PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 09 Agustus 2017

Sinopsis School 2017 Episode 7 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Tae Woon berteriak menyuruh Joong Gi keluar dari bus, tapi bus lebih dulu meledak dan membuatnya meninggal. Lalu Eun Ho yang bisa melihat dirinya sebagai X saat ada diruang guru. Setelah itu Eun Ho dianggap sebagai pelaku dan Tae Woon dengan sangat yakin kalau bukan Eun Ho pelakunya.
Ketika di sidang Tae Woon pun membantunya dengan mengunakan drone, Sa Rang dan Eun Ho terlihat bahagia. Dae Hwi mengetahui kalau anak-anak kaya menerima jawaban, mencoba mengambil soal tapi ketahuan oleh Eun Ho.
“Kita semua pernah berbohong... Demi melindungi sesuatu Atau demi menutupi.. sesuatu..”

 Video Tae Woon bersama dengan Kepsek Yang beredar kalau dirinya pasti akan dapat peringkat pertama dalam kompetisi Matematikan ini. Byung Joo langsung berkomentar kalau X yang melaporkan Tae Woon. Sementara Tae Woon terlihat marah karena malah membuat dirinya seperti bersalah.
“Sepertinya.. kebohongannya kali ini juga begitu.

 (Episode 7, Semua Orang Pernah Berbohong)

Tae Woon keluar kelas dengan Eun Ho mengikutinya dari belakang, beberapaa murid mengetahui hukuman Tae Woon yang cuma dapat hukuman bersih-bersih selama seminggu. Lalu menurutnya Seminggu itu terlalu singkat.
“Tae Woon itu berengsek. Dia sangat menyebalkan.” Umpat beberapa pria. Mereka juga saling menatap sinis pada Tae Woon.
“Kenapa dia percaya diri sekali? Sepertinya dia memang sudah tak punya malu. Pasti enak, ayah berpengaruh. Dasar Bikin malu saja.” Ucap anak lainya.
“Jadi memang benar X yang melaporkan dia? Wah... X benar-benar keren.” Ungkap teman lainya. 
Eun Ho mengeluh dengan Tae Woon yang  bikin masalah untuk dirinya sendiri dan khawatir kalau ketahuan. Tae Woon balik bertanya apa yang bikin masalah. Eun Ho pun ingin tahu alasan Tae Woon yang melaporkan dirinya sendiri.
“Kalau tidak begitu, aku harus ikut lomba Matematikanya.” Ucap Tae Woon. Eun Ho masih tak percaya kalau alasanya karena itu.
“Apa Kau kira aku melakukan itu demi seseorang?” ejek Tae Woon. Eun Ho pun ingin tahu Tae Woon melakukanya. 

Flash Back
Tae Woon masuk ke ruang guru sengaja memasang kamera dan memastikan tempat duduknya pada kamera yang tersambung pada ponselnya. Esok paginya ia bertemu dengan Kepsek Yang seperti biasa memberikan sesuatu dari ayahnya. Kepsek Yang pun minta agar mengucapkan terimakasih pada Tuan Hyun. Tae Woon ingin pergi dengan sengaja menyalakan kamera dari ponselnya dan kembali duduk.
“Oh, ya Pak... Begini.. Soal kompetisi Matematikanya.. Aku hanya perlu menghafal jawabannya saja 'kan?” ucap Tae Woon.
“Kau pasti yang akan menang, jadi hafalkan saja jawabannya.” Kata Kepsek Yang. Tae Woon pun berjanji akan menghafalnya dengan baik.


Tae Woon selesai menceritakan yang terjadi sebenarnya,  Eun Ho memuji kalau itu keren dan Tae Woon memang cocok jadi X. Tae Woon dengan bangga menerimanya, Eun Ho pun memikirkan Tae Woon yang akan menghadapi konsekuensinya.
“Anak-anak pasti sangat marah.” Kata Eun Ho dengan wajah khawatir.
“Hei.. Bodoh... Kau cemaskan sajalah dirimu.” Balas Tae Woon lalu beranjak pergi. 

Kepsek Yang tak percaya dengan melihat Video dengan Tae Woon menurutnya si X sudah membuat masalah besar dan Gawat. Guru Jang pikir kalau Sepertinya Bapak Yang yang membuat masalah, bukan X. Kepsek Yang kaget Guru Jang berani berkomentar seperti itu.
“Kenapa Bapak hanya memberikan Dukungan pada siswa-siswa kaya saja untuk memenangkan lomba? Wajar saja kalau anak-anak jadi seperti ini.” Ucap Guru Jang. Kepsek Yang pikir rekan kerjanya sudah gila berani berkomentar seperti itu.
“Makanya...Aku sepertinya sudah gila karena mengatakan sesuatu sesukaku. Bukankah begitu?” komentar Guru Jang. Kepsek Yang meminta agar bisa memberikan saran padanya atau solusi
“Hasil evaluasi anak-anak sudah terpublikasi dan sekarang ada kecacatan dalam perlombaan. Kementrian Pendidikan akan mengambil tindakan serius. Pak Direktur pasti akan marah besar. Lebih penting untuk meluruskan semua ini daripada menyelesaikannya saja.” Ucap guru Goo.
“Benar. Sepertinya.. Bapak harus minta maaf lebih dulu.” Kata Guru Shim. Kepsek Yang langsung terlihat marah agar Minta maaf.
“Apa Kau mau aku minta maaf pada anak-anak?Aku tidak akan melakukannya! Tidak akan!” tegas Kepsek Yang tak mau direndahkan. Saat itu Guru Park dengan dengan wajah panik.
“Direktur sudah datang. Pejabat dari Kementrian Pendidikan juga ikut ke sini.” Ucap Guru Park. 


Beberapa orang sudah duduk bersama dan Kepsek Yang serta Tuan Hyun duduk didepanya. Salah satu pegawai memberitahu merekasudah menerima banyak laporan tentang sekolah ini jadi harus menyelesaikannya dengan saksama kali ini dan mohon bekerjasamalah.
“Tentang kebocoran hasil evaluasi siswa, itu memang kesalahan dari administrasi kami.” Kata Tuan Hyun
“Bukan hanya itu, ada diskriminasi berdasarkan nilai, sistem pengurangan poin, dan kecurangan dalam lomba matematika.” Kata pegawai Kementrian.
“ Kalau kalian bisa menghargai kekebebasan kami sebagai sekolah swasta, kami akan memberikan hasil yang terbaik.” Ucap Tuan Hyun membela diri
“Tuan Hyun... Sekolah bukan tempat untuk mencapai hasil terbaik. Sekolah adalah tempat untuk menaikkan peringkat siswa.” Kata Pegawai kementrian. Tuan Hyun pun hanya bisa diam saja. 


Tae Woon masuk ke dalam ruangan, Ayahnya menanyakan reaksi anak-anak. Tae Woon mengatakan kalau tidak baik dan semua tampak kesal. Tuan Hyun Pikir lebih baik Hukum saja Tae Woo lebih dulu dan itu memang sengaja memanggilnya. Kepsek Yang dan Guru Park kaget mendengarnya.
“Dengan cara ini, anak-anak akan sedikit lebih tenang. Melakukan sesuatu secara bersamaan hanya akan memperburuk keadaan.” Ucap Tuan Hyun. Kepsek Yang pikir tetap tak bisa. 
“Aku tak masalah, karena Aku 'kan memang salah.” Ucap Tae Woon.
“Kalau begitu.. Kapan kompetisi Matematika akan diadakan lagi?” tanya Kepsek Yang
“Anak-anak baru akan tenang, kalau kompetisinya digelar dengan jujur dan terbuka.”kata Guru Goo. Tuan Hyun menyuruh anaknya untuk keluar dan menJaga perilakunya.
“Tapi kalau Menurutku.. menghukumku saja tidak akan cukup membuat anak-anak tenang. Sepertinya ada salah satu dari guru.. yang juga harus menanggung konsekuensinya. Mereka semua marah dan Bisa saja mereka membawa orangtua ke sekolah.” Kata Tae Woon sebelum keluar dari ruangan.
Kepsek Yang panik, Guru Park setuju menurutnya pendapat Tae Woon benar dan bertanya-tanya siapa yang harus ikut bertanggungjawab, karena Tidak mungkin Direktur Hyun yang bertanggungjawab untuk mereka.
“Kalau aku yang melakukannya, sepertinya masih kurang. Jadi siapa.. yang akan bertanggungjawab? Siapa.. kira-kira, ya?” kata Guru Park memberikan tatapan pada Kepsek Yang. Kepsek Yang terlihat bingung. 


Beberapa murid berkumpul dan itu memang soal Tae Woon dan memang sesuai dengan dugaan mereka.  Semua seperti merasa tak percaya, Eun Ho yang melihatnya hanya bisa tertunduk sedih. Byung Joo juga jadi merinding saat mengetahui Tae Woon kena hukuman.
“Ini terlalu ringan bagi dia. Apa yang dilakukan X? Harusnya dia memberi Tae Woon pelajaran.” Kata anak yang lain. Sa Rang pikir juga seperti itu. Dae Hwi menatap ke arah pengumuman, Tae Woon datang melihat hasil pengumuman.
“Benar-benar pemandangan yang menyenangkan. Benar'kan?” kata Tae Woon lalu berjalan pergi kalau memang itu seru.
“Dasar Menyebalkan sekali. Semoga X melakukan sesuatu padanya. Kuharap X memberikan dia hukuam setimpal.” Ucap temanya, Sa Rang benar-benar senang sementara Eun Ho terlihat benar-benar tak menyukainya. 

Dalam sebuah ruangan seperti hanya anak-anak pintar, Satu wanita dan tiga pria berbicara dengan ponsel. Salah satu pria membahas Tae Woon dapat hukuman dan memikirkan nasib mereka. Salah satu pikir mereka tak perlu khawatir karena akan mengurus semuanya.
“Ya ampun, kepala sekolah bahkan sudah membantuku memenangkan lomba seni” ucap Bit Na ternyata gabung dalam lainya.
“Kalau X adalah anak dari kelas kita maka kita akan jadi target selanjutnya. Apa kita akan baik-baik saja?” ungkap Hak Joon
“Makanya, kita harus segera  menangkap X.” Tegas Bit Na. Jung Il pikir kelihatannya Dae Hwisudah tahu soal ini semua dan berpikir kalau ia adalah X-nya.
“Jangan cemas. Ada banyak hal yang dibutuhkan Dae Hwi dari kita, jadi dia tidak akan membongkar apapun soal kita.” Ucap Hee Chan yang gabung dalam grup orang kaya. 

Eun Ho langsung masuk begitu saja dalam ruangan kontainer, Tae Woon langsung mengomel kalau ini adalah markasnya dan seperti nyaman sekali  masuk begitu saja. Eun Ho pikir Lebih baik daripada harus mengendap-endap dan memberikan minuman pada Tae Woon.
“Hei.. Apa Sungguh karena itu saja? Hanya karena kau tidak mau ikut lomba Matematika?” ucap Eun Ho masih penasaran.
“Aku tidak tahu.. kenapa aku melakukannya. Sebelumnya, aku hanya melakukan ini.. untuk membuat orang-orang bodoh itu kesal.” Ungkap Tae Woon sambil menerawang. 

Flash Back
Dae Hwi duduk sendirian di rumah duka Joong Ki dengan amplop ayahnya diberikanya. Ia pun menemui ayahnya dengan memberitahu kalau Ada seseorang yang meninggal dan bertanya apa pentingnya reputasi ayahnya sekarang
“Aku tidak akan membiarkan ini terjadi lagi. Berhentilah mempermalukan ayahmu.” Tegas Tuan Hyun marah. 

Tae Woon  merasa kalau keisengan yang selama ini dilakukan ternyata ada manfaatnya bagi seseorang. Eun Ho pun bertanya-tanya siapa Seseorang. Tae Woon pikir ini Bagi seseorang yang bodoh dan seseorang lagi yang menyebalkan.

Guru Shim menyelesaikan pelajaranya, dan memberitahu mereka yang mendaftar untuk kompetisi Matematika, bahwa lombanya akan diadakan di ruang 10-1 setelah jam pelajaran berakhir serta memberikan harapan mereka Semoga beruntung. Semua pun keluar kelas setelah Guru Shim pergi dari kelas.
“Apa hukuman Tae Woon  hanya bersih-bersih selama seminggu?” ucap Jung Il setelah Tae Woon keluar kelas.
“Dia 'kan dapat perlindungan dari ayahnya. Dasar Berengsek yang menyebalkan.” Komentar Sa Rang
“Tae Woon pasti punya alasan sendiri. Kenapa anak-anak kejam sekali?” keluh Eun Ho. 


 Eun Ho melihat webtoonnya, lalu mengeluh kalau Hanya ada satu orang yang membaca postingannya. Tae Woon pikir kalau Eun Hoo  baru saja mempostingnya. Tapi Eun Ho pikir masih tak terima dan hanya ada satu orang yang membacanya. Tae Woon mengeluh kalau tak sabaran, jadii lebih baik menunggu saja.

“Omong-omong, apa menggambar itu menyenangkan bagimu?” tanya Tae Woon.
“Ya. Aku merasa.. paling bahagia saat sedang menggambar. Jadi.. aku akan mencari pekerjaan yang berhubungan dengan menggambar. Bagaimana dengan kau? Apa kau tidak punya impian?” ucap Eun Ho, Tae Woon mengaku tak ada menatap lembaran kosong yang di pegang Eun Ho.

Flash Back
Tae Woon duduk sibuk mengambar sebuah motor yang sangat mirip dengan aslinya Joong Ki berkomentar kalau Bagian atasnya harus digambar perlahan. Tae Woon menolak karena nanti komposisinya bisa rusak. Joong Ki meminta agar ubah bagian belakangnya.
“Lagian aku tidak akan membonceng siapapun di belakangku.” Ucap Tae Woon.
“Tempat duduk yang Kecil saja untuk satu orang. Dan tolong buat inisial namaku di bagian tangkinya.” Kata Joong Ki. Tae Woon mengeluh kalau Permintaan temanya banyak sekali.
“Wow, keren. Kalau motor ini benaran dibuat, aku akan jadi yang pertama membelinya. Ini pasti akan sangat mahal Kau harus beri aku diskon. Kita ini 'kan teman.” Ungkap Joong Ki bangga melihat gambar Tae Woon. Tae Woon pikir temanya hanya bisa omong kosong saja. 



Tae Woon mengaku kalau baru-baru ini punya impian. Eun Ho bertanya apa itu. Tae Woon mengaku kalau sangat-sangat ingin  sekali menggoda Eun Ho dengan wajah mengejek. Eun Ho pikir kalau Tae Woon pasti sudah sangat-sangat bosan hidup.
“Apa kau pernah dengar? Saat di mana kau mulai bermimpi, maka hidupmu akan jadi melelahkan.” Ucap Tae Woon
“Sebagai seorang anak SMA,  otakmu terlalu banyak diisi pikiran negatif.” Balas Eun Ho yang positif.
“Coba lihat.. Kau juga kelihatan lelah.. karena tidak banyak orang yang membaca webtoon-mu. Matamu ada lingkaran hitamnya.” Komentar Tae Woon.
“Kau terlalu pesimis.. Aku tidak punya lingkaran hitam.” Balas Eun Ho menyuruh Tae Woon yang bercermin saja. 

Pengumuman dibuat, Semua tak percaya kalau Dae Hwi dapat peringkat pertama. Semua anak memberikan pujian, Duk Soo pun merasa Sudah menduga, kalau yang terbaiklah yang akan menang, Song Dae Hwi dan sudah menunjukkan pada mereka kemampuannya. Dae Hwi pun mengucapkan terimakasih.
“Ketua, kau keren.” Puji Sa Rang dan juga memuji X yang lebih keren. Tae Woon yang medengarnya memilih untuk pergi saja. 

Tae Woon menjalani hukuman dengan mencabut rumput, sambil mengeluh kalau rumput pasti akan tetap tumbuh meski dicabut, dan Benar-benar perbuatan yang sia-sia. Dae Hwi berjalan melewatinya, Tae Woon langsung memanggilnya.
“Hei.. Berterima kasihlah karena kau bisa juara 1 berkat aku. Kau masih saja tak tahu malu.” Ucap Tae Woon.
“Kasihan sekali. Posisi ayahmu sama sekali tidak berguna kali ini.” Kata Dae Hwi.
“Akulah yang harusnya berterima kasih. Bermain-main dengan angka-angka cantik sama sekali bukan gayaku.” Komentar Tae Woon.
“Dan lagi, dunia ini terlalu berat untuk otak kecilmu.” Ejek Dae Hwi. Tae Woon merasa Dae Hwi itu kejam sekali.
“Hei orang yang sok hebat. Haruskah kau jatuh ke jurang seperti itu? Apa kau tidak punya cara lain?” ungkap Tae Woon Dae Hwi binggung mendengarnya.
“Anak-anak seperti aku, yang tak punya apa-apa harus rela melakukan segala cara. Agar tidak diinjak-injak oleh orang-orang berengsek macam kau.” Tegas Dae Hwi . Tae Woon mengerti dengan alasan itu melakuanya
“Coba kutanya kau satu hal. Dari mana kau dapat kunci utamanya?” ucap Dae Hwi. Tae Woon meminta agar Dae Hwi menanyakan yang benar.
“Harusnya kau tanya apa yang sudah kau lakukan dengan kunci utamanya.” Kata Tae Woon.
Saat itu Eun Ho datang keduanya seperti kembali melihat keduanya akan bertengkar lagi, lalu memarahi Tae Woon agar berhenti melotot. Tae Woon berteriak kesal karena Eun Ho yang memarahinya dan menurutnya mereka itu bukan yang kerjanya hanya bertengkar.
“Mustahil bisa bicara dengannya! Hukumannya masih terlalu ringan.. untuk seseorang yang ketahuan berbuat curang.” Kata Dae Hwi mengejek. Tae Woon menegaskan kalau ini berat. Eun Ho merasa tak enak hati.
“Hei.. Dae Hwi... Selamat atas kemenanganmu. Coba Lihat? Karena lombanya diadakan dengan jujur dan terbuka.. Ketua Osis kita akhirnya menang. Kau keren juga.” Ucap Eun Ho memujinya.
“Kenapa jangkriknya tidak mau diam?” keluh Tae Woon kesal mendengarnya.
“Terima kasih. Semua berkat kau. Akan kutraktir kau makanan enak.” Kata Dae Hwi
“Yang kumiliki di dunia ini hanya waktu saja. Aku sudah tak sabar.” Ucap Eun Ho. Dae Hwi pun meminta agar menelp kapan kalau Eun Ho ada waktu lalu beranjak pergi. 

Sementara Tae Woon terlihat kesal. Eun Ho bertanya ada apa. Tae Woon mengaku aklau kesal karena harus mencabut rumput di cuaca panas. Eun Ho malah makin mengejek siapa yang menyuruh melakukanya.  Tae Woon menyuruh agar mencabut rumput juga.
“Kenapa juga harus aku?” tanya Eun Ho. Tae Woon pikir Eun Ho adalah ahlinya jadi meminta agar memperagakan.
“Apa cuaca yang panas membuatmu jadi gila? Kau pasti sudah gila? Apa akalmu sudah hilang?” ucap Eun Ho memukul dengan handuk. Tae Woon juga ikut memukulnya, lalu memberikan balasan. Eun Ho pun berjalan mundur. 

Tae Woon mencuci wajahnya, Eun Ho bertanya-tanya keduanya itu apa, antara Tae Woon dan Dae Hwi. Tae Woon tak mengerti maksudnya. Eun Ho mendengar Tae Woon yang dulu keduaanya sangat dekat tapi sekarang malah sekarang seperti musuh berbuyutan. Tae Woon menegaskan bahwa Bukan urusannya.
“Apa kau melakukan semua ini demi Dae Hwi?” kata Eun Ho. Tae Woon langsung mengumpat Eun Ho sudah gila.
“Kenapa aku harus melakukan ini demi dia?” keluh Tae Woon.
“Aku mungkin tidak tahu apa-apa.. tapi sepertinya kalian tidak sungguh-sungguh bertengkar. Yang kulihat kalian sedang berusaha.. mencari perhatian satu sama lain, karena kalian sama-sama terluka.” Kata Eun Ho. Tae Woon pikir Eun Ho itu tak tahu apapun. Eun Ho pikir memang ia tak tahu apapun. 


Dae Hwi bertemu dengan Hee Chan di taman. Hee Chan memberikan selamat karena Tidak mungkin mengalahkannya, kalau semua dilakukan dengan adil dan terbuka. Dae Hwi meminta maaf.  Hee Chan pikir kalau Permintaan maaf Dae Hwi malah membuatnya terluka.
“Kau 'kan menang karena kemampuanmu.” Ucap Hee Chan. Dae Hwi pun mengangguk mengerti.
“Apa ada hal lain yang bisa kubantu?” tanya Dae Hwi. Hee Chan mengatakan kalau ini tentang Ujian akhir dan Sekarang sudah saatnya mempersiapkan diri.
“Aku akan mencari contoh soal untuk ujian akhir.” Kata Dae Hwi. Hee Chan mengingat sebelumnya kalau Dae Hwi mau ikut jadi relawan kesehatan. Dae Hwi membenarkan dengan wajah penuh semangat.
“Aku bisa minta pada ibuku untuk membantumu.” Kata Hee Chan. Dae Hwi makin sumringah karena Hee Chan mau melakukannya.
“Tapi.. haruskah kau lagi yang jadi juara.. di ujian akhir ini? Sepertinya ayahku tidak akan memaafkanku kalau aku dapat peringkat kedua lagi.” Ucap Hee Chan. Dae Hwi terdiam seperti masih shock mendengarnya.

Ia teringat mendengar perkataan Tae Woon “Hei kau yang sok hebat. Haruskah kau jatuhkan dirimu ke dasar jurang seperti itu? Apa hanya itu cara yang kau punya?”
“Kalau kau mau, aku bisa melakukan banyak hal lain untukmu.” Kata Hee Chan yang ingin Dae Hwi mengalah.
“Aku.. akan memikirkannya.” Kata Dae Hwi yang terlihat masih shock. 



Byung Joo masih kelas dengan Duk Soo dengan terburu-buru dan berdiri didepan podium meminta perhatianya. Semua bertanya ada apa. Duk Soo mendengar kalau X itu siswa kelas mereka. Semua terkejut mendengarnya termasuk Eun Ho melirik pada Tae Woon, tapi Tae Woon berusaha bersikap santai membaringkan kepalanya diatas meja.
“Aku benar-benar merinding sekarang.” Ungkap Byung Joo merasa tak percaya. Semua pun terlihat masih tak percaya menerima berita X dan bertanya-tanya siapa pelakunya. 

Kepsek Yang heran kenapa hanya hasil evaluasi anak kelas 11-1 yang terbongkar dan Itu adalah bukti kalau X berasal dari kelas itu. Guru Shim pikir  mereka masih belum punya bukti.
“Kalau kau tidak berhasil menangkap X kali ini. bukan hanya gajimu yang akan dipotong.” Ucap Kepsek Yang mengancam
“Aku tidak masalah, tapi membuat tuduhan hanya berdasarkan asumsi, itu tidak benar.” Kata Guru Shim. Kepsek Yang merasa tak percaya mendengarnya.
“Mohon jangan sakiti anak-anak yang tidak bersalah hanya karena sesuatu yang belum jelas kebenarannya. Sejujurnya, bukankah harusnya Bapak minta maaf pada Ra Eun Ho?” kata Guru Shim lalu pamit pergi karena Aharus masuk kelas.
“Dia pasti sudah kehilangan akalnya. Tapi Tunggu... Mungkin saja si kunyuk itu adalah X.” Kata Kepsek Yang curiga. Guru Goo yang ada diruangan hanya diam saja. 


Byung Goo berpikir kalau Dae Hwi sebagai ketua kelas karena punya kunci utama yang memungkinkan masuk ke manapun di sekolah. Nam Joo membela dengan menuduh Byung Goo juga yang suka melakukan sesuatu yang kekanakan. Duk Soo membela temanya, kalau itu Sahabatnya.

“Pelakunya pasti kaya karena dia sanggup beli drone.” Kata Teman. Bit Na ingin tahu siapa dan apakah X memang anak kelas mereka
“Jae Hyuk, bukan kau 'kan?” kata Bit Na menuduh temanya. Jae Hyuk kesal Bit na selalau menuduhnya dan menegaskan kalau itu bukan dirinya. Jung Il makin penasaran siapa X itu dan Siapa yang sedang bohong sekarang. Eun Ho menatap Tae Woon yang sedang berbaring seperti merasa khawatir dan menatap Dae Hwi juga karena semua saling berhubungan. 


Eun Ho duduk dengan Sa Rang ditaman sambil minum,  Sa Rang  Melihat Tae Woon yang dilaporkan, jadi mungkin pelakunya Dae Hwi. Eun Ho kaget mendengarnya. Sa Rang masih mengingat kalau Eun Ho mengatakan kalau X itu salah satu dari mereka, jadi Artinya pelakunya adalah Dae Hwi.
“Soal catatan yang kuterima itu mungkin saja ada yang sedang iseng.” Kata Eun Ho. Sa Rang merasa curiga mendengarnya.
“Sepertinya X bukan mereka berdua.” Kata Eun Ho mencoba menutupinya. Sa Rang merasa Eun Ho sudah tahu. Eun Ho menyakinkan kalau tak mungkin tahu dengan hal itu.
“Apa Kau benar tidak tahu siapa X itu?” kata Sa Rang tak percaya. Eun Ho menyakinkan kalau memang tak tahu.
“Aku masih belum menemukannya. Namaku 'kan sudah bersih, jadi aku tidak perlu mencarinya lagi.” Ungkap Eun Ho lalu melihat Tae Woon yang berjalan didepanya dan segera pamit pergi pada temanya.  Sa Rang merasa heran melihat keduanya yang selalu bersama sekarang.


Eun Ho memikirkan yang harus mereka lakukan dan entah kenapa mereka mencurigai kelas 11-1.  Tae Woon menjelaskan kalau Hanya hasil evaluasi kelas mereka yang dipajang. Eun Ho bertanya apakah Tae Woon yang sudah memperkirakan soal ini. Tae Woon mengaku sama sekali tidak memikirkan ini.
“Aku sudah menduga, cuma aku tidak menyangka mereka jadi begini. Itulah akibatnya kalau kau bersikap sok. Lalu Kita harus bagaimana sekarang?” ucap Eun Ho
“Kalau kita ketahuan, kau akan jadi kaki tanganku juga. Kasihan sekali kau.” Kata Tae Woon.
“Makanya... Kalau kita ketahuan kali ini, habislah aku.” Ucap Eun Ho. Tae Woon dengan nada mengejek kalau Eun Ho ada dalam masalah sekarang.

Tae Woon kembali mengoda Eun Ho sambil berjalan dengan menjahilinya, Dae Hwi melihat keduanya yang terlihat dekat mengingat kembali dengan kejadian sebelumnya saat Eun Ho mengatakan akan Menghukum kepala sekolah.
“Foto dia saat melakukan pelanggaran dan beri dia pengurangan nilai juga. Kalau dibikin jadi video pasti akan semakin lucu, ya?” ucap Eun Ho dan esoknya terlihat video tentang kepala sekolah.
“Apakah X adalah Ra Eun Ho? Kalau iya, seharusnya dia tidak dekat dengan Tae Woon, orang yang sudah dia laporkan.” Kata Dae Hwi penasaran siapa pelakunya. 

Eun Ho pulang diantar oleh Tae Woon sambil mengeluh kalau pedal sepedanya  rusak terus. Tae Woon mengejek Sekuat apa Eun Ho mengayuh sampai pedalnya jadi rusak, Eun Ho memiting seperti ingin membuat Tae Woon jera. Saat itu Tae Sik datang melihat keduanya. Eun Ho menyurh Tae Woon pergi saja.
“Kenapa kalian saling sentuh begini?” kata Tae Si. Eun Ho menyuruh kakaknya untuk masuk saja. Tae Sik menyuruh Tae Woon untuk turun dari mobil. Tae Woon bertanya siapa pria itu. Eun Ho mengaku bukan siap saja.
“Aku kakaknya Ra Eun Pal, jadi Turunlah.” Kata Tae Sik. Tae Woon pun memilih untuk turun dan memberikan hormat.
“Motornya.. kelihatan lumayan mahal, ini Bagus. Dan Kau kelihatan bugar juga.” Ucap Tae Sik dengan sengaja memegang bagian dada Tae Woon membuat Tae Woon ketakutan menutupi dadanya.
“Kau tahu.. sebagai sesama pria, aku hanya penasaran. Apa kau tidak peduli pada kecantikan cewek? Kau sama sekali tidak peduli, ‘kan? Seseorang seperti dia? Kenapa?” ucap Tae Sik. Eun Ho kesal menyuruh Tae Woon untuk pergi dan mengucapkan terimakasih lalu mendorong kakaknya untuk masuk, Tae Woon memperlihatkan senyuman bahagia. 



Tae Sik masuk rumah langsung memberitahu ibunya kalau anak perempuanya sudah punya pacar.  Nyonya Kim binggung. Eun Ho mencoba menjelaskan bukan seperti itu.
“Pokoknya, dia kelihatan kaya. Kenapa tidak kita nikahkan saja dia?” kata Tae Sik. Ibunya langsung melemparnya dengan ikan teri. Tae Sik binggung ibunya malah melemparnya denngan ikan teri.
“Kenapa kau mengatakan hal-hal bodoh ?” ucap Nyonya Kim. Saat itu Tuan Ra datang melihat ketiganya.

Nyonya Kim langsung memarahi suaminya yang barus aja minum, Tuan Ra malah melihat ada banyak Cemilan berhamburan, lalu melihat Eun Ho dengan bertanya apakah mau masuk sekolah komik. Eun Ho mengangguk. Tuan Ra pun bertanya Apa ada yang lain yang dibutuhkan.
“Sebenarnya, sekolah kami mengadakan program spesial musim panas. Hanya sebulan sih.. Tapi Tak usahlah. Biayanya terlalu mahal.” Kata Eun Ho. Tuan Ra menyuruh Eun Ho agar ikut saja.
“Tidak. Biayanya terlalu mahal.” Kata Eun Ho. Tun Ra menegaskan kalau yang akan membayarnya dan Eun Ho hanya perlu belajar keras, lalu sisanya akan mengurusnya.
Nyonya Kim kesal menyuruh suaminya agar mengurus urusan sendiri, lalu mendorongnya masuk. Tuan Ra terus saja mengatakan akan mengurusnya. Tae Sik keluar dari kamarnya lalu melihat ayahnya yang memasang koyo sendirian, lalu bertanya-tanya apa yang dilakukan ayahnya  sampai memasang koyok sebanyak itu, wajahnya terlihat sedih. 

Eun Ho melihat Dae Hwi membaca buku sambil mendengarkan musik, lalu bertanya apakah Sedang belajar keras. Dae Hwi pikir seperti itu, lalu bertanya apa menurut Eun Ho X benar dari kelas mereka. Eun Ho terlihat gugup dan mengaku juga tidak tahu.
“Padahal kalau aku tahu, maka aku mau membantunya. Seperti yang kau tahu, aku berhutang pada X.” Kata Dae Hwi
“Tidak juga. Itu 'kan sesuatu yang harus dilakukan.. Maksudku, yang menurut X harus dia lakukan.” Ucap Eun Ho mencoba menutupinya.
“Aku yakin. Karena x sepertinya adalah orang baik.” Kata Dae Hwi. Eun Ho pun bertanya apa yang didengarnya. Dae Hwi pun menawarkan untuk berbagi earphone.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar