PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 17 Agustus 2017

Sinopsis Manhole Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Bong Phil keluar dari Man Hole dan menyadari kalau Ini lingkungan tempat tinggalnya, lalu mendengar berita tepat jam 12 Siang, kalau polisi sedang mencari Preman. Ia pun menatap wajahnya dengan ada plester dan juga tatto ditubuhnya.
“Jangan bilang... Ini... ini adalah... Ini aku?” ucap Phil terlihat benar-benar tak percaya yang berubah dengan cepat.
“Kenapa aku sekacau ini? Dan, apa yang terjadi dengan lingkungan ini?” ucap Bong Phil menatap wajahnya di cermin.
Saat itu dua orang datang dan langsung menyapa seperti anak buahnya, Phil heran dengan bertanya-tanya siapa orang yang menyapa dan kenapa harus menyapanya.  Ia benar-benar kebinggungan apa yang terjadi dan melihat ponselnya ingin tahu tangga berapa sekarang. Tapi dalam kantungnya hanya menemukan kertas Perjanjian permohonan maaf dan juga beberapa struk belanja.
“Kalau sekarang tahun 2017, bukankah aku kembali ke masaku? Tapi, aku... aku bukan diriku yang kukenal.” Ucap Phil binggung setelah melihat tanggal dalam ponselnya. 

[Episode 3, Masa Lalu Menciptakan Masa Kini]
Phil mengingat saat terakhir kali bertemu dengan Soo Jin ditaman, Ketika Soo Jin bertanya Hal penting apa yang ingin dikatakan padanya. Phil berusaha mengatakan kalau setiap kali melihatnya ingin buang air kecil dan akhirnya menghila lewat Man Hole dan pindah ke masa SMA, Lalu saat di depan gereja.
“Semuanya akan baik-baik saja kalau kau membalas pesanku.” Ucap Soo Jin marah, Phil binggung pesan apa maksud Soo Jin itu. Soo Jin pun memilih untuk pergi. Saat itu akhirnya jiwa Phil pergi ketiga mengejar Soo Jn.
“Itulah yang terjadi, lalu 10 tahun lewat begitu saja. Tapi, apa ini sungguhan? Mari lihat...” kata Phil mencoba menghapus tatto tapi ternyata memang sungguhan. 

Saat itu kedua orang tuanya lewat, tapi seperti tak peduli dengan anaknya. Phil pun memanggil kedua orang tuanya. Ayahnya memint agar tak perlu memperdulikanya.  Phil mengejar keduanya, Tuan Bong pikir mereka  sudah sepakat tidak seperti ini lagi.
“Bagaimana bisa kau memanggil kami Ayah dan Ibu? Kita sudah berjanji melupakan hubungan antara kita.” Ucap Tuan Bong. Phil binggung dengan sikap orang tuanya seperti acuh.
“Anak yang dulu memiliki tatapan tulus itu kini sudah terkubur dalam hati kami. Kau-yang-berusia-tujuh-tahun itu yang ada di hati kami. Sekalipun kau ditangkap oleh polisi, berhentilah memanggil kami sebagai walimu. Aku terlalu sering ke sana sampai aku merasa malu. Sudahlah, kita telah memutuskan melupakan segalanya.” Ucap Ibu Phil dengan nada tinggi.
“Kenapa kau terdengar begitu emosional?” kata Tuan Bong khawatir.Ibu Phil meminta maaf merasa kalau Cat kuku jarinya agak berantakan, jadi kesal saja.
“Kami akan segera pindah. Jangan coba menemukan kami.” Ucap Ibu Phil dan bergegas pergi. Phil dibuat binggung karena kedua orang tuanya seperti sudah tak mengakui dirinya sebagai anak. 


Phil binggung dengan yang terjadi dengan lingkungan ini, lalu saat berjalan terdengar suara teriakan orang-orang yang memanggil pencuri. Ia pun berjalan ke tepi jalan dan melihat tempat Persewaan DVD Family dan tahu itu milik Dal Soo, tapi seperti sudah tak buka.
Ia masuk tak menemukan siapapun, bahkan seperti gudang dan memanggil Dal Soo. Saat itu terlihat pria dengan rambut panjang dan lusuh keluar, Phil bingging melihat Dal Soo yang rapih seperti gelandangan. Keduanya terlihat sama-sama kaget. Phil pun bertanya kenapa Dal Soo bisa sampai seperti itu.
“Di mana dan kapan segalanya mulai menjadi salah pun aku tidak tahu. Kalau aku tahu, pasti sudah coba aku ubah. Aku tak akan hidup begini. Ada apa kau ke sini?” ucap Dal Soo. Phil mengerti.
“Hyung, aku merasa sedikit aneh. Dalam perjalanan kemari aku terlibat perkelahian, lalu tanpa sadar aku secara otomatis menangkis semua pukulan. Dan aku juga terkejut saat melihat polisi. Lalu, ayah dan ibuku pun mengatakan hal yang aneh. Mereka bahkan tidak memperlakukanku selayaknya manusia.” Ucap Phil binggung
“Kenapa kau menanyakannya padaku setelah pergi selama tiga tahun?” kata Dal Soo. Phil kaget karena dirinya yang pergi Tiga tahun.
“Apa maksud mu Aku kembali setelah tiga tahun?” ucap Phil. Dal Soo membenarkan.
“Lalu, di mana aku tinggal sekarang?” tanya Phil. Dal Soo mengaku tak tahu tapi mengetahui dari Suk Tae kalau Phil tinggal di sekitar "distrik merah",
“Hyung...Aku... kenapa aku seperti ini?” ucap Phil benar-benar binggung.
“Apa sekarang kau menyesali hidupmu, yang dipenuhi dengan darah, pukulan, dan teriakan?” ejek Dal Soo. Phil benar-benar tak mengerti dan meminta agar menjelaskan lebih detail. Dal Soo menceritakan seperti film untuk kehidupan Phil. 

Flash back

Phil yang masih SMA bisa berkelahi melawan Oppa gereja, Dal Soo menceritakan  Setelah perkelahian di gereja, Phil dikeluarkan dari sekolah, dan ditendang dari tim lari. Phil pun menjadi sangat brutal, karena punya banyak waktu luang, maka Phil mulai berkelahi dengan geng sekitar.


“Kau tampak seperti seorang monster yang haus darah. Lalu, beberapa orang mulai merasa tersudut karenamu, jadi untuk "menyambut" wajah baru yang menjadi musuh mereka, beberapa anggota geng menyiapkan pesta. (Pesta dalam geng preman berarti duel) Namun satu-satunya yang menikmati pesta itu hanya kau. Segala sesuatunya sangat bagus untukmu saat itu. Kau menjadi pusat semua kekacauan, juga buronan paling dicari oleh Kepolisian. Kau menjadi musuh semua orang.” Cerita Dal Soo
Phil benar-benar tak menyangka kalau ia adalah mantan narapidana dan sungguh jadi berandalan. Dal Soo mengulang kembali kalau Setelah pertarungan berdarah itu, Phil sungguh menjadi berandalan, tapi merasa heran Phl tiba-tiba menanyakannya, seperti melakukan penolakan.
“Tak apa, lanjutkan saja... Teruskan, tolak dirimu sendiri.” Ucap Dal Soo
“Lalu Soo Jin bagaimana?” ucap Phil panik. Dal Soo memberitahu kalau Soo Jin akan menikah minggu depan.
“Kenapa memang dengan Soo Jin? Kenapa menanyakannya?” kata Dal Soo
“Karena aku menyukai Soo Jin. Kau kan tahu.” Ucap Phil heran karena Dal Soo tahu tentang perasaanya.
“Kau dan Soo Jin tidak pernah bersama lagi sejak SMA, lalu kenapa?” kata Dal Soo heran.
“Segalanya berubah. Karena aku menghajar Oppa Gereja itu, masa depan berubah.” Gumam Phil 


Phil masuk ke ruang belajar mencari Suk Tae, tapi malah menemukan sosok orang yang sebelumnya pernah di hajar didepan gereja. Oppa gereja sedang sibuk belajar. Phil heran pria itu ada di ruang belajar. Oppa gereja memberitahu Seok Tae baru saja pergi.
“Hei, apa yang sedang kau lakukan di sini?” ucap Phil heran. Oppa gereja itu mengatakan kalau pasti belajar.
“Kenapa kau belajar? Tidak sepertimu biasanya.” Tanya Phil
“Ah, aku harus belajar agar bisa menjadi manusia seutuhnya.” Kata Oppa Gereja dan Phil  melihat isi meja yang sudah tanda salip.
“Kau di meja yang biasa aku pakai.” Ucap Phil. Oppa Gereja mengaku tidak mudah untuk menjadi petugas polisi.
“Apa Kau mau jadi polisi? Kau tidak lebih dari preman.” Ejek Phil. Oppa gereja tahu kalau dulu memang seperti itu sebelum bertemu dengan Phil 10 tahun lalu.
“Malam itu, aku mendapat pelajaran berharga. Aku terselamatkan, bisa dibilang begitu.” Ucap Oppa Gereja
“Hidupku dan bajingan ini tertukar.”gumam Phil mengumpat marah. 


Kedua orang tua Soo Jin duduk di meja, membahas tentang Bisnis sedang sepi sekarang. Soo Jin pulang langsung membaringkan tubuhnya disofa,  ibunya bertanya apakah sudah menemukan perabot yang disukainya. Soo Jin mengaku terlihat sama saja.
“Satu-satunya yang kuinginkan terlalu mahal, sedangkan yang sesuai dana kurang bagus.” Cerita Soo Jin .
“Maka dari itu, kenapa mertuamu membelikan apartemen yang sangat besar untuk kalian? Memenuhi perabot di dalamnya saja butuh banyak uang.” Ucap Ibu Soo Jin
“ Ukuran apartemennya bagus. Biarkan saja banyak ruang kosong. Tidak perlu penuh perabot.” Kata Ayah Soo Jin
“Aigoo, mudah mengatakannya. Mertuanya bisa-bisa memandang rendah Soo Jin, apa kau mau? Kenapa juga kau harus memulai bisnis aneh dan kehilangan semua uangmu?” kata Ibu Soo Jin mengomel. 

Soo Jin memilih untuk pergi ke apotik, meminta obat sakit kepala. Jae Hyun bertanya sakit kepala yang seperti apa, apakah Migrain atau hanya sakit kepala akibat tekanan darah. Soo Jin mengaku kalau itu sakit kepala saja.
Jae Hyun memegang kepala Soo Jin, apakah dibagian depan belakang bawah. Soo Jin memegang tangan Jae Hyun kalau sakit dibagian dada dan keduanya terlihat mencoba mesra di ruang apotik.
“Hentikan!! Hei, Apa kalian sedang bergurau ? Keluar sana!” ucap Si ketua Apotik. Keduanya melepaskan tangan mereka
“Apoteker berusia 40 tahun juga manusia! Kalian membuatku merinding. Keluar sana!” kata Si ketua. Soo Jin merengek kalau Takut. Jae Hyun pun memberikan pelukanya. Si ketua langsung berteriak menyuruh Soo Jin agar keluar. 


Semua berkumpul di tempat Jin Sook membahas kalau  Phil kembali.Goo Gil tak percaya karena tidak dengar kabar darinya cukup lama, jadi mengira Jin Sook dipenjara. Sementara Suk Tae heran dengan yang dilakukan Polisi menurutnya  Lingkungan mereka kacau sekali.
“Hei, jangan bilang begitu! Bagaimanapun, dia dulu sahabat kita. Phil itu, bagaimanapun juga, bukan orang jahat.” Kata Jin Sook membela. Semua seperti tak setuju dengan yang dikatakn Jin Sook.
“Omong-omong Phil agak aneh. Dia bilang, "Kenapa hidupku menjadi seperti ini?" Dia juga bilang jatuh cinta pada Soo Jin.” Cerita Dal Soo, Semua benar-benar tak menyangka menurutnya kenapa harus Soo Jin.
“Apa dia sudah gila? Soo Jin akan segera menikah.” Ucap Jung Ae heran
“Tapi, Phil memang dulu menyukai Soo Jin. Gara-gara aku mengatakan menyukai Soo Jin, maka dia sempat memukuliku di taman bermain. Kalian juga lihat sendiri bagaimana dia memukuli bocah itu 10 tahun lalu, 'kan?” kata Suk Tae sambil berdiri. Jung Ae pikir Phil memang sampah.
“Padahal Hyung Gereja itu orang baik. Bagaimanpun, sudah kuduga dia akhirnya jadi preman. Dia perlu dipenjara beberapa kali lagi. Dia sudah tidak bisa diperbaiki.” Ucap Suk Tae mengebu-gebu, semua panik melihat Phil sudah ada dibelakang Suk Tae. Suk Tae baru sadar ketika Phil menempuk pundaknya, dan langsung memberikan tempat duduk. 
“Aku bicara tentang temanku Young Phil, yang itu. Bong Phil kita adalah orang yang sangat baik.” Ucap Suk Tae membela diri. Phil akhirnya duduk bersama dengan teman-temanya.
“Apa yang kalian semua lakukan di sini?”tanya Phil binggung. Toko Goo Gil tutup.
“Aku berpikir untuk menutupnya, lalu berbisnis yang lain.” Ucap Goo Gil
“Karena itu pemberian ayahmu, kau bilang akan mempertahankannya sampai mati.” Kata Phil tak percaya

“Semua itu bukan urusanmu!” tegas Jung Ae. Goo Gil mencoba merayu Jung Ae agar tenang. Jung Ae kesal merasa Goo Gil itu berisik. Phil bingung melihat keduanya seperti pasangan.
“Itu bisnis kami berdua, apa urusanmu?” kata Jung Ae kesal. Goo Gil mencoba agar bisa menahan diri.
“Kau bilang "Bisnis kami"?” kata Phil binggung. Jung Ae menekannya kalau itu Bisnis Goo Gil Oppa dan dirinya. Goo Gil meminta agar Jung Ae tak marah-marah.
“Kalian... jangan-jangan... Hei, kau tinggal bersama Goo Gil... dan apa Kalian rekan bisnis?” kata Phil tak percaya. Jung Ae membenarkan dan kalau ini memang tak masalahnya.
“Lalu, bagaimana Dal Soo? Kau juga menjalankan bisnis dengan Dal Soo” kata Phil. Jung Ae heran kalau ia bersama Dal Soo. Goo Gil meminta agar Jung Ae tenang.
“Apa ini? Jung Ae seharusnya tinggal bersama Dal Soo. Ini rupanya penyebab dia kacau.” Gumam Phil binggung.
“Jung Ae dulu pernah menyukai aku. Dia bahkan memberiku surat cinta.” Kata Dal Soo.
“Hei, itu masa lalu.” Teriak Goo Gil dan Jung Ae.
“Memangnya aku tidak tahu? Dia bahkan pernah membelikanku burger.” Ucap Dal Soo. Jin Sook seperti mengingat sesuatu.
“Aku... mendapat perasaan aneh yang sama sebelumnya... saat SMA.” Kata Jin Sook. 
Flash Back
Ia mengingat saat Phil bertanya apakah percaya perlintasan waktu. Jin Sook bertanya apakah itu maksudnya perjalanan waktu dan Phl mengatakan aklau dirinya datang dari masa depan.
“Saat itu kau, tiba-tiba mengatakan sesuatu yang aneh. 10 tahun lalu.” Ucap Jin Sook 

“Itu bukan 10 tahun yang lalu. Terjadinya baru kemarin.” Ucap Phil menarik baju yang baru dijemur oleh Jin Sool
“Jadi maksudmu, kau melakukan perjalanan waktu lewat manhole?” ucap Jin Sook
“Entah bagaimana caraku menjelaskannya... Hei, ini bukanlah kehidupanku yang sebenarnya. Kau tahu benar, bahwa aku tak akan punya nyali jadi preman begini.”jelas Phil mencoba untuk menyakinkan.
“Jadi maksudmu, karena kau melintasi waktu, lalu menghajar Oppa Gereja itu, maka hidupmu saat ini kacau balau?” kata Jin Sook.
Phil membenarkan melihat tatapn Jin Sook bisa mengerti tidak akan mempercayainya, dan mendengar suara sirine polis ketakutan, dan bertanya apa yang terjadi dengan lingkungan mereka tinggal ini.  Jin Soo mengatakan itu Itu gara-gara bar dan motel di dekat merekan dan Phil yang katanya juga tinggal di sana.
“Aku bahkan tidak tahu di mana aku sekarang tinggal. Dan juga, aku ini baru kembali dari masa 10 tahun lalu.” Kata Phil Bingging
“Hei, Phil... Apa mungkin kau... narkoba?” ucap Jin Sook  menduga. Phil merasa Jin Sook sudah gila dan mengumpat bisa seperti sekarang ini.
“Dia serius. Tidak kelihatan sedang berbohong. Soo Jin melalui waktu yang sulit gara-gara kau.” Kata Jin Sook. Phil binggung memangnya kenapa Soo Jin.
“Kenapa lagi, gara-gara perkelahian itu, kau dikeluarkan dari sekolah, bahkan dari tim lari juga. Dia berpikir telah menghancurkanmu. Dia menangis untukmu, apa kau tahu.” Cerita Jin Sook
“Apa Sungguh Soo Jin melalui waktu yang berat karena aku?” kata Phil. Jin Sook membenarkan.


Soo Jin melihat foto dalam komputernya dan mengeluh kalau  Semestinya memotret untuk selebaran, bukan koleksi. Lalu menyapa seseorang masuk ke kantornya. Phil masuk dengan gayanya, Soo Jin kagetmelihat Phil yan datang. Phil pun menyapa Soo Jin yang Lama tidak jumpa.
“A--apa yang membawamu ke sini?” tanya Soo Jin gugup. Phil merasa  tidak ada yang berubah di ruangan itu yaitu Masih kacau saja.
“Kau bilang Di... di sini? Tapi kau belum pernah ke sini.” Ucap Soo Jin binggung. Phil pikir tak perlu dibahas karena Menjelaskan hanya membuatnya  tampak idiot.
“Oh, bagaimanapun, sudah lama ‘kan? Apa selama ini kau baik-baik saja?” tanya Soo Jin
“Bahkan bahuku masih sakit gara-gara pukulanmu kemarin. Sudah lama apanya!?” gumam Phil
“Ah, kita selama 10 tahun terakhir, Apa kita tidak pernah sekalipun terlibat satu sama lain?” ucap Phil. Soo Jin binggung maksud ucapanya.
“Kudengar gara-gara aku berubah jadi begini, maka kau mengalami waktu yang sulit.” Jelas Phil
Soo Jin mengerti maksudnya,  dan mengakuinya. Phil bertanya kenapa memangnya. Soo Jin pikir gara-gara dirinya menjadi seperti ini Padahal Phil seharusnya menjadi atlet hebat Tapi hidupnya berantakan gara-gara perkelahian itu dan berkelahi dengan Oppa Gereja karena dirinya
“Lalu, kenapa kau tidak menjagaku dengan baik, sehingga hidupku tidak berantakan?” ucap Phil. Soo Jin pikir Benar juga.
“Seandainya begitu, aku mungkin bisa membantumu hidup lebih baik. Hei, apa kau tidak ingat? Saat kita masih SMA dulu, aku merobohkan cermin besar di sekolah. Dan saat itu, kau bertanggungjawab untukku. Kau bilang "Hei, kau pergilah. Kau akan baik-baik saja." Itu saat pertama kalinya kau tampak sangat keren.” Ungkap Soo Jin 

Phil heran Soo Jin yang membicarakan ini, Soo Jin pikir itu Lucu, Padahal sudah lama sekali. Phil memberitahu  Perkelahian itu maupun karir atletnya tidak saling berhubungan, karena saat itu sudah ingin berhenti. Ia merasa sungguh buruk dalam mengawali start, sehingga tak ada gunanya sekalipun larinya kencang.
“Oleh Sebab itu, kau tidak perlu merasa tak enak ataupun bersalah. Aku hanya tidak kompeten. Aku datang untuk mengatakannya.” Ucap Phil lalu melihat kipas angin yang patah dan bertanya apakah Soo Jin memiliki lakban.

Beberapa saat kemudian, Phil bisa memperbaiki kipas yang bisa berputar lagi, dengan memberitahu kalau tak bisa bergerak jadi membiarkanya. Soo Jin pun mengucapkan Terima kasih. Phil berpesan agar Soo Jin bisa memotret, karena sangat bagus dalam memotret.
“Kau dulunya lebih bagus dalam melukis, tapi aku... melukis ataupun memotret sebenarnya sama.” Ucap Phil memilih untuk segera pamit pergi. Soo Jin terlihat senang melihat kipasnya kembali menyala di musim panas.
“Saat itulah untuk pertama kalinya kau tampak sangat keren.” Gumam Phil tak pecaya mendengar komentar Soo Jin.
“Astaga... Tidak bisa kupercaya diriku sendiri kehilangan dia. Aku mencintai dia sejak lama.” Ucap Phil kesal.
“Kau bilang Cinta? Cinta itu hebat.” Kata seorang pria. Phil binggung siapa yang dimaksud.
“Di hadapan gadis yang kau kasihi, kelihatannya kau ingin menyembunyikan kehidupanmu yang seperti sampah.” Kata si pria. Phil benar-benar binggung siapa sebenarnya pria itu.
“Aku datang karena bos mengirimku. Hei, mestinya bilang saja kau ingin dijemput.” Kata si pria


Mereka pun kejar-kejaran sampai di sebuah tempat, Phil dengan nafas terengah-engah berpikir akan jalan dengan kedua kakinya. Pria itu menolak karena akan membawanya karena frustrasi sekali sekarang. Phil panik meminta agar mengatakan alasan mengejarnya. Si pria pikir nanti saja kalau Phil sudah sadar.  Saat itu Phil tak percaya seperti punya kekuatan dan refleks yang basgu.
“Astaga, daebak... Aku menemukan bakatku.” Ucap Phil. Mereka kembali berkelahi dan Suk Taek melihat dari belakang mobil langsung menelp polisi dengan wajah panik.
“Saya adalah saksi tidak bersalah. Ada seorang preman di lingkungan saya yang mengacau. Kami memerlukan petugas untuk segera datang.” Ucap Suk Tae. 


Phil berjalan dibuat binggung siapa bos yang dimaksud, karena sungguh tidak ingat. Lalu tiba-tiba merasakan sebuah panci yang terlempar, wIa sangat marah tapi tersadar kalau ini adalah tempat Goo Gil.
Di dalam Arena Bilyard Pilseung, Jung Ae membuang semua stick billiyard. Goo Gil pikir Jung Ae tidak bisa membuangnya. Jung Ae merasa Tidak ada gunanya bicara dengannya. Goo Gil meminta agar tidak bisa membuangnya, karena Semua itu peninggalan mendiang ayahnya.
“Kita tidak bisa menggunakan meja bilyard di toko kosmetik, tahu!” ucap Jung Ae
“Kenapa tidak? Kan bisa belanja kosmetik sekaligus main bilyard. Tidak masalah menjalankan dua bisnis di satu tempat.” Kata Goo Gil
“Siapa coba yang mau main bilyard saat belanja? Dasar Bodoh, berikan padaku!” kata Jung Ae
“Sudah kubilang berhenti menyebutku bodoh. Kenapa kau selalu menyebutku begitu?” ucap Goo Gil mendorong Jung Ae.
Dal Soo yang melihat mencoba membantunya dengan menanyakan keadaan Jung Ae. Jung Ae langsung menangis di pelukan Dal Soo dengan merengek kalau Goo Gil yang mendorong sampai jatuh. Goo Gil marah karena Jung Ae malah menangis di pelukan Dal Soo.
“Berhentilah lari ke pelukan Dal Soo di depan mataku!” teriak Goo Gil. Akhirnya ketiganya saling tarik menarik stick billyard.
“Hentikan, hentikan... Hei, Yang Goo Gil!” teriak Phil masuk ke dalam ruang billyard. Ketiganya melonggo melihat Phil yang datang.  
“Dasar idiot dan bodoh kalian semua! Aku tahu hidupku memang berantakan, tapi kenapa kalian semua seperti ini juga?” keluh Phil 
Flash Back
Oppa gereja akan memukul dengan kayu dan Goo Gil melindungi Jung Ae. Sementara Goo Gil hanya bisa menghindar. Saat itu Jung Ae merasa terpana melihat Goo Gil.
“Aku pasti sudah gila. Aku terperangah sesaat kala itu. Tapi, aku menyangka itu cinta.” Ungkap Jung Ae kesal. Goo Gil memohon agar Jung Ae tak mengatakan hal itu. 


“Bagaimana bisa banyak sekali yang berubah akibat satu insiden?” Gumam Phil binggung.
“Aku masih mencintaimu.”unggkap Goo Gil. Jung Ae yang kesal tak ingin mendengarnya.
“Kau itu idiot keras kepala... Hei, Bong Phil, kau benar. Dulu, aku dulunya menyukai Dal Soo Oppa.” Ucap Jung Ae.
“Lalu, kenapa kau tinggal bersama Goo Gil Hyung?” tanya Phil binggung
“Entahlah. Mungkin itu sebabnya mereka bilang kalau wanita mudah sekali berubah pikiran.” Kata Jung Ae. Dal Soo langsung menyanyikan lagu “Act Three dari Verdi Rigoletto.”
Goo Gil yang kesal mengumpat pada Dal Soo, dan Jung Ae juga mengumpat pada Goo Gil. Ia kembali bicara pada Phil yang  memang tahu banyak hal, kalau selalu menyukai pria yang pintar. Phil menjelaskansebuah buluh hanya akan goyah.Namun tidak berpindah dari tempatnya. Goo Gil membenarkan, Jung Ae yang kesal langsung menyuruh Goo Gil diam.
“Kalian menjalani kehidupan penuh kebodohan. Sedangkan aku menjalani hidup dengan hati terbakar. Segala sesuatunya kacau.” Ungkap Phil bingung. 


Phil berjalan di terowongan dan melihat ada selembaran dari polisi “Dicari akibat tindak kekerasan.” Dengan wajah dirinya dan Hadiah 10 juta won disediakan. Ia pun langsung melepaskan semua lebaran dengan wajah kesal.
“Apakah lingkunganku jadi beginigara-gara kesalahanku? Dal Soo Hyeong juga kacau, hati Jung Ae berubah, lalu Soo Jin juga hidup dengan rasa bersalah. Apakah semua ini gara-gara tindakanku? Padahal aku hanya bertarung sekali, Tapi Bukan ini yang kuharapkan. Soo Jin.. Harus bagaimana aku? Apa aku sungguh harus menjalani kehidupan ini? Apa aku bisa kembali ke manhole itu?” kata Phil benar-benar binggung.
“Tidak... Sekalipun aku kembali, hati Soo Jin... akankah dapat berubah?” kata Phil binggung.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar