Ibu Bit
Na datang menemui guru Shim dengan nda tinggi untuk mengatakan yang sebenarnya.
Guru Shim pikir anak-anak sudah menyelesaikan masalahnya sendiri. Ibu Bit Na
merasa kalau Anaknya tidak salah Tapi malah membuat Bit Na menulis surat
permintaan maaf seperti anak itu.
“Dia
tidak salah! Apa itu tidak akan masuk ke dalam evaluasinya?” ucap Ibu Bit Na.
Guru Shim ingin jelaskan kalau memang tida.
“Coba
Lihat... Aku tidak akan mengizinkan apapun merusak hidupnya. Ayo kita adakan
sidang. Aku ingin anak yang memukul anakku dihukum. Pengacara kami akan
mewakili Bit Na.” Ucap Ibu Bit Na.
Guru Shim
kaget mengetahui ibu Shim membawa Pengacara, dengan menjelaskan kalau hanya
masalah antar anak-anak. Saat itu seseorang memberikan kartu nama, Guru Shim
membaca “Firma Hukum HanGuk, Pengacara
Lee Hyun Soo” dengan wajah tegang.
Guru Jang
yang mendengarnya berkomentar kalu mereka tidak membuat anak-anak yang
bertengkar itu baikan.. dan malah melaporkan mereka, menurutnya mereka tak
pantas disebut guru dan tak ada bedanya seperti polisi.
“Mereka
membawa pengacara dan bikin masalah. Ini sekolah atau pengadilan?” komentar
Guru Jang kesal .
“Anak-anak
tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Sekolah juga tidak bisa
membereskan masalah itu untuk mereka. Makanya hal seperti ini bisa terjadi.”
Kata Guru Goo.
“Kalau
sekolah dan guru terlibat kau mungkin akan ikut kena tuntut, ini menakutkan
sekali.” Pikir Guru Jung.
“Kita
sebaiknya tidak memasukkan ini dalam catatan evaluasi anak-anak. Mereka ingin
mengambil langkah hukum.. karena kalau mereka mengaku, semuanya akan masuk ke
catatan mereka di sekolah Ini bukanlah sesuatu yang harus dilakukan oleh
sekolah..” Kata Guru Shim melihat lembaran Sidang Tentang Kekerasan di Sekolah.
Guru Goo hanya bisa menghela nafas tanpa bisa berkata-kata lagi.
Guru Shim bertemu Bo Ra dan memberika kalau Ini
adalah kesempatan terakhir, jadi meminta agar mengatakanya karena akan
membantunya. Bo Ra menatap Guru Shim, mengingat kembali saat Guru Jung yang
mengatakan kalau akan membantunya, tapi seperti sudah mengecewakanya.
“Pak
Shim... Aku tidak mau mengatakan apa-apa lagi.” Kata Bo Ra lalu pamit pergi.
Bo Ra
kembali di panggil oleh Young Gun dkk, salah satunya memeriksa di dalam tas.
Setelah itu Young Gun memperingatkan agar Hati-hati dengan apa yang akan dikatakan saat di persidangan nanti. Ia
tak ingin membuat mereka terlibat dan membuatnya kesal. Bo Ra pun hanya bisa diam saja setelah tasnya
dibuang begitu saja.
Spanduk
tertulis “Sidang Tentang Kekerasan di Sekolah” Guru dan ibu-ibu dari komite
ikut duduk. Bo Ra terlihat takut, lalu mengaku kalau sengaja memukulnya. Guru
Shim terlihat tak percaya kalau Bo Ra mengaku hal yang tak dilakukanya.
“Kukira
Bit Na mengambil pulpenku, jadi aku memukulnya dan dia sama sekali tidak
memulainya. Aku mengakui apa yang kuperbuat. Aku akan menerima apapun
hukumannya.” Ucap Bo Ra.
“Karena
dia sudah mengaku, tidak ada pilihan lain Mari kita akhiri ini..” Komentar Guru
Jung seperti tak peduli. Guru Shim terlihat yakin kalau Bo Ra tak melakukanya.
Papan
pengumuman hasilnya pun ditempel “Seo Bo Ra Diskorsing Selama Seminggu”
Guru Shim pun tak bisa berkata-kata
hanya bisa terlihat sedih. Bo Ra berjalan pulang, Young Gun Dkk dengan sengaja
menyenggolnya dengan taa mengejek, Bo Ra pun tak bisa melawan hanya diam saja.
Eun Ho
terlihat kesal karena sudah memperbaikinya setiap hari, tapi selalu rusak
setiap hari. Dae Hwi pikir kalau itu mudah, jadi Eun Ho harus belajar cara memperbaikinya
dan mulai memasang rantainya. Eun Ho
terlihat bahagia sepedanya kembali baik.
“Kau
sangat keren, bisa melakukan hal-hal semacam ini juga. Pasti beberapa hari ini,
segalanya terasa berat 'kan?” kata Eun Ho
“Kau juga
pasti kesulitan... Terima kasih...” ucap Dae Hwi.
“Kalau
begitu belikan aku es serut.” Kata Eun Ho. Tae Woon melihat keduanya yang
terlihat tersenyum bicara dengan Dae Hwi. Dae Hwi yang sudah berjanji akan
mentraktirnya lalu pamit pergi.
Tae Woon
datang dengan wajah cemberut, melarang Eun Ho Jangan makan es serut. Eun Ho
heran Tae Woon yang terus mengomel. Tae Woon menegaskan kalau Jangan makan es
serut dengan Dae Hwi. Eun Ho langsung bertanya kenapa dengan wajah mengejek.
“Pokoknya
jangan!” kata Tae Woon. Eun Ho kembali ingin tahu alasan.
“Memangnya
harus ada alasan? Pokoknya jangan. Anggap saja ini seperti kau benci bangun pagi, kau benci kacang merah. Pokoknya
jangan pergi kau.” Kata Tae Woon. Eun Ho tetap seperti akan pergi dengan
mengodanya
“Jangan
tertawa... Aku serius...” kata Tae Woon. Eun Ho makin bertanya lalu
kenapa. Tae Woon yang kesal memilih
untuk pergi. Eun Ho heran dengan sikap Tae Woon yang aneh.
Eun Ho
akan pulang, Tae Woon yang sedang menunggu langsung menariknya. Eun Ho bertanya
ada apa, Tae Woon tiba-tiba mendekatkan wajahnya seperti menatap Eun Ho. Eun Ho
kaget Tae Woon tiba-tiba menariknya. Keduanya saling menatap, Eun Ho binggung
ada apanya. Tae Woon pikir tidak, Eun Ho binggung apa maksudnya.
“Kau
kelihatan seperti orang bodoh. Dasar bodoh.” Ucap Tae Woon lalu berjalan pergi.
Eun Ho dibuat binggung.
Tae Woon
didepan pintu seperti merasakan sesuatu dan mencoba menyakinkan kalau tak
mungkin. Eun Ho dibuat binggung,
Guru Shim
berusaha berlatih dengan memberikan tiket untuk menonton film yang seru. Di
belakangnya ada slogan (Kalau tidak
mungkin, jadikan itu mungkin) Ia kembali mencoba agar bisa bicara mengajak agar
menonton film, Petugas Han tiba-tiba
datang langsung melihat tiket nonton. Guru Shim kaget melihat Petugas Han yang
sudah ada didepanya.
“Apa kau
mau mengajakku kencan?” ucap Petugas Han. Guru Shim menyangkalnya. Petugas Han
heran mendengarnya.
“Tidak,
maksudku bukan tidak. Tapi.. Aku hanya merasa bersalah.. dan merasa berterima
kasih padamu juga. Jadi.. Aku juga merasa malu. Jadi.. aku hanya..” ucap Guru
Shim dan tiba-tiba Guru Jang yang sedari tadi melihat dari belakang.
“Apa kau
mau... Mau nonton film?” ucap Guru Jang. Petugas Han kaget melihat Guru Jang
tiba-tiba ada didepanya.
“Kenapa
muncul secara mendadak tanpa pemberitahuan?” kata Petugas Han.
“Kenapa
aku harus memberitahumu kalau aku ingin mengajakmu nonton? Yang kubutuhkan
hanya "iya" dan "tidak'... Benar 'kan?” kata Guru Jang. Petugas
Han langsung setuju untuk menonton.
“Tapi.. Pak
Jung. Kau kan ada jadwal tugas malam.” Kata Guru Shim binggung karena gagal dan
mengejarnya.
Guru Shim
sudah siap di depan sekolah, langsung mendekati petugas Ha bertanya Kapan akan
pergi nonton filmnya. Petugas Han mengatakan kalau Bukan hari ini. Guru Shim
memanggil Eun Hoo dkk mengajak untuk makan yang enak. Eun Ho terlihat senang
tapi Tae Woon seperti tak suka.
“Aku
yakin kau pasti mau juga, ya 'kan Dae Hwi? Kenapa kau tidak sekalian ikut
dengan kami?” ucap Guru Shim penuh semangat. Dae Hwi pun setuju. Saat itu
tiba-tiba Guru Jang datang.
“Bagus.
Aku juga bisa ikut makan sebelum tugas malamku.” Kata Guru Jang lalu
mengucapkan terimakasih dan pergi.
Semua
makan sandwich bersama. Guru Shim yang mentraktir semua terlihat kesal karena
Guru Jang yang selalu mengajak Petugas Han mengobrol. Guru Jang kembali
mengajak nonton film akhir pekan. Petugas Han pun menanyakan kalau ada film
yang bagus?
“Kau
pasti sangat suka sandwich nya, jadi Makan juga punyaku.” Ucap Guru Shim dengan
sengaja memasukan semua sandwich agar Guru Jang tak banyak bicara. Petugas Han
yang melihatnya tersenyum bahagi.
Sementara
Eun Ho yang terlihat bahagia makan sandwich, tiba-tiba tersedak . Tae Woon
langsung memberikan minumanya karena minuman Eun Ho sudah habis. Dae Hwi hanya
bisa melihat kalau ada rasa canggung duduk bersama dengan Tae Woon.
Para Guru
dan anak-anak pun berpisah jalan. Eun Ho, Tae Woon, Dae Hwi dan Nam Joo
berjalan bersama. Seorang pria memarahi seseorangg agar melakukan dengan benar
dan mengejeknya kalau buta dan Tidak bisa melihat. Eun Ho melihat kalau si pria
sudah keterlaluan sekali.
“Ada apa
denganmu? Besok jangan datang lagi. Mengerti?” ucap Si pria dengan nada penuh
amarah.
“Aku
memang tidak bisa melihat dengan baik, tapi aku masih bisa kerja Beri aku
kesempatan lagi. Kumohon. Aku akan berusaha lebih baik.” Kata Tuan Ra.
Eun Ho
mendekat dan kaget ternyata ayahnya, lalu memarahi si pria yang yang kejam sekali pada ayahnya. Si Pria malah
mengumpat dan ingin dipukul. Tuan Ra tak terima Eun Ho dipanggil anak
bodoh. Si pria malah makin mengejek
keduanya adalah pasagan yang cocok.
“Bagaimana
kalau kau bicara dengan berandalan ini saja?” ucap Tae Woon membela. Si pria
terlihat takut
“Makanya
kau luruskan semua ini, Pak.” Ucap Tae Woon. Si rpai merasa Anak-anak zaman
sekarang benar-benar menyeramkan dan bergegas pergi.
Nam Joo
dan Dae Hwi hanya menatap tak percaya karena Eun Ho bisa menerima ayahnya
sebagai pekerja kasar, Eun Ho sedih melihat ayahnya yang ternyata berkerja di
udara yang panas. Tuan Ra pikir anaknya yang lebih panas karena baru pulang
sekolah. Tae Woon seperti iri melihat kedekataan anak dan ayah.
Eun Ho
berjalan dengan ayahnya pulang bertanya, apakah karena bekerja, jadi Ayah
pulang telat padahal Ibu mengira Ayah minum-minum setiap malam. Tuan Ra pikir
memang benar minum sepulang kerja dan
itu Makanya kerjanya jadi menyenangkan.
“Ayah
bisa dapat uang tambahan dan membelikanmu es krim. Dan Juga memasukkanmu les.”
Ucap Tuan Ra
“Apa Ayah
kerja karena ingin memasukkan aku les?” kata Eun Ho tak percaya. Tuan Ra pikir
Program musim panas Pasti itu bagus untuk anaknya.
“Aku
tidak perlu les. Aku tidak mau melihat Ayah bekerja terlalu keras.” Kata Eun Ho
“Jangan
begitu... Itu bukan satu-satunya alasan. Jadi Begini.. jalan itu adalah jalan
menuju sekolahmu. Aku tidak seperti ayah yang lain, yang bisa memuluskan jalan
hidupmu, tapi setidaknya ayah ingin jalan yang kau lewati saat ke sekolah adalah
jalanan yang bagus dan indah. Jadi ayah merapikan trotoarnya dan menanaminya
dengan bunga.” Cerita Tuan Ra Eun Ho
berkaca-kaca mendengar ayahnya
“Ayah
ingin memastikan.. kau hanya melewati jalan yang berbunga sepanjang hidupmu,
tapi ayah hanya bisa.. menyediakan jalan yang pendek saja. Maaf.” Kata Tuan Ra.
“Berkat Ayah,
aku akan melewati jalan berbunga sekarang Ayah adalah yang terbaik.” Ungkap Eun
Ho lalu memeluk ayahnya. Tuan Ra kembali meminta maaf pada anaknya.
Dae Hwi
berjalan pulang berkomentar kalau Eun Ho sangat keren dengan bercerita Saat
masih kecil,merasa malu karena ibunya membuka salon. Jadi sering berbohong dan
bilang pada orang-orang kalau ibunya adalah guru. Nam Joo pikir Bisa dimengerti
karena dirinya juga berbohong.
“Tapi Eun
Ho.. tidak peduli dengan pandangan orang, dan memastikan ayahnya baik-baik
saja. Sebenarnya itu adalah yang seharusnya dilakukan.” Ucap Dae Hwi bangga.
“Dae
Hwi... Kau sebenarnaya sedang bicara dengan siapa sekarang? Kau terus berbicara
tentang Eun Ho. Tidak enak rasanya mendengarkanmu membicarakan dia.” Kata Nam
Joo. Dae Hwi pun meminta maaf.
“Tapi ini
Lingkungan tempat tinggalmu nyaman juga.” Kata Dae Hwi. Nam Joo berkata akan jalan
sendirian saja dari sini. Dae Hwi pun mengangguk setuju.
“Kau
tahu, hari ini hampir 200 hari sejak kita berpacaran.” Kata Nam Joo. Dae Hwi mengangguk
karena mengingatnya. Nam Joo pun berjalan sendiri lalu kembali berbalik melihat
Dae Hwi yang sudah pergi menjauh.
Guru Shim
berjalan melihat Petugas Han dijalan bagian bawah,lalu mengikutinya dengan membawa minuman
kaleng. Tae Woon berjalan dari arah berlawanan, bertabrakan dengan Guru Shim.
Guru Shim mengaku kalau perlu bicara
dengannya kalau akan ditanyai petugas Kementrian Pendidikan datang nanti. Tae
Woon mengaku tahu.
“Padahal
ini adalah kesalahan orang-orang dewasa di sini. Aku harusnya menolak sejak
awal.” Kata Guru Shim merasa menyesal
“Aku akan
bekerjasama, jangan cemas.” Ucap Tae Woon dan merasa sangat Panas sekali
menatap minum kaleng. Guru Shim pun memberikanya lalu mereka pun duduk bersama.
“Apa kau
kesal soal sesuatu?” tanya Guru Shim. Tae Woon mengaku Tidak tapi Ada sesuatu
yang mengganggunya.
“Aku
tidak punya perasaan khusus atau apa, tapi aku merasa ingin minum soda bersama”
kata Tae Woon.
“Dan
makan bersama.” Ucap Guru Shim. Tae Woon
mengaku ingin melihatnya walau sebentar. Guru Shim mengaku ingin bicara
dengannya.
“Kalau kau
menemukan sesuatu yang bagus, maka kau ingin berbagi dengannya. Kau ingin dia
menenangkanmu. Kau selalu ingin bersamanya lebih lama. Kau ingin melakukan..
bahkan hal-hal kecil sekalipun, bersamanya.” Kata Guru Goo datang. Keduanya
mengangguk membenarkan.
“Itulah
rasanya kalau menyukai seseorang.” Ucap Guru Goo. Tae Woon melonggo sampai
minuman jatuh seperti tak yakin.
Eun Ho
mengeluh karena harus belajar. Tapi ibunya memohon agar bisa sekali saja melakukan
karena ayah dan anak sulungnya, tak pernah ada ketika membutuhkanya.
“Ibu akan
berikan kau uang jajan tambahan. Ayolah. Sekali ini saja.” Kata Ibu Eun Ho
merayu. Eun Ho pun seperti senang menerima
Uang jajan tambahan. Ibu Eun Ho menyakinkan kalau akan memberikan uang
jajan yang banyak.
Eun Ho
dengan sepedanya pergi ke sebuah rumah dan menekan bel rumah, melihat rumah
yang luas dan juga terlihat orang kaya. Lalu ia kaget melihat Tae Woon yang
duduk di sofa, ternyata yang memesan ayam. Ia pun memastikan kalau ini rumah
Tae Woon.
“Memangnya
aku akan pesan ayam ke rumah orang lain?” ucap Tae Woon membayar ayamnya, Eun
Ho pikir sepertinya bisa saja begitu lalu berjalan pergi sambil mengejek orang
aneh. Tae Woon menegaskan kalau masih bisa mendengar.
“Hei..Bodoh...
Kuponnya.” Kata Tae Woon. Eun Ho pun memberikan kupon gratis sambil mengumpat
dan pergi.
“Bukankah
kuponnya terlalu biasa?” kata Tae Woon melihat kupon ditanganya.
Eun Ho
baru saja pulang, ibunya memberikan kantung lain karena da pelanggan yang
memesan jadi memang harusa mengantarnya. Eun Ho mengumpat kesal karena
membuatnya kerja bolak balik. Akhirnya
ia datang dengan menekan bel melampiaskan amarahnya.
“Kau
pasti sangat suka ayam.” Ejek Eun Ho. Tae Woon pikir sebelumnya pernah bilang
kalau benci ayam.
“Tapi
mengusilimu lumayan seru.” Kata Tae Woon dengan senyuman liciknya
“Kalau
kau mau mengusiliku lagi, maka kau akan mati. Jadi makan sajalah semua
ayam-ayam itu” ucap Eun Ho kesal. Tae Woon kembali meminta kupon lagi. Eun Ho
menegaskan agar Jangan pesan lagi.
“Bukankah
sudah kubilang padamu? Aku hanya punya 2 hobi, yaitu Naik motor Dan mengoleksi
kupon ayam.” Kata Tae Woon. Eun Ho makin mengumpat kesal Tae Woon yang Aneh
sekali.
“Kalau
aku dapat 10, dia harus datang ke sini sekali lagi, 'kan?” kata Tae Woon ingin
mengerjai kembali.
Eun Ho
kembali membawa ayam sampai di halaman memberikan ayam dan juga kupon, dengan
mengancam kalau Pesan saja sekali lagi, akan membunuhnya. Tae Woon menolak tapi
sudah dapat 10, menurutnya Sayang kalau tidak dipakai, dan sangat hemat.
“Tae
Woon... Mari kita bicara secara jujur dan terbuka. Kau.. benci padaku, 'kan?
Apa Kau suka menggangguku? Apa itu membuatmu bahagia?” ucap Eun Ho
“Hei. Aku
bukan anak-anak. Mengganggumu.. sangat menyenangkan! Sudah kubilang, 'kan?”
kata Tae Woon. Eun Ho terlihat sangat kesal memilih untuk pergi, Tapi Tae Woon
terlihat bahagi bisa melihat Eun Ho.
Tuan Hyun
baru pulang melihat ada ayam diatas meja, melihat anaknya berpikir kalau ingin makan
ayam. Tae Woon mengaku tidak suka ayam dan bergegas masuk kamar.
Eun Ho
datang ke parkiran dengan nada mengejek menyapa Tae Woon, kalau apakah sudah puas makan ayamnya
semalam. Tae Woon mengulang kalau benci ayam. Eun Ho pikir terusl saja membenci
ayam dan Jangan pernah pesan lagi.
“Sudah
kubilang... Masih ada 10 kupon yang ada padaku.” Kata Tae Woon. Eun Ho
mengumpat meminta agar Tae Woon mengembalikanya, Tae Woon memilih untuk segera
pergi dengan motornya.
Dae Hwi
dan Nam Joo pulang bersama. Nam Joo merasa senang karena tidak percaya mereka
sudah pacaran selama 200 hari. Dae Hwi mengaku seperti itu juga. Keduanya pun pamit pergi, Dae Hwi pun
berjanji akan menelpnya. Nam Joo berjalan keluar sekolah dengan banyak pria
yang menganguminya, Dae Hwi menatapnya dari belakang.
Nam Joo
menunggu di cafe tapi Dae Hwi tak datang dan berusaha menelpnya, tapi ponselnya
tak aktif. Akhirnya Nam Joo pun pulang
kerumah dikagetkan dengan Dae Hwi sudah ada didepan rumahnya dengan membawa
sebuket bunga dan juga hadiah.
“Apa yang
kau lakukan di sini? Dae Hwi, aku..” ucap Nam Joo gugup dan Dae Hwi memberikan
hadiah dan buket bunganya.
“Aku
tidak tinggal di sini. Ini hanya sementara. Sesuatu terjadi dan keluargaku.. sementara
tinggal di sini.” Kata Nam Joo berusaha menjelaskan.
“Nam Joo...
Aku sangat menyukaimu. Tapi kenapa kau terus membohongiku?” kata Dae Hwi tak
percaya dan berjalan pergi. Nam Joo terlihat kebingungan karena Dae Hwi
mengetahui latar belakang keluarganya yang selama ini ditutupi.
Dae Hwi
berjalan pulang sambil mengingat pertama kali Nam Joo yang memberikan minuman
diatas mejanya. Lalu Dae Hwi tanpa malu mengikat sepatu Nam Joo yang lepas. Nam
Joo hanya bisa tertunduk sedih. Esok
paginya, Keduanya bertemu dan saling menatap, sampai akhirnya Nam Joo memilih
untuk pergi.
Flash Back
Dae Hwi
menelp ke Perusahaan Transportasi Shingang. Sekertarisnya binggung karena
mencari Anak perempuan, karena bos mereka tidak punya anak perempuan. Keduanya
pun berjalan di arah yang berbeda. Bo Ra
terpaksa mengaku sebagai pelaku karena pasti kalah. Lalu ayah Eun Ho yang diam-diam berkerja sebagai kuli
bangunan.
“Kita semua.. Kita semua pernah berbohong. Untuk melindungi
sesuatu Atau menyembunyikan sesuatu. Dan.. kita harus menanggung konsekuensi dari
semua kebohongan itu.” Gumam Eun Ho.
Tae Woon
tersenyum bahagia karena Eun Ho yang bahagia melihat komentar. Lalu Ia ingin
mengelak dari jantungnya yang berdegup kencang, melepaskan ikat rambut Eun Ho. Ia
juga menjahili Eun Ho memesan ayam berkali-kali
“Kadang, ada banyak.. kejujuran
besar yang tersembunyi di balik kebohongan.. yang sebelumnya mungkin tidak kita
sadari. Kadang seperti itulah.”
Eun Ho
dan Tae Woon berjalan pulang, Eun Ho mengeluh dengan webtoonya ingin tahu
alasan X berbohong setelah menyelamatkannya. Tae Woon pikir itu karen si X tidak
bisa percaya. Eun Ho tak mengerti percaya dengan apa.
“Dia tidak
percaya tentang perasaannya sendiri.” Kata Tae Woon. Eun Ho pun bertanya Perasaannya
tapi apa itu. Tae Woon hanya menatap binggung.
Saat itu
tiba-tiba hujan turun dengan deras, keduanya mencari tempat berteduh. Tae Woon
merapihkan rambut Eun Ho yang basah. Tiba-tiba hujan juga turun dibawah pohon,
Tae Woon mengunakan tasnya agar mereka tak kehujanan.
Eun Ho
memberikan senyuman, Tae Woon menatap Eun Ho seperti berdegup dengan kencang,
tanganya menurunkan tanganya dan mulai mendekatkan wajahnya.
Bersambung
ke episode 9
wah kayaknaya mulai kissu nih heheheh
BalasHapusJreng jreng...... Sdh mulai masuk romanceNya ya wkwk . Next author
BalasHapusdari kisahnya .. akan lebih baik lagi jika akhirnya eun ho bersama tae woon ....
BalasHapus