Nenek
Jung duduk didepan ruang ICU dengan ibu Hyun Soo, memberitahu anaknya kalau
akan tetap di sini jadi menyuruhnya keluar dari rumah sakita dan cari makanan
Daripada nanti pingsan. Ibu Hyun Soo
hanya bisa diam saja dengan tatapan sedih.
Nenek Jung pun memangil nama anaknya, Sun Ae.
“Saat
Hyun Soo...sudah sadar... aku akan makan bersamanya.” Ucap Sun Ae tak ingin
jauh dari anaknya, seperti sangat menyesal.
Kang Soo
pergi ke kantor polisi merasa kalau ini Tidak salah lagi, bahwa beberapa orang
menghalangi jalan buat lomba balapan. Polisi tahu kalau itu memang ilegal
namanya dan dengan Melakukan hal itu, dikenakan pidana selama dua tahun
penjara.
“Lalu
Orang yang terluka bagaimana? Dia sedang koma!” teriak Kang Soo marah
“Mereka
tidak akan dikenai pidana karena menyebabkan seseorang terluka. Tidak ada
proses hukum.” Kata polisi
“Apa
Memangnya ini adil, ketika dia harus berakhir begini karena mereka?” ucap Kang
Soo masih tak terima.
“Walau
begitu, mereka tidak bisa dikenai pidana. Kurasa kau harus berjuang lagi
melalui kasus perdata.” Kata Polisi
Kang Soo
bertanya apakah polisi ingin menangkap mereka. Polisi melihat kalau tempat
kejadiannya di Sebuah area tanpa pemantauan CCTV, Tapi pertama-tama mereka akan
lakukan penyelidikan.
Kang Soo
mencari tahu tentang kejadian di malam itu, dengan menemui seorang bibi
menanyakan apakah pernah lihat anak muda di sekitar jalan ini sedang lomba
balapan mobil dengan Kejadiannya sekitar dua hari lalu, saat larut malam. Si
bibi mengaku Tidak lihat.
“Kenapa
juga aku harus melihatnya, saat aku harusnya tidur di jam segitu?” ucap si bibi
berjalan pergi. Kang Soo pun datang ke seorang paman dengan menanyakan hal yang
sama.
“Aku tak
pernah ke wilayah itu karena terlalu terpencil. Jadi aku tidak mengedarkan
selebaran di sana.” Ucap Si Paman. Kang Soo menemui pria lainya.
“Aku
tidak melihat apa pun, Karena aku tidak
bekerja di larut malam.” Kata Si pria. Kang Soo menganguk mengerti walaupun
terlihat wajah kecewa.
Jin Kyu
berbicara ditelp dengan ibu menyakinkan kalau
bertemu dengannya tapi ibunya malah mengatakan harus butuh konfirmasi.
Nyonya Jung mengaku karena ia tak percaya pada anaknya kalau sudah bertemu
dengan Ji Yoon.
“Pokoknya,
SMS dia dan bilang selamat malam sebelum tidur. “ perintah Nyonya Jung. Jin Kyu
mengeluh kenapa harus melakukan itu.
“Jangan
bicara lagi, dan kirim saja! Ibu tutup!” tegas Ibunya lalu menutup telp.
Akhirnya
Jin Kyu mengirimkan pesan pada Ji Yoon agar tak pindah ke philipina. “Hari ini
memang sangat nikmat buat diriku. Tidur
yang nyenyak, dan kapan-kapan kita ketemuan lagi! Mimpi yang manis!” Ji Yoon belum tidur
langsung membalas “Aku akan memblok-mu. “ dan benar-benar memblokir agar Jin
Kyu tak mengirimnya pesan dengan wajah kesal.
“Ugh, si
gila itu! Dia bilang "Mimpi yang indah?" Lalu Aku harus bagaimana dengan
orang ini? Aku harus bagaimama supaya aku juga "memblokir" dia secara
sungguhan?” ucap Ji Yoon memikirkan caranya.
“Ahh..
Benar... Itulah yang kulakukan. Aku harus memperlihatkan padanya seberapa
dekatnya aku dengan Ahjussi. Kalau aku melakukannya, dia pasti akan pergi
dariku! Akhirnya dia akan berhenti Menggodaku dan dia akan merasa seperti
menginjak kotoran! Ide bagus!” kata Ji Yoon dengan wajah bahagia memikirkan
caranya.
“Jadi
semudah ini. Semuanya akan sangat sederhana dengan uang.” Kata Dong Ah seperti
merasa senang kalau tabungan akan terkumpul
“Tentu
saja. Uang diibaratkan raja. Jangan terlalu memikirkan itu. Bagi orang-orang
seperti itu,uang tidak ada artinya lagi. Aku yakin mereka banyak menghabiskan waktu
semalamnya dengan minum alkohol.” Jelas Yeon Ji
Dan Ah
mengaku tetap saja jadi ragu-ragu, seperti merasa Ada yang bilang kalau ini
tidak benar. Yeon Jin meminta agar Dan Ah Jangan mengatakan hal yang menyebalkan, menurutnya Dan Ah juga tahu
kalau ia mempertahuhkan hidupnya jadi lebih baik ambil saja dan hak Dan Ah
untuk pergi dari negara ini. Dan Ah pun mengangguk mengerti seperti mulai
merasa yakin.
“Aku tak
mau khawatir dan cukup ambil saja. Akan kuambil. Aku akan mengambilnya, dan
pergi.” Ucap Dan Ah penuh semangat.
“Selamat
karena sudah lari dari Hell Joseon! Aku jadi terharu. Aku tak menyangka hari
seperti ini memang akan terjadi.” Ucap Yeon Jin berkaca-kaca. Keduanya pun
berpelukan, Yeon Jin menyuruh Dan Ah tidur karena akan pergi.
“Tidurlah
di sini. Di sini jauh lebih enak daripada di rumah.” Ucap Dan Ah. Yeon Jin
menolak
“Besok
aku akan latihan untuk memisahkan diri darimu. “ kata Yeon Jin lalu bergegas
pergi.
Yeon Jin
pulang ke rumah sambil menangis, Tiga sekawan melihatnya, Byung Soo ingin
tahu Siapa yang membuatnya menangis,
seperti ingin membalas dendam. Ho Young dengan santai meminta karena
dirinyayang membuat Yeon Jin menangis. Byung Soo sudah siap memukulnya, Ho
Young mengaku kalau hanya bercanda saja.
“Bagaimana
bisa kau bercanda saat Yeon Ji menangis? Kau memang pantas dipukuli, brengsek!”
ucap Byung Soo dan Young Taek memukul Ho Young.
Kang Soo
bertemu dengan Hyun Jae,bertanya apakah menemukan sesuatu. Hyun Jae mengaku
belum menemukan sesuatu dan mengajak mereka pergi, menurutnya tidak perlu
mencarinya lagi. Saat Kang Soo pulang melihat Dan Ah yang mengemudikan motor
didepanya, bertanya-tanya mau kemana padahal sedang dirawat dirumah sakit.
“Hari ini
hari di mana buku pelajaran masuk.” Ucap Dan Ah melihat tumpukan buku yang
banyak. Akhirnya berusaha untuk mengangkatkanya tapi tubuhnya masih belum kuat.
“Hei,
kemarikan.” Kata Kang Soo tiba-tiba datang mengambilnya. Dan Ah kaget melihat
Kang Soo yang tiba-tiba datang dan bertanya kenapa ada di tempat lesnya.
“Saat kau
sedang dirawat di RS, kau sedang apa di sini? Apa Kau sudah keluar dari RS?”
ucap Kang Soo
“Tidak,
aku ingin keluar sebentar. Dan Tidak peduli aku sedang sakit, maka aku harus
melakukan ini. Kalau aku melewatkan kerjaku satu hari, maka bisa-bisa aku
dipecat.” Kata Dan Ah
Kang Soo
sempat mengejek tapi akhirnya membawa tumpukan buku pada setiap ruangan bahkan
bolak balik karena banyak sekali. Dan Ah menatap Kang Soo seperti terharus
karena mau membantunya. Dan Ah mengepel lantai, Kang Soo yang melihatnya dengan
sengaja menyuruh minggir agar ia yang mengepel seluruh ruangan.
Dan Ah
membereskan toilet kamar mandi wanita dan Kang Soo membersihkan toilet pria
lalu sama-sama keluar dengan plastik sampah. Kang Soo langsung memdorong trolly
untuk membuang semuanya.
Keduanya
minum kopi bersama diatap, Kang Soo pikir
pasti akan sulit bagi Dan A dan bertanya apakah melakukan pekerjaan ini setiap hari, saat pagi-pagi
buta. Dan Ah membenarkan karena bisa mengambil kelas satu jam gratis dengan
bekerja malam.
“Di saat
usiamu begitu, kenapa kau belajar Bahasa Inggris?” ejek Kang Soo
“Hei,
hati-hati ucapanmu itu. Apa Kau mau kupukul bahkan setelah kau membantuku?”
kata Dan Ah mengancam.
“Tidak,
maksudku aku tidak paham. Kenapa kau harus belajar lagi, di saat kau sudah
lulus sekolah?” ucap Kang Soo.
“Ada
alasannya, Nanti kau akan tahu. Tapi, kau tadi pagi mau ke mana?” tanya Dan Ah.
Kang Soo pikir Dan Ah tahu kalau Ada urusan tadi.
“Apa Kau
juga punya dua pekerjaan?” tanya Dan Ah. Kang Soo pikir untuk sekarang seperti
itu
Dan Ah
ingin tahu apa pekerjaanya, Kang Soo mengaku
Sebagai detektif. Dan Ah langsung melatih mengunakan bahasa inggris
berkata dengan nada mengejek kalau Ini malah membuang waktu saat bicara dengan
Kang Soo. Kang Soo kesal mengatakan kalau paham dan jangan menghinanya. Dan Ahn
pun menutup mulut kaget.
“Aku
pergi dulu. Semoga lancar dengan kelasmu.” Kata Kang Soo beranjak pergi. Dan Ah
mengucapkan Terima kasih.
“Sebagai
gantinya, akan kuberikan 10.000 Won untuk biaya penyimpanan rahasiaku. Kau
satu-satunya di Korea... yang mendapat kenaikan 10.000 Won. Oppa, kau yang
terbaik.” Ucap Dan Ah dengan gaya imut mengangkat dua jari ke pipinya.
“Aissh.. Yang
jelas, buangkan ini untukku.. Hei.. Apa Kau ini anggota girlband? Kau sudah
ketuaan buat jadi imut.” Kata Kang Soo mengejek lalu bergegas pergi.
“Aku akan
menahannya, karena aku berhutang padanya.” Ucap Dan Ah
Byung Soo
dkk melihat ke dalam studio tak menemukan orang yang dicarinya dan belum masuk
kerja, padahal Jam begini biasanya sudah masuk kerja. Ho Young pikir orang itu
sudah berhenti kerja dan pergi dari
wilayah ini.
“Dia bisa
saja pergi ke pedesaan! Dia bisa saja pindah!” kata Ho Young, Byung Soo yang
kesal menyuruh mereka diam saja.
Saat itu
seorang datang bertanya siapa mereka, Yeon Ji melihat tiga orang yang ada
didepanya. Ketiganya kaget melihat Yeon Ji sudah ada didepanya, bahkan mengajak
mereka bicara. Yeon Ji pikir mereka semua mau daftar bimbingan juga. Akhirnya
ketiganya ikut kelas Yoga Yeon Ji
“Tekuk
kaki Anda ke depan, dan tahan di di antara kedua lengan Anda. Dan genggam kedua
tangan Anda ke depan.” Ucap Yeon Ji mulai melatih Yoga. Byung Soo dkk terlihat
terpana dengan Yeon Ji dibanding mengikuti gerakanya.
Bahkan Ho
Young hanya tengkurap di atas matras, Yeon Ji merasakan tiga pria hanya
menatapnya dan langsung membantu dengan sengaja memaksakan gerakan yoga padahal
belum elastis. Byung Soo hanya bisa menjerit kesakitan.
Jin Kyu
datang ke restoran pagi hari dengan penuh semangat, Kang Soo berbaring di meja
sambil tertidur, lalu terbangun melihat Jin Kyu yang baru datang dengan
setengah sadar menatapnya.
“Kenapa
wajahmu begitu? Kelihatannya kau tidak tidur semalaman.”kata Jin Kyu. Kang Soo
mengaku tak ada dan mengajak mereka mulai kerja.
“Baiklah!
Aku harus mulai dari mana?” kata Jin Kyu penuh semangat. Kang Soo mengajak
mereka kupas bawang. Jin Kyu sangat bersemangat akan mengupas bawang.
Tapi
beberapa saat kemudian, Jin Kyu sudah menangis. Soon Ae melihat mengejek Ji Kyu
terlihat seperti sedang berkabung dan bertanya apakah orang tuanya sudah mati
karena menangis terus.
“Hei, apa
matamu tidak terbakar?” kata Jin Kyu. Kang Soo pikir sudah pasti karena dirinya
juga manusia.
“Tapi
kenapa kau tidak menangis?” tanya Jin Kyu yang terus menangis.
“Karena
aku tidak pernah menggosok mataku dengan tangan yang sedang mengupas bawang.”
Kata Jin Kyu. Soon Ae mengejek Jin Kyu
yang memang seperti ayam.
“Beri
tahu lagi apa yang kulakukan selanjutnya.” Ucap Jin Kyu seperti sudah tak
tahan.
“Tapi,
kenapa pria itu belum datang?” kata Soon Ae binggung karena belum melihat chef
Jang belum datang juga.
Chef Jang
sudah ada didepan restoran Jung dengan sepasang paman dan pipi, terlihat
pemberitahuan didepan pintu [Ditutup untuk urusan pribadi] Ia mengak datang
karena penasaran saja, nenek Jung yang tidak membuka restorannya, atau
mengangkat teleponnya juga. Sepasang bibi dan ayah juga merasakan hal yang
sama.
“Apa yang
terjadi dengan dia?” kata paman juga merasa khawatir.
“ Jika
kau menemukan sesuatu, tolong hubungi aku.” Kata Chef Jung lalu pamit pergi.
Dua orang
rentenir berjalan membagikan kartu nama pada setiap pintu ruko. Si Ketua
menyuruh anak buahnya agar menyelipkan kartu nama di setiap blok. Si anak
buahnya merasa kalau orang-orang di sini
tidak memerlukan pinjaman angsuran karena restoran di sini berjalan dengan
baik.
“Selipkan
saja kartunya, seperti yang kusuruh. Aku mendengar beberapa hal, itu sebabnya
aku ke sini. Semua pemilik restoran di sini akan segera menangis menderita. Dan
yang perlu kita lakukan hanyalah menyedot air mata itu.” Kata Si ketua mereka
bisa tunggu saja.
Chef Jung
sedang berjalan pulang, saat itu si Ketua seperti mengenalinya dan langsung
menyapanya. Chef Jung mengaku tak tahu siapa orang itu. Si pria mengenalkan
namanya Kim Yong Chul dan sering melihat
Chef Jung saatu melayani Tuan Chul Gyu dari Yeongdeungpo.
“Aku
tidak tahu apa maksudmu. Mungkin kau salah orang.” Kata Chef Jung lalu bergegas
pergi.
“Tidak
salah lagi. Kau begitu mirip...” ucap Tuan Kim. Chef Jung menegaskan kalau
salah orang. Tuan Kim hanya meminta maaf
tapi merasa yakin kalau itu Tuan Jung yang dikenalnya.
“Tunggu
sebentar... Siapa yang harus kusampaikan ini dulu?” kata Tuan Kim
Chef Jung
akan masuk restoran, tapi saat itu Soon Ae sudah keluar dengan nada mengomel
karena Chef Jung datang terlambat. Chef
Jung menutupinya, tapi Soon Ah melihat ekspresi Chef Jung yang berbeda.
Keduanya duduk direstoran dengan wajah tegang dan Soon Ae ingin tahu yang
dilakukan Chef Jung.
“Aku berpura-pura
tidak mengenalnya. Tapi... Mungkin akan ada banyak hal yang merepotkan.” Ucap
Chef Jung.
“Jadi, apa
kau merasa tidak nyaman? Jangan seperti itu. Yang perlu kau lakukan adalah
luruskan kepalamu. Mengerti? Ayo Masuklah ke dalam dan buat mie.” Ucap Soon Ae.
Sek
Nyonya Jung memberitahu mereka akan membuka Restoran Seolleongtang Keluarga
Jung bulan depan. Nyonya Jung menyuruh agar Segera siapkan menu item lainnya
juga, lalu bertanya Bank mana yang dikatakan kalau pemilik restoran itu akan
memakainya lagi. Sek menjawab Bank Youth.
“Buat
janji temu dengan presdir bank itu.” Kata Nyonya Jung. Sek mengangguk mengerti.
“Tapi,
siapa yang akan ditugaskan untuk proyek ekspansi ini?”ucap Sek.
“Aku
sudah memilih seseorang. Kau akan segera tahu.” Ucap Nyonya Jung seperti ingin
membuat rencana.
Si bibi
memperlihatkan kepingan yang sudah dihancurkan oleh Dan Ah. Jin Kyu melihat
pecahan vas merasa Dan bisa saja terluka parah apabila terkena pecahan kaca. Si
Bibi kesal menurutnya Ini bukan saatnya mengkhawatirkan gadis tukang antar itu!
“Apa Kau
tahu seberapa mahalnya ini?” ucap Si bibi dengan nada sombong. Jin Kyu pun
bertanya memangnya harganya berapa ratus won. Si Bibi terlihat kesal seperti
direndahkan.
“Kenapa
Anda jadi sombong begini saat barang Anda itu palsu? Memang suami Anda tidak
menghasilkan banyak uang? Aku akan menelepon Anda nanti, jadi siapkan saja
untuk ini dan tunggu aku. Selain iytu jangan berani menemui dia dan bicara
tidak jelas padanya. Anda mengerti, Ahjumma?”kata Jin Kyu memperingati
“Siapa
yang kau panggil "Ahjumma?"” ucap si bibi makin marah.
“Saat
Anda tinggal di rumah kecil begini, haruskah kupanggil Anda "Nyonya"?
Jadi Sampai jumpa, Ahjumma.” Ucap Jin Kyu. Si bibi makin marah mendengar karena
direndahkan begitu saja.
Jin Kyu
mengemudikan motornya dikagetkan dengan Ji Yoon yang sedan makan kimbap
segitiga, keduanya sama-sama terkejut bisa berpapasan di belokan. Jin Kyu
langsung mengomel karena Ji Yoon yang
tiba-tiba muncul begitu. Ji Yoo
langsung meminta maaf.
“Sepertinya
aku melakukan kejahatan, di mana aku berjalan dengan kecepatan 5 km per jam. Mulai
sekarang, aku akan pastikan berjalan dengan kecepatan lambat. Dasar pengemudi
gila yang tak tahu bersikap.” Ucap Ji Yoon yan awalanya merendahkan diri dengan
akhir mengumpat marah. Jin Kyu kesal dengan sikap Ji Yoon.
“Kenapa?
Aku 'kan tadi sudah minta maaf. Tapi, apa yang sedang kau lakukan?” kata Ji
Yoon melihat Jin Kyu yang naik motor.
“Apa
kauTidak lihat? Aku sedang mengantar!” kata Jin Kyu dengan nada tinggi.
“Memangnya
Ohsung Group ikut terlibat juga? Apa Sekarang kau mencoba untuk mendapat
pengalaman? Aku tidak percaya yang sedang kau lakukan sekarang.” Kata Ji Yoon
dengan nada mengejek.
“Sejujurnya,
kau tidak terlalu baik. Keluargamu punya banyak uang jadi kenapa kau bekerja
paruh waktu?” balas Jin Kyu
“Maaf, tapi
aku tidak suka manja pada orangtuaku. Itu sebabnya aku akan mencoba mandiri
sambil makan kimbap segitiga untuk makan siang! Aku tidak seperti orang yang
selalu main-main sementara keluarganya selalu sibuk.” Ejek Ji Yoon.
Jin Kyu
memilih untuk menganguk mengerti saja dan menyuruh Ji Yoon pergi, karena muak
berurusan dengannya lagi. Ji Yoon pun mengucapkan Sampai jumpa lagi dan akan memukul sedikit
tiap apabila bertemu lagi, lalu bertanya dimana Jin Kyu berkerja.
“Di
tempat bersama "Ahjussi"-mu. Kenapa?” kata Jin Kyu kesal
“Apa Kau
bilang padanya kalau kita melakukan perencanaan menikah?” ucap Jin Yoon
menahanya. Jin Kyu kesal menurutnya kenapa harus mengatakan itu padanya
“Apa Kau
pikir melakukan perencanaan pernikahan dengan seseorang sepertimu adalah
sesuatu untuk dibanggakan?” ucap Jin Kyu kesal. Ji Yoon mengeluarkan ponselnya
meminta Jin Kyu mengulangi perkataanya.
“Cepat!
Kurasa aku bisa meyakinkan ibuku dengan ini.” Kata Ji Yoon menyuruh segera
melakukanya.
“Bertemu
untuk melakukan perencanaan menikah dengan orang sepertimu... ...sangat
memberkatiku.”kata Jin Kyu dengan sengaja. Ji Yoon mengmpat kesal kalau Jin Kyu
gila. Jin Kyu membenarkan. Ji Yoon langsung melempar kimbapnya, Jin Kyu bisa
menghindarinya dengan menutup helmnya.
“Kita
akan ketemuan lagi, gadis cantikku.” Ejek Jin Kyu sengeja menyalakan motor
sambil sengaja ingin menabrak Ji Yoon.
“Ugh, aku
tidak suka dia! Aku sangat membencinya!” kata Jin Yoon kesal.
Kang Soo
menemui Goo Gil dan akan buahnya membahas tentang Penyambutan makan malam. Goo
Gil mengatakan karena Kang Soo sudah
menjadi anggota kami sekarang, jadi mereka harus makan malam dan datang ke
Hanyang setelah bekerja. Kang Soo bertanya apakah maksudnya Hanyang
Seolleongtang.
“Ya,
tempat itu adalah tempat persembunyian kita. Pemilik tempat itu sangat baik
pada kami. Tiap kali kami dilihatnya, dia pasti akan menyajikan kami semangkuk
seolleongtang. Cucunya juga seorang tukang antar.” Ucap Goo Gil dan anak
buahnya. Kang Soo bisa mengetahuinya.
“Kita
bertemu nanti! Mari naikkan penjualannya malam ini.” Kata Ho Young penuh
semangat.
“Tempat
itu untuk sekarang belum buka. Kalau kau ingin membantunya, lakukan hal yang
lain.” Kata Kang Soo. Goo Gil bingung kenapa tak buka.
Goo Gil
kaget mengetahui cucu dari Nenek Jung Koma. Kang Soo memberitahu nama cucunya
Hyun Soo, Dan baru berusia 20 tahun. Goo Gil langsung mengumpat marah. Kang Soo
pikir Itu sebabnya mereka harus menangkap pelaku
“Maukah
kau menolongku?” tanya Kang Soo. Goo Gil pikir sudah pasti mau.
“Jangan hanya
berkeliaran tanpa tujuan, dan buatlah beberapa selebaran. cari uang bersama
untuk mendapatkan spanduk juga.” Ucap pikir anak buah Goo Gil yang lain.
“Um,
semuanya! Kalian juga harus menggunakan internet! Dan kita posting beberapa hal
di internet.” Ucap Young Taek
“ Benar!
Dan setelah itu, kita membagikannya ke media sosial.” Kata Ho Young penuh
semangat.
“Ya, ayo
lakukan semua yang kita bisa! Mari kita bekerja sama setelah bekerja hari ini. Orang-orang yang
bekerja dengan Hyun Soo juga akan datang. Ayo kita bekerja sama dan cepat-cepat
menangkap mereka.” Kata Kang Soo. Semua pun mengangguk mengerti.
Kang Soo
pergi dengan motor di malam hari, Jin Kyu bertanya maka kemana di malam hari.
Kang Soo mengatakan kalau pergi Untuk menangkap bajingan jahat dan mengucapkan
selamat tinggal. Jin Kyu binggung apakah Kang Soo tak merasa lelah dan
tiba-tiba merasakan semua badanya terasa kaku.
Hyun Jae
dkk datang bertemu dengan anak buah Goo Gil dan Kang Soo, demi menemukan pelaku
Hyun Soo bersatu mencaritahu. Beberapa anak buah Goo Gil membagikan selembaran
di jalan untuk mencari seorang saksi, Kang Soo dan Goo Gil memasang spanduk
bertuliskan [Mencari
seorang saksi: Jika Anda melihat jalan yang tidak diperbaiki pada 5 Agustus
pukul 4.30 pagi di jalan utama Donghwari. Jika Anda menyaksikan balapan ini, hubungi
kami. Anda akan diberi upah.]
Perawat
melepaskan infus meminta Dan Ah agar jangan menggosok, tapi tahanlah dengan
kuat, lalu melihat Jin Kyu yang sedang tertidur berkomentar kalau pacarnya
sudah tertidur lelap. Dan Ah mengaku Jin Kyu bukan pacarnya tapi yang
menyebabkan semua ini terjadi padanya. Si perawat seperti merasa serba salah
dan akhirnya memilih untuk keluar.
“Hei,
bangunlah.... Aigoo, kau kelihatan seperti mati kecapean.” Ejek Dan Ah. Jin Kyu
mengaku merasa ingin mati dan merasa seperti akan mati.
“Aku
belum pernah bekerja begini dalam sehari. Dasar.” Keluh Jin Kyu yang masih
terlihat sangat mengantuk.
“Jangan
mengatakan hal seperti itu. Seseorang mungkin akan memukulmu sampai mati.” Ucap
Dan Ah suda siap memukul.
“Hei,
biarkan aku bicara. Aku dibesarkan dengancbatasan-batasan. Terus terang saja,
aku tidak mau dilahirkan dari orangtuaku. Tapi Aku sudah lahir, dan lihatlah, aku
ini seorang pewaris generasi ketiga. Jadi Aku harus bagaimana?” ucap Jin Kyu
bangga.
Dan Ah
mulai mengumpat seperti sengaja memminta pukul, lalu menyuruh untu pulang dan
tidur dan jangan terlambat besok. Jin Kyu pikir kalau dirinya bisa tidur di
sofa, dan merasa sangat lemah, bahkan tidak punya energi lagi dengan kembali
berbaring.
“Karena
aku tidak punya tenaga, aku jadi tidak bisa menyetir.” Ucap Ji Kyu sudah
kembali tertidur.
“Akan
kuisi energimu kembali.” Kata Dan Ah sudah turun dari tempat tidur, Jin Kyu
langsung bangun dan membuka matanya yang segar sekali.
“Mimpi
yang indah” ucap Jin Kyu pamit pergi dengan senyuman lebar. Dan Ah melihat Jin
Kyu seperti tidak tahan bekerja di sana dan berharap besok hujan.
[Mie
buatan tangan]
Soon Ae
melihat keluar jendela hujan turun sangat deras, dan Di hari-hari seperti ini, harusnya
mereka keluar cari makan. Chef Jung pikir Karena dengan mudahnya, seseorang
pasti ingin makan. Kang Soo dan Jin Kyu sibuk membungkus lobak untuk pesanan
antar.
“Aku
yakin kalau hujan begini, mereka mau makan makanan pedas seperti jjamppong.”
Kata Soon Ae.
“Tapi,
mereka juga berharap mereka bisa makan jjajangmyun.”ucap Chef Jung
“Jadi,
pada akhirnya... mereka akan memilih jjamjangmyeon porsi jumbo.” Kata Soon Ae
“Dan
mereka akan memilih untuk makan makanan Korean-Chinese Fusion.” Ucap Chef Jung.
“Masuk ke
dalam dan buat satu ton mie.” Perintah Soon Ae. Chef Jung langsung ke dapur.
Jin Kyu
mendengar keduanya bicara bertanya apa maksud ucapanya mereka berdua, Kang Soo mengatakan Itu artinya mereka berdua
akan mampus. Jin Kyu melonggo binggung. Di restoran ada beberapa orang yang
makan di restoran. Soon Ae sibuk
mengangkat telp yang tak berdering,
Deretan
pesanan untuk Chef Jung pun tak ada hentinya, Kang Soo dan Jin Kyu juga terus
membungkus makanan yang akan diantar dan memakai jas hujanya.
Jin Kyu
sudah kelelahan bertanya Kenapa hari ini banyak orang yang pesan makanan. Kang
Soo menjawab dengan singkat kalau itu Karena hujan. Jin Kyu pikir kalau ada
payung dan mereka bisa keluar mencari makan.
“Ini
sulit sekali sampai mau muntah!” keluh Jin Kyu. Kang Soo mempersilahkan kalau
nanti Jin Kyu sudah keluar dari pekerjaanya.
“Aku akan
memuntahkanmu! Hanya kau.” Tegas Jin Kyu kesal melihat Kang Soo yang pergi
lebih dulu.
Kang Soo
pergi ke sebuah gedung tak sengaja bertemu dengan Goo Gil dan anak
buahnya, dan bertanya kenapa mereka
semua ada di gedung yang sama. Goo Gil menjelaskanDi sinilah perusahaan
terbesar di wilayah mereka dan Di hari seperti ini, mengisi perut adalah tugas
terbesar.
“Berapa
banyak karyawan yang dimiliki perusahaan ini?” tanya Kang Soo
“Sekitar
1.800, termasuk anggota dewan. Wilayah ini menjadi sukses setelah perusahaan
ini masuk.” Ucap Goo Gil. Kang Soo mengangguk mengerti. Goo Gil mengomel karena anak buahnya yang tidak
tekan tombol lift.
Mereka berada
dalam satu lift, Goo Gil bertanya Apa ada saksi yang meneleponnya. Kang Soo
mengaku Belum. Goo Gil berpesan agar Goo Gil Kuat, karena Keadilan selalu
berlaku untuknya. Byung Soo bertanya apakah Malam ini mereka akan keluar lagi.
“Tidak
Malam ini kita istirahat dulu karena kemarin kita tidak tidur.” Ucap Kang
Soo.Byung Soo langsung menjerit bahagia. Semua langsung menatap sinis.
“Um,
tidak! Aku cuma bilang untuk istirahat dulu malam ini, dan berusaha lagi
besoknya!” jelas Byung Soo agar tak kena pukul. Goo Gil kesal melihat tingkah
anak buahnya.
“Tapi,
tentang pria yang menyebut dirinya walinya Dan Ah. Sepertinya dia pintar juga mengemudi mobil.”
Ucap Goo Gil, Kang Soo tak mengerti maksudnya.
“Dia
mungkin terlibat dalam balapan dan sejenisnya. Jadi, aku curiga kalau dia
melakukannya.” Kata Goo Gil. Kang Soo pikir itu hanya perasaan Goo Gil saja.
“Jangan
menghinaku! Aku ini ahli bela diri!” tegas Goo Gil kesa.
“Jangan
khawatir. Dia bukan orang bodoh. Aku selalu menemaninya, jadi aku tahu. Melihat
bagaimana dia bertahan dengan melakukan banyak kerja keras, kurasa setidaknya dia mengerti.” Ucap Kang
Soo yakin.
“Pelakunya
selalu lebih dekat denganmu daripada yang kau pikirkan.” Tegas Goo Gil
memperingati.
Bersambung ke Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar