Ibu Sa
Rang mengomel pada anaknya yang tidak
mendaftar untuk study tour bahkan tidak menunjukkannya padanya. Sa Rang pikir
kala pergi tidak akan menyenangkan lagi
jadinya dan Pasti akan sangat melelahkan karena banyak anak-anak. Ibu Sa Rang
seperti tak yakin kalau itu alasan anaknya tak mau ikut.
“Apa
Bukan karena biayanya?” kata Ibu Sa Rang. Sa Rang menyakinkan kalau bukan
karena itu.
“Apa
benar bukan karena biayanya? Kenapa kau tidak menjawab Ibu?” kaa Ibu Sa Rang
tak percaya karena bisa melihat dari mata anaknya.
“Kalau
aku pergi kali ini, berapa hari lagi Ibu harus hidup hanya dengan makan mi
instan? Apa Ibu pikir aku tidak tahu? Aku tahu Ibu selalu makan mi instan di
kamar mandi.” Ucap Sa Rang tak ingin ibunya menderita.
“Jangan pergi
ke tempat lesmu hari ini. Makan malamlah dengan Ibu.” Kata Ibu Sa Rang dan
bergegas pergi. Sa Rang seperti merasa bersalah.
Keduanya
duduk di restoran yang terlihat mahal. Ibu Sa Rang dengan berdanda, langsung
memesan Steak dua. Sa Rang langsung menolak kalau mau salad saja dan merasa
tidak lapar. Ibu Sa Rang langsung memesan dua paket B.
“Ibu. Apa
yang Ibu lakukan? Apa Ibu tidak lihat harganya? Itu sangat mahal. Ayo pergi
saja” kata Sa Rang tak ingin membebani ibunya.
“Ibu
tidak bisa melakukannya dan bisa membelikanmu semua ini. Ibu jauh lebih muda
dan kuat dari yang kau kira, Ibu juga akan memberikanmulebih banyak uang. Ibu
bisa membelikanmu makanan, baju yang bagus dan membayai apapun yang ingin kau
lakukan.” Ucap Ibu Sa Rang
Sa Rang
merasa sedih melihat ibunya yang berusaha menyakinkanya. Ibu Sa Rang meminta
anaknya agar Jangan mencemaskanya karena Itu membuatnya merasa buruk, Ia pu
meminta agar Sa Rang bisa mempercayai ibunya.
“Kau
boleh bersikap menyebalkan seperti anak-anak lain. Ngambeklah pada ku dan Marahlah
semaumu, mengerti?” ucap Ibu Sa Rang, Sa Rang pikir tak mungkin bisa
melakukanya.
“Kau
bisa... Anak-anak diizinkan melakukan itu pada ibu mereka. Lalu Pada siapa lagi
mereka bisa begitu? Jadi.. mulai sekarang jangan mencemaskanku lagi. Pikirkan
saja tentang dirimu, mengerti? Kalau Ibu sudah tidak sanggup lagi, maka aku
pasti akan memberitahumu. Izinkan Ibu menjadi ibu setulus hati” kata Ibu Sa
Rang. Sa Rang hanya bisa menangis. Ibu Sa Rang meminta Sa Rang mengulurkan
tangan, lalu mengenggam dengan erat.
Sa Rang
sudah ada didepan rumah Eun Ho, Eun Ho melihat temanya menatap langit dan
bertanya apakah melihat bintangnya. Sa Rang mengaku melihatnya kalau banyak
yang Kelap-kelip. Eun Ho bertanya apakah Sa Rang akan ikut ujian masuk
universitas dan sudah menyerah ikut ujian PNS.
“Tidak
juga. Setidaknya aku akan coba ikut ujian percobaan.” Ucap Sa Rang lalu terdiam
sejenak. Eun Ho menganguk mengerti
“Aku
masih belum memahami diriku sendiri. Apa yang kubisa, apa impianku, dan apa aku
bisa masuk universitas. Dan kalau aku kuliah, apa aku bisa melakukannya dengan
baik?” kata Sa Rang tak yakin
“Itu.. Kau
bahkan tidak serajin itu. Aku merasa kau ini hanya menenteng-nenteng buku
saja.” Kata Eun Ho memberikan bukunya.
“Mari
kita jawab soal-soal ini dan kita jawab juga pertanyaan tentang hidup kita.
Apapun itu, ayo kita lakukan.” Kata Sa Rang. Keduanya saling high five dengan
tawa bahagia akan belajar bersama.
Petugas
Han melihat Young Gun dkk sedang berjalan pulang dengan membahas Rokok. Mereka
pun membagi-bagikan untuk memulai merokok, saat itu Petugas Han datang langsung
meminta rokok juga pada mereka. Young Gun dkk kaget melihat petugas Han yang
datang.
“Apa?
Kenapa kalian kaget begini? Kau merokok, kenapa aku tidak boleh?” ucap Petugas
Han.
“Ibu 'kan
polisi, bukan preman.” Ucap Young Gun dengan nada sinis.
“Itulah
makanya. Haruskah aku bersikap seperti preman? Itu akan membuatku terlihat
buruk.” Kata Petugas Han mengambil semua rokok.
“Ibu
menyebalkan sekali. Kenapa Ibu melakukan ini bahkan di luar sekolah juga?” ucap
Young Gun marah
“Karena
di luar sekolah, aku juga tetap polisi. Mau aku berikan pada Pak Koo atau
kusimpan sendiri.. itu tergantung pada sikap kalian.” Kata Petugas Han lalu
berjalan pergi.
Young Gun
mengikuti petugas Han dari belakang. Petugas Han menegaksan Tidak ada gunanya,
karena masih tetap seorang polisi dan Young Gun pikir ia mau mengembalikan
rokok itu. Young Gun mengaku kalau Semua rokok itu miliknya.
“Ahh. Begitu.
Jadi kau mau membagikannya pada teman-temanmu? Aku suka kesetiaanmu pada
teman-temanmu.” Ejek Petugas Han. Saat itu terdengar teriak ada seorang
pencuri.
Petugas
Han langsung mengeluarkan jurus berkelahinya, tapi malah membuat si pelaku kabur.
Young Gun melihat si pelaku berlari kearahnya, mencoba menangkap dengan
memelintir tanganya. Si pelaku pun jatuh bersamaan dengan Young Gun. Petugas
Han langsung membekuk si pelaku, dengan memuji Young Gun yang Tidak buruk juga.
Keduanya
keluar dari kantor polisi, Petugas Han bertanya keadaan Young Gun. Young Gun
mengaku tak masalah dan Petugas Han melihat tangan Young Gun yang terluka,
kalau ini tak baik-baik saja. Young Gun meminta Petugas Han melepaskan dengan
mengaku tak sakit.
Petugas
Han akhirnya mengobati luka Young Gun dengan menceritakan saat masih remaja pernah kabur, memberontak
dan membuat masalah Bahakn Cara bicaranya juga sama seperti Young Gun. Dengan
nada tinggi berkata "Tinggalkan aku. Aku baik-baik saja." Young Gun
menarik tanganya merasa baik-baik saja.
“Kau
tidak baik-baik saja... Cukup lama sampai akhirnya aku sadar aku tidak
baik-baik saja. Setelah semuanya terinfeksi.” Kata Petugas Han. Young Gun
bertanya lalu apa kelanjutanya.
“Aku
berkelahi seperti orang gila, dan sering diseret ke kantor polisi. Merokok
hanya masalah kecil. Jadi dibanding denganku, maka kau masih terhitung sebagai pemberontak
yang baik. Kau sudah melakukan semuanya dengan benar. Mungkin saja cara hidupmu
selama ini sudah benar.” Ucap petugas Han
“Kenapa? Apa
Ini baru pertama kalinya kau melihat orang dewasa yang tidak bertanggungjawab? Setidaknya
kau jujur dengan perasaanmu, kemarahanmu dan rasa frustasimu.” Ucap Petugas
Han.
“ Aku
hanya.. tidak tahu harus bagaimana, jadi aku hidup sebisaku saja. Aku tidak
tahu bagaimana caranya "melakukan yang terbaik".” Kata Young Gun.
Petugas Han tahu.
“Aku juga
dulu begitu. Pokoknya, kau sudah melakukan hal yang benar. Jangan cemas. Aku sempat
bertanya-tanya, bagaimana kalau kau kerja sambilan saja? Jadi Singkatnya, kau
jadi asistenku saja. Kau bisa membantuku melakukan hal-hal mudah. Kalau kau
bisa membantuku menangkap copet seperti hari ini, tentu saja aku akan berterima
kasih.”kata Petugas Han
Young Gun
yang mendengarnya merasa kalau Petugas Han itu kekanakan dan beranjak pergi.
Petugas Han meminta Young Gun agar memikirkanya karena bayaran juga lumayan.
Eun Ho
mendapatkan uang bayaran menyebar brosur, senyuman bahagia karena uangnya lebih
banyak dari biasanya. Lalu menelp Sa Rang ingin mengajak makan toppoki, tapi
seperti mengingat sesuatu dan memutusakn untuk menelpnya lagi nanti.
Tae Sik
akan berangkat wawancara, melihat sebuah kotak sepatu dengan note diatasnya
“Aku bekerja sangat keras mendapatkan uang untuk membeli ini Jangan menyerah
dan lakukan yang terbaik dalam wawancaramu sampai sol sepatumu rusak (saking
kerasnya berusaha). Kalau sepatunya rusak, aku akan belikan lagi yang baru, jadi
jangan pernah merasa rendah diri. Melangkahlah dengan penuh kepercayaan diri. Semangat.”
Tae Sik
tersenyum melihat hadiah yang diberikan Eun Ho, lalu memakain sepatu dengan
bersebelahan sepatunya yang sudah lusuh.
Kepsek
Yang bertemu dengan Guru Park sambil mengeluh kalau ini hari yang menjengkelkan
dengan bertanya apakah menyukai ruangnya, Guru Park mengatakan kalau sekarang
jadi ruangan miliknya dan bertanya Bagaimana dengan ruangan baru kepsek yang
dengan nada menyindir kalau kelihatannya
baik-baik saja.
“Urus
saja urusanmu sendiri. Aku akan segera kembali ke jabatanku semula.” Ucap
Kepsek Yang
“Jangan
sampai kau ditendang juga dari ruangan barumu itu.” Ucap Guru Park
“ Kau
sepertinya ingin tinggal lebih lama di ruanganku tapi anak-anak pasti akan
senang kalau mereka tahu siapa sebenarnya kau Dan semua ambisimu ini.” Kata
Kepsek Yang kesal
"Manusia
adalah hewan yang memiliki ambisi." Apa Kau tidak tahu itu? Aku akan
menikmati semua sebisaku. Ini adalah impianku.” Kata Guru Park
“Mari
kita lihat berapa lama kau bisa bertahan di sana. “ ucap Kepsek Yang sini
“Coba
saja...Setelah menjadi orang dewasa, aku tidak pernah membiarkan orang
lain mengambil milikku.” Kata Guru Park. Keduanya pun sama-sama saling mengumpat
marah.
Tuan Hyun
datang ke sekolah melihat Eun Ho yang sangat akrab dengan Tae Woon lalu
teringat ucapan Kepsek Yang kalau Eun Ho menggambar webtoon dengan Judulnya
adalah "Murid X".
“Itu tidak
akan mungkin bisa dilakukan kecuali dia kenal secara pribadi dengan X.” Kata
Kepsek Yang. Tuan Jang pun berjalan setelah Tae Woon dan Eun Ho pergi menjauh
Kepsek
Yang ingin menuliskan komentar pada webtoon yang dibuat Eun Ho “Ini.. sangat
menyenangkan. Bagaimana kau bisa tahu.. apa yang di lakukan oleh Murid X?” tapi
menurutnya kalau harus kedengaran seperti anak muda.
Flash Back
Byung Goo
memberitahu kalau Anak-anak sekarang suka sekali mengatakan "yo" dan
menulisnya di akhir kalimat. Kepsek Yang merasa kalau ini memang sangat seru,
Byung Goo langsung meminta bayaran agar memberikan susu stroberi, Kepsek Yang
mengelak karena sudah kehabisan susu.
“Apa yo,
omong-omong yo, kau yo, berteman dengan yo, si X yo?” tulis Kepsek Yang merasa
kalau kali ini si X akan kena perangkapnya.
Saat itu
Direktur Hyun datang. Kepsek Yang heran apa alasan Tuan Hyun datang ke
kantornya yang kecek. Tuan Hyun mengatakan Saat jabatan Kepsek Yang
dikembalikan, jadi meminta agar melakukan sebisanya untuk menemukan X. Kepsek
Yang sempat kaget.
“Aku
setuju... Begitu jabatanku dikembalikan aku akan segera menangkap. si X.” Kata
Kepsek Yang
“Mulai
besok... Posisimu dikembalikan.” Kata Tuan Hyun. Kepsek tak pecay kalau Tuan
Hyun agar mengembalikan posisinya.
Kepsek
Yang langsung kembali ke dalam ruanganya, Guru Park langsung menjilat kalau
sangatmerindukannya dan merasa kasihan karena sudah melalui banyak hal sulit.
Kepsek Yang membuang papan nama Guru Park, dan mengantikan papan nama
miliknya. Ia lalu membuat siaran di TV.
“Halo,
semua yang ada di Geumdo. Aku, Yang Do Jin, kembali ke posisiku semula. Aku
berjanji pada kalian semua untuk menangkap X tanpa ragu dalam satu minggu ini.
Jangan lakukan apapun dan tunggulah. Sekali tertangkap, dia akan dituntut atas
perbuatan kriminal tidak hanya hukuman sekolah saja. Aku janji.” Ucap Kepsek
Yang. Eun Ho terlihat gugup sementara Tae Woon berusaha santai dan Hee Chan
seperti siap membalas dendam.
Hee Chan
menemui Kepsek Yang diruanganya. Kepsek Yang terlihat kaget dan ingin Hee Chan
memberitahu lagi untuk memastikanya, Hee Chan mengaku tahu di mana tempat
persembunyian X. Eun Ho dan Tae Woon bergegas masuk ke dalam ruang kontainer.
Semua
orang langsung bergegas pergi mengikuti kepala sekolah, Guru Shim baru akan
masuk binggung seperti semua orang sedang bergegas. Lalu bertanya pada petugas
Han, apa yang terjadi. Petugas Han memberitahu Mereka menemukan markas X. Guru
Shim kaget.
Semua
sudah ada didepan pintu, Kepsek Yang menyuruh agar mengHancurkan pintunya
karena terkunci. Seseorang berteriak
melihat X dengan jaket hitamnya, semua orang langsung mengejarnya. Hee Chan
menahan Kepsek Yang agar tak pergi.
“Bapak
harus memeriksanya dulu. Ada X di sana, dan ada X di sini.” Ucap Hee
Chan.Kepsek Yang binggung Yang mana yang benar. Saat itu Tae Woon membuka pintu
kontainer.
Kepsek
Yang langsung masuk ke dalam ruangan, Hee Chan kaget dialam ada Eun Ho, Bo Ra
dan Dae Hwi. Kepsek Yang bertanya apa yang sedang mereka lakukan, Dae Hwi
mengaku ingin.. belajar di tempat yang agak sepi dan Ini adalah tempat belajar mereka.
“Apa
Tidak boleh kami belajar di sini?” kata Bo Ra. Kepsek Yang mengumpat marah pada
Hee Chan.
“Apa kau
mau ikut?” ucap Tae Woon pada Hee Chan yang bisa membuat malu. Hee Chan menahan
amarah segera pergi.
Tae Woon
memuji Bo Ra yang keren, Dengan berkata "Tidak
bisakah kami belajar di sini?" Bo Ra dengan bangga kalau adalah Seo Bo Ra
yang terkenal itu. Semua tertawa bahagia bisa membalas tingkah Hee Chan yang ingin menjebak X.
Semua
mencoba mencari X , seorang dengan jaket hitam bersembunyi sampai akhirnya
petugas Han menemukanya. Si pria berusaha untuk pergi. Petugas Han sudah tahu
kalau itu Guru Shim dan Tidak ada gunanya berlari karena sudah tahu itu. Guru
Shim mengumpat karena ketahuan.
“Maksudku,
bagaimana aku harus menanggapi semua ini?” ucap Ini artinya, kau adalah X 'kan?
Kalau begitu.. kau selama ini memang sengaja tidak menangkapnya.” Kata Petugas
Han sudah bertemu dengan guru Shim yang melepaskan jaketnya.
“Aku
ingin melindungi anak-anak... Maafkan aku.” Kata Guru Shim
“Tapi tetap
saja kau mana boleh membantunya seperti ini.” Kata Petugas Han.
“Tapi aku
tidak bisa membiarkan dia tertangkap. Dia sudah memperbaiki apa yang salah di
sekolah ini. Menghukum anak-anak tidak akan menyelesaikan masalah.” Kata Guru
Shim
“Kalau
begitu pendapatmu, semua kejahatan pun
pasti punya alasan. Kau memperlakukan anak-anak seperti penjahat.” Ucap
Petugas Han
“Apa kau
berencana memenjarakan mereka? Seperti kau ingin memenjarakan X” kata Guru Shim
Petugas
Han membenarkan, karena dirinya polisi
dan harus taat pada aturan. Bahwa Hukum mengatakan kalau orang yang salah harus
dihukum dan ingin tahu Siapa X sebenarnya. Guru Shim hanya diam saja.
Hee Chan
yang kesal melampiskan amarah dengan merobek buku latihanya dan melemparnya. Ia
dengan mata melotot akan mengikuti permainan karena punya ide juga, tapi
bertanya-tanya Bagaimana mereka bisa tahu.
Di
ruangan kontainter, semua tertawa membahas wajahnya Hee Chan tadi. Bo Ra
mengakatakan kalau Hee Chan seolah sedang memaki dengan tatapannya. Tae Woon mengaku bahkan
bisa dengar apa yang dikatakan. Semua tertawa bahagia. Eun Ho merasa sangat senang sampai tidak bisa
menahan diri dan ingin tahu cara mereka mengetahui semuanya. Dae Hwi mulai menceritakan.
Flash Back
Dae Hwi
pikir memang sudah mengelabuinya, tapi Hee Chan pasti tahu sesuatu. Tae Woo
ikir Sudah jelas dan tidak bisa menemukan bukti lain tapii pasti tahu tentang
gudang ini.
“Karena
yang tahu kita berempat, maka tidak akan aneh kalau kita yang mereka
temukan.Hee Chan sering datang ke sekitar sini belakangan.” Ucap Tae Woon. Dae
Hwi binggung karena Tae Woon bisa mengetahuinya.
Tae Woon
memperlihatkan video dari CCTV di ponselnya. Hee Chan datang dengan mencoba
membuka pintu kontainer tanpa sadar kalau ada CCTV yang di pasang di tiang. Tae
Woon pikir mereka bisa kacaukan Hee Chan.
Dae Hwi tersenyum mendengarnya.
Eun Ho
melihat video Hee Chan memuji kalau itu sangat keren, dengan mengejek seharusnya
menggunakan otakny itu untuk belajar. Tae Woon menagk sebenarnya pintar, hanya
saja malas belajar. Dae Hwi setuju kalau Tae Woon memang sedikit lebih pintar
dari lumba-lumba.
“Apa itu
artinya aku lebih pintar atau bagaimana?” ucap Tae Woon. Dae Hwi mengatakan
kalau itu lebih bodoh lalu berusaha kabur.
“Lumba-lumba
itu sangat cerdas bahkan Cerdas gila.” Ucap Eun Ho. Tae Woon tak terima
membandingkan dengan mamalia karena IQ mereka hanya sekitar 80 atau 90 sambil
mengejar Dae Hwi.
“Sepertinya
ini adalah waktu untuk berpisah dengan markas X. Ayo pergi.” Kata Eun Ho
“Kalau
aku belajar, aku bisa dapat peringkat pertama.” Kata Tae Woon masih tak terima
“Aku
masih baik membandingkanmu dengan lumba-lumba.” Ucap Dae Hwi
Bo Ra dan
Eun Ho berjalan bersama karena tadi Hampir saja ketahuan, bahkan tidak mau
memikirkannya lagi. Bo Ra pikir Kali ini semua lancar, tapi mereka harus tetap
berhati-hati, karena Hee Chan tidak akan menyerah begitu saja. Eun Ho juga
berpikir seperti itu.
“Tapi
omong-omong, serialmu yang baru itu seru juga.” Ucap Bo Ra. Eun Ho binggung apa
maksudnya.
Eun Ho
masuk ke dalam rumah melihat Webtoon miliknya, terlihat gambar yang baru
diuploud pada accountnya dengan gambar-gambar miliknya. Ia mengingat saat itu
membuang semua kertas yang sudah digambarnya.
Flash Back
“Kenapa
kau membuang ini?” ucap Tae Woon yang membersihkan gudang.
“Gambarnya
aneh dan ceritanya memalukan.” Kata Eun Ho. Tae Woon pikir kalau gambarnya
sudah lucu.
“Kau terlalu
keras pada dirimu sendiri.. Menurutku ini seru.” Ucap Tae Woon. Eun Ho tetap
merasa itu tak lucu.
Eun Ho
datang menemui Tae Woon bertanya apa yang terjadi. Tae Woon mengingat kalau ia
sengaja melanjutkan yang digambar Eun Ho dan menguploudnya
“Aku
hanya mengunggah apa yang kau gambar, dan Kata siapa kau tidak berbakat? Ada
dua orang baru yang bilang ceritamu
seru.” Ucap Tae Woon
“Kenapa kau
bisa berpikir melakukan ini?” tanya Eun Ho
“Ini
gambar yang sudah kau buat selama ini. Semua Ada banyak, 'kan?” kata Tae Woon
memperlihatkan kertas webtoon Eun Ho yang selalu dibuang. Eun Ho tak percaya
Tae Woon mengumpulkan sampai memenuhi kardus besar.
“Kau seharusnya
tidak menyia-nyiakan kerja kerasmu sendiri. Karena tidak semua kerja keras. akan
menghasilkan kesuksesan. Seperti yang kau bilang, mungkin ini akan gagal meski
kau sudah berusaha keras Orang-orang mungkin tidak tahu apa yang digambar oleh
Ra Eun Ho, apa yang ingin dia lakukan untuk hidupnya, dan impian apa yang gagal
dia capai. Tapi Eun Ho, aku tahu semua itu. Aku tahu seberapa besar kau berusaha.
Aku akan tetap di sisimu, jadi, jangan menyerah. Mari lakukan yang terbaik.”
Kata Tae Woon
Tae Woon
membuka webtoon dan kaget ada balasa dari Eun Ho “Terima kasih karena selalu memberiku
semangat” dan memberikan bentuk Hati. Lalu mencoba menyakinkn kalau itu memang
hati dan memberikan gambar hati,
wajahnya pun langsung tersenyum bahagia.
Eun Ho
masuk kelas dan berusaha menghindar tapi saat itu Tae Woon langsung
menghadangnya, dengan bangga kalau dirinya dapat hati. Eun Ho berusaha tak
peduli seperti tak ada yang terjadi. Tae Woon mengaku penasaran alasan Eun Ho
yang mengirimkan tanda hati padahal Ada banyak sekali emotikon, tapi Kenapa memberinya
hati. Eun Ho mengaku Tidak ada maksud
apa-apa lalu bergegas pergi.
Eun Ho
yang malu menutup wajahnya berjalan dengan cepat, tapi malah membuatnya
menabrak Dae Hwi. Dae Hwi binggung apakah
Apa ada yang mengejarnya. Eun Ho mengaku tak ada, Dae Hwi ingin tau Siapa yang mengejar dengan melihat ke arah
depanya, lalu berteriak memanggil Tae Woon kalau Eun Ho ada didepanya.
“Hei.
Hei. Kenapa kau..” ucap Eun Ho panik
“Kenapa?
Aku memanggilnya karena mau bicara dengannya.” Ucap Dae Hwi.
“Kalian
biasanya bertengkar.” Kata Eun Ho. Dae Hwi terus memanggil Tae Woon kalau ada
Eun Ho didepanya. Eun Ho langsung segera berlari kabur karean keduanya sudah
baikan.
Eun Ho
memilih untuk diatap sekolah untuk mengambar, tiba-tiba Tae Woon datang tanpa
melihatnya. Eun Ho buru-buru bersembunyi ditumpukan kursi. Tae Woon
berpura-pura tak melihatnya, dengan mengumpat kesal pada Eun Ho.
“Kenapa aku
terus-terusan memikirkanmu? Kenapa aku terus-terusan merindukanmu? Tapi.. kenapa
kau selalu saja menghindariku?” ucap Tae Woon sudah berjongkok didepan Eun Ho
yang bersembunyi. Eun Ho kaget melihatnya.
“Kau
dengar ucapanku tadi, 'kan? Aku merindukanmu. Jadi, izinkan aku melihatmu
setiap kali aku ingin. Tetaplah di sampingku.” Ucap Tae Woon. Eun Ho seperti
masih shock merasa kalau Tae Woon sedang bercanda.
“Bagaimana
kau bisa tahu aku di sini?” ucap Eun Ho. Tae Woon pun meminta agar Eun Ho agar
tetap berada disana.
“Aku
kesusahan kalau harus terus mencarimu. Bagaimana bisa kau hanya memikirkan dirimu
sendiri? Padahal aku juga hanya memikirkanmu.” Kata Tae Woon.
“Helen
Keler pernah bilang, "Tanpa impian, hidup ini tidak ada artinya." Kau
harus berjalan dengan penuh percaya diri ke arah impianmu.”
Bo Ra
bisa melihat Young Gun ternyata bisa melawan pria-pria yang jahat padanya,
seperti polisi menumpas kejahatan. Guru Jung memberikan semangat pada Issue
yang dikeluarkan oleh grupnya. Sa Rang mendapatkan support dari Kyung Woo saat
merasa bersalah pada ibunya.
Sa Rang
akhirnya ingin belajar masuk kuliah dan Tae Woon bisa menemukan kembali impian
Bo Ra yang membuang semua kertas gambarnya.
“Apa yang
kita temukan di ujung jalan sana mungkin bukan sesuatu yang mewah, tapi kita
sudah melakukan perjalanan yang indah.”
Tae Woon
juga memperlihatkan semangatnya ketika membicarakan motor. Eun Ho pun tersenyum
melihatnya.
Guru Shim
masuk kelas membagikan hasil ujian akhir mereka, dan mulai memanggil nama Ho Jin
Shik, Seo Bo Ra. Song Dae Hwi, Ahn Jung Il. Dengan memberikan Selamat, lalu
Sung Hwa Rang, Kyung Goo, Yoo Bit Na, Yoon Kyung Woo, Seung Eun. Dae Hwi tersenyum bahagia melihat hasilnya ada
di Peringkat 1. Hee Chan menatap hasil di lembaran kertas.
Hee Chan
masuk ke dalam mobil dengan lembaran nilai yang sudah lecek. Ibunya kaget
melihat Hee Chan berada di Peringkat kelima dengan nada tinggi mengomel akalu
ini bukan nilai, lalu menganggap anaknya tidak bisa melakukan semua dengan
benar, padahal sudah membereskan masalahmu di sekolah dan sekarang nilainya
semakin buruk.
“Lalu.. Ibu
mau aku bagaimana?” ucap Hee Chan seperti mulai acuh.
“Kim Hee
Chan. Pertama, masalah kekerasan di sekolah. Sekarang nilaimu yang jatuh. Apa
kau tidak merasa bersalah? Apa Kau tidak merasa melakukan kesalahan?!!” ucap
Ibu Hee Chan marah
“Aku sama
sekali tidak merasa bersalah. Ibu selalu bilang, "Anakku tidak melakukan
kesalahan."” Kata Hee Chan. Ibu Hee Chan tak percaya kalau anaknya bisa
bersikap seperti itu.
Eun Ho
berjalan ke ruang kontainer tapi ternyata pintunya terkunci. Tae Woon berlari
mengejar Eun Ho dengan mengodanya kalau merindukannya. Eun Ho mengelak dirinya
kalau... tapi akhirnya mengaku kalau memang merindukan Tae Woon lalu melangkah
lebih dekat.
“Sepertinya
aku selalu berusaha menyembunyikan perasaanku. Waktu kau bilang suka padaku, aku
sangat senang. Jadi, apa yang kurasakan sepertinya.. Maksudku adalah...” ucap
Eun Ho gugup dan ingin pergi. Tae Woon mengenggam tangan Eun Ho dan memasukan
ke sela-sela jarinya.
“Jadi
maksudmu kau juga suka padaku, 'kan? Jadi maksudku sekarang.. kita mulai
pacaran, kan” ucap Tae Woon sengaja merangkulkan tanganya pada Eun Ho. Keduanya
sangat dekat dan saling menatap. Eun Ho sempat gugup tapi akhirnya tersenyum
bisa meluapkan perasaan sukanya pada Tae Woon.
Bersambung
ke episode 13
Wowww...romantis banget Ra Eun ho n Tae won...
BalasHapus