PS
: All images credit and content copyright : KBS
Keduanya
mencuci piring bekas makan, Jin Kyu pun bertanya apakah memang seperti ini
kerjanya tukang antar dan boleh memperlakukan seseorang dengan kasar. Kang Soo
pun mengingatkan dengan menyindir Jin Kyu kalau sebelumnya memperlakukannya
dengan baik saat diberikan makanan padanya.
“Apa Kau
merasa kesal dengan itu?” ucap Kang Soo. Jin Kyu hanya bisa diam. Kang Soo
melihat Jin Kyu yang membilas piring tapi masih ada sabun.
“Karena
hal itu, aku minta maaf. Aku tidak punya niat jahat.” Kata Jin Kyu. Kang Soo
pun tak mempermasalahkan lagi. Jin Kyu memuji sifat Kang Soo yang hebat.
“Aku
bukan tipe yang suka menyimpan dendam, selama kau bukan orang jahat Sebenarnya
apa hubunganmu dengan Dan Ah?.” Kata Kang Soo
“Aku berhutang
padanya, jadi aku membayarnya kembali.” Kata Jin Kyu. Kang Soo ingin tahu
berhutang apa.
“Ada
sesuatu terjadi.” Kata Jin Kyu. Kang Soo pun tak mempermasalahnya.
Keduanya
keluar dari restoran, Jin Kyu bertanya Besok harus datang jam berapa. Kang Soo
mengatakan Hari Minggu mereka tidak
kerja dan Hari Senin datang jam 9 pagi. Jin Kyu senang karena dirinya bebas dan
ingin mengajak Kang Soo high five tapi Kang Soo menghindar dan terkejut melihat
pakiran yang kosong.
“Oh!
Motorku...” ucap Kang Soo binggung. Jin Kyu bertanya apakah motornya dicuri.
Kang Soo memberitahu kalau motor Dan Ah juga dicuri.
“Apa?
Motornya Dan Ah juga? Siapa yang melakukannya? Mana pencurinya?” kata Jin Kyu
marah.
Byung Joo
membawa motor Kang Soo mengeluh karena di dekat wilayah mereka tidak ada toko
sepeda motor. Ho Young pikir mereka bisa pasang iklan di internet, Byung Joo
mengomel kalau mereka bisa ketahuan dan nanti pemiliknya melihat iklan itu di
internet.
“Hei,
darimana kalian dapat motor itu?” ucap Teman Kang Soo yang di selamatkan saat
kecelakaan, Byung Soo bertanya siapa pria itu.
“Kelihatannya
itu motornya Kang Soo Memang itu
motornya, platnya 3254. Siapa kalian? Kalian mencurinya?” ucap si pria. Byung
Soo mengajak mereka segera pergi.
Kejar-kejaran
pun terjadi lalu mereka bisa kabur setelah tertahan oleh lampur merah. Byung
Joo memastikan si pria tidak mengikuti kita lagi. Young Tae mengaku jadi takut.
Byung Joo pikir kalau ini memang kebetulan. Ho Young pun memikirkan peluang.
“Memang
ada orang di wilayah ini juga?” kata Young Tae
“Jangan
bicara bodoh. Aku jadi terkejut.” Kata Byung Joo
Terdengar
teriakan dari seberang jalan, Teman Kang Soo yang menjadi pengantar mengenali
motor temanya. Mereka pun kembali baru, teman Kang Soo bisa mengenali kemeja
bunga-bunga yang mengambil motor Kang Soo.
Kang Soo
duduk diam dengan menatap ponselnya seperti banyak meminta bantuan sama
teman-temanya. Jin Kyu kesal melihat Kang Soo yang hanya duduk saja dan sebaiknya mereka keluar
dan mencarinya, bahkan menelepon polisi
“ Tunggu
saja. Apa kau Tidak lihat aku ini sedang update? Ini Berarti bergerak dari
Dapsimni ke Cheongnyanri. Mereka mungkin akan menangkap mereka di sekitar
Taereung. ” kata Kang Soo.
“Memangnya
apa yang kau punya hingga membuatmu percaya diri begitu?” kata Jin Kyu
meremehkan.
“Teman-temanku.”
Kata Kang Soo. Jin Kyu makan tak percaya
Ketiga
bisa kabur dari dua pria yang mengejarnya. Ho Young tak percay kalau mereka
sudah dilihat oleh oleh 10 orang karena Mereka mungkin orang dari kelompok geng
jadi lebih baik datang dan minta maaf. Young Tae setuju tapi Byung Soo menyuruh
mereka agar diam saja.
“Lagi
pula, mereka sudah melihat wajah kita.” Ucap Young Taek. Ho Young juga setuju.
Byung Soo tetap tak peduli.
“Apa
Mereka merekam videonya? Kalau kita jual ini, semua sudah berakhir.” Kata Byung
Joo. Tapi Ho Young pikir kalau ini tidak benar.
“Jangan
berlagak bodoh, brengsek. Memangnya dia walikota Seoul? Karena dia kenal beberapa
orang, haruskah dia menutup seluruh kota Seoul? Jangan buat lelucon. Mereka
mungkin sudah pergi.” Ucap Byung Joo dan melihat sebuah toko jadi mengajak
mereka segera menjualnya.
Byung Soo
meminta bayaran 1 juta Won. Sipaman hanya mau membayar 850.000 Won. Byung Soo
menawar 950.000 Won. Si paman hanya ingin 900.000 Won dan kalau memang tak mau
pergi saja. Byung Soo pun menyetujuinya dan si paman akan mengambil uang di
dalam.
Saat itu
Hyun Jae dkk datang seperti sudah siap mengepung, Byung Soo dkk terlihat
ketakutan diserang oleh banyak orang. Akhirnya Byung Soo berlutut sambil menelp
Kang Soo.
“Maafkan
aku. Aku jadi tidak tahu. Tolong selamatkan aku.” Ucap Byung Soo memohon.
“Jangan
takut. Aku tidak akan membunuhmu.” Kata Kang Soo. Byung Joo mengucapkan Terima
kasih.
“Bawa
sepeda motor itu kembali ke Lively dan Panggil Baek Gong Gi juga. Aku ingin
kalian semua datang. Lakukan yang kusuruh sebelum aku telepon polisi.” Ucap
Kang Soo. Byung Soo tak bisa mengelak dengan melakukan yang diminta oleh Kang
Soo.
Ji Yoon
berjalan pulang merasa kalau sauna itu seperti surga bagi anak pelarian, lalu
merasa agak lapar dan akan minta Ahjussi untuk dibuatkan jjajangmyeon. Saat
berjalan melihat tulisan yang ditempel di dinding tempatnya berjalan.
“Byul.. Teleponlah
ayahmu ini. Ayah mohon.” Ji Yoon membaca tulisan ayahnya langsung berlari
mencoba mencari sosok ayahnya.
Tuan Lee
sedang sibuk menempelkan tulisan untuk anaknya disepanjang jalan dan langsung
memeluknya. Ji Yoon meminta maaf pada ayahnya karena sudah membuat kesalahan.
Tuan Lee
bisa memaafkan dan ingin melihat wajah anaknya dan mengucapkan terimakasih
karena Ji Yoon masih hidup. Keduanya saling menatap sambil mata berkaca-kaca
karena saling mencintai.
Keduanya
duduk di halte, Ayahnya mengajak Ji Yoon pulang lalu bicara baik-baik pada ibunya, menurutnya Ji Yoon tak
perlu lari lagi karena masalah ini, Ji Yoon mengerti tapi seperti takut. Tuan
Lee meminta anaknya agar berani karena Ji Yoon itu sudah dewasa.
Motor
Kang Soo dan Dan Ah akhirnya kembali ke restoran. Ji Kyu melihatnya seperti tak
percaya melihatnya karena kembali sendiri rupanya, lalu berpikir Kang Soo yang
punya indera keenam, Kang Soo mengaku kalau memang hidup sebagai orang baik.
Jin Kyu pun memuji Kang Soo yang menarik.
Byung Soo
sudah melakukan posisi push up dan Tuan Baek sudah membawa kayu mengetahui anak
buahnya mencuri langsung memberikan pukulan dengan memukul bagian bokong,
karena tak mengajarkan hal itu.
“Kami
hanya ingin ...” ucap Byung Soo seperti tak bisa menjelaska karena ketakutan.
Tuan Baek yang marah menyuruh mereka semua mengatakan.Saat itu Kang Soo datang
menyuruh Tuan Baek berhenti dan Byung Soo agar bangun.
“Maaf.
Aku minta maaf mewakili mereka. Aku tidak tahu bagaimana harus kuungkapkan rasa
sedih ini. Tiba-tiba aku merasa seperti hidup dengan sangat singkat tanpa makna.”
Kata Tuan Baek
“Tidak
perlu dianggap serius, hanya Pastikan itu tidak terjadi lagi. Aku memberitahumu
karena kau bosnya.” Ucap Kang Soo. Tuan Baek mengangguk mengerti.
“Terima
kasih karena sudah sangat murah hati.” Ucap Tuan Baek.
“Apa Kalian
sudah merenungkannya?” tanya Kang Soo pada Byung Soo dkk. Byung Soo dkk
berteriak mengerti.
“Jangan
berlebihan. Ini bukan kelompok geng.”ucap Kang Soo. Byung Soo dkk berteriak
akan mengingatnya.
“Mulai sekarang,
mari kita saling akrab. Sekarang kau menjadi salah satu anggota kami. Selamat
datang.” Kata Tuan Baek menyambut Kang Soo.
Kang Soo
pun menjabat tangan Tuan Baek seperti mereka sudah berteman, Tuan Baek melihat
Jin Kyu bertanya apakah itu anak baru. Kang Soo mengatakan hanya akan bekerja beberapa
hari menggantikan Dan Ah.Tuan Baek langsung menatap sinis. Kang Soo memberitahu
kalau Dan Ah sedang dirawat di rumah sakit dan Jin Kyu walinya. Tuan Baek makin
menatap sinis.
Yeon Ji
mengetahui semua ini terjadi karena Dan Ah mencoba menyelamatkan si pecundang
itu, menurutnya Dan Ah memang kurang beruntung, kenapa harus menyelematkan pria
itu, bukan selamatkan si duda kaya dan juga ia heran mendengar orang kaya ingin
mati. Dan Ah pikir Yeon Jiharus pergi
dan Nanti telat lagi.
“Apa
tidak ada kamar yang tersedia?” tanya Yeon Ji
“Semuanya
penuh, jadi Aku harus menunggu sampai besok.” Kata Dan Ah. Yeon Ji menganguk
mengerti.
“Besok
aku akan menjengukmu lagi. Selamat malam.” Kata Yeon Ji lalu beranjak pergi.
Dan Ah
memikirkan berapa biaya perawatannya dan juga vas itu kelihatannya mahal.
Beberapa orang datang dengan seorang perawat. Pria itu mengetahui nama Lee Dan
Ah dan akan memindahkan ke kamar baru jadi bisa duduk dan tenangkan diri dan
akan pindahkan tempat tidurnya.
“Uh,
tunggu. Kalian mau membawaku ke mana?” kata Dan Ah binggung dengan karusnya
dibawa pergi begitu saja. Si pria mengatakan akan membawa ke Kamar VIP.
“Tidak,
tidak. Jangan! Aku tidak punya uang. Kembalikan aku ke kamar ekonomi.” Kata Dan
Ah ingin menolaknya.
“Jangan
khawatir. Biar aku yang bayar semuanya. Cepat. Masuklah.” Ucap Jin Kyu sudah
menunggu dikamar.
“Tidak,
jangan. Dia tidak punya uang. Dia menganggur. Dia mendapat uang dari ibunya.”
Kata Dan Ah panik berpikir Jin Kyu orang miskin yan malas.
Semua
barang-barang Ji Yoon dimasukan ke dalam mobil dengan sopir. Ji Yoon lalu
memberitahu ayahnya kalau Kang Soo adalah orang yang memberikan selimut,
mengunci jendela, dan pintunya, menurutnya itu orang baik. Tuan Lee pikir
Daripada mengunci pintu, menurutnya Kang Soo seharusnya memanggil polisi.
“Kau juga
tahu, dia itu anak kecil.” Ucap Tuan Lee. Kang Soo terlihat binggung. Ji Yoon
merengek agar ayahnya jangan memarahi Kang Soo.
“Terima
kasih.” Ucap Tuan Lee menjabat tanganya, Kang Soo menahan rasa sakit karena
Tuan Lee meremesan tanganya. Ji Yoon pun memohon agar ayahnya tak melakukannya.
“Terima
kasih, Ahjussi.. Tidurlah di kamarmu malam ini.” Ucap Ji Yoon lalu mengajak
ayahnya pergi. Ji Yoon pun melambaikan tangan sebelum pergi.
Kang Soo
masuk kamar yang sudah tak melihat barang-barang wanita, Hyun Jae menelp
bertanya apakah sedang tidur. Kang Soo mengaku belum dan bertanya balik. Hyun
Jae mengaku Sekarang tidak bisa tidur karena orang yang selalu ada di dekatnya menghilang.
Kang Soo bisa mengerti.
“Dia akan
bangun, 'kan?” ucap Hyun Jae seperti merasa sangat takut.
“Jangan pesimis, Kita harus percaya padanya. Dia pasti akan
bangun.” Kata Kang Soo.
“Ya, itu
juga yang mau kudengar. Anak malang itu. “ ucap Hyun Jae.
“Kau
harus tidur. Sampai ketemu di rumah sakit besok.” Kata Kang Soo. Hyun Jae pun
akan bertemu di rumah sakit.
Dan Ah
seperti tak yakin kalau Jin Kyu yang akan membayarnya. Ji Kyu pikir sudah
mengatakan berkali-kali agar membayar,
Dan Ah bertannya pakai uang apa dan apakah uang Jin Kyu itu keluarga kaya.
Jin Kyu mengaku kalau memang dirinya
keluarga kaya. Dan Ah melonggo
tak percaya.
“Ah, ini
amat memalukan untuk jujur padamu. Aku ini putra kedua dari Ketua Ohsung Group.”
Kata Jin Kyu. Dan Ah dengan nada mengejek senang bertemu dengan Jin Kyu si anak
orang kaya.
“Kau
pasti terlihat sangat payah untuk seukuran anak keluarga kaya.” Kata Dan Ah
“Itu
karena aku sedang bekerja. Coba kau Lihat ini Ini dari pemakaman kakekku saat aku kuliah dan
Itu satu-satunya foto keluarga kami.” Ucap Jin Kyu memperlihatkan artikel foto
dirinya dengan keluarganya.
“Apa Ini sungguhan?
Bukan bantuan dari photoshop ?” kata Dan Ah masih tak percya
“Kenapa
juga aku harus edit foto itu? Kau menyelamatkan anak dari keluarga kaya.
Lagipula, aku masih pecundang. Tapi, dari yang kau pikirkan, aku ini seorang
pecundang dengan punya banyak uang.” Kata Jin Kyu mencoba meyakinkan.
Dan Ah
masih seperti tak percaya terus melihatnya, Jin Kyu mengambil lagi ponselnya
agar Dan Ah tak melihatnya. Ia memastikan agar Dan Ah tidak perlu khawatir dengan biayanya, karena
akan mengurus, ia juga sudah menepati janji, bahkan menjadi tukang antar
menggantikan Dan Ah.
“Benarkah?
Apa Kau sungguh anak dari keluarga kaya?” kata Dan Ah. Ji Kyu kesal meminta Dan
Ah agar tak membahasnya karena malah membuatnya mual.
“Jangan khawatirkan
biaya rumah sakitnya dan cukup lakukan perawatanmu. Dan Apa lagi? Kenapa kau
khawatir?” ucap Jin Kyu. Dan Ah mengaku tak ada.
“Apa
karena vas?” ucap Jin Kyu. Dan Ah kaget Jin Kyu bisa mengetahuinya.
“Aku
dengar dari petugas keamanan saat pergi mengambil motormu. Jangan khawatir. Biar
kuselesaikan semuanya.” Jelas Jin Kyu. Dan Ah pikir Itu pasti sangat mahal.
“Seharusnya
aman kalau harganya mahal, bukan di depan pintu. Jangan khawatirkan itu, karena
Pasti vas itu palsu. Lalu Apa lagi yang kau butuhkan? Kubilang aku akan
memberimu hadiah. Katakan padaku, aku akan memberikannya padamu.” Ucap Jin Kyu
“Mulai sekarang,
kita bicara jujur saja. Berapa banyak yang kau butuhkan? Kau boleh
memberitahuku. Kau menyelamatkan hidupku dan aku punya banyak uang. Lalu apa
wajar-wajar saja kalau aku membayarmu dengan uang? Matamu terus saja berkedip. Jangan
terlalu khawatir.”kata Jin Kyu meminta agar Dan Ah agar mulai memikirkanya.
“Misalkan
kau menyelamatkan pemilik toko roti. Dia punya banyak roti, jadi dia membalasnya
dengan memberimu roti. Apa Kau mau menolak tawaran roti gratis itu?” ucap Jin
Kyu mencoba memikirkanya.
Dan Ah
memastikan kalau Jin Kyu akan memberiku hadiah, mneurutnya Kalau memang bersungguh-sungguh, dengan senang hati menerimanya.
Jin Kyu ingin tahu berapa yang dibutuhkan. Dan Ah menghitung di ponselnya da
menyebut angka 15.650.000 Won. Jin Kyu heran dengan angkat yang tepat sekali.
Dan Ah pikir tidak perlu tahu.
“Minta
saja lebih banyak. Memang hidupku ini layak?” kata Jin Kyu merasa sangat
sedikit.
“Ini saja
yang kubutuhkan. Aku tidak butuh yang lain.” Ucap Dan Ah seperti tak ingin
serakah.
“Baiklah.
Aku akan pergi ke bank saat kau sudah keluar dari RS, mengerti?” kata Jin Kyu
Dan Ah
hanya diam saja, Jin Kyu berpikir kalau Dan Ah tak bisa menjawab. Dan Ah pikir
kalau hanya mimpi saja, menurutnya kalau memang benar pasti akan memalukan, seperti
Cinderella-complex menurutnya Ini adalah mimpi orang-orang yang tidak memiliki
kebanggaan tersendiri.
“Haruskah
aku mencubitmu?” ucap Jin Kyu. Dan Ah menyetujuinya. Jin Kyu sudah siap untuk
memberikan cubitan. Dan Ah pun sudah siap mendekat dan ingin dicubit, dengan
mata tertutup. Jin Kyu malah menatap Dan Ah seperti merasakan sesuatu.
“Sudahlah.
Ini sangat kekanak-kanakan.” Kata Dan Ah dan menyuruh agar tidur karena Sudah telat
lalu pamit pergi. Dan Ah pikir kalau hanya mimpi saja.
Ji Yoon
berlutut didepan ibunya, Nyonya Jung pun menanyakan keputusan anaknya, apakah
mau belajar ke luar negeri. Jin Yoon mengaku tidak dan ingin tinggal di Korea.
Ia ingin pindah dan mencoba hidup sendiri karena sudah mendapat pekerjaan serta
merasa inilah kehidupannya. Ia measa kalau ini adalah jalan yang benar untuknya.
“Aku
mohon. Tolong izinkan aku. Aku ingin melakukan ini dengan izin Ibu.” Kata Ji
Yoon.Nyonya Jung pun setuju, Ji Yoon tak percaya ibunya bisa mengizinkanya.
“Sebagai
gantinya, kau harus pacaran dengan orang yang Ibu kenalkan.” Kata Nyonya Jung
“Aku
ingin menikah dengan orang yang kucintai.” Kata Ji Yoon
“Ibu tidak
bilang ingin menikahinya. Pacaran saja dulu dengannya. Pacarilah dia setidaknya
sampai satu tahun.”kata Nyonya Jung.
Ji Yoon
menanyaka apa yang Yang harus dilakukan adalah pacaran dengan pria pilihan
ibunya saja. Nyonya Jung mengatakan kalau memang Ji Yoon masih tidak suka, maka
putus saja dengannya, menurutnya kalau pria itu tidak bisa mendapatkan anaknya
setelah satu tahun, maka dinyatakan tidak layak. Ji Yoon ingin tahu siapa pria
itu.
“Kau akan
tahu begitu kau bertemu dengannya. Pergilah. Ibu sudah selesai bicara.”kata Ibu
Ji Yoon. Ji Yoon pun berjalan keluar kamar tanpa membantah.
Nyonya
Jung menelp anaknya, Ji Kyu mengeluh siapa yang harus ditemuinya dan langsung
menolak dengan tegas. Nyonya Jung pun menyuruh anaknya pergi ke Filipina,
karena Ayah Jin Kyu ingin mengirim ke sana untuk mengerjakan pembangunan resor
di sana, bahkan ingin mengurus paspor serta harus membangun tembok selama tiga
tahun.
“Ibu
memintanya untuk menolak, dan hampir berhasil.Ibu bilang padanya kalau
menyuruhmu menikah lebih awal.” Kata Nyonya Jung
“Ibu, Apa
ini mau mengancamku?” ucap Jin Kyu merengek. Nyonya Jung membenarkan.
“Jadi,
lebih baik bertemu saja dulu dengannya. Semua orang tahu bantuanmu tidak
mendukungmu sehingga kau ditolak semuanya. Keluarga itulah satu-satunya yang
menerimamu. Jangan lupa. Hari di mana
kau ditolak lagi oleh keluarga itu, maka hari itu pula kau pergi ke Filipina. Pastikan
kau harus bagus di mata mereka.” Kata Nyonya Jung menutup telpnya. Dan Ah hanya
bisa mengumpat kesal sendirian.
Kang Soo
pergi masuk ke ruang ICU dan melihat keluar Hyun Soo seperti sedih dan lelah
karena belum juga sadar, akhirnya ia memilih untuk segera keluar saja. Hyun Jae menunggu di depan ruangan bertanya
apakah Kang Soo sudah menemuinya dan ingin tahu keadaanya.
“Sung
Jae... Aku melewati jalan raya itu dalam perjalananku ke sini. Tapi Aneh
rasanya.” Ucap Kang Soo. Hyun Jae ingin tahu bertanya ada apanya.
Flash Back
Kang Soo
pergi ke jalan tempat yang sebelumnya di tutup, ia tahu kalau di jalan tersebut
tidak ada perbaikan. Bahkan Tidak ada aspal atau jalur mobil baru yang dilukis.
Ia menatap jalannya yang harusnya bisa membawa Hyun Soo lebih cepat ke rumah
sakit.
“Lalu
kenapa bisa mereka menghalangi jalan?” tanya Hyun Jae binggung.
“Itu yang
tidak kuketahui, tapi pasti ada sesuatu di sana. Ayo. Kita bicarakan ini pada
supir taksi itu.” Kata Kang Soo.
Keduanya
pergi ke tempat taksi, mereka bertanya pada sopir taksi apakah melihat sesuatu
yang aneh. Sopir taksi memikirkanya, Kang Soo menayakan apakah melihat sesuatu
yang mencurigakan saat ingin putar balik. Sopir taksi mengaku tidak tahu karena
terlalu buru-buru.
“Di
belakangku sedang sekarat, jadi tidak ada waktu untuk melihatnya. Tapi, ada
orang lain yang bilang kalau mereka melihat sesuatu yang aneh.” Kata Sopir.
Kang Soo ingin tahu apa maksudnya.
“Ada
seorang sopir yang ke sana sekitar 20 menit setelahku. Blokir jalan sudah
selesai. Tapi, yang keluar malah bukan kendaraan konstruksi. Yang keluar adalah
sekumpulan mobil yang mahal.” Cerita sopir taksi. Kang Soo ingin tahu
keberadaaan supir itu sekarang.
“Dia akan
bekerja di malam hari” kata si sopir taksi. Kang Soo dan Hyun Jae saling
menatap.
Ji Yoon
berjalan di cafe, bertanya-tanya Kenapa
juga harus menemuinya Memangnya dia itu penting, tapi akhirnya memilih untuk berjalan
masukk. Seorang pelayan datang bertanya apakah punya reservasi. Ji Yoon pun menyebut
atas nama Jung Hye Ran. Pelayan pun membawa meja yang sudah diduduki oleh Ji
Kyu.
Jin Kyu
kaget melihat ternyata Ji Yoon yang dijodohkan, begitu juga Ji Yoon karena
ibunya malah membuat bertemu kembali dengan Jin Kyu. Akhirnya mereka makan
bersama dalam diam.
“Apa Kau
akan tetap diam saja?” ucap Jin Kyu. Ji Yoon mengaku tidak mau bicara dengan pelanggan yang kasar.
“Kenapa
juga aku bersikap kasar? Siapa yang membuatku kesal dengan anting-anting itu?”
ucap Jin Kyu
“Aku
tidak pernah mengacaukanmu. Aku tidak pernah salah mengucapkan.” Kata Ji Yoon.
“Apa Kau
tidak punya hati nurani?” kata Jin Kyu. Ji Yoon pun memutuskan akan tetap diam
sja.
Jin Kyu
memilih untuk tak membahasnya lagi, lalu mencoba untuk ramah dengan bertanya
apa hobi Ji Yoon. Ji Yoon menjawab tidur. Jin Kyu bertanya Apa aktivitasnya
saat hari libur. Ji Yoon tetap menjawab tidur. Jin Kyu betanya apa Keterampilannya.
Ji Yoon menjawab kalau akan tidur semaunya.
“Hei,
haruskah kau begini?” keluh Jin Kyu menahan amarah. Ji Yoon pikir tak ada
masalah karena sudah menjawab pertanyaannya.
“Kulihat
kau ini hebat kalau memancing emosi orang.” Ejek Jin Kyu. Ji Yoon malah
mengucapakn Terima kasih atas pujiannya dan dengan sengaja mengambil air minum
dengan cara berkumur. Jin Kyu heran melihat tingkah Ji Yoon.
“Itu
adalah metode yang digunakan untuk menolak.” Kata Ji Yoon blak-blakan. Jin Kyu
mengakutidak akan menolak apa pun. Ji Yoon heran kenapa Jin Kyu tak menolaknya.
“Aku
menyukaimu tidak peduli apapun” kata Jin Kyu. Ji Yoon seperti sedang menelp
Kang Soo agar menolongnya karena Ada yang aneh di meja tiga.
“Kau rupanya
sedang mencoba semuanya. Apa Memang ada sesuatu di telingamu? Tapi, apa
hubunganmu dengan dia?” ucap Jin Kyu tak bisa dibodohi begitu saja.
“Kami
jatuh cinta. Kami sudah saling berciuman, dan telah berbagi lebih dari itu Lebih
tepatnya, hubungan kami ini sangat dalam.” Kata Ji Yoon penuh kebanggaan.
“Kulihat
tidak ada apa-apa di sana.” Kata Jin Kyu. Ji Yoon pikir Jin Kyu melihat
buktinya. Jin Kyu menolaknya,
“Caoba
Lihat... wajahmu-lah buktinya. Sudah jelas kalau kau selalu menempel padanya.” Kata
Jin Kyu
Ji Yoon
kesal akan pergi mengaku tidak berselera, Jin Kyu pun mengucapkan akan jumpa
lagi nanti karena menyukaimnya bahkan mungkin mencintainya. Ji Yoon segera
pergi. Jin Kyu menahan hatinya supaya menyukai Ji Yoon karena tak ingin pindah
ke Filipina.
Sopir
taksi yang melihat di jalan yang sebelumnya ditutup menceritakan ada 15 mobil, Mereka
keluar beriringan dengan seorang gadis di kursi penumpang tapi tidak terlalu
melihatnya. Dan Pria terakhir itu keluar menghentikan mobilnya.
“Dia bilang
"kerja bagus" pada orang-orang yang mengurus pemasangan tanda
konstruksi. Lalu dia melemparkan semacam amplop uang pada mereka. Aku yakin..,
kalau Tidak ada konstruksi. Mereka memblokir jalan untuk bersenang-senang di
sana.” Ucap Si pria. Kang Soo dan Hyun Jae bisa tahu kalau ini hanya sabotase
dari anak-anak kaya.
Hyun Jae
berjalan ke motor menanyakan apa yang akan dilakukan Hyun Jae sekarang. Kang Soo
mengatakan harus menemukannya, Hyun Jae menanyakan caranya karena Kang Soo tidak
tahu siapa orangnya. Kang Soo megatakan mereka harus mencari tahu.
“Aku
tidak bisa memaafkan anak-anak itu. Aku
akan mencarinya di seluruh negara ini untuk menemukannya. Demi Hyun Soo, aku akan pergi jauh...
sepanjang jalan ini.” Gumam Kang Soo mengemudikan motornya.
Bersambung
ke episode 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar