goo Gil dan Jung Ae.
“Memangnya
aku tidak tahu? Dia bahkan pernah membelikanku burger.” Ucap Dal Soo. Jin Sook
seperti mengingat sesuatu.
“Aku...
mendapat perasaan aneh yang sama sebelumnya... saat SMA.” Kata Jin Sook.
Flash Back
Ia
mengingat saat Phil bertanya apakah percaya perlintasan waktu. Jin Sook
bertanya apakah itu maksudnya perjalanan waktu dan Phl mengatakan aklau dirinya
datang dari masa depan.
“Saat itu
kau, tiba-tiba mengatakan sesuatu yang aneh. 10 tahun lalu.” Ucap Jin Sook
“Itu
bukan 10 tahun yang lalu. Terjadinya baru kemarin.” Ucap Phil menarik baju yang
baru dijemur oleh Jin Sool
“Jadi
maksudmu, kau melakukan perjalanan waktu lewat manhole?” ucap Jin Sook
“Entah bagaimana
caraku menjelaskannya... Hei, ini bukanlah kehidupanku yang sebenarnya. Kau
tahu benar, bahwa aku tak akan punya nyali jadi preman begini.”jelas Phil
mencoba untuk menyakinkan.
“Jadi
maksudmu, karena kau melintasi waktu, lalu menghajar Oppa Gereja itu, maka
hidupmu saat ini kacau balau?” kata Jin Sook.
Phil
membenarkan melihat tatapn Jin Sook bisa mengerti tidak akan mempercayainya,
dan mendengar suara sirine polis ketakutan, dan bertanya apa yang terjadi
dengan lingkungan mereka tinggal ini.
Jin Soo mengatakan itu Itu gara-gara bar dan motel di dekat merekan dan
Phil yang katanya juga tinggal di sana.
“Aku
bahkan tidak tahu di mana aku sekarang tinggal. Dan juga, aku ini baru kembali
dari masa 10 tahun lalu.” Kata Phil Bingging
“Hei,
Phil... Apa mungkin kau... narkoba?” ucap Jin Sook menduga. Phil merasa Jin Sook sudah gila dan
mengumpat bisa seperti sekarang ini.
“Dia
serius. Tidak kelihatan sedang berbohong. Soo Jin melalui waktu yang sulit
gara-gara kau.” Kata Jin Sook. Phil binggung memangnya kenapa Soo Jin.
“Kenapa lagi,
gara-gara perkelahian itu, kau dikeluarkan dari sekolah, bahkan dari tim lari
juga. Dia berpikir telah menghancurkanmu. Dia menangis untukmu, apa kau tahu.”
Cerita Jin Sook
“Apa Sungguh
Soo Jin melalui waktu yang berat karena aku?” kata Phil. Jin Sook membenarkan.
Soo Jin
melihat foto dalam komputernya dan mengeluh kalau Semestinya memotret untuk selebaran, bukan
koleksi. Lalu menyapa seseorang masuk ke kantornya. Phil masuk dengan gayanya,
Soo Jin kagetmelihat Phil yan datang. Phil pun menyapa Soo Jin yang Lama tidak
jumpa.
“A--apa
yang membawamu ke sini?” tanya Soo Jin gugup. Phil merasa tidak ada yang berubah di ruangan itu yaitu Masih
kacau saja.
“Kau
bilang Di... di sini? Tapi kau belum pernah ke sini.” Ucap Soo Jin binggung.
Phil pikir tak perlu dibahas karena Menjelaskan hanya membuatnya tampak idiot.
“Oh, bagaimanapun,
sudah lama ‘kan? Apa selama ini kau baik-baik saja?” tanya Soo Jin
“Bahkan
bahuku masih sakit gara-gara pukulanmu kemarin. Sudah lama apanya!?” gumam Phil
“Ah, kita
selama 10 tahun terakhir, Apa kita tidak pernah sekalipun terlibat satu sama
lain?” ucap Phil. Soo Jin binggung maksud ucapanya.
“Kudengar
gara-gara aku berubah jadi begini, maka kau mengalami waktu yang sulit.” Jelas
Phil
Soo Jin
mengerti maksudnya, dan mengakuinya.
Phil bertanya kenapa memangnya. Soo Jin pikir gara-gara dirinya menjadi seperti
ini Padahal Phil seharusnya menjadi atlet hebat Tapi hidupnya berantakan
gara-gara perkelahian itu dan berkelahi dengan Oppa Gereja karena dirinya
“Lalu,
kenapa kau tidak menjagaku dengan baik, sehingga hidupku tidak berantakan?”
ucap Phil. Soo Jin pikir Benar juga.
“Seandainya
begitu, aku mungkin bisa membantumu hidup lebih baik. Hei, apa kau tidak ingat?
Saat kita masih SMA dulu, aku merobohkan cermin besar di sekolah. Dan saat itu,
kau bertanggungjawab untukku. Kau bilang "Hei, kau pergilah. Kau akan
baik-baik saja." Itu saat pertama kalinya kau tampak sangat keren.” Ungkap
Soo Jin
Phil
heran Soo Jin yang membicarakan ini, Soo Jin pikir itu Lucu, Padahal sudah lama
sekali. Phil memberitahu Perkelahian itu
maupun karir atletnya tidak saling berhubungan, karena saat itu sudah ingin
berhenti. Ia merasa sungguh buruk dalam mengawali start, sehingga tak ada
gunanya sekalipun larinya kencang.
“Oleh
Sebab itu, kau tidak perlu merasa tak enak ataupun bersalah. Aku hanya tidak
kompeten. Aku datang untuk mengatakannya.” Ucap Phil lalu melihat kipas angin
yang patah dan bertanya apakah Soo Jin memiliki lakban.
Beberapa
saat kemudian, Phil bisa memperbaiki kipas yang bisa berputar lagi, dengan
memberitahu kalau tak bisa bergerak jadi membiarkanya. Soo Jin pun mengucapkan Terima
kasih. Phil berpesan agar Soo Jin bisa memotret, karena sangat bagus dalam
memotret.
“Kau
dulunya lebih bagus dalam melukis, tapi aku... melukis ataupun memotret
sebenarnya sama.” Ucap Phil memilih untuk segera pamit pergi. Soo Jin terlihat
senang melihat kipasnya kembali menyala di musim panas.
“Saat
itulah untuk pertama kalinya kau tampak sangat keren.” Gumam Phil tak pecaya
mendengar komentar Soo Jin.
“Astaga...
Tidak bisa kupercaya diriku sendiri kehilangan dia. Aku mencintai dia sejak
lama.” Ucap Phil kesal.
“Kau
bilang Cinta? Cinta itu hebat.” Kata seorang pria. Phil binggung siapa yang
dimaksud.
“Di
hadapan gadis yang kau kasihi, kelihatannya kau ingin menyembunyikan
kehidupanmu yang seperti sampah.” Kata si pria. Phil benar-benar binggung siapa
sebenarnya pria itu.
“Aku
datang karena bos mengirimku. Hei, mestinya bilang saja kau ingin dijemput.”
Kata si pria
Mereka
pun kejar-kejaran sampai di sebuah tempat, Phil dengan nafas terengah-engah
berpikir akan jalan dengan kedua kakinya. Pria itu menolak karena akan
membawanya karena frustrasi sekali sekarang. Phil panik meminta agar mengatakan
alasan mengejarnya. Si pria pikir nanti saja kalau Phil sudah sadar. Saat itu Phil tak percaya seperti punya
kekuatan dan refleks yang basgu.
“Astaga,
daebak... Aku menemukan bakatku.” Ucap Phil. Mereka kembali berkelahi dan Suk
Taek melihat dari belakang mobil langsung menelp polisi dengan wajah panik.
“Saya
adalah saksi tidak bersalah. Ada seorang preman di lingkungan saya yang
mengacau. Kami memerlukan petugas untuk segera datang.” Ucap Suk Tae.
Phil
berjalan dibuat binggung siapa bos yang dimaksud, karena sungguh tidak ingat.
Lalu tiba-tiba merasakan sebuah panci yang terlempar, wIa sangat marah tapi
tersadar kalau ini adalah tempat Goo Gil.
Di dalam
Arena Bilyard Pilseung, Jung Ae membuang semua stick billiyard. Goo Gil pikir
Jung Ae tidak bisa membuangnya. Jung Ae merasa Tidak ada gunanya bicara
dengannya. Goo Gil meminta agar tidak bisa membuangnya, karena Semua itu
peninggalan mendiang ayahnya.
“Kita
tidak bisa menggunakan meja bilyard di toko kosmetik, tahu!” ucap Jung Ae
“Kenapa
tidak? Kan bisa belanja kosmetik sekaligus main bilyard. Tidak masalah menjalankan
dua bisnis di satu tempat.” Kata Goo Gil
“Siapa
coba yang mau main bilyard saat belanja? Dasar Bodoh, berikan padaku!” kata
Jung Ae
“Sudah
kubilang berhenti menyebutku bodoh. Kenapa kau selalu menyebutku begitu?” ucap
Goo Gil mendorong Jung Ae.
Dal Soo yang
melihat mencoba membantunya dengan menanyakan keadaan Jung Ae. Jung Ae langsung
menangis di pelukan Dal Soo dengan merengek kalau Goo Gil yang mendorong sampai
jatuh. Goo Gil marah karena Jung Ae malah menangis di pelukan Dal Soo.
“Berhentilah
lari ke pelukan Dal Soo di depan mataku!” teriak Goo Gil. Akhirnya ketiganya
saling tarik menarik stick billyard.
“Hentikan,
hentikan... Hei, Yang Goo Gil!” teriak Phil masuk ke dalam ruang billyard. Ketiganya
melonggo melihat Phil yang datang.
“Dasar
idiot dan bodoh kalian semua! Aku tahu hidupku memang berantakan, tapi kenapa
kalian semua seperti ini juga?” keluh Phil
Flash Back
Oppa
gereja akan memukul dengan kayu dan Goo Gil melindungi Jung Ae. Sementara Goo
Gil hanya bisa menghindar. Saat itu Jung Ae merasa terpana melihat Goo Gil.
“Aku
pasti sudah gila. Aku terperangah sesaat kala itu. Tapi, aku menyangka itu
cinta.” Ungkap Jung Ae kesal. Goo Gil memohon agar Jung Ae tak mengatakan hal
itu.
“Bagaimana
bisa banyak sekali yang berubah akibat satu insiden?” Gumam Phil binggung.
“Aku
masih mencintaimu.”unggkap Goo Gil. Jung Ae yang kesal tak ingin mendengarnya.
“Kau itu
idiot keras kepala... Hei, Bong Phil, kau benar. Dulu, aku dulunya menyukai Dal
Soo Oppa.” Ucap Jung Ae.
“Lalu,
kenapa kau tinggal bersama Goo Gil Hyung?” tanya Phil binggung
“Entahlah.
Mungkin itu sebabnya mereka bilang kalau wanita mudah sekali berubah pikiran.” Kata
Jung Ae. Dal Soo langsung menyanyikan lagu “Act Three dari Verdi Rigoletto.”
Goo Gil
yang kesal mengumpat pada Dal Soo, dan Jung Ae juga mengumpat pada Goo Gil. Ia
kembali bicara pada Phil yang memang
tahu banyak hal, kalau selalu menyukai pria yang pintar. Phil menjelaskansebuah
buluh hanya akan goyah.Namun tidak berpindah dari tempatnya. Goo Gil
membenarkan, Jung Ae yang kesal langsung menyuruh Goo Gil diam.
“Kalian
menjalani kehidupan penuh kebodohan. Sedangkan aku menjalani hidup dengan hati
terbakar. Segala sesuatunya kacau.” Ungkap Phil bingung.
Phil
berjalan di terowongan dan melihat ada selembaran dari polisi “Dicari akibat
tindak kekerasan.” Dengan wajah dirinya dan Hadiah 10 juta won disediakan. Ia
pun langsung melepaskan semua lebaran dengan wajah kesal.
“Apakah lingkunganku
jadi beginigara-gara kesalahanku? Dal Soo Hyeong juga kacau, hati Jung Ae
berubah, lalu Soo Jin juga hidup dengan rasa bersalah. Apakah semua ini gara-gara
tindakanku? Padahal aku hanya bertarung sekali, Tapi Bukan ini yang kuharapkan.
Soo Jin.. Harus bagaimana aku? Apa aku sungguh harus menjalani kehidupan ini?
Apa aku bisa kembali ke manhole itu?” kata Phil benar-benar binggung.
“Tidak...
Sekalipun aku kembali, hati Soo Jin... akankah dapat berubah?” kata Phil
binggung.
Bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar